IBADAH RAYA MINGGU, 24 AGUSTUS 2017
(Seri 31)
“KITAB WAHYU”
Subtema: MEMAKAI JUBAH PUTIH.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Dua kesaksian yang telah kita
dengar dari saudara Yesaya dan saudara Titus, yang menyaksikan segala kebaikan,
kemurahan hati Tuhan yang telah mereka alami selama 1.5 tahun di kandang
penggembalaan ini.
Kita harus mengakui dan
menempatkan Dia pada posisi yang benar, oleh sebab itu kita juga belajar
mengenai kepala, dan kita harus tahu kepala. Siapa kepala perempuan, siapa kepala
laki-laki, siapa kepala Yesus Kristus.
Segera kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dari kitab Wahyu 7.
Kitab Wahyu 7 ini dibagi
menjadi dua bagian:
Yang Pertama: ayat 1-8,
yaitu 144.000 yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Pendeknya, mereka ini adalah inti mempelai wanita Tuhan.
Yang Kedua: ayat 9-17.
Mari kita lihat bagian kedua
ini dimulai dari Wahyu 7: 9.
Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat:
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung
banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan
takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun
palem di tangan mereka.
Orang banyak yang tidak
terhitung banyaknya mereka itu datang dari segala bangsa, suku, kaum dan
bahasa, menunjukkan bahwa mereka itu adalah bangsa kafir.
Kemudian berdiri di hadapan
takhta dan di hadapan Anak Domba menunjukkan bahwa mereka itu masuk dalam
pemeteraian dan menjadi bagian dari tubuh mempelai wanita, sebagai pelengkap
dari inti mempelai yaitu 144.000 orang yang dimeterai.
Kemudian, ketika berdiri di
hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, mereka:
a.
Memakai jubah putih.
b.
Memegang daun-daun palem.
Kesimpulannya: himpunan orang
banyak dengan suatu keadaan dan dengan suatu kegiatan.
Keterangan: MEMAKAI JUBAH
PUTIH.
Wahyu 19: 8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Lenan halus atau pakaian putih
bersih -> perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.
Kita akan memperhatikan...
ORANG-ORANG KUDUS, antara lain:
YANG PERTAMA.
Wahyu 3: 4
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak
mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih,
karena mereka adalah layak untuk itu.
Orang-orang yang tidak
mencemarkan pakaiannya oleh keinginan-keinginan dosa. Inilah orang-orang kudus
itu.
Hawa nafsu dosa tidak berkuasa
di dalam kehidupan mereka. Orang yang semacam ini layak berjalan bersama dengan
Tuhan dalam pakaian putih.
ORANG-ORANG KUDUS, antara lain:
YANG KEDUA.
Keluaran 28: 2, 4
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi
Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup
dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang.
Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi
anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Orang-orang yang layak untuk
memegang jabatan imam bagi Tuhan atau orang-orang yang layak untuk melayani Tuhan,
itulah orang-orang kudus, itulah pakaian putih.
Lebih jauh kita melihat ...
Keadaan orang-orang yang memakai jubah
putih.
Wahyu 7: 13-14
(7:13) Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata
kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah
mereka datang?"
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Mereka itu adalah orang-orang
yang keluar dari kesusahan yang besar.
Saudaraku, supaya dapat keluar
dari kesusahan yang besar, dibutuhkan pengorbanan yang besar.
Ibrani 10: 32
(10:32) Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu
menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam
perjuangan yang berat,
Perhatikan kalimat; “Sesudah
kamu menerima terang, kamu banyak menderita.”
Setelah kita dipanggil dari
kegelapan dosa oleh penebusan darah Anak Domba, sekarang kita ada dalam Tuhan
dan kemudian banyak mengalami penderitaan karena sadar akan kehendak Allah.
Jadi bukan menderita karena
pukulan, bukan menderita karena kesalahan, tetapi karena sadar akan kehendak
Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Itulah keadaan kita
sekarang setelah berada di dalam terang. Pendeknya, setelah kita berada di
dalam Tuhan; menanggung banyak penderitaan.
Lebih jauh kita melihat
penderitaan mereka seperti apa ...
Ibrani 10: 33-34
(10:33) baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh
cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan
mereka yang diperlakukan sedemikian.
(10:34) Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam
penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima
hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih
baik dan yang lebih menetap sifatnya.
“Turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman”,
artinya; banyak menanggung penderitaan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Jadi orang-orang hukuman itu
orang-orang yang mau menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung karena
Tuhan.
Melayani dengan sangkal diri
pikul salib, itulah orang-orang yang berada di dalam terang, di dalam Tuhan.
Ibrani 10: 35-36
(10:35) Sebab itu janganlah kamu melepaskan
kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
(10:36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Perhatikan terkhusus kalimat: “Sebab kamu memerlukan ketekunan.”
Kesimpulan dari kalimat ini:
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar adalah orang-orang yang bertekun
dalam penderitaan = “bertahan dalam perjuangan yang berat”...Ibrani
10:32.
Jadi sudah terjawab, siapakah
mereka itu? Siapakah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar? Mereka
itu adalah orang-orang yang bertekun dalam penderitaan, atau bertahan dalam
perjuangan yang berat, mereka tidak melepaskan kepercayaan mereka terhadap
salib, walaupun berat tetap bertahan.
Inilah orang-orang yang keluar
dari kesusahan yang besar. Tekun di dalam penderitaan = bertahan dalam
perjuangan yang berat. Dan sekalipun demikian, mereka tidak melepaskan
kepercayaan mereka terhadap salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itulah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar, bertahan terus sampai
kesudahannya. Haleluyah...
Saya mau tandaskan malam ini
kepada kita semua; bertahanlah dalam kesusahan yang berat, bertekunlah dalam
penderitaan, jangan melepaskan diri dari kepercayaan terhadap salib itu (karena
beratnya penderitaan), sampai nanti kita keluar dari kesusahan yang besar.
Itulah keadaan orang-orang yang
memakai jubah putih; sadar akan kehendak Allah.
Jangan sampai ada kata
menyesal, itu bukan orang sadar.
Kita lihat sedikit mengenai
JEMAAT DI FILADELFIA.
Wahyu 3: 9-10
(3:9) Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis,
yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan
menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku
mengasihi engkau.
(3:10) Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk
tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari
pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam
di bumi.
Jemaat di Filadelfia tekun di
dalam penderitaan, mereka banyak menanggung penderitaan dari jemaah Iblis.
Kalau disebut jemaah Iblis
berarti karakternya seperti Iblis atau Setan;
-
Yang pertama; “Pembunuh
manusia sejak semula.” Membenci sesama setara dengan seorang pembunuh.
-
Yang kedua; “Tidak memiliki kebenaran.”
Kebenaran yang sejati berasal dari salib, di luar salib tidak ada lagi
kebenaran. Berarti mereka menyangkal penguasa.
-
Yang ketiga; “Bapa
pendusta.” Setan itu bapa pendusta maka orang-orang yang berdusta adalah
anak-anak Setan.
Dan oleh karena tiga karakter Setan
ini, jemaat di Filadelfia banyak menanggung penderitaan tetapi mereka tetap
bertekun di dalamnya, bertahan sampai kepada kesudahannya, bertekun untuk
menantikan kedatangan Tuhan. Itulah tentang orang-orang yang memakai jubah
putih.
Matius 24:7-8
(24:7) Sebab bangsa akan bangkit melawan
bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di
berbagai tempat.
(24:8) Akan tetapi semuanya itu barulah
permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Saudaraku, namun itu barulah
permulaan penderitaan, masih ada penderitaan yang hebat, yang juga harus kita
lalui, dan harus keluar dari sana.
Daniel 12: 1
(12:1) "Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael,
pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada
suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada
bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput,
yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.
Akan ada suatu waktu kesesakan
yang besar suatu kesesakan yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa di
bumi dan yang tidak akan pernah terjadi lagi, dan itu juga harus dilalui nanti.
Maka kalau dari sejak sekarang
kita langsung putus asa dengan teguran, dengan pengajaran salib (melepaskan
diri dari kepercayaan itu), saya tidak yakin dia bisa keluar dari kesusahan
yang semacam ini.
Saya sudah melihat sekarang
sinyal-sinyal di mana pembinasa keji berdiri di tempat kudus. Seorang hamba
Tuhan di Eropa, di Amerika yang tidak memberkati LGBT, laki-laki dengan
laki-laki, perempuan dengan perempuan, disiksa, dianiaya dan dijebloskan di
dalam penjara, itu sudah terlihat.
Nanti lebih parah dari itu akan
terjadi.
Mari kita simak dalam Matius
24.
Matius 24: 21-23
(24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan
yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai
sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
(24:22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat,
maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh
karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.
(24:23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu:
Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.
Pada masa itu akan terjadi
siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai
sekarang dan tidak akan pernah terjadi lagi, dan itu terjadi pada saat
Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu bermunculan, berarti jelas pada masa
aniaya antikris selama 3,5 tahun.
Inilah puncak kesusahan, inilah
puncak penderitaan dari gereja Tuhan.
Jadi kalau kita sangkal diri
dan pikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu belum ada apa-apanya
dibanding dengan kesesakan yang besar yang akan terjadi. Kalau misalnya kita
diajar untuk berkorban baik tenaga, baik pikiran, baik waktu, bahkan uang,
materi yang ada itu bukan puncak kesesakan, tetapi berupa didikan kecil.
Jadi kalau pada masa sekarang
kita mengundurkan diri, Tuhan tidak berkenan kepada orang seperti itu.
Puncak kesesakan besar...
Matius 24:9-13
(24:9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan
supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena
nama-Ku,
(24:10) dan banyak orang akan murtad dan
mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.
(24:11) Banyak nabi palsu akan muncul dan
menyesatkan banyak orang.
(24:12) Dan karena makin bertambahnya
kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
(24:13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada
kesudahannya akan selamat.
Adapun kesesakan besar itu:
-
Akan diserahkan untuk disiksa, dibunuh, dan dibenci oleh semua bangsa
oleh karena nama Tuhan.
-
Banyak orang akan murtad, saling menyerahkan dan saling membenci.
-
Banyak nabi palsu akan muncul untuk menyesatkan banyak orang.
-
Kasih semakin dingin.
1 Petrus 4: 12, 16-17
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu
heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah
ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
(4:16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang
Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam
nama Kristus itu.
(4:17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman
dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan
jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka
yang tidak percaya pada Injil Allah?
Pembinasa keji berdiri di
tempat kudus. Ujian itu pertama-tama datang di dalam rumah Tuhan.
Jadi jangan heran dengan ujian yang
sekarang terjadi, baik teguran dan didikan, itu bukanlah puncak kesesakan.
1 Petrus 4: 1
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan
badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian,
-- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti
berbuat dosa --,
Barangsiapa telah menderita
penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa. Sangkal diri pikul salib di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan adalah cara jitu, cara ampuh untuk berhenti
berbuat dosa.
Pemberitaan firman seperti ini
tidak boleh diabaikan, sebaliknya harus dihayati, ditanamkan dalam hati dan
pikiran.
Maka yang belum mengambil
bagian dalam pelayanan, hayati pemberitaan firman malam ini. Jangan diabaikan
begitu saja, tanamkan dalam hati dan pikiran. Kalau kita sangkal diri pikul
salib di tengah-tengah ibadah pelayanan; berhenti berbuat dosa. Pendeknya,
salib berkuasa untuk menghentikan lajunya dosa.
Kalau Yesus saja menanggung
penderitaan badani, maka kita juga harus tanamkan itu di dalam hati dan pikiran.
Wahyu 3:8
(3:8) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah,
Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku
tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku
dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Jemaat di Filadelfia saat
bertekun dalam penderitaan: mereka menuruti firman Tuhan dan tidak
menyangkal nama Tuhan.
Kesimpulannya; cara supaya
tetap bertahan di dalam kesusahan besar (bertekun dalam penderitaan) adalah:
Yang pertama: “Menuruti firman Tuhan.”
Yohanes 14:15
(14:15) "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu
akan menuruti segala perintah-Ku.
Menuruti firman Tuhan adalah bukti
yang kuat, bahwa seseorang betul-betul mengasihi Allah.
Yohanes 15:10
(15:10) Jikalau kamu menuruti perintah-Ku,
kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan
tinggal di dalam kasih-Nya.
Pendeknya, menuruti firman
Tuhan, tinggal di dalam kasih.
Yohanes 15:11-13
(15:11) Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
(15:12) Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu
saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
(15:13) Tidak ada kasih yang lebih besar dari
pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Mengasihi berarti, menyerahkan
segenap hati, jiwa, akal budi, dan segenap kekuatan = rela berkorban.
Yohanes 8:51
(8:51) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai
selama-lamanya."
Barangsiapa menuruti firman
Tuhan, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.
Yang kedua: “Tidak menyangkal nama Tuhan.”
Ini menunjuk kepada orang-orang
yang menyangkal dirinya dan memikul salibnya = rela kehilangan nyawanya karena
nama Tuhan.
Yohanes 12:25-26
(12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia
ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
(12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus
mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada.
Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Sangkal diri, pikul salibnya akan
memperoleh hidup yang kekal, dan pelayanan yang seperti ini adalah pelayanan
yang tepat dan benar.
Dampak positif bertahan di dalam
kesesakan sampai kesudahannya/tekun dalam penderitaan.
Daniel 12: 1
(12:1) "Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael,
pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada
suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak
ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan
terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.
Perhatikan kalimat: “Barangsiapa
yang didapati namanya tertulis dalam kitab itu.” Pendeknya, orang-orang
yang bertekun dalam penderitaan namanya tertulis dalam kitab kehidupan, nama
terdaftar di sorga (nama kita dikenal dan diakui).
Yohanes 10: 2-4
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia
adalah gembala domba.
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba
mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia
berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka
mengenal suaranya.
Kita lihat di sini, “Dan ia memanggil domba-dombanya
masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.”
Supaya nama itu tertulis di
dalam kitab kehidupan Anak Domba (nama diakui dan dikenal oleh Tuhan),
syaratnya adalah tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala.
Yehezkiel 20: 37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah
tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
Kalau tergembala dengan baik;
nama dikenal (nama terdaftar di sorga), dengan demikian nama tertulis di dalam
kitab kehidupan. Itu pentingnya
penggembalaan.
Orang luar (orang awam), bahkan
orang Kristen sendiri banyak tidak paham tentang penggembalaan. Seperti orang Mesir,
seorang gembala kambing domba adalah suatu kekejian bagi mereka, bahkan bagi
orang Yunani pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah suatu
kebodohan.
Tidak ada cara lain untuk
mendaftarkan diri di sorga selain berada di dalam penggembalaan. Itu harus
dipahami.
Biar seseorang setiap hari
berkorban di luaran sana untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk sesamanya,
tidak cukup untuk mendaftarkan diri, tidak cukup untuk menuliskan namanya di
dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Kerajaan Sorga itu tidak
sempit, tidak sesempit cara manusia berpikir. Kiranya dapat dipahami dengan
baik.
Imamat 27: 32
(27:32) Mengenai segala persembahan persepuluhan dari
lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah
tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi
persembahan kudus bagi TUHAN.
“...Dari segala
yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang
kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.”
Bukti
jika seseorang tergembala, membawa persembahan kudus bagi Tuhan, yaitu:
persembahan persepuluhan.
Sebaliknya kalau seseorang
belum tergembala, dia tidak paham untuk mempersembahkan persembahan
persepuluhan kepada Tuhan sekalipun itu persembahan kudus.
Semua jenis persembahan di
dalam kandang penggembalaan ini harus ada bentuk persepuluhannya, sebab itu adalah
persembahan kudus bagi Tuhan.
Itu sebabnya di atas tadi saya
katakan bahwa; seseorang tidak bisa mendaftarkan dirinya, atau namanya tidak ditulis
dalam kitab kehidupan Anak Domba kalau dia tidak tergembala dalam satu kandang,
satu gembala, sebab orang yang tergembala itu luar biasa.
Siapa yang bisa mengerti
pekerjaan seperti ini? Yaitu mereka yang berada dalam kandang penggembalaan,
yang memakai jubah putih, menjadikan diri sebagai korban persembahan antara
lain;
1.
Domba sembelihan.
2.
Korban bakaran.
3.
Korban penghapus dosa.
4.
Korban keselamatan.
Jadi setiap persembahan di
dalam kandang penggembalaan ini harus ada persembahan persepuluhan karena itu
merupakan persembahan kudus di hadapan Tuhan.
Kalau karena persembahan
persepuluhan itu saudara anggap seorang pendeta (gembala sidang) menjadi kaya,
biarkan saja, itu bukan urusan kita. Urusan kita adalah mempersembahkan
persepuluhan sebagai persembahan kudus. Tidak usah berpikir yang bukan bagian
kita. Pikirkanlah apa yang terjadi bagian kita, yaitu: lakukan firman (persembahan
kudus).
Inilah dampak positif supaya
nanti kita terdaftar di sorga. Tergembala dengan baik dan benar sebab aturan-aturan
yang harus kita patuhi di dalam kandang penggembalaan itu banyak sekali. Bahkan
untuk menjadi seorang gembala; maka dia harus melalui pintu.
Tadi kan domba-domba supaya
namanya tertulis, syaratnya (sudah saya sampaikan) berada di dalam kandang
penggembalaan untuk mempersembahkan korban-korban dan mempersembahkan
sepersepuluh karena itu merupakan persembahan kudus.
Sedangkan untuk
menjadi gembala, harus melalui pintu;
Kalau kita kaitkan dengan
pengajaran Tabernakel; mulai dari pintu gerbang -> percaya. Menjadi
orang percaya tidak mudah. Banyak hamba Tuhan mempercayakan hidupnya kepada
pekerjaan. Sudah menjadi gembala tetapi masih bekerja, part time, bukan full
time. Tidak mudah menjadi orang percaya.
Masuk lagi lebih sempit, pintu
kemah berbicara tentang kepenuhan Roh Kudus. Betul-betul daging tidak
bersuara lagi. Orang yang diurapi Roh Kudus menyalibkan dirinya.
Lebih sempit lagi, melewati pintu
tirai, perobekan daging, penyerahan diri sepenuhnya.
Itulah bagian dari seorang gembala
sidang.
Maka saya sebagai seorang hamba
Tuhan, yang telah menerima jabatan sebagai gembala, harus bertanggung jawab
dalam segala hal termasuk dalam pemberitaan injil. Tidak boleh memanipulasi
sidang jemaat, tidak boleh mencari keuntungan dengan cerita isapan jempol. Melayani
Tuhan harus murni dan menyampaikan firman Tuhan, oleh dorongan Roh Kudus, tidak
boleh untuk mencari keuntungan.
Kesimpulannya, bukan hanya
domba-domba yang dituntut, gembala juga dituntut.
Maka, seorang hamba Tuhan kalau
hidup di dalam Roh, dia harus menyalibkan diri.
Yohanes 10: 2-4
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia
adalah gembala domba.
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba
mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia
berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka
mengenal suaranya.
Keadaan
bila domba-domba tergembala dengan baik:
Yang pertama: “Mendengarkan suara gembala” = dengar-dengaran kepada firman
penggembalaan.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel untuk membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba sebagai
sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini. Mendengar suara
gembala berarti mendengarkan suara firman penggembalaan.
Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 7,
firman penggembalaan Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi,
firman penggembalaan Ibadah Doa Penyembahan dari surat Paulus yang dikirim
kepada jemaat di Kolose, firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda
Remaja tentang study Yusuf.
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini membawa kita masuk
dalam pesta nikah Anak Domba sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di
atas muka bumi ini.
Kemudian, ketika domba-domba mendengarkan suara gembala, domba-domba
akan dituntunnya keluar. Jadi bukan hanya berada di dalam kandang
penggembalaan, tetapi domba-domba juga dituntun keluar. Pada bulan Juni yang
lalu kita sudah keluar untuk membawa firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel ini, supaya sampai nanti terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna. Ada kesatuan antara anggota tubuh, dimulai dari antar kandang
penggembalaan di dalam satu denomisasi, kemudian antar organisasi denomisasi
gereja, kemudian ada persekutuan antar bangsa kafir dan bangsa Israel, sampai
menjadi kesatuan tubuh yang sempurna, tubuh mempelai. Wahyu 7: 9 bangsa
kafir. Wahyu 7: 1-8 144.000 orang yang dimeterai sebagai inti mempelai
wanita, itulah bangsa Israel.
Maka sidang jemaat yang tidak
bisa ikut bulan enam kemarin, tidak apa-apa, tetapi dengan dukungan doa dan mempersembahkan
tenaganya, pikirannya, uangnya, juga sudah ikut kesana (keluar).
Keadaan bila domba-domba tergembala
dengan baik:
Yang kedua: “Domba-domba mengikuti gembala.”
Berarti, yang bukan gembala
tidak diikuti. Gembala palsu itulah nabi-nabi palsu yang disebut juga dengan serigala
yang buas. Pendeknya, pemberitaan firman yang ditambahkan dan
pemberitaan firman yang dikurangkan tidak diikuti.
Inilah keadaan domba-domba bila
tergembala dengan baik, sampai kita dibawa pada penggembalaan yang besar;
Yerusalem yang baru.
Wahyu 7: 14-15
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang
yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka
dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta
Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas
takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
Sampai pada akhirnya kita layak
berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang dan malam di Bait
Suci-Nya. Dari suatu keadaan (jubah putih) sampai kepada suatu kegiatan,
melayani Dia siang dan malam di Bait Suci-Nya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment