IBADAH
NATAL
PERSEKUTUAN
PENGAJARAN TABERNAKEL, 28 DESEMBER 2016
Tema:
“...dan ia
melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya
dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat
bagi mereka di rumah penginapan.” Lukas 2:7.
Subtema: DIBARINGKANNYA
DI DALAM PALUNGAN.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita
dimungkinkan untuk melangsungkan persekutuan yang indah lewat Ibadah Natal Persekutuan
Pengajaran Tabernakel yang telah dideklarasikan di tahun yang lalu bersama-sama
dengan rekan-rekan hamba Tuhan dan saya lihat masih ada di antara kita malam hari
ini. Saya beri penghormatan kepada kita semua, hamba-hamba Tuhan yang turut mendeklarasikan,
baik juga yang tidak turut, yang juga hadir, bersama-sama kita malam ini,
selamat malam bagi kita semua. Baik para undangan, sidang jemaat, saya ucapkan
selamat malam bagi kita semua, dan kita boleh merasakan suasana pesta malam ini
untuk nanti masuk dalam perjamuan yang besar, itulah perjamuan kawin Anak
Domba. Maka diawali dari sekarang dalam suasana pesta nanti sampai kepada pesta
yang besar, sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini.
Kita akan melihat
tema yang telah terpampang dari injil Lukas
2: 7.
Dan ini telah saya
sampaikan sebanyak empat kali;
Pertama-tama dalam
Ibadah Natal Kaum Muda Remaja, dari bagian A, “Dan ia melahirkan seorang anak laki-lak.i”
Kemudian Ibadah
Natal Sekolah Minggu dan Pendidikan Agama Kristen, dengan subtema: “Anaknya yang sulung.”
Kemudian dalam
Ibadah Malam Natal tanggal 24 Desember 2016, saya sampaikan “Lalu dibungkusnya dengan lampin.”
Dan malam ini, kalau
Tuhan memberkati kita, maka saya akan sampaikan bagian yang keempat: “Dan dibaringkannya di dalam palungan.”
Asal kita belajar
seperti Maria, duduk dekat kaki Tuhan dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Itu
yang disebut dengan Allah dahsyat, berarti ada keubahan hidup, yaitu,
merendahkan diri saat mendengar firman Allah. Jadi, ukuran dahsyat adalah hal
yang rohani, bukan hal yang lahiriah. Kalau hal lahiriah, masih kalah kita dengan
orang kaya di luaran sana.
Tadi pagi, saya
menjemput di Merak hamba Tuhan yang datang dari Semarang (suami isteri dan
anak), lalu saya antar ke penginapan, saya teringat, sewaktu kami melayani
persekutuan hamba-hamba Tuhan di Makassar tanggal 13-15 Desember 2016 lalu, saya
diantar jemput oleh panitia di sana, sampai ke penginapan. Maka barulah saya
rasakan, betapa mulianya seorang hamba Tuhan kalau melayani hamba-hamba Tuhan
yang berkunjung, puji Tuhan, saya merasakannya tadi, saya juga belajar untuk
memperlakukan hamba-hamba Tuhan yang hadir dengan baik.
Kita bukan
organisasi, kita organisme, tubuh Kristus. Kalau kita melihat organisasinya,
kita akan susah bersatu.
Segera saja baca ...
Lukas 2: 7
(2:7)
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu
dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena
tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Secara khusus dari
ayat ini yang harus kita perhatikan adalah: “Dibaringkannya di dalam palungan.”
Terlebih dahulu kita
harus mengenal palungan. Palungan adalah tempat makan minum domba-domba.
Berarti, kalau Yesus
berada di dalam palungan, itu menunjukkan bahwa Yesus adalah makanan dan
minuman bagi kita sekaliannya.
Sebagai bukti;
Yohanes 6: 33-35
(6:33)
Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi
hidup kepada dunia."
(6:34)
Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu
senantiasa."
(6:35)
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia tidak akan haus lagi.
Yesus memberi makan
dan minum orang yang lapar dan haus, sebab Dia adalah roti hidup, roti yang
turun dari sorga.
Yohanes 6: 51, 53
(6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti
ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku,
yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
(6:53)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau
kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu.
Roti yang Dia
berikan itu ialah daging-Nya sendiri sebagai makanan dan darah-Nya sebagai
minuman.
Yohanes 6: 55
(6:55)
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah
benar-benar minuman.
Daging Yesus adalah benar-benar makanan, darah Yesus adalah benar-benar minuman.
Fakta ini tidak boleh
dibantahkan, bahkan tidak dapat terbantahkan oleh siapapun.
Yesus adalah roti
hidup, roti yang turun dari sorga ke bumi, prosesnya untuk kita bisa menikmati
tubuh-Nya sebagai makanan, dan menikmati darah-Nya sebagai minuman adalah lewat
salib, di situlah Dia persembahkan tubuh dan darah-Nya kepada kita sekaliannya.
Berarti, untuk makan
daging Yesus dan minum darah Yesus, prosesnya adalah SALIB KRISTUS.
Jadi ada proses
untuk menikmati tubuh dan darah Yesus, yaitu, salib Kristus.
Kita semua
sama-sama belajar. Saya juga belajar, saya tidak bermaksud untuk menggurui hamba-hamba
Tuhan. Tapi kita semua dengan segala kerendahan hati masing-masing belajar,
supaya kita dapat menikmati persekutuan yang indah malam ini.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua
kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin
lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Perhatikan kalimat; "Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya."
Dalam hal ini Yesus rela disalibkan,
supaya kita dapat menikmati tubuh dan darah-Nya. Tubuh Yesus sebagai makanan
dan darah Yesus sebagai minuman.
Perkataan Yesus, "Ya
Bapa-Ku,” menunjukkan bahwa ada suatu kerelaan, sehingga dengan
demikian, Dia dapat mempersembahkan tubuh-Nya sebagai makanan dan mempersembahkan
darah-Nya sebagai minuman. Dan Dia tidak membantah proses salib, justru ada
suatu kerelaan.
Adakalanya, saat kita menghadapi ujian, kalau bisa ujian itu
sedikit saja, bagian tangan saja atau bagian kaki yang ditusuk. Tapi di sini
kita melihat ada suatu kerelaan yang tulus dan ikhlas dan tidak dipengaruhi oleh
siapa pun.
Yohanes 4:34
(4:34)
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia
yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Perhatikan kalimat
ini: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus
Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya,” sampai selesai di
atas kayu salib.
Berarti, salib yang Dia pikul bukan saja dipikul dengan
kerelaan, tetapi sekaligus menikmati-Nya, sebagai makanan. Itu juga menjadi
makanan hamba-hamba Tuhan sehari-hari dan harus dinikmati, tidak bisa tidak!
Itu sudah harga mati dan harus dinikmati.
Yohanes 6:54-58
(6:54)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55)
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar
minuman.
(6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia.
(6:57)
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian
juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
(6:58)
Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek
moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
Barangsiapa makan
daging Yesus dan minum darah Yesus, ia akan mempunyai hidup yang kekal/hidup
sampai selama-lamanya.
Itu sebabnya , Yesus
bukan saja dengan segala kerelaan, disalib, tetapi juga menikmatinya, supaya
kita juga boleh menikmati tubuh dan darah Yesus, karena tubuh Yesus benar-benar
makanan dan darah Yesus benar-benar minuman untuk memberi hidup yang kekal,
karena Dia adalah roti hidup yang turun dari sorga ke bumi untuk memberi hidup
yang kekal.
Jadi, kita patut
bersyukur 2016 tahun yang lalu Yesus dilahirkan di dalam kandang domba lalu
diletakkan di dalam palungan, supaya ada hidup yang kekal lewat menikmati tubuh
dan darah-Nya, sebab Dia adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Ada prosesnya, dan
kita sudah lihat prosesnya itu, Dia lakukan dengan segala kerelaan hati, bahkan
salib itu dinikmati sebab itu sudah menjadi makanan bagi Dia.
Yohanes 6:54,56
(6:54)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang
kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan
Aku di dalam dia.
Wujud dari hidup
yang kekal ada dua, yaitu:
-
Dibangkitkan pada akhir
zaman (ayat 54).
-
Satu di
dalam Tuhan/
Tuhan di dalam kita, kita di dalam Tuhan(ayat
56).
Bersama-sama kita
memperhatikan TANDA KEBANGKITAN...
Yohanes 11:21-25
(11:21)
Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
saudaraku pasti tidak mati.
(11:22
)Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala
sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
(11:23)
Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."
(11:24)
Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu
orang-orang bangkit pada akhir zaman."
(11:25)
Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
Yesus adalah kebangkitan dan hidup barangsiapa percaya
kepada Yesus Kristus, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, itulah yang
disebut dengan kebangkitan.
Tetapi ini berlaku
kepada barangsiapa yang percaya kepada-Nya.
Percaya -> orang
yang rela kehilangan nyawa karena salib. Sebab syarat untuk mengikut Tuhan adalah;
sangkal diri, pikul salib = rela kehilangan nyawa.
Matius 16:24-25
(16:24)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25)
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Siapakah orang yang
percaya itu? Yaitu, mereka yang rela kehilangan nyawa hanya karena salib, jadi
walaupun ia sudah mati, ia akan hidup, dan ia akan memperoleh nyawanya kembali
pada saat Ia datang pada kali yang kedua. Itulah yang disebut dengan suasana
kebangkitan.
Dari pada kita mempertahankan
nyawa, tolak salib hanya karena perkara lahiriah, tapi pada hari kebangkitan
binasa, lebih baik hari ini sangkal diri, pikul Salib. Rela kehilangan nyawa (mati),
tapi pada saat kebangkitan, ia akan memperolehnya kembali. Itu yang dimaksud
satu dengan kebangkitan/wujud dari hidup kekal, yang pertama. Saya selalu
tandaskan hal yang seperti ini kepada sidang jemaat.
Yohanes 6:39
(6:39)
Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang
telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman.
Rela kehilangan
nyawa supaya nanti kita dibangkitkan pada akhir zaman (tidak binasa/terhilang).
Rela kehilangan nyawa berarti, sangkal diri pikul salib (melakukan kehendak
Allah). Inilah wujud yang pertama dari hidup kekal.
Sekarang kita
melihat: TANDA SATU DI DALAM TUHAN.
Yohanes 10:27-30
(10:27) Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
(10:28)dan
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan
binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku.
(10:29)
Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan
seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
(10:30)
Aku dan Bapa adalah satu."
Anak dan Bapa adalah
satu. Oleh karena kesatuan inilah kita ada di dalam genggaman dua tangan Tuhan yang
kuat dan tidak ada seorang pun yang dapat merebut kehidupan/nyawa kita dari
tangan Tuhan. Ini berbicara tentang kesatuan (Tuhan di dalam kita, kita di
dalam Tuhan).
Lebih jauh kita
melihat ayat referensinya..
Yohanes 17:10-11
(17:10)
dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah
dipermuliakan di dalam mereka.
(17:11)
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia,
dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka
dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya
mereka menjadi satu sama seperti Kita.
Selama kita satu di
dalam Tuhan, Tuhan di dalam kita maka kita ada di dalam pemeliharaan oleh
karena nama-Nya.
Jangan tinggalkan
persekutuan yang indah dengan Tuhan. Tetapi kenyataannya, kita lebih banyak
bersekutu dengan perkara lahiriah, ini yang merepotkan, ini yang merugikan dan
ini suatu kekeliruan.
Tidak salah selama
di dunia ini kita berkarier, tapi jangan sampai ibadah menjadi nomor dua dan yang
lahiriah nomor satu, tidak ada pemeliharaan Tuhan di sana.
Ayo sungguh-sungguh
di dalam mengikuti Tuhan, jangan setengah-setengah. Kalau setengah-setengah,
nanti menjadi setengah mati. Ayo sungguh-sungguh.
Saya juga berlatar belakang
yang tidak beres, banyak kesalahan, tapi Tuhan tolong. Puji Tuhan.
Saya rindu untuk
tetap satu di dalam Dia, dan Dia di dalam saya. Itu yang memelihara hidupku,
bukan jemaat. Dan jemaat juga harus belajar satu di dalam Tuhan. Bukan
pekerjaanmu yang memelihara hidupmu, bukan ijazahmu, bukan kedudukan,
jabatanmu, tetapi Tuhan. Tergantung sejauh mana persekutuan kita dengan Tuhan.
Jadi, jangan keliru
dan jangan diputar balik.
Yohanes 17:12
(17:12)
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu
yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada
seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan
untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
Dipelihara berarti,
dijaga, supaya jangan ada satu pun dari kawanan domba itu yang binasa. Ini
tanggung jawab dari seorang gembala.
Kepada rekan
hamba-hamba Tuhan yang hadir, saya beri penghormatan, sebab saya tahu
pergumulan hamba-hamba Tuhan tidak sedikit. Berapa banyak jumlah jiwa seperti
itulah hatinya untuk menghadapi kawanan domba, tetapi tujuannya; supaya sidang
jemaat dipelihara, dijaga, jangan binasa. Itu saja, tidak lebih, tidak kurang.
Yohanes 17:13
(17:13) Tetapi sekarang, Aku datang
kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam
dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.
Sebelum Yesus naik ke
sorga, Dia sudah menitipkan kawanan domba-Nya, umat ketebusan-Nya, saya dan
saudara, kepada Bapa.
Berarti, Dia adalah
pribadi yang bertanggung jawab terhadap saya dan saudara, sebagai kawana domba
Allah, apabila kita satu di dalam Tuhan.
Gembala yang
bertanggung jawab, tidak dibiarkan mimbar gerejanya tiap minggu berganti-ganti.
Yohanes 17:14
(17:14) Aku telah memberikan firman-Mu
kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama
seperti Aku bukan dari dunia.
Sebelum Yesus naik, Dia memberikan firman kepada saya dan
saudara, berarti Yesus adalah Gembala yang baik. Jadi, seorang gembala yang
bertanggung jawab jangan hanya sekedar melucu, melawak dan jangan bawa dunia ke
dalam gereja.
Jangan hal yang dunia masuk ke gereja, tetapi gereja harus
mendunia, menjadi terang. Oleh sebab itu, domba-domba harus diberi firman Allah
sebagai makanan rohani.
Yohanes 17:15-16
(17:15) Aku tidak meminta, supaya
Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari
pada yang jahat.
(17:16) Mereka bukan dari dunia, sama
seperti Aku bukan dari dunia.
Saudaraku, di sini
kita perhatikan, bahwa Yesus sebagai seorang Gembala yang bertanggung jawab,
sebelum Dia naik, Dia terlebih dahulu menyerahkan kawanan domba itu kepada
Bapa.
Sebagai gembala, Dia
tidak membiarkan kawanan domba itu dibinasakan, tetapi supaya dipelihara,
dijaga, dilindungi, sampai mendapat keselamatan.
Kebaikan Tuhan itu sungguh
luar biasa, Dia lakukan tanpa pamrih.
Yohanes
17:21-22
(17:21)
supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya,
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
(17:22)
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Sampai pada akhirnya
Tuhan memberikan kemuliaan itu kepada saya dan saudara, oleh karena kesatuan di
dalam Tuhan, Tuhan di dalam kita, seperti Anak dengan Bapa, Bapa dengan Anak.
Pada akhirnya Yesus Kristus
sebagai gembala yang bertanggung jawab, memberikan kemuliaan itu, oleh karena
kesatuan di dalam Tuhan.
Di
mana letak kemuliaan itu?
Yohanes
17:23
(17:23)
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi
satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau
mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Di dalam kesempurnaan
oleh karena kesatuan dari anggota-anggota tubuh maka terlihatlah kemuliaan.
Tubuh itu satu, tetapi
terdiri dari banyak anggota. Kalau salah satu anggota terpisah dari tubuh yang
lain, itu bukan satu tetapi itu namanya cela. Jangankan satu anggota, satu jari
saja yang putus, itu bukan sempurna tetapi cela. Pendeknya, di dalam kesatuan terlihat
dengan jelas kesempurnaan.
Saya tandaskan
kembali, tubuh itu hanya satu, tetapi terdiri dari banyak anggota. Dan kalau
ada kesatuan maka ada kesempurnaan.
Jadi, di dalam
kesempurnaanlah Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya kepada kita semua.
Dimulai dari kami suami-isteri
sebagai gembala sidang. Awalnya memang gontok-gontokan, dalam nikah pada tahun
pertama sampai tahun yang keempat. Tetapi hari demi hari berlalu kami banyak
belajar dari pengalaman dan pengalaman menjadi guru bagi kami.
Jadi, kesatuan itu
di mulai dari saya dan isteri dan anak saya, itu penggembalaan terkecil, sampai
kepada kandang penggembalaan, menyatu dengan sidang jemaat.
Kemudian, meningkat
antar gereja, meningkat lagi antar organisasi (denominasi gereja), puncaknya sampai
kafir dan Israel bersatu, persekutuan yang bersifat internasional, itulah yang
disebut dengan sempurna, maka Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya sebagai
Kepala gereja.
Kesimpulannya: wujud
dari hidup kekal, adalah dibangkitkan
pada akhir zaman dan kesatuan,
sedangkan sumber dari hidup kekal adalah: roti hidup, roti yang turun dari
sorga, yaitu tubuh dan darah Yesus.
Kalau kita selidiki
pelan-pelan, rencana Tuhan indah, hanya kadang-kadang kita mau yang instan
saja. Padahal perlu kita ketahui: perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke
Kanaan, tidak diijinkan lewat Filistin, Tuhan tidak ijinnkan lewat jalan pintas
dan instan, karena itu jalan Setan. Tuhan mau supaya kita tetap pikul salib
walaupun banyak tantangan, rintangan, halangan, apapun itu yang disebut sebagai
pergumulan. Tuhan tidak mau instan, harus lewat proses salib, supaya kita boleh
menikmati tubuh dan darah Yesus. Daging Yesus adalah benar-benar makanan dan
darah Yesus adalah benar-benar minuman.
1
Korintus 12:12
(12:12)
Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala
anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Perlu diketahui:
tubuh itu satu tetapi terdiri dari banyak anggota. Tetapi sekalipun banyak
anggota tetapi merupakan satu tubuh, demikian juga Kristus dengan kita, tubuh
dengan Kepala menyatu.
-
Kristus -> Kepala.
-
Tubuh -> gereja Tuhan.
1
Korintus 12:14-16
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri
dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
(12:15) Andaikata kaki berkata:
"Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia
tidak termasuk tubuh?
(12:16) Dan andaikata telinga berkata:
"Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia
tidak termasuk tubuh?
Saya ulangi lagi, tubuh itu satu, tetapi terdiri dari banyak
anggota. Ada sebutan kaki, tangan, telinga ada mata, itu semua anggota-anggota
tubuh.
Anggota tubuh Kristus bukan hanya saya, ada pembaca, ada
bapak Pdt sinaga, W. Nababan si Tompul, si Hombing, rekan saya dari Gersik,
dari Bogor, Parung, Jakarta, Cengkareng, Tangerang, Surabaya, Semarang,
termasuk rekan-rekan hamba-hamba Tuhan Serang dan sekitarnya, suami, isteri. Kita semua adalah anggota tubuh,
termasuk sidang jemaat. Itulah yang disebut ada mata, ada telinga,
ada tangan, ada kaki.
Tapi perlu untuk diketahui…
1
Korintus 12:17
(12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di
manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
Kalau salah satu
anggota tubuh Kristus dikuasai oleh roh egosentris maka anggota tubuh yang lain tidak terlihat.
kalau seandainya
seluruh tubuh, hanya
ada mata, saat mata berjalan, orang yang melihatnya aneh. Bukan saja aneh tetapi menakutkan, itulah orang yang masih dikuasai egosentris,
ngeri kita melihat orang seperti ini. Apalagi kalau sidang jemaat dalam satu kandang penggembalaan dikuasai oleh roh egosentris, itu sangat
mengerikan bagi gembala sidang.
Pendeknya, di dalam
kesatuan ini harus kita pelihara, seperti Tuhan memelihara, menjaga, melindungi dan
menyelamatkan kita semua. Ini harus kita ketahui dengan pasti.
Ini wujud dari roti
hidup, bangkit dan satu.
RESPON ORANG YAHUDI yang pertama.
Yohanes 6:40-41
(6:40)
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan
yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku
membangkitkannya pada akhir zaman."
(6:41)
Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan:
"Akulah roti yang telah turun dari sorga."
Respon orang Yahudi yang pertama, yaitu; bersungut-sungut. Banyak orang
kristen bersungut-sungut ketika dikoreksi oleh firman.
Bersungut-sungut
menunjukkan bahwa, orang Yahudi masih hidup di dalam hawa nafsu daging = manusia daging. Sebab, bersungut-sungut, ngomel, menggerutu, itu adalah
suara daging.
Inilah respon yang
pertama, dari
orang Yahudi, yaitu; bersungut-sungut.
Bersungut-sungut,
itu merupakan suara daging. Berarti, orang Yahudi, menjalankan
ibadah dan pelayanannya oleh hawa
nafsu dan keinginan daging, ini disebut dengan ibadah lahiriah.
Kalau ibadah
dijalankan secara lahiriah, itu sama dengan ibadah Taurat, berarti, mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh merantau di luar ibadah. Tubuh ada di dalam ibadah,
tetapi hatinya jauh berkeliaran di mana-mana, itu yang disebut ibadah Taurat/ibadah
lahiriah. Orang semacam ini, kalau dikoreksi pasti ngomel, bersungut-sungut,
tidak bisa tidak, alkitab yang berkata, seperti orang Yahudi, tidak respon terhadap roti hidup.
Tetapi, Yesus dilahirkan ke dunia ini,
Ia dibungkus dengan
lampin, dibaringkan di dalam palungan, Dia betul-betul makanan, Dia betul-betul minuman, tapi ada prosesnya.
Bukti orang Yahudi adalah manusia daging.
Yohanes 6:42
(6:42)
Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita
kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Orang-orang Yahudi melihat Yesus hanya sebagai anak tukang kayu. Berarti,
orang-orang Yahudi melihat Yesus dari sisi lahiriah.
Itu sebabnya,
ketika mereka dikoreksi mereka bersungut-sungut.
Biarlah kiranya
kita mengukur segala sesuatu secara rohani, jangan lahiriah. Ada kerugiannya
kalau kita menggunakan ukuran-ukuran di dalam ibadah pelayanan ini secara
lahiriah.
Kerugian besar, kalau kita mengukur ibadah dan pelayanan secara lahiriah, tidak bisa kita maju, karena senantiasa bersungut-sungut, apalagi tidak diberi kesempatan untuk melayani, sementara korbannya sudah banyak, orang seperti ini pasti
bersungut-sungut, siapapun dia.
Yohanes 6:43-44
(6:43)
Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
(6:44)
Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik
oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Kalau seseorang dapat
datang kepada Yesus itu hanya karena Salib. Allah menarik dia datang kepada Yesus,
itu hanya karena salib.
Tanpa salib,
siapapun orangnya, bukan hanya sidang jemaat, hamba Tuhan seperti saya pun
tidak dapat datang kepada Yesus tanpa salib. Tapi lewat Salib inilah, saya
dapat datang kepada Yesus. Sebab itu jangan bersungut-sungut saat memikul
salibnya, apapun yang terjadi, disaat susah maupun senang.
Buktinya.
Yesaya 53:3-4
(53:3)
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap
dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
(53:4)
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita
yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas
Allah.
Karena kita, Yesus
rela menanggung penderitaan di atas kayu salib.
Perhatikan kalimat;
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang
yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.” Sesungguhnya,
Ia melakukan itu hanya untuk saya dan saudara.
Yesaya
53:2
(53:2)
Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering.
Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan
rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.
Tapi, justru karena
salib itu kita menginginkan Dia, saliblah daya tarik. Allah dapat menarik kita
dapat datang kepada Yesus karena salib. Sebab itu Yesus berkata: "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak
ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa,”
(Yohanes 6:43-44). Kita menginginkan-Nya karena salib.
Kalau Ia tidak memikul salib, kita tidak menginginkan Yesus.
Tidak bisa dibantahkan,
sebab itu jangan bersungut-sungut, belajar rendah hati, pikul salib Kristus.
Saya, dalam setiap
kesempatan pertemuan hamba-hamba Tuhan dimana pun berada, saya lebih banyak
tutup mulut, walaupun saya punya pengetahuan secara duniawi, secara sekuler, karena
saya dari sekuler, tapi saya lebih banyak tutup mulut dan tidak terlalu banyak
berbicara.
Saya tahu apa yang
dibicarakan, tapi saya lebih banyak tutup mulut, di mana pun ada
pertemuan. Baik di Cilegon, di luar
Cilegon, dimana saja, kalau saya diberikan kesempatan untuk melayani, kalau
memang itu seijin Tuhan, itu cukup bagi saya.
Pernyataan
Yesus yang kedua tentang roti hidup.
Yohanes
6:48-50
(6:48) Akulah roti hidup.
(6:49) Nenek moyangmu telah makan manna
di padang gurun dan mereka telah mati.
(6:50) Inilah roti yang turun dari
sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
Ini pernyataan untuk
yang kedua kali, yang pertama tadi pada ayat 33-35. Ini kemurahan saudaraku,
satu kali ditolak, Dia tidak mundur, Dia kembali ungkapkan “Akulah roti hidup.”
Biasanya, kalau seseorang
ditolak maka ia langsung pergi. Tetapi
Yesus tidak. Ini kemurahan besar bagi kita.
Untuk yang kedua
kali Yesus kembali berkata: “Akulah roti hidup, roti yang turun dari Sorga, untuk memberi
hidup yang kekal.”
Kembali, Ia katakan tujuan-Nya: untuk memberi hidup yang kekal.
Sedangkan nenek moyang bangsa Israel telah mati, mayat
mereka bergelimpangan di padang gurun, sekalipun mereka makan manna selama 40
tahun.
Jadi, benar sekali bukan Musa yang memberikan roti dari
Sorga, tetapi Bapa yang memberi roti hidup kepada bangsa Israel. Jelas, tidak
bisa dibantahkan lagi.
Bapalah yang memberikan
roti dari sorga, bukan Musa, di atas tadi telah saya sampaikan.
Buktinya: mayat
mereka bergelimpangan di padang gurun, tidak ada satu pun yang sampai kecuali Kaleb
dan Yosua, yang dari Mesir secara khusus.
Yohanes 6:32
(6:32)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan
Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan
kamu roti yang benar dari sorga.
Bapa yang memberi
roti hidup, roti yang turun dari sorga, bukan Musa.
Tadi orang-orang
Yahudi bersungut-sungut, tetapi Tuhan tetap menyatakan kasih-Nya untuk yang
kedua kali. Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya berkata: “Akulah roti hidup, roti yang turun dari
sorga.”
Tuhan sabar kepada
kita, berkali-kali kita melakukan kesalahan Tuhan masih tetap memberikan
kesempatan kepada kita semua.
RESPON ORANG YAHUDI yang kedua.
Yohanes
6:51-52
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun
dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup
dunia."
(6:52)
Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana
Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
Di sini kita melihat
respon yang kedua dari orang-orang Yahudi, yaitu: bertengkar antara sesama, berarti lebih parah dari pada respon
yang pertama.
Bertengkar ->
anggota tubuh itu terpecah.
Kalau
bersungut-sungut itu hanya di dalam hati, tetapi kalau sudah bertengkar itu
lebih parah dari bersungut-sungut. Bertengkar itu berbicara tentang perpecahan dari
anggota tubuh.
Di sini kita melihat
yang bertengkar itu sesama. Sesama
tangan = sesama Yahudi, berarti, perpecahan.
Tangan kanan dan
tangan kiri, pekerjaannya sama tetapi tangan dengan kaki pekerjaannya berbeda.
Tapi kalau tangan
kanan dan tangan kiri bertengkar, itu perpecahan, berarti lebih parah dari
persungutan. Bukan makin lebih baik terhadap masa kesabaran Tuhan, tapi lebih
parah. Ini yang sangat disayangkan dalam kesempatan ini.
Bagaimana dengan
kita saudaraku? Semakin baik, pada masa kesabaran Tuhan atau semakin parah?
Seharusnya semakin baik bukan?!
Kita lihat tentang
PERPECAHAN.
1
Korintus 3:3
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab,
jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal
itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup
secara manusiawi?
Kalau ada
pertengkaran sesama anggota tubuh, itu menunjukkan bahwa ia adalah manusia
duniawi. Artinya; menjalankan hidup secara manusiawi.
Kalau hidup secara
manusiawi berarti tidak manusia rohani. Itulah manusia duniawi yang di luar
sana.
Kalau ada iri hati,
ada perselisihan, maka terjadilah perpecahan, itu menunjukkan manusia duniawi.
Saya, dalam setiap
kesempatan diundang natal atau apapun, saya tetap datang, saya tidak mau iri
kepada seorang pembicara dan tidak mau ada perselisihan. Saya duduk, diam,
tenang dan saya perhatikan, pasti ada sesuatu yang saya dapat dari apa yang
disampaikan dan saya diberkati. Dan saya tunjukkan sikap yang baik, supaya si
pengkotbah itu semakin dipakai Tuhan. Jadi, kita tidak boleh ada iri hati,
selisih, bertengkar, sehingga orang lain tidak tersandung.
Hamba Tuhan tidak
boleh bertengkar. Kita berkata jangan bertengkar, tapi sikap kita sudah
menunjukkan walaupun mulut tidak. Itu menunjukkan bahwa ia adalah manusia
duniawi, menjalankan hidup secara manusiawi, berarti bukan manusia rohani.
Perlu untuk
diketahui; manusia daging hanya memikirkan hal-hal yang dari daging bukan
memikirkan hal-hal yang dari roh, tidak pernah memikirkan perkara rohani, tidak
pernah memikirkan pekerjaan Tuhan, tidak pernah memikirkan ibadah dan
pelayanan. Itu orang yang menjalankan hidupnya secara manusiawi.
1
Korintus 3:4
(3:4)
Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan
yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu
menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Kalau seseorang
mengakui satu golongan, tetapi tidak mengakui golongan yang lain, berarti,
telah terjadi perpecahan. Saya bersyukur kepada kemurahan Tuhan, saya belajar
untuk tetap menerima siapapun.
Saat ini ada
beberapa hamba Tuhan yang sedang dipakai di dalam dan di luar negeri, saya tidak
iri.
Kalau memang baik,
ya ikuti. Jangan sampai saya terikat di dalam satu kelompok, lalu mengecilkan
kelompok yang lain, itu perpecahan dan menunjukkan bahwa dia adalah manusia
duniawi, menjalankan hidup hanya secara manusiawi, belum rohani.
Ada beberapa orang
yang berkata; “Aku dari golongan Paulus,
aku dari golongan Apolos,” sementara yang memberi pertumbuhan itu siapa?
Kenapa ada pengkotak-kotakan atau blok-blokan? Pertengkaran, jauh lebih parah
dari pada sungut-sungut.
Rekan-rekan hamba
Tuhan tidak blok sana, blok sini, karena satu kerinduan kita untuk berada dalam
perjamuan, selama ada di bumi untuk menantikan perjamuan yang jauh lebih besar,
itulah pesta nikah Anak Domba.
Pendeknya, manusia
duniawi bukan manusia rohani. Karena pertengkaran perpecahan.
Dampak negatif menolak roti hidup.
Yohanes
6:60
(6:60)
Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata:
"Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Setelah mendengar pemaparan-pemaparan
tentang roti hidup (roti yang turun dari sorga), orang-orang Yahudi berkata, perkataan ini keras, siapakah yang sanggup
mendengarkannya? Bagi mereka salib itu terlalu keras , memikul salib di
tengah ibadah dan pelayanan terlalu keras.
Kalimat, “Siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Menunjukkan
bahwa orang-orang Yahudi tidak suka dengan firman yang keras, karena sifatnya
mengoreksi dosa.
Firman yang
lucu-lucu, dengan satu, dua ayat, lalu ditambahkan dengan cerita si kancil, si
kura-kura, dan si buaya.
Si kancil, si
kura-kura, si buaya, tidak bisa menyingkapkan dosa (menyingkapkan segala yang
terselubung). Tapi itu yang sering
terjadi, sehingga mereka berkata; siapa yang sanggup mendengar firman yang
keras? Perlu untuk diketahui: lewat cerita si kura-kura, si buaya dan si
kancil, kita tidak dapat menikmati tubuh dan darah Yesus, kecuali lewat
pemberitaan firman tentang salib Kristus.
1
Korintus 1:22
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki
tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
Orang Yahudi hanya
menghendaki tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat, yang sakit sembuh, yang
lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar.
Sedangkan, orang Yunani
mewakili bangsa kafir (orang yang tak bersunat) mencari hikmat/pengetahuan.
1
Korintus 1:23
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus
yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk
orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Pendirian Rasul
Paulus luar biasa, dia tetap memberitakan firman tentang salib Kristus, dia
tidak perduli dengan bangsa Yahudi, dia tidak perduli dengan orang-orang Yunani,
atau bangsa kafir. Sekalipun bangsa Yahudi hanya menghendaki tanda-tanda heran
atau pun mujizat, dan orang Yunani hanya mencari hikmat di tengah ibadah
pelayanannya, Rasul Paulus tetap memberitakan firman tentang salib. Itu sudah
menjadi harga mati di tengah ibadah dan pelayanan dari pada Rasul Paulus kepada
Yahudi dan kafir (Yunani).
Dia bukan hanya
diutus kepada bangsa Yahudi, tetapi juga kepada orang Yunani (bangsa kafir).
Apa yang membuat
bangsa Yahudi tersandung dengan pemberitaan firman tentang salib? Karena dalam
pengikutan mereka hanya menghendaki tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat,
tetapi salib dikecilkan.
Mohon maaf beribu-ribu maaf
yang punya karunia penginjilan, saya sempat mengalami berkali-kali karunia kesembuhan
diawal pelayanan. Mohon maaf, kalau hanya kesembuhan, mujizat, nabi palsu dalam
injil Matius 24, juga melakukannya, kemudian antikris menurunkan api dari
langit...Wahyu 13, nabi-nabi palsu
bernubuat dan mengusir Setan demi nama Tuhan...Matius 7.
Tapi, yang menjadi pengantara
antara Allah dengan manusia/perantara bumi dengan langit, langit dengan bumi, adalah:
salib Kristus, itulah yang harus diberitakan.
Yohanes 6:64-65
(6:64 )Tetapi di antaramu ada yang tidak
percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa
yang akan menyerahkan Dia.
(6:65) Lalu Ia
berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat
datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Di atas tadi saya
sudah sampaikan, tidak ada yang dapat datang kepada Yesus kalau Bapa tidak
mengaruniakannya.
Begitu besar kasih
Allah kepada dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal di atas
kayu salib. Tidak ada yang bisa sampai kepada Bapa tanpa salib.
Jadi, firman yang
harus disampaikan bukan yang lucu-lucu, bukan satu, dua ayat lalu ditambahkan atau dikurangkan.
Hati-hati, nanti
berhadapan dengan Wahyu 22, tapi saya tidak sampai ke sana, supaya jangan
terlalu melebar.
Tadi Yohanes 6:60, dua angka 6 = 66 itu
jumlah seluruh Alkitab dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, diawali
dari Kejadian diakhiri kitab Wahyu -> kebenaran salib.
Kemudian...
Yohanes 6:66
(6:66)
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi
mengikut Dia.
Banyak di antara
murid-murid itu mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia..
Artinya: tidak lagi
mau dengar-dengaran terhadap ajaran-ajaran yang benar, itulah salib Kristus.
Peristiwa ini
dituliskan oleh Yohanes di dalam injil Yohanes
6:66, berarti ada tiga angka 6 =
666 -> antikris.
Kesimpulannya, kalau
menolak firman tentang salib Kristus, maka menjadi antikris.
Hati-hati, saya
tidak menuduh di antara kita siapa antikris. Tapi kalau menolak pemberitaan
firman tentang salib Kristus dan memalingkan telinga kepada dongeng-dongeng
nenek tua maka ia adalah antikris.
Roh antikris dalam Wahyu 13 adalah, roh jual beli, sebagai
alat penukarnya adalah uang, menyembah tuhan kecil (uang).
Saya tahu di Jawa
tengah ada seperti itu, saya merasa kasihan terhadap jemaatnya. Setelah Pendeta
tersebut mati, jemaatnya berusaha untuk menghidupkan gembalanya, sudah salah
dan keliru. Yang berhak menghidupkan dan mematikan adalah Allah. Sampai gembalanya mati, sidang jemaat tetap keliru?
Karena dari pertama sudah diajarkan banyak hal yang keliru, diajarkan uang di
dalam gereja.
Saya tidak berani
menambahkan dan mengurangkan, saya hanya menguraikan apa yang saya dapat dari
Tuhan. Pendeknya, kalau jadi antikris maka ia akan binasa. Dengan demikian habis
masa kesabaran Tuhan tadi.
Jalan keluarnya.
Yohanes 6:35
(6:35)
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku,
ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak
akan haus lagi.
Jalan keluarnya, datang dan percaya kepada roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Prosesnya: lewat
salib, berarti menikmati pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Datang dan percaya,
berarti, membutuhkan roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Kalau hamba-hamba
Tuhan datang dan percaya, karena ada satu perkara yang kita butuhkan. Bukan mau
melihat yang lucu-lucu, bukan mau melihat sesuatu yang sifatnya lahiriah.
Tapi kita datang dan
percaya kepada roti hidup, roti yang turun dari sorga, itulah bayi yang
diletakkan di dalam palungan sebagai makanan dan minuman, prosesnya salib.
Datanglah,
percayalah, berarti, kita membutuhkan roti hidup, lebih dari pada jabatan,
kedudukan, uang, dan lebih dari pada
yang ada di dunia ini, karena roti hidup memberi hidup yang kekal, memberi
hidup untuk selama-lamanya.
Uang, harta, kedudukan,
dan jabatan tidak memberi hidup. Justru itu membuat kita terpisah dari Tuhan
bila kita menyembah tuhan kecil itu.
Ayo, datang dan
percayalah kepada roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Berapa kali saya
diundang dalam persekutuan, berapa banyak uang yang harus kami keluarkan?
Sebagai pembicara bukan terima amplop.
Tapi karena sebuah
kerinduan terhadap roti hidup, saya tidak peduli dengan itu semua, saya tidak
hitung-hitungan, dan itu saya ajarkan pada sidang jemaat.
Mereka bukan semakin
miskin, justru sekalipun masih muda, sudah bisa menguliahkan diri sendiri dan
jabatan mereka naik terus dan itu iman saya sebagai gembala sidang.
Jadi, kami gereja
kecil ini didominasi pemuda, bukan orang tua. Orang tua tidak seberapa
jumlahnya.
Juga ada beberapa
anak pendeta dititipkan/dipercayakan di sini, karena kemurahan Tuhan.
Saya katakan kepada
jemaat; jangan cari kerjaan di sini, cari kerajaan sorga dan kebenaran, semua akan
ditambahkan. Tapi dengan syarat, harus mau kerjasama, ibadah dan pelayanan
tetap pikul salib, sungguh-sungguh, itu jaminannya.
Mazmur 78:23-25
(78:23) Maka Ia memerintahkan awan-awan
dari atas, membuka pintu-pintu langit,
(78:24) menurunkan kepada mereka hujan
manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
(78:25) setiap orang telah makan roti
malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Roti hidup, roti yang turun dari sorga sebutannya ada dua,
yaitu:
a) Gandum yang turun dari langit.
b) Roti malaikat.
Keterangan: Gandum dari
langit.
Yohanes 12:23-24
(12:23)
Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan.
(12:24)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.
Jadi, gandum dari
langit itu berbicara tentang pengalaman kematian.
Mati berarti, daging
tidak bersuara lagi. Kalau daging masih bersuara, masih banyak keinginan ini
dan itu, berarti daging belum mati.
Bukti daging tidak
bersuara (mati): biji gandum jatuh ke dalam tanah. Artinya: hidup yang lama
telah dikubur.
Kalau mati harus
dikubur. Kuasa kematian Yesus Kristus mengubur hidup yang lama.
Jatuh ke dalam tanah
itu bagaikan Yesus telah mati, lalu dikubur, itulah roti hidup (pribadi Yesus),
sebagai gandum yang turun dari langit.
“Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah
dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan
banyak buah.” Hari
ketiga Yesus bangkit = berbuah, tidak bisa dipungkiri.
Inlah rumus saya,
saya tidak diberikan modal oleh siapapun untuk melayani Tuhan, tidak! Ini yang
kami pelajari untuk dinikmati walaupun masih jauh dari sempurna, hanya ini
saja; menikmati gandum yang turun dari langit.
Rumus tiga hari : berarti,
mati dan bangkit. Kalau tidak mati maka tdak akan bangkit.
Kalau kematiannya
benar, maka kebangkitannya pun pasti benar, tapi kalau kematiannya tidak benar,
kebangkitannya palsu, walaupun terlihat hebat.
Ini firman yang
harus saya sampaikan, tidak bisa saya potong-potong lagi.
Praktek
menikmati gandum yang turun dari langit.
Yohanes 12:25-26
(12:25)
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa
tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang
kekal.
(12:26)
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ
pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Jadi prakteknya, di
tengah ibadah dan pelayanan adalah sangkal diri, pikul salib/rela kehilangan
nyawanya.
Sangkal
diri berarti,
tidak mengakui kelebihan-kelebihan dari pada diri sendiri. Sekalipun malam ini
saya diberikan kesempatan untuk berbicara, saya tidak boleh bermegah. Sangkal
diri! Baik dalam hal yang lahiriah, harus sangkal diri, baik memiliki kelebihan
dalam hal yang rohani harus sangkal diri, tidak boleh bermegah.
Seperti Rasul Paulus
diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga (Firdaus) di situ dia mendengarkan
suara yang sangat luar biasa dan mendengar kata-kata yang tidak terkatakan dan yang tidak bisa diucapkan.
Namun di dalam hal itu dia pun tidak bermegah.
Pikul
salib; berarti,
pikul tanggung jawab. Sebagai gembala pikul saja tanggung jawab terhadap sidang
jemaat.
Kepada seluruh imam,
pikul tanggung jawab. Sebagai suami, sebagai isteri, sebagai anak, apa tangung
jawab yang dipercayakan oleh Tuhan, pikul saja. Pasti berhasil.
Sebetulnya,
pengalaman kematian itu tidak lama, hanya tiga hari saja, yang bikin lama adalah
daging masih bersuara, sehingga pelayanan tidak bangkit-bangkit/tidak berbuah.
Yohanes 12:27
(12:27)
Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah
Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Dia tidak mau
melepaskan diri dari salib, sebagai praktek untuk menikmati gandum yang turun
dari langit.
Saat Dia menghadapi
salib, Dia tidak berkata; “Ya Bapa, lepaskanlah Aku dari salib ini, selamatkanlah Aku,” sebab Dia harus menjadi roti hidup
yang turun dari sorga ke bumi supaya kita semua dapat menikmati gandum yang
turun dari langit.
1 Korintus 15:35-37
(15:35
)Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati
dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
(15:36)
Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup,
kalau ia tidak mati dahulu.
(15:37)
Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji
yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
Ciri-ciri biji
gandum yang sudah mati, tidak berkulit,
berarti, rela dikuliti.
Sekarang kita akan
melihat arti rohaninya.
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah.
Dikuliti, artinya;
Dia yang benar dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa menjadi benar.
Peristiwa pengulitan
ini pertama kali terjadi, pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Seekor
binatang disembelih, diambil kulitnya, lalu dipakaikan kepada Adam dan Hawa. Pendeknya, Dia yang benar dijadikan dosa,
supaya kita yang berdosa menjadi benar. Itu peristiwa pengulitan yang pertama,
dan itu sudah kita rasakan sampai hari ini.
Kasih itu menutupi
banyak sekali Dosa, 1 Petrus 4:8,
kasih itu mengikat dan mempersatukan dan menyempurnakan...Kolose 3:14.
Tidak ada seseorang
menjadi sempurna tanpa dikuliti. Kalau Yesus tidak mau dikuliti, kita tidak
sampai kepada kesempurnaan, kalau Yesus tidak dikuliti kita tidak dapat
menutupi dosa isteri, suami, anak, sidang jemaat, dan tidak bisa menutupi dosa
gembala sidang.
Keterangan: Roti malaikat.
Roti malaikat,
artinya; firman penggembalaan.
BUKTINYA:
Wahyu 1:11
(1:11)
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan
kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke
Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
Rasul Yohanes
mendapat Wahyu dari Tuhan di Pulau Patmos. Dan apa yang dia lihat, apa yang dia
dengar, ditulis lalu dikirim kepada tujuh sidang jemaat di Asia kecil, di mulai
dari: ”Jemaat di Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira,
ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
Wahyu 1:19
(1:19)
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang
maupun yang akan terjadi sesudah ini.
Tuhan memperlihatkan
segala sesuatunya, itulah Wahyu; baik yang terjadi sekarang maupun yang akan
datang. Saya melihat penggenapan sudah terjadi, perusakan di sana sini terjadi,
banjir bukan lagi di satu daerah, tetapi dari Sabang, pulau Jawa, NTT, Kalimantan,
Sulawesi, semuanya. Gempa bumi terjadi di mana-mana, sunami terjadi di
mana-mana.
Jadi, sekalipun
hamba Tuhan sedunia berdoa, firman harus digenapi. Jadi, jangan pernah berkata
“dipulihkan,” tidak akan pernah terjadi. Karena dunia akan menuju kepada
kehancuran.
Persoalannya, kalau
dipulihkan, firman Tuhan tidak tergenapi?
Maka saya heran
melihat fenomena pelayanan di hari-hari terakhir ini. Apa tidak mengerti
fiirman Tuhan? Dunia ini pasti menuju
kepada kehancuran. Saya tidak salah mengatakan itu, sebab kami sekarang sedang
mempelajari kitab Wahyu, sebagai firman penggembalaan
untuk ibadah raya minggu.
Siapakah yang
menerima Wahyu ini?
Wahyu 1:20
(1:20)
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan
ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat
dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Malaikat ketujuh
jemaat, menunjuk kepada gembala sidang yang telah menerima Wahyu yang dikirim oleh Rasul Yohanes.
Jadi, kita harus
menerima roti malaikat, firman penggembalaan. Tidak boleh asal main comot ayat firman Tuhan.
Sidang jemaat,
gembala sidang, hamba-hamba Tuhan, harus menikmati firman penggembalaan.
Sebab itu kalau kita
mendengar firman penggembalaan, kita harus kaitkan dengan pola Tabernakel.
Jangan merasa aneh, Tabernakel itu tidak usah kita bangun secara lahiriah
melainkan secara rohani (membangun diri). Itu yang harus kita bangun.
Di dalam Ruangan Suci
terdapat tiga alat, yaitu:
-
Meja roti
sajian;
menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab disertai perjamuan suci.
-
Pelita emas; menunjuk ketekunan
dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
-
Mezbah dupa; menunjuk
ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Itulah yang
senantiasa kita nikmati, supaya kita bisa melihat hari ini, besok, lusa, sampai
detik-detik antikris mulai berkuasa, berdiri di tempat kudus. Bagaimana sidang
jemaat terlepas dari aniaya antikris, kalau tidak menikmati roti malaikat?
Kepercayaan Tuhan tergantung
penyerahan diri kita, teramat lebih malaikat sidang jemaat.
Saya menikmati roti
malaikat, tergantung penyerahan diri saya, kalau saya tidak menyerah, maka
tidak akan dipercayakan roti malaikat, sehingga sidang jemaat tidak dapat
menikmati roti malaikat = jemaat tidak tergembala dengan baik.
Berarti, tidak bisa
lihat, hari esok, lusa dan seterusnya, sampai Tuhan datang pada kali yang
kedua.
Binasalah
umat-Ku karena tidak punya pengertian, tidak menikmati roti malaikat.
Saya terlalu
mengasihi sidang jemaat , terlalu mengasihi saudara. Sebab itu apa yang saya
dapat, itu yang harus saya teruskan.
Di dalam kandang penggembalaanlah
domba-domba dipelihara, dijaga, dilindungi, sampai diselamatkan, di luar penggembalaan
kawanan domba akan tercerai berai, liar.
Sejenius, sepintar,
setinggi apapun gelar seseorang, hidup rohaninya tidak bisa terpelihara, hanya
di dalam kandang penggembalaan domba-domba dipelihara. Maka domba-domba butuh
roti malaikat.
Tuhan baik, sebab
Dia telah menunjukkan jalan keluarnya; datang
dan percayalah. Berarti kita
membutuhkan roti hidup, roti yang turun dari sorga, yang disebut gandum dari langit dan roti malaikat.
Mazmur 78:24-25
(78:24)
menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka
gandum dari langit;
(78:25)
setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka
berlimpah-limpah.
Tuhan mengirimkan
kepada kita perbekalan yang berlimpah-limpah.
Gandum yang turun
dari langit dan roti malaikat -> perbekalan yang berlimpah-limpah.
Perbekalan yang
berlimpah-limpah artinya; makanan, minuman yang tidak berkesudahan, yang
membawa kita sampai kepada Yerusalem yang baru/selamat.
Gandum yang turun
dari langit, dan roti malaikat itu disebut perbekalan yang berlimpah-limpah,
tidak berkesudahan.
Sebab itu, dalam
peristiwa pemecahan roti yang kedua, Yesus memberi makan 4000 orang laki-laki,
dengan tujuh roti, beberapa ikan, mengikuti Tuhan selama tiga hari dalam
keadaan lapar. Orang banyak tidak dibiarkan pulang dengan keadaan lapar, nanti
mereka pingsan di jalan, tidak sampai ke rumah Bapa di Sorga.
Tetapi, di sini kita
melihat, Tuhan menyediakan perbekalan yang berlimpah-limpah sampai membawa kita
masuk ke dalam kerajaan sorga, hidup yang kekal. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment