IBADAH RAYA MINGGU, 18 MARET
2018
KITAB WAHYU
(SERI 48)
(SERI 48)
Subtema: HUKUMAN SANGKAKALA YANG KETIGA
(APSINTUS)
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua, oleh karena kemurahan Tuhan kita dimungkinkan melangsungkan
Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian pujian kita kepada Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa
anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan, di dalam dan di luar negeri di manapun anda berada, selamat bersekutu, selamat
berbakti kepada Tuhan, Tuhan Yesus Kristus memberkati kita sekaliannya.
Mari kita segera memperhatikan Wahyu
8 sebagai firman penggembalaan Ibadah Raya Minggu, sekarang kita akan
melihat ayat 10-11.
Wahyu 8:10-11
(8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya
dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan
ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga
dari semua air menjadi apsintus, dan banyak
orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
Hukuman
sangkakala yang ketiga; “jatuhlah (gugurlah) dari langit sebuah bintang
besar menyala-nyala seperti obor.”
Kita lihat dulu persamaan dari
bintang besar menyala-nyala seperti obor.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya
seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bintang-bintang yang bercahaya di
cakrawala -> orang-orang yang bijaksana.
Tugas mereka adalah menuntun
banyak orang kepada kebenaran.
Kita lihat kebenarannya di
dalam...
Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat
pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah
malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Ketujuh bintang itu adalah malaikat
ketujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil.
Malaikat ketujuh sidang jemaat
-> pemimpin-pemimpin atau guru-guru di dalam rumah Tuhan yaitu hamba-hamba
Tuhan yang menerima jabatan gembala yang bertanggung jawab menuntun sidang
jemaat dalam kebenaran.
Lalu kita kembali membaca.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya
seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun
banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Jadi posisi bintang-bintang di
cakrawala tetap untuk selama-lamanya,
artinya: orang-orang bijaksana menuntun banyak orang ke dalam kebenaran untuk
selamanya.
Jadi tidak boleh berhenti,
pekerjaan untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran itu tidak boleh
berhenti, pekerjaan itu tetap untuk selamanya.
Tetapi sangat disayangkan tadi
satu bintang besar jatuh (gugur)
dari langit. Seharusnya bintang-bintang tetap bercahaya di cakrawala, tetap
untuk selamanya.
Kita kembali...
Wahyu 8:10
(8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya
dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan
ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
Bintang besar yang jatuh itu, menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata
air.
Kemudian nama bintang yang
jatuh itu ialah apsintus,
sehingga secara otomatis sepertiga dari semua air akan menjadi apsintus.
Akibat jatuhnya satu bintang
besar ini: banyak orang mati.
Wahyu 8:11
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga
dari semua air menjadi apsintus, dan banyak
orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
Jadi akibat kejatuhan dari satu
bintang besar ini banyak orang mati, banyak juga orang berguguran.
Pendeknya; satu bintang besar
yang jatuh dari langit -> antikris.
Yesaya 14:12-15
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai
Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai
yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku
hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang
Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian
awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau
diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.
Satu bintang besar yang jatuh
dari langit itu adalah Bintang Timur putera Fajar, ia dilemparkan ke dalam
dunia orang mati.
Maka kita perhatikan kalimat
pada ayat 12, di sini dikatakan “hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!” artinya;
mengakibatkan banyaknya nanti orang mati.
Jadi bangsa-bangsa yang
dikalahkan itu sudah otomatis menuju kepada kebinasaan.
Yang masih bertahan di gunung
Sion lalu digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel patut bersyukur, jangan banyak sungut-sungut dalam segala
pengorbanan, bertahan, sebab pengorbanan kita tidak akan sebanding dengan
kemuliaan yang akan disediakan bagi kita.
Kemudian...
Yesaya 14:16-17
(14:16) Orang-orang yang melihat engkau akan
memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
(14:17) yang telah membuat
dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan
kota-kotanya, yang tidak melepaskan
orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?
Ketika bintang besar itu jatuh
dari langit;
a.
“Membuat bumi gemetar”, artinya: penduduk bumi menjadi takut dan kuatir
soal makan dan minum, soal masa depan. Tapi sebaliknya kalau kita selalu
memperhatikan, mata kita selalu tertuju pada salib Kristus dengan
kata lain menerim Pengajaran salib, tidak takut dan tidak kuatir soal makan minum, tidak takut dan tidak
kuatir soal masa depan.
b.
“Membuat banyak kerajaan-kerajaan bergoncang”, artinya: membuat banyak orang ragu tentang kebenaran
salib yang membenarkan dan menyelamatkan.
Sebab kalau kita
berbicara tentang kerajaan itu berbicara tentang kebenaran, sebab di dalam
kerajaan ada kebenaran. Yesus lahir untuk menjadi Raja dan Ia datang ke dunia untuk memberi kesaksian
tentang kebenaran.
c.
“Membuat dunia seperti padang gurun.”
Padang gurun =
tandus = gersang = kering-kering = tidak berbuah -> orang yang hatinya jauh
dari Tuhan yaitu yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri.
Ciri-cirinya: menghancurkan
kota-kotanya = tanpa ibadah dan pelayanan.
Kalau hatinya jauh
dari Tuhan = jauh dari ibadah dan pelayanan.
d.
“Yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung
pulang ke rumah” = terikat dan
terbelenggu dengan dosa.
Orang-orang memperhatikan
keadaan apsintus, bintang besar yang jatuh itu. Namun
kalau kita selalu mengarahkan pandangan
kepada salib Kristus
kita kuat
dan yang berkuasa melepaskan kita dari segala belenggu dosa.
Yesaya 14:20
(14:20) Engkau tidak akan bersama-sama dengan
raja-raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak negerimu dan membunuh
rakyatmu. Anak cucu orang yang berbuat jahat tidak akan disebut-sebut untuk
selama-lamanya.
Pendeknya; dengan gugurnya
bintang besar
tersebut ibadah dan
pelayanan dirusak dan banyak
rakyat terbunuh.
Pertanyaannya sekarang: dengan
cara apa kematian itu terjadi?
Kiranya Tuhan memberi jawaban
sebagai pertolongan, dan uluran tangan Tuhan kepada kita.
Wahyu 8:11
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga
dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab
sudah menjadi pahit.
Ketika apsintus itu jatuh sepertiga dari
air menjadi Apsintus dan air itu menjadi pahit. Berarti Apsintus artinya; pahit dan beracun, yang menyebabkan
kematian.
Banyak kerohanian
anak-anak Tuhan berguguran oleh karena apsintus ini.
Sekarang kita
akan melihat jalan keluarnya dari
satu peristiwa, semoga ini menjadi jawaban.
2 Raja-Raja
2:19
(2:19) Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa:
"Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi
airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi."
Saudaraku,
letak kota Yerikho itu baik tetapi sangat disayangkan airnya tidak baik dan
tidak sehat. Boleh dikata airnya itu pahit dan beracun, bagaikan ipuh sehingga
menimbulkan kematian dan keguguran. Jadi sebelum seorang ibu melahirkan ia
telah mengalami keguguran bayi, itulah sel-sel yang gagal.
Kalau dia
sehat bertumbuhnya juga sehat, menjadi anggota tubuh, menjadi sel-sel tubuh di
dalam Tuhan.
Yerikho adalah
gambaran dari dunia ini, artinya: kalau kehidupan kita bergantung kepada sumbernya
dunia ini akan menimbulkan kematian dan keguguran, sekalipun terlihat indah dan
menarik.
Sumbernya mata air sebetulnya adalah lidah kita yaitu kata-kata yang
baik yang keluar dari mulut, sesuai dengan Yakobus
3:8.
Yakobus 3:8
(3:8) tetapi tidak seorang pun yang berkuasa
menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh
racun yang mematikan.
Lidah adalah
racun yang mematikan dan menggugurkan apabila lidah sudah dikuasai oleh apsintus. Lidah dikuasai oleh apsintus artinya; perkataan-perkataan yang keluar dari
mulut seorang
hamba Tuhan itu pahit,
hal itu yang menimbulkan kematian
dan keguguran.
Yakobus 3:9-10
(3:9) Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan
dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
(3:10) dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.
Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Dengan lidah
memuji Tuhan kemudian dengan lidah yang sama mengutuki (manusia ciptaan Tuhan).
Pendeknya;
dari lidah keluar berkat dan kutuk, sebetulnya itu tidak boleh terjadi, apalagi
dari mulut (lidah) seorang hamba Tuhan sebagai bintang yang ada di tangan kanan
Tuhan tadi.
Ketujuh
bintang di tangan kanan adalah ketujuh malaikat sidang jemaat (gembala sidang), itulah pemimpin-pemimpin, guru-guru di dalam
rumah Tuhan yaitu hamba Tuhan
yang sudah menerima jabatan gembala di dalam mulutnya tidak boleh seperti itu,
tidak boleh ada kutuk dan berkat, di lidah seorang hamba Tuhan tidak boleh ada apsintus. Apsintus itu nanti yang akan menimbulkan
kematian dan seorang ibu akan mengalami keguguran.
Tugas seorang
ibu adalah mengasuh dan merawat. Ibu -> seorang gembala, maka seorang hamba
Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala dalam rumah Tuhan tidak boleh ada apsintus di dalam lidahnya.
Yakobus 3:11
(3:11) Adakah sumber memancarkan air tawar dan air
pahit dari mata air yang sama?
Adakah sumber
memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air (sumber) yang sama?
Jawabnya;
tidak ada.
Kita lihat ketika di mulut lidah seorang hamba Tuhan
ada apsintus.
1 Yohanes 4:1-3
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh
dunia.
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh
yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari
Allah,
(4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak
berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu
dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
Seorang hamba
Tuhan kalau dia berbicara soal-soal yang lahiriah, perkara yang ada di dunia ini, itu adalah
roh antikris dan antikris itu sudah ada di dunia sebab apsintus itu telah dilemparkan ke bumi.
Jadi perkataan
yang keluar dari mulut seorang hamba Tuhan yang dikuasai roh antikris, di
lidahnya itu ada apsintus, bagaikan air yang pahit, kalau itu dikonsumsi maka yang
mengkonsumsi itu akan menuju kepada kebinasaan.
Sejauh ini
kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, kita jauh
dari air apsintus, dalam hal ini kita patut bersyukur kepada
Tuhan.
1 Yohanes
4:4-5
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu
telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih
besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka
berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
Kalau
pemberitaan firman, berbicara hanya berbicara tentang perkara di dunia, berkat-berkat di dunia maka itu
adalah air Apsintus,
air yang pahit mematikan dan menggugurkan.
1 Yohanes 4:6
(4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal
Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak
mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
Kalau ia
berasal dari sorga, ia mendengarkan pengajaran salib, sebaliknya kalau ia tidak
berasal dari sorga, dia tidak mendengarkan pengajaran salib, itulah tandanya
air yang murni dan air yang pahit.
Dari situ kita
dapat membedakan mana air yang sehat dan mana air yang pahit.
Ciri air yang
sehat, air yang baik; berbicara seputar salib.
Ciri air yang
pahit; berbicara soal kerajaan dunia dan kemegahannya, berbicara soal
berkat-berkat atau
perkara-perkara di bumi. Itu ciri air yang pahit, itu mematikan dan
menggugurkan.
2 Timotius
2:14
(2:14) Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan
sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat
kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang
mendengarnya.
Kalau hamba
Tuhan memutar balik fakta maksudnya hanya berbicara soal dunia, itu mengacaubalaukan
kebenaran di dalam satu kandang penggembalaan.
Kalau di lidah
hamba Tuhan itu sudah ada Apsintus, akan memutar balikkan kebenaran itu di dalam suatu takhta (di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan) dalam kandang
penggembalaan.
Sebab itu
Rasul Paulus dengan nasihat-nasihatnya kepada Timotius supaya menjaga lidah dan
menegur orang-orang yang tidak sehat dalam ajaran, yang suka bersilat lidah,
memutar balik fakta, yang hanya suka membicarakan perkara di bawah (dunia), di
bumi ini saja.
Kita lihat
dulu sejenak di dalam...
1 Timotius
1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke
wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus
dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran
lain
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang
tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan
tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Kalau
mengajarkan ajaran lain atau sibuk dengan dongeng, sibuk dengan silsilah yang
tidak ada putus-putusnya, menghasilkan persoalan belaka, bukan tertib hidup
keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Kalau di mulut
lidah seorang hamba Tuhan sudah ada apsintus maka ia akan mengacaubalaukan kebenaran, itu
tidak bisa dipungkiri lagi.
Kemudia kita
lihat kembali.
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek
tua. Latihlah dirimu beribadah.
Jauhilah
takhayul, dongen nenek tua, latihlah dirimu beribadah. Pengajaran salib yang
kita terima melatih diri kita untuk memikul salib.
2 Timotius
4:3-5
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat
lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari
kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
(4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal,
sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!
Orang yang
melatih diri beribadah menguasai diri dalam segala sesuatu (hidup di dalam penguasaan diri).
Menguasai diri
dalam segala sesuatu berarti; sabar menderita, sabar melakukan pekerjaan
pemberitaan Injil.
Kita kembali
memperhatikan.
2 Raja-Raja
2:20-22
(2:20) Jawabnya: "Ambillah sebuah pinggan baru
bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya." Maka mereka membawa pinggan itu
kepadanya.
(2:21) Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan
melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: "Beginilah firman TUHAN:
Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau
keguguran bayi."
(2:22) Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari
ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa.
Di sini kita
melihat Elisa meminta pinggan berisi
garam, lalu garam itu dilemparkan ke mata air tersebut, sehingga sumber
mata air itu menjadi sehat dan tidak ada lagi seorang ibu mengalami keguguran.
Garam -> firman Allah.
Maka hamba
Tuhan sebagai sumber mata air yang baik di dalam lidahnya ada firman Allah
untuk menggarami umat Tuhan yang berkuasa menolak segala perkara yang busuk,
tidak ada lagi dosa yang disembunyikan. Dosa yang disembunyikan itu perkara yang busuk.
Seorang hamba
Tuhan sebagai sumber mata air yang baik, maka di lidahnya ada firman Allah, berkuasa menolak segala
perkara yang busuk.
Pendeknya;
kehidupan dengan firman Allah untuk diawetkan untuk menjadi suatu kehidupan
yang tidak binasa.
Doakan terus
supaya kita boleh menikmati firman Allah, di mulut lidah saya sebagai seorang hamba
Tuhan yang telah menerima jabatan gembala, ada firman Allah, menggarami untuk
menolak segala perkara busuk, sehingga kehidupan dengan firman Allah itu
diawetkan berarti; tidak binasa lagi.
Mazmur 141:3-4
(141:3) Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada
pintu bibirku!
(141:4) Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat,
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang
yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.
Kalau di mulut
lidah seorang hamba Tuhan sebagai sumber mata air ada firman Allah maka jauh
dari segala perkara busuk, Tuhan jauhkan hati kita dari segala kebusukan, Tuhan
jauhkan dari dalam hati kita segala perkara yang tidak baik, tidak sehat.
Maka sidang
jemaat juga tidak salah untuk doakan saya sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima
jabatan gembala supaya di mulut lidah bibir saya ini ada firman untuk
menggarami kita semua.
Doa saya
kepada Tuhan supaya di mulut lidah bibir saya ada firman, Tuhan taruh firman
Allah sebagai sumber mata air untuk menyehatkan kehidupan rohani kita, sehingga
terlihat pertumbuhan rohani yang sehat.
Pertumbuhan
rohani yang sehat ini akan mendewasakan kita arahnya kepada Kristus sebagai
kepala. Kalau ibadah pelayanan ini mengarah kepada Kristus sebagai kepala
otomatis anggota tubuh yang berbeda-beda akan menjadi satu, itu yang disebut
tubuh Kristus yang sempurna.
Yohanes 7:37-38
(7:37) Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak
perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia
datang kepada-Ku dan minum!
(7:38) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air
hidup."
Kalau kita percaya kepada
firman Allah maka dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup yang
akan membawa kepada kehidupan yang kekal.
Kalau menyadari diri sebagai
orang yang haus maka ia akan membutuhkan air kehidupan, air yang sehat yang keluar
dari mulut bibir seorang hamba Tuhan.
Yang haus (yang rindu) terhadap
air kehidupan nanti dari dalam dirinya akan mengalir aliran-aliran air hidup memberikan
kepada hidup yang kekal, diawetkan (tidak binasa).
Kita lihat.
Wahyu 14:5
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta;
mereka tidak bercela.
Di dalam mulut 144.000 orang
yang berdiri di bukit Sion tidak
terdapat dusta = tidak bercela.
Kalau dari dalam mulut tidak
keluar perkataan dusta menunjukkan kehidupan orang itu sempurna, tidak bercela
sesuai dengan yang tertulis di dalam kitab
Yakobus. Kalau orang itu tidak salah
dalam perkataan maka ia sempurna adanya, maka hidup
dan mati manusia ditentukan
oleh lidah ini.
Jadi firman Allah yang
menyempurnakan kehidupan kita.
Yakobus 3:2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal;
barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang
dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
“Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataan berarti ia
adalah orang sempurna.”
Sempurna dalam kehidupan
berarti ia dapat mengendalikan seluruh hidupnya.
Kita merindukan air yang sehat,
air yang murni, sehingga apabila apsintus menimpa 1/3 air, kita tidak mengalami kematian
dan seorang ibu yang mengandung tidak mengalami keguguran bayi.
Saat ini kita telah digarami
oleh firman Allah yang berkuasa menolak segala kebusukan di dalam hati (tidak
ada dosa yang disembunyikan) sekaligus menguatkan kehidupan kita, yaitu memperoleh hidup kekal. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment