IBADAH RAYA MINGGU, 29 NOVEMBER 2015
“JEMAAT DI LAODIKIA”
(SERI 25 )
Subtema : PERSEKUTUAN YANG INDAH
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Kita kembali memperhatikan jemaat di
Laodikia.
Wahyu 3:20
(3:20) Lihat , Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau
ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya
dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Inilah kasih timbal balik yang akan kita
nikmati apabila dengan sepenuh hati kita membuka pintu hati bagi Dia.
Kata “makan”
menunjukkan adanya persekutuan, berarti; ada hubungan intim antara tubuh dengan
kepala = kita mengasihi Dia sama seperti Dia mengasihi kita = hubungan Mempelai
Pria dengan Mempelai Wanita.
Yohanes 15:1-5
(15:1) "Akulah pokok anggur yang benar dan
Bapa-Kulah pengusahanya.
(15:2) Setiap ranting pada-Ku
yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:3) Kamu memang sudah
bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
(15:4) Tinggallah di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
Persekutuan yang indah antara tubuh dengan
kepala itu sama seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar.
Bukti adanya persekutuan antara tubuh dengan
kepala...
Yohanes 15:7
(15:7)
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya.
Bukti
adanya persekutuan dengan Tuhan: “Tinggal
Di Dalam Aku Dan Firman-Ku Tinggal Di Dalam Kamu” = Firman Tuhan tinggal di
dalam kita = firman itu mendarah daging.
Yohanes
1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
Firman
itu telah menjadi manusia = firman mendarah daging, dilanjutkan dengan kalimat:
“Dan diam di antara kita.”
Artinya:
Allah bertabernakel / Allah berhadirat. Tabernakel = bait Allah = tubuh kita.
Wahyu 21:3-4
(21:3) Lalu aku mendengar
suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di
tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan
menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
(21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka,
dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan
ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Kalau Allah bertabernakel segala yang lama
itu telah berlalu, berarti Tuhan menghapus segala air mata, maut tidak ada
lagi, tidak ada lagi perkabungan, ratap tangis atau dukacita.
Persamaan dari segala yang lama telah
berlalu…
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
Yang lama telah berlalu berarti yang terlihat
adalah kemuliaan dari Anak Tunggal Bapa.
Kemuliaan dari Anak Tunggal Bapa, antara
lain;
YANG PERTAMA: ”Penuh kasih karunia.”
Kita mendapatkan kasih karunia lewat pribadi Yesus
Kristus, sebab seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia.
Yohanes 1:16-17
(1:17) sebab hukum Taurat
diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus.
"Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih
karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus…dan…dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia…”
Tanda menerima kasih karunia: Lepas dari
hukum Taurat / tidak berada di bawah hukum Taurat.
Mari kita lihat sejenak hukum Taurat.
Hukum Taurat dikaitkan dengan Injil Matius..
Matius 5:38
Pertama: “Mata
ganti mata gigi ganti gigi” artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Berarti orang yang bersalah tidak luput dari
hukuman, pendeknya tidak mendapat keselamatan.
Sementara kalau kita hitung-hitung kesalahan yang
kita buat begitu banyak.
Misalnya; Kalau tangan bersalah, tangan akan
dipotong, kalau mata yang salah, mata dicungkil, kalau kaki bersalah kaki dipotong
atau kalau semua anggota tubuh bersalah semua dipotong, maka binasalah manusia.
Matius 5:34
Kedua: “Kasihilah sesamamu
manusia dan bencilah musuhmu.”
Mengasihi orang yang mengasihi tetapi
membenci orang yang menyakiti, berarti tidak sempurna dalam kasih.
Lalu apakah seseorang memperoleh keselamatan
apabila berada di bawah hukum Taurat? Saya pastikan tidak.
Kalau diterapkan hukum yang seperti ini; yang
lemah semakin lemah, yang tertindas semakin tertindas / tidak ada kebahagiaan.
Hukum Taurat dikaitkan dengan sunat.
Roma 2:22-25
(2:22) Engkau yang berkata:
"Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik
akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
(2:23) Engkau bermegah atas
hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum
Taurat itu?
(2:24) Seperti ada tertulis:
"Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa
lain."
(2:25) Sunat memang ada
gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum
Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
“Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum
Taurat; tetapi jika melanggar hukum Taurat, maka sunat tidak ada lagi gunanya.”
Semua orang Yahudi disebut orang-orang yang
bersunat, tetapi mereka melanggar hukum Taurat.
Pendeknya, orang Yahudi hanya menjalankan
ibadah secara lahiriah saja (sunat lahiriah).
Hukum Taurat dikaitkan dengan ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Matius 23:1-3
(23:2) "Ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah
dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah
kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi
tidak melakukannya.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa = melayani dalam bentuk hukum Taurat. Mereka melayani dan mengajarkan kebenaran tetapi tidak melakukannya = menjalankan
ibadah secara lahiriah saja.
Kesimpulannya: Hukum Taurat yang dikaitkan
dengan Injil Matius 5, dan yang
dikaitkan dengan sunat juga yang dikaitkan dengan pelayanan dari ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi secara
keseluruhan dijalankan secara lahiriah saja.
Kerugian menjalankan ibadah secara lahiriah.
Matius 23:4-7
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu
meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua pekerjaan yang
mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka duduk di
tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka
dipanggil Rabi.
Pertama: Tidak
terbeban, tidak mau menyentuh beban dalam setiap pekerjaan Tuhan.
Mau diperhatikan tetapi tidak mau mengerti
pekerjaan Tuhan, mau dimengerti tetapi tidak mau mengerti pekerjaan Tuhan.
Kedua: Pekerjaan
yang mereka lakukan bertujuan supaya dilihat orang lain saja.
Orang
yang seperti ini terlihat rohani sebetulnya tidak.
Tanda-tanda
orang seperti ini;
-
“Mereka memakai tali sembahyang yang lebar.”
Tali sembahyang tidak perlu
lebar-lebar, tetapi mereka harus menggunakannya, supaya terlihat rohaniawan.
-
“Menggunakan jumbai yang panjang.”
Perlu diketahui: Orang
yang disebut Yahudi tidak terlihat ke Yahudiannya.
-
“Mereka suka duduk di tempat terhormat.”
Misalnya; kalau
di gereja duduk paling depan sekali.
-
“Suka menerima penghormatan di pasar dan suka
dipanggil Rabi.”
·
Penghormatan di pasar.
Pasar adalah sarang
penyamun = tempat berkumpulnya semua dosa.
Kalau seorang hamba Tuhan
datang ke pasar, antara lain; ke diskotik hanya untuk mencari penghormatan bukankah itu perbuatan yang bodoh? Tidak perlu ke tempat seperti itu untuk mencari
penghormatan, di rumah Tuhan, tinggal di dalam kemah, tersungkur di kaki Tuhan
/ menyembah Dia, maka ia akan ditinggikan Tuhan.
·
Suka dipanggil rabi.
Rabi artinya guru atau
Bapa.
Sedikit kesaksian;
-
Ada tukang
parkir di Alfa Midi Perumnas, setiap saya belanja dia pasti memanggil saya “abi”
padahal saya tidak menyuruhnya memanggil saya dengan sebutan abi. Saya tidak
tahu apa itu artinya “abi”, saya
pikir abi itu bapa. Kepada orang lain dia memanggil bapak, tetapi khusus untuk
saya dia panggil “abi”.
Saya menyampaikan ini bukan untuk menonjolkan diri, waktu dipanggil abi saya biasa saja, tetapi berbeda dengan ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi suka dipanggil rabi (guru).
-
Sekali
waktu saya makan nasi goreng di pinggir jalan di Serang (nasi goreng kabul),
setiap saya ke tempat itu, saya di panggil pak guru / pak dosen padalah saya
tidak pernah menceritakan saya guru atau dosan. Dan kalau saya hadir, seberapa banyak
orang yang makan disitu, dia pasti datang ke meja saya, bagi saya itu biasa saja, sebab saya datang untuk makan
bukan untuk mencari penghormatan.
Matius 23:8
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi;
karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
Yang benar adalah; “Kamu semua adalah
saudara.”
Kita adalah
saudara seiman, tidak lebih
tinggi dan tidak lebih rendah, sama, teramat lebih terhadap saudara-saudara
seiman dalam kandang penggembalaan ini.
Matius 23:9
(23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di
bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Hanya satu bapa yaitu Dia yang ada di sorga,
jadi jangan suka dipanggil guru (rabi), jangan gila hormat.
Tujuannya: Supaya jangan saling menantang dan
saling mendengki...(Galatia 5:26).
Lebih dari pada itu….
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai
pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang
bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang
menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang
buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan
persembahan itu?
Ahli Taurat dan orang-orang Farisi melayani
tetapi terikat dengan perkara-perkara lahiriah.
Pendeknya;
-
Terikat
dengan perkara lahiriah soal emas.
-
Terikat
dengan persembahan di atas mezbah.
Kerugiannya: Tidak
hidup dalam kesucian, itulah Bait
Suci dan tidak hidup dalam doa penyembahan
= bukan rumah doa melainkan sarang penyamun.
Sekarang kita kembali memperhatikan..
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia
demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat
diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus.
Dari kepenuhan Kristus kita menerima kasih karunia
demi kasih karunia, dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang
lain.
Kita banyak menerima kasih karunia, beribadah
dalam kandang penggembalaan itu kasih karunia, melayani di tengah-tengah ibadah
itu juga kasih karunia, dipercayakan pembukaan rahasia firman itu juga kasih
karunia, diberi nafas hidup itu juga kasih karunia, semua itu dari kepenuhan Yesus
Kristus.
1 Korintus 15:8-9
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri
juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab
aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Rasul Paulus mendapat kasih karunia karena
telah dipercayakan jabatan rasul sekalipun yang paling akhir, itu sebabnya ia
menggambarkan kasih karunia yang ia peroleh ini seperti bayi yang lahir sebelum
waktunya = bayi prematur.
Prematur = tubuh kecil, dua tangan dan dua
kaki tidak mampu dan tidak berdaya untuk berbuat apapun, tetapi kalau akhirnya
ia dipercaya jabatan rasul itu merupakan kasih karunia.
Tuhan percayakan kepada saya jabatan gembala
itu kasih karunia, dipercayakan untuk menyampaikan Firman Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel itu kasih karunia, dan akhir-akhir ini kita juga
dipercayakan untuk melayani persekutuan hamba-hamba Tuhan di Medan, itu juga
kasih karunia dan tentu kita juga boleh melayani bersama-sama itu juga kasih
karunia.
Itu sebabnya tadi siang saya sampaikan di Cilegon,
yang dipercayakan membaca firman Tuhan, mengetik firman Tuhan, jangan sombong. Dasar
dari kerajaan sorga adalah keadilan dan kebenaran, kita tidak ada dasar untuk
bermegah dan menyombongkan diri, selain iman kepada Kristus.
Itulah antara kasih karunia dengan hukum
Taurat, sehingga dengan demikian Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dalam kehidupan
kita, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dalam kandang penggembalaan ini.
Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat
apa-apa = tidak terlihat kemuliaan Allah.
Kemuliaan dari Anak Tunggal Bapa, antara
lain;
YANG KEDUA: ”Penuh dengan kebenaran.”
Kebenaran yang sejati terletak pada kayu
salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, yang ada kebenaran diri sendiri,
kebenaran hukum Taurat dan lain-lain, misalnya; hukum rimba dan hukum yang
lain-lain.
2 Korintus 1:17-20
(1:17) Jadi, adakah aku
bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat
rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat
"ya" dan "tidak"?
(1:18) Demi Allah yang setia,
janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak".
(1:19) Karena
Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu,
yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan
"tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi
semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin"
untuk memuliakan Allah
Di dalam Dia hanya ada Ya, sebab itu rasul Paulus tidak
serampangan dalam pengikutan dan pelayanannya kepada Allah dalam Yesus Kristus.
Di dalam Yesus Kristus hanya ada YA, sebab
Kristus adalah Ya bagi semua
janji Allah dan itu telah dibuktikan.
Matius 26:39, 42, 44
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud
dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah
cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila
Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
(26:44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan
berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
“Yesus Kristus adalah Ya bagi
semua janji Allah.” Perkataan Ya menunjukkan bahwa Yesus taat, setia,
dengar-dengaran kepada Allah Bapa.
Di mana bukti bahwa Yesus sebagai Anak dengar-dengaran
kepada Allah Bapa? Yaitu; Dia harus meminum cawan Allah, artinya: Yesus harus menanggung
penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, sehingga dengan
demikian kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.
Kesimpulannya: Kebenaran itu sudah menjadi
tabiat Anak Allah.
Kebenaran ini juga harus menjadi tabiat dari anak-anak
Tuhan, sehingga dengan demikian terlihatlah kemuliaan Allah. Dibalik salib
Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya.
Inilah persekutuan antara ranting dengan
pokok anggur yang benar.
Sekarang kita melihat..
Persekutuan antara ranting dengan ranting / persekutuan carang dengan carang = persekutuan antara sesama.
Yohanes 15:4-5
(15:4) Tinggallah
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah
dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga
kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah
pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa.
Saya dan saudara adalah ranting-ranting / carang-carangnya,
harus ada persekutuan antara ranting dengan ranting.
Kalau ada persekutuan antara ranting dengan
pokoknya, maka secara otomatis ada persekutuan antara ranting dengan ranting.
Ranting itu tidak hanya satu, tetapi satu
ranting ada cabang-cabangnya lagi, itulah persekutuan antara ranting dengan
ranting, persekutuan antara sesama.
Mari kita lihat persekutuan antara sesama.
1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu
tubuh, demikian pula Kristus.
Tubuh itu satu, tetapi terdiri dari banyak anggota-anggota
yaitu; ada kepala, tangan, kaki, mata, hidung, telinga mulut, jari-jari dan
lain sebagainya. Itulah kehidupan anak Tuhan sebagai tubuh Kristus.
1 Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Anggota – anggota tubuh itu disatukan lewat
baptisan Kristus.
Perlu diketahui: Anggota - anggota tubuh
tidak bisa disatukan oleh pengertian manusia, kepintaran manusia, tidak bisa
disatukan oleh apapun termasuk uang, sehebat apapun motivator ia takkan bisa mempersatukan anggota tubuh.
Roma 6:1-2
(6:1) Jika demikian, apakah yang
hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin
bertambah kasih karunia itu?
(6:2) Sekali-kali tidak! Bukankah
kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Kalau seseorang telah mati terhadap dosa berarti
dosa tidak berkuasa lagi atas dia.
Coba saudara perhatikan orang mati, biarpun saudara
pengaruhi ia takkan terpengaruh oleh apapun, saudara pukul dia tidak akan marah
dan orang mati juga tidak akan mau diajak nyanyian berbalas-balasan, tidak mau
diajak berbuat dosa = tidak kompromi terhadap dosa.
Roma 6:3
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua
yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Kita semua telah dibaptis oleh kematian
Kristus maka dosa tidak berkuasa lagi.
Roma 6:4
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan
bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan Kristus adalah tanda dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan.
-
Kuasa
kematian Yesus Kristus: Mengubur hidup yang lama.
-
Kuasa
kebangkitan Yesus Kristus: Hidup dalam hidup yang baru, yang lama telah berlalu.
Roma 6:5
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Kalau kita satu dalam kematian Yesus, kita
juga akan satu dalam kebangkitan-Nya.
Kematian dan kebangkitan itu satu paket, kalau
kematian Yesus tidak satu paket dengan kebangkitan-Nya kita mengalami kerugian
berlipat ganda.
1 Korintus 15:12-14
(15:12) Jadi, bilamana kami
beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin
ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
(15:13) Kalau tidak ada
kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan,
maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Kematian dan kebangkitan itu sudah satu
paket, andaikata Yesus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan Injil
Kerajaan dan sia-sialah kita percaya kepada
Kristus dan satu dengan yang lain tidak mungkin terwujud kesatuan tubuh
Kristus.
1 Korintus 15:15
(15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta
terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan
Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang
mati tidak dibangkitkan.
Kalau Kristus tidak dibangkitkan setiap orang
tetap hidup dalam dosa / tinggal dalam dosa / dosa masih berkuasa dalam dia.
1 Korintus 15:18
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang
yang mati dalam Kristus.
Kesimpulannya; binasa, akhir hidupnya menuju
kepada kematian.
1 Korintus 15:19
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja
menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling
malang dari segala manusia.
“…..Hanya dalam hidup ini saja menaruh
pengharapan pada Kristus…” artinya; tidak ada lagi kebangkitan, maka kita adalah orang-orang yang
paling malang dari kota malang dan dari segala manusia.
Sementara dalam pengikutan kita sudah banyak berkorban,
baik tenaga, pikiran, waktu, materi, tetapi Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah
kita menaruh pengharapan kepada Dia, ini adalah kerugian besar.
Manusia yang di luar Tuhan banyak sial,
banyak rugi, banyak dusta, banyak bohong, banyak trik dan intrik, sehingga ia
disebut menjadi manusia yang malang, tetapi di sini dikatakan kalau kita menaruh pengharapan pada Kristus, tanpa
kebangkitan, maka kitalah yang paling malang dari mereka semua itu.
Berhala adalah allah yang mati, tidak mampu
berbuat apa-apa untuk kita, tetapi Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang mati
tetapi lihatlah Dia telah hidup / bangkit, maut dikalahkan.
Kita tdak rugi, menaruh pengharapan kepada Dia,
kita bukan orang-orang yang paling malang, kita adalah orang yang paling
beruntung, yang paling bersyukur di muka bumi ini, sehingga dengan demikian, kita
berkata: “Hai maut di mana kemenanganmu? Hai
maut di mana sengatmu?”
Tuhan Yesus baik, kita tidak pernah dirugikan,
seberapa besar pengorbanan kita, baik tenaga, waktu, bahkan materi kita
korbankan, Tuhan tidak pernah merugikan kita, Dia sudah berjanji lewat kuasa
kebangkitan-Nya, jadi, jangan muram wajahmu
untuk mengikuti dan melayani Tuhan, karena pengorbananmu belum sebanding dengan
pengorbanan Yesus.
Perlu diketahui: Kebangkitan Yesus menggantikan
semuanya.
1 Korintus 15:20
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari
orang-orang yang telah meninggal.
Yang benar adalah; Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati.
Perlu diketahui; kebangkitan Kristus adalah kebangkitan yang sulung dari semua orang
yang telah meninggal.
Apa maksud semua ini?
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu
menyerahkan nyawa-Nya.
Perhatikan kalimat: “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya” =
Yesus telah mati di atas kayu salib. Perlu diketahui; Yesus telah mati tetapi hari
ketiga Ia bangkit.
Matius 27:51
(27:51) Dan lihatlah, tabir
Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan
bukit-bukit batu terbelah,
Selanjutnya tabir Bait Suci terbelah dua dari
atas sampai ke bawah.
Arti rohaninya; terjadi perobekkan daging
oleh salib Kristus, itu tanda dalam kematian.
Ketika daging dirobek itu rasanya sakit / tidak
enak, tetapi pada saat daging itu dapat dirobek itu adalah tanda kematian, sebagimana
Adam, setelah ia tidur pulas barulah Allah mengadakan operasi besar-besaran, Ia
mengoperasi dengan menggunakan pedang yang tajam, sehingga dengan demikian
terwujudlah pembangunan tubuh Kristus sebab Allah membangun seorang perempuan untuk
dia.
Kalau daging dirobek tetapi mulut masih
bersuara itu bukan pengalaman kematian, kalau masih suka mempersalahkan si A
dan si B, bersungut-sungut ketika dikoreksi, itu belum masuk dalam pengalaman
kematian.
Ketika kita salah lalu dikoreksi tetapi tidak
terima itu aneh, tidak masuk akal, kapan pengalaman kematian itu terwujud, supaya
terwujudnya pembangunan tubuh Kristus?
Seorang imam harus terlebih dahulu menanggung
penderitaan, barulah sidang jemaat mengikutinya.
Matius 27:52-53
(27:53) Dan sesudah
kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan
menampakkan diri kepada banyak orang.
Sesudah Yesus bangkit, maka orang-orang yang
sudah mati duluan bangkit = maut telah dikalahkan, inilah kebangkitan sulung
dengan prosesnya, dan semua yang lama telah berlalu.
Dalam kebangkitan terwujudlah kesatuan tubuh, dalam kerajaan
sorga tidak ada lagi perbedaan antara anggota tubuh yang satu dengan yang lain.
Di dalam kerajaan sorga tidak ditanya kamu dari suku mana, dari bangsa mana, tidak
ada perbedaan tidak ada yang lebih tinggi atau rendah, tidak ada yang kaya atau
miskin.
1 Korintus 12:14
Tubuh terdiri dari banyak anggota antara
lain; kaki, tangan, telinga, mata, hidung dan lain sebagainya. Namun anggota-anggota tubuh itu satu dengan
yang lain tidak dikuasai oleh roh egosentris, kalau tubuh itu dikuasai oleh roh
egosentris maka anggota tubuh yang lain tidak diakui.
1 Korintus 12:16-17
(12:16) andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan
mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:17) Andaikata tubuh
seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah
telinga, di manakah penciuman?
Kalau anggota – anggota tubuh itu dikuasai
roh egosentris / mementingkan diri sendiri, maka anggota tubuh yang lain tidak
diakui, anggota tubuh lain tidak terlihat lagi.
Kalau tubuh ini semuanya tangan, maka orang
lain melihatnya aneh. Kalau tidak mau menyatu, seseorang sedang dikuasai roh
egosentris dan ia tidak akan menyatu dengan anggota tubuh yang lain.
Jangan biarkan hidup ini sebagai anggota
tubuh yang aneh-aneh, belajar taklukkan dirimu kepada firman, taat,
dengar-dengaran / patuh pada firman, supaya layak melayani Tuhan.
1 Korintus 12:18
(12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota,
masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang
dikehendaki-Nya.
Tuhan membentuk tubuh dan telah disusun
dengan sedemikian rupa dan Tuhan membentuknya segambar dan serupa dengan Allah.
Tuhan menempatkan mata pada posisi yang benar,
mulut pada posisi yang benar, tangan pada posisi yang benar dan kaki pada posisi
yang benar. Tangan tidak ditempatkan pada tempatnya kaki atau sebaliknya kaki
ditempatkan di tangan, nanti tubuh tidak bisa menjalankan aktifitasnya dengan
sempurna dihadapan Tuhan.
Tuhan membentuk tubuh menurut gambar dan rupa
Allah dan tempatnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadi, kita sebagai anggota
tubuh berfungsi sesuai dengan yang sudah Tuhan tentukan; sebagai mata, biarlah kita
berfungsi sebagai mata, sebagai kaki, biarlah berfungsi sebagai kaki. Kalau dirubah-rubah
nanti tubuh tidak maksimal mengerjakan apa yang diinginkan oleh Tuhan.
Jangan pernah mendahului apa yang menjadi
kehendak Allah, Tuhan jauh lebih tahu. Belajarlah menjadi anggota tubuh yang
baik. Jadilah anggota tubuh yang sudah Tuhan susun pada tempatnya, supaya semua
berjalan dengan baik
Perlu diketahui: Anggota tubuh itu berfungsi
sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan sesuai dengan kehendak masing-masing.
Hasilnya.
Mazmur 133:1-3
(133:1) Nyanyian ziarah Daud.
Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama
dengan rukun!
(133:2) Seperti minyak yang
baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke
leher jubahnya.
(133:3) Seperti
embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah
TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Yang pertama.
Rukun = ada
kesatuan dari antara anggota-anggota tubuh Kristus.
Kalau ada kesatuan akan terlihat:
-
Baik.
Keadaan tubuh menjadi
baik, mengerjakan segala sesuatu menjadi baik.
-
Indah.
Adanya perbedaan / aneka
ragam, tetapi bersatu, itu akan terlihat indah.
Umpamanya kalau dalam satu gedung semuanya
putih saja, atau hitam saja, tidak indah, tetapi kalau beraneka ragam, gedung
itu akan terlihat keindahannya. Seseorang tidak akan terlihat indah kalau yang
berbeda itu tidak satu.
Yang kedua.
Kemudian, kalau ada kesatuan tubuh Kristus,
ada urapan. Tanda ada urapan: sama seperti kaki dian dengan tujuh pelita yang
menyala.
Salah satu dari tujuh tabiat Roh Kudus adalah
mengajar.
Kalau seseorang diurapi Roh Kudus, ia tidak
perlu diajar dan perlu diketahui; ajaran Roh Kudus tidak salah dan tidak ada
dusta, sehingga di tengah-tengah ibadah akan berjalan dengan baik.
Kalau di tengah – tengah ibadah pemimpin
pujian diurapi maka akan terasa hadirat Tuhan, kalau pembaca firman diurapi
akan terasa hadirat Tuhan, kalau semua diurapi Roh Kudus, kita akan merasakan hadirat
Tuhan sampai kepada pemberitaan firman, sehingga kita merasakan lawatan Tuhan,
kita menjadi sasaran hadirat-Nya, Tuhan memulihkan semuanya dan semua menjadi indah
dan baik.
Yang ketiga.
Keuntungan lain kalau ada kesatuan tubuh
Kristus: “Di sanalah Tuhan perintahkan berkat-berkat
itu.”
Oleh sebab itu, suami isteri juga harus
bersatu bukan hanya tubuh saja dekat, tetapi hati, pikiran dan perasaan juga harus
menyatu.
Selain berkat Tuhan, Tuhan juga perintahkan kehidupan yang kekal. Kita tidak bisa
memaksa untuk beroleh hidup yang kekal, itu hanya perintah dari Tuhan saja,
biar sehebat apapun seorang hamba Tuhan itu tidak bisa, sebab itu perhatikan
kesatuan Tubuh, kita harus merindukan kerukunan dan kesatuan, supaya baik dan
indah, ada urapan, diberkati. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment