IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 5 DESEMBER 2015
“STUDY
YUSUF”
(Seri 91 )
Subtema
: MANIS
SIKAPNYA ELOK PARASNYA
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, oleh karena kasih sayang dan
kasih setia Tuhan yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum
Muda Remaja.
Mari
kita kembali memperhatikan pribadi Yusuf....
Kejadian
39:6
(39:6) Segala miliknya
diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi
mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis
sikapnya dan elok parasnya.
Mari kita perhatikan kalimat: “Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok
parasnya.”
Artinya: Bagian dalam dan bagian luar dari hidup
Yusuf telah ditutupi oleh tabiat Ilahi = lahir batin memiliki tabiat Ilahi.
-
Manis sikapnya = bagian dalam = manusia
batiniah.
-
Elok parasnya = bagian luar = manusia
lahiriah = perbuatan – perbuatan / tindakan-tindakan yang terlihat.
Dikaitkan dengan tabut perjanjian....
Keluaran
25:10-11
(25:10) "Haruslah
mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu
setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
(25:11) Haruslah engkau
menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus
menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Kita
lihat di sini tabut atau peti parjanjian terbuat dari kayu penaga. Kemudian disalut
dengan emas murni dari dalam dan dari luar.
Artinya:
Tabiat daging telah ditutupi oleh kemuliaan Allah yaitu kesucian Roh Suci.
-
Kayu
penaga à Tabiat daging.
Dapat
dilihat dengan jelas dalam Galatia 5:19-21,
di situ terdapat 15 perbuatan daging.
-
Emas
murni
à tabiat Ilahi yaitu kemuliaan kesucian Roh
Suci.
Kesimpulannya:
Ini adalah keadaan dari anak-anak Tuhan yang sudah mencapai kesempurnaan dan
kemuliaan-Nya = sederajat dengan Mempelai Pria baik lahir maupun batin.
Wahyu
21:9-11
(21:9) Maka datanglah
seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan
ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya:
"Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh
ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan
kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh
dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah,
bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Pengantin
perempuan disebut juga dengan Mempelai Anak Domba à
Yerusalem yang baru yang turun dari sorga dari Allah.
Keadaan pengantin perempuan.
Yang
pertama: “DISEBUT KOTA
YANG KUDUS.”
Berarti
kudus dalam seluruh hidup. Hidup terdiri dari:
-
Hati, pikiran, perasaan berada dalam kekudusan.
-
Tubuh, jiwa dan roh berada dalam kekudusan.
Pendeknya,
lahir dan batin dalam kekudusan sehingga perkataan dan perbuatan sama = tidak
munafik.
Munafik
= di luar terlihat baik di dalam penuh dengan kejahatan.
Bukti kudus dalam seluruh
hidup:
Wahyu
21:2
(21:2) Dan aku melihat
kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang
berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Di
sini dikatakan: “Berhias bagaikan
pengantin perempuan.”
Artinya:
diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus.
2
Timotius 1:14
(1:14)
Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh
Kudus yang diam di dalam kita.
Karunia-karunia Roh Kudus yang telah dipercayakan
Tuhan kepada kita adalah harta yang indah yang harus dipelihara oleh setiap
orang yang telah menerimanya (para imam), jangan memandang rendah
karunia-karunia Roh Kudus.
Sejenak kita melihat karunia-karunia Roh Kudus..
1 Korintus 12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang
Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain
Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang
Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang
seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan
karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Ada 9 karunia – karunia Roh Kudus, antara lain;
1. Karunia berkata-kata dengan hikmat.
2. Karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
3. Karunia memberikan iman.
4. Karunia untuk menyembuhkan.
5. Karunia mengadakan mujizat.
6. Karunia untuk bernubuat.
7. Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
8. Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh.
9. Karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya
ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada
tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Semua karunia – karunia itu sumbernya dari roh yang satu dan yang
sama.
Jadi sumbernya dari roh yang satu yang sama, sumbernya tidak dua.
Kalau sumbernya dua akhirnya satu dengan yang lain tidak ketemu. Ada karunia untuk
memimpin pujian, singer, musik, kalau sumbernya dua nanti pemimpin pujian
dengan pemain musik tidak satu, pemain musik dengan singer tidak satu, tetapi
kalau sumbernya satu akan saling memperlengkapi.
Perlu diketahui: Karunia Roh Kudus diberikan kepada tiap-tiap orang
secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya, jadi bukan kehendak sendiri.
Jadi kalau kita diperlengkapi dengan karunia Roh adalah kehendak Tuhan,
tetapi kalau kita tekuni terus, taat, setia dengar-dengaran, serta tekun dalam
tiga macam ibadah pokok, di situlah kita mendapatkan dan mengetahui karunia-karunia
apa yang kita peroleh dari Tuhan.
1 Korintus 12:7
(12:7) Tetapi kepada
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
Setiap imam-imam yang melayani sesuai dengan Karunia-karunia yang ia
terima bertujuan; untuk kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan tertentu.
1 Kroitntus 12: 4-6
(12:4) Ada rupa-rupa
karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa
pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(12:6) Dan ada
berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan
semuanya dalam semua orang.
Karunia-karunia roh yang berbeda – beda dikerjakan oleh roh yang satu
dan sama dan pelayanan-pelayanan yang berbeda-beda tujuannya untuk melayani
Tuhan, tidak melayani yang lain.
Kemudian ada berbagai-bagai perbuatan ajaib tetapi Allah adalah satu
yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Saudaraku, tadi keadaan dari pengantin perempuan itu disebut: “Kota yang kudus.”
Kekudusan bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada Ruangan
Suci.
Ruangan suci = tempat pengudusan à kandang penggembalaan.
Di dalam kandang penggembalaan ini pemuda remaja dikuduskan dihadapan
Tuhan, di mulai dari:
Pertama: Imam-imam yang melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang
diperoleh dari Tuhan.
Tugas imam-imam: Sesuai dengan Keluaran
30:18-20.
- “Mengatur segala perabotan
yang ada dalam Ruangan Suci serta membersihkannya.”
= melayani Tuhan dengan teratur, dengan baik dan benar.
Misalnya;
kalau pemain musik, atur alat musik sedemikan rupa, juga harus memiliki insting
kuat mengiringi pujian supaya ada hadirat Tuhan. Kalau pemimpin pujian,
lagu-lagu yang dibawakan itu harus teratur, tersusun dengan rapi dan pemimpin
pujian harus menguasai lagu supaya nanti sidang jemaat juga memuji Tuhan dengan
lafal baik dan akhirnya mengundang hadirat Tuhan.
- “Menyelengarakan kebaktian dan mempersembahkan
korban api-apian” = persembahan yang berbau harum.
Korban api-apian
= korban yang berbau harum dihadapan Tuhan, yaitu mereka yang sungguh-sungguh
memperhatikan tugasnya / pekerjaannya dihadapan Tuhan.
Namun ada syarat yang harus diperhatikan, yaitu: Untuk masuk ke
Ruangan Suci imam-imam harus terlebih
dahulu membasuh dua tangan dan dua kaki mereka = melayani dalam kekudusan.
Tidak boleh melayani dengan sembarangan, dengan sikap, perkataan dan
perbuatan yang tidak suci, melayani harus dengan sikap dan perkataan yang suci,
harus dijaga.
- Tangan à Perbuatan, harus dalam kesucian.
- Kaki à Pengikutan dan pengiringan kita kepada Tuhan,
harus dijaga dalam kekudusan.
Tidak boleh menyimpang ke kiri dan ke kanan. Kalau
domba-domba tergembala, ikuti gembala.
Kedua: Anak-anak Tuhan (pemuda remaja) tekun dalam tiga macam ibadah pokok sesuai
dengan tiga macam alat yang ada di Ruangan Suci, antara lain;
- Meja Roti Sajian -> Ketekunan dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Tujuannya:
Untuk mendewasakan anak-anak Tuhan sampai puncaknya menjadi 24 tua-tua yang
duduk di atas 24 takhta-takhta.
Ibadah ini
menghasilkan iman.
- Pelita emas -> ketekunan dalam Ibadah Raya
Minggu disertai dengan kesaksian.
Tujuannya:
Untuk mempertajam karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang supaya menjadi
kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan
pengharapan.
- Mezbah dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan kasih.
Kita boleh beribadah kepada Tuhan dan imam-imam melayani sesuai dengan
karunia-karunia yang diterima untuk melayani Raja di atas segala raja. Berbeda dengan
orang – orang di luaran sana, mereka tidak menjaga kesucian dan mereka tidak butuh diperlengkapi dengan karuni-karunia Roh,
tetapi kita bersyukur kita hidup dalam kekudusan, berada dalam kandang
penggembalaan, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, kemudian melayani sesuai
dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.
Keadaan mempelai
perempuan:
YANG KEDUA: “PENUH DENGAN
KEMULIAAN ALLAH.”
Berarti; bercahaya = terang, kegunaannya untuk menerangi orang-orang
di sekitar kita.
Kalau anak-anak Tuhan penuh dengan kemuliaan Allah wajahnya pasti
bercahaya = menjadi terang.
Cahaya kemuliaan Allah: “Cahaya-Nya
sama seperi permata yang paling indah itulah permata Yaspis jernih seperti Kristal.”
Kristal = transparan = tampil
apa adanya, berarti luar dan dalam sama dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
Orang yang transparan:
- Mudah sekali mengakui dosa ketika dikoreksi firman Allah.
- Tulus, polos, jujur.
Ini adalah motor penggerak sehingga seseorang
berapi-api, berkobar-kobar melayani Tuhan.
Ayo pertahankan kejujuran, ketulusan dan kepolosan,
kalau seseorang tidak jujur, tidak polos lagi pasti tidak berkobar-kobar
melayani Tuhan, susah untuk melayani Tuhan, sama seperti seonggok atau segumpal
tanah liat yang belum terbentuk, hina dan tidak berarti bagi Tuhan = tidak
bercahaya.
Keluaran 3:1-3
(3:1) Adapun Musa, ia
biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali,
ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia
ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN
menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu
ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata:
"Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat
itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
Kalau
berkobar-kobar, bernyala-nyala, berapi-api melayani Tuhan, itu merupakan suatu penglihatan yang hebat = permata Yaspis, permata
yang paling indah, sehingga orang yang melayani Tuhan dalam kesucian itu nilainya
tinggi = berharga dan berarti / bermakna di mata Tuhan.
Saya sudah sampaikan
kemarin kalau seseorang tidak berarti lagi, umurnya pasti pendek, biar dia
hamba Tuhan.
Orang yang tidak melayani
Tuhan sebenarnya tidak berarti, sebelum Tuhan datang, mereka sudah binasa,
umurnya pendek.
Maka, kita semua tidak
suatu kebetulan ada di tempat ini, Tuhan mau jadikan hidup kita berarti berguna
dan bermakna, supaya umur panjang, sebab itu jangan terpaksa untuk melayani
Tuhan.
Tindakan-tindakan
untuk menjadi permata Yaspis.
YANG PERTAMA
Keluaran
3:1
(3:1) Adapun Musa, ia
biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali,
ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia
ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
“Adapun
Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya” = tergembala
dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala.
Biasa menggembalakan artinya; tergembala itu sudah
menjadi tabiat.
Kalau tergembala itu sudah menjadi tabiat berarti
beribadah dan melayani Tuhan bukan suatu rutinitas, bukan suatu kebiasaan,
bukan ibadah yang dijalankan secara lahiriah melainkan pengabdian dan
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, untuk menyenangkan hati Tuhan.
Keadaan
domba-domba bila tergembala sudah menjadi tabiat, ditinjau dari Yohanes 10:2-4.
Pertama: “Mendengar
suara gembala” = dengar-dengaran.
Kalau domba-domba dengar-dengaran, tidak
mendengar suara asing, suara daging, tidak mendengar suara Setan itulah roh
jahat dan roh najis.
Jangan dengar suara asing apalagi kalau sudah
melayani Tuhan, masakan kita sudah melayani Tuhan tetapi hati, pikiran, kita
tidak jelas itu tidak boleh.
Kedua: “Mengikuti
gembala.”
Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Firman
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, tujuannya; membawa kita masuk
dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = pengantin perempuan, itulah
sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di muka bumi ini, itulah kerinduan hati
kita.
Kemana saja kita dibawa ikuti saja geraknya Firman
Pengajaran Mempelai ini, jangan ikuti geraknya firman yang di luar pengajaran mempelai
sebab itu tidak membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna.
Sebab itu kalau domba-domba tergembala,
domba-domba itu juga harus dibawa ke luar, tidak hanya ada di dalam, tidak
boleh menggemukkan diri. Kalau hanya di dalam tidak ada persekutuan antara kandang
penggembalaan yang satu dengan yang lain, tetapi kalau dibawa keluar maka meningkat
ada persekutuan antar denominasi gereja, meningkat lagi ada persekutuan antara
bangsa kafir dengan Israel, sifatnya international, sehingga terwujudlah pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna (kesatuan tubuh). Maka harus semakin
sungguh-sungguh, jangan ikuti ajaran asing, tidak jelas arahnya kita dibawa
kemana.
Dampak
positif bila tergembala adalah tabiat.
Keluaran 3:1
(3:1)
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di
Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang
gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
“Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia
ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.”
Saudaraku, saat ini kita berada di gunung Tuhan,
gunung Allah, lewat ibadah pemuda remaja malam ini. Sekali waktu lewat
penggembalaan ini kita akan digiring, dibawa lebih dekat lagi dengan Dia. Kalau
jauh dari ibadah dan pelayanan tidak bisa digiring, dibawa untuk lebih dekat
dengan Tuhan.
Sampai ke gunung Tuhan berarti berhadapan dengan
Tuhan, inilah yang kita rindukan tentunya.
Kebiasaan
orang di luaran sana, merindukan kalau dia berjumpa dengan lawan jenisnya,
berjumpa dengan sesuatu yang sifatnya menyukakan daging, tetapi tidak dengan
anak Tuhan, dengan mereka yang berada di atas gunung Tuhan yaitu; mereka yang beribadah
dan melayani Tuhan, mereka ingin lebih dekat lagi dengan Allah, menghadap
takhta kasih karunia.
Ibrani 4:16
(4:16)
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
“Sebab
itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia.”
Jadi orang yang berada di gunung Tuhan, orang
yang beribadah dan melayani Tuhan adalah orang yang memiliki keteguhan hati dan
keberanian yang luar biasa.
Sebab kalau kita datang ke gunung Tuhan beribadah
dan melayani Tuhan itu adalah suatu keputusan yang luar biasa, tindakan berani
dari seorang anak Tuhan.
Orang yang beribadah dan melayani Tuhan adalah
orang yang berani mengambil resiko sekalipun harus dijauhi orang lain,
dihinakan, dikucilkan, tidak jadi soal. Mari kita datang berani menghadap
takhta kasih karunia Allah, tidak usah takut oleh karena ibadah ini kita tidak
diakui oleh saudara-saudara kita / orang-orang terdekat.
Tujuannya:
Supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia yang berguna untuk mendapat pertolongan bagi kita pada waktunya.
Pertolongan
kita datang dari Tuhan oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya, itu saja.
jadi, tidak usah takut namun sebaliknya harus berani menghadap takhta kasih
karunia.
Keluaran
2:11-15
(2:11) Pada waktu itu,
ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk
melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang
Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
(2:12) Ia menoleh ke sana
sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan
disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
(2:13)
Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah
berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: "Mengapa engkau pukul temanmu?"
(2:14) Tetapi jawabnya:
"Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang
Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu
telah ketahuan."
(2:15) Ketika Firaun
mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi
Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia
duduk-duduk di tepi sebuah sumur.
Musa
berani bayar harga, ia berani meninggalkan Mesir.
Tinggal
di istana kerajaan jauh lebih enak, tetapi Musa berani tinggalkan Mesir, berani
bayar harga, dia tidak takut biarpun tidak diakui oleh Firaun, ayah kandung
dari puteri Firaun yang mengasuhnya.
Ibrani
11:24-26
(11:24)
Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
(11:25) karena ia lebih
suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati
kesenangan dari dosa.
(11:26)
Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari
pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
Musa berani mengambil resiko karena pandangannya diarahkan kepada upah, supaya nanti suatu saat dia akan berjumpa dengan Allah.
Resiko yang harus ditempuh, antara lain;
-
“Menolak disebut anak puteri Firaun.”
Alasannya; lebih suka menderita sengsara dengan
umat Allah dari pada menikmati kesenangan tetapi hidup di dalam dosa. Mesir adalah
gambaran dunia, di dalamnya; keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup
(1 Yohanes 2:15-16).
Lihat orang di luaran sana, mereka menikmati kesenangan
dunia tetapi sifatnya sementara, pada akhirnya menuju kebinasaan.Harus ada keberanian,
tidak usah gunakan logika.
-
“Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai
kekayaan lebih besar dari pada semua harta Mesir.”
Hati dan pikiran Musa tidak terpaut kepada Mesir,
karena sesungguhnya Kristus adalah kekayaan yang lebih besar dari semua harta
di Mesir.
Saya ngeri melihat jikalau orang Kristen lebih menikmati
kekayaan dunia dan hatinya lebih terpaut kepada harta kekayaan dari pada korban
Kristus, sebetulnya itu adalah penghinaan besar, tetapi mereka tidak
menyadarinya. Hanya karena harta jauh dari ibadah = menghina korban Kristus.
Ibrani 11:27
(11:27)
Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka
raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
“Ia
meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja.”
Alasannya; ia bertahan sama seperti ia melihat apa
yang tidak kelihatan.
Saya bertahan dengan prinsip saya berpegang teguh
pada ibadah dan pelayanan, berpegang teguh kepada pengajaran mempelai, karena apa?
Karena saya melihat apa yang tidak kelihatan, sebab saya melihat surga,
sekalipun mata saya tidak melihat sekarang.
Ayo, kita menghampiri takhta kasih karunia dengan
keberanian, tidak usah takut akan masa depan.
Ibrani 11:28
(11:28)
Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa
anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.
Sampai pada akhirnya kita menjunjung tinggi korban
Kristus dengan bukti adanya percikan darah.
Percikan darah artinya; menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung. Jadi, orang lain yang berbuat salah tetapi kita
yang menanggungnya.
Tindakan-tindakan
untuk menjadi permata Yaspis.
YANG KEDUA.
Keluaran 3:10
(3:10) Jadi sekarang,
pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang
Israel, keluar dari Mesir."
Musa
diutus ke Firaun = memberi diri diutus.
Keluaran
3:11-12
(3:11) Tetapi Musa berkata
kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan
membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
(3:12)
Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu,
bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila
engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah
kepada Allah di gunung ini."
Tanda
pengutusan.
Tanda pertama: “Tuhan menyertai
Musa.”
Demikian juga anak-anak Tuhan (pemuda remaja) Tuhan
akan menyertai kalau memberi diri diutus (melayani Tuhan).
Itu sebabnya Ia disebut juga dengan Imanuel; “ Tuhan beserta kita” jadi namanya sesuai
dengan tabiat-Nya.
Yesaya 49:2
(49:2) Ia telah membuat
mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan
tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan
menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
Tanda bahwa Tuhan menyertai seorang hamba Tuhan yang
diutus.
-
“Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang
tajam” = di mulut ada firman
Allah yan berkuasa.
Tujuannya: Membangun, menasihati
dan menghibur à firman nubuatan = yang berkuasa untuk menyelidiki dan mengoreksi segala
sesuatu yang terkandung dalam hati.
-
“Menjadi anak panah yang runcing.”
Kegunaan anak panah yang runcing: Siap untuk
ditancapkan ke dalam hati.
Jaminannya: Berlindung dalam naungan tangan Tuhan dan menyembunyikan dalam tabung panahnya = berlindung di bawah tangan Tuhan yang kuat dan berada di
dalam kuasa Roh Kudus.
Inilah penyertaan Tuhan itu. Jadi tidak usah takut kalau di utus
sebab dua tangan Tuhan dan Roh Kudus akan menyertai. Jangan tolak panggilan
Tuhan dengan alasan; saya tidak bisa, saya tidak fasih lidah, saya tidak mengerti,
sebetulnya itu adalah kekeliruan, sebab Tuhan tidak memanggil orang pandai dan
orang hebat.
Tanda
pengutusan.
Tanda KEDUA: “Bangsa Israel
beribadah”... (Keluaran 3:12).
Keluaran
pasal 24-25 bangsa Israel beribadah
di gunung Horeb / gunung Tuhan = Allah menggenapi janji-Nya.
Berarti bangsa Israel digiring ke gunung Tuhan
untuk menghadap takhta Allah lebih dekat lagi.
Penggenapannya.
Keluaran 24:12
(24:12)
TUHAN berfirman kepada Musa: "Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan
tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan
perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka."
Musa naik ke gunung Tuhan, itulah gunung Horeb, gunung
Sinai = bertemu dengan Allah.
Kemudian dalam kesempatan itu ia menerima dua loh
batu yang berisikan 10 perintah Allah à kepada kebenaran
yang disertai dengan kasih.
Hukum 1-4 ditulis pada loh batu yang pertama = kasih kepada Allah, kalau dibuat diagramnya
bentuknya vertikal.
Hukum 5-10 -> ditulis pada loh
batu yang kedua = kasih kepada sesama, kalau dibuat diagramnya bentuknya
horizontal .
Diagramnya:
Jadi betul sekali dua loh batu yang berisikan dengan
10 perintah Allah adalah kebenaran disertai
dengan kasih.
Sebagai bukti...
Keluaran 32:15-18
(32:15)
Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum
Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis
sebelah-menyebelah.
(32:16) Kedua loh itu
ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh
itu.
(32:17) Ketika Yosua
mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi
sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
(32:18) Tetapi jawab Musa:
"Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi
orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
Musa mendengar bunyi orang menyanyi berbalas-balasan
= tidak menang tidak kalah.
Saudaraku, kita semua adalah imam-imam dan
raja-raja, tujuannya untuk memerintah di atas bumi bukan diperintah dosa dan bukan
menjadi hamba dosa.
Kita juga adalah tentara Tuhan, laskar Kristus
yang sedang berperang memerangi musuh itulah Iblis/Setan yaitu roh jahat dan roh
najis, kalau Tuhan dipihak kita, kita sanggup mengalahkan musuh. Berarti bunyi orang
menyanyi berbalas-balasan à dosa yang belum dihentikan.
Inilah kejahatan bangsa Israel ketika Musa berada
di atas gunung Tuhan selama 40 hari 40 malam.
Mari kita lihat dosa itu...
Bangsa Israel mendirikan patung anak lembu emas tuangan
= menyembah berhala.
Akibat menyembah berhala:di situlah terjadi dosa makan minum = dosa merokok minum-minuman
keras. Kemudian dosa kawin mengawinkan
= dosa seks bebas, karena dikuasai oleh roh najis itulah yang disebut nyanyian
berbalas-balasan
Seharusnya, kalau ada orang dalam kandang penggembalaan
ini dikuasai roh najis itu, hentikan!!!! Jangan buat Setan senang, tetapi hati
Tuhan sakit.
Kita lihat kebenaran disertai dengan kasih...
Keluaran 32:19
(32:19) Dan ketika ia
dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari,
maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan
dipecahkannya pada kaki gunung itu.
Oleh karena penyembahan berhala dari bangsa Israel,
dua loh batu dilemparkan dan pecah à korban
Kristus.
Yesus adalah firman Allah yang menjadi manusia,
namun dipecah-pecahkan di atas kayu salib itulah kebenaran yang disertai dengan
kasih, inilah keuntungannya kalau kita berada di gunung Tuhan, dalam kesempatan
itu kita akan dibenarkan oleh darah salib Kristus, maka kalau mereka jauh dari
ibadah dan pelayanan mereka tidak berada dalam kebenaran yang disertai dengan kasih.
Tuhan baik kepada kita, begitu najisnya dan
jahatnya, begitu banyaknya penyembahan berhala, tetapi ketika kita berada di gunung
Tuhan kita dibenarkan oleh darah salib Kristus untuk menunjukkan keadilan-Nya
bahwa Dia benar, sehingga kita benar dan oleh karena itu kita banyak membenarkan
orang.
Yohanes 18:36-37
(18:36) Jawab Yesus:
"Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti
hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi,
akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."
(18:37) Maka kata Pilatus
kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau
mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku
datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran;
setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."
Yesus anak Allah diutus ke dunia supaya memberikan kesaksian tentang
kebenaran.
Kebenaran yang sejati hanya terletak pada kayu salib, di luar salib
Kristus tidak ada lagi kebenaran itulah kesaksian Yesus Kristus.
Ini ada kaitannya dengan....
Wahyu 21:9-10
(21:9) Maka datanglah
seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan
ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya:
"Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh
ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan
kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Malaikat membawa Yohanes ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, kemudian menunjukkan
kepadanya kota yang kudus, Yerusalem yang baru yang turun dari sorga dari Allah
itulah pengantin perempuan, Mempelai Anak Domba.
Seperti itulah keadaan dari mempelai perempuan Anak Domba, gunung yang
besar lagi tinggi, menerima kebenaran disertai oleh kasih.
Gunung yang besar lagi tinggi adalah bukit Golgota, lebih tinggi dan
lebih besar dari gunung-gunung yang tertinggi di dunia ini, termasuk Mountain
Efrest.
Filipi 2:9-10
(2:9) Itulah sebabnya
Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama,
(2:10) supaya dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi,
(2:11)
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!
Yesus taat sampai mati bahkan sampai mati di atas
kayu salib, sehingga dengan demikian Allah meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama.
Tujuannya: Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala yang ada di langit, di bumi dan di bawah bumi, inilah gunung yang besar
lagi tinggi. Oleh karena nama Yesus semua bertekuk lutut.
Hasilnya.
Yang
pertama.
Keluaran 24:16-18
(24:16) Kemuliaan TUHAN
diam di atas gunung Sinai, dan awan itu menutupinya enam hari lamanya; pada
hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa dari tengah-tengah awan itu.
(24:17) Tampaknya
kemuliaan TUHAN sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan
orang Israel.
(24:18) Masuklah Musa ke
tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas
gunung itu empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya.
Ketika Tuhan berada di gunung Tuhan, gunung
Sinai: “Tampaklah kemuliaan Tuhan sebagai
api yang menghanguskan di puncak gunung itu.”
Yesaya 4:3-4
(4:3) Dan orang yang
tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni
setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup,
(4:4) apabila TUHAN telah
membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem
dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.
Sifat tabiat dari Roh Kudus adalah menghanguskan
tabiat daging.
Tujuannya: Untuk membersihkan kekotoran puteri
Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem.
Itulah kemuliaan Allah sebagai Roh Kudus yang
menghanguskan tabiat daging.
Yang
kedua.
Musa berada di atas gunung Sinai selama 40 hari
40 malam à tamatnya daging.
Berbicara angka 40 yang dikaitkan dengan pribadi
Musa.
-
40 tahun
pertama berada di Mesir diasuh oleh puteri Firaun sehingga ia dididik oleh segala hikmat orang Mesir.
-
40 tahun yang kedua
berada di Midian menggembalakan kambing
domba Yitro mertuanya = dilatih.
-
40 tahun yang
ketiga Musa menggembalakan Israel umat Tuhan = bebas dari perbudakan Mesir.
Tanda tamatnya daging, ada hikmat, dilatih Tuhan,
bebas dari perbudakan Mesir.
Hikmat Tuhan kita butuhkan, kita dilatih itulah
sengsara salib, kemudian menggembalakan bangsa Isreal, berati keluar dari Mesir
menerima tanah Kanaan, beribadah dan melayani Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment