Ibadah raya minggu 12 JUNI 2016
“wahyu pasal empat”
(SERI 25)
(SERI 25)
Subtema : MELAYANI DENGAN SISTIM KEKUDUSAN
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus
Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu
disertai dengan kesaksian, semua karena kemurahan Tuhan.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan dari Wahyu pasal 4
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di
tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan
mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
“Di tengah-tengah takhta itu dan sekelilingnya ada
empat makhluk.”
Lalu empat makhluk
tersebut: “penuh dengan mata.”
Mari kita lihat penuh dengan mata....
Bagian
pertama: Dikaitkan dengan pakaian
imam besar.
Keluaran 28:4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod,
gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka
harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya
ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Pakaian imam besar
terdiri dari;
1.
Baju efod.
2.
Gamis.
3.
Kemeja yang ada raginya.
Mari kita lihat satu
persatu....
-
Baju efod.
Keluaran 28:6
(28:6) Baju efod itu
harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi
dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.
Baju efod itu dibuat dari emas, kain ungu
muda, kain ungu tua, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya à kematian Yesus Kristus.
-
Gamis.
Keluaran 28:31
(28:31) Haruslah kaubuat
gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.
Gamis baju efod terbuat dari kain ungu tua seluruhnya à kebangkitan Yesus Kritsus.
-
Kemeja yang ada raginya.
Keluaran 28:39
(28:39) Haruslah engkau
menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus, dan membuat serban dari
lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang
berwarna-warna.
Kemeja dengan ada raginya atau baju dalam
berjala-jala / berlobang-lobang menyerupai mata à kemuliaan Yesus Kristus.
Pendeknya: Baju efod tanda di dalam kematian Yesus Kristus yang sudah
ditanggalkan-Nya. Gamis tanda kebangkitan-Nya selama 40 hari di bumi
sudah di tinggalkan-Nya. Yesus naik ke sorga sampai ke belakang tabir sekarang
berada di dalam kemuliaan-Nya = kemeja yang ada raginya
atau baju dalam berjala-jala.
Tadi kemeja dengan ada
raginya atau baju dalam berjala-jala, berlobang-lobang, di sulam menyerupai mata
à kemuliaan Yesus Kristus.
Dan sekarang Dia ada di sorga, sedang mengamat-amati kita.
Pada hari raya pendamaian seorang imam besar masuk ke dalam ruangan
maha suci membawa darah domba jantan dan anak lembu jantan muda dengan
menggunakan pakaian dalam berjala-jala.
Pendeknya, baju Efod harus ditanggalkan dan baju gamis
juga harus ditanggalkan... Imamat
16:2-4.
Zakharia 3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan
kepada Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan
mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku
akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
“Satu permata yang bermata tujuh”, artinya; Kristus yang
penuh dengan Roh Kudus.
Di dalam kerajaan sorga,
Dia sedang mengamat-amati kita sedang memperhatikan tindak tanduk dari gereja
Tuhan.
Jadi, kemeja beragi itu
bersulam dalam bentuk bermata-mata (penuh dengan mata), di dalam kemuliaan-Nya, Ia mengamat-amati gereja Tuhan dalam segala tindak
tanduk.
Barangkali mata manusia
tidak dapat melihat dan menjangkau sikap dan perbuatan kita, tetapi Tuhan, Dia Imam
Besar dalam kemuliaan-nya sedang mengamat-amati pergerakan gereja Tuhan.
Saya selalu menyampaikan
dalam kesempatan ibadah yang lain; kalau berbuat sesuatu ingat Tuhan, Dia ada, barangkali saya
tidak dapat melihat, orang lain tidak melihat, tetapi ingat; Tuhan ada, itu
harus diingat, supaya kita tidak terlanjur-lanjur melakukan sesuatu yang tidak
baik di hadapan Tuhan. Tuhan selalu mengamat-mati semuanya, mengamat-amati
ibadah, mengamat-amati pelayanan, mengamat-amati segala sesuatu, tidak ada yang
tersembunyi di mata Tuhan.
Yeremia 17:9-10
(17:9) Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu,
hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
(17:10) Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk
memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya,
setimpal dengan hasil perbuatannya."
Tuhan yang menyelidiki
hati dan Tuhan yang menguji setiap batin manusia.
Jadi, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada
segala sesuatu, Tuhan mengetahuinya, mengamati-amatinya, tidak hanya di situ
hatinya sudah membatu = keras hati, Tuhan juga mengamat-amatinya, Tuhan
melihatnya. Terpaksa beribadah dan melayani Tuhan, Ia mengetahuinya, Tuhan
melihatnya dan Tuhan akan membalaskan setimpal dengan perbuatannya. Ini harus
dipahami.
Jadi jangan seenaknya kita
melakukan segala sesuatu hanya berdasarkan kehendak diri sendiri, tetapi tidak
memperdulikan isi hati Tuhan.
Sepandai-pandainya dan selicik-liciknya
seseorang, Tuhan tetap lihat, betapa hatinya sudah membatu (keras hati) juga Tuhan
lihat.
Ingat Tuhan membalaskan
setimpal dengan kelicikan dan kekerasan hati seseorang dan saya sudah melihatnya
dan sudah pernah merasakannya. Jadi jangan coba-coba keras hati, seperti kelihatan
lembut padahal keras hati. Ingat, Tuhan balaskan setimpal dengan hati. Tuhan turut mengeraskan hati orang yang keras hati dan itu sudah dinyatakan dalam Roma 9:11.
Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya
kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, segala sesuatu terbuka di
mata Tuhan, sebab itu setiap insan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang diperbuatnya.
Sebab tadi sudah di
singgung, Tuhan membalas setimpal dengan kekerasan hati, setimpal dengan kelicikan
hati, maka kita juga harus gentlemen, mempertanggungjawabkan segala sesuatu,
termasuk kelicikan dan kekerasan hati tadi.
Segala sesuatu Tuhan
ijinkan terjadi, tetapi tidak terlepas dari konsekuensinya, semua tindakan ada
konsekuensinya, jadi jangan berpikir seenaknya berbuat sesuatu hanya untuk
memuaskan hawa nafsunya, jangan coba-coba berlaku licik dan keras hati, semua dipertanggungjawabkan.
Zakharia 3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan
kepada Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan
mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku
akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
Satu permata = Kristus.
Bermata tujuh = Roh Kudus dalam tujuh keadaannya.
Hati-hati jangan lagi
seenaknya berbuat di suatu tempat yang tersembunyi, barangkali saya tidak
lihat, tetapi ingat di dalam kemuliaan-Nya, Dia sendang mengamat-amati
gereja Tuhan dalam setiap tingkah langkahnya, ingat kemeja beragi.
Kalau Tuhan membalaskan
setimpal dengan perbuatan kita, malunya bukan main. Bukan hanya malunya,
tetapi sakitnya juga. Sebab itu jangan main-main, berbuat sesuatu di tempat
yang tersembunyi.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan
keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba
seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh
Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Artinya; kehidupan yang
diurapi Roh Kudus menjadi terang dan kesaksian dimanapun kita diutus di atas
muka bumi ini
Tuhan mengutus kita di
provinsi Banten bukan suatu kebetulan, supaya kita menjadi terang dan menjadi
kesaksian di bumi provinsi Banten ini.
Yehezkiel 1:13
(1:13) Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan
seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di
antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu
kilat sabung-menyabung.
Jadi kehidupan yang
diurapi Roh Kudus semata-mata bukan hanya sebagai terang dan kesaksian, tetapi
tindakannya begitu fleksibel, kian kemari, di mana saja dia berada dia diterima,
sebab memang dia menjadi kesaksian. Begitu fleksibel, sefleksibel Roh Kudus. Inilah
kehidupan yang penuh dengan pengharapan.
Bagian kedua:
Dikaitkan dengan...
Matius 6:22
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu;
“Mata adalah pelita tubuh”, yang berfungsi untuk menerangi seluruh
anggota tubuh, di mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki; kepala, mulut,
telinga, hidung, dua tangan dan dua kaki seluruhnya diterangi = seluruh anggota
tubuh berada di dalam terang.
Kesimpulannya; Penuh
dengan mata artinya; hidup ada di dalam terang.
Kita kaitkan lagi
dengan..
Mazmur 119:105
(119:105) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang
bagi jalanku.
Firman Allah itu adalah pelita
bagi kaki setiap orang dan memberi terang bagi jalan-jalan yang harus kita
tempuh sehingga sekalipun ada sandungan di depan, kita bisa lalui dan lewati.
Banyak sandungan bisa
saja onak duri, yaitu sifatnya menusuk dan menyakiti perasaan hati manusia,
bisa saja ada batu / kerikil à
kekerasan hati, bisa saja ada ular di depan gambaran dari Iblis / Setan itulah
roh jahat dan roh najis. Tetapi di sini jelas firman Allah; pelita bagi kaki
dan fungsinya memberi terang bagi jalan-jalan yang harus kita lalui sehingga kalaupun
ada sandungan di depan kita bisa lewati.
Tidak banyak orang mampu
melewati sandungan, tetapi kalau firman itu menjadi pelita bagi kaki pasti
memberi terang bagi jalan yang harus kita lewati, sehingga sekalipun ada
sandungan, kita bisa lalui.
Sebab itu banyak orang
yang stres, depresi, putus asa, kecewa dan tinggalkan Tuhan, semuanya jadi
berantakan karena firman belum menjadi terang bagi kakinya dan belum memberi
terang dalam setiap perjalanan hidup rohaninya, sehingga mana kala ada
sandungan dia tersandung di situ.
Berkaitan dengan ini,
sejenak kita melihat...
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Kalimat yang pertama: “Pada mulanya adalah Firman” kalimat
kedua; “Firman itu bersama-sama dengan
Allah” kalimat ketiga; “Firman itu
adalah Allah.”
Yohanes 1:2-3
(1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia
tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Segala sesuatu dijadikan
oleh firman à di dalam firman Allah
ada kuasa penciptaan.
Langit dan bumi dengan
segala isinya tercipta oleh karena firman, itu sebabnya saya tandaskan malam
ini kepada saudara; firman itu sanggup menjadikan segala sesuatu sebab di dalam
firman Allah ada kuasa penciptaan.
Jadi firman itu bukan
hanya semata-mata menjadi pelita pada kaki untuk menerangi perjalanan rohani tetapi
firman itu menjadikan segala sesuatu, berarti; di dalam firman Allah ada kuasa
penciptaan, yang tidak ada menjadi ada yang mati dihidupkan kembali.
Mari kita semua menerima
firman Allah dengan segala kerelaan hati dengan segala kelapangan hati, karena
firman berkuasa. Jadi jangan berharap terjadi pemulihan (restorasi) jikalau tidak
mau mendengar firman / menolak firman.
Ini yang tidak banyak di
mengerti oleh banyak orang Kristen, ingin di pulihkan, ingin diberkati,
tetapi menolak firman, padahal di dalam firman ada kuasa penciptaan.
Yohanes 2:4
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang
manusia.
Di dalam firman Allah ada
hidup dan hidup yang dijadikan oleh firman Allah itu adalah terang manusia.
Jadi, firman Allah
menciptakan tetapi tidak asal jadi saja, melainkan di dalam firman Allah ada hidup dan hidup itu menjadi terang manusia.
Kuasa penciptaan firman begitu luar biasa tidak hanya tercipta begitu saja, tetapi hidup yang dijadikan / diciptakan
oleh firman menjadi terang manusia.
Sekali lagi saya tandaskan; jangan tolak firman, hidup yang dijadikan
oleh firman ini harus menjadi terang manusia di manapun kita berada.
Kalau firman Allah membentuk dan menjadikan kita, maka kita menjadi terang
manusia, kehidupan yang berarti, berharga dan mulia.
Yohanes 1:5
(1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan
kegelapan itu tidak menguasainya.
Terang manusia bercahaya
di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Berarti kalau ada firman
Allah di dalam hati, maka tidak ada lagi dosa yang tersembunyi.
Kembali kita
memperhatikan...
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di
tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan
mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Adapun 4 makhluk tersebut penuh dengan mata, disebelah muka dan
disebelah belakang, arti rohaninya; perjalanan hidup ke depan ada di dalam
terang, sebab dosa masa lalu / belakang telah diselesaikan, berarti telah
diterangi.
Jadi, kalau perjalanan
hidup rohani kita ke depan ada di dalam terang, itu karena dosa masa lalu sudah
diterangi, sebelum dosa masa lalu diterangi perjalanan rohani ke depan tidak
akan ada di dalam terang, sebab dosa masa lalu itu sama seperti si pendendam sebelum
terbalaskan akan mengejar terus.
Kenapa saya harus pusing
dengan dosa masa lalu dari sidang jemaat? Karena saya hamba Tuhan yang telah
dipercayakan jabatan gembala, dan gembala harus melalui pintu tidak boleh
lompat tembok, itulah gembala yang bertanggungjawab.
Bisa saja saya tidak perlu
pusing dengan dosa masa lalu dari sidang jemaat, yang
penting persepuluhan, kolekte dan persembahan lain sebagainya, tetapi Tuhan telah
mempercayakan kepada saya jabatan gembala, untuk menjadi gembala tidak mudah, tetapi untuk menjadi pendeta mudah, dengan cara beli ijasah, tetapi hamba Tuhan yang telah dipercayakan jabatan gembala, itu tidak mudah,
harus melalui pintu.
Jadi setiap gembala
sebetulnya harus melewati pintu, tetapi banyak hamba Tuhan tidak melalui pintu,
sekalipun dia melihat dosa, kesalahan, pelanggaran yang diperbuat sidang jemaat,
dia tidak peduli, dia hanya peduli terhadap harta kekayaan, uang, sehingga menjadi tamak, loba, cinta akan uang, ciri-ciri
hamba Tuhan seperti ini tidak berani menyampaikan firman para nabi dan firman Kristus selain
firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Saudara sudah mengenal
gembala saudara? Dan saya juga ingin mengenal kawanan domba, sidang jemaat.
Tidak perlu sidang jemaat hormat kepada saya karena kenajisan, jangan
coba-coba, hormatlah sesuai dengan firman. Jangan hormat kepada gembala karena
ada kepentingan, jangan coba-coba, kalau tidak hormat tidak apa-apa.
Kita harus tegas dihari-hari
ini kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, dengan apa diganti nyawa? Saya
sudah berkali-kali sampaikan; kalau 100 tahun saja di neraka saya nomor satu
melakukan kejahatan, bahkan 1000 tahun saja saya nomor satu melakukan
kejahatan. 1000 tahun walaupun itu jangka watu yang lama tetapi ada limitnya,
tetap terlewati, tetapi di neraka bukan 1000 tahun 1 juta tahun, tetapi
selama-lamanya. Kenapa tidak takut dengan hal itu? Kenapa saudara hanya
memusingkan diri sendiri dan memuaskan hawa nafsu daging, saya sendiri
bertanggungjawab, saudara tidak bertanggungjawab atas diri sendiri? Itu yang saya
tidak habis pikir.
Kesimpulannya; firman Allah dan Roh Kudus adalah sepasang
bola mata Tuhan yang menjadikan kita terang dunia.
Sekarang kita akan melihat,
muka dari 4 makhluk hidup tersebut.
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk yang
pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan
makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang
keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Empat makhluk ini
dikaitkan dengan empat injil;
1.
Makhluk yang pertama sama seperti singa,
terkena kepada Injil Matius yang
berbicara tentang kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.
Ciri penulisan Injil
Matius;di mulai dari silsilah Yesus Kristus yang berasal
dari garis keturunan raja Daud.
Yesus disebut juga singa dari Yehuda.
2.
Sama seperti anak lembu
terkena kepada Injil Markus, berbicara
tentang kebangkitan Yesus sebagai hamba.
Ciri dari penulisan dari
Injil markus, dimulai dari kisah pelayanan Yohanes pembaptis.
Kalau seorang hamba melayani
Tuhan harus bersuanakan kebangkitan, berpakaian pesta (melayani dalam kesucian) itu sebabnya
ketika para undangan itu sudah memenuhi ruangan, raja melihat ada
seorang yang tidak berpakaian pesta, dia sudah dipanggil dan diundang, tetapi
tidak berpakaian pesta, ini bukan golongan yang dipilih.
Umat pilihan disebut
bangsa yang kudus tujuannya; memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar
(melayani Tuhan)... 1
Petrus 2:9.
Imam-imam dipanggil untuk
melayani dalam suasana kebangkitan; melayani dalam kesucian, sebab itu lembu
dari lahir saja berfungsi; untuk mengerjakan / menggarap
ladang atau sawah, kalau sudah tua disembelih
dijadikan korban, itulah hidup dari seorang hamba.
Selama kita hidup di bumi
ini kita adalah hamba, jongosnya Tuhan, jadi jangan pernah mengambil rupa
sebagai seorang tuan nanti di dalam kerajaan 1000 tahun damai kita menjadi
tuan, memerintah bersama dengan Dia. Layanilah Tuhan dalam kesucian, menunjuk pada kebangkitan Yesus sebagai hamba.
3.
Sama seperti muka manusia
terkena kepada Injil Lukas.
Ciri penulisan Injil Lukas;
menceritakan tentang sengsara dan penderitaan manusia, misalnya;
seorang anak yang terhilang, seorang perempuan yang terkenal berbuat dosa juga tentang Lazarus,
yang tidak terdapat dalam tiga Injil-Injil lain.
4.
Sama seperti burung nazar yang
sedang terbang terkena pada Injil Yohanes,
berbicara tentang keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Ciri
penulisan dari Injil Yohanes bahwa firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1), kemudian firman itu telah
menjadi manusia (Yohanes 1:14) untuk
menyatakan kemurahan-Nya bagi manusia di atas kayu salib, itulah keadilan dan
kebenaran Allah.
Kesimpulannya; empat
makhluk kalau dikaitkan dengan empat Injil berbicara tentang salib Kristus.
Injil Matius berbicara
tentang raja, sedangkan Markus berbicara tentang hamba, kalau dibuat garis
horizontalnya maka Injil Matius pada ujung
yang satu sedangkan
Injil Markus pada ujung yang lain itulah yang disebut dengan
imamat rajani, raja-raja / imam-imam
Sedangkan vertikalnya;
Injil Yohanes berbicara tentang Yesus sebagai Anak Allah yang turun ke bumi
menjadi manusia dengan sengsara yang dialaminya, Injil Lukas.
Kalau garis horizontal
dan vertikal ini disatukan maka menjadi salib
Kristus dan inilah dasar dari kerajaan sorga dalam Yesaya 9; dasar dari kerajaan sorga adalah; korban Kristus, dasar
kita melayani Tuhan adalah korban Kristus.
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya
dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya
mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang
Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
“Keempat makhluk ini masing-masing bersayap enam
sekelilingnya.”
Artinya; tidak terlihat
lagi tabiat-tabiat daging = tidak hidup di dalam hawa nafsu daging dan tidak
menuruti kehendak daging, sebab sayap-sayap itu menutupi sekelilingnya.
Kesimpulannya untuk
menjadi manusia rohani (tidak hidup di dalam hawa nafsu daging), diawali dengan penyaliban
terhadap daging.
Jadi ayat 7 berbicara tentang pengalaman
salib, ayat 8 manusia daging tidak terlihat lagi = manusia rohani.
Kalau seseorang melepaskan diri dari salib / ibadah dan pelayanan hanya untuk
menginginkan kebebasan dunia itu adalah kebodohan
sebab kekuasaan dunia adalah jerat bagi dia, seharusnya melepaskan diri dari kebebasan
dunia dan menjadi tawanan Roh, terikat dengan ibadah pelayanan (pikul salib), itulah manusia rohani.
Saya melihat banyak orang
Kristen menginginkan kebebasan dunia padahal itu jerat bagi dia.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan
sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa
nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan,
(8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12)
roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Ini semua adalah
tabiat-tabiat daging.
Rasul Paulus mengingatkan
sidang jemaat di Korintus dengan tegas supaya mereka tidak hidup menurut 15
tabiat-tabiat daging, rasul Paulus punya alasan; sebab setiap orang yang hidup menurut
keinginan daging tidak layak masuk sorga. Oleh sebab itu, mau tidak mau, daging
harus mengalami penyaliban, supaya jangan bebas untuk memuaskan hawa nafsunya.
Sebab itu anak Tuhan
harus bersyukur kalau dipercayakan suatu pelayanan, suatu imamat rajani, itu suatu kemurahan, supaya kita
semua menjadi manusia rohani, sebab manusia rohani harus mengalami penyaliban
terhadap daging. Jadi jangan pernah bersungut-sungut kalau dipercaya suatu pelayanan, apalagi
membuat gembalamu mengemis dan memohon supaya mau
melayani Tuhan.
Jangan belajar pada perasaan manusia daging yang bodoh itu. Kita ini
banyak bodohnya buktinya; banyak salah, kalau tidak bodoh, tidak banyak salah. Jadi
jangan pernah merasa diri bisa, mampu, hebat, jangan mengambil rupa sebagai seorang tuan, ayo mengambil rupa
sebagai seorang hamba (pikul salib) melayani dalam suasana kebangkitan, berarti; hidup
dalam kesucian.
Galatia 5:22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu.
Hidup dengan 9 buah Roh
Kudus menujukkan bahwa dia adalah manusia rohani.
Perlu diketahui; tidak
ada hukum yang menentang manusia rohani. Kenapa ada pertentangan? Karena dia
bukan manusia rohani, tidak hidup menurut 9 buah Roh Kudus. Kenapa ada
perselisihan di dalam nikah dan rumah tangga ada perseteruan satu dengan yang lain?
Karena dia bukan manusia rohani. Andaikata dia manusia rohani, hidup dengan 9
buah Roh Kudus tidak ada satupun hukum yang menentang dia.
Galita 5:24
(5:24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia
telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Jadi manusia rohani itu
telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, sehingga
sama seperti dua tangan yang terpaku dan dua kaki yang terpaku, tidak bisa
berbuat apa-apa, daging tidak bersuara lagi.
Galatia 5:25
(5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita
juga dipimpin oleh Roh,
Kalau mau menjadi manusia
rohani, beri diri dipimpin oleh roh, jangan lagi beri diri dipimpin oleh daging
untuk memuaskan nafsunya.
Itulah empat makhluk
sungguh luar biasa.
Kita kembali
memperhatikan empat makhluk tadi...
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap
enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak
berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah
Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan
datang."
Empat makhluk itu tidak henti-hentinya berseru siang dan malam untuk
memuji dan memuliakan Tuhan meninggikan Tuhan di tempat yang tinggi itu
pekerjaan, dari empat makhluk.
Jadi kalaupun di tempat pekerjaan,
di sekolah dan di perkuliahan bahkan dimanapun kita berada baiknya
memang senantiasa memuji Tuhan dan memuliakan Tuhan. Kalau kita senantiasa
meninggikan Tuhan, menganggungkan Tuhan di tempat yang tinggi; tidak ada lagi kesempatan
untuk memuliakan yang lain dengan kata lain daging dengan segala hawa nafsunya tidak lagi berkuasa, termasuk
roh jahat dan roh najis tidak lagi berkuasa.
Beri diri dipimpin oleh
Roh, kebenaran jangan dipengaruhi oleh situasi, kondisi, keadaan yang ada,
kebenaran tetap kebenaran, tidak boleh dirubah dan diatur oleh situasi, kondisi dan keadaan.
Kalau kita meninggikan, mengagungkan Dia di tempat yang tinggi, tidak ada lagi
kesempatan untuk memuliakan yang lain. Saudaraku; tinggikan Dia, tinggikan selalu.
Cari nafkah jujur, jangan
lagi rentenir, jangan mencuri, jangan gandakan uang lagi, di tempat pekerjaan
harus dengan tulus ikhlas sesuai dengan yang diperintahkan atasan, itu juga
disebut memuliakan Tuhan, teramat lebih mengerjakan pekerjaan Tuhan, segala kegiatan-kegiatan
dalam kandang penggembalaan kita kerjakan dengan baik, tulus ikhlas dan dengan keyakinan
iman yang teguh. Itu yang disebut memuliakan Tuhan siang dan malam.
Di rumah juga seperti itu;
sebagai anak hormat kepada orang tua, suami juga memuliakan Tuhan mengasihi
isteri dan anak, isteri juga harus memuliakan Tuhan; tunduk kepada suami dalam
segala sesuatu, sekalipun suami itu bodoh, untuk menyelamatkan jiwanya.
Muliakan Tuhan, tinggikan Tuhan dalam situasi kondisi apapun dan sebagai apapun
kita di atas muka bumi in. Jangan pernah berhenti memuliakan Tuhan.
Mari kita lihat, seruan
yang diserukan oleh empat makhluk;
"Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa.”
Mereka memuliakan Tuhan
dan berseru dengan seruan ini menunjukkan bahwa kita memuliakan Tuhan oleh karena
kekudusan-Nya.
Jadi jangan seperti
cara-cara orang dunia; menyenangkan hati orang lain karena ada kepentingan di
dalamnya, tetapi di sini memuliakan Tuhan dalam kekudusan dari pada Anak Domba yang
duduk di atas takhta sampai selama-lamanya. Jangan karena ada kepentingan di
dalamnya, tetapi karena Allah itu kudus adanya.
Kalau kita perhatikan
dalam doa bapa kami...
Matius 6:6-9
(6:6) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah
pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu
yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
(6:7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu
bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka
menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
(6:8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa
yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
(6:9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga,
Dikuduskanlah nama-Mu,
Kita berdoa menaikkan
permohonan; karena kekudusan nama Tuhan bukan karena yang lain-lain.
Mari kita lihat, memuliakan Tuhan karena kekudusan...
Matius 6:10
(6:10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di
sorga.
Kalau memuji Tuhan di
dalam kekudusan, maka;
1.
Allah berhadirat, bertakhta, berkuasa, memerintah di dalam hati, supaya
ada damai sejahtera.
2.
Jadilah kehendak-Mu, bukan lagi kehendak manusia yang jadi.
Itulah kalau kita
memuliakan dengan sistem kekudusan Allah, ini harus diingat dan diketahui.
Kalau memuliakan dengan
sistim yang lain bukan dengan sistim kekudusan, nanti yang memerintah yang lain
kemudian kehendak kita yang jadi bukan kehendak Tuhan.
Muliakan Tuhan, layani
Tuhan dengan sistem kekudusan, bukan lagi dengan cara-cara yang lain sistem-sistem
yang lain dengan metode-metode yang lain, supaya Dia nanti berkuasa, bertakhta,
memerintah di dalam hati supaya akhirnya nanti ada damai sejahtera, yang kedua;
kehendak Allah yang jadi bukan kehendak kita.
Seringkali kita memaksa
Tuhan untuk sesuatu hal, padahal belum tentu itu baik dan berguna bagi kita
tetapi karena kita memuliakan Tuhan dengan sistem / cara yang lain, kita paksa
Tuhan. Dalam doa kita meminta mobil, sedangkan
rumah saja masih ngontrak, itu kehendak mu bukan kehendak Tuhan.
Hidup manusia dalam
seruan, dalam doa, jadi bukan di dalam yang lain-lain, itulah hidup. Jadi
jangan ngotot dalam hal yang lain-lain, ngototlah melayani Tuhan. Kalau kita
berdoa tetapi seolah-olah belum terjawab, Tuhan jauh lebih tahu, tunggu waktu
Tuhan, waktu manusia bukan waktunya Tuhan, tetapi waktu
Tuhan seharusnya waktu manusia, dan waktu Tuhan tepat dan benar. Jadi jangan
paksakan kehendak sendiri, jadilah kehendak Tuhan, yang terpenting layani Tuhan
muliakan Tuhan, dengan sistem kekudusan
Dampak positif memuliakan Tuhan dalam sistem
kekudusan.
Yesaya 6:2-3
(6:2) Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai
enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai
untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
(6:3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang,
katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaan-Nya!"
Melayani Tuhan dengan
sistem kekudusan nama Allah, maka seluruh bumi penuh
dengan kemuliaan Allah.
Yesus Anak Tunggal Bapa,
Dialah firman yang menjadi manusia, penuh kasih karunia dan kebenaran di
situlah terlihat kemuliaan yang diberikan oleh Allah Bapa kepada Anak Tunggal
Bapa.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Penuh dengan kemuliaan
berarti ada di dalamnya;
penuh Kasih karunia = kemurahan = yang tidak
layak menjadi layak.
Kita ini semua bangsa
kafir digambarkan seperti anjing yang kembali menjilat muntahnya, yang selalu mengulangi kesalahan yang sama, jadi kalau kita dilayakkan
untuk beribadah dan melayani, Raja di atas segala raja di tempat kudus-Nya itu karena
kemurahan, karena kasih karunia, supaya seluruh bumi penuh dengan kemuliaan.
Perempuan yang terkenal
karena dosa, telah merasakan kasih karunia Allah, karena dosa yang banyak itu
telah dihapuskan maka dia banyak berbuat kasih.... Lukas 7:36-50.
Simon si kusta hidup
menurut kebenaran diri sendiri, itu berhala = kekerasan hati, sehingga tidak
banyak berbuat kasih, merasa diri benar. Beda dengan perempuan yang terkenal karena
dosa, dia banyak berbuat kasih di luar kewajaran karena dosanya yang banyak itu
telah diampuni.
Jadi kalau diukur menurut
kasih karunia, perempuan yang berbuat dosa, limpah di dalam kasih karunia. Sedangkan
Simon orang farisi jauh dari kasih karunia, walaupun dia melayani Tuhan.
Hati-hati jangan sampai
yang terdahulu menjadi yang terkemudian, yang terkemudian menjadi yang
terdahulu. Tuhan berkasih karunia kepada siapa Tuhan mau berkasih karunia, semata-mata
bukan karena kehendak manusia, yang kita kejar adalah belas kasih, penyertaan
Tuhan di dalam kelimpahan kasih karunia-Nya.
Juga perempuan yang kedapatan
berzinah pada waktu pagi, ahli Taurat dan orang farisi membawanya kepada Yesus, menurut
hukum Taurat orang yang seperti itu akan dilempari dengan batu sampai mati,
tetapi oleh karena kasih karunia perempuan itu tertolong
Yesus menyatakan kasih-Nya
dengan cara dua kali menulis di tanah. Tulisan pertama; kasih kepada Tuhan. Tulisan
kedua; kasih kepada sesama.
Kasih menutupi banyak
sekali dosa, lalu Yesus menjawab kepada orang banyak, (ahli Taurat dan orang
farisi); barang siapa tidak berdosa dialah yang pertama-tama melempari sampai
mati. Tetapi tidak ada orang yang tidak berdosa, bahkan hamba Tuhan sekaliber apapun, ada dosa apalagi
hanyalah orang farisi dan ahli Taurat.
Karena mereka merasa diri
orang berdosa mereka mundur satu persatu. Yesus bertanya; kemana mereka semua? Perempuan
itu berkata; aku tidak tahu. Kalau begitu pulanglah dengan satu syarat; jangan
ulangi lagi. Itu kasih karunia supaya bumi ini penuh dengan kemuliaan, kalau
tanpa kasih karunia bumi tidak ada kemuliaan, satu dengan yang lain saling mempersalahkan,
saling menyerang, menyudutkan tetapi oleh karena kasih karunia bumi penuh
dengan kemuliaan Allah. Kalau pernah melakukan
suatu kesalahan jangan ulangi lagi,
kesalahan cukup sekali jangan ulangi lagi, supaya bumi penuh dengan kemuliaan
Allah.
PENUH KEBENARAN
Kebenaran yang sejati
terletak pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, yang ada
kebenaran diri sendiri dan hukum Taurat.
Oleh karena salib Kristus
prajurit-prajurit romawi dibenarkan, bangsa kafir dibenarkan.
Kalau tidak ada salib,
yang masuk sorga hanyalah bangsa Yahudi, jadi, empat luka; dua di tangan dan
dua di kaki itu kebenaran pada orang Yahudi, pada saat itu Yesus masih hidup. Satu
tusukan di lambung, itu berlaku bagi bangsa kafir, setelah lambung di tusuk
segera melahirkan gereja Tuhan termasuk bangsa kafir
Kelebihan dari orang Yahudi;
pertama-tama kepada mereka diberikan injil, Kedua; sunat. Sedangkan satu
tusukan melahirkan gereja Tuhan termasuk bangsa kafir. Sama seperti anak yang
baru lahir ditandai dengan darah dan air ketuban .
Kebenaran yang sejati
menyelamatkan bangsa kafir. Kebenaran empat Injil berlaku untuk bangsa Yahudi tetapi
untung ada satu tusukan, satu tombak; lahirnya gereja Tuhan. Lahirnya gereja
Tuhan ini lewat salib (penyaliban terhadap daging).
Di mulai dari kitab Kejadian;
Adam yang pertama, Tuhan membangun seorang perempuan dari tulang rusuknya
melalui operasi. ini bukan sembarangan operasi, ini operasi besar-besaran,
sehingga lewat operasi ini diambilah satu tulang rusuk untuk membangun gereja
Tuhan.
Jadi kalau kita dibenarkan
untuk dipersembahkan kepada Mempelai Laki-Laki, untuk Dia bukan untuk kita,
supaya bumi penuh dengan kemuliaan Allah.
Jadi kalau kita sudah
dibenarkan, itu untuk Tuhan supaya bumi penuh dengan kemuliaan.
Untung ada satu tusukan
di atas kayu salib, satu tusukan itu terjadi setelah Yesus mati karena prajurit
melihat Yesus telah mati langsung lambungnya ditombak, segera keluar darah dan
air.
Demikian juga Adam
terlebih dahulu tidur dengan nyenyak, barulah terjadi proses operasi
besar-besaran, pedang bukan sembarang pedang, Allah menggunakan pedang roh yang
lebih tajam, dan dari satu tulang rusuk dibangunkanlah seorang perempuan lalu
diberikan kepada dia. Adam yang pertama, kebenaran itu untuk kepada Tuhan, Adam
yang terakhir itulah Yesus Kristus, kebenaran ini untuk membawa kita pada pesta
nikah Anak Domba.
Kemuliaan
hanya bagi Dia ditempat yang kudus. Kebenaran dari salib lewat firman
pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel membawa kita masuk dalam
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Ini yang kita syukuri kepada Tuhan
Yesus, betul-betul bumi penuh dengan kemuliaan kalau kebenaran itu kepada
Tuhan.
Empat
makhluk memuliakan Tuhan dengan sistem kekudusan bukan yang lain-lain.
Wahyu
4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya
dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya
mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang
Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Di
sini ada suatu pengharapan ketika memuliakan Tuhan dengan sistem kekudusan,
pernyataan; "Kudus, kudus, kuduslah
Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan
datang."
Jadi
memuliakan Tuhan di dalam sistim kekudusan, di dalamnya ada suatu pengharapan
besar bahwa Dia akan datang kembali untuk kali yang kedua, Dia tampil sebagai Raja
dan Mempelai Pria Sorga supaya bumi penuh dengan kemuliaan Allah.
Wahyu
19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti
deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia.
Dia
tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dan mereka yang masuk dalam pesta
nikah Anak Domba, jumlah yang sangat besar seperti desau air
bah, jumlah yang banyak, berada dalam kebahagiaan yang kekal (sukacita
mempelai) melebihi dari sukacita yang ada di dunia ini.
Bayangkan
kalau dalam nikah setelah pertengkaran, kemudian bersatu, di situ sukacita
mempelai luar biasa, yang tidak bisa ditandingi oleh sukacita dunia.
Ini adalah kebahagiaan
yang tidak ada taranya, yang memahami ini adalah mereka yang sudah masuk dalam
nikah. Kalau memang ada hubungan intim secara pribadi, ketika suatu hubungan itu
ada restorasi (pemulihan) di situlah sukacita dan kebahagiaan yang tiada
taranya.
Sesungguhnya Tuhan menginginkan
supaya gereja Tuhan mengalami kebahagiaan, sukacita sorga, sukacita mempelai
yang tidak ada tandingannya di atas muka bumi ini. Sukacita yang diberikan
dunia ini sifatnya semu, seperti sumur Yakub, tetapi sukacita dari sorga
seperti sungai air kehidupan menjadi mata air di dalam hati yang
meluap sampai kepada kehidupan yang kekal.
Persoalannya; bagaimana
dengan respon kita malam ini, masih tetap dengan kerasnya hati atau liciknya hati? Sekarang,
mari kembali kepada Tuhan supaya kebenaran itu nanti kita bawa kepada Tuhan.
Satu tulang rusuk dibangun
seorang perempuan untuk Adam yang pertama, gereja Tuhan dibangun untuk dibawa
masuk pada pesta nikah Anak Domba (Adam yang kedua), supaya akhirnya kita
mengalami sukacita sorga, kebahagiaan yang tiada taranya ini.
Memuliakan Tuhan dalam
sistim kekudusan di dalamnya ada pengharapan bahwa Yesus tampil sebagai Raja
dan Mempelai sorga. Nikah jasmani dan rohani yang hancur malam ini kita bawa
kepada Tuhan supaya ada pemulihan, kita merasakan sukacita sorga yang tiada
taranya ini. Amin.
Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman oleh;
Gembala
sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang