IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 29 MEI 2015
“KITAB MALEAKHI”
Subtema: IMAMAT KUDUS MEMPERSEMBAHKAN PERSEMBAHAN ROHANI
Shalom, selamat malam, salam sejahtera, salam
dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat beribadah dan
melayani Tuhan.
Kiranya Tuhan mengindahkan hidup kita dan ibadah
ini, berarti ibadah ini mengandung janji. Hari-hari ini adalah hari-hari
terakhir dimana Tuhan sudah tidak lama lagi akan datang untuk kali yang kedua
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Kita perhatikan sekarang, kasih sudah
menjadi dingin, tidak peduli agama, berlagak tahu, dan lain sebagainya.
Kemudian saya mendengar berita bahwa ada
terdengar bunyi sangkakala di benua Amerika, dan para ilmuwan mengatakan bahwa
itu adalah proses karena terjadi sesuatu hal pada bumi. Tetapi entah itu proses
atau bukan, kita perhatikan firman Tuhan, kalau pohon ara sudah bertunas dan
rantingnya mulai melembut itu tanda bahwa kedatangan Tuhan tidak lama lagi.
Memang kedatangan Yesus Kristus untuk kali
yang kedua persis seperti zaman Nuh dimana orang-orang dengan bebas berbuat
dosa makan minum dan dosa kawin dan
mengawinkan dan pada saat itu orang banyak mengatakan bahwa Nuh adalah orang
gila karena membuat bahtera di atas gunung. Tetapi pada saat air bah itu datang
dan menghukum mereka, orang banyak itu tidak bisa lari dari hukuman itu,
kecuali; delapan jiwa.
Jadi dalam kurun waktu 200 tahun di mulai
dari zaman Set dan Enos hanya delapan jiwa saja yang selamat. Memang yang masuk
dalam kerajaan surga itu sedikit.
Sampai pada malam ini Tuhan menyatakan
kasih-Nya dengan gamblang supaya kita sekaliannya tidak tergelincir, Tuhan
memberi kekuatan di dua kaki kita ini, untuk berjalan dan melangkah bersama
dengan Kristus. Kita patut bersyukur untuk itu.
Kembali kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 3 :18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik,
antara orang yang beribadah kepada Allah dan
orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang
fasik antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah
kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Saudaraku, saat ini kita tidak dapat menunjukkan bahwa
ibadah kita lebih benar dari pada ibadah orang lain, tetapi saya mau katakan;
bahwa kita harus bersyukur kepada Tuhan bahwasanya sejauh ini kita telah
digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel yang
disebut juga firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk membawa kita
masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin
perempuan sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini,
menjadi milik kesayangan-Nya/harta kesayangan-Nya. Sesuai ayat 17: Mereka akan menjadi
milik kesayangan Tuhan pada hari yang disiapkan-Nya. Sampai hari ini Tuhan
tidak berhenti bekerja, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang
menyediakan/menyiapkan tempat sebanyak jiwa yg akan diselamatkan.
Sekali lagi kita patut bersyukur karena telah
digembalakan oleh pengajaran mempelai yang tiada duanya itu.
Mari kita lihat lebih lagi tentang ibadah....
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
“Latihlah dirimu beribadah!” ini adalah pesan Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohani yang
dikasihinya. Pesan ini tentu juga ditujukan kepada kita sekalian pada malam ini.
Biarlah kita terus melatih diri untuk
beribadah, jangan seperti orang di luaran sana yang hatinya jauh dari Tuhan, yang
menganggap bahwa ibadah itu hanyalah sampingan, sebab bagi mereka pekerjaan dan
segala akivitas di dunia ini adalah yang lebih utama.
Syarat untuk melatih diri beribadah:
“Menjauhkan diri dari takhayul-takhayul dan dongeng nenek-nenek tua” = menjauhkan diri dari firman yang
ditambahkan.
2 Petrus 1:16
(1:16) Sebab
kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami
memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja,
tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
Rasul Petrus memberitakan tentang kuasa dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja / Rasul Petrus tidak
memberitakan firman yang ditambahkan itulah pemberitaan firman yang disertai dengan
dongeng nenek-nenek tua dan cerita-cerita isapan jempol.
-
Memberitakan
kuasa artinya; memberitakan tentang salib / pengorbanan Yesus Kristus.
-
Memberitakan
kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja berarti; menyampaikan Firman
Pengajaran Mempelai, yang membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Memang kedatangan Tuhan Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya
adalah sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga, bukan untuk mengadakan mujizat
atau kesembuhan (Wahyu 19:6-9).
2 Petrus 1:19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.
Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita
yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur
terbit bersinar di dalam hatimu.
Rasul Petrus terlebih dahulu diteguhkan dan
diyakinkan oleh firman para nabi / firman nubuatan.
Tugas seorang nabi adalah bernubuat, berarti;
membangun, menghibur, menasihati, dengan kata lain menyelidiki, mengoreksi
segala sesuatu yang terkandung dalam hati = menyingkapkan segala sesuatu yang
terselubung.
Inilah kekuatan dari pada rasul Petrus di tengah-tengah
pemberitaan Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Saudaraku, memperhatikan firman para nabi /
firman nubuatan, sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat
yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur bersinar di dalam hati.
Berarti; firman nubuatan melepaskan seseorang
dari kegelapan dan dibawa kepada terang-Nya yang ajaib. Selanjutnya, bintang
timur bersinar dalam hati artinya; Yesus Kristus mejadi Raja dan bertakhta di
dalam hati.
2 Petrus 1:20-21
(1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh
ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
(1:21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang
berbicara atas nama Allah.
Perlu untuk diketahui; firman para nabi tidak
boleh ditafsirkan menurut kehendak manusia, tetapi harus oleh dorongan Roh
Kudus, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia.
Dalam 1
Petrus 1:10-11 dikatakan; seorang nabi harus terlebih dahulu meneliti firman dengan pimpinan Roh Kudus dalam kitab
suci, barulah ia menyampaikannya.
2 Petrus 2:1-3
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat
Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang
membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian
segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa
nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu
itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan
jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia
dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan
jempol adalah ajaran sesat yang membinasakan, itulah yang disampaikan oleh
guru-guru palsu.
Mereka tidak memberitakan tentang kuasa dan
tidak memberitakan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja dan Mempelai
Pria Suga. Kenapa? Karena mereka melayani hanya untuk mencari uang, mereka
serakah, tamak, cinta akan uang = ibadah lahiriah.
Inilah alasan utama sehingga rasul Paulus
menasihati Timotius, juga supaya kita melatih diri untuk beribadah.
Syaratnya; hindari firman yang ditambahkan.
Yang harus kita perhatikan adalah; pemberitaan firman tentang kuasa dan
kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga, pendeknya,
menerima Firman Pengajaran Mempelai.
Tuhan semakin memberi kita pengertian untuk
terus berpegang pada Pengajaran Mempelai, hanya orang bodoh saja yang mau
melepaskan Firman Pengajaran Mempelai, yaitu orang-orang yang tidak mau
dikoreksi, diselidiki segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya = menolak
penyucian dan penyempurnaan.
1 Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia,
aku telah mendesak engkau supaya engkau
tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang
tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain
(1:4) ataupun
sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya
menghasilkan persoalan belaka, dan bukan
tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Rasul Paulus meminta / mendesak Timotius untuk
tinggal di Efesus dan menasihati pengajar-pengajar supaya mereka tidak
mengajarkan ajaran lain, yaitu sibuk dengan dongeng nenek-nenek tua /
cerita-cerita isapan jempol atau silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya,
sebab pelayanan pemberitaan yang demikian hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup
keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
2 Timotius 4:1-2
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang
hidup dan yang mati, aku berpesan dengan
sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah
baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan
nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Rasul Paulus berpesan dengan sungguh-sungguh
kepada Timotius; “Beritakanlah
firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya” artinya; nyatakanlah apa yang salah, tegorlah
dan nasihatilah dalam segala kesabaran dalam Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel.
Seorang gembala sidang harus siap sedia memberitakan
firman Tuhan baik atau tidak baik waktunya. Ada kalanya seorang gembala tidak
berani menyampaikan firman yang sifatnya menegor, mengoreksi dan menasihati = melihat
waktu, situasi dan keadaan. Sesungguhnya inilah ciri-ciri dari guru-guru palsu.
Menyampaikan Firman Pengajaran Mempelai yang
sifatnya menegor, menasihati, resikonya; banyak orang akan mengundurkan diri,
sementara guru-guru palsu melayani hanya mencari uang, karena mereka serakah,
tamak dan cinta pada uang bukan kepada Tuhan.
2 Timotius 4:3-4
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima
ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan
guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya
dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Di atas kita telah melihat Rasul Paulus
berkali-kali menasihati / mendesak Timotius supaya mengajarkan ajaran sehat,
sebab, di hari-hari terakhir ini banyak orang tidak lagi menerima ajaran sehat,
tetapi mereka mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya, tujuannya; untuk
memuaskan telinga mereka, sehingga mereka memalingkan telinga dari kebenaran
dan membukanya bagi dongeng nenek-nenek tua dan cerita-cerita isapan jempol.
Untuk apa kita beribadah dan mendengarkan
ajaran palsu yang hanya memuaskan telinga saja tetapi tidak memberi jaminan
keselamatan?
Saya tidak mau mempersalahkan siapapun dan
menunjuk-nunjuk hamba Tuhan, namun yang pasti mata kita telah melihat langsung
pelayanan di hari-hari terakhir ini, dimana pelayanan mereka tidak sesuai dengan
ajaran yang sehat. Mereka beribadah kepada Tuhan, tetapi mereka memungkiri
salib Kristus / menolak ketika dosanya dikoreksi.
Titus 1:13-14
(1:13) Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah
mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,
(1:14) dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan
hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.
Saya tandaskan pada malam ini, nasihat dan
teguran yang tegas bertujuan untuk mendatangkan iman yang sehat, sehingga tidak
lagi mengindahkan dongeng nenek-nenek tua dan cerita-cerita isapan jempol,
kiranya kita memperhatikannya.
Pertanyaan; MENGAPA HARUS MELATIH DIRI BERIBADAH?
1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi
ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup
yang akan datang
Karena ibadah itu berguna dalam segala hal,
dalam segala sesuatu, baik jasmani terlebih dalam hal yang rohani. Sedangkan,
latihan badani terbatas gunanya; hanya sebatas memberi kesehatan secara
jasmani, tetapi tidak memberi iman yang sehat / tidak ada kaitannya dengan hal
yang rohani.
Sebagai bukti...
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi
kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
“Mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: Itu
adalah ibadahmu yang sejati.”
Berarti; ibadah adalah sarana untuk dapat
mempersembahkan tubuh kita seutuhnya kepada Tuhan.
Lewat apa kita mempersembahkan persembahan
kepada Tuhan? Apakah lewat pekerjaan? Apakah karena harta dan lain-lain? Hanya
dengan satu cara yaitu; lewat ibadah kepada Tuhan.
Jadi, harus beribadah, tidak cukup hanya
menonton siraman rohani di televisi.
Persamaannya...
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan
sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu
rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Kalimat dalam 1 Petrus 2:5; “.....batu hidup....imamat
kudus....karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.”
Dengan demikian
ada persamaan antara 1 Petrus 2:5
dengan Roma 12:1.
1 Petrus 2:5 dibagi menjadi
dua bagian (bagian yang pertama telah disampaikan pada Minggu yang lalu).
Bagian yang kedua; IMAMAT KUDUS.
Tujuannya; untuk
mempersembahkan persembahan rohani, sehingga kalau kita lihat 1 Petrus 2:9 ”Tetapi kamulah bangsa yang
terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar
dari Dia.....”.
Pendeknya,
imamat kudus itu tujuannya; untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Kemudian dalam
kitab Wahyu 1:5-6; oleh darah Anak
Domba kita telah ditebus, selanjutnya Ia telah membuat kita menjadi suatu
kerajaan / imamat kudus bagi Allah, bagi Dialah kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya.
Dan dalam Wahyu 5:9-10; disitu dikatakan imamat
kudus bertugas; untuk memerintah sebagai raja di bumi, melayani Tuhan dalam
kuasa yang penuh.
Sekarang kita akan memperhatikan: Ketika Yesus
mempersembahkan-persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah.
Ibrani 10:5-8
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan
persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh
bagiku--.
(10:6) Kepada korban bakaran dan korban
penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku
datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan
kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
(10:8) Di atas Ia berkata:
"Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak
Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--.
Allah tidak
menghendaki korban dan persembahan, baik korban bakaran dan korban penghapus
dosa, meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. Sehingga Yesus datang ke
dunia untuk melakukan kehendak Allah, dengan demikian Yesus telah
mempersembahkan tubuh-Nya kepada Allah sebagai persembahan rohani.
Menurut hukum Taurat,
lembu jantan untuk korban penghapus
dosa, domba jantan untuk korban
bakaran.
Tetapi sekalipun
demikian Tuhan tidak berkenan, karena hal itu sama dengan ibadah lahiriah.
Ibrani 10:4
(10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan
atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Darah lembu jantan dan darah domba jantan
tidak mungkin menghapuskan dosa.
Itu sebabnya, Yesus sebagai Imam Besar,
mempersembahkan tubuh-Nya sebagai persembahan rohani kepada Allah, Ia tidak
membawa darah domba jantan dan darah lembu jantan, melainkan membawa darah-Nya
sendiri.
Mempersembahkan lembu jantan sebagai korban penghapus
dosa dan domba jantan sebagai korban bakaran = ibadah Taurat = ibadah lahiriah,
sehingga menjalankan ibadah secara lahiriah tidak berkuasa untuk menghapus
dosa.
Praktek-praktek
ibadah lahiriah.
Yang pertama
Matius 15:7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari
pada-Ku.
Bibir memuliakan Tuhan, tetapi hati jauh dari
pada Tuhan = ibadah lahiriah, ibadah palsu dari orang-orang yang munafik.
Munafik; di luar dan di dalam tidak sama, di
luar terlihat baik tetapi di dalamnya penuh kejahatan, persis seperti kuburan
yang luarnya dilabur putih tetapi di dalamnya penuh dengan tulang-belulang,
berbau busuk.
Hati jauh dari Tuhan berarti; jauh dari
kebenaran, jauh dari kasih Allah, jauh dari Roh Allah.
Matius
15:9
(15:9)
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Ibadah
lahiriah adalah ibadah yang sia-sia, sebab orang yang menjalankan ibadah secara
lahiriah berpegang kepada perintah manusia.
Matius
15:1-3
(15:1) Kemudian datanglah
beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata:
(15:2) "Mengapa
murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh
tangan sebelum makan."
(15:3) Tetapi jawab Yesus
kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat
istiadat nenek moyangmu?
Mereka
hanya berpegang teguh pada perintah manusia yaitu adat istiadat nenek moyang,
tetapi melanggar perintah Allah yang kudus.
Perintah
manusia bersifat daging, yang menyebabkan seseorang menjadi najis.
Matius
15:11, 17-20
(15:11)
"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan
orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
(15:17) Tidak tahukah kamu
bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu
dibuang di jamban?
(15:18) Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan
itulah yang menajiskan orang.
(15:19) Karena dari hati
timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian,
sumpah palsu dan hujat.
(15:20) Itulah yang
menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak
menajiskan orang."
Kalau
melanggar perintah manusia tidak menajiskan seseorang, tetapi apa yang keluar
dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati
timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,
perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Tidakkah
kita malu dan merasa tertuduh dengan segala kenajisan ini dihadapan Tuhan?
Dihadapan manusia seseorang bisa saja bersandiwara, tetapi kepada Tuhan tidak.
YANG KEDUA.
Yakobus 2:2-3
(2:2) Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai
cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan
memakai pakaian buruk,
(2:3) dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata
kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang
kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!"
atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
Praktek
ibadah lahiriah; memandang muka di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, artinya;
menghormati orang kaya tetapi tidak dengan orang miskin.
Anggota
tubuh yang kelihatan lemah justru diberi penghormatan dan perhatian khusus,
oleh sebab itu anggota tubuh yang kelihatan lemah justru dibutuhkan sekali,
karena ketika seseorang lemah salib Kristus berkuasa atas dirinya, dan doa-doa
dari orang-orang yang lemah tak berdaya sangat diperhatikan oleh Tuhan.
Sejauh ini saya selalu berdoa kepada Tuhan
supaya saya tidak memandang muka terhadap sidang jemaat, baik kepada mereka
yang memberi persembahan lebih besar maupun kepada mereka yang kurang.
Maleakhi 2:8-9
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang
tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman
TUHAN semesta alam.
(2:9) Maka Akupun akan membuat kamu hina dan
rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang
Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.
Memandang muka / bulu dalam pengajaran
merusakkan perjanjian antara Tuhan dengan Lewi, sehingga banyak orang
tergelincir.
Ajaran palsu, ajaran sesat membuat banyak
orang tergelincir, terperosok, sebab ajaran sesat ini adalah jalan-jalan yang licin.
Mari kita lihat perjanjian antara Allah dengan Lewi...
Maleakhi 2:5-7
(2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan
kepadanya--pada pihak lain ketakutan--dan ia takut
kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak
terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku
dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
(2:7) Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari
pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.
Perjanjian antara Allah dengan Lewi.
Dari pihak
Tuhan kepada Lewi; Allah memberikan kehidupan yang kekal serta memberi
damai sejahtera.
Dari pihak
Lewi kepada Tuhan;
-
Melayani dengan
takut dan gentar terhadap nama Allah.
Kalau melayani tanpa ada rasa takut dan
hormat, sehingga menganggap rendah kesucian dan korban Kristus / pengorbanan
Tuhan, ini menujukkan bahwa seorang pelayan tidak takut akan Tuhan, pelayan
seperti ini adalah pelayan sembarangan.
Kalau seseorang menghargai Tuhan, menghargai
gembala, menghargai ibadah dan pelayanan ini berarti ia pelayan yang takut
Tuhan, sebaliknya, jika seseorang tidak menghargai Tuhan, tidak menghargai
gembala, mengecilkan ibadah dan pelayanan berarti ia tidak takut akan Tuhan.
-
Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan ada pada bibirnya / tidak ada
dusta. Kemudian, melayani dengan damai sejahtera, melayani dengan jujur, sehingga
banyak orang dibuatnya berbalik dari kesalahan, kemudian pada ayat 7, dengan jelas dikatakan; bibir
seorang imam memelihara hikmat, pengetahuan dari surga sehingga banyak orang
mencari pengajaran.
YANG KETIGA.
Roma 13:13-14
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
(13:14) Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus
sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk
memuaskan keinginannya.
Jangan dalam
pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam
perselisihan dan iri hati, sebab ketiga perkara tersebut adalah
perbuatan-perbuatan kegelapan dari manusia duniawi.
Syarat supaya tiga perkara di atas tidak
terlanjur-lanjur; “janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan
keinginannya” artinya; jangan memfasilitasi daging untuk memuaskan
keinginannya.
Saudaraku, banyak
fasilitas yang kita miliki, handphone, televisi, laptop, kendaraan roda dua dan
roda empat dan lain sebagainya. Kalau hal itu kita miliki hanya untuk memuaskan
keinginannya, itu menunjukkan bahwa ia sedang menjalankan ibadah secara
lahiriah.
Dampak negatif menjalankan ibadah lahiriah.
Ibrani 10:2-3
(10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan
korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa
setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
(10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan
akan adanya dosa.
Kalau seseorang menjalankan ibadah secara
lahiriah justru merangsang dosa / mengingatkan dosa, sesuai dengan apa yang
tertulis di dalam kitab Roma 4:15 dikatakan;”karena hukum Taurat membangkitkan murka” artinya;
hukum Taurat justru merangsang dosa.
Demikian juga, jikalau seorang imam melayani
dengan mengandalkan kekuatan / perkara lahiriah, melayani di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan karena kegagahan / mengandalkan kekuatan, bukan karena
dorongan Roh Kudus, disitu akan menimbulkan banyak dosa, baik dosa bagi diri
sendiri dan bagi orang yang melihatnya, yaitu; orang-orang yang tersandung, itulah
yang menajiskan seseorang, tidak ada damai sejahtera disana. Dan ini harus
diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat
bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari
keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun
terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat
tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Orang yang menjalankan ibadah Taurat / ibadah
lahiriah tidak mungkin menyempurnakan orang yang menjalankannya.
Sebab ibadah Taurat hanyalah gambaran / bayangan
dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat dari pada keselamatan itu
sendiri.
Pendeknya; tidak seorangpun yang dapat
dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat (Roma 3:20).
Bandingkan
persembahan rohani karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Ibrani 10:7-9
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada
tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban
dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki
dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut
hukum Taurat--.
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia
hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Korban dan persembahan yaitu korban bakaran
dan korban penghapus dosa tidak Allah kehendaki dan Allah tidak berkenan
kepadanya. Oleh sebab itu, Yesus harus datang ke dunia ini untuk melakukan
kehendak Allah Bapa. Inilah persembahan rohani yang berkenan kepada Allah Bapa.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya,
jadilah kehendak-Mu!"
Yesus harus meminum cawan Allah berarti;
menanggung penderitaan di atas kayu salib / menanggung penderitaan yang tidak
harus ditanggung, sehinga dengan demikian jadilah kehendak Allah.
Memang sakit bagi daging untuk melakukan kehendak Allah, namun
mau tidak mau Yesus harus menerima kenyataan pahit, oleh sebab itu Yesus
berkata; "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak
mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Sebagai bukti pada ayat 39, Yesus sujud dan
berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki." Ini adalah penyerahan diri Yesus, Ia tidak mempertahankan
harga diri-Nya.
Detik-detik ketika Yesus melakukan kehendak
Allah Bapa di atas kayu salib..
Yesaya 53:2-3
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari
tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun
tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita
menginginkannya.
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;
ia sangat dihina, sehingga orang menutup
mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia
tidak masuk hitungan.
Nabi Yesaya
menuliskan keberadaan Yesus saat menanggung penderitaan di atas kayu salib; Ia
tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada, rupapun tidak, sehingga kita
menginginkannya, ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan
dan yang biasa menderita kesakitan, ia sangat dihina, sehingga orang menutup
mukanya terhadap dia, bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
Mengapa Yesus mengalami hal demikian...?
Yesaya 53:4-5
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul
dan ditindas Allah.
(53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah;
-
Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita.
-
Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita.
Pendeknya; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya bahkan oleh bilur-bilur-Nya kita
menjadi sembuh.
Terdapat 40
bekas cambukan disekujur tubuh Yesus, itulah yang disebut dengan bilur-bilur, yang
berkuasa memberi kesembuhan.
Dampak positif ketika Yesus melakukan
kehendak Allah Bapa.
Ibrani 10:9-10
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh,
Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang
kedua.
(10:10) Dan karena kehendak-Nya inilah kita
telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya
oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
-
Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua = menggenapi hukum Taurat supaya
kita memperolah kasih karunia.
Orang yang memperoleh kasih karunia adalah
orang yang dibenarkan oleh iman, sebab orang benar hidup berdasarkan iman,
bukan karena hasil usaha.
Ibadah Taurat, ibadah yang dijalankan secara
lahiriah memang harus dihapuskan, supaya kita mempersembahkan persembahan
rohani = tidak mengandalkan kekuatan lagi.
-
Karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu
kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Ternyata ibadah Taurat / ibadah lahiriah
tidak dikehendaki-Nya karena Allah tidak berkenan kepadanya.
Biarlah kita memperhatikan firman ini dengan
baik, supaya di kemudian hari kita tidak menjalankan ibadah secara lahiriah.
Kesimpulannya; Yesus Kristus telah melakukan
kehendak Allah Bapa di atas kayu salib sebagai kebenaran yang sejati. Dengan
demikian Yesus berkenan kepada Allah, karena Ia telah mempersembahkan
persembahan rohani.
Yohanes 17:17
(17:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Firman Allah adalah kebenaran yang
menguduskan setiap orang.
Mari kita lihat...
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yesus Kristus Anak Tunggal Bapa penuh kasih
karunia dan kebenaran.
Kita dapat
melihat kemuliaan Allah yang diberikan kepada-Nya.
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia
demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan
kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang
dari Yesus Kristus, dan oleh karena kasih karunia ini kita dibawa dari kasih
karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain, sampai pada akhirnya kita
bertemu dengan Allah. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SURGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sindag; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment