IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 15 DESEMBER 2015
“KITAB
KOLOSE”
(SERI 68)
Subtema : BATAS DAERAH YANG
TELAH DIPATOK OLEH TUHAN.
Shalom…!!!
Selamat malam, salam
sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya
yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Segera kita perhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat rasul Paulus yang dikirim
kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu
hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang
nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat yang harus kita
perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
- Bangsa kafir =
orang-orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik
dengan segala kefasikan mereka.
Mereka itu memusuhi Allah
dalam hati dan pikiran dan itu terlihat dari setiap perbuatan yang jahat.
Pendeknya; setiap perbuatan
jahat adalah tanda bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh kita memperhatikan…
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah,
bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang
disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu kamu
tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus
kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah
Kristus.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah berarti; “tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia” = binasa, berujung kepada kematian.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati
karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Orang-orang yang dahulu hidup
jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran
dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya,
karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan
angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya
kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya
dosa, antara lain;
- Mengikuti jalan
dunia ini.
- Mentaati
penguasa kerajaan angkasa.
- Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak
daging.
Keterangan: “MENTAATI
PENGUASA KERAJAAN ANGKASA.”
Pertanyaannya: Siapakah mereka
itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa)?
Jawabnya: Mereka adalah orang-orang yang sedang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh pendurhakaan = memberontak
= melawan kepada Allah.
Kita lihat salah satu
peristiwa ketika bangsa Israel memberontak kepada Allah...
Bilangan 21:4-5
(21:4) Setelah mereka
berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi
tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
(21:5) Lalu mereka
berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar
dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti
dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
Bangsa Israel berkata-kata
melawan Allah dan Musa = memberontak
= dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Penyebab bangsa Israel melawan Allah: “Tidak ada roti dan tidak ada air” =
kuatir soal makanan dan minuman.
Matius
6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah
kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami
minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu,
bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Orang
yang kuatir soal makan dan minum adalah ciri-ciri bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah.
Saudaraku,
contoh bangsa yang tidak mengenal Allah adalah orang orang Samaria, perempuan Samaria
dan bangsanya tidak mengenal Allah yang hidup, itu sebabnya mereka menyembah di
atas gunung.
Kemudian
perempuan Samaria ini jatuh dalam dosa kenajisan, sebab dia telah memiliki lima
suami / laki laki (jatuh dalam dosa kenajisan), tetapi setelah dosa kenajisan
itu dikoreksi / nyata dihadapan Tuhan, maka ia segera meninggalkan tempayannya
dan sumur Yakub dan menjadi kesaksian bagi orang orang Samaria.
Sebelum
mengenal Allah, ia datang ke sumur Yakub. Sumur Yakub à
dunia dengan segala isinya. Di dalam dunia ini ada tiga perkara sesuai dengan 1 Yohanes 2:15-16, keinginan daging, keinginan
mata dan keangkuhan hidup.
Matius
6:25
(6:25) "Karena itu
Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih
penting dari pada pakaian?
Sesungguhnya
seseorang tidak perlu kuatir soal makan dan minum, karena hidup itu lebih
penting dari pada makanan dan minuman.
Kalau
Allah saja memelihara burung di udara dan bunga bakung di ladang, lebih lagi manusia,
ciptaan yang paling mulia dari segala ciptaan Tuhan, dengan syarat asal kita
mencari kerajaan sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya. Berarti berada di
atas gunung Tuhan beribadah dan melayani Tuhan.
Ketika
Abraham berada di gunung Tuhan untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban
bakaran, akhirnya Allah menggantikan Ishak dengan kambing domba yang tanduknya tersangkut
dengan semak belukar. Artinya; di atas gunung Tuhan segalanya tersedia.
Asal
kita sungguh-sungguh mencari kerajaan sorga tidak perlu kuatir, tetapi faktanya
orang Kristen banyak memutar balik fakta, mereka jauh dari ibadah dan pelayanan
hanya karena sepiring nasi.
Dampak negatif kuatir soal
makan dan minum: Muak terhadap manna, roti yang turun dari
sorga.
Terlebih
dahulu kita memperhatikan..
Keluaran
16:11-12, 15
(16:11) Lalu berfirmanlah
TUHAN kepada Musa:
(16:12) "Aku telah
mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu
senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti;
maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu."
(16:15)
Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain:
"Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata
kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi
makananmu.
Allah memberikan manna yaitu roti yang turun dari
sorga, karena Allah telah mendengar sungut-sungut mereka.
Pendeknya, pada awalnya bangsa Israel
menginginkan roti manna namun pada akhirnya mereka muak = menjalankan ibadah
sesuka hati, melayani Tuhan sesuka hati.
Menjalankan ibadah dan pelayanan ini harus mematuhi
aturan aturan yang ada, sebagaimana Tuhan menciptakan taman Eden dan menempatkan
Adam dan isterinya untuk mengusahakan dan memelihara taman itu, tetapi syaratnya;
harus mematuhi aturan-aturan Tuhan.
Apa saja aturan Tuhan itu? Yaitu; "Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Kalau anak-anak Tuhan teramat lebih imam-imam
tidak mematuhi aturan yang ada dalam kandang penggembalaan, berarti tidak
berada di dalam tahbisan yang benar.
Harun dan anak-anaknya ditahbiskan untuk menjadi
imam-imam, Harun imam besar dan empat anaknya imam-imam untuk melayani di Tabernakel
dan mereka harus mematuhi aturan yang ada, supaya mereka jangan mati.
Kalau kita memelihara dan mengusahakan ibadah ini
dengan mematuhi aturan yang ada = memelihara taman hati kita masing-masing,
sebab dari situlah terpancar kehidupan tiap-tiap orang, siapapun dia.
Kalau beribadah sesuka hati, melayani sesuka hati,
tidak mematuhi aturan yang ada, siapapun dia tidak akan bisa tergembala dengan
baik dalam satu kandang dengan satu gembala, ia akan mencari penggembalaan yang
sesuai dengan keinginan hatinya bukan sesuai dengan keinginan hati Tuhan.
Mazmur 78:28-29
(78:28) Ia menjatuhkannya
ke tengah perkemahan mereka, sekeliling tempat kediaman itu.
(78:29) Mereka makan dan
menjadi sangat kenyang; Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan.
Di sini lebih diperinci bahwa Allah memberi roti
manna kepada mereka karena mereka sendiri yang menginginkannya, namun pada
akhirnya mereka muak.
Pertanyaannya: Apa yang menyebabkan mereka muak terhadap manna?
Mazmur 78:30-31
(78:30) Mereka belum
merasa puas, sedang makanan masih ada di mulut mereka;
(78:31)
maka bangkitlah murka Allah terhadap mereka: Ia membunuh gembong-gembong
mereka, dan menewaskan teruna-teruna Israel.
Mereka belum merasa puas, sedang makanan masih ada di mulut mereka =
rakus = ambisi, sedangkan orang yang ambisi suka bermegah, suka menonjolkan
diri.
Matius 23:25
(23:25) Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya
penuh rampasan dan kerakusan.
Rakus = merampas = mengambil hak orang lain,
salah satu dari pada tabiat daging.
Pendeknya, ambisi adalah salah satu dari tabiat
daging.
Padahal kalau kita perhatikan syarat untuk makan
roti manna itu adalah;
Keluaran 16:16-18
(16:16) Beginilah perintah
TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu
boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah
jiwa."
(16:17) Demikianlah
diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit.
(16:18) Ketika mereka
menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan
dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang
mengumpulkan menurut keperluannya.
Sesungguhnya syarat untuk makan roti itu adalah “segomer untuk tiap tiap orang”, berarti
mengumpulkan roti manna itu sesuai dengan jumlah jiwa.
-
Ada orang yang
mengumpulkan sedikit tetapi tidak kekurangan.
-
Ada orang yang
mengumpulkan banyak tetapi tidak berlebihan.
Kalau kita menikmati roti manna yang turun dari
sorga dengan secukupnya akan mendatangkan keuntungan.
Keuntungan yang ada yaitu;
-
Tidak kekurangan,
artinya; tidak terlihat kelemahan-kelemahan.
-
Tidak
berkelebihan, artinya; kebenaran yang kita miliki tidak melebihi kebenaran
firman / tidak suka mendahului firman.
2 Korintus 10:12
(10:12) Memang kami tidak
berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang
tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran
mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah
bodohnya mereka!
Orang-orang yang suka memuji dirinya sendiri =
rakus = merampas hak orang lain yang bukan miliknya.
Ciri-cirinya;
-
“Suka mengukur dirinya dengan ukuran mereka
sendiri.”
Mengukur dirinya dengan ukuran
sendiri, berarti kebenaran diri sendiri, seharusnya mengukur diri itu kepada
firman. Mengukur dirinya dengan ukuran sendiri = perbuatan bodoh. Dan biasanya
orang seperti ini merasa diri benar, merasa diri mampu sehingga tidak butuh
orang lain.
Kalau mengukur dengan
ukuran sendiri kita tidak akan tahu seperti apa orang lain, tetapi kalau kita
mengukur dengan firman pasti kita menyadari kalau kita banyak kekurangan dan di
situlah kita akan belajar.
-
“Membandingkan dirinya dengan diri mereka
sendiri.”
Kalau kita bandingkan
dengan apa yang kita perbuat dan dengan apa yang Tuhan perbuat maka jaraknya
sangat jauh, seperti langit dengan bumi, artinya tidak ada apa-apanya.
Tetapi karena mereka bodoh,
mereka membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri, sehingga mereka tidak
tahu apa yang mereka perbuat itu sebetulnya tidak ada apa-apanya dihadapan
Tuhan.
Bandingkan
dengan pelayanan rasul Paulus dihadapan Tuhan.
2 Korintus 10:13-14
(10:13) Sebaliknya kami
tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah
kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga.
(10:14) Sebab dalam
memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak
melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.
Rasul paulus tidak mau bermegah melampaui batas,
kalau kita perhatikan dalam 2 Korintus
12:1-6, rasul Paulus diangkat ke tingkat ketiga dari sorga, di situ ia mendapatkan
penyataan-penyataan yang hebat dan penglihatan-penglihatan hebat dari Tuhan,
tetapi sekalipun demikian ia berkata; “Atas
orang itu aku hendak bermegah tetapi atas diriku aku tidak akan bermegah selain
atas kelemahan-kelemahanku” = bermegah
dalam salib Kristus.
Tidak mau bermegah melampaui batas maksudnya;
tetap berada di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi dia di
tengah-tengah pemberitaan Injil, tidak mau ambisi dengan pelayanan orang lain =
tidak rakus.
2 Korintus 10:15
(10:15) Kami tidak
bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang
tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin
bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu,
jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami.
Rasul Paulus tidak bermegah terhadap daerah kerja yang tidak dipatok
untuk dia = tidak ambisi = tidak rakus.
Keuntungan tidak bermegah
terhadap daerah kerja yang tidak dipatok:
“Dapat menjangaku jiwa
jiwa yang lebih luas lagi.”
Tetapi kalau rakus tidak dapat menjangkau jiwa-jiwa lebih luas lagi.
Setiap daerah sudah dipatok setiap hamba Tuhan dan melayani sesuai
dengan karunia yang diperoleh.
Saya telah menerima jabatan gembala dan dikaruniakan untuk
menyampaikan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan itulah daerah batas
yang telah dipatok untuk saya.
Kalau ada orang lain dalam pelayanan penginjilan, saya tidak perlu
bermegah, tidak perlu rakus dan tidak perlu ambisi.
Itu sebabnya rasul Paulus berkata; Sebab
dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami
tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada
kamu.
Kalau merampas pelayanan orang lain berarti di situ saja, tidak dapat
menjangkau jiwa-jiwa lebih luas dan lebih jauh lagi = jangkauan yang terbatas.
Biarlah kita melayani sesuai dengan karunia-karunia yang kita peroleh,
tidak perlu merampas daerah kerja orang lain.
2 Korintus 10:16
(10:16) Ya, kami hidup,
supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada
daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di
daerah kerja yang dipatok untuk mereka.
Selanjutnya, rasul Paulus dapat menjangkau
daerah-daerah yang lebih jauh lagi. Jadi, jangan rakus, dan ambisi supaya kita
dapat menjangkau daerah orang lain.
Yesaya 54:2-3
(54:2) Lapangkanlah tempat kemahmu, dan
bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah
tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!
(54:3) Sebab engkau akan
mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa,
dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.
Di sini kita perhatikan: “Mengembang ke kanan dan ke kiri”, menjangkau bangsa-bangsa dan
jiwa-jiwa dan kota-kota yang sunyi yang belum
terjangkau, berarti dalam hal ini daerah yang dijangkau lebih luas lagi.
Demikian juga kita dalam melayani Tuhan tidak
perlu rakus, tidak perlu merampas apa yang menjadi hak orang lain supaya kita
dapat menjangkau kota-kota yang sunyi, lebih luas lagi. Kota – kota sunyi =
daerah yang belum terjangkau.
Kalau kita bermegah atas diri sendiri saja,
bagaimana kita dapat menjangkau jiwa lebih luas lagi? Itu sama seperti bangsa
Israel, makanan masih dimulut mereka sudah menginginkan makanan yang lain, itu
namanya rakus, merampas, sehingga tidak layak dihadapan Tuhan.
Syaratnya: Mengembang ke kanan dan ke kiri.
-
“Lapangkanlah tempat
kemahmu dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya.”
Artinya: Menjadi kesaksian
dalam perkataan dan perbuatan.
- “Panjangkanlah tali-tali
kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!”
Tali-tali à kasih yang sifatnya mengikat, mempersatukan dan
menyempurnakan.... Kolose 3:14.
Patok-patok à paku-paku yang dilantakkan pada kedua tangan dan
dua kaki Yesus Kristus kalau itu dipatokkan dengan kokoh, daging ini tidak
bebas lagi bersuara.
Yesaya 33:20
(33:20) Pandanglah Sion, kota pertemuan raya
kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang
tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabut untuk seterusnya, dan semua
talinya tidak akan putus.
Menjadi gunung
Sion, tempat kediaman yang tidak berpindah – pindah.
Kemah yang
tidak berpindah – pindah = menjadi gunung sion.
Kenapa tidak berpindah-pindah:
-
“Patoknya tidak dicabut untuk seterusnya.”
Kalau daging sudah
dipatokkan dalam Kristus dan salib-Nya, daging tidak bersuara lagi, kemah tidak
berpindah-pindah lagi, tetap menjadi gunung Sion untuk selamanya.
- “Talinya tidak akan putus.”
Kalau sudah dipersatukan
dengan kasih tidak akan terpisah oleh apapun, sesuai dengan pernyataan rasul
Paulus dalam Roma 8:35-38.
Mari kita lihat gunung Sion.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba
berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Di atas bukit Sion berdiri seratus empat puluh
empat ribu orang.
Keadaan mereka: “...di dahi
mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya” = tanda salib = ada huruf T di dahi à salib Kristus, korban Kristus adalah kasih Allah
Bapa.
Itulah orang-orang yang berada di gunung Sion.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada
hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu
gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku
bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke
rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya
kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman
TUHAN dari Yerusalem."
Perhatikan kalimat: “Dari Sion
akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem."
Firman Tuhan dari Yerusalem à guru-guru kebenaran, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan,
itulah mereka yang melayani Tuhan di gunung Sion. Yerusalem adalah ibadah dan
pelayanan.
Sehingga pada akhirnya orang akan berduyun-duyun mencari gunung Sion,
karena dari sana keluar pengajaran biarlah kiranya kita mengembang ke kiri dan
ke kanan , menjangkau jiwa-jiwa lebih luas lagi, asal tidak rakus dan merampas
hak orang lain, tidak bermegah terhadap patok yang ditentukan pada orang lain.
Saya tetap berpegang teguh pada pengajaran mempelai ini sekali waktu
orang akan berduyun-duyun mencarinya.
Yesaya 33:20-21
(33:20) Pandanglah Sion, kota pertemuan raya
kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang
tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabut untuk seterusnya, dan semua
talinya tidak akan putus.
(33:21) Di situ kita akan
melihat betapa mulia TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai dan aliran
yang lebar; perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak
menyeberanginya.
Perhatikan: Gunung Sion akan terlihat kemuliaan Allah,
terpancar dari sana, sebab gunung Sion tempat yang penuh dengan sungai dan
aliran yang lebar seperti sungai air kehidupan... Wahyu 22:1, Yehezkiel 47:1,8-9.
Firman pengajaran mempelai ini aliran sungai yang
lebar, dapat menjangkau jiwa lebih luas lagi, saya percaya itu, dan itulah
sebabnya saya pertahankan Firman Pengajaran Mempelai ini dan apabila sidang
jemaat membantu dalam kemajuan ini, ya saya bersyukur.
Kemuliaan Allah ada di atas gunung sion buktinya:
-
“Perahu dayung tidak melaluinya”, artinya; tidak terlihat perbuatan daging.
Perahu itu terbuat dari
kayu.
-
“Kapal besar tidak menyeberanginya”,
artinya; tidak lagi terlihat keonaran dan kekerasan hati, kesombongan dan
keangkuhan termasuk pertengkaran, sebab kapal yang besar ada kaitannya dengan
kemudi...Yakobus 3:4.
Biarlah tabiat daging disalibkan, sehingga kita
dapat menjangkau jiwa-jiwa, tidak perlu rakus, kerjakan apa yang bisa
dikerjakan dihadapan Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment