IBADAH RAYA
MINGGU DAN AWAL TAHUN 01 JANUARI 2017
Tema: TERGEMBALA
KARENA KEMURAHAN TUHAN.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah raya minggu sebagai ibadah sulung di tahun
2017 ini. Dan sebagaimana bangsa Israel diajar juga untuk mempersembahkan persembahan
sulung bagi Tuhan dari semua penghasilannya. Dan seorang
imam akan menunjukkannya di hadapan Tuhan.
Dan biarlah lewat
persembahan sulung ini, kita pada akirnya menjadi anak-anak sulung yang ditebus
dari antara manusia di muka bumi ini.
Seperti 144.000
orang yang berdiri di bukit Sion, menjadi korban sulung dari antara manusia.
Inilah yang menjadi
kerinduan kita semua, jadi, hal-hal itu semua kita pelajari tetaipi semata-mata
bukan hanya untuk dimengerti, tetapi selanjutnya untuk dilakukan, bukan untuk
diabaikan. Dimengerti, dituruti, sampai mendarah daging, sehingga layak menjadi
korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.
Banyak hal yang
sudah kita lalui disepanjang tahun 2016, baik dalam suka maupun duka, kita
lalui bersama-sama dan kita tetap bergandengan tangan untuk melayani Tuhan,
semua karena kemurahan Tuhan. Dan banyak hal yang sudah Tuhan percayakan, untuk
terus kita junjung tinggi dan hargai sebagai kepercayaan Tuhan, supaya kita
senantiasa layak dipakai Tuhan untuk melayani Tuhan.
Kita kembali
memperhatikan tema natal dengan 4 subtema...
Lukas 2:7
(2:7) dan ia melahirkan seorang anak
laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin
dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi
mereka di rumah penginapan.
Subtema yang pertama: “Anak-Nya yang
sulung,” supaya kita juga menjadi anak sulung.
Wahyu
14:1-4
berarti, 144 -> 144.000 orang yang telah ditebus dari antara manusia sebagai
korban-korban sulung.
Juga kita sudah, melihat
lewat ibadah natal persekutuan pada tanggal 28 Desember 2016, waktu orang-orang
Yahudi mendengar firman salib tepat pada injil (Yohanes 6:60) berarti ada 2
angka 6 = 66 menunjuk jumlah alkitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Itulah firman yang murni atau pemberitaan
firman tentang salib.
Tetapi akhirnya
mereka mengundurkan diri pada injil Yohanes
6:66=666 -> antikris, itu bukan suatu kebetulan sama halnya dengan Wahyu 14:4, (144) itu jumlah dari pada
orang-orang yang ditebus dari antara manusia di atas muka bumi ini sebab korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak
Domba.
Wahyu 14:1-3
(14:1)
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan
bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka
tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2)
Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan
deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi
pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3
)Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan
keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari
nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang
telah ditebus dari bumi itu.
144 000 yang telah
ditebus itu, “Menyanyikan suatu nyanyian
yang baru...” dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu
selain dari pada 144.000 tersebut.
Ini menunjukkan
persekutuan yang indah atau hubungan intim. Hubungan kita dengan Tuhan, adalah hubungan
nikah, Dia Kepala, kita tubuh-Nya, Dia suami, kita isteri-Nya (mempelai
perempuan-Nya.)
Hubungan kita dengan
Tuhan adalah hubungan nikah. Jadi, jangan sampai salah mengerti, hubungan kita
dengan Tuhan tidak hanya sebatas hubungan antara tuan dengan hamba. Hubungan
kita adalah hubungan nikah/hubungan intim.
Wahyu 14:4
(14:4)
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan.
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia
pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi
Allah dan bagi Anak Domba itu.
Mereka ditebus dari
antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Kita juga sudah
melihat keberadaan dari 144.000 yang telah ditebus sebagai korban-korban sulung,
ada hubungan intim dengan Tuhan.
Bukti kelayakan
sebagai korban-korban sulung, yaitu:
Mereka tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, berarti tidak hidup dalam hawa nafsu daging.
Kemudian, mereka murni
sama seperti perawan, berarti suci di atas suci. Dan mengikuti Anak Domba itu kemana
saja Ia pergi (sangkal diri pikul salib). Itulah sebagai syarat untuk
mengikut dan melayani Tuhan.
Sampai pada akhirnya
mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan
bagi Anak Domba itu.
Inilah ibadah sulung
kita di tahun 2017 ini, jadi, jangan ada yang merasa keberatan untuk
mempersembahkan korban sulungnya kepada Tuhan.
Seeorang tidak bisa menjadi
manusia rohani kalau tidak terlihat tindakan-tindakannya
secara lahiriahnya. Sebab jasmani
dan rohani seiring.
Kemudian ada lagi
yang tidak kalah penting untuk kita perhatikan pada sore hari ini.
Wahyu
14:5
(14:5)
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
“Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta”,
tidak ada tipu, perkataan tidak ada yang ditambahkan, tidak ada yang
dikurangkan, tidak ada perkataan licik. Ya di atas ya, tidak di atas tidak,
sebab lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Kesempurnaan itu
diukur dari perkataan, kalau seseorang tidak salah dalam perkataan maka dia
sempurna di hadapan Tuhan. Perkataan dari mulut itu berasal dari hati. Ada yang
dipelintir, ada yang ditambahkan, ada yang dikurangkan, sejauh itulah cacat
cela kita di hadapan Tuhan.
Semakin pandai kita
mengutarakan perkataan untuk menutupi kekurangan, sejauh itulah kebenaran dan
cela kita. Ukuran, kebenaran, kesempurnaan sejauh perkataan kita.
Kesimpulannya, kalau
seseorang tidak salah dalam perkataan ia adalah orang yang sempurna...Yakobus 3:2.
Yesus dilahirkan
sebagai Anak Sulung. Yesus menjadi manusia, prosesnya lewat kelahiran. Kemudian,
sebagai Anak sulung bertujuan untuk membawa kita segambar serupa dengan Allah.
Subtema
yang kedua:
Lukas 2:7
(2:7) dan ia melahirkan seorang anak
laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya
di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Subtema yang kedua
adalah: “Dibungkusnya dengan lampin.”
Kalau dibungkus dengan lampin, berarti dua hal
akan terjadi, yaitu:
1. Tidak
terlihat kekurangan.
2. Mengalami
kehangatan pada tubuh (bayi) mungil Yesus.
Itu
berbicara tentang kasih, sebab kasih itu menutupi banyak sekali dosa, kasih
juga sifatnya sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Dan oleh
karena kasih inilah membuat kita menjadi melebur dengan yang lain.
Dihangatkan/dileburkan
antara yang satu dengan yang lain, dipersatukan sampai disempurnakan.
Subtema
yang ketiga
adalah: “Dibaringkannya di dalam palungan.”
Palungan itu adalah tempat makan, minum domba-domba.
Berarti, Yesus adalah makanan dan minuman bagi kita sekaliannya.
Dan hal itu pernah Dia sampaikan kepada orang Yahudi dalam
injil Yohanes 6; “Akulah roti hidup, roti yang turun dari
sorga.” Memberi makan dan minum
orang-orang yang lapar dan haus,” karena Dia adalah roti hidup, roti yang turun
dari sorga. Jadi Dia benar-benar makanan, dan benar-benar minuman.
Namun sekalipun Ia benar-benar makanan dan minuman
orang-orang Yahudi bersungut-sungut, tidak mengakui bahwa Ia adalah makanan dan
minuman.
Bersungut-sungut, menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi hidup
menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.
Sebab, sungut-sungut itu adalah suara daging. Orang yang suka
menggerutu, mengomel, dan bersungut-sungut menunjukkan bahwa dia adalah manusia
daging.
Buktinya: mereka berkata bahwa, Yesus adalah anak tukang kayu,
berarti mereka melihat Yesus dari sisi lahiriah-Nya.
Kalau kita mengukur suatu ibadah dan
pelayanan dari sisi lahiriah, di situ kita banyak panas hati nanti, di situ
seringkali kita bersungut-sungt, ngomel, menggerutu, tidak puas hati barangkali karena kurang
dihargai. Namun sekalipun demikian Yesus tetap mengatakan ” Akulah roti hidup,” untuk yang kedua kali.
Inilah kesabaran Tuhan kepada orang-orang Yahudi.
Kesabaran Tuhan tentunya adalah kesempatan bagi kita untuk
memperbaiki hidup di hadapan Tuhan. Kesempatan itu tidak datang dua kali,
kesempatan hanya datang satu kali.
Jangan sampai kita menyesal seperti Esau; pada akhirnya dia ditolak
karena berkat hak kesulungan itu sudah diberikan Ishak kepada Yakub. Sampai
Esau meraung-raung ia tidak memperolehnya kembali, kesempatan hanya datang satu
kali.
Yesus mengatakan “Akulah
roti hidu, roti yang turun dari sorga untuk memberi hidup yang kekal.”
Berarti, jelas Bapa yang memberi roti kepada kita. Bapa yang
memberi roti hidup kepada bangsa Israel, bukan Musa. Berarti, kita hidup bukan
dari makanan, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Lalu respon yang kedua dari bangsa Yahudi kita sudah melihat,
mereka justru bertengkar oleh karena
perkataan itu, sesama Yahudi bertengkar.
Dua tangan ini (tangan kanan dan tangan kiri) bertengkar,
berarti terjadi perpecahan antara anggota tubuh. Pertengkaran itu disebutlah
dengan; iri hati, perselisihan..1 Korintus
3. Iri hati, perselisihan
menunjukkan bahwa ia adalah manusia duniawi yang hidup secara manusiawi, tidak
rohani.
Hidup secara duniawi hidup dalam keinginan daging, yang
hanya memikirkan hal-hal yang dari daging, tidak memikirkan hal-hal dari roh, tidak
memikirkan perkara rohani, perkara di atas, itulah ibadah dan pelayanan.
Sementara kalau kita melihat dan wujud pada roti hidup itu
ada dua, yaitu:
Yang pertama: “Dibangkitkan pada
akhir zaman.”
Orang yang dibangkitkan pada akhir zaman menunjuk kepada
orang yang percaya, yaitu; rela kehilangan nyawa karena salib, tapi ia akan
memperolehnya (hidup) kembali, pada saat kebangkitan yang kedua.
Jadi, orang yang merasakan kebangkitan yang kedua itu berlaku
bagi orang yang mau sangkal diri pikul salib di tengah ibadah dan pelayanan=
rela kehilangan nyawa.
Yang kedua: “Satu di dalam
Tuhan, Tuhan di dalam kita.”
Seperti Bapa di dalam Anak dan Anak di dalam Bapa, mereka
adalah satu, dan oleh karena kesatuan inilah kita dipelihara, kita dilindungi,
kita dijaga, sampai akhirnya memperoleh keselamatan, sebab Ia adalah Gembala Agung.
Sebelum Dia naik ke sorga, Dia sudah menitipkan kawanan domba itu kepada Bapa
dan berkata; “Peliharalah mereka.” Dan sebelum Yesus naik Ia telah memberikan
firman kepada mereka (orang-orang Yahudi), berguna untuk membersihkan kehidupan
mereka (mengadakan penyucian terhadap dosa) sampai pada akhirnya Tuhan
menyatakan kemuliaan.
Bukti Tuhan menyatakan kemuliaan itu
Kita menjadi sempurna oleh karena kesatuan dari
anggoa-angggota tubuh.
Kalau anggota-anggota tubuh satu, berarti sempurna. Di situlah
kepala diletakkan (kemuliaan dinyatakan).
Sebaliknya, kalau tubuh menjadi liangnya serigala, dan
sarangnya burung tidak ada tempat untuk meletakkan kepala. Tidak dinyatakan
kemuliaan-Nya.
Kesatuan, itu sangat penting tidak boleh ada lagi yang
mementingkan diri sendiri...1 Korintus
12.
Tubuh hanya satu, tetapi terdiri dari banyak anggota, antara
lain; ada mata, ada telinga, ada kaki, ada tangan, dan ada anggota tubuh yang lain.
Kalau seandainya, seseorang hanya mementingkan diri sendiri
tidak akan terlihat anggota tubuh yang lain. Kalau seandainya seluruh tubuh itu
mata, dimana anggota tubuh yang lain? Kalau seandainya dikuasai roh egosentris,
tidak terlihat anggota tubuh yang lain.
Kalau seluruh tubuh adalah mata, orang bilang
jadi-jadian/sangat mengerikan.
Ngeri melihat orang yang dikuasai kepentingan diri sendiri,
tidak mengerti pekerjaan Tuhan, tidak mengerti berkorban, tidak mengeti tentang
segala sesuatu untuk memajukan ibadah dan pelayanan di hadapan Tuhan. Ngeri
melihat orang semacam ini.
Kita saja yang berkata tidak apa-apa, itu menurut ukuran manusiawi.
Sebab itu Tuhan berkata; “Engkau manusia duniawi hidup
secara manusiawi.” Bagi mereka manusia
duniawi tidak ngeri, tetapi di dalam Tuhan barulah kita mengerti, ngeri
sekali ternyata dan tidak elok dipandang mata. Elok itu, anggota tubuh banyak
dan berbeda-beda tetapi satu, itu elok.
2017 ini kita harus semakin menyatu (semakin solid), tentu karena
diikat oleh kasih Allah, sekalipun kita kelihatan kecil untuk ukuran duniawi.
Tetapi kalau kita satu, tanpa kepentingan diri sendiri apapun pekerjaan,
seberat apapun pekerjaan itu, kita dapat kerjakan bersama-sama dalam susah,
maupun senang. Tapi kalau kita terpisah-pisah tidak ada kekuatan tidak ada
daya, tidak ada yang bisa kita perbuat di hadapan Tuhan.
Jadi, siapapun kita harus semakin solid, semakin satu, ada
kerjasama yang baik, satu dengan yang lain, saling memperhatikan, saling
melengkapi, saling mendorong, saling menguatkan, saling mengangkat, bahu-membahu
antara satu dengan yang lain, sehingga seberat apapun pekerjaan kita bisa
selesaikan.
Jadi, ukurannya bukan di uang, kepintaran, tapi satu;
Sempurna, dan akhirnya Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya. Dia menjadi Raja, Dia
menjadi Kepala, Dia menjadi Mempelai, sehingga semuanya menjadi indah.
Ibadah yang kita
jalankan ini bukan ibadah menurut aturan manusia, kita menggunakan pola
Tabernakel, kita ikuti pola Tabernakel supaya kita semakin mengerti. Bukan kita
mengikuti di sana begini, di sini begini, kita bukan mengikuti cara gereja
tetapi kita mengikuti cara kerajaan sorga, sebab Tabernakel adalah miniatur
kerajaan sorga.
Kalau semuanya sudah
terbentuk dengan pola kerajaan sorga, maka hasilnya menjadi maksimal, hasilnya
bagus.
Namun sekalipun
demikian bangsa Israel tetap mengeraskan hati. Ini kesempatan bagi kita semua,
kesempatan bagi bangsa kafir.
Sejenak
kita memperhatikan persmaan dari roti hidup (roti yang turun dari sorga):
Mazmur 78:23-24
(78:23) Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas,
membuka pintu-pintu langit,
(78:24)
menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada
mereka gandum dari langit;
Roti hidup, roti
yang turun dari sorga disebut dengan dua hal, yaitu:
1. Gandum dari
langit.
2. Roti malaikat.
Keterangan:
Yang pertama: GANDUM DARI LANGIT.
Yohanes 12:24
(12:24)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.
Jadi, gandum yang
turun dari langit, itu berbicara tentang pengalaman kematian. Berarti, daging
tidak bersuara lagi = tidak
bersungut-sungut, tidak ngomel, tidak menggerutu, itu berbicara tentang
pengalaman kematian.
Biarlah kiranya
tanda di dalam pengalaman kematian ini ada di dalam kehidupan kita
masing-masing.
Kuasa kematian Yesus
Kristus: mengubur hidup yang lama (jatuh ke dalam tanah). Jadi yang lama sudah
berlalu.
Yohanes 12:25
(12:25)
arangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa
tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang
kekal.
Pengalaman kematian
itu prakteknya: rela kehilangan nyawa = sangkal diri pikul salib di tengah
ibadah dan pelayanan.
Rela kehilangan
nyawanya berarti, sangkal diri dan pikul salib sebagai syarat untk mengikuti
Dia.
Yohanes 12:26-27
(12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus
mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada.
Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
(12:27)
Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah
Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Praktek pengalaman
kematian itu adalah sangkal diri, pikul salib. Untuk itu Dia datang ke dunia.
Dia tidak lari dari
kenyataan, Dia tidak berkata: "Bapa selamatkanlah Aku dari salib ini"
atau "Salibnya sedikit saja, pakunya sedikit saja dilantakkan di tangan saya,
di kaki saya, itulah yang disebut gandum yang turun dari langit.
Tanda di dalam pengalaman
kematian harus menjadi bagian kehidupan kita masing-masing.
Memang sakit bagi
daging, saya tidak katakan itu mudah, tapi itu bisa mudah kalau daging tidak
bersuara. Memang sakit bagi daging ketika kita menikmati gandum yang turun dari
langit (tanda dalam pengalaman kematian).
1 Korintus 15: 35
(15:35)
Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati
dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
Tidak mengerti
tentang pengalaman kematian dan pengalaman kebangkitan.
Dulu juga saya tidak
paham ini, tapi sekarang mengerti karena Tuhan baik, Tuhan nyatakan isi
hati-Nya bagi kita semua.
Kalau tidak mengerti
pengalaman kematian, tidak mau menikmati gandum yang turun dari langit,
disebutlah orang bodoh.
1 Korintus 15:36
(15:36)
Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup,
kalau ia tidak mati dahulu.
Tidak ada artinya
kita berkorban (setengah mati) kalau daging tidak mati (daging
masih bersuara) = tanpa kebangkitan.
1 Korintus 15:37
(15:37)
Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji
yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain
Tidak akan ada kuasa
kebangkitan, kalau tidak terlebih dahulu masuk dalam pengalaman kematian. Jadi,
mati dulu maka hari ketiga bangkit. Sebetulnya pengalaman ini tidak lama, hanya
3 hari tetapi yang membuat lama daging masih bersuara.
Ciri yang terlihat
apabila seseorang menikmati gandum dari langit (ada dalam tanda pengalaman
kematian) adalah : tidak berkulit. Gandum itu tidak berkulit = rela dikuliti.
Dikuliti artinya,
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Dia yang benar dijadikan
dosa, supaya manusia yang berdosa menjadi benar. Dalam hal ini, Yesus telah
dikuliti.
Peristiwa pengulitan
yang pertama ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah menyembelih seekor
binatang dan dikuliti, lalu kulit itu dipakaikan kepada Adam dan Hawa untuk
menutupi dosa.
Binatang yang
disembelih itu menunjuk pribadi Yesus Kristus yang disalibkan. Teramat
lebih dalam nikah rumah tangga, sebagai suami harus rela dikuliti bagi isterinya,
sebagai isteri harus rela dikuliti bagi suaminya, dan kita semua di sini harus
rela dikuliti, siapapun.
Karena
Yesus telah dikuliti maka kita juga harus mengikuti
jejak-Nya, rela dikuliti. Itu ciri yang terlihat ketika seseorang menikmati
gandum yang turun dari langit.
Barulah saya
mengerti arti dari kesaksian, ternyata kesaksian itu penting sekali, setelah
saya mendengar satu persatu kesaksian itu saya tidak menyangka, segala sesuatu
bisa terjadi.
Nah, ini harus
diperhatikan, jangan lagi egosentris. Jangan karena kita memuaskan hawa
nafsunya tapi orang lain celaka, itulah perlunya kesaksian itu.
Dan saya dibangun
sekali, tentu kita dibangun sekali dari kesaksian tadi. Barulah
saya memahami si A begini, si B begitu.
Jadi, setiap tahun
harus, menyaksikan cinta kasih, kebaikan dan kemurahan hati Tuhan, supaya kita
juga mengenali sesama yang ada disekitar kita satu dengan yang lain = mengenali
isi hati Tuhan.
Pada saat kita bersaksi jangan
ada suara daging. Ceritakan saja kebaikan Tuhan (kemurahan Tuhan) yang kita alami di dalam kandang
penggembalaan ini, itulah roti hidup.
Yang kedua: ROTI MALAIKAT.
Roti malaikat ->
firman penggembalaan.
Wahyu 1:1
(1:1)
Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya
ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh
malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes.
Jadi, Wahyu yang
diterima Rasul Yohanes selanjutnya akan dikirim kepada malaikat dari ketujuh sidang
jemaat.
Wahyu 1:11, 19-20
(1:1)
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan
kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke
Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
(1:19)
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang
maupun yang akan terjadi sesudah ini.
(1:20)
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh
kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan
ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Malaikat sidang
jemaat itulah gembala sidang. Berarti, roti malaikat itulah firman
penggembalaan.
Sejauh ini kita
telah digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel
atau Pengajaran Tabernakel dalam terang-Nya Mempelai.
Penggembalaan kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel, maka terkena pada Ruangan Suci, tempat
kudus/tempat pengudusan, ini penggembalaan.
Panggilan itu di
mulai dari: percaya, bertobat, dibaptis
(mati, bangkit bersama Kristus), kemudian dibaptis Roh Kudus dan akhirnya
tergembala.
-
Percaya -> Pintu gerbang.
-
Bertobat -> Mezbah korban bakaran.
-
Dibaptis air -> kolam pembasuhan tembaga.
-
Dibaptis Roh Kudus -> Pintu kemah.
Kemudian beralih kepada
perkembanganya yang penuh = berada di dalam Ruangan Suci, maksudnya; tergembala
dengan baik.
Tapi sayangnya yang
terjadi saat ini, orang tidak paham tentang beralih kepada perkembangannya yang
penuh, tidak mengerti penggembalaan, dia senang ikut KKR di sana sini,
dimana KKR di situ ada dia, tapi rohaninya tidak tergembala, buktinya, yaitu:
1. Tidak
dengar-dengaran terhadap suara gembala.
2. Tidak mengikuti
gembala.
Di dalam Ruangan
Suci terdapat 3 macam alat, yaitu:
-
Meja roti ->
ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab disertai perjamuan suci.
Saat ini
firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman alkitab adalah kitab Maleakhi.
-
Pelita mas ->
ketekunan dalam ibadah raya minggu serta kesaksian.
Saat ini
firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu serta kesaksian adalah Wahyu 6.
-
Mezbah dupa ->
ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Saat ini
firman penggembalaan untuk doa penyembahan adalah surat yang dikirim Rasul
Paulus kepada jemaat di Kolose.
Jadi, apa yang tidak
dimengerti orang-orang tentang tiga macam ibadah pokok, justru Tuhan percayakan
kepada kita.
Nah inilah yang
patut kita syukuri pada Tuhan. Dan rasa syukur ini tidak bisa diukur dengan
apapun,
Apa yang tidak
pernah didengar, tak pernah timbul dalam hati,
dan yang tidak pernah kita pikirkan, itu yang Tuhan berikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Dahulu kita tidak pernah memikirkan, tentang roti malaikat dan gandum
yang turun dari langit!
Mazmur 78:25
(78:25) setiap orang telah makan roti
malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Roti hidup disebut dengan; gandum yang turun dari langit dan roti malaikat. Itulah perbekalan yang berlimpah-limpah, sampai
kita dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga, di dalam rencana Allah yang indah. Kalau
perbekalan berlimpah berarti, tidak berkesudahan, tidak terbatas.
Saya tidak tahu kenapa,
ayat ini membuat saya terhibur sekali, tiga kata; perbekalan berlimpah-limpah.
Saya bahagia sekali membaca ini, mungkin karena ini jaminan,
jadi saya senang sekali menyatakanya walaupun berkali-kali, tidak ada rasa
bosan.
Sekarang kita akan melihat bagian terakhir dari injil Lukas
2:7.
Lukas 2:7
(2:7) dan ia melahirkan seorang anak
laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan
dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di
rumah penginapan.
Sutema yang keempat: “Karena tidak ada
tempat bagi mereka di rumh penginapan.”
Kalau akhirnya Yesus lahir di kandang domba dan selanjutnya
dibaringkan di dalam palungan itu karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah
penginapan.
Seandainya ada tempat bagi mereka di rumah penginapan/ rumah
persalinan untuk melahirkan Yesus, maka tentu Yesus tidak dilahirkan di kandang
domba dan tidak dibaringkan di dalam palungan.
Lukas 10:6
(10:16)
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini;
domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan
mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Pendeknya, domba-domba lain itulah bangsa kafir, mendapat
kemurahan, karena harus dituntun juga.
Jadi, kalau akhirnya Yesus lahir di kandang domba dan
dibaringkan di dalam palungan itu adalah kemurahan bagi kita semua, supaya
bangsa kafir disebut juga domba-domba dan menjadi satu kawanan dengan bangsa
Israel.
Kalau pada akhirnya kita menjadi kawanan domba Allah dan
tergembala dengan baik, itu kemurahan Tuhan.
Saya berada dalam kandang
penggembalaan ini, sebagai hamba Tuhan yang telah menerima jabatan
gembala, bukan suatu kebetulan supaya saya digembalakan oleh Gembala Agung,
juga kita semua tergembala dan menjadi satu kawanan ini bukan suatu kebetulan.
Kelebihan bangsa Yahudi.
Roma 3:1-2
(3:1) Jika demikian, apakah kelebihan
orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?
(3:2) Banyak sekali, dan di dalam
segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
Kelebihan orang Yahudi; pertama-tama kepada mereka dipercayakan
firman Allah.
Namun pada akhirnya kita boleh mendengar firman Allah dan menggembalakan
kita, itu adalah kemurahan Tuhan. Jadi bukan suatu kebetulan, tidak ada istilah
kebetulan di dalam Tuhan.
Yohanes 10:17
(10:17)
Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk
menerimanya kembali.
Dia menjadi Gembala dan kita menjadi kawanan domba-Nya, karena
Dia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk memperoleh hidup yang kekal, termasuk
supaya kita menjadi kawanan domba dalam satu kandang penggembalaan. Yang
diterimanya itu hidup kekal yang dikerjakan-Nya bagi kita.
Jadi, hidup kekal itu bukan hanya untuk diri-Nya saja,
tetapi bagi dunia, untuk Yahudi, termasuk juga bangsa kafir, juga kita dan
seberapa yang hadir malam ini.
Yohanes 10:18
(10:18) Tidak seorang pun mengambilnya
dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku
berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang
Kuterima dari Bapa-Ku.”
Domba-domba ada dalam satu kandang penggembalaan itu karena Dia
rela kehilangan nyawa-Nya di atas kayu salib.
Terbentuknya penggemblaan ini adalah karena kemurahan hati
Tuhan, kita juga tergembala karena kemurahan hati Tuhan , jadi bukan suatu
kebetulan Dia sudah menyerahkan
nyawa-Nya untuk menerima-Nya/memperoleh-Nya kembali, supaya kita tidak binasa.
Jadi, ini kemurahan dari pada Tuhan yang patut kita hargai
sehingga kita boleh tergembala dengan baik dan menikmati tubuh dan darah-Nya
sebagai makanan dan minuman.
Kalau tergembala berarti, menikmati tubuh dan darah-Nya,
sebab tubuh-Nya benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman.
Yehezkiel 20:37
(20:36) Seperti Aku beperkara dengan
nenek moyangmu di padang gurun tanah Mesir, begitulah Aku akan beperkara dengan
kamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
(20:37) Aku akan membiarkan kamu
lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan
menghitung kamu.
Lewat dari bawah tongkat gembala itu berarti; dituntun,
digembalakan dengan baik = berada di bawah
pengawasan penggembalaan.
Yohanes 10:2-4
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui
pintu, ia adalah gembala domba.
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu
dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing
menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4)
Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka
dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
Yesus adalah Gembala Agung, tapi Dia juga menunjuk seorang
gembala kecil dalam satu penggembalaan untuk menggembalakan kawanan domba-Nya.
Lewat dari bawah tongkat gembala artinya: domba-domba
tergembala dengan baik, berarti dituntun, dipelihara, dilindungi, tandanya ada
2, yaitu:
-
Domba-domba
mendengarkan suara gembala = dengar-dengaran.
-
Domba-domba
mengikuti gembala.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman Pengajaran
Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, kemana saja kita dibawa ikuti saja, yang pasti sasaran akhir dari ibadah
dan pelayanan di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba. Ikuti saja
kemana kita dibawa, tidak usah bersungut-sungut, jangan liar, ikuti saja
geraknya Pengajaran Mempelai. Dia akan membawa kita masuk dalam pembentukan
tubuh Kristus yang sempurna menjadi Mempelai wanita Tuhan, (masuk dalam pesta
nikah Anak domba). Itu kegerakan dari Pengajaran Mempelai.
Andai saja ada tempat bagi mereka di rumah penginapan untuk
bersalin, habislah kita, kafir tidak akan menjadi domba, orang-orang Yahudi
saja yang selamat. Tapi hati mereka sudah menolak, akhirnya Yesus dilahirkan di
kandang domba.
Tuhan baik. Setelah kita telusuri terus kebaikan Tuhan,
ternyata sungguh luar biasa, bukan karena kata orang Dia baik, tetapi karena
kita sudah mengeti firman, pengikutan kita bukan lagi meraba-raba, bukan lagi karena
si A, si B, karena kata orang, karena mujizat, karena uang, karena itu, tidak
lagi! Karena kita sudah melihat dan merasakannya.
Keuntungan kita lewat dari bawah tongkat
gembala.
Yehezkiel 20:37
20:37 Aku akan membiarkan kamu lewat
dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan
menghitung kamu.
Kalau kita tergembala dengan baik, selanjutnya dihitung oleh Gembala Agung, berarti dikenal.
Berapa jumlah jiwa dalam kandang penggembalaan GPT Betania dihitung,
berarti dikenal.
Yohanes 10:3
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu
dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya
masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya, berarti dihitung dan dikenal.
Kalau dipanggil, dan menyebut masing-masing namanya berarti,
dikenal.
Tuhan mengenal kita kalau kita betul-betul tergembala dengan
baik dalam satu kandang dengan satu gembala.
Wahyu 3:5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan
dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari
kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di
hadapan para malaikat-Nya.
Dikenal berarti, namanya terdaftar di sorga/ditulis di dalam
kitab kehidupan Anak Domba.
Kalau tergembala di bumi, maka tergembala di sorga, nama
terdaftar di sorga...Wahyu 22:3-5 dan
Ibrani 8:5.
Jadi, jangan pernah mengecilkan penggembalaan, atau
mengecilkan tiga macam ibadah pokok. Itu penggembalaan yang benar.
Penggembalaan itu harus mendarah daging, supaya betul-betul
dikenal. Semakin dikenal maka semakin dipercayakan banyak perkara, termasuk
karunia-karunia Roh Kudus dan harta yang indah, perhiasan rohani dipercayakan
kepada kita semua.
Nama tidak bisa terdaftar hanya karena dia baik saja, atau
suka memberi, tidak cukup.
Tetapi kuncinya di sini; tergembala berarti dikenal oleh
Gembala Agung dan namanya tertulis dalam kitab kehidupan. Itu yang disebut
penggembalaan saudaraku. Jadi, jangan asal-asal ikuti ibadah sana-sini itu
namanya, tidak mengerti penggembalaan.
Domba-domba lewat dari bawah tongkat penggembalaan, artinya;
tekun dalam tiga macam ibadah pokok, yaitu; ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah
Raya Minggu, dan Ibadah Doa Penyembahan. Kita sudah
dituntun-Nya. Tandanya; dengar-dengaran, dan ikuti, jangan ikuti suara asing,
suara daging dan sura roh jahat, roh najis, ikuti gembala jangan ikuti yang
lain.
Kalau kita mengikuti gembala, kita tidak akan pernah
mendahului kehendak Tuhan, selalu banyak bertanya, sampai betul-betul terdaftar
di sorga.
Dampak positif bila tergembala dengan
baik.
Yehezkiel 20:38
(20:38) Aku akan memisahkan dari
tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku
akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang
asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui
bahwa Akulah TUHAN.
Kalau kita tergembala dengan baik, maka terpisah dari
orang-orang yang memberontak dan terpisah dari orang yang mendurhaka. Terlepas
dari roh pendurhakaan dan pemberontakan.
Yang masih memberontak, yang masih mendurhaka minta ampunlah
kepada Tuhan, kembalilah kepada gembala yang memelihara jiwa.
Jadi, kita tergembala bukan karena suatu kebetulan, bukan
suatu aturan manusia atau aturan gereja, tetapi betul-betul karena kehendak
Tuhan menjadikan kita domba-domba, menjadi satu kawanan dalam satu kandang.
Kalau seandainya orang-orang Yahudi tidak menolak, tidak
akan ada Yesus bagi kita, kita tidak akan menjadi kawanan domba, tidak ada
penggembalaan bagi bangsa kafir, karena firman itu hanya untuk orang Yahudi
saja, sunat juga bagi mereka saja.
Tetapi karena tidak ada tempat bagi mereka untuk melahirkan,
kita jadi domba, tergembala dengan baik berarti lewat dari bawah tongkat
gembala sampai pada akhirnya berada di dalam penggembalaan yang besar,
Yerusalem yang baru atau nama terdaftar di sorga.
Hanya dengan amal soleh, itu tidak mungkin terdaftar di
sorga, harus lewat aturan-aturan Tuhan. Inilah aturan yang sudah kita terima,
yaitu, tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Sempurnalah Injil ini “Lukas 2:7”. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel u. Sitohang
No comments:
Post a Comment