IBADAH NATAL, 24 DESEMBER 2016.
Tema: “...dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya
dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat
bagi mereka di rumah penginapan.” (Lukas 2:7).
Subtema: DIBUNGKUS
DENGAN LAMPIN.
Shalom.
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh
melangsungkan Ibadah Natal akhir tahun 2016 ini, kita boleh menjalankan ibadah
natal, itu semua karena kemurahan Tuhan, tetapi biarlah kita yang ada pada malam
ini boleh merasakan jamahan dan lawatan
Tuhan lewat pembukaan rahasia firman.
Kita akan akan
kembali memperhatikan tema yang ada pada Injil Lukas 2:7.
Lukas 2:7
(2:7)
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya
dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat
bagi mereka di rumah penginapan.
Dari ayat yang ketujuh
ini, kita akan memperhatikan secara khusus kalimat: “Dibungkusnya
dengan lampin,” Berarti lampin ini
bisa berguna/berfungsi untuk:
-
Menghangatkan
tubuh.
Ejaan lama/tulisan
lama disebutlah lampin ini dengan selimut.
-
Supaya tidak
terlihat (menutupi) ketelanjangan yang memalukan.
Kesimpulannya, lampin adalah kasih.
Kolose
3:14
(3:14
) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan.
Kasih berguna
sebagai: pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Oleh sebab itu, kasih
harus menjadi pakaian kita, sebab di sini dikatakan “kenakanlah kasih,” tujuannya; supaya kita dapat melebur dan
menjadi satu dengan anggota tubuh yang lain. Mengenakan berarti
melebur/mengasihi oang lain, anggota tubuh yang lain.
Kolose
3:13
(3:13)
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain
apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan
telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Kasih juga
mengampuni orang yang bersalah, orang yang menaruh dendam, seperti Tuhan juga
mengampuni kesalahan-kesalahan kita.
Kesalahan kita
banyak, tidak terhitung. Dari sejak kita lahir sudah dilahirkan sebagai orang
yang salah, dan sampai memiliki pengertian, dan karena memiliki pengertian itu
juga dosa semakin bertambah-tambah. Tetapi dosa itu sudah diampuni Tuhan.
Kasih itu mengampuni
kesalahan orang lain, seperti Tuhan mengampuni kesalahan kita, itulah lampin yang
menutupi ketelajangan, menghangatkan kehidupan kita, sehingga kita bisa
melebur, menjadi satu dengan anggota tubuh yang lain.
1 Petrus 4:8
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali
dosa.
Kasih banyak sekali
menutupi dosa, sebab itu biarlah kita saling mengasihi dengan sungguh, bukan
dengan pura-pura.
Sebab kasih itu
menutupi banyak sekali dosa, sehingga dengan demikian kita sanggup/dapat
mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dengan kasihlah kita dapat
mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Ciri-ciri
orang yang memiliki kasih.
1
Korintus 13:4-7
(13:4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia
tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
(13:5)
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan
tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain.
(13:6
) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
(13:7) Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Terlihat 14
perbuatan kaih, yaitu: (1) Sabar, (2) Murah hati, (3) Tidak cemburu, (4) Tidak
memegahkan diri, (5) Tidak sombong, (6) Tidak melakukan yang tidak sopan, (7) Tidak
mencari keuntungan diri sendiri, (8) Tidak pemarah, (9) Tidak menyimpan
kesalahan orang lain, (10) Tidak bersukacita karena ketidakadilan, (11) Menutupi
segala sesuatu, (12) Percaya segala sesuatu, (13) Mengharapkan segala sesuatu,
(14) Menanggung segala sesuatu.
Matius 1:1-17
(1:1
)Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
(1:2
)Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan
Yehuda dan saudara-saudaranya,
(1:3
) Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron,
Hezron memperanakkan Ram,
(1:4
)Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan
Salmon,
(1:5) Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas
memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
(1:6
) Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
(1:7) Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan
Abia, Abia memperanakkan Asa,
(1:8) Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat
memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
(1:9) Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan
Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
(1:10) Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye
memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
(1:11
) Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke
Babel.
(1:12)
Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel
memperanakkan Zerubabel,
(1:13)
Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim
memperanakkan Azor,
(1:14)
Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
(1:15) Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar
memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
(1:16)
Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut
Kristus.
(1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan
dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke
Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Jadi, ciri-ciri
seseorang memiliki kasih, terlihat 14 perbuatan kasih dalam dirinya...1 Korintus 13:4-7.
Angka 14 di sini
berbicara tentang angka kasih karunia, sebab 14 keturunan dari Abraham kepada
Daud ada 14 keturunan, dari Daud sampai pembuangan ke Babel ada 14 keturunan,
dari pembuangan ke Babel sampai kepada Yesus Kristus lahir.
Jadi, ketika Yesus
Kristus dilahirkan itulah angka kasih karunia kepada dunia, kepada saya dan saudara,
bagi jemaat GPT BETANIA Serang dan
Cilegon.
Seandainya, Yesus
tidak dikaruniakan, bagaimana jadinya? Abraham kepada Daud, dari Daud ke
pembuangan ke Babel, pasti binasa!
Tetapi oleh karena
kemurahan Tuhan, empat belas keturunan (yang ketiga), Allah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, itu kasih karunia.
Coba kalau Tuhan
tidak berkasih karunia, habislah semua 3X14 keturunan, dan orang-orang yang
masih hidup sampai sekarang.
Yohanes
3:16
(3:16
) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
“Begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Inilah kasih karunia dan kemurahan
Tuhan kepada kehidupan kita, pribadi lepas pribadi.
Allah mengaruniakan
segala milik-Nya kepada dunia ini. Anak-Nya yang tunggal -> segala milik-Nya.
Sehingga setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kalau orang yang berdosa
mendapatkan keselamatan, itu adalah kasih karunia, kemurahan Tuhan, apalagi
bangsa kafir, yang tidak layak menjadi layak.
Dari Adam sampai
kepada zaman Abraham, sampai kepada Daud, zaman nabi-nabi, itu disebut zaman Taurat,
dan orang yang hidup di bawah hukum Taurat tidak mengenal belas kasih, jauh
dari kasih karunia, sebab mata ganti
mata, gigi ganti gigi, artinya: kejahatan
dibalas dengan kejahatan dan orang yang berbuat salah tidak luput dari
penghukuman. Dan kita sudah melihat angka keturunan 3X14, Allah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus yang dilahirkan oleh Maria.
Itu kemurahan bagi
kita semua, supaya orang yang percaya kepada Dia tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.
Kita bersyukur Tuhan
baik, kasih karunia-Nya dinyatakan kepada bangsa kafir, termasuk kepada
keluarga besar GPT BETANIA Serang dan
Cilegon.
Kembali kita
memperhatikan...
1
Korintus 13:1-3
(13:1)
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing.
(13:2)
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui
segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki
iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(13:3)
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Ada tiga hal penting,
menjadi tidak berarti bila tidak memiliki kasih, yaitu:
Yang
pertama; “Dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, sama dengan gong yang berkumandang
dan canang yang gemerincing.”
Kalau seseorang dapat berkata-kata dengan semua bahasa
manusia, berarti, dengan mudah berkomunikasi dengan semua bangsa-bangsa di bumi
ini, dan itu adalah kelebihan, keunggulan seseorang kalau ia memiliki karunia
itu, dapat berkata-kata dengan semua bahasa di dunia, itu karunia, kemurahan,
berharga. Jangankan semua bahasa dunia, satu bahasa saja (bahasa inggris) dapat
digunakan oleh seseorang saja sangat berarti.
Tetapi apa artinya, sekalipun ia dapat berkomunikasi dengan
bahasa-bahasa itu ke seluruh bumi ini, apa artinya kalau dia tidak memiliki
kasih? Maka disamakan dengan gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing.
Gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing itu hanya
mengeluarkan satu bunyi saja, TONG!! Nadanya tidak berubah-ubah, tidak bisa
tinggi dan tidak bisa rendah = tidak ada pengalaman kematian dan kebangkitan
dalam kehidupannya. Tidak bisa mengikuti gerak tingginya sebuah nada dan tidak
bisa mengikuti irama lagu dengan sempurna.
Yang kedua:
a. Bernubuat dan mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
pengetahuan.
b. Sekalipun memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan
gunung, karunia itu tidak akan berarti dan tidak berguna kalau tidak mempunyai
kasih.
Dua karunia ini tidak akan menjadi berarti, hidupnya tetap
tidak akan menjadi berguna, kalau ia tidak memiliki kasih.
Juga saya, sekalipun dikaruniakan untuk bernubuat, mengerti
rahasia, memiliki pengetahuan yang benar tetapi kalau tidak memiliki kasih,
hidup pun tidak ada gunanya. Dua karunia penting itu menjadi tidak berarti.
Yang ketiga: “Sekalipun
ia membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padanya, bahkan menyerahkan tubuhnya
untuk dibakar, tetapi jika tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada
faedahnya.”
Dapat membagikan segala sesuatu yang ia miliki, itu hal yang
sangat penting. Berbagi kepada sesama itu adalah hal yang sangat penting,
tetapi kalau ia tidak memiliki kasih, hal yang seperti ini pun tidak ada
faedahnya. Bahkan sekalipun ia membakar tubuhnya tetap tidak ada faedahnya di
hadapan Tuhan, kalau tidak memiliki kasih.
Yang Tuhan mau adalah supaya kita tetap memiliki kasih.
Tadi kita melihat, orang yang memiliki kasih terdapat dalam
dirinya 14 perbuatan atau praktek kasih.
Praktek kasih.
Yohanes 3:14-16
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan
ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
(3:15)
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Supaya kita hidup
dalam kasih karunia itulah hidup yang kekal; maka, setiap waktu, setiap saat
harus meninggikan korban Kristus.
Tidak ada yang lain
lagi selain korban Kristus, berarti pandangan kita selalu tertuju kepada korban
Kristus, tidak mengarahkan kepada yang lain-lain lagi.
Kalau kita selalu
tinggikan korban Kristus, kita tidak akan pernah meninggikan yang lain-lain
lagi.
Praktek
kasih dikaitkan dengan Abraham.
Kejadian 22:1-3
(22:1) Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham.
Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya,
Tuhan."
(22:2) Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang
tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan
persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang
akan Kukatakan kepadamu."
(22:3) Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham,
ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak,
anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia
dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
Kalimat; “Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah
Abraham, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah
kepadanya.” Jadi ia melakukan tepat seperti apa
yang dikatakan Allah.
Pengertian yang lain
dari kalimat; “Keesokan
harinya pagi-pagi bangunlah Abraham,“ artinya: firman yang
didengar tidak ditunda-tunda. Seseorang bisa menjadi pelupa, kalau ia
menunda-nunda pekerjaan. Itu sebenarnya penyangkalan yang pertama terhadap
salib Kristus.
Jangan suka
menunda-nunda, malam ini kita mendengar firman dengan baik, sekalipun mungkin
sedikit, dengar dan lakukanlah.
Banyak kita
mendengar teguran firman, tidak hanya lewat khotbah, sehari-hari kita bisa
mendengar teguran firman/nasihat firman.
Jadi firman Tuhan
yang didengar jangan ditunda-tunda, sekalipun sakit bagi daging. Dia yang
melukai, tetapi Dia juga yang akan membalut, yang akan menyembuhkan.
Kejadian
22: 4
(22:4)
Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah
kepadanya tempat itu dari jauh.
Hari yang ketiga,
Abraham melayangkan pandangnya. Hari ketiga -> pengalaman dalam
tanda kematian dan dalam tanda kebangkitan.
Yesus mati di atas kayu salib, dan pada hari yang ketiga Dia
bangkit, barulah terlihat semua, rencana
Allah.
Jadi, lewat pengalaman kematian dan kebangkitan ini, kita
dapat melihat semua rencana-rencana yang Allah firmankan dalam kehidupan kita.
Jadi, jangan ditunda-tunda untuk melakukan firman Tuhan,
supaya kita betul-betul yaitu, pengalaman kematian dan kebangkitan, dan supaya
kita bisa melihat semua rencana Allah dalam kehidupan kita masing-masing.
Manfaatkanlah kesempatan malam ini lewat kelahiran Yesus
Kristus, momentum 2016 dibungkus di dalam lampin, supaya nyata kasih karunia itu
di dalam kehidupan kita masing-masing.
Kejadian
22:6
(22:6) Lalu Abraham mengambil kayu untuk
korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di
tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan
bersama-sama.
Ada tiga praktek
untuk meninggikan korban Kristus, yaitu:
1. Abraham
mengambil kayu untuk korban bakaran
itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak.
2. Di tangannya
dibawanya api.
3. Di tangannya
dibawanya pisau.
Tadi kita sudah
melihat, Abraham tidak menunda-nunda. Sampai pada saat pengalaman kematian dan
kebangkitan nyata, dari kejauhan dia melihat rencana Allah. Betul-betul ia
memiliki visi dan misi Allah dalam kehidupan-Nya, berarti, ia memiliki pandangan
nubuatan, dia memandang jauh ke depan, betapa indahnya hidup. Dia seorang
pribadi yang visioner.
Keterangan:
1.
Abraham
mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak
-> kasih Allah.
Kayu dipikul
= salib Kristus yang harus dipikul oleh setiap orang -> kasih Allah.
Lukas 9:22-23
(9:22)
Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
setiap hari dan mengikut Aku.
Syarat untuk
mengikuti/melayani Tuhan, yaitu: sangkal
diri dan pikul salibnya:
a) Sangkal diri = tidak bermegah,
tidak merasa diri bisa dan mampu sekalipun ia memiliki kelebihan-kelebihan,
sekalipun ia memiliki karunia-karunia seperti yang dimiliki oleh Rasul Paulus.
b) Pikul salib = memikul
tanggungjawab yang Tuhan percayakan.
Sebagai
seorang suami harus bertanggungjawab terhadap isteri dan anak, sebagai seorang
isteri juga harus bertangungjawab terhadap rumah tangganya, sebagai anak
bertanggungjawab untuk hormat kepada
orang tuanya, tetapi seorang imam/hamba harus bertanggungjawab kepada pekerjaan
yang dipercayakan oleh tuannya kepada
dia.
Inilah yang
disebut dengan salib, yang harus dipikul, sekalipun berat, pikul saja. Sebab itu
syarat mutlak untuk mengikuti Tuhan dan melayani Tuhan.
Tadi kita
sudah melihat, Ishak anak tunggal Abraham yang akan dipersembahkan sebagai
korban bakaran, tetapi ia juga memikul kayu yang akan membakar dirinya di atas
mezbah korban bakaran.
Lukas
9:24
(9:24
)Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
Perlu untuk diketahui:
barangsiapa kehilangan nyawa karena sangkal diri pikul salib, ia akan
memperoleh hidup yang kekal, tetapi siapa yang mempertahankan nyawanya (tidak
sangkal diri pikul salib), dia akan binasa/kehilangan nyawanya.
Lukas
9:25
(9:25) Apa gunanya seorang memperoleh
seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Sebab itu, tidak ada
artinya seseorang hidup di atas muka bumi ini, sekalipun ia memiliki harta,
kekayaan, kedudukan, jabatan yang tinggi, emas, perak, bahkan seluruh dunia ini
menjadi miliknya, kalau ia tidak sangkal diri dan pikul salib, ia menjadi sama
dengan mayat hidup.
Pendeknya, menolak
salib sama dengan bunuh diri.
Saya tidak melarang seseorang
untuk kuliah tetapi tetaplah tinggikan korban, itu praktek supaya kita memiliki
kasih karunia.
Bukan uang,
kedudukan, jabatan, ijazahmu yang menjadi masa depanmu, tetapi korban Kristus.
Barangsiapa kehilangan
nyawa karena sangkal diri dia akan memperolehnya kembali, tetapi kalau ia
mempertahankan nyawanya (tidak sangkal diri dan pikul salib) maka akan
kehilangan nyawanya.
Untuk apa seseorang memperoleh
seisi dunia ini kalau ia harus binasa merugikan diri sendiri karena kekeliruan.
Lukas
9:26
(9:26) Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena
perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang
kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.
Kalau kita malu menjadi
pengikut Kristus, berati tidak mau sangkal diri dan pikul salib, maka Tuhan pun
malu untuk mengakui kita di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat-Nya.
Ini suatu kerugian besar.
Memang setiap orang
yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya 2 Timotius 3:12.
Keterangan:
2.
Di tangannya
dibawanya api.
Api -> kuasa Roh El
Kudus.
Matius 3:11
(3:11)
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang
kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan
kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
“Ia
akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”, berarti, Roh
Kudus memiliki sifat sama seperti api.
Tabiat api.
Yesaya
4:2-4
(4:2) Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN
akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan
bagi orang-orang Israel yang terluput.
(4:3) Dan orang yang tertinggal di Sion dan yang
tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang
tercatat untuk beroleh hidup,
(4:4) apabila TUHAN telah membersihkan kekotoran
puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya
dengan roh yang mengadili dan yang membakar.
Tabiat dari pada api
Roh Kudus itu untuk mengadili dan membakar sehingga berkuasa untuk:
-
Membersihkan kotoran
puteri Sion.
-
Menghapuskan segala noda darah Yerusalem di
tengah-tengahnya.
Menghanguskan
tabiat-tabiat daging, berarti mengadili dan membakar, gunanya; membersihkan
kotoran puteri Sion dan noda dalam darah yang mengalir dari atas, supaya tidak
terlihat perbuatan yang sia-sia itu, yaitu: kutuk nenek moyang.
Sebab itu tetap
pertahankan Roh Tuhan yang ada pada dirimu. Jangan sampai mendukakan dan memadamkannya.
Kalau hidup di dalam
roh, baiklah ia memberi diri dipimpin oleh roh.
Kita saat ini sedang
berada di dalam kegiatan Roh Kudus, supaya nanti terlihat penghukuman dosa itu
berlangsung terus menerus dalam kehidupan kita semua.
Karena tabiat dari
api Roh Kudus itu mengadili dan membakar, untuk mebersihkan kotoran dan
membersihkan noda dalam darah Yerusalem.
Keterangan:
3.
Di tangannya
dibawanya pisau.
Pisau atau pedang ->
firman Allah.
Efesus 6:17
(6:17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang
Roh, yaitu firman Allah,
Pisau/pedang roh
itulah firman Allah .
Ibrani
4:12
(4:12) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan
lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.
Perlu untuk
diketahui: firman Allah itu hidup dan kuat.
Hidup berarti,
ada suatu kegiatan (aktivitas) untuk mengerjakan seluruh hidup. Sebaliknya kalau
mati tidak ada kegiatan. Pendeknya, firman Allah berkuasa untuk mengerjakan
setiap kehidupan kita.
Kuat berarti, ia
berkuasa. Bahkan di sini disebut lebih tajam dari pedang bermata dua mana pun.
Bukti bahwa firman
Allah itu hidup dan kuat; ia menusuk amat dalam, dengan bukti; dapat memisahkan
tiga perkara, yaitu:
1. Jiwa dan
roh.
2. Sendi-sendi
dan sumsum.
3. Dapat
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Pendeknya, dapat
menembusi seluruh sendi-sendi kehidupan, termasuk dosa yang disembunyikan yang
tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Kalau mata manusia
hanya dapat melihat apa yang di luar. Tetapi pedang roh, dia dapat menembusi
sendi-sendi kehidupan, sehingga dapat memisahkan dosa-dosa yang tersembunyi
sekalipun di dalam jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, bahkan dapat
membedakan pertimbangan dan pikiran hati, kesimpulannya, menyucikan dosa yang
tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Oleh sebab itu saat
firman mengoreksi dosa kita, jangan tersinggung dan jangan sakit hati.
Inilah pisau yang di
tangan Abraham, ini yang paling kita syukuri pada Tuhan.
Ibrani
4:13
(4:13)
Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala
sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggungan jawab.
Tidak ada dosa yang
dapat disembunyikan di hadapan Tuhan, segala sesuatu terbuka di mata-Nya.
Kalau seseorang bisa
menyangkal firman yang disampaikan hamba Tuhan, itu bisa saja ia lakukan.
Tetapi sesungguhnya Tuhan tahu segala sesuatunya.
“Dan
tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya,” tidak ada dosa yang dapat
disembunyikan.
Suatu kekeliruan kalau
seseorang membela diri dengan banyak
alasan, karena pada dasarnya tidak ada
yang bisa kita sembunyikan.
Kita bisa pandai
bersandiwara di hadapan manusia, tetapi di hadapan Tuhan tidak!
“...yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab.” Sebetulnya
kita memberi pertanggungjawaban bukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan.
Jadi, jangan
sesekali belajar untuk membela diri, mencari alasan-alasan untuk membenarkan
diri, tidak ada artinya. Kita mau mencari kebenaran dari Tuhan atau kebenaran
dari diri sendiri? Tapi yang pasti kebenaran itu hanya datang dari salib, di
luar salib tidak ada kebenaran.
Biarlah pisau yang
di tangan Abraham ini menembusi sendi-sendi kehidupan kita untuk menyucikan
hati nurani yang jahat, dosa yang
disembunyikan.
Perlu untuk
diketahui: kita mempertanggungjawabkan segala sesuatunya di hadapan Tuhan, bukan
di hadapan manusia.
Hal yang sama juga
pernah Allah lakukan kepada Adam.
Dia melakukan suatu
operasi besar-besaran, Dia menembusi sendi-sendi kehidupan dari pada Adam. Ini bukan
sembarangan operasi, ini operasi besar-besaran yang dilakukan Allah kepada
Adam, sehingga lewat operasi
besar-besaran ini terbangunlah Gereja Tuhan dan menjadi sempurna.
Biarlah hal ini kita
rasakan malam ini, biarlah terjadi di dalam kehidupan kita untuk menyucikan
dosa yang tersembunyi sekalipun, baik itu dalam jiwa dan roh, baik itu dalam
sendi-sendi dan sumsum juga dapat membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita
masing-masing. Supaya kita menjadi gereja Tuhan yang dibangun dengan sempurna.
Kejadian
22:7-10
(22:7) Lalu berkatalah Ishak kepada
Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku."
Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak
domba untuk korban bakaran itu?"
(22:8) Sahut Abraham: "Allah yang
akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku."
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
(22:9 )Sampailah mereka ke tempat yang
dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ,
disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah
itu, di atas kayu api.
(22:10 ) Sesudah itu Abraham
mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Jadi, betul-betul tiga
perkara itu berfungsi, untuk mempersembahkan korban bakaran, mulai dari; kayu yang dipikul oleh Ishak kemudian
juga api untuk membakar kayu, dan
juga pisau untuk menyembelih Ishak
sebagai korban bakaran untuk Tuhan.
Jadi, ketiga hal
tersebut saling terkait dan sangat berarti dan berguna bagi Tuhan, supaya dapat
mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Tinggikan korban
dengan tiga praktek ini, sebab ini sangat berarti di dalam rangka untuk
mempersembahkan korban bakaran kepada
Tuhan.
Korban bakaran berarti,
potongan daging itu dibiarkan di atas mezbah korban bakaran sampai pagi,
berarti sampai hangus, artinya: daging tidak bersuara lagi.
Sejauh ini seperti
apa pengikutan kita di hadapan Tuhan? Detik-detik di penghujung tahun 2016 ini
biarlah kita betul-betul merasakan, dimana Yesus lahir lalu dibungkus dengan
lampin, dan lampin itu ialah kasih Allah sampai pada akhirnya kita dimampukan
untuk mempersembahkan korban bakaran.
Diawali dari meninggikan
korban Kristus dengan tiga perkara di atas tadi sehingga kita sanggup
mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan sampai nanti potongan yang
dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran itu hangus.
Hangus = daging
tidak bersuara lagi, artinya; kita tidak
bersungut-sungut dalam pengikutan kita kepada Tuhan.
“Sesudah itu Abraham mengulurkan
tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.” Sebetulnya, jelas-jelas
Ishak mengetahui apa yang hendak dilakukan oleh Abraham, bapaknya. Tetapi di
sini kita melihat tidak sedikit pun ia memberontak, tidak sedikitpun ia melawan
bapaknya, Abraham. Ishak tahu tangannya diikat, Ishak tahu dia ada di atas mezbah
korban bakaran sebagai korban bakaran untuk Tuhan, tetapi mulutnya tidak
terbuka, dia tidak lari dari kenyataan, tidak bersungut-sungut. Bagaiman dengan
kita saat ini?
Kejadian
22:11-12
(22:11)
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham,
Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
(22:12)
Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia,
sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan
engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Abraham mempersembahkan
Ishak anaknya yang tunggal kepada Tuhan, sebagai korban bakaran.
Korban bakaran
kepada Tuhan sampai menghanguskan daging, tidak terlihat lagi suara daging, dengan
kata lain tidak bersungut-sungut, tidak mengomel, tidak meberontak.
Kejadian
22:13
(22:13)
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang
tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu
mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
Tetapi karena Tuhan
melihat kesungguhan hati/ketulusan hati Abraham, lalu Tuhan menggantikan Ishak
dengan anak domba jantan yang dibelakangnya yang mana tanduknya tersangkut
dalam belukar, menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus, artinya; Yesus Kristus
menanggung dosa manusia di atas kayu salib.
Belukar, itulah
kehidupan manusia yang berdosa.
Tuhan menjadi
pembela dalam hidup kita semua. Salib-Nya adalah jaminan dalam kehidupan kita
semua.
Dampak
positif meninggikan korban Kristus:
Kejadian
22:14
22:14
Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai
sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Abraham menamakan
tempat itu: "TUHAN menyediakan",
dalam bahasa Yunani: “Jehovah jireh”
artinya: di atas gunung Tuhan akan disediakan, segalanya disediakan.
Biarlah kita tetap
berada di atas gunung Tuhan, tetap beribadah dan melayani Tuhan, sebab di atas
gunung Tuhan segala sesuatunya tersedia.
Kemudian, untuk yang
kedua kali kita melihat kembali malaikat itu beseru...
Kejadian
22:15-17
(22:15) Untuk kedua kalinya berserulah
Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
(22:16) kata-Nya: "Aku bersumpah
demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman TUHAN --: Karena engkau telah
berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku,
(22:17) maka Aku akan memberkati engkau
berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di
langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki
kota-kota musuhnya.
Sampai pada akhirnya, Tuhan
memberkati Abraham dengan berlimpah-limpah dan membuat keturunannya sangat
banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut.
Bukti berkat-berkat Abraham dengan berlimpah-limpah, yaitu:
a) Membuat keturunan Abraham sangat banyak seperti bintang di
langit dan seperti pasir di tepi laut.
b) Keturunannya akan menduduki kota-kota musuhnya.
Ada dua musuh abadi, yaitu:
- Daging dengan segala hawa nafsunya.
- Setan dengan pengaruhnya, itulah roh jahat dan roh najis.
Kita bersyukur punya
bapak rohani seperti Abraham, kitalah anak-anaknya, kita dapat melihat contoh
teladan yang dikerjakan oleh Abraham. Percaya walaupun tidak melihat, dan itu
diwariskan kepada kita dan supaya kita juga diberkati dengan limpah:
1. Beranak cucu seperti bintang di langit dan pasir di tepi
laut.
2. Kita menduduki kota-kota musuh.
Musuh tidak berkuasa, musuh abadi: daging dan keinginannya
dan juga Setan itulah roh jahat dan roh najis.
Ayo, yang masih dikuasai roh jahat, sehingga jauh (liar)
tidak tergembala, kemudian yang masih dikuasai roh najis, perhatikanlah semuanya
ini.
Kejadian
22:18
(22:18)
Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku."
Biarlah anak cucu diberkati
oleh Tuhan, karena kita mau dengar-dengaran kepada firman Allah.
Jadi, dua hal yang
diterima oleh Abraham setelah mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Yang
pertama:
di atas gunung Tuhan segalanya tersedia, Jehovah jireh.
Biarlah kita tetap
di atas gunung Tuhan, jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan.
Yang
kedua:
dia diberkati dengan melimpah.
Buktinya:
keturunannya akan banyak seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut dan
bahkan keturunannya juga akan menguasai kota-kota musuhnya, itu semua karena
kemurahan Tuhan.
Biarlah kita
memperhatikan apa yang dikerjakan oleh Abraham kepada kita semua.
Dua kali malaikat
itu berbicara kepada Abraham. Malaikat sidang jemaat itulah gembala sidang.
Perhatikanlah firman
Tuhan yang disampaikan oleh gembala sidang, sebagai malaikat Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel.U. Sitohang
No comments:
Post a Comment