IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 01 SEPTEMBER 2017
“KITAB MALEAKHI”
Subtema: SEBATANG BULUH SEBAGAI ALAT PENGUKUR.
Shalom
saudaraku...
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci.
Segera
saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab
dari Maleakhi 4: 5.
Maleakhi
4: 5
(4:5) Sesungguhnya
Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar
dan dahsyat itu.
Nubuatan
para nabi tentang hari Tuhan: “Sesungguhnya
Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar
dan dahsyat.”
Dari
pembacaan ini Tuhan menunjukkan suatu rencana penyelamatan sebagai kemurahan-Nya
kepada kita semua.
Matius
11: 11-14
(11:11) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak
pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang
terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
(11:12) Sejak
tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang
yang menyerongnya mencoba menguasainya.
(11:13) Sebab semua
nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes
(11:14) dan -- jika
kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu.
Perhatikan
kalimat: “Jika kamu mau menerimanya --
ialah Elia yang akan datang itu”, ini menunjuk kepada pribadi Yohanes
Pembaptis diutus untuk mendahului Tuhan.
Markus
9: 11-12
(9:11) Lalu mereka
bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus
datang dahulu?"
(9:12) Jawab Yesus:
"Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya,
bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan
banyak menderita dan akan dihinakan?
Memang
Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu, itulah tujuan Tuhan
mengutus Yohanes Pembaptis yang disebut juga dengan nabi Elia yang akan datang
itu.
Pendeknya,
Yohanes Pembaptis diutus mendahului Tuhan untuk mengadakan pemulihan.
Lukas
1: 16-17
(1:16) ia akan
membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
(1:17) dan ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang
layak bagi-Nya."
Tanda
terjadinya pemulihan: ia akan membuat
banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka.
Antara
lain;
- Membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya.
- Membuat hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar
Dengan
demikian, ia menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.
Maka
kalau akhirnya seseorang berbalik dari pikiran orang durhaka kepada pikiran
orang benar, itu suatu kemurahan Tuhan.
Maleakhi 4: 6
(4:6) Maka ia akan
membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada
bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Tujuan
dari pemulihan: terlepas dari penghukuman yang membinasakan.
Kita
tahu bahwa hari Tuhan itu dahsyat dan besar, tidak ada orang yang dapat melarikan
diri dari penghukuman itu nanti, maka itu sebabnya Tuhan mengutus nabi Yohanes
mendahului Dia untuk mengadakan pemulihan sehingga pada saat Dia datang pada
kali yang kedua, terlepas dari penghukuman yang membinasakan.
Maleakhi
3: 17
(3:17) Mereka akan
menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang
Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi
anaknya yang melayani dia.
Mereka
yang dipulihkan menjadi milik kesayangan Tuhan sendiri. Ini merupakan janji
Tuhan.
Kesimpulannya,
terlihatlah perbedaan;
- Antara orang yang beribadah dengan orang yang tidak beribadah kepada
Tuhan.
- Antara orang fasik dengan orang benar.
Saat
ini kita tidak mungkin menghakimi orang fasik dan juga tidak mungkin menghakimi
orang yang tidak beribadah kepada Tuhan, kita tidak mungkin menghakimi orang
yang menolak Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, tetapi apabila kita
setia sampai kesudahannya (sampai Tuhan datang pada kali yang kedua sebagai
Raja dan Mempelai Pria Sorga), barulah kita melihat perbedaan antara orang yang
beribadah kepada Tuhan dengan orang yang tidak beribadah, kemudian antara orang
benar dengan orang fasik.
Kita
tergembala untuk merasakan pelayanan dengan kuasa Elia lewat firman nabi,
firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, supaya nanti kita boleh mengalami
pemulihan, dan menjadi suatu umat yang layak, sehingga pada saat Dia datang,
terlepas dari penghukuman yang membinasakan itu.
Yohanes
1: 26-27
(1:26) Yohanes menjawab
mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu
berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
(1:27) yaitu Dia,
yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak
layak."
Perhatikan
kalimat, yaitu: “Dia, yang datang
kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Artinya; Ia akan
menyatakan kemuliaan-Nya pada saat Ia datang untuk yang kedua kalinya.
Itu
sebabnya nabi Yohanes berkata: “Membuka
tali kasut-Nya pun aku tidak layak”, itu berbicara tentang kemuliaan.
Ia
akan menyatakan kemuliaan dan kita semua menjadi milik kepunyaan-Nya, itulah
kemuliaan yang akan dinyatakan-Nya nanti.
Dunia
tidak memahami rencana Allah, bagi mereka kehidupan untuk saat ini (hidup
sementara) jauh lebih berarti dari kehidupan yang kekal, sehingga mereka tidak
menghargai ibadah, tidak menghargai pelayanan, jauh dari penggembalaan (tidak
mau tergembala). Maka kita patut bersyukur kepada Tuhan, kelak Tuhan akan
menyatakan kemuliaan-Nya.
Sekarang
pertanyaannya; Mengapa Yohanes Pembaptis
disebut Elia yang akan datang?
Lukas
1: 17
(1:17) dan ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang
layak bagi-Nya."
Yohanes
Pembaptis berjalan mendahului Tuhan dalam dua hal:
1. Berjalan dalam Roh.
2. Berjalan dalam kuasa Elia.
Jadi
saudara tidak usah bingung; karena Yohanes Pembaptis disebut Elia yang akan
datang? Dia berjalan dalam kuasa Elia (melayani dengan kuasa Elia).
Yang
pertama BERJALAN DALAM ROH telah saya sampaikan, maka sekarang kita akan
memperhatikan; BERJALAN DALAM KUASA ELIA.
Keterangan: BERJALAN
DALAM KUASA ELIA.
Wahyu
11: 1-2
(11:1) Kemudian
diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan
kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah
dan mereka yang beribadah di dalamnya
(11:2) Tetapi
kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau
mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka
akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Sebelum
tiba hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu, dua saksi Allah diutus untuk
mendahului Tuhan.
Dua saksi Allah -> Musa dan Elia. Jadi sebelum
tiba hari Tuhan yang besar dan dahsyat, Elia diutus untuk mendahului Tuhan.
Tugas
mereka (Elia) adalah untuk mengukur tiga hal, yaitu:
1. Bait Suci Allah.
2. Mezbah.
3. Mereka yang beribadah di dalamnya.
Itulah
tugas Elia saat diutus mendahului Tuhan.
Jadi
pada saat kedatangan Yesus yang pertama, Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis yang
disebut juga Elia. Kemudian, menjelang kedatangan Tuhan yang kedua, Tuhan akan mengutus
nabi Elia.
Kepada
mereka diberi tugas untuk mengukur tiga hal tersebut dengan menggunakan sebatang
buluh, sebagai tongkat pengukur.
Mari
kita ikuti satu per satu...
Adapun
tugas Elia adalah untuk mengukur tiga hal:
1. Bait Suci Allah.
2. Mezbah.
3. Mereka yang beribadah di dalamnya.
Tentang:
BAIT SUCI ALLAH.
Bila
dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel
itu terkena pada Ruangan Suci, dengan tiga macam alat di dalamnya, yaitu:
1. Meja roti sajian.
2. Pelita emas.
3. Mezbah dupa.
Matius
23: 16-17
(23:16) Celakalah
kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu
mengikat.
(23:17) Hai kamu
orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau
Bait Suci yang menguduskan emas itu?
Ruangan
Suci semuanya telah dilapisi dengan emas termasuk tiga alat di dalamnya.
Ruangan suci -> kehidupan/orang-orang yang disucikan.
Gambaran
apabila seseorang telah disucikan: seperti emas yang dimurnikan.
1
Korintus 3: 13-15
(3:13) sekali kelak
pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan
masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
(3:14) Jika pekerjaan
yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
(3:15) Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan
diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Semua
jenis bangunan yang dibangun di atas dasar yang telah diletakkan di atas korban
Kristus akan diuji oleh api.
Tidak
ada seorang pun yang disebut pengikut Tuhan tanpa menghadapi nyala api siksaan,
itulah ujian dan cobaan.
1
Petrus 1: 6-7
(1:6) Bergembiralah
akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan.
(1:7) Maksud semuanya
itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya
dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu
memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus
menyatakan diri-Nya.
Maksud
dan tujuan dari nyala api siksaan (ujian dan cobaan) adalah untuk membuktikan
kemurnian iman.
Jadi
kemurnian iman itu harus dibuktikan di hadapan Tuhan lewat nyala api siksaan (ujian
cobaan).
Bukti
bila iman itu telah dimurnikan adalah seseorang tidak mudah berubah = setia.
Tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.
Penyucian
sesuai dengan tiga macam alat yang ada
di dalam Ruangan Suci, antara lain:
YANG
PERTAMA: Meja Roti Sajian ->
Firman Allah.
Yohanes
17: 17
(17:17) Kuduskanlah
mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Kuduskanlah mereka
dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Jadi, penyucian
lewat firman.
1
Korintus 5: 6-8
(5:6) Kemegahanmu
tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
(5:7) Buanglah ragi
yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak
beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu
marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi
keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian
dan kebenaran.
Malam
ini kita berpesta menikmati firman Allah sebagai makanan rohani, supaya kita
hidup dalam kebenaran dan kemurnian.
Berbicara
tentang kebenaran yang sejati terletak pada salib (Anak Domba paskah telah
disembelih). Di luar salib tidak ada lagi kebenaran. Yang disalibkan itu adalah
Anak Domba Paskah.
Penyucian
sesuai dengan tiga macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci, antara lain:
YANG
KEDUA: Pelita Emas -> Roh Kudus.
Matius
3: 11
(3:11) Aku membaptis
kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari
padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia
akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Yohanes
membaptis dengan air, tetapi kemudian Ia membaptis dengan Roh Kudus dan dengan
api.
Jadi,
baptisan Roh Kudus itu juga berkuasa menyucikan kehidupan saya dan saudara,
berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap dosa.
Yesaya
4: 4
(4:4) apabila TUHAN
telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah
Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang
membakar.
Sifat
api Roh Kudus adalah mengadili dan membakar tabiat dosa, antara lain; membersihkan kekotoran puteri Sion dan
menghapuskan segala noda darah Yerusalem.
Roh
Kudus, berkuasa untuk mengadakan penyucian.
Maka
seringkali saya sampaikan; jangan hidup menurut hawa nafsu daging, beri diri
dipimpin oleh Roh. Banyak di antara kita mengecilkan teguran-teguran. Bagaimana
mungkin seseorang mengalami penyucian sedangkan ia sendiri tidak memberi diri
dipimpin oleh Roh Kudus?
1
Yohanes 3: 3
(3:3) Setiap orang
yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang
adalah suci.
Setiap
orang yang menaruh pengharapan (hidup dalam Roh Tuhan); ia akan menyucikan diri
sama seperti Dia suci.
Itulah
alat penyucian yang kedua.
Penyucian
sesuai dengan tiga macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci, antara lain:
YANG
KETIGA: Mezbah Dupa -> Doa
Penyembahan.
Lewat
Doa Penyembahan inilah kita bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya. Jadi doa
penyembahan = kasih.
1
Petrus 4: 8
(4:8) Tetapi yang
terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih
menutupi banyak sekali dosa.
Definisi
kasih; menutupi banyak sekali dosa, berarti kasih itu juga berkuasa untuk
mengadakan penyucian.
Tetapi
kasih; menutupi banyak sekali dosa, memberi pengampunan, memberi kesempatan
kepada orang lain untuk menyucikan dirinya. Berbanding terbalik dengan ibadah
dan pelayanan menurut hukum Taurat, orang yang berbuat salah tidak lepas dari
penghukuman.
Pendeknya,
tidak mendapat kesempatan untuk mengalami penyucian.
Kolose
3: 14
(3:14) Dan di atas
semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
Kasih
itu berguna sebagai pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan kita
semua.
Kalau
hidup tanpa kasih, maka hidup sama seperti seorang diri di tengah-tengah
keramaian.
Kasih tidak hanya sebatas menyucikan tetapi juga sampai
menyempurnakan kita semua.
Inilah
yang diukur dengan menggunakan tongkat pengukur.
Adapun
tugas nabi Elia adalah untuk mengukur tiga hal; (1) Bait Suci Allah, (2)
Mezbah, (3) Mereka yang beribadah di dalamnya.
Tentang: MEZBAH.
Mezbah
-> doa penyembahan.
Wahyu
8: 3-4
(8:3) Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta
itu.
(8:4) Maka naiklah
asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan
malaikat itu ke hadapan Allah.
Asap
dupa kemenyan -> doa penyembahan dari orang-orang kudus.
Jadi
lewat doa penyembahan inilah kita bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya,
bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke atas, naik ke hadirat Tuhan.
Wahyu
5: 8-9
(5:8) Ketika Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh
empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu
kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus.
(5:9) Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan
kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan
dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan
bahasa dan kaum dan bangsa.
Di
sini kita melihat; mereka memegang satu kecapi dan menyanyikan suatu
nyanyian baru.
Ini
berbicara tentang, adanya suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Jadi
persekutuan yang indah itu tercipta lewat doa penyembahan, yaitu satu cawan
emas penuh dengan kemenyan.
Jadi
persekutuan yang indah itu tercipta lewat doa penyembahan, ibarat leher,
mempersekutukan/menyatukan tubuh dengan kepala.
Kita
gunakan leher untuk menundukkan kepala, menyembah dan tersungkur seperti empat
makhluk dan 24 tua-tua, nanti di situ tercipta suatu persekutuan yang indah.
Leher; menundukkan kepala, di situ nanti tubuh dan kepala menyatu, ada
persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Dulu,
waktu saya masih bekerja di sebuah perusahaan Jerman, saya pernah main judi,
dari malam sampai pagi, dari jam 8 malam sampai jam 5 pagi, berarti adanya persekutuan
yang indah dengan Setan. Itu dulu.
Tetapi
sekarang, lewat doa penyembahan, tercipta suatu persekutuan yang indah dengan
Tuhan; sama seperti leher mempersatukan tubuh dengan kepala.
Malam
ini kita akan tersungkur di bawah kaki salib Kristus, kita akan menundukkan
kepala supaya tercipta suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Matius
26:40
(26:40) Setelah itu
Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia
berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan
Aku?
Ukuran
doa penyembahan atau standart doa penyembahan adalah; satu jam.
Berjaga-jaga
= menyembah. Standartnya adalah selama satu jam.
Kelayakan
untuk menjadi seorang imam adalah menyembah selama satu jam.
Malam
ini, Tuhan mengutus nabi Elia untuk; mengukur tiga hal, salah satunya mezbah
(doa penyembahan).
Malam
ini kita telah menikmati Firman para nabi
atau firman nubuatan pelayanan dengan kuasa Elia mengajar kita supaya hidup di
dalam doa penyembahan yang benar.
Adapun
tugas nabi Elia adalah untuk mengukur tiga hal; (1) Bait Suci Allah, (2)
Mezbah, (3) Mereka yang beribadah di dalamnya.
Tentang
: BERIBADAH DI DALAMNYA.
Apa
yang ada di dalamnya?
Wahyu
22: 3
(22:3) Maka tidak
akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya
dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
Beribadah
menghadapi takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Hamba-hamba
Allah yang ada di dalam Kerajaan Sorga beribadah, menghadap takhta Allah dan
takhta Anak Domba.
Ibrani
10: 22-24
(10:22) Karena itu
marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman
yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat
dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita
teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah
kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
Menghadap
takhta Allah lewat tiga macam ibadah pokok, yaitu iman, pengharapan dan kasih.
- Iman -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci.
- Pengharapan -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu
disertai kesaksian.
- Kasih -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Saat
ini kita hidup di dalam Tuhan, berdiri di hadapan takhta Allah dan takhta Anak
Domba, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Ibrani
10:25
(10:25) Janganlah
kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan
oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Janganlah
kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.
Pertemuan-pertemuan
ibadah -> tiga macam ibadah pokok, antara lain; Ibadah Pendalaman Alkitab (iman),
Ibadah Raya Minggu (pengharapan), Ibadah Doa Penyembahan (kasih).
Itulah
tiga hal yang diukur oleh Elia.
Sekali
lagi saya tidak bosan mengatakan; Tuhan telah mengutus nabi Elia kepada kita,
itulah firman para nabi, firman nubuatan dengan kuasa Elia. Ibadah kita
diukur, penyembahan kita diukur, kehidupan kita sebagai Bait Suci Allah juga
diukur sebelum Tuhan datang pada kali yang kedua.
Jadi
tidak cukup hanya berbuat baik. Kalau memang syarat masuk sorga hanya berbuat
baik, kita kalah dengan ahli Taurat dan orang Farisi, juga kita kalah dengan, mereka
yang beramal soleh. Tidak cukup dengan berbuat baik. Maka tiga hal ini harus
diukur.
Kita
patut bersyukur oleh firman nabi dengan kuasa Elia, kita diajar supaya terlepas
dari penghukuman yang membinasakan. Seharusnya kita terharu, tidak bosan, tidak
mengantuk, karena kita menikmati firman nabi, firman nubuatan dengan kuasa
Elia.
Tujuan
pelayanan dengan kuasa Elia adalah untuk menyelamatkan kita, supaya kita semua
masuk dalam ukuran Tuhan.
Jadi
jangan pernah berpikir hanya dengan berbuat baik dapat masuk sorga, itu tidak cukup.
Kita
kembali memperhatikan kitab Wahyu ...
Wahyu
11: 1
(11:1) Kemudian
diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan
kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah
dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Diberikan
kepada dua saksi Allah sebatang buluh seperti tongkat pengukur rupanya.
Sekarang
pertanyaannya; MENGAPA TONGKAT PENGUKUR DARI SEBATANG BULUH?
Matius
12:18-20
(12:18)
"Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya
jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan
hukum kepada bangsa-bangsa.
(12:19) Ia tidak akan
berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di
jalan-jalan.
(12:20) Buluh yang
patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak
akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
Ketika
firman Tuhan atau hukum dinyatakan hingga sampai menang, terjadi pemulihan.
Seperti buluh yang terkulai tidak diputuskan-Nya, melainkan dipulihkan sebagai
keadilan Tuhan.
Mazmur
119:40
(119:40) Sesungguhnya
aku rindu kepada titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu
Sesungguhnya
aku rindu kepada titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu.
Pemulihan
terjadi pada saat hukum itu dinyatakan sehingga; buluh yang patah terkulai
dipulihkan, sumbu yang pudar nyalanya dipulihkan, menunjukkan bahwa hukum itu menang.
Matius 27:27-29
(27:27) Kemudian
serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil
seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.
(27:28) Mereka
menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
(27:29) Mereka menganyam sebuah
mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang
buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan
Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
Jadi ukurannya di
situ; dari yang tidak ada apa-apa, dipulihkan, kemudian melewati sengsara
salib, aniaya karena firman, itulah ukurannya.
Itu sebabnya tongkat
pengukur itu digunakan dari sebatang buluh. Itu alat pengukur yang luar biasa
sampai tiga hal di muka tadi diukur.
Matius
11:7-10
(11:7) Setelah
murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu
tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat
buluh yang digoyangkan angin kian ke mari?
(11:8) Atau untuk
apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian
halus itu tempatnya di istana raja.
(11:9) Jadi untuk
apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih
dari pada nabi.
(11:10) Karena
tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau,
ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.
Yohanes pembaptis bagaikan buluh
yang digoyangkan oleh angin kian kemari menunjukkan bahwa Yohanes
Pembaptis hidup menurut Roh Tuhan, hidup dalam pimpinan Roh Tuhan, bukan hidup
menurut kehendak sendiri, dialah suara orang yang berseru-seru di padang gurun.
Dia melakukan itu karena dia hidup di dalam Roh Tuhan sama seperti buluh yang
bergoyang karena ditiup oleh angin.
Jadi inilah alat yang digunakan
untuk mengukur, tidak digunakan alat-alat yang lain. Banyak orang menyebut diri
baik hati tetapi orang yang setia siapakah yang menemukannya?
Banyak orang baik dari lahirnya,
tetapi belum tentu dia setia, orang yang seperti ini tidak layak untuk
dijadikan sebagai tongkat pengukur.
Ketika hukum itu menang, buluh
yang patah terkulai kemudian dipulihkan, menjadi alat untuk kemuliaan Tuhan. Kemudian
melewati banyak sengsara menderita karena salib dan menuruti apa yang menjadi
kehendak Tuhan, bukan menuruti kehendak daging.
Inilah alat pengukur yang Tuhan
inginkan untuk mengukur tiga hal tadi. Tentu kita bersyukur kepada Tuhan yang memberikan
sebatang buluh seperti tongkat pengukur rupanya kepada dua saksi Allah, yaitu
Elia dan Musa untuk mengukur tiga hal tersebut.
Tidakkah kita kagum melihat apa
yang sudah Tuhan nyatakan dalam kandang penggembalaan ini? nabi Elia mendahului
Tuhan untuk mengadakan pemulihan.
Ukuran dunia dengan ukuran di
dalam Tuhan berbeda. Ukuran kedewasaan di dalam Tuhan, berbeda dengan kedewasaan
menurut ukuran dunia. Ukuran seorang pemimpin di dalam Tuhan dengan ukuran seorang
pemimpin dunia juga berbeda.
Pemimpin dunia yang disebut
pejabat tinggi, pemerintah yang berkuasa. Pemimpin di dalam Tuhan adalah orang
yang melayani Tuhan dan mau merendahkan diri.
Jadi, ukuran dunia dengan ukuran
dalam Tuhan sangat berbeda, itu sebabnya Tuhan memberikan sebatang buluh,
menjadi alat pengukur.
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah
juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap
terbesar di antara mereka.
Jadi 12 murid ini sekalipun
mengikuti Tuhan pemikiran mereka tetap saja bodoh, sebab mereka berlomba-lomba
untuk menjadi yang terbesar menurut ukuran mereka sendiri (seperti ukuran
dunia), sampai akhirnya terjadi pertengkaran di antara mereka.
Lukas 22: 25-26
(22:25) Yesus berkata
kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan
orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu
tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi
sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Pejabat-pejabat tinggi, yaitu
raja-raja yang disebut pemimpin, tetapi di dalam Tuhan; adalah orang-orang yang
mau melayani Tuhan.
Jadi ukuran dunia dengan ukuran
di dalam Tuhan berbeda jauh, itu sebabnya Tuhan menggunakan sebatang buluh yang
sudah melewati proses yang luar biasa untuk menjadi alat pengukur.
Pemimpin di dalam dunia,
ukurannya bukan sebatang buluh yang sudah mengalami pemulihan, melainkan;
pejabat, penguasa, disebut pemimpin. Tetapi di dalam Tuhan, yang terbesar;
mau menjadi muda, kemudian pemimpin menjadi pelayan.
Muda, berarti minim pengalaman, mau mengosongkan
diri. Kemudian pemimpin disebut pelayan. Pemimpin di dalam Tuhan yaitu
orang-orang yang melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati.
Itulah perbedaan ukuran di dalam
Tuhan dengan ukuran dunia, itu sebabnya Tuhan menggunakan tongkat pengukur itu
dari sebatang buluh, bukan dari ukuran dunia. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel
U. Sitohang
No comments:
Post a Comment