IBADAH DOA PUASA
SESI II, 21 SEPTEMBER 2017
Subtema
: PUASA YANG BERKENAN
Shalom saudaraku, selamat sore
salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita boleh
mengadakan suatu persekutuan yang indah kepada Tuhan, lewat ibadah doa puasa
kita sepanjang hari ini. Hari libur / tanggal merah kita adakan untuk doa
puasa, kita berpuasa mengingat pekerjaan besar sedang menantikan kita. Kita
melayani bukan karena gagah, hebat, bukan karena keperkasaan, namun oleh karena Roh Tuhan yang menolong kita semua sehingga kita dimampukan untuk melayani Dia.
Kita kembali memperhatikan
firman Tuhan pada sesi yang kedua ini dari ayat yang sama...
Matius 6:16-18
(6:16) "Dan apabila
kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah
air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
(6:17) Tetapi apabila
engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
(6:18) supaya jangan
dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."
Kita sudah memperhatikan sesi
yang pertama, tentang berpuasa berarti; tidak makan dan minum, menahan
lapar dan haus, tujuannya supaya merendahkan diri.
Tanda orang yang merendahkan
diri di hadapan Tuhan; bergantung kepada firman, sampai kita memperoleh jaminan
yaitu:
1.
Pakaian tidak buruk / baru terus / bersuasanakan
pesta.
2.
Kaki tidak bengkak, walaupun hati terlukai tetapi
tidak sakit, tidak timbul akar pahit, tidak timbul kebencian kepada orang lain,
itu jaminannya.
Sesi yang kedua, sore hari ini
kita akan memperhatikan, cara berpuasa yang baik.
Terlebih dahulu kita melihat cara
berpuasa orang munafik: “Mengubah air mukanya dengan bermuka muram.”
Kita segera melihat,
orang-orang yang munafik....
Ada tujuh kemunafikan dari
orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat.
Yang pertama
Matius
23:13
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang.
Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu
merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
Perhatikan kalimat : “Sebab kamu sendiri tidak
masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.” Artinya;
melayani tetapi tidak memberi contoh teladan kepada sesama = munafik.
Melayani Tuhan tetapi tidak memberi contoh yang baik =
merintangi orang lain masuk sorga.
Matius 7:22
(7:22) Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga?
Mengusir Setan, bernubuat dan mengadakan
mujizat demi nama Tuhan, sampai kita kagum. Saya juga pernah melihat itu di
facebook, ada hamba Tuhan di luar negeri, hamba Tuhan ini mengadakan suatu
ibadah, lalu di tengah ibadah itu, seorang anak kecil disuruh berbicara, setiap
kali dia (anak kecil) berbicara, satu orang tumbang, kemudian dia bicara
kembali orang lain tumbang, tumbang lagi. Pertanyaannya; untuk apa tumbang?
Minggu depan ibadah yang sama, lalu tumbang, tumbang dan tumbang, untuk apa dia
tumbang? Apakah dengan tumbang-tumbang orang semakin dekat kepada Tuhan? Justru
ibadah terabaikan, hanya untuk mengadakan eksekusi tumbang, kemudian
pemberitaan firman terabaikan, itu merupakan kesalahan besar.
Tetapi ini bukan hanya sebatas tumbang, tetapi mengadakan
banyak mujizat kemudian bernubat, mengusir Setan, semua itu dilakukan demi nama
Tuhan, tetapi sekalipun demikian....
Matius
7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Sekalipun
nabi-nabi palsu ini mengadakan tiga perkara ajaib tersebut, Tuhan berkata
kepada mereka: “Aku tidak pernah mengenal kamu” kemudian Tuhan kembali
berkata: “Enyahlah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan.”
Tentu
Tuhan punya alasan mengatakan hal itu kepada nabi-nabi palsu.
Matius
7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia
yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga” Persamaannya, bukan karena nabi-nabi palsu telah
bernubuat, mengusir setan, mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan lalu
mereka masuk dalam kerajaan sorga, bukan itu ukurannya, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa di sorga, itu yang berhak masuk dalam kerajaan sorga =
memberi contoh teladan.
Jadi, ukuran suatu ibadah dan pelayanan yang berkenan
kepada Tuhan bukan dilihat dari mujizatnya, ukurannya adalah siapa yang melakukan
kehendak Dia.
Seribu kali mujizat terjadi di depan mata, kalau orang
yang melihat mujizat itu tidak melakukan kehendak Allah Bapa, dia tidak layak
masuk dalam kerajaan sorga, di sini kuncinya.
YANG KEDUA
Matius 23: 14
(23:14)
[Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu
mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti
akan menerima hukuman yang lebih berat.]
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengelabui mata orang dengan doa
yang panjang-panjang tetapi menelan rumah janda-janda.
Janda-janda itu berarti perempuan yang tidak bersuami atau tubuh yang
tidak mempunyai kepala = tidak menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kesimpulannya, doa yang panjang-panjang tetapi menelan rumah janda-janda
= munafik.
YANG KETIGA
Matius 23: 15
(23:15)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk
mentobatkan satu orang saja menjadi penganut
agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua
kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Menobatkan seseorang tetapi setelah bertobat pemikirannya digiring untuk
menganut agama itu adalah suatu kejahatan dan kemunafikan.
Agama tidak menyelamatkan, yang menyelamatkan adalah Kristus sebagai Kepala.
Yang keempat
Matius
23:23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan
jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan,
yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan
yang lain jangan diabaikan.
Kemunafikan
yang keempat ini adalah; “Mengembalikan sepersepuluh (milik Tuhan), tetapi
mengabaikan yang terpenting dalam hukum Taurat yaitu; keadilan, belas
kasihan, dan kesetiaan.” Seharusnya, yang satu dilakukan yang
lain jangan diabaikan.
Perhatikan:
- Kalau keadilan diabaikan maka yang
lemah akan tertindas, kenapa? Karena
masih dalam kelemahan (dosa). Yang menyebabkan seseorang tertindas bukan salib
melainkan dosa (kelemahan).
-
Kalau belas kasih diabaikan, berarti
tidak memperhatikan kesusahan orang lain.
Puteri Firaun mengangkat
Musa dari sungai Nil itu karena belas kasihan, kemudian Yesus memberi makan
5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan itu karena belas kasihan, Yesus memberi
makan 4000 orang itu juga karena belas kasihan. Berarti kalau belas kasih
diabaikan; orang susah tidak tertolong.
-
Kalau kesetiaan diabaikan maka
pekerjaan Tuhan akan tertunda.
Yang main musik, ada
pemain drum, ada pemain keyboard, ada pemain gitar, ada pemain bass, namun beberapa waktu lalu pemain bass tidak setia,
akhirnya pelayanan terganggu, pekerjaan Tuhan tertunda.
Itulah kerugian kalau mengabaikan tiga hal. Sepersepuluh (milik Tuhan) dikembalikan
kepada Tuhan tetapi tidak boleh mengabaikan keadilan, belas kasih dan kesetiaan.
YANG KELIMA.
Matius 23: 25
(23:25)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya,
tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
Cawan dan pinggan mereka bersihkan sebelah luarnya tetapi sebelah
dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan. Itu kemunafikan.
Aturan-aturan secara manusiawi kita pandai, kita tahu semua
aturan-aturan sehingga bagian luarnya bersih tetapi dalamnya penuh dengan dua
hal:
1.
Rampasan.
Hubungan saya dengan Tuhan tidak boleh dirampas oleh
siapapun. Tetapi ahli Taurat dan orang Farisi penuh dengan rampasan.
2.
Kerakusan.
Apa rakus? Rakus itu tidak ada rasa puas. Seperti
bangsa Israel di padang gurun, sekali waktu mereka dikuasai roh kerakusan
sampai akhirnya mereka menginginkan untuk kembali lagi ke Mesir.
Mesir -> dunia, di dalamnya terdapat keinginan
daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup...1
Yohanes 2:16.
Andaikata di dalamnya tidak penuh kerakusan, tidak akan
pernah memikirkan Mesir. Saya kira pengertian ini tidak boleh diabaikan. Jangan
diabaikan. Terimalah dengan rendah hati supaya kita tidak mati.
YANG KEENAM.
Matius 23: 27
(23:27)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah
luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang
belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Kemunafikan yang keenam ini digambarkan seperti kuburan yang dilabur
atau dicat putih sehingga kelihatan bersih sebelah luarnya tetapi di dalamnya
penuh dengan tulang belulang dan kejahatan dan kotoran. Ini kemunafikan.
Perencanaannya bagus bahkan indah, seindah kuburan yang dilabur putih.
Tetapi tersirat di dalam hatinya suatu yang jahat. Itulah kotoran, tulang
belulang.
Kalau tulang yang baik; dia akan tersusun dengan baik di dalam raga, itu
sebabnya tulang-tulang Yesus tidak dipatah-patahkan supaya tetap tersusun
dengan rapi.
Ketika Allah selesai mengadakan pengoperasian (mengambil dari rusuk
Adam), dari tulang rusuk ini dibangunkan seorang perempuan, dibawa kepada
manusia itu (Adam). Lalu Adam berkata: inilah tulang dari tulangku, daging dari
dagingku (tersusun dengan rapi). Inilah kuasa salib. Sedangkan kemunafikan
orang-orang Farisi dan ahli Taurat sudah menjadi tulang belulang, sudah menjadi
kotoran.
Adakah kita pernah merenungkan karya salib untuk menyusun
tulang-tulang-Nya tetap rapi tersusun? Adakah kita pernah merenungkan bahwa
Tuhan baik sehingga kita tidak munafik seperti kuburan yang dilabur putih?
Andaikata kita betul-betul merenungkan karya salib, kita tidak akan mungkin
berlaku munafik dengan kemunafikan yang digambarkan seperti kuburan.
Kita hanya bisa menangis saat melihat gambar Yesus disalib. Hanya
sebatas tangisan tetapi tidak ada wujud
keubahan, sama seperti tulang belulang (kotoran).
YANG KETUJUH
Matius 23: 29-31
(23:29)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu
orang-orang saleh
(23:30) dan
berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut
dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
(23:31) Tetapi
dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah
keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Kemunafikan yang ketujuh dari ahli Taurat dan orang Farisi adalah
membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh, tetapi
membunuh nabi-nabi.
Makamnya dibangun dan tugu-tugunya diperindah tetapi nabinya dibunuh,
itu adalah kemunafikan. Seolah-olah mengasihi tetapi sebetulnya membenci, itu
sama dengan membangun makam memperindah tugu.
Melayani dengan baik tetapi pada saat firman disampaikan, ditolak, itu
adalah kemunafikan.
Tujuan
kemunafikan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi...
Matius 6: 16
(6:16)
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.
Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Menjalankan ibadah puasa dengan kemunafikan tujuannya adalah supaya
orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Jadi mereka beribadah melayani supaya dilihat oleh orang lain, bukan
untuk Tuhan.
Bagaimana dengan kehadiran kita sekarang? Kita datang apakah supaya
dilihat si A, si B? Tujuan kita beribadah untuk apa? Supaya dilihat orang atau
dilihat Tuhan Yesus?
Matius 23: 2-4
(23:2)
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab
itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
(23:4) Mereka
mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Ahli-ahli Taurat dan orang farisi melayani Tuhan hanya dimaksud supaya
dilihat orang lain berarti, ibadahnya, pelayanannya bukan untuk Tuhan, tetapi
mereka mengerjakan itu semua hanya supaya dilihat orang lain (kepentingan
pribadi).
Praktek
di tengah-tengah pelayanan.
Matius 23: 5-7
(23:5) Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka
suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah
ibadat;
(23:7) mereka
suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Praktek kemunafikan ada tiga.
Yang Pertama.
a.
“Mereka memakai tali sembahyang yang
lebar”, artinya;
mereka ingin menunjukkan kepada orang banyak bahwa mereka terikat dalam kasih
Allah (Ulangan 6:5-8).
Jadi tali sembahyang itu menandakan bahwa seorang imam
betul-betul mengasihi Allah.
b.
“Mereka memakai jumbai yang panjang”, artinya;
mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mengingat firman yang harus dilakukan (Bilangan
15:38).
Yang Kedua.
a.
Dalam perjamuan makan mereka duduk
di tempat terhormat.
b.
Di dalam rumah ibadah duduk di
tempat terdepan.
Intinya dari dua perkara ini, mereka gila hormat, ingin dihargai.
Yang Ketiga.
a.
Suka menerima penghormatan di pasar.
b.
Suka dipanggil rabi.
Apa itu rabi?
Matius 23: 8-9
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi;
karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
(23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di
bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Hanya satu Rabi
yaitu Bapa di Sorga, hanya satu guru, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Matius 23: 9-11
(23:9) Dan
janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu,
yaitu Dia yang di sorga.
(23:10)
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu
Mesias.
(23:11)
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Kalau mau menjadi yang terbesar, ayo layani Tuhan. Yang terbesar,
menjadi pelayan.
Sikap seorang pelayan Tuhan: merendahkan diri, artinya: tidak perlu gila
hormat, sebab barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.
Matius 6: 16
(6:16)
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.
Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
“Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” Dari mana? Dari orang-orang yang melihat mereka di bumi, tetapi sebaliknya, mereka tidak mendapat upah di sorga. Ingin yang mana? Upah di sorga atau di bumi?
Oleh sebab itu Tuhan mengecam kemunafikan orang-orang farisi dan
ahli-ahli Taurat.
Akibat kemunafikan.
Matius 23: 16-18
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin
buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan
orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang
menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu
mengikat.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (orang-orang munafik) melayani
tetapi terikat dengan perkara lahiriah, yaitu:
-
Terikat dengan emas yang ada di Bait
Suci.
Kerugiannya: mengabaikan kesucian (hidup suci).
-
Terikat dengan persembahan yang di
atas mezbah.
Kerugiannya: mengabaikan penyembahan (penyerahan
diri).
Supaya ibadah puasa kita
tidak sia-sia, cara yang benar dalam berpuasa...
Matius 6:17-18
(6:17) Tetapi apabila
engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
(6:18) supaya jangan
dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."
Cara berpuasa yang benar:
a.
“Minyakilah kepalamu.”
b.
“Cucilah mukamu.”
Keterangan: “Minyakilah kepalamu,” artinya:
hidup di dalam pengurapan.
Imamat 21:12
(21:12) Janganlah ia
keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus
Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah
dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Supaya tetap hidup dalam
pengurapan, “Janganlah ia keluar dari tempat kudus.”
Dalam pengajaran Tabernakel
tempat kudus itulah Ruangan suci, di dalamnya
terdapat tiga macam alat Ã
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
-
Meja roti sajian à ibadah
pendalaman alkitab disertai perjamuan suci.
-
Pelita emas à ibadah
raya minggu disertai kesaksian.
-
Mezbah dupa à ketekunan
dalam ibadah doa penyembahan.
Tekunlah dalam tiga macam
ibadah pokok (jangan keluar dari tempat kudus), supaya minyak urapan itu ada di
atas kepala. Keuntungannya; tidak melanggar kekudusan tempat kudus Allah,
berarti; tidak hidup di dalam dosa.
Yohanes 14:16-17, 26
(14:16) Aku akan minta
kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan
tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan
diam di dalam kamu.
(14:26) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa
dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes
16:8,13
(16:8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman;
(16:13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin
kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya
sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Kegunaan
Roh Kudus: (1) Menjadi
penolong, (2) Menyertai, (3) Penghibur, (4) Mengajarkan, (5) Mengingatkan, (6)
Menginsafkan, (7) Memimpin dalam seluruh kebenaran.
Itulah keuntungan kalau hidup
di dalam pengurapan. Salah satu kegunaan Roh Kudus adalah mengajar.
Saya senang sekali kalau minyak
urapan ada di atas kepala, sebab orang yang diurapi itu tidak akan susah di
ajar.
1 Yohanes 2:27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu
terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.
Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan
pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar
kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia
Kalau
minyak urapan ada di atas kepala, maka dia akan di ajar dalam segala sesuatu
dan tidak perlu di ajar oleh orang lain sebab Roh Kudus akan mengajar dia tentang segala sesuatu, dan pengajaran-Nya
itu benar, tidak dusta. Di sinilah kita dapat mengenali dan memahami diri kita,
sudah di dalam pengurapan atau belum, oleh sebab itu jangan merasa diri sudah
benar, ukurannya firman. Saya berharap supaya kita berada di tempat kudus, dengan
satu tujuannya; supaya minyak urapan ada di atas kepala.
Amsal
30:27
(30:27) belalang yang
tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,
Belalang
yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur menunjuk
kepada kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus, sehingga baik perkataan, sikap,
solah tingkah semuanya teratur. Kemudian, belalang adalah salah satu dari empat
binatang yang terkecil;
1.
Semut.
2.
Pelanduk.
3.
Cicak.
4.
Belalang.
Amsal
30:24
(30:24) Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat
cekatan:
Belalang
adalah salah satu dari empat binatang yang terkecil, namun yang cekatan,
mengapa cekatan? Karena dia hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Kesimpulannya;
kecil, tidak berdaya tetapi cekatan, menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia
ini.
Wahyu
5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu
dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi.
“Bermata tujuh
itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi”, artinya; menjadi kesaksian karena hidup di dalam
pengurapan Allah Roh Kudus. Bedakan dengan cara ibadah orang munafik tadi,
mengubah air muka dengan bermuram durja, berarti, tidak menjadi kesaksian.
Zakharia 4:10-14
(4:10) Sebab siapa yang
memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria
melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN,
yang menjelajah seluruh bumi."
(4:11) Lalu berbicaralah
aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan
di sebelah kiri kandil ini?"
(4:12) Untuk kedua
kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun
yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya
itu?"
(4:13) Ia menjawab aku:
"Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak,
tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang
berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!"
Kehidupan yang diurapi Roh Kudus
berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi. Berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi
berarti menjadi kesaksian di seluruh bumi.
Saat ini kita di hadapan
takhta, berdiri dekat Tuhan di seluruh bumi, menjadi kesaksian di bumi, itulah kedua
pohon zaitun yang terukir di sisi kanan dan kiri dari pada tempat minyak (pelita
emas), itulah Musa dan Elia.
Keterangan: “Cucilah mukamu.” = mencuci
panca indera, yaitu; mata, mulut, telinga, hidung, kulit
pipi.
Tentang: Mata yang
disucikan.
Tanda mata yang disucikan dikaitkan
dengan pribadi Yohanes pembaptis.
Yang pertama:
-
Yohanes 1:29
(1:29) Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus
datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang
menghapus dosa dunia.”
"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa
dunia”, artinya pandangan ini selalu diarahkan kepada korban Kristus, dampak
positifnya kita kuat terhadap ujian. Tetapi sebaliknya, kalau pandangan ini
diarahkan kepada perkara-perkara lahiriah / perkara di bumi, itu yang membuat
kita menjadi lemah.
Pandangan kita selalu mengarah kepada salib, kita akan kuat, sebab tolak
ukur dari segala sesuatu adalah salib Kristus, sehingga sekalipun banyak
pergumulan, kita kuat. Hari ini mungkin kita susah dan menderita soal makan,
minum, ekonomi atau keuangan, arahkanlah selalu pandangan kepada salib, maka
kita tidak akan goyah. Sebab sentral dari ibadah dan pelayanan kita ada salib.
Tanda mata yang disucikan:
Yang kedua.
-
Yohanes 1:35
(1:35) Pada keesokan
harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya.
(1:36) Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata:
"Lihatlah Anak domba Allah!"
“Lihatlah Anak Domba Allah!” Artinya; senantiasa
mengarahkan pandangan kepada Yesus Kristus yang adalah Raja dan Mempelai Pria
sorga.
Kalau pandangan ini senantiasa kita arahkan kepada Dia sebagai Raja dan
Mempelai Pria sorga maka otomatis kita akan mempersiapkan diri / menyongsong
Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Perhatikan orang yang menyongsong.
Matius 25:1
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga
seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong
mempelai laki-laki.
Tujuan dari sepuluh gadis mengambil pelita
adalah untuk menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga, berarti, pandangan mereka
selalu mengarah ke sana, tetapi di tengah perjalanan rohani mereka ada yang
tertinggal, kemudian ada yang masuk.
-
Yang tertinggal -> lima gadis yang bodoh.
-
Yang masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba
-> lima gadis yang bijaksana.
Tentang: Telinga
yang disucikan.
Telinga
yang disucikan à orang yang dengar-dengaran.
1
Samuel 15:22
(15:22) Tetapi jawab
Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan
lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari
pada lemak domba-domba jantan.
Mendengar jauh lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan
jauh lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
Tuhan
berkenan kepada orang yang mendengar dan memperhatikan seruan-Nya = mendengar
suara panggilan.
Tentang:
Mulut yang disucikan.
Roma
10:9
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati, maka kamu akan diselamatkan.
Mengaku
dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, tidak ada lagi Tuhan selain Dia, berarti
lepas dari penyembahan berhala.
Kisah
para rasul 4:12
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam
Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Tidak
ada nama lain yang dapat menyelamatkan manusia selain nama Yesus.
Uang,
harta, kedudukan, jabatan, tidak bisa menyelamatkan hanya Yesus yang dapat
menyelamatkan, kenapa? Karena Yesus memiliki darah, oleh darah-Nya kita
ditebus, disucikan. Jadi mulut perlu disucikan.
Tentang:
Hidung disucikan.
Hidung
disucikan à orang yang hidup dalam doa penyembahan.
Nafas
hidup kita ini adalah doa penyembahan. Jadi hidung juga perlu disucikan
sehingga kita hidup di dalam doa penyembahan. Standard doa penyembahan:
berjaga-jaga selama satu jam.
Tentang:
Kulit/pipi yang disucikan -> orang-orang yang hidup di dalam kasih
Allah.
Kalau
kita tinggal di dalam kasih Allah, maka kita akan senantiasa merasakan kebaikan
dan kemurahan Tuhan.
Matius
16:17-18
(6:17) Tetapi apabila
engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
(6:18) supaya jangan
dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."
Semua
itu kita perbuat hanya untuk Tuhan bukan untuk dilihat orang lain, maka bapa di
sorga, bapa yang berada di tempat yang tersembunyi akan membalaskannya kepada
kita semua.
Beda
dengan cara ibadah puasa orang munafik, ia sudah mendapat upahnya (di bumi
lewat puji-pujian manusia), tetapi tidak mendapat upah di sorga.
Itulah
panca indera yang terlatih sehingga kita dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang jahat. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment