IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 9 DESEMBER 2015
“KITAB KOLOSE”
(SERI
67)
Subtema : YANG MASUK DALAM
UKURAN TUHAN
Shalom…!!!
Selamat malam, salam
sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya
yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Segera kita perhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat rasul Paulus yang dikirim
kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu
hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang
nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat yang harus kita
perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
- Bangsa kafir =
orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik
dengan segala kefasikan mereka.
Mereka itu memusuhi Allah
dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari perbuatan yang jahat.
Pendeknya; setiap perbuatan
jahat adalah tanda bahwa mereka memusuhi Allah di dalam hati dan pikiran.
Lebih jauh kita memperhatikan…
Efesus 2:11-12
(2:11). Karena itu ingatlah,
bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang
disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu kamu
tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah berarti; “tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia” = binasa, berujung kepada kematian.
Efesus 2:1
(2:1). Kamu dahulu sudah mati
karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Orang-orang yang dahulu hidup
jauh dari Allah, banyak melakukan dosa-dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya,
karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan
angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya
kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya
dosa, antara lain;
- Mengikuti jalan
dunia ini.
- Mentaati
penguasa kerajaan angkasa.
- Menuruti hawa
nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Keterangan: “MENTAATI
PENGUASA KERAJAAN ANGKASA.”
Pertanyaannya: Siapakah mereka
itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa)?
Jawabnya; mereka adalah
orang-orang yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh pendurhakaan = memberontak
= melawan kepada Allah.
Kita lihat salah satu
peristiwa ketika bangsa Israel memberontak kepada Allah...
Bilangan 21:4-5
(21:4) Setelah mereka berangkat
dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom,
maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
(21:5) Lalu mereka
berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar
dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti
dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
Bangsa Israel berkata-kata
melawan Allah dan Musa = mendurhaka = memberontak.
Penyebab bangsa Israel melawan Allah; “tidak ada roti dan tidak ada air” =
kuatir soal makan dan minum.
Matius
6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah
kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami
minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu,
bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Orang
yang kuatir soal makan dan minum à
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Kolose
1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Mereka itu adalah orang-orang yang dahulu hidup
jauh dari Allah, artinya; hati dan pikiran mereka jauh dari Allah = jauh dari
kerjaan sorga = jauh dari kebenaran = jauh dari ibadah dan pelayanan, itu
dapat di lihat dari perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.
Jadi bangsa yang tidak mengenal Allah itu
memusuhi Allah dalam hati dan pikiran.
Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak
seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai
tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting di
sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan
binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Kejahatan
itu memuncak sampai akhirnya menjadi bagian dari antikris yaitu menerima cap
meterai dari antikris di tangan kanan dan di dahi mereka. Adapun cap meterai
dari antikris adalah: 666.
-
Tangan kanan dicap meterai = perbuatan-perbuatan
mereka jahat.
-
Di dahi dicap meterai = pikiran dan hati
jauh dari Allah.
Wahyu
11:1
(11:1)
Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur
rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci
Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Yang diukur oleh Tuhan adalah:
Pertama: “Bait suci Allah.”
Artinya;
kemuliaan dan kesucian Roh Kudus.
Kedua:
“Mezbah” à Doa
penyembahan.
Matius 26:40-41
(26:40) Setelah itu Ia
kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia
berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan
Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut,
tetapi daging lemah."
Doa penyembahan itu berlangsung selama satu jam.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta
itu.
(8:4) Maka naiklah asap
kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu
ke hadapan Allah.
Kemenyan yang dibakar kemudian asapnya naik membumbung tinggi à doa penyembahan dari orang-orang kudus, dan
lewat doa penyembahan kita bertemu dengan Allah dalam kasih-Nya.
Ketiga: “Mereka yang beribadah di dalamnya.”
Ibrani 10:22-25
(10:22) Karena itu marilah
kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan
tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita
saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
(10:25) Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh
beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
“Janganlah kita menjauhkan
diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.”
Pertemuan – pertemuan ibadah berarti ibadah itu tidak hanya satu
macam.
Pertemuan-pertemuan yang dimaksud antara lain dikaitkan dengan
alat-alat yang berada di Bait Suci Allah, antara lain:
- Meja roti sajian --> ketekunan dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah ini
menghasilkan iman
Tanda
seseorang memiliki iman, tulus ikhlas dalam menjalankan ibadah dan pelayanannya
dihadapan Tuhan.
- Pelita emas --> Ibadah Raya Minggu disertai
kesaksian.
Ibadah ini
menghasilkan pengharapan.
Tanda memiliki
pengharapan: Menanti-nantikan janji Allah. Allah yang menjanjikan itu setia dan
apa yang dijanjikan-Nya akan tergenapi.
- Mezbah dupa --> Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini
menghasilkan kasih
Tanda memiliki
kasih; saling memperhatikan dan mendorong dalam pekerjaan baik.
Itulah yang akan diukur oleh Tuhan, sehingga dengan demikian bebas
dari aniaya antikris (bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah).
Bandingkan yang tidak
masuk dalam ukuran Tuhan.
Wahyu 11: 2
(11:2) Tetapi kecualikan
pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena
ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak
Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Pelataran Bait Suci yang di sebelah luar tidak masuk dalam ukuran Tuhan, melainkan
diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Di atas tadi telah saya sampaikan; bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah
adalah yang hati dan pikirannya tertuju pada soal makanan, minuman, sampai
akhirnya puncak kejahatan mereka menerima cap meterai antikris 666.
Oleh sebab itu kita patut bersyukur karena sejauh ini kita telah digembalakan
oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sehingga pelayanan kita
ini sesuai dengan pola kerajaan sorga. Kalau ibadah dan pelayanan itu keluar
dari pola kerajaan sorga, saya tidak yakin mereka masuk dalam kerjaan sorga,
sesuai dengan Wahyu 11:2-3.
Sebagaimanapun besarnya pengaruh-pengaruh dari luar, ibadah harus sesuai dengan kerjaan
sorga, kalau tidak, suatu kali nanti diserahkan kepada antikristus untuk diinjak –
injak selama 3,5 tahun / 42 bulan lamanya.
Ibadah dan pelayanan harus berpola, tidak boleh dijalankan secara asal-asalan.
Menjalankan ibadah dengan sebutan sendiri itu adalah ibadah yang tidak berpola.
Pelataran Bait Suci di sebelah luar berarti menjalankan ibadah hanya
secara lahiriah.
Kalau kita perhatikan di pelataran terdapat dua macam alat, yaitu;
- Mezbah Korban Bakaran.
- Bejana Pembasuhan.
Mereka yang berada di bawah hukum Taurat mempersembahkan segala korban
di atasnya, sifatnya lahiriah.
Baik juga imam-imam yang akan masuk dalam Ruangan Suci terlebih dahulu
membasuh dua tangan dan dua kaki, sifatnya juga lahiriah.
Secara lahiriah / jasmani bersih, tetapi manusia batiniah belum tentu bersih.
Jadi kalau kelihatan pada saat ibadah seperti malaikat, tetapi di luar
ibadah tidak menjaga kesucian, itu sama saja menjalankan ibadah secara lahiriah,
suatu kali kelak akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Saudaraku, pelataran bait suci yang di sebelah luar diserahkan kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yaitu antikris dan selanjutnya diinjak-injak
selama 42 bulan lamanya = 3,5 tahun.
Matius 6:25
(6:25) "Karena itu
Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian?
Perhatikan nasihat firman Tuhan bagi kita malam ini; “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang
hendak kamu makan atau minum.”
Perlu diketahui: Hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan minuman.
Hidup terdiri dari:
-
Hati, pikiran
dan perasaan harus dalam kekudusan.
-
Tubuh, jiwa
dan roh harus dalam kekudusan.
Inilah yang lebih penting dari segala-galanya, lebih penting dari soal
makanan dan minuman, jangan dibalik.
Lukas 12:17-19
(12:17) Ia bertanya dalam
hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di
mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
(12:18) Lalu katanya:
Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan
mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum
dan barang-barangku.
(12:19) Sesudah itu aku
akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
Orang kaya yang bodoh jiwanya / hidupnya bergantung pada harta dan
kekayaan, berarti tidak bergantung pada kasih dan kemurahan hati Allah.
Sejenak kita melihat keadaan orang kaya yang bodoh:
Yang pertama.
Perbuatan orang kaya yang bodoh: “Merombak
lumbung-lumbung untuk mendirikan yang lebih besar.”
Tujuannya; menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangnya =
memperkaya diri sendiri dengan maksud demi masa depannya.
Matius 6:19-20
(6:19) "Janganlah kamu mengumpulkan harta di
bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta
mencurinya.
(6:20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga;
di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar
serta mencurinya.
Mengumpulkan
harta di bumi adalah suatu kesia-siaan, sebab:
-
Di bumi ngengat dan karat merusakkannya.
-
Pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi
kumpulkanlah harta di sorga alasannya:
-
Ngengat dan karat tidak merusakkannya.
-
Pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Matius 6:21
(6:21) Karena di mana hartamu berada, di situ
juga hatimu berada.
“Karena di mana hartamu berada, di situ juga
hatimu berada.” Berarti orang kaya yang bodoh hatinya terikat
dengan harta di bumi = hatinya jauh dari kasih Allah = jauh dari ibadah dan
pelayanan à kepada
manusia daging.
Roma
8:5, 8
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging,
memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan
hal-hal yang dari Roh.
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak
mungkin berkenan kepada Allah.
Mereka yang menuruti keinginan daging memikirkan hal-hal yang dari
daging, kehidupan yang seperti ini tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Lewat ibadah dan pelayanan ini kita sedang mengumpulkan harta di
sorga, itu sebabnya hati kita terikat dengan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Yang kedua: Keinginan
hati dari orang kaya yang bodoh.
Adapun keinginan hati dari orang kaya yang bodoh itu adalah: “Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!
Tidak memikirkan perkara di atas yaitu; ibadah dan pelayanan = tidak
perduli dengan segala kegiatan – kegiatan / pekerjaan pelayanan dalam kandang
penggembalaan.
Lukas
12:20-21
(12:20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau
orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang
telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
(12:21) Demikianlah jadinya dengan orang yang
mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan
Allah."
Selain tidak mendapat upah, orang yang
mengumpulkan harta di bumi mati sia-sia.
Jadi, hidup lebih penting dari soal makan dan minum sebab itu kita
tidak perlu bersungut-sungut karena tidak ada makanan dan minuman, tidak perlu
bersungut-sungut ketika melangsungkan ibadah doa dan puasa (tidak makan dan
tidak minum).
Sebab tidak makan tidak minum = lapar dan haus = menahan hawa nafsu =
menahan hati sehingga tidak berani berkata-kata melawan Allah, tidak
memberontak kepada Allah, terlepas dari roh pendurhakaan, sebab dari sanalah
terpancar seluruh kehidupan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment