IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 SEPTEMBER 2017
(Seri 125)
KITAB BOLOSE.
Subtema: TANGGUH KARENA MEMILIKI
ROH KEMULIAAN.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita tersungkur di kaki
salib Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan dari surat
yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 24
(1:24) Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh
menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada
penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
Secara khusus kita perhatikan Kolose
1: 24 bagian A, yaitu: “Sekarang aku
bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu.”
Di sini kita perhatikan, Rasul
Paulus bersukacita karena ia telah mengambil bagian di dalam penderitaan
Kristus. Menderita di tengah-tengah pelayanan = mengambil bagian dalam
penderitaan Kristus.
1 Petrus 4: 13
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan
bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Rasul Petrus juga berkata
dengan hal yang sama: “Bersukacitalah,
sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus.”
Jadi kalau harus menderita
karena sangkal diri dan pikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini,
tetaplah bersukacita.
Tentu Paulus dan Petrus
mempunyai alasan yang jelas sehingga mereka harus mengatakan dan menuliskan hal
yang sama dan menyampaikan hal yang sama kepada kita malam hari ini.
Adapun alasan kedua rasul
tersebut menyatakan hal yang sama adalah (ayat 13): “Supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.”
Tetaplah bersukacita karena
besar upah yang akan kita terima, yaitu; kerajaan Sorga, kemuliaan yang
kekal.
Jadi jangan bersungut-sungut karena
sangkal diri pikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini. Tetap
bersukacita, karena besar upah yang akan kita terima.
Matius 5: 10
(5:10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab
kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Tetaplah (bersukacita)
sekalipun mengalami aniaya karena firman, mengalami sengsara karena salib,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Hal yang senada ...
Matius 5: 11-12
(5:11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu
dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
(5:12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu
besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum
kamu."
Berbahagialah setiap orang,
karena nama Tuhan dia dicela, dianiaya dan bahkan kepada-Nya difitnahkan segala
yang jahat karena besar upah yang akan kita terima, yaitu Kerajaan Sorga.
Nabi-nabi yang terdahulu pada
zaman Taurat juga banyak menderita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
mereka. Menderita karena sangkal diri,
pikul salib, menderita karena mengambil bagian di dalam penderitaan Kristus.
Jangan muka cemberut lalu patah
semangat, kemudian tidak ada gairah, karena mendapat bagian dalam penderitaan
Kristus.
2 Korintus 4: 17
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan
bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar
dari pada penderitaan kami.
Rasul Paulus berkata kepada
jemaat di Korintus: “Sebab penderitaan
ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.”
Artinya; menderita karena
salib, menderita atau teraniaya karena firman, menghasilkan kemuliaan kekal.
Jadi saudaraku, tidak usah berkecil hati saat mengalami sengsara salib, aniaya
karena firman.
Upah yang akan kita terima
melebihi dari penderitaan yang kita alami. Sebab penderitaan yang kita alami sekarang
ini adalah penderitaan ringan, tidak sebanding dengan upah yang akan kita
terima, artinya, kemuliaan yang akan kita terima, melebihi dari segala-galanya,
termasuk penderitaan sekarang ini.
1 Petrus 1: 11
(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang
bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu
Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan
menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Pendeknya; dibalik salib, Tuhan
menyatakan kemuliaan-Nya supaya kita tidak putus asa di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, tetapi sebaliknya dibalik kemuliaan Tuhan sediakan salib,
supaya apa? Supaya kita tetap rendah hati.
Ciri-ciri orang yang bersukacita di
dalam penderitaan Kristus.
YANG PERTAMA.
1 Petrus 4: 15-16
(4:15) Janganlah ada di antara kamu yang harus
menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
(4:16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang
Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam
nama Kristus itu.
Tidak merasa malu walaupun
menderita karena salib, tidak merasa malu walaupun teraniaya karena firman
(kebenaran).
Itu sebabnya di sini dikatakan:
“Janganlah ada di antara kamu yang harus
menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.”
Jadi jangan karena kesalahan
seseorang menderita sebab hal itu yang menyebabkan seseorang malu.
1 Petrus 2: 20
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu
menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan
karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Pertanyaannya; dapatkah disebut
puji-pujian jika seseorang menderita pukulan (karena kesalahan), atau karena
seseorang berbuat dosa?
Jawabnya: tidak, sebab
menderita karena pukulan (menderita karena kesalahan), itulah yang menyebabkan
seseorang menjadi malu.
1 Petrus 2: 19
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Sebaliknya adalah kasih karunia
(kemurahan) karena sadar akan kehendak Allah, seseorang menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung. Itulah kasih karunia.
Kalau menderita karena pukulan,
menderita karena kesalahan, itu bukan kemurahan. Tetapi menderita karena salib,
itu yang disebut kemurahan.
Tidak perlu malu, tidak perlu
gengsi. Kalau orang masih gengsi saat dengar nasihat firman, orang seperti ini selalu
ingin dihormati, tetapi tidak bisa menghormati orang lain.
Ciri-ciri orang yang bersukacita di
dalam penderitaan Kristus.
YANG KEDUA.
2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi
meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.
Tidak tawar hati sekalipun
manusia lahiriah semakin merosot.
Berarti, tidak malu pada saat
harga diri diinjak-injak, itu persamaannya. Sebaliknya kalau manusia
batiniahnya merosot, maka manusia lahiriahnya yang akan menonjol. Di dalam
manusia lahiriah ini terdapat banyak perkara termasuk mempertahankan harga
diri.
Perlu untuk diketahui; kalau
garam menjadi tawar, maka ia tidak berguna di tengah ibadah dan pelayanan,
selain diinjak-injak orang sesuai dengan Matius 5.
Yesaya 53: 1-2
(53:1) Siapakah yang percaya kepada berita yang kami
dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan
sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak
ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita
menginginkannya.
Ia tidak tampan, semarak-Nya
pun tidak ada, berarti manusia lahiriah-Nya merosot, tetapi justru dengan
demikian, kita memandang Dia. Kemudian, rupa pun tidak, berarti manusia
lahiriah-Nya merosot, tetapi justru kita menginginkan-Nya. Manusia lahiriah
Yesus Kristus merosot, sehingga kita menginginkan-Nya, kita memandang-Nya, kita
membutuhkan-Nya.
Pendeknya, kiblat atau sentral
dari ibadah dan pelayanan ini adalah salib, sehingga kita senantiasa mengarahkan
pandangan kita pada salib.
Ini harus diperhatikan, dan kiranya
firman itu berkuasa di dalam hidup kita malam ini dan seterusnya.
Yesaya 53: 3-4
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang
penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina,
sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk
hitungan.
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia
kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Dihina, dihindari orang,
seorang yang penuh kesengsaraan, biasa menderita kesakitan, tetapi
sesungguhnya, penyakit kita lah yang ditanggung-Nya dan kesengsaraan kita yang
dipikul-Nya. Jadi Dia menderita di atas kayu salib, karena dosa manusia. Pendeknya,
sekalipun manusia lahiriah Yesus Kristus merosot, namun manusia batiniah kita
dibaharui dari sehari ke sehari.
Sekali lagi saya tandaskan, kiblat
atau sentral dari ibadah dan pelayanan ini adalah salib. Jangan berkiblat
kemana-mana.
Inilah ciri-ciri yang kedua,
yang pertama tidak malu, yang kedua tidak tawar hati, justru dengan demikian,
Dia rela menanggung penderitaan, Yesus sanggup dan berkuasa menolong orang
berdosa.
Dampak positif bersukacita dalam
penderitaan.
1 Petrus 4: 14
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena
nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Jadi kalau menderita karena
salib Kristus, maka seseorang memiliki Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah,
Roh kebenaran.
Kalau kemuliaan dari dunia ini,
bisa saja dibuat-buat. Besok ada kesalahan, tidak ada kemuliaan lagi seperti
bunga rumput. Tetapi kemuliaan dari Tuhan itu sifatnya kekal.
1 Petrus 4: 12
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu
heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah
ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Jangan heran terhadap nyala api
siksaan sebagai ujian = tahan terhadap ujian atau tidak terbakar oleh nyala api
(ujian).
Kalau seseorang telah memiliki
Roh kemuliaan, dia tahan terhadap ujian, dan tidak membesar-besarkan masalahnya,
karena Ia tahan terhadap ujian.
Kita butuh Roh kemuliaan supaya
kita tahan terhadap ujian, nyala api siksaan, tidak terbakar oleh api emosi,
tidak terbakar oleh api amarah, tidak terbakar oleh api yang lain-lain = tahan
terhadap ujian.
Mari kita lihat orang yang
seperti ini ...
Daniel 3: 5-6
(3:5) demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling,
kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka
haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar
itu;
(3:6) siapa yang tidak sujud menyembah, akan
dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!"
Apabila orang sudah mendengar
bunyi berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian (alat-alat musik), maka setiap orang
akan sujud kepada patung berhala yang didirikan oleh Nebukadnezar.
Sebetulnya tadi kita sudah
mendengar bunyi alat musik, dan kita memuji Tuhan, malam ini kita menyembah
kepada Tuhan saja.
Daniel 3: 12
(3:12) Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka
telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh
dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja:
mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah
tuanku dirikan."
Di sini kita melihat, Sadrakh,
Mesakh dan Abednego tidak mengindahkan titah Nebukadnezar, sehingga
mereka tidak memuja dewa, tidak menyembah patung emas yang didirikan Nebukadnezar,
artinya; terlepas dari penyembahan berhala.
Berhala, artinya; segala
sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Kalau sesuatu perkara melebihi dari Tuhan itu
yang disebut dengan berhala. Misalnya, kalau pekerjaan nomor satu dari ibadah,
itu berhala dan lain sebagainya.
Pendeknya; Sadrakh, Mesakh dan
Abednego terlepas dari penyembahan berhala.
Lalu konsekuensinya ...
Daniel 3: 21-22
(3:21) Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah,
celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam
perapian yang menyala-nyala.
(3:22) Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah
perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati
orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.
Karena Sadrakh, Mesakh dan Abednego
tidak mengindahkan titah raja, lalu mereka dilemparkan ke dalam dapur api yang
menyala-nyala, tujuh kali lebih panas dari dapur api manapun.
Saudaraku, dapur api PT. Krakatau
Steel atau PT. Posco Krakatau (pabrik baja) yang ada di Cilegon, kurang lebih
5000 derajat celcius untuk mencairkan bahan baku baja (pelet). Namun Nebukadnezar
memanaskan api itu tujuh kali lebih panas dari dapur api manapun, termasuk dapur
api Krakatau Steel, khusus untuk Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Berarti, betapa
panasnya ujian yang harus dihadapi.
Kalau tujuh kali lebih panas
dari dapur api manapun, menunjukkan bahwa nyala api siksaan yang dihadapi oleh
Sadrakh, Mesakh dan Abednego lebih dari pada nyala api siksaan yang dialami
oleh orang lain.
Sekarang kita lihat ...
Daniel 3: 25
(3:25) Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat
berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan
yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
Ketika Sadrakh, Mesakh dan
Abednego dilemparkan ke dalam dapur api yang menyala-nyala, mereka tidak
terbakar, baik celana, baik pakaian, baik topi, baju mereka tidak terbakar
hangus.
Sadrakh, Mesakh dan Abednego
tidak terluka oleh karena api, mereka tidak terbakar oleh panas api yang lebih
panas dari dapur api manapun. Baju mereka pun tidak hangus, pakaian mereka
tidak hangus, tidak terbakar. Apapun yang mereka miliki, yang melekat pada
tubuh mereka, tidak ada yang hangus.
Tadi yang dilemparkan hanya
tiga orang kemudian setelah tiga orang ini (Sadrakh, Mesakh dan Abednego) berada
di dalam api, Nebukadnezar melihat menjadi empat orang, dan yang keempat itu
rupanya seperti anak dewa.
Roh kemuliaan menjadikan kita
sama seperti anak dewa dengan bukti; tidak terbakar, tahan terhadap nyala api
siksaan sebagai ujian, mereka bertahan, karena roh kemuliaan itu menjadikan
kita seperti anak dewa. Itu kegunaan dari roh Kemuliaan.
Banyak orang kristen mudah
terbakar emosi, panas hati, jengkel saat dosanya dikoreksi oleh firman yang
tajam, wajahnya seperti cabai keriting. Pendeknya, tidak terima terhadap
teguran firman karena harga dirinya terlalu tinggi. Orang seperti ini mudah terbakar
emosinya.
Kalau kita penuh dengan Roh
kemuliaan, tahan terhadap nyala api siksaan, yaitu; segala jenis ujian, maka orang
lain akan melihat kita seperti anak dewa. Bukan kita menjadikan kita dewa,
tetapi orang lain akan melihat kita seperti anak dewa.
Bagaimana sekarang, apakah saya
dan saudara merasa rugi apabila bersukacita pada saat mengambil bagian di dalam
penderitaan Kristus?
Intinya, kegunaan Roh Kemuliaan:
tidak mudah terbakar, tahan terhadap ujian (nyala api siksaan) seberat apapun.
Daniel 3: 26-27
(3:26) Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang
bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba
Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah
Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.
(3:27) Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati
dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang
ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus,
jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaran pun tidak ada pada
mereka.
Tubuh Sadrakh, Mesakh, Abednego
tidak mampan oleh nyala api, sekalipun berada di dalam api yang telah
dipanaskan, tujuh kali lebih panas dari dapur manapun.
Dengan demikian apabila menghadapi
nyala api, orang yang memiliki Roh kemuliaan tidak terbakar. Dan Tuhan tidak
mencium bau bakar oleh karena nyala api siksaan, Tuhan tidak mencium bau bakar
oleh ujian artinya; tidak panas hati. Bagian apapun di dalam hidup kita, tidak akan
terbakar.
Daniel 3: 28
(3:28) Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah
Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan
melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan
melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak
mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.
Akhirnya, Nebukadnezar memuja
Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Hari ini bersama dengan kita, si Ronald,
si Adi, turut memuja Allah yang kita sembah. Semoga dengan kesaksian kita,
mereka bertahan.
Tuhan mengutus malaikat-Nya
untuk membela Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Kita butuh malaikat sidang jemaat. Firman
penggembalaan untuk membela kehidupan kita semua.
Karena pada dasarnya kita tidak
dapat berbuat apa-apa. Kita butuh malaikat sidang jemaat, berarti kita butuh
firman penggembalaan untuk membela saya dan saudara. Maka tetaplah tergembala.
Tuhan sudah utus nabi Elia
untuk mendahului Dia. Kita merasakan firman nabi di tengah penggembalaan ini
dengan kuasa Elia. Dari situ kita mendapatkan pembelaan. Tidak panas hati,
tidak ada bau bakaran, sehingga setiap orang yang ada di sekitar kita nyaman
dan enak, merasakan suasana sorga. Tetapi kalau ada bau terbakar (bau hangus),
orang lain tidak mengalami damai sejahtera. Jangan ada lagi aroma bau bakar
tercium dari tubuh kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment