IBADAH RAYA MINGGU, 31 MEI 2015
Tema :
JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
(Seri 07)
Subtema: HIDUP DALAM IMAN YANG
TERUJI
Shalom, selamat malam,
salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya
yang abadi, kita dimungkinkan pada malam ini untuk melangsungkan Ibadah Raya
Minggu disertai dengan kesaksian.
Biarlah kiranya pada
malam hari ini sabda Allah yang akan disampaikan boleh kita rasakan, dan menikmati
kasih-Nya malam ini, untuk memberikan kelegaan kepada kita, seperti pujian yang
kita naikkan tadi.
Saudaraku, pujian yang
kita naikkan itu bukan hanya suatu pernyataan kosong yang keluar dari mulut.
Tetapi pernyataan yang keluar dari mulut itu berasal dari hati yang tulus
ikhlas menyembah Tuhan, memuliakan Tuhan, supaya kita boleh merasakan kemuliaan-Nya,
sebab Tuhan bertakhta di atas pujian.
Segera kita kembali
memperhatikan firman penggembalan untuk Ibadah Raya Minggu mengenai sidang
jemaat di Laodikia dari Wahyu 3:14-22,
namun pembacaan ayat 17-18.
Wahyu 3:17-18
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan
apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang,
miskin, buta dan telanjang,
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau
membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi
kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan
ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya
engkau dapat melihat.
Saudaraku disini kita
perhatikan jemaat di Laodikia berkata; “Aku kaya dan aku
telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.”
Jemaat di Laodikia memperkayakan diri, mereka mengumpulkan harta di bumi
untuk memperkayakan dirinya, selanjutnya mereka tidak kekurangan apa-apa, berkecukupan
dalam segala sesuatu.
Makna dari perkataan jemaat di Laodikia ini menujukkan bahwa jemaat di Laodikia
bergantung kepada harta kekayaan, tidak lagi bergantung kepada Tuhan.
Tidak salah kalau seseorang memiliki harta kekayaan, tetapi jangan
bergantung kepada sesuatu yang tidak memberi kepastian/sesuatu yang tidak
memberi jaminan hidup yang kekal.
Lukas 12:13-15
(12:13). Seorang dari orang banyak itu berkata kepada
Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan
aku."
(12:14) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara,
siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas
kamu?"
(12:15) Kata-Nya lagi kepada mereka:
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
“Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” Sebab kekayaan itu tidak memberi
kepastian, jaminan keselamatan untuk hidup yang kekal.
Boleh memiliki harta, uang yang banyak, bahkan kedudukan jabatan yang
tinggi, kalau itu asalnya dari Tuhan, itu tidak salah, tetapi jangan bergantung
pada hal itu. Sebab Yesus berkata; “Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
Sebagai bukti...
Lukas 12:20-21
(12:20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang
bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil
dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
(12:21) Demikianlah jadinya dengan orang yang
mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan
Allah."
Saudaraku, di ayat sebelumnya orang kaya ini berencana
tentang sesuatu yang dia inginkan mengenai hartanya. Tetapi disini Tuhan berkata;
“Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga
jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah
itu nanti?”
Kesimpulannya; orang
kaya yang bodoh itu mati sia-sia, karena rupanya harta kekayaan tidak memberi
jaminan keselamatan, padahal sebelumnya dia sudah berencana.
Mari kita lihat
rencana itu dalam hatinya...
Lukas 12:16-19
(12:16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu
perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah
hasilnya.
(12:17) Ia bertanya dalam
hatinya: Apakah yang harus aku perbuat,
sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
(12:18) Lalu katanya: Inilah
yang akan aku perbuat; aku akan merombak
lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan
menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
(12:19) Sesudah itu aku
akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun
untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah,
makanlah, minumlah
dan bersenang-senanglah!
Dia kumpulkan harta di bumi bukan bertujuan untuk
memuliakan Tuhan tetapi hanya untuk; “beristirahatlah,
makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!”
Sehingga pada saat itu
Tuhan mengambil jiwanya dan hartanya tidak bisa dibawa mati, lalu kepada siapa harta
itu..?
Saudaraku, dimanakah letak kebodohan orang kaya tadi (orang yang
mengumpulkan harta di bumi untuk memperkaya diri) tertulis pada ayat 17, yaitu; “ia bertanya pada hatinya”, tidak bertanya kepada Tuhan.
Tidak mau bertanya kepada Tuhan sehingga harta dibumi yang dikumpukan
untuk memperkaya diri, tujuannya hanya untuk: “beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” Tujuannya
hanya untuk memuliakan diri sendiri bukan untuk memuliakan Tuhan. Berbahagialah
orang yang kaya di bumi tetapi kaya di surga karena ia mengerti ibadah dan
pelayanan.
Saudaraku, sekali lagi saya katakan; walaupun seseorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah bergantung pada kekayaan.
Dalam Matius 16 Yesus berkata
kepada 12 murid; apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, memiliki harta
yang banyak, tetapi harus kehilangan nyawanya / tidak memperoleh keselamatan
jiwa, itu tidak ada artinya. Mau dibawa kemana hartanya? Sebab, tidak ada orang
mati yang dapat menikmati hartanya.
Dalam Ibadah Pendalaman Alkitab di Serang dan Ibadah Raya Minggu tadi
pagi di Cilegon, saya mengingatkan sidang jemaat bahwa, beberapa hari yang lalu
saya mendengar berita; kalau tidak salah terdengar 4 kali bunyi sangkakala ditiupkan, di benua Amerika. Ini adalah kasih karunia bagi mereka.
Sesungguhnya, dalam kitab Wahyu; ada 7 meterai Allah dibukakan, sesudah
itu 7 sangkakala ditiup oleh 7 malaikat Allah, kemudian 7 cawan murka Allah/bokor
Allah dilemparkan ke atas bumi, tetapi disini kita melihat langsung terdengar suara
sangkakala sebanyak 4 kali. Memang bunyi sangkakala itu harus didengar oleh 4
penjuru bumi, bukan hanya benua Amerika saja. Tetapi, bagi saya Tuhan ijinkan
itu terjadi di sana, untuk memperingatkan benua Amerika, karena dosa makan minum
dan dosa kawin-mengawinkan (seks bebas), bukan hanya di Amerika tetapi di benua-benua
lain termasuk Asia juga sedang terpuruk dengan dosa itu.
Walaupun itu bukan bunyi sangkakala sesungguhnya, menurut saya itu
adalah pra sangkakala bagi anak-anak Tuhan yang ada di Amerika, untuk menyatakan
kemurahan-Nya bagi Amerika. Sejauh ini Amerika masih memberkati Israel, terlepas
dari banyaknya dosa.
Kalau sidang jemaat memperhatikan Isarel itulah ibadah dan pelayanan,
Tuhan masih memperhatikan dia. Jangan bergantung pada harta kekayaan, terhadap
harta, kedudukan, jabatan, jangan sampai tidak ingat Israel (ibadah pelayanan)!
Tuhan memperhatikan Amerika sampai hari ini terlepas dari dosa yang banyak
itu, Tuhan memperhatikan mereka. Sebab itu adalah janji fiman dari Allah kepada
Abraham, Abraham kepada Ishak, kemudian dari Ishak ke Yakub yaitu; “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau” (Kejadian 12:3, Kejadian 27: 29).
Yakub berganti nama menjadi Israel. Itulah doa berkat yang diterima Yakub
dari Ishak, ayahnya.
Ayo, berkati Israel, ingat ibadah dan pelayanan. Jangan bergantung pada
harta, karena itu yang membuat setiap orang susah, sengsara, menderita sampai memahitkan
hati.
Matius 6:19-20
(6:19). "Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat
dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
(6:20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di
sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta
mencurinya.
Carilah kerajaan surga, dimana ngengat dan karat tidak merusakkannya.
Perhatikanlah nasihat firman Tuhan; “Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi”, di bumi ngengat dan karat merusaknya, dan
pencuri membongkar serta mencurinya.
Yang pertama: Ngengat; itu musuh dari pada
pakaian.
Pakaian itulah kebenaran dari kasih Allah untuk menutupi ketelanjangan, kekurangan
dan dosa yang memalukan.
Yang kedua: Karat, musuh dari benda logam.
Dalam Yakobus 5: 3 dinyatakan bahwa, emas dan perakmu sudah berkarat.
Setahu saya benda logam seperti emas, perak tidak akan pernah berkarat. Emas
dan perakmu sudah berkarat, artinya; kesucian dan kebenaran diri sendiri
menimbulkan dosa.
Jadi karat adalah musuh dari pada benda-benda logam, seperti ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi melayani menurut hukum Taurat.
Yang ketiga: Pencuri membongkar serta mencurinya.
Dalam Injil Yohanes pencuri itulah si serigala, gambaran dari roh jahat.
Pencuri adalah musuh dari kawanan domba.
Pekerjaan serigala; menerkam dan mecerai-beraikan kawanan domba,
menjauhkan domba dari gembala.
Jadi kalau seseorang jauh dari ibadah dan pelayanan, itu tandanya ia
sedang dikuasai si serigala (gambaran dari roh jahat).
Inilah yang terjadi dan menimpa orang kaya yang bodoh itu, ia kumpulkan
harta bertimbun-timbun di bumi, seperti jemaat di Laodikia, tetapi ngengat,
karat di bumi merusak hartanya, serta pencuri membongkar dan mencurinya.
Pendeknya; orang kaya yang bodoh itu kehilangan hidup yang kekal.
Oleh sebab itu...
Matius 6:21
(6:21) Karena di mana hartamu berada, di situ juga
hatimu berada.
“Di mana hartamu berada, di situ juga
hatimu berada.”
Kalau kerajaan surga, perkara di atas / perkara rohani itulah ibadah dan
pelayanan menjadi harta kita, pasti
disitulah hati kita selalu. Tetapi, karena harta di bumi menjadi harta
seseorang, maka disitulah hatinya, jauh dari hati untuk mencintai Tuhan lewat
ibadah dan pelayanannya.
Pertanyaannya bagi kita sekarang, dimanakah posisi hati kita
masing-masing, apakah pada harta di sorga atau di bumi? Jawablah dalam hati masing-masing
dalam hati saudara, dalam roh, saat ini juga sebab hubungan kita dengan Tuhan tidak
dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Yang terpenting kumpulkan harta di surga, tiga musuh tidak ada di sana.
Mengumpulkan harta di surga = mencari kerajaan surga dimana di dalamnya
terdapat kebenaran.
Matius 6:31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami
pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya
itu.
(6:33) Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.
Sebelum kita pikirkan, Tuhan lebih
tahu apa yang menjadi kebutuhan kita hari ini, besok, lusa dan seterusnya. Yang
terpenting adalah; “carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Inilah yang saya syukuri setelah saya
menerima panggilan Tuhan. Dulu saya menolak panggilan menjadi hamba Tuhan, bertahun-tahun
lamanya. Saya di desak oleh orangtua saya untuk menjadi hamba Tuhan, tetapi
saya berkata; kenapa harus saya? Orang tua saya berkata; karena kamu adalah
anak sulung / pertama. Saya punya adik, dia pandai bicara, kalau berkhotbah
pasti dia pandai bisa menyatukan langit dengan bumi, sedangkan saya tidak.
Tetapi rupanya Tuhan tidak memanggil
yang pandai, sesuai dengan 1 Korintus
1:27 “ Tetapi apa yang bodoh bagi
dunia, dipilih Allah untuk memalukan
orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan apa yang kuat”.
Jadi rencana manusia bukan rencana
Tuhan, pemikiran manusia bukan pemikiran Tuhan. Tetapi, rencana dan pemikiran
Tuhan harus menjadi rencana dan pemikiran manusia! Jangan di putar balik!
Matius 6:34
(6:34) Sebab itu janganlah
kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Sebab itu, jangan kuatir hari esok,
karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.
Jadi, kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari, kesusahan hari esok, ya untuk hari esok. Kesusahan hari ini saja kita
harus berjuang dengan segenap hati jiwa dan kekuatan untuk mengasihi Tuhan,
lantas mau memikirkan kesusahan hari esok? Mau jadi apa kita? Kekuatan kita
terbatas, kembalilah kepada firman Tuhan; “kesusahan
sehari cukuplah untuk sehari." Kiranya dapat diperhatikan dengan baik.
Matius 6:27
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan
sehasta saja pada jalan hidupnya?
Tidak ada seorangpun oleh karena
kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya. Tidak ada!
Tidak ada seorangpun oleh karena kekuatirannya yang besar, lalu ada jalan
keluar.
Yang memberi jalan keluar hanyalah
Tuhan, jangankan jalan keluar untuk hari ini, jalan keluar untuk satu hasta
saja tidak ada, oleh karena kekuatiran. Sebaliknya Tuhan memberi jalan keluar
bukan hanya sehasta saja tetapi untuk selama-lamanya. Sebaliknya, tidak ada seorangpun
manusia menambahkan sehasta pada jalan hidupnya, oleh karena kekuatiran. Sehata
±45 cm.
Tuhan mampu memberi jalan keluar
lebih dari sehasta, berarti lebih dari apa yang kita pikirkan. Langkah manusia
itu hanya kurang lebih sehasta (±45 cm), karena tidak ada manusia yang
melangkahkan kakinya sepanjang satu meter. Kalau ada orang yang berjalan satu
meter, aneh melihatnya.
Oleh sebab itu, sungguh-sungguh dan
menyerahkan diri kepada Tuhan, jangan mempertahankan kebodohan, cepat mati,
cepat bangkit. Sebetulnya kematian itu tidak lama cuma tiga hari saja yang
membuat lama adalah; kekerasan hati yang masih dipertahankan dan mengandalkan
kekuatan dan pemikiran manusia.
Saya bersyukur dan beruntung karena
Tuhan sudah memanggil dan memilih saya untuk melayani. Tetapi tidak berhenti
sampai disitu, harus berlanjut dengan setia dan sampai garis akhir.
Garis akhir artinya;
-
Sampai Tuhan datang pada kali kedua.
-
Sampai nafas akhir / dipanggil oleh Tuhan.
Kembali kita memperhatikan sidang
jemaat di Laodikia...
Wahyu 3:17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak
tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin,
buta dan telanjang,
Ketika jemaat di Laodikia memperkaya
diri sampai tidak kekurangan apa-apa menurut pemikiran mereka, tetapi tanpa disadari,
dihadapan Tuhan sidang jemaat di Laodikia;
1.
Melarat, malang, miskin.
2.
Buta.
3.
Telanjang.
Itulah kalau mengumpulkan harta di
bumi untuk memperkaya diri.
Banyak orang Kristen di luaran sana
seperti ini, bukan hanya yang Kristen yang non Kristen juga banyak yang
mengumpulkan harta di bumi, padahal
dimata Tuhan mereka; melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.
Oleh sebab itu, anak Tuhan kalau memiliki
harta kekayaan, tidak boleh bermegah, tidak boleh sombong! Dari Tuhan, untuk
Tuhan dan kembali ke Tuhan. Kita ini hanya sarana untuk mengasihi Tuhan.
Kalau saya hidup untuk diri sendiri,
saya kira berkat yang saya terima cukuplah. Tetapi tidak, saya harus berbagi.
Karena gereja kita membagi-bagi majalah kepada hamba-hamba Tuhan, maka otomatis
pemikiran mereka; “... Pdt. Daniel adalah
orang kaya...” Ya sudah itu adalah pemikiran mereka, iman mereka. Sehingga,
sekali waktu hamba Tuhan telepon, brur, isteri saya sakit, sekali waktu ada pembangunan gereja, sekali
waktu ada pembelian jenset dan lain-lain.
Karena saya mengumpulkan harta di
surga, Tuhan memelihara hidup saya. Coba seandainya saya hidup dalam kekuatiran
yang mencekam, jangankan jalan keluar, saya tidak bisa menambahkan sehasta
jalan hidup saya.
Keterangan:
Yang pertama: Melarat, malang, miskin.
-
Melarat; tidak mengalami faktor keberuntungan, selalu mengalami
kesusahan, kesedihan.
-
Malang berarti; celaka.
-
Miskin; tidak punya apa-apa.
Yang kedua: Buta.
Matius 6:22
(6:22) Mata adalah pelita
tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
“Mata adalah pelita tubuh”; kalau mata baik, maka teranglah
seluruh tubuh.
Seperti apa mata yang baik? Mata yang baik adalah mata yang senantiasa
memandang perkara-perkara di sorga, di atas. Mata hanya tertuju kepada Tuhan
saja, itulah mata yang baik, sehingga teranglah seluruh tubuh.
Sebaliknya...
Matius 6:23
(6:23) jika
matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika
terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu
“Jika matamu jahat, gelaplah seluruh
tubuh.”
Apa yang disebut mata yang jahat? Mata yang jahat adalah mata yang
selalu tertuju pada perkara di bawah itulah perkara lahiriah, perkara di dunia,
termasuk pada harta kekayaan. Sedikitpun matanya tidak tertuju pada perkara di
atas, sehingga seluruh tubuh menjadi jahat.
Tidak cukup sampai disitu, disini juga dikatakan; “jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Saudaraku, ada orang melarat, malang, miskin tetapi tidak buta. Sidang
jemaat di Laodikia sudah melarat, malang, miskin ditambah buta, berarti ;betapa
gelapnya kegelapan itu, tidak bisa lagi dibayangkan.
Perhatikanlah firman Tuhan, baik kecil, remaja, orang tua semua
perhatikan firman Tuhan! Supaya kita diberkati oleh Tuhan. Supaya kita pulang
tidak sama ketika kita datang, kita datang dalam segala permasalahan, tetapi pulang
Tuhan menolong kita, asalkan kita mau menghargai firman Tuhan. Sejauh mana kita
menghargai ibadah dan pelayanan (Israel), sejauh itulah Tuhan memberkati dan
memberi jawaban atas setiap permasalahan.
Yang ketiga: Telanjang.
Telanjang berarti; terlihat segala
kekurangan, kelemahan, dosa kejahatan dan dosa kenajisan yang sangat memalukan.
Saudaraku,
-
Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden hanya satu tujuan yaitu; untuk mengusahakan
taman Eden, itu saja.
-
Kita juga diciptakan oleh Tuhan, sebagai mana kita ada pada malam hari
ini tujuannya hanya satu; dibawa ke taman Eden, taman Tuhan, untuk mengusahakan
ibadah dan pelayanan ini.
-
Bangsa Israel dibebaskan dari Mesir dibawa ke Tanah kanaan juga dengan
satu tujuan; beribadah dan melayani Tuhan.
Itulah tujan kita ada di taman Eden,
di rumah Tuhan, di kebun anggur Tuhan, jangan diputar balik dengan pengertian
sendiri.
Ada yang harus diperhatikan saat
berada di taman Eden, mengusahakan taman Eden yaitu; berpegang kepada
ketetapan Tuhan, artinya mengikuti aturan-aturan yang Tuhan sudah tetapkan.
Jadi kalau kita mengikuti ibadah dan pelayanan,
harus mengikuti aturan-aturan yang ada di dalamnya.
Sebagai contoh: Tuhan berkata kepada
Adam dan Hawa; "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya. Ini aturan yang harus diikuti dan dipatuhi mereka. Tetapi rupanya mereka
tidak mampu mengikuti aturan dan ketetapan yang Tuhan sudah tentukan, sehingga
mereka menjadi telanjang.
Melanggar hukum Allah itu dosa. Sekalipun
Adam & Hawa tidak mengenakan pakaian, mereka tidak menyadari bahwa mereka
telanjang, tetapi setelah mereka melanggar hukum Allah, jatuh dalam dosa,
mereka menjadi telanjang, berarti; dosalah yang membuat seseorang telanjang
dihadapan Tuhan.
Hidup ini tidak boleh sembarangan,
tidak boleh murahan seperti orang yang di luaran sana. Harus selalu menuruti
aturan firman Tuhan baik ditengah-tengah ibadah pelayanan ataupun di luar ibadah.
Kita dipanggil, dipilih untuk
melayani, menjadi imam. Imamat kudus tujuannya; mempersembahkan persembahan
rohani, supaya hidup kita berkenan kepada Allah (1 Petrus 2: 5).
Setelah kita melihat betapa dalamnya
sidang jemaat di Laodikia jatuh dalam dosa, betapa dalamnya kegelapan itu
menguasai sidang jemaat di Laodikia ini, Tuhan masih memberi jalan
keluarnya....
Jalan
keluarnya.
Wahyu 3:18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau
membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan
dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan
ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak
untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Tuhan menasihatkan jemaat di Laodikia
supaya membeli tiga perkara dari
Tuhan, yaitu kekayaan surgawi.
Tentu nasihat ini bukan hanya kepada
jemaat di Laodikia tetapi juga kepada kita semua, kepada sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, bahkan kepada
saudara-saudara kita yang mengikuti firman penggembalaan (anak-anak Tuhan yang
tergembala) di dalam maupun di luar negeri.
Membeli artinya; memperoleh sesuatu
melalui penukaran / pembayaran harga.
Kesimpulannya; ada harga yang harus
dibayar / bayar harga.
Saudaraku, ikut Tuhan memang harus
bayar harga itulah; sangkal diri dan
pikul salib.
Matius 16:24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia
akan memperolehnya.
Harga yang harus dibayar untuk
mengikuti Tuhan adalah; sangkal diri
dan pikul salib.
Sangkal diri berarti; tidak mengakui kebenaran diri sendiri, kesucian
diri sendiri, tidak mengakui segala sesuatu yang dimiliki / tidak bermegah dalam
segala sesuatu, tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu, sehingga orang
yang semacam ini terlihat bodoh di mata dunia, tetapi tidak bagi Tuhan; orang
yang semacam ini adalah orang yang bijaksana. Justru orang yang menggunakan
trik dan intrik (mengandalkan kekuatan) adalah orang bodoh bagi Tuhan.
Tidak mengapa apabila karena ikut
Tuhan / sangkal diri dan pikul salib kita terlihat bodoh, yang penting nama
Tuhan dimuliakan di dalam hidup, di dalam tubuh, di dalam jiwa dan roh kita,
hati, pikiran dan perasaan kita, itu yang terpenting.
Untuk apa terlihat hebat, sepertinya
bersuasanakan kebangkitan, tetapi kebangkitan palsu?
Kalau kematian seseorang benar pasti
kebangkitannya benar dan kemulian-Nya benar.
Dalam kitab Amsal dikatakan; Ada
orang merasa diri kaya tetapi miskin. Inilah kebangkitan palsu, tidak lama
habis.
Masuk dalam pengalaman kematian
berarti; daging tidak bersuara lagi.
Pikul salib. Salib harus dipikul di atas pundak.
Tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada seseorang harus dipikul. Sebagai
seorang isteri, suami, anak, apa tanggung jawabnya yang Tuhan percayakan? Itu
harus dipikul. Sebagai seorang imam di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada
Tuhan apa yang dipercayakan Tuhan, apa yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan
Tuhan, harus dipikul, jangan lari.
Tuhan sudah memberikan ibadah dan
pelayanan di tengah-tengah kandang pengembalaan ini dan saya sebagai seorang
gembala harus memikulnya. Itulah tanggung jawab saya.
Tanggung jawab seorang gembala adalah
menggembalakan sidang jemaat, berarti; memberi makan dan minum kawanan domba
dalam kandang penggembalaan, sesuai dengan tiga macam alat yang ada dalam
ruangan suci, yaitu;
-
Meja roti sajian, tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, berarti domba-domba diberi makan rumput.
-
Pelita emas, tekun dalam Ibadah Raya Minggu, berarti domba-domba diberi minum.
-
Mezbah dupa, tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan, berarti domba-domba diberi nafas hidup, sebab doa adalah nafas
hidup. Tidak ada doa tidak ada nafas. Apabila leher dipenggal atau dicekik maka
seseorang tidak ada nafas, oleh sebab itu tundukkanlah kepala dan gunakanlah
leher untuk menyembah Tuhan.
Jadi, saya harus melayani Serang dan
Cilegon masing-masing tiga macam ibadah, inilah tanggung jawab saya.
Imam-imam juga punya tanggung jawab
sendiri yang harus dipikul.
Inilah syarat melayani Tuhan, mengikuti
Tuhan. Ada harga yang harus dibayar.
Kalau mendengar firman tetapi keras
hati, tidak ada artinya, melayani Tuhan tetapi tidak mau bayar harga, tidak ada
artinya, percuma.
Sekali lagi saya katakan; jangan bergantung
kepada harta kekayaan yang saudara punya, ikut Tuhan tidak begitu ukurannya.
Matius 16:26
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia
tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti
nyawanya?
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi
kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti
nyawanya?”
Harus bayar harga, keselamatan tidak
ada kaitannya dengan harta, sekalipun dia memiliki dunia ini.
Jangan kait-kaitkan harta dengan
pelayanan, tidak ada artinya. Ikut Tuhan, melayani Tuhan tetap harus bayar
harga. Belilah sesuatu yang berharga, itulah harta yang berasal dari Tuhan.
Ayo belilah malam ini, bayar harga
untuk Tuhan. Karena Tuhan sudah terlebih dahulu membayar lunas hutang dosa saya
dan saudara, bukan dengan emas dan perak tetapi dengan darah yang mahal,
sehingga kita menjadi milik kepunyaan-Nya.
Oleh sebab itu, kalau hati kita jauh
dari Tuhan itu salah, karena kita adalah kepunyaan Allah. Kita sudah dibeli dan
ditebus oleh darah Yesus, lalu seenaknya tidak beribadah, seenaknya tidak
mengasihi Tuhan, andaikata Tuhan manusia mungkin Tuhan berkata; “siapa kamu???!!!! Kok seenaknya saja
menjauh dari Tuhan.”
Saudaraku, tidakkah engkau menangis melihat
Tuhan dengan kasih-Nya yang menyentuh hati kita di atas kayu salib, darah-Nya
tercurah untuk menebus dosa kita.
Pertanyaannya; APA YANG HARUS DIBELI JEMAAT
LAODIKIA DARI TUHAN?
Yang pertama; emas
yang telah dimurnikan dalam api.
Menunjukkan tentang iman yang sudah
teruji.
Tanda dari kehidupan iman.
1 Petrus 1:3-4
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus,
yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan
kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
(1:4) untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang
tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi
kamu.
“Yang
karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan
Yesus Kristus dari antara orang mati.”
Jadi, harus dilahirkan kembali oleh
kebangkitan Yesus Kristus yang penuh pengharapan untuk menerima suatu bagian
yang tersimpan di surga.
Ketika seorang anak dilahirkan (bahasa
dunianya brojol), anak itu sudah mewarisi dosa, itulah yang disebut dosa
turunan. Oleh sebab itu, jangan ada yang berkata; “malaikat kecilku”, karena anak yang baru lahir sudah mewariskan
dosa.
Dalam kitab Roma dikatakan; sekalipun
seorang anak tidak pernah melakukan dosa seperti yang dilakukan Adam, tetapi
dosa itu telah diwariskan kepada anak itu.
Tetapi, kita tidak perlu menyalahkan
Adam, karena Allah telah memberikan Adam yang kedua, itulah Yesus Kristus, sehingga
oleh kuasa kebangkitan-Nya (baptisan air), kita dilahirkan kembali, supaya kita
memiliki pengharapan yaitu; memperoleh suatu
bagian yang tersimpan di surga = mendapat bagian dari kekayaan surgawi.
Tadi, kalau seseorang mengumpulkan
harta di bumi untuk memperkaya diri, musuhnya ada tiga; ngengat, karat dan
pencuri.
Sifat dari kekayaan sorgawi.
-
Tidak dapat binasa berarti; hidup kekal.
-
Tidak dapat cemar = tidak dapat dipengaruhi oleh
hal-hal yang tidak suci / dosa.
Pemikiran pendek
mudah sekali dipengaruhi dosa, baik di rumah, di sekolah, di tempat bekerja, di
tempat kuliah, dimana saja. Tetapi kalau pemikirannya panjang, memiliki pandangan
nubuatan/pandangannya jauh ke depan yaitu; kerajaan surga, supaya ia mendapat
bagian dari harta kerajaan surgawi, pasti tidak dapat cemar dan tidak mudah
dipengarhui dosa.
Yang mudah jatuh
dalam dosa, malam ini kita kembali dioperasi oleh pedang yang tajam itulah firman
Allah yang menusuk amat dalam untuk menyucikan dosa yang tidak terlihat oleh
mata manusia.
-
Yang tidak dapat layu = tidak mengalami musim kekeringan.
Kenapa layu?
Karena kering. Sekalipun dunia mengalami resesi / krisis moneter, tetapi anak-anak
Tuhan tidak akan pernah mengalami kekeringan, dan itu sudah saya rasakan. Harga
dolar silahkan naik, sehingga nilai rupiah menjadi lemah, tetapi bagi anak-anak
Tuhan hal itu tidak mempengaruhi, karena Tuhan yang membela, memelihara,
melindungi dan memberkati anak –anak
Tuhan. Berkat anak Tuhan bukan dari ukuran dunia ini.
Saudaraku, dunia
ini akan menuju kepada kehancurannya, dunia ini tidak akan lebih baik, jadi,
jangan mengharapkan sesuatu yang tidak pasti, yang berasal dari dunia ini.
Lihat saja keadaan dunia saat 10 atau 20 tahun yang lalu, berbeda dengan saat
ini. Sekarang tidak ada lagi tempat yang nyaman. Mau bersembunyi di gunung? Gunung meletus,
bersembunyi di goa, goanya bergeser. Lalu, kita mau kemana untuk berlindung? Kepada
pemerintah dunia? Pemerintah juga tidak memiliki kuasa, mereka tidak bisa
melindungi dirinya sendiri. Gempa bumi terjadi dimana-mana, tsunami, bangsa
bangkit melawan bangsa.
Dengan kejadian
semacam ini, kalau masih ada anak-anak Tuhan yang sudah mengerti firman, namun tetap
merasa nyaman dizonanya, engkau bodoh sekali, dunia akan menuju kehancurannya, tetapi
kok nyaman dengan harta?
1 Petrus 1:6
(1:6) Bergembiralah
akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika
harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Karena kita ingin mendapatkan bagian
dari harta di surga maka perhatikanlah; “Bergembiralah
akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan.”
Bergembiralah dan bersukacitalah
selalu di dalam Yesus Kristus, demi tujuan akhir hidup, demi harta di surga. Sekalipun
banyak menghadapi ujian dan cobaan, ujian yang satu belum selesai, ujian lain
datang, tetaplah bergembira.
Sebetulnya saya berharap sekali,
supaya adik saya beribadah kepada Tuhan, jangan gunakan alasan ini itu untuk
menghindar dari ibadah. Padahal, ibadah itu untuk kepentingan dirinya sendiri,
kalau beribadah Tuhan akan memberi jalan keluar.
Amsal berkata, kekayaan dari kekuatan
tidak memperkaya orang, kekayaan datangnya dari Tuhan.
1 Petrus 4:12-13
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai
ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah,
sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada
waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu
sebagai ujian, tetapi bersukacitalah, bergembiralah karena kita sudah
mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, yaitu ibadah dan pelayanan (harta
sorgawi). Jangan berbahagia karena mendapat bagian yang bukan berasal dari
salib Kristus!
Kebanggaan orang dunia dengan
kebanggaan anak-anak Tuhan berbeda. Dan keberadaan orang dunia dengan
keberadaan anak-anak Tuhan juga berbeda dihadapan Tuhan.
Tidak usah heran dan tidak usah
dibesar-besarkan, apabila ada nyala api siksaan datang sebagai ujian. Tetapi,
bersukacitalah karena kita mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, salib
Kristus / memikul salib / memikul tanggung jawab di tengah-tengah ibadah dan
pelayan. Itulah sukacita kita. Jangan lagi bersukacita dari apa yang disuguhkan
oleh dunia, jangan lagi nikmati itu, itu kepalsuan.
Tetaplah bergembira ditengah-tengah
ibadah dan pelayanan, memikul salib, supaya nanti kita juga merasakan sukacita
pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya, pada waktu Ia datang pada kali yang
kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria surga.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena hikmat
Tuhan. Sebaliknya, hikmat dunia membodoh-bodohi kita.
1 Petrus 4:1
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan
badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian,
--karena barangsiapa telah menderita
penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa
Perhatikan saudaraku, “Jadi, karena Kristus telah menderita
penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran
yang demikian.”
Jangan lagi mempersenjatai diri dengan
pikiran-pikiran yang lain-lain. Tetapi, biarlah kita mempersenjatai pemikiran
kita; bahwa Yesus telah menderita dan mati di atas kayu salib.
Alasannya; karena barangsiapa
menderita badani ia berhenti berbuat dosa.
Salib membuat kita berhenti berbuat
dosa, salib Kristus membuat kita bertobat.
Bertobat artinya; berhenti berbuat
dosa dan jangan mengulanginya lagi.
1 Petrus 4:2-3
(4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan
menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan
untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah
hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan
minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Kalau kita bertobat berhenti berbuat
dosa, maka kita tidak lagi mempergunakan waktu / kesempatan yang ada ini untuk
memuaskan hawa nafsu.
Sudah terlalu lama kita mempergunakan
waktu ini dengan cara-cara orang dunia, orang-orang di luar Tuhan. Oleh sebab
itu, jangan lagi sia-siakan waktu yang masih ada ini.
Semakin banyak menyia-nyiakan waktu
yang ada, maka waktu yang tersisa semakin sempit, banyak waktu saja kita
kelabakan mengubah sikap, apalagi jika waktu itu yang ada sangat sempit, lalu
kapan lagi kesempatan bagi kita untuk bertobat?
Umur dunia sudah tinggal sedikit
lagi, oleh sebab itu jangan anggap enteng pemberitaan firman pada malam ini.
Telah cukup banyak waktu dipergunakan
untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah, antara lain; hidup
dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan,
kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bertobat.
Sehingga ketika pertobatan itu
terjadi...
1 Petrus 4:4
(4:4) Sebab itu mereka
heran, bahwa kamu tidak turut
mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang
sama, dan mereka memfitnah kamu.
Sehingga ketika pertobatan itu
terjadi ; orang-orang dunia, orang yang di luar Tuhan akan heran melihat kita,
karena kita tidak turut mencemplungkan diri dalam kubangan ketidaksenonohan yang
sama itu.
Setelah saya masuk sekolah Alkitab
dan menjadi hamba Tuhan, tidak kembali lagi ke dunia, pada tahun 2001 saya
masuk ke provinsi Banten, teman-teman / orang-orang yang mengenal saya, yang tahu
persis keberadaan saya terheran-heran, karena saya berhenti merokok, berhenti minum-minuman
keras dan lain-lain, mereka terheran-heran melihat saya sudah berbeda.
Warna kita di dalam Tuhan sudah
berbeda, warna kita sudah berkemilauan karena penuh dengan cahaya kemuliaan
Allah.
Tampilan anak-anak Tuhan berbeda dengan
tampilan orang dunia, baik cara bicara, cara berpakaian, berbeda. Di dalam
Tuhan pakaiannya sederhana, tidak perlu malu, yang penting rapih.
Kalau orang dunia bicara; “elu”, “gue”
baik yang tua atau pun yang muda. Tetapi di dalam Tuhan, kepada orang yang
lebih tua; kita sebut abang atau kakak, kepada orang yang lebih muda; adik.
Coba saja berdoa Bapa Kami menggunakan
bahasa betawi; “bapa gue yang di surge di
kuduskanlah nama lu, datanglah kerajaan lu, jadilah kehendak lu di bumi seperti
di surge....” tidak sopan.
Sebetulnya hidup ini sederhana, yang
membuat susah adalah; pemikiran sendiri, tabiat daging yang belum dibereskan /
belum bertobat.
1 Petrus 1:7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih
tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan
api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada
hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Jadi, maksud dari semua penjelasan yang
di atas tadi dikatakan;
- dengan rela mau menanggung penderitaan seperti Yesus mati di atas kayu salib / mengalami aniaya karena firman
- tidak mencemplungkan diri dengan kubangan ketidaksenonohan itu.
Berarti menunjukkan bahwa; iman itu telah teruji itulah yang disebut kemurnian iman / hidup dalam iman yang dimurnikan.
Iman yang teruji, lebih kuat dan lebih teguh, yang jauh lebih tinggi nilainya dari emas yang dimurnikan dalam api.
- dengan rela mau menanggung penderitaan seperti Yesus mati di atas kayu salib / mengalami aniaya karena firman
- tidak mencemplungkan diri dengan kubangan ketidaksenonohan itu.
Berarti menunjukkan bahwa; iman itu telah teruji itulah yang disebut kemurnian iman / hidup dalam iman yang dimurnikan.
Iman yang teruji, lebih kuat dan lebih teguh, yang jauh lebih tinggi nilainya dari emas yang dimurnikan dalam api.
Inilah maksud dari semua itu, dengan
kata lain kita telah membeli emas yang dimurnikan oleh nyala api. Saya sudah
uraikan tadi di atas semuanya. Jadi sudah ketemu jawabannya. Ayo, belilah emas
yang telah dimurnikan itu.
Sehingga; “kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari
Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.”
Tuhan baik kepada kita, Tuhan
mengajari kita untuk membeli emas yang dimurnikan itu. Belilah dan bayarlah
harganya. Untuk memperoleh sesuatu yang berharga ya harganya pun mahal.
Belilah emas yang dimurnikan dalam
api itu, sampai kita betul-betul membuktikan kemurnian iman dihadapan Tuhan.
Kesusahan setiap orang Tuhan tahu,
tetapi bayarlah dulu harganya dihadapan Tuhan.
Saya tidak tahu apa yang terjadi pada
saya kalau saya tidak dipanggil, dipilih menjadi hamba Tuhan, mungkin hidup
saya sudah rusak dan tidak berarti, seperti orang di luaran sana. Tetapi puji
Tuhan, saya diberkati, dipelihara oleh Tuhan. Asal ada makanan, pakaian,
cukuplah, itu yang memelihara hidup. Orang yang banyak uang, oleh karena kekuatiran
tidak dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya. Tetapi, manakala kita
mengalami jalan buntu, Tuhan ada disana, saat menghadapi ujian Tuhan ada
disana, Dia memberi jalan keluar dan kelegaan.
Pada Minggu yang akan datang saya
akan lanjutkan kembali tentang; belilah emas yang telah dimurnikan dalam api.
Terpujilah Tuhan kekal sampai selamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment