IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 SEPTEMBER 2017
“KITAB MALEAKHI”
Subtema: API
YANG DARI MULUT NABI.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, dan bersama
dengan kita ada Bapa Pdt. Tondang dari Medan, Tembung.
Mari kita bersama-sama
menikmati firman Allah malam hari ini. Firman penggembalaan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 4: 5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia
kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Perhatikan kalimat: “Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu
menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat.”
Dari pembacaan ayat ini, Tuhan
menunjukkan kemurahan hati Tuhan kepada kita semua, sebab hari Tuhan itu besar
dan dahsyat.
Yohanes Pembaptis pernah
berkata kepada orang Farisi dan orang Saduki: “hai kamu keturunan ular beludak, siapakah yang mengatakan kepada kamu
bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang.”
Oleh
sebab itu Yohanes diutus terlebih dahulu, menjelang datangnya hari Tuhan, yang besar dan
dahsyat.
Matius 11: 11-14
(11:11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara
mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih
besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga
lebih besar dari padanya.
(11:12) Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga
sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba
menguasainya.
(11:13) Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat
hingga tampilnya Yohanes
(11:14) dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia
yang akan datang itu.
Perhatikan kalimat: “Jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang
akan datang itu.”
Elia yang akan datang ->
pribadi Yohanes Pembaptis.
Markus 9: 11-12
(9:11) Lalu mereka bertanya kepada-Nya: "Mengapa
ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?"
(9:12) Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang
dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada
tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan
dihinakan?
Memang Elia akan datang dahulu
dan memulihkan segala sesuatu.
Lukas 1: 16-17
(1:16) ia akan membuat banyak orang Israel berbalik
kepada Tuhan, Allah mereka,
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh
dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan
hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian
menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."
Bukti terjadi pemulihan: “Ia
akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan Allah mereka”,
antara lain;
-
Membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya.
-
Membuat hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar.
Dengan adanya pemulihan ini,
maka Yohanes Pembaptis menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.
Maleakhi 4: 6
(4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik
kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku
datang memukul bumi sehingga musnah.
Perhatikan kalimat: “...supaya
jangan aku datang memukul bumi sehingga musnah.”
Jadi pada akhirnya, umat yang
layak, yang sudah dipulihkan tadi, terlepas dari penghukuman yang membinasakan,
inilah tujuan dari pada Tuhan mengutus nabi Elia terlebih dahulu.
Jadi kita bersyukur, hari-hari
ini kita boleh menikmati pelayanan dari firman para nabi, firman pengajaran
yang rahasia-Nya dibukakan, dengan kuasa Elia. Dengan satu tujuan; untuk
mengadakan suatu pemulihan. Kehidupan yang dipulihkan menjadi suatu umat yang layak, sehingga pada saat Tuhan datang,
terlepas dari penghukuman yang membinasakan.
Maleakhi 3: 16
(3:16) Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang
yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya;
sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan
TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."
Umat yang layak yaitu kehidupan
yang sudah dipulihkan, mereka itu adalah:
- “Orang-orang yang takut akan Tuhan.”
Takut akan Tuhan
membenci kejahatan, secara khusus: benci kesombongan (tinggi hati), benci
kecongkakan (keangkuhan), benci kepada tingkah laku yang jahat, benci kepada
mulut tipu muslihat (dusta). Itu orang yang takut akan Tuhan sesuai Amsal 8:
13.
-
“Mereka itu adalah orang-orang yang menghormati nama-Nya.”
Kita belajar untuk
menghormati nama-Nya, kita buktikan lewat ibadah dan pelayanan ini.
Kemudian, hubungan mereka
dengan sesama: Saling mendorong, saling membangun sesamanya,
dengan kata lain satu dengan yang lain saling memperhatikan.
Ada di antara kita yang baru
datang, saudara Ronald dan saudara Adi, tidak punya sepatu dan tidak punya
baju, kita belajar untuk memperhatikannya.
Itu tanda pemulihan. Itu umat
yang layak di hadapan-Nya.
Bukti bahwa mereka saling memperhatikan
sesama? Mereka berkata:
- “Tuhan memperhatikan dan mendengarnya” = Tuhan maha tahu.
Tuhan tahu
orang-orang yang mengasihi Dia, Tuhan tahu orang-orang yang menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, Tuhan tahu orang-orang yang sungguh-sungguh beribadah
melayani Tuhan. Sebaliknya, Tuhan tahu orang yang tidak sungguh-sungguh
mengasihi Dia, Tuhan tahu orang yang pura-pura mengasihi. Jadi saudara tidak
perlu menunjukkan kebenaran, kebaikan di hadapan saya, tunjukkanlah itu kepada
Tuhan.
Jadi saya sendiripun
harus berkata; Tuhan mendengar, Tuhan memperhatikan, artinya Tuhan maha tahu.
- “Sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan Tuhan dan
orang-orang yang menghormati.”
Artinya; Tuhan itu
ingat orang-orang yang takut akan Tuhan dan ingat juga orang-orang menghormati
nama-Nya.
Apa bukti Tuhan
ingat orang yang takut dan yang menghormati nama-Nya? Nama mereka ditulis dalam
kitab peringatan Tuhan. Dan kita semua harus mengatakan itu.
Maleakhi 3: 17
(3:17) Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku
sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan
mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
Sampai pada akhirnya, kehidupan
yang dipulihkan (umat yang layak) menjadi milik kesayangan Tuhan.
Kalau kita semua menjadi milik
kesayangan-Nya berarti juga disebut menjadi harta kesayangan-Nya. Harta
kesayangan-Nya berarti menjadi alat kemuliaan-Nya. Kita bukan lagi digunakan
menjadi senjata kelaliman, sebab kita sudah menjadi milik kesayangan-Nya.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara
orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang
yang tidak beribadah kepada-Nya.
Dan akhirnya, kita dapat
melihat perbedaan:
-
Antara orang benar dengan orang fasik.
-
Antara orang yang beribadah dengan orang yang tidak beribadah kepada
Tuhan.
Itulah kehidupan yang
dipulihkan, kehidupan yang layak, terlepas dari penghukuman yang membinasakan.
Kita bersyukur kepada Tuhan,
Tuhan baik kepada kita.
Pertanyaannya: MENGAPA YOHANES
PEMBAPTIS DISEBUT ELIA YANG AKAN DATANG?
Lukas 1: 17
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh
dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan
hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian
menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."
Yohanes Pembaptis berjalan
mendahului Tuhan dalam dua hal, yaitu:
1.
Berjalan dalam Roh.
2.
Berjalan dalam kuasa Elia.
Itu sebabnya Yohanes Pembaptis
disebut dengan Elia yang akan datang.
Tidak usah bingung mengapa
Yohanes Pembaptis disebut Elia yang akan datang.
Kita akan melihat, tentang: Kuasa
Elia menjelang kedatangan Tuhan.
Wahyu 11: 1-2
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh,
seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah
dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah
di dalamnya.
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di
sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada
bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua
bulan lamanya."
Tuhan memberi tugas kepada dua
saksi Allah (salah satunya Elia).
Yang Pertama: mengukur tiga hal, yaitu;
1.
Bait Suci Allah.
Dalam pelajaran
Tabernakel, Bait Suci itu terkena pada Ruangan Suci. Ruangan Suci semuanya
telah dilapisi dengan emas...Matius 23:16-17. Berarti berbicara tentang Bait
Suci, itu berbicara tentang iman yang telah dimurnikan. Iman yang dimurnikan
itu lebih tinggi nilainya dari pada emas fana yang telah dipanaskan tujuh kali
di dalam api...1 Petrus 1:7.
Kehidupan yang
tahan uji lebih berharga dari emas yang fana, lebih berharga dari segala-galanya.
2.
Mezbah -> doa penyembahan.
Doa penyembahan =
penyerahan diri secara total kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus
dan berkenan kepada Tuhan.
Persembahkanlah
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan.
3.
Mereka yang beribadah di dalamnya.
Di dalam Ruangan
Suci terdapat tiga macam alat -> ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Alat yang pertama: meja
roti sajian -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci.
Alat yang yang
kedua: pelita emas -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai
kesaksian.
Alat yang ketiga: mezbah
dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Tetapi pelataran Bait Suci
sebelah luar, itulah halaman, itu tidak masuk dalam ukuran, sebab telah diserahkan
kepada bangsa-bangsa lain, telah diserahkan kepada antikris, untuk diinjak-injak
selama 3.5 tahun.
Sekarang kita fokus
memperhatikan tugas yang kedua kepada dua saksi Allah, salah satunya Elia.
TUGAS YANG KEDUA.
Wahyu 11: 3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku,
supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari
lamanya.
Tugas yang kedua; “Bernubuat
dan berkabung selama 1.260 hari” = 42 bulan = 3.5 tahun.
Inilah tugas yang kedua.
Tentang: BERNUBUAT.
Bernubuat, artinya;
menyampaikan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan (disingkapkan); firman
yang dibukakan.
1 Korintus 14: 24-25
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang
yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan
diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam
hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku:
"Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."
Kuasa dari firman nubuat; menyingkapkan
segala rahasia yang terkandung di dalam hati = menyingkapkan segala yang
terselubung = dosa dibongkar dengan tuntas.
Inilah tugas yang kedua dari
nabi Elia menjelang datangnya hari Tuhan supaya nanti terjadi pemulihan. Berdoa
terus supaya kita boleh menikmati firman nabi di setiap pertemuan-pertemuan
ibadah kita sehingga dosa dalam segala bentuk dibongkar dengan tuntas supaya
nanti kita terlepas dari penghukuman yang membinasakan.
Hari Tuhan, besar dan dahsyat,
tidak ada orang yang dapat lari dari situ. Itu sebabnya Tuhan terlebih dahulu
mengutus nabi Elia.
Mari kita dengan rendah hati
menikmati firman nabi dengan kuasa Elia. Jangan menolak firman nabi, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, dengan kuasa
Elia.
2 Petrus 1: 19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh
firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat
yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di
dalam hatimu.
Sampai pada akhirnya hati kita diteguhkan oleh firman
para nabi,
karena dosa telah dibongkar dengan tuntas.
Kita
mengikuti Tuhan bukan lagi karena mujizat, bukan karena perkara lahiriah, bukan
karena gereja besar dan mewah, tetapi karena hati kita telah diteguhkan oleh
firman para nabi.
Perlu untuk diketahui;
memperhatikan firman para nabi (nubuatan) = Memperhatikan pelita yang
bercahaya di tempat yang gelap.
Malam ini kita perhatikan
firman nubuatan. Itu sama dengan memperhatikan pelita yang bercahaya di
tengah-tengah kegelapan.
Pada saat pelita bercahaya di tempat
yang gelap, dua hal terjadi:
Yang Pertama: “Sampai fajar
menyingsing.” Artinya; dilepaskan dari gelap, dihantar ke dalam terang.
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih,
imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya
kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Dilepaskan dari gelap, diantar
kepada terang -> bangsa yang terpilih (imamat rajani, bangsa yang
kudus, disebut juga umat kepunyaan Allah). Itu orang-orang yang melayani Tuhan.
Jadi setelah dipanggil, kemudian
dipilih untuk melayani Dia.
-
Dipanggil -> orang-orang yang telah
ditebus oleh darah Anak Domba.
-
Dipilih -> orang-orang yang melayani
Tuhan.
Itu orang yang dilepaskan dari
gelap, dihantar dalam terang. Bangsa yang terpilih.
Jadi kalau belum mengerti
pelayanan, orang yang seperti itu belum tentu disebut orang yang lepas dari
kegelapan dihantar ke dalam terang.
Orang yang melayani Tuhan,
pikiran dan hatinya tidak tumpul. Apa yang bisa kita perbuat, kerjakanlah semua itu untuk Tuhan.
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya;
karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka
bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi
suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan
memerintah sebagai raja di bumi."
Selanjutnya, orang-orang yang melayani Tuhan (imamat rajani) memerintah sebagai raja di bumi.
Memerintah, berarti bukan
diperintah dosa atau tidak diperbudak oleh dosa.
Wahyu 1: 5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang
pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi
ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya --
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu
kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan
kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Sampai pada akhirnya, bagi
Dialah kemuliaan, bagi Dialah kuasa sampai selama-lamanya.
Jadi kita melayani Tuhan untuk
hormat dan kemuliaan bagi Dia, bukan untuk mencari kehormatan, bukan untuk
mencari pekerjaan, tetapi untuk hormat, kemuliaan dan kuasa bagi Dia sampai
selama-lamanya.
Pada saat pelita bercahaya di tempat
yang gelap, dua hal terjadi:
Yang Kedua: “Bintang Timur Terbit Bersinar di Dalam Hati.”
Daniel 12: 3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya
seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bintang Timur -> orang-orang
yang bijaksana, yang menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Jadilah bintang Timur, sampai
selama-lamanya bercahaya di antara orang-orang yang bengkok hatinya. Orang yang
bijaksana tidak sama dengan orang pandai di dunia. Orang pandai di dunia bisa
saja dia pandai di suatu bidang, atau bidang-bidang yang lain, tetapi belum
tentu bijaksana, buktinya apa? Banyak melakukan dosa, banyak melakukan
kesalahan. Tetapi orang bijaksana, selain pandai, dia bijak, dia dapat menuntun banyak orang kepada kebenaran, dan di
sinilah kita harus mengerti.
Jadilah bintang-bintang di
cakrawala, menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Matius 2: 1-2, 9-11
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah
Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke
Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja
orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur
dan kami datang untuk menyembah Dia."
(2:9) Setelah mendengar kata-kata raja itu,
berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu
mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu
berada.
(2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah
mereka.
(2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan
melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu
emas, kemenyan dan mur.
Di sini kita melihat, Bintang Timur menuntun orang-orang majus
sampai kepada kebenaran.
Yesus adalah jalan, kebenaran,
dan hidup. Ketika orang majus sampai kepada kebenaran, selanjutnya mereka sujud
menyembah.
Orang-orang yang dituntun kepada kebenaran selanjutnya akan
sujud menyembah kepada Tuhan, mau merendahkan diri serendah-rendahnya. Dulu kita
ini orang sombong, angkuh, tidak tahu diri. Tidak tahu apa-apa dan merasa diri bisa dan mampu dan sebagainya.
Tetapi setelah bintang timur
menuntun orang majus sampai tiba kepada kebenaran itu, selanjutnya, mereka
mengambil sikap sujud menyembah kepada Tuhan.
Orang benar bukan dilihat dari
perkataannya, orang benar dilihat dari sikap penyembahannya. Jadi jangan saudara
merasa kalau seseorang, pandai bicara tentang firman, itu bukan ukuran
suatu kebenaran.
Orang benar dilihat dari
penyembahannya, yaitu: penyerahan diri kepada Tuhan, semakin merendah.
Banyak bicara tidak merendah,
tidak ada artinya.
Bukti hidup dalam penyembahan:
orang-orang majus mempersembahkan persembahannya kepada Tuhan berupa emas,
kemenyan dan mur.
Kita ikuti satu per satu.
Yang pertama: EMAS.
Berbicara tentang iman yang
telah dimurnikan = tahan uji, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak
suci.
Emas tetaplah emas sekalipun
dilempar ke dalam lumpur, ia tidak akan berubah menjadi lumpur.
Jadi emas itu berbicara tentang
kemurnian
(tahan uji), tidak mudah
dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.
Yang Kedua: KEMENYAN.
Kemenyan -> doa penyembahan.
Wahyu 8: 3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia
pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan
banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang
kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama
dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Lewat doa penyembahan, kita
berjumpa dengan Allah di dalam kasih-Nya seperti asap dupa kemenyan naik di
hadirat Tuhan.
Begitu kemenyan dibakar,
asapnya naik
di hadirat Tuhan, artinya; lewat doa penyembahan berjumpa dengan Allah di dalam kasih-Nya.
Yang ketiga: MUR.
Ini berbicara tentang kehidupan
yang diurapi oleh Roh Kudus.
1 Yohanes 2: 27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh
orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala
sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia
dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam
Dia.
Kehidupan
yang diurapi, tidak perlu diajar oleh orang
lain, karena Roh itu sendiri akan mengajar dia tentang segala sesuatu, dan
Pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta. Pendeknya, kehidupan yang diurapi rapi tersusun. Perkataan rapi tersusun, sikap
rapi tersusun, tindakan rapi tersusun, tidak lagi asal bicara. Tidak asal
bertindak, bertingkah laku, karena Roh Kudus yang mengajar. Semua tersusun dan
rapi, dan ajarannya benar, tidak salah. Sama seperti belalang, salah satu
binatang yang terkecil tetapi sekalipun tidak mempunyai raja, namun semuanya
berbaris dengan teratur...Amsal 30:27.
Persembahkanlah minyak mur kepada Tuhan.
Hal-hal yang terjadi pada saat dua saksi
termasuk Elia bernubuat.
Wahyu 11: 5-7
(11:5) Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti
mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan
jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati
secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya
jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas
segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan
segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.
(11:7) Dan apabila mereka telah menyelesaikan
kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi
mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.
Pada saat Elia bernubuat, lima hal yang terjadi.
1.
Keluarlah api dari
mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka
2.
Jikalau ada orang
yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu
3.
Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan
turun hujan.
4.
Mereka mempunyai
kuasa atas segala air, untuk mengubahnya
menjadi darah.
5.
Mempunyai
kuasa untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka.
Kita lihat hal yang pertama: KELUARLAH API DARI MULUT MEREKA
MENGHANGUSKAN SEMUA MUSUH MEREKA.
2 Raja-raja 1: 9-12
(1:9) Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang
perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang
sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: "Hai
abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!"
(1:10) Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira
itu: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan
engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu." Maka turunlah api dari
langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.
(1:11) Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang
perwira yang lain dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu orang itu berkata
kepada Elia: "Hai abdi Allah, beginilah titah raja: Segeralah
turun!"
(1:12) Tetapi Elia menjawab mereka: "Kalau benar
aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan
kelima puluh anak buahmu!" Maka turunlah api Allah dari langit memakan dia
habis dengan kelima puluh anak buahnya.
Seorang perwira dengan lima
puluh anak buahnya dimakan habis oleh api.
Demikian juga dengan perwira
yang kedua dengan lima puluh anak buahnya.
Perwira -> seorang pelayan Tuhan.
Lima puluh anak
buah -> kehidupan yang berada di tengah-tengah kegiatan
Roh Kudus.
Tetapi kalau tidak menghargai
seorang nabi yang sedang bernubuat, maka ia akan dimakan (dihanguskan) oleh
api. Tugas seorang nabi adalah bernubuat untuk menyingkapkan segala rahasia
yang terkandung dalam hati maka seorang raja, pemerintah, seorang pemimpin,
penguasa di negeri ini tanpa terkecuali harus takluk kepada nabi yang sedang
bernubuat (firman para nabi).
Banyak orang kristen mengalami
hal yang sama, tidak mau menghargai firman para nabi/nubuatan firman, dengan
bukti (emosi) dan panas hati saat dosanya dikoreksi = dimakan api. Kalau hal ini dibiarkan, pada akhirnya akan
binasa.
Bukti bahwa perwira yang
pertama dan kedua serta kelima puluh anak buah mereka tidak menghargai seorang
nabi, dilihat dari perkataan mereka.
Perwira yang pertama berkata: “Hai
abdi Allah, raja bertitah: turunlah”, sedangkan perwira yang kedua berkata:
“Hai abdi Allah, beginilah titah
raja: segeralah turun.”
Di
sini kita melihat, baik perwira, maupun lima puluh
anak buahnya, mati dimakan api. Biarpun seseorang adalah pelayan Tuhan, dan
berada di tengah kegiatan Roh Kudus, kalau ia tidak menghargai seorang nabi
yang sedang bernubuat, akan mati, dimakan oleh api.
Raja Daud saja setelah dosa, perzinahannya
dituding oleh nabi Natan, dia langsung tersungkur, tetapi Ahazia dengan dua
perwira yang diutus dan lima puluh anak buahnya tidak menghargai nabi yang
bernubuat, sehingga mati (binasa).
Jadi baik raja, baik pemimpin, penguasa,
pemerintah-pemerintah, besar kecil, laki-laki dan perempuan harus takluk kepada
firman para nabi, tidak boleh mengecilkan firman nubuatan.
Siapa perwira? Dan kelima puluh
anak buah mereka? Apabila tidak menghargai firman nubuatan akan mati (hangus).
Seperti yang tertulis: “Janganlah
engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik” Ulangan 25:4.
Saudara masih ingat waktu Daud
dituding dosa perzinahannya? Daud langsung tersungkur. Seorang nabi tidak takut
kepada siapapun persis seperti jari telunjuk menunjuk dosa (dosa
dituding-tuding). Seorang nabi tidak takut kepada siapapun pada saat ia
bernubuat, sebab firman Allah harus dinyatakan.
Apapun kita adanya, latar
belakang kita dari mana, siapapun kita, tetap harus takluk kepada nabi yang bernubuat.
Seperti apa sikap kita
menghargai seorang nabi yang sedang bernubuat?
Kita lihat utusan yang
ketiga ...
2 Raja-raja 1: 13-14
(1:13) Kemudian raja menyuruh pula seorang perwira
yang ketiga dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu naiklah perwira yang ketiga
itu dan sesudah sampai, berlututlah ia di depan Elia, serta memohon belas
kasihan kepadanya, katanya: "Ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan
nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga di matamu.
(1:14) Bukankah api sudah turun dari langit memakan
habis kedua perwira yang dahulu dengan kelima puluh anak buah mereka? Tetapi
sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu."
Yang patut kita contoh malam
ini adalah utusan yang ketiga, seorang perwira yang juga membawa kelima puluh
anak buahnya.
Sikap yang perlu kita contoh
malam hari ini adalah:
1.
Lalu naiklah perwira itu.
ini berbicara
tentang kedewasaan. Semakin kita dewasa, berarti kerohanian pun semakin naik.
2.
Berlutut -> orang yang rendah hati,
merendahkan diri saat dengar firman para nabi, merendahkan diri saat dengar
firman nubuatan. Ini sikap yang Tuhan mau. Kerohanian harus semakin meningkat,
naik.
Berbeda dengan utusan pertama dan kedua, pada saat dia naik ke gunung,
dia berkata: hai hamba Allah, turunlah. Ini adalah suatu perintah. Bagaimana
mungkin kita bisa mengatur firman nubuatan sesuka hati lalu kita setir hamba
Tuhan untuk menyampaikan firman yang enak-enak.
Tetapi yang benar; naik (kerohanian semakin meningkat), kemudian berlutut, merendahkan diri saat dengar
firman Tuhan. Nyawa orang yang seperti ini berharga di mata Tuhan. Jadikan
hidupmu berharga di mata Tuhan.
Hargai firman nubuatan, siapapun engkau, dari golongan apapun engkau,
hargai firman nubuatan, sehingga nyawa kita berharga di mata Tuhan.
Hal yang kedua: JIKALAU
ADA ORANG YANG HENDAK MENYAKITI MEREKA, MAKA ORANG ITU HARUS MATI SECARA ITU
2 Raja-raja 1: 15-17
(1:15) Maka berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia:
"Turunlah bersama-sama dia, janganlah takut kepadanya!" Lalu
bangunlah Elia dan turun bersama-sama dia menghadap raja.
(1:16) Berkatalah Elia kepada raja: "Beginilah
firman TUHAN: Oleh karena engkau telah mengirim utusan-utusan untuk meminta
petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di
Israel untuk ditanyakan firman-Nya, maka sebab itu engkau tidak akan bangun
lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan
mati."
(1:17) Maka matilah raja sesuai dengan firman TUHAN
yang dikatakan oleh Elia. Maka Yoram menjadi raja menggantikan dia dalam tahun
kedua zaman Yoram bin Yosafat, raja Yehuda, sebab Ahazia tidak mempunyai anak
laki-laki.
Akhirnya Ahazia mati secara itu
juga. Bagaimana dia memberontak kepada seorang hamba Tuhan, kepada seorang nabi
yang sedang bernubuat, demikian dia mati secara itu juga.
Minggu depan kita akan melihat
dua hal yang terjadi berikutnya saat seorang nabi bernubuat. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment