IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 07 APRIL 2018
STUDY YUSUF
(Seri 129)
(Seri 129)
Subtema: “DIKARUNIAKAN KAIN HALUS”.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya,
oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan kembali untuk melangsungkan
Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya.
Juga tidak lupa saya menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan dimanapun anda berada yang sedang menyaksikan live streaming video
internet, youtube, facebook, Tuhan kiranya memberkati kita sekaliannya.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pemuda Remaja tentang Study Yusuf.
Kejadian 41:42
(41:42) Sesudah itu
Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya
pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus
dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
Setelah Yusuf dilantik menjadi kuasa atas seluruh tanah
Mesir, Firaun memberikan tiga perkara kepada Yusuf:
1.
Cincin materai.
2.
Kain halus atau lenan halus.
3.
Kalung emas di leher.
Keteragan:
KAIN HALUS ATAU DISEBUT JUGA LENAN HALUS.
Kita awali dari Keluaran
39:27.
Keluaran 39:27
(39:27) Dibuat
merekalah kemeja dari lenan halus, buatan tukang tenun, untuk Harun dan
anak-anaknya,
Pakaian atau kemeja imam-imam terbuat dari lenan halus.
Wahyu 19:7-8
(19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.]
Di sini kita lihat, pakaian mempelai wanita Tuhan juga
terbuat dari lenan halus.
Lenan halus adalah perbuatan-perbuatan yang benar dan
adil dari orang-orang kudus.
Kesimpulannya;
kemeja (imam-imam) adalah kehidupan suci dengan perbuatan-perbuatan yang benar
dan adil.
Keluaran 28:2-4
(28:2) Haruslah
engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah
engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh
keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya
jabatan imam bagi-Ku.
(28:4) Inilah
pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada
raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian
kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan
imam bagi-Ku.
Memegang jabatan imam (melayani Tuhan) itu merupakan
perbuatan-perbuatan yang benar dan adil dari orang-orang kudus.
Jadi perbuatan-perbuatan yang benar dan adil dari
orang-orang kudus, itulah orang-orang yang memegang jabatan imam, melayani
Tuhan.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah
bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Jadi setelah ditarik dari kegelapan kepada terang-Nya
yang ajaib tujuannya, untuk
memberitakan kabar yang besar kepada orang-orang berdosa, untuk membawa mereka
kepada Tuhan. Itulah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus,
dari orang-orang yang melayani Tuhan.
Sebutan dari orang-orang yang melayani Tuhan, ini harus
diketahui, antara lain:
a. “Bangsa yang terpilih”.
Berarti, orang-orang yang dikhususkan bagi
Tuhan.
b. “Imamat yang rajani”.
Berarti, melayani dengan kuasa dari sorga.
Yesus lahir untuk menjadi Raja, Dia datang
ke dunia untuk memberi kesaksian tentang kebenaran.
c. “Bangsa yang kudus”.
Berarti, terpisah dari dunia dan terpisah
dari dosa.
d. “Umat kepunyaan Allah
sendiri”.
Sekarang kita lihat ...
Titus 2:14-15
(2:14) yang telah
menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan
untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin
berbuat baik.
(2:15) Beritakanlah
semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu.
Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.
Orang-orang yang melayani Tuhan (imamat kudus) bangsa yang terpilih rajin berbuat baik.
Rajin berbuat baik maksudnya ialah memberitakan salib
Kristus yang berkuasa untuk membebaskan manusia dari kejahatan. Itulah
perbuatan-perbuatan yang benar dan yang adil dari orang-orang kudus, dari
orang-orang yang melayani Tuhan. Itulah lenan halus.
Jadi kita ditarik dari kegelapan selanjutnya berada
dalam terang, menjadi imamat rajani.
Tujuannya hanya satu untuk memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Allah (karya Allah terbesar), itulah salib di Golgota berkuasa
untuk membebaskan manusia dari kejahatan selanjutnya dibawa kepada Tuhan.
Kita lihat lebih rinci tentang kejahatan manusia di
dalam Yesaya 43:20-21.
Yesaya 43:20-21
(43:20) Binatang
hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah
membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara,
untuk memberi minum umat pilihan-Ku;
(43:21) umat yang
telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku."
Pengajaran salib yang disampaikan, yang diberitakan
oleh orang-orang kudus berkuasa untuk membebaskan, yaitu:
-
Binatang
hutan -> kepada manusia daging.
Hidup
menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging tidak memikirkan hal-hal
yang dari roh, tidak memikirkan perkara di atas, perkara rohani yaitu ibadah dan
pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Tapi dengan memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah atau menyampaikan pengajaran salib
berkuasa untuk membebaskan binatang hutan, yaitu: manusia daging.
-
Serigala.
Serigala -> roh-roh jahat.
Pekerjaan dari pada roh-roh jahat adalah
untuk memisahkan manusia dari
Tuhan = liar tidak tergembala.
-
Burung
unta -> kepada dosa kenajisan.
Setelah
dibebaskan dari kenajisan,
dibebaskan dari dosa kejahatan, selanjutnya dibebaskan
dari binatang hutan atau daging
dengan segala tabiatnya, selanjutnya di sini kita melihat binatang hutan,
serigala, burung unta akhirnya memuliakan Tuhan.
Ulangan 7:5
(7:5) Tetapi
beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu
robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang
berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis.
Pekerjaan orang yang melayani
Tuhan, bukan hanya membebaskan binatang hutan, serigala, dan
burung unta, tetapi juga berkuasa untuk membebaskan manusia dari segala jenis penyembahan berhala.
Jenis-jenis penyembahan berhala antara lain:
-
Tugu
-> dosa kesombongan karena kedudukan dan jabatan.
-
Patung
-> dosa karena bergantung kepada manusia dan kekuatannya.
Inilah dua jenis penyembahan berhala.
Selain itu;
-
Setiap
mezbah harus dirobohkan, yaitu sarana atau tempat
untuk mempersembahkan
segala persembahan kepada berhala.
itu juga harus dirobohkan jangan mau
menjadi sarana untuk penyembahan berhala, robohkan.
-
Tiang-tiang
berhala dihancurkan, yaitu segala yang menopang
terjadinya penyembahan berhala.
Jangan gunakan alat-alat elektronik untuk
menopang penyembahan berhala, jangan gunakan uangmu, jangan gunakan apa saja
yang engkau miliki sebagai tiang penopang sehingga terjadinya penyembahan
berhala, itu juga harus dihancurkan.
Mezbah harus dirobohkan, tiang berhala harus
dihancurkan.
Syarat untuk
mengenakan pakaian putih:
Titus 2:14
(2:14) yang telah
menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan
untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin
berbuat baik.
(2:15) Beritakanlah
semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu.
Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.
“Nasihatilah dan yakinkanlah orang
dengan segala kewibawaanmu”.
Tadi perbuatan-perbuatan yang benar dan adil dari
orang-orang kudus adalah
memberitakan salib Kristus.
Selanjutnya syarat untuk mengenakan pakaian putih; nasihatilan dan yakinkanlah orang dengan
segala kewibawaanmu.
Mari kita lihat WIBAWA SEORANG IMAM di dalam Ulangan 14:1-2.
Ulangan 14:1-2
(14:1) "Kamulah
anak-anak TUHAN, Allahmu; janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun menggundul
rambut di atas dahimu karena kematian seseorang;
(14:2) sebab
engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk
menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka
bumi."
Ada dua syarat;
1.
Janganlah
kamu
menoreh-noreh dirimu.
2. Jangan menggundul rambut
di kepalamu.
Itu wibawa seorang imam.
Kita akan melihat dua hal ini.
Tentang:
“JANGAN
MENOREH-NOREH TUBUHMU” =
jangan menggoresi kulit tubuh.
Sekarang ini bukan hanya laki-laki saja yang
menoreh-noreh tubuh (menggoresi
tubunya)
dihari-hari terakhir ini
perempuan juga sudah menggoresi tubuhnya dengan
tinta itulah yang disebut
dengan tato. Menurut dunia itu adalah suatu wibawa, tapi
dalam Tuhan tidak.
Imamat 21:5
(21:5) Janganlah
mereka menggundul sebagian kepalanya, dan janganlah mereka mencukur tepi janggutnya,
dan janganlah mereka menggoresi kulit tubuhnya.
Jangan menggoresi tubuhnya karena seorang imam (pelayan Tuhan) harus hidup di dalam
kekudusan.
Sekarang kita mengadakan suatu study perbandingan.
2 Korintus 3:1-3
(3:1) Adakah kami
mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain
menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
(3:2) Kamu adalah
surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat
dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah
ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami,
ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada
loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Yang Tuhan mau supaya menjadi surat Kristus, surah
pujian, berarti firman Allah itu telah
mendarah daging karena firman Allah itu dimateraikan oleh Roh Kudus di dalam
loh-loh daging dan ditukik di dalam hati, itu yang Tuhan mau.
Jadi wibawa seorang imam itu adalah kekudusannya,
jangan terlihat perbuatan-perbuatan yang tidak baik = mencoreng, merusak kulit
tubuh.
Jadi dari perbuatan-perbuatan itulah terlihat sikap
seseorang itulah pakaian dari seorang imam.
Jadi kulit tubuh tidak boleh digoresi dengan perbuatan
yang tidak baik tapi biarlah kulit tubuh ini digoresi oleh firman Allah,
tapi bukan lagi digoresi dengan tinta, melainkan dimateraikan (ditulis) oleh Roh Tuhan pada loh-loh daging dan ditukik dalam
hati kita masing-masing, supaya menjadi kesaksian.
Itulah wibawa seorang imam.
2 Korintus 3:6-8
(3:6) Ialah membuat
kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang
tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang
tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
(3:7) Pelayanan yang
memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian
kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga,
cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan
menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
(3:8) betapa lebih
besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
Melayani dengan wibawa berarti menjadi pelayan-pelayan
dari suatu perjanjian yang baru disebut juga dengan pelayanan roh.
Sedangkan pelayanan tubuh
sama seperti
huruf-huruf yang tertulis pada loh-loh batu, itu mematikan, tidak berkuasa sebab bersifat lahiriah
Kalau ibadah kita hanya dijalankan secara lahiriah
tidak berkuasa dan tidak ada wibawanya, yang Tuhan mau kita menjadi pelayan-pelayan
dari suatu perjanjian baru, disebutlah dengan pelayanan roh, bukan lagi
pelayanan tubuh yaitu huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu, tetapi
pelayan-pelayan dari
suatu perjanjian baru.
Huruf itu mati tapi bisa diterangi dengan roh Tuhan itulah
pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, sebab itu jangan melayani secara
rutinitas saja, jangan melayani hanya bersifat lahiriah saja tapi betul-betul
menjadi kesaksian yang berkuasa, itu wibawa seorang imam. Berwibawa berarti
dihargai.
Tentang:
“MENGGUNDUL
RAMBUT DI KEPALA”.
Ini terjadi karena kematian seseorang, sebetulnya hal ini
tidak diperbolehkan.
Kesedihan membuat seseorang menjadi putus asa atau
putus pengharapan, akibatnya:
-
Kerajinan menjadi kendor.
-
Lalai dalam mempergunakan
karnia-karunia Roh Kudus, juga lalai dalam mempergunakan jabatan-jabatan yang
dipercayakan Tuhan.
Itu akibat kesedihan, sebab itu seorang imam dilarang
menggundul rambut kepala karena kematian seseorang.
Berarti apabila seseorang melayani Tuhan tidak boleh larut dalam kesedihan, kemudian
tidak boleh terjebak dengan situasi, keadaan, kondisi yang ada. Bangkitlah,
itu wibawa dari seorang imam.
Kalau melayani tanpa gairah (lemas-lemas) bagaimana orang mempercayai dirinya
untuk dilayani?
1 Korintus 11:3-4
(11:3) Tetapi aku mau,
supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah
Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah
Allah.
(11:4) Tiap-tiap
laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina
kepalanya.
Kalau lalai dalam mempergunakan karunia-karunia Roh
Kudus, lalai dalam mempergunakan jabatan-jabatan yang dipercayakan Tuhan karena
larut dalam kesedihan sama artinya menghina Kristus sebagai kepala.
Ada yang dipercaya sebagai pemimpin pujian, ada yang dipercaya pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, guru sekolah minggu,
infocus, multimedia, pengetikan kotbah, pengeditan kotban, live streaming (video internet) youtube dan
facebook, tidak boleh larut dalam kesedihan, karena kalau
larut dalam kesedihan dia lalai mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus yang
dipecayakan oleh Tuhan, dia lalai mempergunakan jabatan-jabatan yang
dipercayakan oleh Tuhan = menghina Kristus yang adalah kepala gereja.
Banyak
orang tidak menyadari bahwa kesedihan yang berlarut-larut dan terjebak
dengan situasi yang ada, sama
dengan menghina Kristus yang adalah kepala. Ini
harus menjadi perhatian kita mulai dari malam ini dan selanjutnya, apapun yang
terjadi tidak boleh larut dalam kesedihan,oleh sebab itu melayani harus dengan
wibawa.
1 Petrus 2:3-5
(2:3) jika kamu
benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
(2:4) Dan datanglah
kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia,
tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah
kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah
rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani
yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Saudaraku, biarlah kita semuanya menjadi batu hidup.
Batu hidup -> pelayan-pelayan
Tuhan (hamba-hamba Tuhan) yang berwibawa tidak larut dalam kesedihan, tidak
putus asa dan tidak terjebak dengan situasi dan keadaan yang ada…………Haleluya…….
Tujuannya adalah untuk pembangunan suatu rumah rohani.
Ada rumah secara fisik ada juga rumah Tuhan secara rohani. Batu hidup digunakan
untuk pembangunan rumah Tuhan/ rumah rohani.
Tadi kita ditarik dari kegelapan selanjutnya berada dalam terang
yang ajaib, tujuannya adalah untuk memberitakan perbuatan yang besar dari Allah yaitu: memberitakan Yesus yang
disalibkan yang berkuasa untuk membebaskan manusia dari kejahatan untuk menjadi manusia rohani(bangunan rohani),
itulah fungsi batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani.
Perhatikan syarat-syarat tadi, yaitu; dengan
meyakinkan orang lain dengan segala
wibawa.
Sebab itu tubuh jangan
digoresi dengan sesuatu yang tidak baik jadilah surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal
oleh setiap orang. Kemudian rambut di kepala jangan
digundul,
jadilah batu hidup untuk pembangunan
suatu rumah rohani.
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari
pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Jadi orang yang
melayani Tuhan, orang yang berdiri di hadapan takhta kasih karunia harus
memakai pakaian putih itulah yang disebut lenan halus.
Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku
kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku:
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan
mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak
Domba.
Jadi melayani Tuhan dengan mengenakan pakaian putih
itulah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus, menghargai korban Kristus.
Supaya pakaian itu tetap terjaga (tetap putih) berarti harus menghargai bahkan meninggikan
korban Kristus.
1Petrus 2:10
(2:10) kamu, yang
dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang
dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
Perlu untuk diketahui; kalau kita dipercaya untuk
melayani Tuhan (memberitakan
perbuatan besar dari Allah)
itu karena belas kasihan, karena
kemurahan hati Tuhan.
Melayani Tuhan semata-mata
bukan karena kekuatan, bukan karena kemampuan, bukan karena kecakapan, bukan
karena kepintaran seseorang tetapi oleh karena belas kasihan.
Wahyu 19:8
(19:8) Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.]
Dikaruniakan berarti melayani karena kepercayaan Tuhan,
sebab itu hargailah kepercayaan Tuhan, jangan sebentar rajin sebentar kendor. Giatlah selalu dalam melayani Tuhan.
Ukuran untuk
menjadi kepercayaan bukan diukur menurut kebenaran diri sendiri, melainkan menurut
ukurannya Tuhan, jadi jangan ada orang merasa lebih baik, lebih benar, lebih
suci. Pendeknya jangan ada yang
bermegah atas dirinya sendiri.
Semua
karena belaskasihan,
jadi jangan ada di antara
kita sebentar kendor sebentar rajin, hargai kepercayaan Tuhan sampai Tuhan
datang pada kali yang kedua. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment