IBADAH DOA PENYEMBAHAN 18 JANUARI 2017
“KITAB KOLOSE”
(SERI 104)
Subtema : CONGKAK ORANG FASIK.
Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih
Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya
dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kita perhatikan kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang - orang yang
tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Orang yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam
hati dan pikiran mereka itu terlihat dari setiap perbuatan
jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya, setiap perbuatan jahat menunjukkan bahwa seseorang hidup jauh
dari Allah sekalipun dia berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Lebih rinci kita melihat orang yang hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran
dan dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran dan banyak
melakukan dosa. Sedangkan upah dosa adalah maut/binasa.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti
jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang
sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di
antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah
orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa/pelanggaran:
1.
“Mengikuti jalan
dunia ini.”
Dunia ini memiliki arus/daya tarik yang kuat dan yang begitu deras
mempengaruhi kehidupan anak-anak Tuhan, untuk menghanyutkan dan menenggelamkan,
sehingga anak-anak Tuhan mengalami kematian rohani.
2.
“Mentaati penguasa
kerajaan angkasa.”
Siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa?
Yaitu: Mereka adalah orang-orang yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh pendurhakaan = pemberontakkan dan berani melawan kepada Allah.
Dahulu sebelum kita mengerti tentang penggembalaan ini, kita berani melawan
Allah, Gembala Agung, dengan bukti, tidak takut berbuat dosa. Itu dulu, tapi
tentu kalau sudah digembalakan tidak sama lagi keberadaan kita seperti
orang-orang yang tidak tergembala.
3.
“Hidup di dalam
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.”
Perlu untuk diketahui:
-
Hidup menurut daging memikirkan
hal-hal yang dari daging, berarti; tidak memikirkan hal-hal yang dari
Roh, itulah perkara-perkara di atas atau perkara rohani yaitu kegiatan
ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
-
Hidup menurut
daging menunjukkan bahwa seseorang berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “Mata ganti mata, gigi ganti gigi.”
Arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat
salah tidak luput dari penghukuman.
Pendeknya, mereka yang berada di bawah hukum Taurat; tidak mengenal belas
kasih atau jauh dari kasih karunia/kemurahan Tuhan.
Kemudian, orang-orang yang masih berada di bawah hukum Taurat menjalankan ibadahnya
secara lahiriah = ibadah Taurat.
Ibadah lahiriah, misalnya; mulut memuliakan Tuhan, tetapi hatinya jauh dari
Tuhan = tubuh jasmaninya dipersembahkan kepada Tuhan tetapi manusia batinnya
tidak dipersembahkan kepada Tuhan. Inilah ibadah sia-sia, ibadah yang tidak
mengandung janji, sebab darah daging/perkara lahiriah tidak mewarisi kerajaan
sorga, yang masuk kerajaan sorga; manusia batin, manusia rohani.
Efesus
2:11-12
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan
dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan
manusia, --
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan
tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Jadi, lebih jauh kita melihat tentang yang dahulu hidup jauh dari Allah,
yaitu: “Tanpa Kristus,
tidak termasuk kewargaan Israel, tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Pendeknya, yang dahulu
hidup jauh dari Allah binasa dan berujung pada kematian yang kekal.
Keterangan: TANPA ALLAH
DI DALAM DUNIA.
Mazmur 10:2-4
(10:2)
Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak
dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3)
Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki
dan menista TUHAN.
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya
ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh
pikirannya.
Tanpa Allah di dalam
diri orang fasik dengan dua tanda, yaitu:
a. Congkak = sombong = angkuh =
tinggi hati.
b. Memuji-muji keinginan hatinya = berarti,
tidak ada kesempatan untuk memuji-muji keinginan hati Tuhan. Orang yang seperti
ini suka bermegah, suka mengakui
keberadaannya, kemampuannya, apapun kelebihan-kelebihan di dalam
dirinya.
Apapun
kelebihan, kemampuan yang kita punya dan lain sebagainya, biarlah di atas segalanya
nama Tuhan dipermuliakan. Orang yang congkak, yang memuji-memuji keinginan
hatinya tidak tahu bersyukur, itu cerminan dari pada orang fasik. Berbahaya!
Di dalam
diri orang fasik tidak ada Allah, sebab itu mereka berani berlaku fasik, mereka
hanya memuji-muji keinginan hatinya saja.
TENTANG
CONGKAK.
Congkak orang fasik,
giat memburu orang yang tertindas, menunjukkan bahwa orang fasik tidak hidup di
dalam kebenaran dan keadilan.
Kerugiannya, orang
yang sarat dengan kelemahan tetap tertindas, tetap dalam dosanya.
Jadi yang
menyebabkan seseorang tetap tertindas, yaitu; dosa kejahatan dan dosa
kenajisan, bukan karena salib.
Kesimpulannya; orang
fasik tidak mampu menolong orang yang sarat dengan kelemahan.
Entah apa jadinya
kalau Tuhan tidak menyatakan kebenaran dan keadilan-Nya kepada kita? Pasti
keadaan kita tertindas sehingga air mata tidak dapat dibendung, yang jahat
tetap jahat, yang najis tetap najis, yang suam tetap suam, maka keadaan orang
seperti ini tetap tertindas, air mata tidak dapat dibendung.
Pendeknya; orang
fasik tidak sanggup menolong orang yang sarat dengan kelemahan, karena mereka
tidak memiliki keadilan dan kebenaran, sebaliknya, menindas orang yang lemah.
Roma
1:18
(1:18)
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia,
yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
Kefasikan manusia;
menindas kebenaran dan keadilan dengan kelaliman atau dengan ketidakadilan.
Di dalam diri orang
fasik tidak ada keadilan dan kebenaran. Sebaliknya keadilan dan kebenaran
ditindas oleh orang fasik. Sebab itu, orang fasik tidak bisa menolong orang
yang sarat dengan kelemahan .
Maka, kalau hamba
Tuhan adalah seorang yang fasik, dia tidak akan pernah bisa menolong sidang
jemaatnya yang sarat dengan kelemahan.
Roma 1:19-20
(1:19)
Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab
Allah telah menyatakannya kepada mereka.
(1:20)
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan
keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Orang fasik menindas
keadilan dan kebenaran dengan kelaliman mereka, sebab orang fasik itu tidak
menghargai karya Allah, yaitu; salib Kristus (korban Kristus).
Roma 3:25-26
(3:25)
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman,
dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia
telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
(3:26)
Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata,
bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Jadi, kalau orang
fasik tidak menghargai karya Allah (salib Kristus), salib di Golgota,
menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keadilan dan kebenaran, sebaliknya mereka
menindas keadilan dan kebenaran. Dan jelas sekali keadilan dan kebenaran
berasal dari salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi keadilan dan
kebenaran.
Kalau malam ini kita dapat melangsungkan ibadah doa
penyembahan, ini adalah keadilan dan kebenaran Yesus Kristus sebagai panjang
sabar-Nya Tuhan yang harus kita hargai. Dahulu sebelum dipanggil berada dalam
kegelapan dosa, hidup di bawah hukum Taurat. Namun sekarang oleh karena salib
Golgota kita merasakan keadilan dan kebenaran-Nya, sehingga kita boleh
melangsungkan doa penyembahan.
Praktek
tidak menghargai salib Kristus.
Roma
1:21
(1:21)
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai
Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka
menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Tidak memuliakan
Allah dan tidak mengucap syukur kepada Allah.
Banyak di antara
kita mengaku diri sebagai orang Kristen dan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan dan Juruselamat tetapi di dalam praktek sehari-hari, tidak memuliakan
Allah dan tidak mengucap syukur.
Berusaha menunjukkan kedewasaan rohani, supaya terlihat
ada ucapan syukur dan memuliakan Allah tetapi dengan kekuatannya. Satu kali,
dua kali bisa, tapi untuk seterusnya tidak mampu, karena kekuatan manusia
terbatas.
Ayo, belajar
mengandalkan Tuhan, jangan andalkan yang lain-lain, karena terbatas. Kalau
mengandalkan Tuhan, kita dimampukan oleh kemurahan Tuhan.
Kalau dulu saya
pandai bersandiwara, tapi setelah saya tahu sandiwara itu merusak hidup rohani
saya, sekarang belajar transparan, salah ya salah, benar ya benar, tidak usah bersandiwara,
bersilat lidah, dan pandai membela diri.
Bukti
tidak memuliakan Allah dan tidak mengucap syukur.
Roma
1:22-25
(1:22)
Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi
bodoh.
(1:23)
Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip
dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat
atau binatang-binatang yang menjalar.
(1:24)
Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan
kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
(1:25)
Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah
makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
Ada dua buktinya
tidak memuliakan Allah dan tidak mengucap syukur, yaitu:
1. Menggantikan
kebenaran Allah dengan dusta.
2. Memuja dan
menyembah mahkluk-mahkluk atau menyembah berhala.
Keterangan:
Yang pertama: Menggantikan
kebenaran Allah dengan dusta -> nabi-nabi palsu.
Menggantikan
kebenaran Allah dengan dusta, itu adalah pekerjaan dari pada nabi-nabi palsu,
dengan: menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan =
menggantikan kebenaran dengan dusta.
Menambahkan artinya:
menyampaikan satu, dua ayat firman Allah lalu disertai/ditambahkan dengan
cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, tahayul-tahayul,
filsafat-filsafat kosong manusia dan sebagainya.
1 Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan
perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau
tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan
mengajarkan ajaran lain
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan
silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka,
dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Jadi, ajaran-ajaran yang tidak sehat/ajaran yang lain,
antara lain: cerita-cerita isapan jempol dan lain sebagainya.
Menyampaikan firman Allah dengan satu, dua ayat lalu
disertai dengan dongeng nenek tua, takhayul, silsilah-silsilah dan lain
sebagainya, inilah dusta. Jadi kebenaran diganti dengan dusta.
Jadi saudara, jangan senang dulu mendengarkan firman dari
seorang hamba Tuhan yang menyampaikan firman satu, dua ayat, lalu ditambahi
dengan cerita-cerita si kancil, si kura-kura, si buaya dan apa saja. Itulah kebenaran yang diganti
dengan dusta, itu pekerjaan dari pada nabi-nabi palsu. Itu ajaran lain, ajaran
yang tidak sehat.
2 Timotius 4:3-4
(4:3
)Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat,
tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan
keinginan telinganya.
(4:4)
Mereka akan memalingkan telinganya dari
kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Banyak anak-anak
Tuhan mencari pendeta (hamba Tuhan) hanya untuk memuaskan keinginan telinganya,
tidak mencari hamba Tuhan yang dikaruniakan Pengajaran Mempelai, tidak! Justru
lebih banyak mengumpulkan guru-guru yang memuaskan keinginan telinganya saja, itulah
firman yang ditambahkan, dan yang dikurangkan.
Ajaran yang tidak
sehat, berarti ditambahkan dengan dongeng nenek tua, takhayul-takhayul dan lain
sebagainya = dusta dari nabi-nabi palsu.
Kalau di dalam
suratan Petrus, mereka sengaja melakukan itu hanya untuk mencari
untung/melayani hanya mencari untung, mencari uang, karena mereka
mempertuhankan perut mereka.
1 Timotius 4:7
(4:7)
Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu
beribadah.
Jadi sebetulnya,
ajaran palsu itu harus dijauhkan/menjauhkan diri dari ajaran dusta.
Sekarang kita akan melihat
firman yang dikurangkan...
Mengurangkan artinya:
pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal yaitu:
a. Diganti dengan
tanda-tanda heran/mujizat-mujizat.
b. Diganti
dengan teori kemakmuran, artinya; orang kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
Saya pernah
mengenal seorang hamba Tuhan yang seperti ini, sampai ajaran-ajaran pelipat
gandaan untuk menghasilkan uang diajarkan di gereja, dan akhirnya sidang jemaat
menjadi bodoh.
Dan setelah
hamba Tuhan ini meninggal dunia, jemaat ini semakin terlihat kebodohannya
karena ingin menghidupkan gembala/hamba Tuhannya yang meninggal dunia itu.
Mengurangkan firman
Tuhan berarti, salib Kristus dikecilkan, yang dibesarkan mujizatnya/tanda-tanda
heran; yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, itukan
tanda-tanda heran. Yang seperti itu saja, tetapi firman tentang salib Kristus
tidak disampaikan sehingga dosa tidak terkoreksi, berarti salib dikecilkan.
Bagi mereka sekali
selamat tetap selamat, sekali percaya tetap percaya, sekalipun ia telah mengecilkan
salib Kristus.
Jadi, hanya dengan
percaya saja sudah selamat. Iman (percaya) tanpa perbuatan, ya NO!
Yesus telah memberikan
keselamatan itu di atas kayu salib, tetapi kita juga harus mengerjakan
keselamatan itu dengan takut dan gentar, berarti imani disertai dengan
perbuatan.
Wahyu 13:11
(13:11)
Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua
sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Binatang yang keluar
dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu, sebab di sini dikatakan: “Binatang yang keluar dari dalam bumi dan bertanduk
dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga,” penuh
dengan dusta, itulah anbi-nabi palsu. Kebenaran diganti dengan dusta.
Kalau berbicara sama
sepeti seekor naga. Ular itu lidahnya bercabang; satu menuju kepada dusta, satu menuju kepada maut.
Keterangan:
Yang kedua: Memuja dan
menyembah mahkluk-mahkluk atau menyembah berhala.
Memuja dan menyembah
mahkluk-mahkluk atau menyembah berhala, yang mirip dengan manusia dan binatang
dan yang lain sebagainya.
Mazmur 115:3-7
(115:3)
Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!
(115:4)
Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
(115:5)
mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak
dapat melihat,
(115:6)
mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak
dapat mencium,
(115:7)
mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak
dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
Berhala-behala perak
dan emas buatan tangan manusia :
- Mempunyai mulut tetapi tidak dapat berkata-kata,
tidak dapat membangun, menghibur dan menasihati
sesama.
- Mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat.
Ini sering terjadi
punya mata tetapi tidak dapat melihat pekerjaan Tuhan.
Sudah tahu
apa yang harus dikerjakan tapi pura-pura tidak tahu = punya mata tetapi tidak
dapat melihat.
- Mempunyai telinga
tetapi tidak dapat mendengar, berarti tidak dengar-dengaran.
- Mempunyai hidung tetapi tidak dapat mencium =
tidak hidup dalam doa penyembahan.
- Mempunyai tangan tetapi tidak dapat meraba-raba =
tidak dapat melayani Tuhan dan tidak dapat membawa korban persembahan kepada
Tuhan.
- Mempunyai kaki tetapi tidak dapat berjalan =
tidak dapat mengikuti jejak Kristus.
- Dan tidak
dapat memberi suara dengan kerongkongannya, pendeknya, tidak dapat memuliakan
Tuhan.
Itulah berhala,
itulah kondisi berhala emas dan perak buatan tangan manusia.
Tadi
memuja/menyembah patung perak dan emas yang mirip manusia dan binatang.
Mazmur 115:8
(115:8)
Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang
percaya kepadanya.
Seperti itulah orang
yang memuja dan menyembah berhala tidak dapat berbuat apa-apa.
Kalau
kesibukan-kesibukan dunia ini lebih utama dari pada ibadah dan pelayanan itu
adalah berhala.
Pokoknya, segala sesuatu
yang melebihi dari Tuhan itu berhala, termasuk kekerasan hati, itu berhala.
Pendeknya, orang
yang memuja dan menyembah berhala tidak dapat berbuat apa-apa di mata Tuhan.
Akibat
tidak memuliakan dan tidak mengucap syukur kepada
Allah.
Roma 1:21
(1:21)
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai
Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi
sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Akibat tidak
memuliakan dan tidak mengucap syukur kepada Allah terlihat dua hal, yaitu:
-
Pikiran mereka menjadi sia-sia.
-
Hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Roma 1:28
(1:28)
Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah
menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka
melakukan apa yang tidak pantas:
Pikiran yang sia-sia
adalah pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak
pantas.
Melakukan apa yang
tidak pantas berarti apa yang sia-sia mereka kerjakan, karena pikiran mereka
sudah sia-sia.
Roma 1:29-31
(1:29)
penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan,
penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat
dan kefasikan.
(1:30)
Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang
ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan,
tidak taat kepada orang tua,
(1:31) tidak berakal, tidak setia, tidak
penyayang, tidak mengenal belas kasihan.
Pikiran yang
sia-sia/pikiran-pikiran yang terkutuk, berarti melakukan yang tidak pantas/
perbuatan yang sia-sia, antara lain: (1)
penuh dengan rupa-rupa kelaliman, (2)
kejahatan, (3) keserakahan, (4) kebusukan, (5) penuh dengan dengki, (6) pembunuhan,
(7) perselisihan, (8) tipu muslihat (9) kefasikan (10) pengumpat, (11) pemfitnah,
(12) pembenci Allah, (13) kurang
ajar, (14) congkak, (15) sombong, (16) pandai
dalam kejahatan, (17) tidak taat kepada
orang tua ,(18) tidak berakal, (19) tidak setia, (20) tidak penyayang, (21)
tidak mengenal belas kasihan.
Secara khusus kita
perhatikan, dua hal dari 21 perkara itu,
antara lain: (12) pembenci Allah dan
(17) tidak taat kepada orang tua.
Ini mewakili loh batu yang pertama dan yang kedua, berarti, tidak mengasihi
Tuhan dan sesama.
Membenci Allah itu
mewakili loh batu yang pertama, tidak taat kepada orangtua itu mewakili loh
batu yang kedua.
Kesimpulannya: Tidak
mengasihi Tuhan sebagai kesimpulan dari pada loh batu yang pertama, tidak
mengasihi sesama kesimpulan dari pada loh batu yang kedua.
Jadi, kalau
seseorang tidak dapat mengaihi Tuhan dan sesama pastilah melakukan perbuatan
yang sia-sia saja, mungkin apa yang
dilakukannya menguntungkan bagi dia tetapi menyakiti hati Tuhan, itulah
perbuatan yang sia-sia.
Perlu dipahami;
melakukan sesuatu yang menguntungkan diri sendiri tetapi menyakiti hati Tuhan
itu perbuatan sia-sia. Sia-sia berarti tidak ada artinya di mata Tuhan.
Roma 1:32
(1:32)
Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa
setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan
saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang
melakukannya.
Mereka mengetahui tentang 10 hukum dan tuntutannya tetapi dengan
sengaja melanggarnya juga. Artinya sengaja
tidak mengasihi Tuhan dan sengaja tidak mau mengasihi sesama, inilah perbuatan
yang sia-sia itu.
2 Korintus 3:14-15
(3:14)
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung
itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu
tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15)
Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada
selubung yang menutupi hati mereka.
Mereka membaca kitab
Musa tetapi selubung itu tetap masih menyelubungi hati mereka, itulah pikiran
yang sia-sia. Mereka tahu hukum Musa tetapi dengan sengaja melanggar hukum Musa
sehingga selubung itu tetap menyelubungi mereka, dosa yang tersembunyi itu
masih tetap menguasai kehidupan mereka.
2 Korintus 3:7
(3:7)
Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu.
Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun
pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel
tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang
demikian
Tahu firman Tuhan
tetapi tidak melakukannya, sebaliknya justru melanggar hukum Allah, gambaran
ibadahnya seperti huruf-huruf dari 10 hukum Allah tertulis pada loh-loh batu
saja = pelayanan tubuh.
Tubuh itu mati roh
yang menghidupkan.
2 Korintus 3:8-9
(3:8)
betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
(3:9)
Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya
lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
Pelayanan tubuh pada
akhirnya akan memimpin kepada kematian/kebinasaan.
Kalau ibadah itu
hanya dijalankan secara lahiriah saja akan menuju kepada kebinasaan. Jadi
tergenapilah apa yang tertulis pada suratan Petrus, orang benar saja
hampir-hampir tidak selamat, bagaimana orang yang tidak hidup di dalam Injil?
Bagaiamana orang yang tidak menjadi pelaku firman, yaitu mereka yang
menjalankan ibadah secara lahiriah. Celakalah!
Jadi, pelayanan
tubuh itu memimpin pada kebinasaan /kematian. Ibadah lahiriah itu tidak
mengandung janji.
Kita harus buktikan
bahwa kita hidup di dalam Tuhan, kita memiliki Allah dalam hidup kita. Jangan
seperti orang fasik, hidup tanpa Allah di dalam diri mereka, akhirnya jadi
congkak.
Kecongkakan mereka
itu tidak menghargai salib, sumbernya keadilan dan kebenaran, sehingga tidak
mampu menolong orang lain dan akhirnya Tuhan serahkan mereka kepada pikiran,
hati mereka yang sia-sia, binasa.
Teguran firman
memang menyakitkan, tetapi di balik
salib ada kemuliaan.
Kalau saya biarkan
saudara santai-santai rohani, maka saya seperti orang fasik tidak mampu
menolong orang-orang yang santai-santai .
Jangan senang
melihat hamba Tuhan yang tidak mau tegur dosa, banggalah kepada Tuhan jikalau dipercayakan seorang hamba Tuhan yang
dipakai di dalam pembukaan rahasia firman untuk menyingkapkan segala selubung,
supaya selubung itu jangan menyelubungi hidup. Kita butuh nabi yang seperti
itu, saya sudah sampaikan dalam ibadah kaum muda.
Jalan keluanya.
2 Korintus 3:6
(3:6)
Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian
baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum
yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Menikmati pelayanan
roh, berarti firman mendarah daging dalam kehidupan kita masing-masing.
Perlu untuk
diketahui: huruf itu mati tapi rohlah yang menghidupkan.
Pelayanan roh
berarti, firman itu mendarah daging, firman Allah itu dituliskan, dimeteraikan oleh
Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik di dalam hati kita, sehingga
disebutlah itu dengan surat pujian dan surat Kristus.
2 Korintus 3:1-3
(3:1)
Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti
orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
(3:2)
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal
dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3)
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh
pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang
hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam
hati manusia.
Menjadi surat
pujian, menjadi surat Kristus dapat dibaca, dikenal oleh setiap orang.
Perkataan, perbuatan kita dapat dibaca dapat dikenal, bahkan gerak-gerik
sekecil apapun dapat dibaca, dapat dikenal oleh siapa pun, sehingga kita
menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan dimana pun kita berada.
Firman itu sudah
ditulis di dalam daging dan ditukik di dalam hati bukan lagi ditulis dengan
tinta melainkan ditulis, dimeteraikan oleh Roh Kudus sehingga kita dibaca,
dikenal = pelayanan roh.
Perkataan,
perbuatan, gerak-gerik dapat dibaca oleh orang lain.
Dan kalau firman itu
telah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam daging dan ditukik di dalam hati ini
menunjukkan bahwa dia telah menikmati :
1. Pelayanan
roh.
2. Bahwa dia
telah menghargai salib Kristus.
2017 tahun yang lalu
Yesus telah datang dengan gulungan kitab yang terbuka di atas kayu salib,
itulah keadilan, dan kebenaran. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment