“KITAB RUT”
(Seri: 6)
Subtema: PENGALAMAN SEORANG JANDA.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, salam di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati
Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci.
Tidak lupa saya juga menyapa
umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan dalam dan luar negeri di manapun anda berada selamat bersekutu, Tuhan Yesus
memberkati kita sekaliannya.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan dari Rut 1:7, namun kita awali dulu pembacaan untuk
mengingatkan kembali Rut 1:6.
Rut 1:6
(1:6) Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya
dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN
telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
Perhatikan kalimat; “Dari
Moab Naomi mendengar Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan
kepada mereka (bangsa Israel). Ini adalah berita gembira.”
Naomi menyambutnya sehingga
berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab.
Memang sebelumnya ada kelaparan
di tanah Israel untuk beberapa waktu lamanya.
Kalau dikaitkan dengan
perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, sebetulnya itu adalah sebuah
ajaran, sebuah didikan Tuhan kepada bangsa Israel.
Kita kaitkan dengan perjalanan
bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, mereka juga mengalami kelaparan
seizin Tuhan.
Ulangan 8:3
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau
lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak
dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup
bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Tuhan izinkan mereka (bangsa Israel) dalam keadaan lapar selama 40 tahun di padang gurun
lalu pada saat keadaan lapar itu Tuhan memberi mereka makan manna.
Manna -> firman Allah, yang
dulu tidak mereka kenal.
Sebelum tergembala dengan baik, dulu juga kita tidak
mengenal Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel dan sejauh ini kita telah digembalakan oleh
pengajaran Mempelai
dan Pengajaran Tabernakel, itu kemurahan Tuhan bagi kita semua.
Jadi yang pasti mereka diizinkan
mengalami kelaparan selama 40 tahun seizin Tuhan, sebab pada saat mereka lapar
Tuhan memberi mereka makan manna yang tidak mereka kenal, supaya mereka
mengerti bahwa manusia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut
Allah, itulah firman Allah.
Ulangan 8:1-2
(8:1) "Segenap perintah, yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup
dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan
TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang
kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh
tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui
apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya
atau tidak.
Sebelum memasuki serta
menduduki tanah perjanjian, bangsa Israel telah diajar untuk melakukan firman
Tuhan dengan setia, maka mereka harus mengingat perjalanan padang gurun selama
40 tahun.
Jadi perjalanan 40 tahun di padang
gurun menjadi guru, pengalaman hidup harus dijadikan guru, supaya jangan
melupakan Tuhan Allah.
Banyak di
antara kita mengalami hal-hal
yang enak ataupun yang tidak enak itupun harus menjadi guru supaya kita tidak melupakan Tuhan Allah saat kita beribadah
dan melayani kepada Tuhan, seperti bangsa Israel memasuki dan menduduki tanah
perjanjian. Lakukanlah semua itu dengan setia.
Matius 4:2-4
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat
puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini
menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah."
Setelah berpuasa 40 hari 40
malam Yesus mengalami kelaparan, lalu Iblis atau Setan, mencobai Yesus dan berkata; "Jika
Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Yesus menjawab; “Manusia hidup
bukan dari roti (makanan) saja, tetapi dari setiap
firman yang keluar dari mulut Allah."
Matius 4:1
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk
dicobai Iblis.
Yesus dibawa oleh Roh ke padang
gurun untuk dicobai Iblis, berarti ketika Yesus berpuasa selama 40 hari 40 malam itu atas seizin Tuhan supaya
selanjutnya Ia dicobai.
Pengalaman hidup harus menjadi guru yang baik, tidak
boleh dilupakan. Firman Tuhan sebagai ajaran dan didikan Tuhan harus dilakukan dengan baik, tidak boleh
dilupakan.
Barangkali hari ini kita
menangis bahkan meraung-raung karena tersentuh firman Tuhan tetapi tidak cukup hanya menangis harus ditindaklanjuti
dengan
keubahan hidup (melakukan firman dengan setia).
Jadi kelaparan yang terjadi
atas tanah Israel pada zaman para hakim memerintah tidak lebih dan tidak kurang itu adalah sebuah pelajaran, apakah
bangsa Israel berpegang kepada firman atau tidak, apakah mereka melakukan
firman dengan setia atau tidak.
Tanda-tanda bahwa
manusia hidup oleh firman:
1.
Mempertahankan kesuciannya.
Berarti tidak
menjatuhkan diri kedalam berbagai-bagai pencobaan...Matius 4:6-7.
Orang yang seperti
ini disebutlah hidup dalam Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh.
2.
Hidup di dalam penyembahan yang benar.
Tandanya; berbakti
hanya kepada Allah tidak kepada kerajaan dunia dengan segala
kemegahannya... Matius
4:8-10.
Hidup dalam
penyembahan yang benar menunjukkan bahwa ia tinggal dalam kasih Allah.
Sekarang kita memasuki Rut
1:7.
Rut
1:7
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu,
bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk
pulang ke tanah Yehuda,
Secara
khusus kita perhatikan Rut 1:7a “Maka
berangkatlah ia (Naomi) dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya.”
Ini
merupakan tindakan yang positif, ia berusaha melepaskan diri dari masa lalu yang kelam dan pahit. Sebab setelah di
Moab, Naomi menjadi janda serta Orpa dan Rut menantunya juga menjadi janda
setelah ditinggal mati oleh kedua anak Naomi, Mahlon dan Kilyon. Itu masa lalu
yang kelam dan pahit.
Lebih
pahit dari rasa pahit, kalau rasa pahit dapat ditawarkan dengan rasa lain,
tetapi pengalaman pahit itu akan teringat selalu.
Janda berarti tidak bersuami = tubuh
tanpa kepala.
Ratapan 1:1
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu
ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa.
Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.
Laksana
seorang jandalah ia, sekarang menjadi jajahan.
Pendeknya,
janda = menjadi jajahan.
Kita lihat pengertian
jajahan secara rohani.
Matius 8:19
(8:19) Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata
kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau
pergi."
Seorang
ahli Taurat berkata: “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau
pergi.”
Syarat
mengikuti Tuhan; sangkal diri dan pikul salib.
Kalau pengikutan kita tidak tepat dan benar seperti...
Matius 8:20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala
mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak
mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Keadaan tubuh tanpa kepala:
1.
Menjadi liangnya serigala.
2.
Menjadi sarangnya burung.
Terlebih dahulu kita ikuti;
Tentang: LIANGNYA SERIGALA -> orang yang dikuasai oleh roh jahat.
Pekerjaan roh jahat atau
serigala terlihat dengan jelas dalam Injil Yohanes 10:12.
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala,
dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang,
meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan
mencerai-beraikan domba-domba itu.
Pekerjaan dari serigala;
menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba = liar tidak
tergembala.
Kalau tubuh telah dikuasai oleh
roh jahat
menjadi liar, tidak tergembala.
Kita lebih rinci melihat
keadaan liar tidak tergembala.
Ayub 39:8-11
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau
siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
(39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai
tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.
(39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak
mendengarkan teriak si penggiring;
(39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya,
dan mencari apa saja yang hijau.
Keadaan liar tidak tergembala:
a.
“Ia menertawakan keramaian kota”, artinya: mengecilkan ibadah dan pelayanan.
Kalau kita
perhatikan Injil
Matius 5:35 di situ dengan jelas dikatakan bahwa Yerusalem adalah
kota raja besar. Di dalamnya ada kebenaran dan keadilan, tidak boleh ada sumpah, kalau ya katakan ya
kalau tidak katakan tidak, lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Di
dalam 2 Korintus 1:17-20, rasul Paulus melayani Tuhan bukan dengan serampangan, bukan antara ya dan tidak. Juga dalam pengikutan dan pengiringan kita kepada Tuhan
tidak boleh serampangan, tidak boleh ya dan tidak, tetapi
sebaliknya di dalam Dia hanya ada “Ya” , sebab Kristus adalah ya bagi semua janji Allah.
b.
“Tidak mendengar teriak si penggiring”, artinya; tidak mendengar suara gembala = tidak
dengar-dengaran = tidak mengikuti geraknya firman penggembalaan dalam suatu
penggembalaan = mengambil
jalannya masing-masing.
Kalau kita dengar suatu
perintah cukup satu kali tidak perlu diulang-ulang perintah itu, kalau
diulang-ulang = tidak dengar-dengaran.
Yang membuat hati
susah salah satu penyebabnya adalah tidak dengar-dengaran, dan itu kelemahan
Saul, sehingga Tuhan tidak mempertahankan dia duduk di atas takhta untuk menjadi
raja atas 12 suku Israel. Berbeda dengan Daud, dia adalah pribadi yang setia.
Itu sebabnya kalau
dilihat dari silsilahnya Yesus Kristus adalah anak Daud, anak Abraham, Yesus
adalah tunas Daud.
Perhatikan, dasar
kita melayani Tuhan adalah dengar-dengaran, bukan karena kemampuan daging, atau pengertian diri sendiri.
Tuhan tidak suka
melihat Saul karena dia adalah pribadi yang tidak dengar-dengaran, Tuhan
menolak Saul menjadi raja karena ia tidak dengar-dengaran.
Saya berharap roh
dengar-dengaran ini menguasai kehidupan kita semua, tidak perlu berkali-kali di
perintah atau dinasihati. Memang kalau tidak dengar-dengaran, lebih
bodoh dari pada orang dungu, lebih menyeramkan dari pada seekor beruang betina
yang sedang melahirkan anak, sesuai kitab Amsal.
c.
“Ia menjelajah gunung-gunung padang rumput”,
artinya; beribadah di sembarang tempat.
Tanda beribadah di
sembarang tempat: “Mencari apa saja yang hijau.”
Rumput
hijau memang makanan domba tapi tidak selamanya rumput hijau makanan sehat.
Saya buktikan dalam
Ibrani 6:1-3, asas-asas pokok (asas-asas pertama) dari
ajaran tentang
Kristus adalah percaya,
bertobat, dibaptis air. Kemudian di situ ada penumpangan tangan yang
diikuti dengan tanda-tanda heran
dan mujizat-mujizat, tetapi Rasul Paulus juga berkata selanjutnya beralih kepada
perkembangan-nya yang penuh, itulah Ibrani 6, dari minum susu selanjutnya menikmati makanan
keras untuk mendewasakan sidang jemaat, itulah pertumbuhan yang sehat.
Tetapi kalau tetap
minum susu dari tahun ke tahun, susu menjadi expaired, masa berlakunya terbatas akhirnya menjadi
racun. Maka tidak sedikit anak-anak Tuhan yang beribadah di sembarang tempat
berkata; yang terpenting firmannya om, yang terpenting cari firman om, padahal
itu salah.
Padahal di dalam Ulangan
12, Tuhan sendiri yang memilih tempat untuk beribadah kepada Tuhan,
supaya akhirnya mereka membawa
segala korban termasuk mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan. Kalau menjelajah, di semua gunung-gunung (tempat ibadah), maka otomatis dia tidak akan bisa membawa korban
bakaran kepada Tuhan termasuk korban-korban yang lain, karena pekerjaannya hanya menjelajah dan menjelajah, kiranya
hal ini menjadi pengertian besar
bagi kita semua.
Sekarang, tempat tinggal jika
liar tidak tergembala adalah tanah dataran.
Tanah dataran -> orang-orang
yang hatinya jauh dari Tuhan, yaitu orang-orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Ulangan 11:10
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk
mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang
setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun
sayur.
Tempat kita beribadah kepada
Tuhan disebut kebun
anggur bukan kebun sayur.
Anggur
-> kasih dan kemurahan Tuhan.
Ulangan 11:11
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk
mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang
mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
Saudaraku, tanah Kanaan adalah
tanah yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun
dari langit = hidup di dalam kemurahan
Jadi kalau kita
berada di dalam kebun
anggur Allah =
hidup di dalam kemurahan/bergantung kepada kemurahan Tuhan.
Bergunung-gunung dan berlembah-lembah ->
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, sebagai
kemurahan-Nya bagi kita semua. Berbeda dengan tanah Mesir, setelah ditabur dengan
benih selanjutnya harus diairi dengan jerih payah.
Berarti, orang harus
mengandalkan kekuatannya =
tanah dataran.
Pendeknya,
liar tidak tergembala, tempatnya
adalah: tanah dataran,
jauh dari kemurahan Tuhan.
Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang
yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang
hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Mengandalkan manusia dan
kekuatannya sendiri adalah orang yang hatinya jauh dari Tuhan.
Saya ingatkan kepada siapapun
yang dititipkan di tempat ini engkau bukan suatu kebetulan ada di tempat ini,
supaya hidupmu bergantung kepada kemurahan Tuhan, tidak lagi mengandalkan
manusia dan kekuatannya, sebab manusia dan kekuatannya terbatas.
Yeremia 17:6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang
belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di
tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik = tidak mengalami pemulihan.
Inilah yang dimaksud tanah
dataran sebagai tempat tinggal orang-orang yang liar tidak tergembala.
Bersyukurlah kepada Tuhan, dahulu kita tidak mengerti, tentang penggembalaan tetapi oleh kemurahan Tuhan, Ia menuntun dan memelihara kehidupan kita dalam kandang
penggembalaan ini.
Hari demi hari, semakin lama semakin mengerti, hidup digembalakan.
Digembalakan itu bukan sekedar
tubuh digembalakan tapi segenap hati, pikiran, perasaan dan akal budi, dan segenap kekuatan
dan segenap jiwa kita serahkan
kepada Tuhan.
Kejadian 11:1
(11:1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu
logatnya.
Anggota tubuh yang berbeda-beda kalau diikat dengan kasih akan menjadi satu, tandanya; satu logat, satu bahasa = satu rasa.
Kalau kita mengasihi sesama
dengan kasih agape pasti merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Apa yang
Tuhan mau itu yang kita lakukan, bukan melakukan apa yang kita mau
tanpa memikirkan orang lain.
Kejadian 11:2-3
(11:2) Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan
menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
(11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain:
"Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata
itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
Kemudian, membuat batu bata dan membakarnya baik-baik, lalu
bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Jadi saat mereka membangun kota
Babel dan sebuah menara di dalamnya, dengan pondasi yang terbuat dari batu bata.
Sesungguhnya
dasar dari bangunan Allah
adalah gunung batu,
itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan. Kemudian, bangunan itu tersusun dengan rapi, diikat menjadi satu
oleh karena kasih
Allah.
Pembangunan
kota Babel dengan sebuah menara di dalamnya, bertolak belakang dengan pembangunan tubuh Kristus.
Kejadian 11:4
(11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan
bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan
marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
Membangun atau mendirikan sebuah kota dan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit dasarnya adalah batu bata kemudian bangunan itu diikat oleh ter
gala-gala, tujuannya supaya mereka tidak terserak ke
seluruh bumi
(tetap satu).
Kejadian 11:5-8
(11:5) Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan
menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,
(11:6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa
dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai
dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan
dapat terlaksana.
(11:7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana
bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
(11:8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ
ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.
Tuhan melihat cara mereka
membangun kota Babel tidak memenuhi syaratnya Tuhan.
Akhirnya, Tuhan turun mengacaubalaukan bahasa mereka, sehingga mereka tidak bisa lagi
berkomunikasi dengan baik, akhirnya mereka terserak.
Perhatikan dasar kita melayani
Tuhan, perhatikan dasar kita mengikuti Tuhan mengiringi Tuhan, kalau tidak
memenuhi syaratnya Tuhan justru berserak, sehingga satu dengan yang lain tidak lagi saling mengerti,
tidak saling memahami, tidak lagi sama-sama merasakan, miss komunikasi, akhirnya tubuh yang
awalnya satu justru terpisah-pisah.
Tanah dataran adalah tempat
tinggal bagi mereka yang liar, tidak tergembala, tadi sudah
diterangkan.
Ayo, bahasa tubuh, bahasa mulut
semuanya untuk Tuhan Yesus bukan untuk siapa-siapa, supaya jangan miss
komunikasi, jangan ada yang menyakiti dan disakiti, ingat pengalaman masa lalu
jadi guru yang terbaik, jangan segera lupa.
Itulah
yang terjadi apabila tubuh menjadi liangnya serigala.
Tentang: SARANGNYA BURUNG -> dosa kenajisan = hidup dikuasai oleh roh najis.
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya:
"Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi
tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat
bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Babel itu adalah
tempat segala
burung yang najis (roh najis) dan yang paling dibenci Tuhan.
Apa yang dibenci oleh Tuhan
jangan disukai supaya jangan turut dibenci oleh Tuhan.
Pekerjaan roh najis: menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Saudaraku, sesungguhnya pembangunan
tubuh mengarah kepada dua arah yaitu:
1.
Pembangunan tubuh Kristus.
2.
Pembangunan tubuh Babel.
Kalau pembangunan tubuh tidak
mengarah kepada tubuh Kristus maka pembangunan itu akan mengarah kepada
tubuh Babel = pesta burung-burung.
Jadi ada dua pesta nanti
terjadi di hari-hari terakhir ini menjelang kedatangan Tuhan pada kali yang kedua yaitu:
Yang pertama.
Wahyu 19:6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai,
dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan
pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Kumpulan besar orang banyak seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat memasuki pesta
nikah Anak Domba menjadi mempelai wanita Tuhan, inilah yang disebut pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna.
Mereka itu memakai lenan halus, putih bersih
berkilau-kilauan, tanpa noda, tanpa kerut atau yang serupa itu, kudus dan tidak
bercela, itulah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.
Hati-hati, rencana Tuhan yang
paling besar adalah pembangunan tubuh Kristus bukan tanda-tanda
heran, bukan perkara lahiriah,
berkat-berkat di bumi.
Yang kedua.
Wahyu 19:17-18
(19:17) Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di
dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang
terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk
turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
(19:18) supaya kamu makan daging semua raja dan daging
semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua
penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang
kecil maupun yang besar."
Kalau pembangunan tidak mengarah pada tubuh Kristus
akan mengarah kepada pembangunan tubuh Babel, pesta burung-burung, dikuasai oleh roh
najis
= sarangnya burung -> roh najis.
Dalam kitab Hagai di
situ terlihat pembangunan rumah
Tuhan terhambat, penyebabnya adalah karena ikut campurnya orang-orang najis.
Maka tadi telah saya sampaikan
kalau roh najis masih menguasai kehidupan imam-imam sebaiknya jangan dulu melayani
supaya jangan terhambat
pembangunan tubuh Kristus.
Kalau tangan ini masih
mengurusi orang mati itu termasuk orang najis, sebab itu biarlah orang mati
mengubur orang mati, sebaliknya yang melayani gunakan dua tangan melayani Tuhan
syaratnya sangkal diri pikul salib.
Di sini kita melihat burung-burung makan daging
artinya; tubuh telah ditunggangi oleh roh najis. Kemudian,
yang ditunggangi roh najis
bukan hanya sekelompok orang, tetapi semua orang tanpa terkecuali, baik
pahlawan, baik daging panglima, baik daging kuda, baik daging penunggangnya,
baik daging semua orang tanpa terkecuali, baik hamba maupun yang merdeka, baik
laki-laki atau perempuan.
Jadi yang dikuasai (ditunggangi) oleh roh najis bukan yang memiliki rupa, yang cakap, menawan, tetapi yang tidak
memiliki rupa pun ditunggangi roh najis, bukan hanya orang kaya tetapi
orang miskin juga, bukan hanya
di kota tetapi
di desa juga. Roh najis tidak
memandang bulu, tidak memandang rupa, tidak memandang kaya atau miskin.
Di sini burung-burung memakan
daging mereka semua, berarti tubuh sudah menjadi sarangnya burung, dikuasai
oleh roh najis inilah pesta burung-burung.
Sekarang...
Wahyu 18:16,19-20
(18:16) mereka berkata: "Celaka, celaka, kota
besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang
dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja
kekayaan sebanyak itu sudah binasa."
(18:19) Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala
mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya: "Celaka, celaka,
kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah
menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah
binasa.
(18:20) Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu,
hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah
menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu."
Yang bersukacita bukan hanya orang-orang kudus, tapi
juga rasul-rasul, nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas kota
besar itulah kota Babel.
Selama roh najis, berkuasa, tidak
henti-hentinya tangisan, tidak henti-hentinya dukacita, tidak henti-hentinya
perselisihan satu dengan yang lain, tetapi setelah Babel, kota besar itu rubuh, bersukacitalah sorga, orang-orang kudus, rasul-rasul sukacita,
nabi-nabi sukacita.
Biarlah pembangunan tubuh Kristus dimulai dari kita
supaya orang di sekitar kita juga tertolong.
Dimulai saat ini dimulai dari diri kita masing-masing
supaya seisi rumah tertolong, rumah kita adalah GPT BETANIA
Serang-Cilegon, supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus. Kafir - Israel bersatu dimulai hari ini, malam ini, dimulai
dari diri kita.
Orang yang berada di kota raja
besar tidak suka membenarkan dirinya ya
katakan ya, tidak katakan tidak, lebih dari pada itu
berasal dari si jahat. Berarti orang yang suka bersumpah, klarifikasi,
membenarkan diri, itu berasal dari si jahat.
Ciri-ciri
janda/tubuh tanpa kepala:
Ratapan 1:2-5
(1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air
matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang
menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena
sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah
bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang
dapat memasukinya pada saat ia terdesak.
(1:4) Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena
pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya,
berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri
pilu hatinya.
(1:5) Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya
berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya;
kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.
Di sini kita melihat pada malam hari tersedu-sedu menangis -> orang yang mengalami
kesusahan,
menanggung sendiri penderitaannya
tanpa penghiburan dari orang
lain.
Tanda kesusahan:
-
Adanya perbudakan dosa.
Di dalam ayat 9
itulah dosa kenajisan melekat pada ujung kainnya, seharusnya pada ujung kain
gamis baju efod itu bergantung buah delima dan giring-giring berselang seling.
Buah delima -> kesatuan tubuh
Kristus.
Kemudian giring-giring,
tanda hadirnya imam besar di tengah-tengah ibadah diselenggarakan. Kalau pada ujung kainnya melekat kenajisan, maka dua hal itu tidak terlihat (buah delima dan
giring-giring), dan
tidak ada kesatuan tubuh, dan
tidak hadirnya seorang imam
besar untuk memperdamaikan umat-Nya, tidak mengalami pemulihan.
-
Pengunjung perayaan-perayaan tidak ada = tidak ada lagi ibadah dan pelayanan.
Kalau ibadah dan
pelayanan ini sudah mendarah daging, maka orang yang tidak beribadah dia akan
merasakan sesuatu yang tidak enak, dia akan merasakan ada yang hilang dalam
dirinya. Pendeknya; tidak akan mengalami damai sejahtera.
Tapi beda dengan
seorang janda yang senantiasa menangis tersedu-sedu, sunyi senyap, pengunjung
perayaan tidak ada = tidak ada lagi ibadah dan pelayanan.
“Sunyi senyaplah segala pintu
gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya” akhirnya imam-imam berkeluh kesah, karena
tidak ada perayaan.
Sekali setahun Imam besar akan membawa darah, lembu jantan dan darah domba jantan ke
dalam Ruangan Maha Suci sesuai perintah Tuhan, lalu mengadakan pendamaian dosa dengan tujuh kali
percikkan di atas tutup pendamaian dan tujuh kali percikan di
depan tabut perjanjian.
Sedangkan imam-imam
bertugas di
dalam RUANGAN SUCI untuk
memperhatikan tiga alat di dalamnya itulah; MEJA ROTI SAJIAN dan
selalu menyajikan roti tanpa ragi di atas meja setiap hari Sabat, kemudian PELITA EMAS, lampu dipadamkan dan dihidupkan pagi dan sore, MEMBAKAR
UKUPAN di atas mezbah.
Tetapi di sini kita
melihat janda tidak ada lagi ibadahnya, maka yang berkeluh kesah adalah yang
melayani Tuhan, tidak ada lagi pelayanan, tidak ada lagi pekerjaan untuk
memuliakan Tuhan.
-
Lawan-lawan menguasainya karena pelanggarannya, akibatnya kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.
Perjalanan
anak-anak Tuhan masih panjang sekali, tetapi di sini kita melihat anak-anak berjalan
di depan lawan sebagai tawanan,
padahal perjalanan anak-anak itu masih jauh ke depan.
Karena
Yerusalem sudah menjadi janda, anak-anak menjadi tawanan musuh sangat menyedihkan.
Kami suami dan
isteri sebagai gembala bertanggung jawab di sini kalau kami menyadarinya,
tapi saya mau menyadarinya.
Ingat perjalanan
gereja Tuhan masih panjang, jangan sampai anak-anak Tuhan (sidang jemaat)
berjalan di depan lawan sebagai
tawanan sampai seumur hidup maka kutuk nenek moyang harus dipatahkan.
Ratapan 1:6
(1:6) Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya;
pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput; mereka
berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya.
Pemimpin-pemimpinnya bagaikan
rusa yang tidak menemukan padang rumput, artinya; imam-imam yang melayani Tuhan tidak lagi mendapat
pembukaan rahasia firman.
Kalau kawanan domba tidak
diberi mendapatkan, tidak diberi minum, tidak diberi nafas hidup, kering kerontang, sesak bernafas.
Sehingga kalau kita melihat
keadaan mereka berjalan tanpa daya di depan orang yang mengejarnya, tidak bisa
melepaskan diri dari musuh/terikat.
Di hadapan Tuhan saya bersyukur, dan berterimakasih, karena Tuhan selalu menyatakan kasih-Nya,
kemurahan-Nya lewat pembukaan rahasia firma. Saya juga bersyukur buat doa-doa sidang jemaat, jangan sampai kita tidak mendapat pembukaan rahasia
firman.
Kita membutuhkan pembukaan
rahasia firman, supaya kita dapat melepaskan diri dari musuh yang sedang
mengejar, seperti si pendendam sebelum dendamnya terbalaskan ia tidak akan
berhenti.
Biarlah kita terus di padang
penggembalaan ini dengan senantiasa menikmati rumput penggembalaan, senantiasa menikmati
rumput hijau (pembukaan
rahasia firman)
di tempat yang Tuhan pilih, tidak di semua gunung-gunung (tidak menjelajah gunung-gunung), supaya di situlah kita membawa korban bakaran.
Kalau menjelajah
gunung-gunung tidak sempat
mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Ratapan 1:7
(1:7) Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara
dan penderitaannya, akan segala harta benda yang dimilikinya dahulu kala;
tatkala penduduknya jatuh ke tangan lawan, dan tak ada penolong baginya, para
lawan memandangnya, dan tertawa karena keruntuhannya.
Di sini kita perhatikan,
terkenanglah Yerusalem pada hari sengsara dan penderitaannya.
Kalau memang kita menyadari
segala kekurangan, kejahatan, kenajisan (tubuh menjadi liangnya serigala dan tubuh sudah
menjadi sarangnya burung), lalu pada akhirnya mengalami penderitaan, dan karena penderitaan ini
akhirnya kita terkenang dan menyadari, puji Tuhan. Ini yang Tuhan tunggu-tunggu,
yang Tuhan nanti-nantikan dari kita semua.
Firman yang kita terima pada malam ini kita kaitkan dengan pengalaman hidup, kiranya kita terkenang, dan menyadari diri.
Kembali kita memperhatikan.
Rut 1:7
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu,
bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk
pulang ke tanah Yehuda,
Pendeknya; Naomi meninggalkan
Moab, Naomi meninggalkan masa lalu yang kelam dan pahit, yaitu: menjadi seorang janda termasuk kedua menantunya Orpa dan Rut
Biarlah kita terkenang, biarlah
kita menyadari diri apalagi setelah kita terima firman malam ini.
Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment