IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 SEPTEMBER 2017
STUDY YUSUF.
(Seri 120)
(Seri 120)
Subtema : PARA NABI BERNUBUAT
TENTANG KASIH KARUNIA.
Shalom saudaraku...
Selamat malam salam sejahtera
bagi kita semua. Salam di dalam kasih Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh karena
kemurahan hati-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja.
Segera kita perhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda remaja tentang study Yusuf dari
kitab Kejadian.
Kejadian 41: 15
(41:15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku
telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi
telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat
mengartikannya."
Dari pembacaan ayat ini kita
dapat melihat dua sisi.
SISI YANG PERTAMA adalah menunjukkan bahwa Yusuf adalah seorang nabi.
Tugas dari seorang nabi adalah:
bernubuat.
1 Petrus 1: 10
(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti
oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan
bagimu.
Jadi, sekali lagi saya
tandaskan, bahwa tugas dari pada seorang nabi adalah bernubuat.
Di sini kita melihat, nabi-nabi
bernubuat tentang kasih karunia.
1 Korintus 14: 24-25
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang
yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan
diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam
hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku:
"Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."
Firman nubuatan itu berkuasa
untuk menyingkapkan segala rahasia yang terkandung dalam hati = menyingkapkan
segala yang terselubung = dosa dibongkar dengan tuntas.
Perlu untuk diketahui;
seseorang tidak dapat menyelesaikan masalahnya, menuntaskan masalahnya, kalau
dia jauh dari Tuhan apalagi menolak firman para nabi, firman yang rahasia-Nya
dibukakan.
Siapapun dia tidak akan bisa
menuntaskan masalahnya kalau dia menolak firman para nabi, firman nubuatan.
Kembali kita perhatikan ...
1 Petrus 1: 10
(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti
oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan
bagimu.
Di sini kita perhatikan;
nabi-nabi tersebut bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagi kita
semua.
Kita lihat dulu KASIH KARUNIA.
1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu
menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan
karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Kasih karunia yang dimaksud di
sini adalah berbicara tentang sengsara salib, aniaya karena firman.
Menanggung penderitaan yang
tidak harus ia tanggung = sengsara salib = aniaya karena firman.
Itulah kasih karunia yang
dimaksud.
Roma 3: 21-24
(3:21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran
Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan
Kitab-kitab para nabi,
(3:22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam
Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah,
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma
karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Inilah kasih karunia yang diperuntukkan
bagi kita semua yaitu dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam
Kristus Yesus. Inilah kebenaran karena iman.
Kebenaran karena iman,
dibenarkan oleh darah Yesus. Sedangkan kebenaran menurut hukum Taurat;
kebenaran karena hasil usaha. Pendeknya, hukum Taurat tidak menyelamatkan.
Nabi-nabi meneliti dan
menyelidiki keselamatan
yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib, lalu disampaikan kepada kita, supaya kita paham tentang kasih karunia.
Maka kita pun dibenarkan karena iman, oleh darah salib, jadi bukan kebenaran
karena hasil usaha (hukum Taurat).
Berdoa terus supaya dalam setiap
ibadah-ibadah,
kita boleh merasakan rahasia firman, kita boleh
merasakan nubuat tentang kasih karunia bagi kita. Kita sadar bahwa kita
dibenarkan oleh iman karena darah salib, itulah kasih karunia.
Kalau benar karena hasil usaha,
itu hukum Taurat.
Dari pembacaan ayat ini kita dapat
melihat dua sisi.
SISI YANG KEDUA adalah menunjukkan Firaun sangat membutuhkan seorang nabi.
Membutuhkan seorang nabi =
menghargai nabi = menghargai firman nubuatan.
Sejenak kita adakan study
perbandingan dengan orang yang tidak menghargai firman para nabi.
Lukas 16: 19-21
(16:19) "Ada seorang kaya yang selalu
berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam
kemewahan.
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
(16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa
yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat
boroknya.
Perhatikan kalimat: “Ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang
jatuh dari meja orang kaya itu.”
Dari
sisi Lazarus, dia sangat menghargai Firman Allah, sedangkan orang kaya tersebut
tidak menghargai Firman Allah.
Banyak makanan tercecer,
berjatuhan dari meja orang kaya tersebut, menunjukkan bahwa orang kaya tersebut
tidak menghargai firman para nabi = tidak menghargai firman nubuat.
Makanan yang bercecer itulah
ayat per ayat yang disampaikan, pasal demi pasal yang disampaikan namun berlalu
begitu saja.
Lukas 16: 22-23
(16:22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu
dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
(16:23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur.
Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari
jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
Akhirnya,
orang miskin (Lazarus) mati kemudian rohnya diangkat (dibawa) ke pangkuan
Abraham. Orang kaya itu juga mati (dikubur), sementara ia menderita sengsara
di alam maut, karena tidak menghargai firman para nabi.
Hati-hati, jangan sampai dalam
pertemuan-pertemuan ibadah, banyak firman yang tercecer begitu saja. Seharusnya
firman itu mendapat tempat di hati kita. Meja adalah gambaran dari hati. Jangan
dibiarkan bercecer begitu saja.
Tubuh berasal dari tanah
kembali ke tanah, tetapi roh kembali kepada Tuhan karena Tuhan yang
mengaruniakannya, tetapi persoalannya roh itu ditempatkan di pangkuan Abraham
atau di alam maut, tergantung sejauh mana kita menghargai firman nabi.
Kemudian kita perhatikan ayat
24.
Lukas 16: 24
(16:24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham,
kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam
air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
Di sini kita melihat bahwa
orang kaya tersebut berseru kepada Abraham, memohon supaya Lazarus mencelupkan
ujung jarinya ke dalam air untuk menyejukkan lidahnya karena ia sangat
kesakitan dalam nyala api.
Saat kita masih hidup, kita
banyak mengalami sengsara dan derita karena gesekan-gesekan yang memanaskan
hati dan hidup kita semua, sehingga kita membutuhkan air yang menyejukkan, air
kehidupan (Firman Allah), bukan pada saat dia sudah mati.
Dia memohon kesejukan tetapi
sudah terlambat. Waktu yang tepat adalah sekarang ini untuk mereguk kesejukan,
tetapi penyesalan selalu terlambat datangnya. Gunakan waktu yang ada.
Lukas 16: 25
(16:25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa
engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Jadi, upah yang kita peroleh
itu tergantung sejauh mana kita menghargai firman Tuhan, sejauh itulah upah
yang kita terima.
Sementara orang kaya menderita
sengsara di alam maut, sedangkan Lazarus mendapat hiburan dari Tuhan.
Lukas 16: 26
(16:26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau
terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini
kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat
menyeberang.
Roh itu kembali kepada Tuhan,
persoalannya; di mana ditempatkan? Itu tergantung selama kita hidup, maksudnya
tergantung sejauh mana kita menghargai firman nubuatan.
Jadi kalau roh sudah
ditempatkan di alam maut, dia tidak bisa keluar dari sana. Demikian juga
Lazarus dibawa ke pangkuan Abraham, dia juga tidak bisa keluar dari sana untuk
sementara waktu, sebelum tiba hari Tuhan dengan penghakiman-Nya.
Lukas 16: 27
(16:27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta
kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
(16:28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya
ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak
ke dalam tempat penderitaan ini.
Permintaan yang kedua supaya
Abraham menyuruh Lazarus ke rumah bapanya untuk memperingati lima orang
saudaranya yang masih hidup, supaya kelak saudara-saudaranya tidak masuk dalam
penderitaan yang hebat itu.
Sebetulnya permohonan kedua ini
sangat bodoh sekali, sebab pada permintaan pertama sudah dijawab: “Di antara kami dan engkau terbentang jurang
yang tak terseberangi.”
Jadi kalau sudah ditempatkan di
alam maut ataupun di pangkuan bapa Abraham, tidak bisa lagi keluar dari sana.
Jadi sekalipun dia memohon, tetap saja permohonannya tidak terkabulkan.
Ayo sampaikan kepada keluarga
kita di manapun berada supaya menerima firman para nabi, firman Pengajaran Mempelai.
Sampaikan sekarang lewat kesaksian hidup kita.
Lihat, Tuhan itu adil, Tuhan
maha tahu, Dia lihat anak-anak-Nya, yaitu orang-orang yang menghargai firman
para nabi.
Sekarang kita lihat jawaban
Abraham untuk permohonan yang kedua dari orang kaya tersebut.
Lukas 16: 29-31
(16:29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian
Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
(16:30) Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika
ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan
bertobat.
(16:31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak
mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau
diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Abraham berkata: “Ada pada mereka kesaksian Musa dan para
nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.”
Yang kita butuhkan sesungguhnya
adalah firman para nabi, yaitu: firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Jadi, sekalipun mujizat
terjadi, yaitu: orang mati hidup kembali, tetapi menolak firman nabi yang sifatnya
menyelidiki, menyingkapkan segala rahasia di dalam hati, semuanya sia-sia.
Nabi bernubuat untuk kita
tentang kasih karunia, itulah yang kita cari sekarang.
Kebenaran karena iman;
kebenaran yang datangnya dari salib, itu adalah kasih karunia.
Ini yang kita cari sekarang,
maka seorang nabi harus bernubuat tentang kasih karunia ini, bukan hanya soal
mujizat semata.
Maka kita tidak usah
terheran-heran atau terlena, bahkan terpaku dengan mujizat yang diadakan oleh
pelayanan seorang hamba Tuhan, itu karunia Tuhan, tetapi biarlah kita mengizinkan
firman para nabi itu menggarap, mengerjakan seluruh kehidupan kita karena firman
nabi, firman nubuatan itu menyelidiki, menyingkapkan segala rahasia yang
terkandung dalam hati. Itu jauh lebih penting.
Apa artinya mujizat terjadi
tetapi selubung tidak tersingkap, dosa masih tetap bercokol?
Maka di sini kita melihat nilai
plus yang diperoleh oleh seorang Firaun, sebagai bangsa kafir. Tanpa dia sadari
dia memperoleh kasih karunia yang luar biasa.
Bagaimana dengan kita? Ayo, belajar
menghargai firman nabi, seperti Firaun.
Firman para nabi berkuasa
menyingkapkan segala rahasia dalam hati, dosa dikoreksi, bagi daging memang sakit.
Beberapa waktu lalu saya sudah sampaikan; Firman nabi itu memang melukai,
tetapi kalau penyakit (dosa) diangkat, nanti masalah selesai, semua menjadi
ringan.
Dia yang melukai, tetapi Dia
juga yang membalut hati kita semua.
Jadi yang terpenting adalah
firman para nabi dan kesaksian para nabi itu yang kita butuhkan, bukan hanya
kesaksian dari pada hamba-hamba Tuhan yang sedang mengadakan demonstrasi
tentang mujizat, bukan kesaksian seperti itu, tetapi menghargai firman para
nabi, itu jauh lebih berharga.
Bukti bahwa Firaun membutuhkan seorang
nabi.
Kejadian 41: 15
(41:15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku
telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi
telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat
mengartikannya."
Firaun berkata kepada Yusuf: “Tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya
dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya.”
Perkataan Firaun ini
menunjukkan bahwa ia sangat membutuhkan nabi.
Sekarang, kita lihat tanggapan
Yusuf terhadap Firaun...
Kejadian 41: 16
(41:16) Yusuf menyahut Firaun:"Bukan sekali-kali
aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku
Firaun."
Yusuf menjawab Firaun: “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga
yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.”
Jawaban Yusuf kepada Firaun
menunjukkan bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan dan nabi yang jujur, dan rendah
hati, sebab dia tidak bermegah.
Kita buktikan kejujuran dari pada Yusuf.
Wahyu 5: 2
(5:2) Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah,
yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
Seorang malaikat yang gagah
berseru dengan nyaring dan berkata: “Siapakah
yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?”
Sehebat, segagah apapun seorang
hamba Tuhan (gembala sidang), dia tidak dapat membukakan rahasia firman dari
dirinya sendiri.
Wahyu 5: 3
(5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau
yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu
atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
Lebih jelasnya, tidak ada
seorang pun yang dapat membukakan rahasia firman, baik yang;
-
Di sorga -> para malaikat, empat
makhluk, bahkan seisi sorga (barangkali Henokh, Musa, Elia)
-
Di bumi -> hamba-hamba Tuhan yang
menerima jabatan; rasul, nabi, penginjil, gembala, guru, termasuk saya
sendiri.
-
Di bawah bumi -> roh-roh yang
di alam berzah (Setan-Setan).
Semua itu tidak dapat
membukakan rahasia firman.
Berarti jelas, bahwa Yusuf
adalah seorang nabi yang jujur dan rendah hati. Jadi untuk dapat mengartikan
mimpi itu, bukan karena kehendak seorang hamba Tuhan, tetapi oleh karena
kehendak Tuhan.
Kita butuh seorang nabi yang
jujur, kita butuh kebenaran dan kemurnian. Berarti hamba Tuhan seperti ini
adalah hamba Tuhan yang menghargai korban Kristus. kebenaran dan kemurnian.
1 Korintus 5: 7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi
adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah
kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan
ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan
roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Kemurnian dan kebenaran yang
disampaikan seorang nabi menunjukkan dia menghargai anak domba paskah yang
disembelih = menghargai korban Kristus.
Dari situ kita mengetahui bahwa
hamba Tuhan itu betul-betul meninggikan korban Kristus di tengah ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.
Kalau seorang hamba Tuhan
melayani dengan firman yang ditambahkan dan yang dikurangkan, itu
bukan kemurnian dan kebenaran, tetapi ragi, sehingga tidak murni dan tidak benar, mengapa? Karena sama dengan
tidak menghargai korban Kristus.
Kebenaran yang semacam inilah
yang harus ditampilkan oleh nabi-nabi supaya nanti kita beroleh kasih karunia.
Kasih karunia = kemurahan =
yang tidak layak menjadi layak, oleh karena darah salib Kristus (korban
Kristus).
Apa yang membuat kita tidak
layak menjadi layak? Jelas karena darah salib Kristus. Berarti darah salib
Kristus adalah kasih karunia bagi kita.
Kebenaran semacam inilah yang
ditampilkan supaya kita beroleh kasih karunia. Sehingga setiap orang dibenarkan
karena iman, oleh darah salib. Itulah kemurnian, itulah kebenaran yang sejati.
Kita perhatikan;
1 Petrus 1: 11
(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang
bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu
Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan
menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Sudah seharusnya seorang nabi
bernubuat (berbicara) tentang; penderitaan Kristus di atas kayu salib, dan pada
hari yang ketiga Ia bangkit, mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Kematian dan kebangkitan
Kristus harus menjadi pengalaman kita juga.
“Sebab kematian-Nya adalah
kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya
adalah kehidupan bagi Allah”...Roma 6:10.
Nubuatan semacam ini yang harus
disampaikan oleh nabi supaya kita beroleh kasih karunia = hidup di dalam
kemurahan Allah, yaitu kebenaran karena iman.
Jika seorang nabi berbicara
tentang penderitaan Kristus (salib Kristus) menunjukkan bahwa ia memiliki
Roh Kristus.
1 Petrus 1: 12
(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka
bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala
sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka,
yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada
kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Nabi-nabi yang jujur seperti
Yusuf, dia tidak mencari keuntungan sendiri, karena mereka bukan melayani diri
mereka sendiri.
Hamba Tuhan yang jujur adalah
hamba Tuhan yang menyampaikan firman dalam kemurnian dan kebenaran.
Dan seorang nabi yang jujur
bukan melayani perut, tetapi melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati.
Ada hal menarik yang harus kita
ketahui dari ayat 11...
1 Petrus 1: 11
(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang
bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu
Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan
menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Perhatikan kalimat: “Memberi kesaksian tentang segala penderitaan
yang akan menimpa Kristus.”
Ini telah dinubuatkan oleh para
nabi.
Mari kita lihat nubuatan itu
...
Yesaya 53: 3-5
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang
penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina,
sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk
hitungan.
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah.
(53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan
kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh.
Nabi Yesaya telah melukiskan
atau menggambarkan penderitaan Kristus begitu rupa dan begitu hebat yaitu; Dia
dihina dihindari orang, penuh kesengsaraan, biasa menderita kesakitan karena
dosa manusia.
Pendeknya, ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepada-Nya.
Jadi kalau akhirnya nabi-nabi
juga berbicara tentang keselamatan yang datangnya dari salib, itu
adalah kasih karunia, oleh
darah salib, bukankah itu yang kita butuhkan?
Berjuta-juta kali terjadi
mujizat di
depan mata tetapi dosa yang terselubung tidak
tersingkap, dosa tidak dibongkar dengan tuntas, semuanya menjadi tidak berarti.
Kalau bukan Roh Kristus yang
berbicara kepada seorang hamba Tuhan tidak bisa menyampaikan penderitaan
Kristus. Maka seorang hamba Tuhan betul-betul tidak bisa menjamah apa yang
najis, tidak boleh lagi dekat mayat, biar itu mayat orang tua, biar itu mayat
saudara/saudari, karena melayani Tuhan tidak boleh pakai
perasaan.
Tuhan Yesus baik, padahal kita
ini adalah kelompok kecil tetapi Tuhan hadir di sini, sesuai 1 Korintus 14:24-25.
Allah ada di tengah-tengah kita. Bila terjadi pembukaan firman Allah ada di
situ.
Yesaya 53: 6
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing
kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian.
Oleh karena kesesatan domba
itu, Dia harus menanggung penderitaan di atas kayu salib. Kesesatan dari domba-domba
itu dipikul-Nya dan ditanggung-Nya di atas kayu salib.
Ada 100 domba, 1 di antaranya
hilang, karena tersesat, berarti tidak lagi berada dalam kandang penggembalaan
karena mengambil jalan sendiri.
Lalu gembala yang baik
mencarinya sampai menemukannya. Ketika ditemukannya hatinya bergirang, lalu
ditaruhnya di atas bahunya (dipikul).
Dulu kita sesat, jadi rentenir,
pendusta, pemfitnah, menyakiti hati sesama, benci, dengki, iri, Tuhan mengerti
kehidupan semacam ini, setelah ditemukan ditaruh di atas pundak-Nya, dosa kita yang
dipikul-Nya dan kita berada di dalam kandang penggembalaan.
Maka jangan ada di antara kita yang menganggap enteng penggembalaan
ini. Kita ada di dalam penggembalaan ini, sebagai tanda bahwa kita sudah
ditemukan dan dosa kita telah dipikul di atas kayu salib.
Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri
ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Pendeknya, Dia menjadi domba
sembelihan, berarti jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk...Mazmur
51:19.
Menjadi domba sembelihan karena
dosa manusia, berarti Dia harus menjadi korban untuk kebaikan kita.
Kembalilah kepada gembala
agung, Dia yang memelihara hidup kita. Jangan lagi mengambil jalannya masing-masing supaya kita tidak tersesat.
1 Petrus 2: 21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena
Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu,
supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Mengikuti jejak gembala agung
yaitu teladan yang ditinggalkan-Nya, itulah salib yang harus kita pikul.
Jadi sentralnya ibadah dan pelayanan
ini adalah salib Kristus, bukan yang lain-lain.
Kalau kita fokus memperhatikan
sentral dari pelayanan, maka kita tidak akan pernah tersesat di jalan. Kalau
kita tetap mengikuti teladan yang ditinggalkan Yesus (sengsara salib), maka
kita tidak akan pernah tersesat. Haleluyah...
1 Petrus 2: 22-25
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam
mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya
kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup
untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
(2:25) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi
sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Jangan lagi mengambil jalan
masing-masing sebab Tuhan Yesus telah memikul dosa kita di atas kayu salib.
Kembalilah kepada Gembala Agung yang memelihara jiwa.
Yang memelihara jiwa bukanlah
harta, kekayaan, uang, ijazah, tetapi Gembala Agung.
Kembalilah, tandanya:
1. Tidak berbuat dosa =
hidup dalam kebenaran firman.
2. Tipu tidak ada di dalam
mulutnya = tidak berdusta = menunjukkan hidup dalam kuasa Roh Kudus.
3. Tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan menunjukkan dia hidup dan tinggal dalam kasih Allah.
Ayo kembalilah kepada gembala
yang memelihara jiwa, jangan lagi mengambil jalannya masing-masing. Ikuti teladan-Nya, Dia yang memelihara jiwa kita, puji
Tuhan.
1 Petrus 1: 11
(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang
bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu
Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan
menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Pendeknya, dibalik salib
Kristus, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, sebaliknya dibalik kemuliaan, Tuhan
menyatakan salib supaya kita tetap rendah hati. Inilah kasih karunia yang
dinyatakan oleh para nabi.
Supaya pada akhirnya Tuhan mempermuliakan
kita semua bersama dengan Dia, berarti Tuhan membawa kita dari kemuliaan yang
satu kepada kemuliaan yang lain, dan akhirnya sampai kepada kemuliaan yang
kekal.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
Kemuliaan tidak ada kalau tidak
ada kasih karunia, juga kemuliaan tidak kita lihat, kalau kita tidak
hidup dalam kebenaran sejati.
Kesimpulannya, salib Kristus
adalah kasih karunia dan kebenaran yang sejati.
Yohanes 1: 16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah
menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi
kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Karena Yesus Kristus telah disalibkan,
maka kita memperoleh kasih karunia demi kasih karunia. Dari kasih karunia yang satu
kita dibawa kepada kasih karunia yang lain.
Itulah nubuatan para nabi;
menyatakan keselamatan oleh penderitaan Kristus, sehingga kita dibenarkan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment