IBADAH
RAYA MINGGU, 25 MARET 2018
KITAB
WAHYU
(Seri 49 )
Subtema: HUKUMAN SANGKAKALA YANG KEEMPAT.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, salam
di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan melaksanakan Ibadah Raya Minggu
yang disertai dengan kesaksian.
Mari kita segera memperhatikan firman penggembalaan
untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu
8, sekang kita akan melihat ayat 12.
Wahyu 8:12
(8:12)
Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari
matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga
sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang
dan demikian juga malam hari.
Malaikat keempat meniup sangkakalanya, maka
terpukullah:
-
Sepertiga dari matahari.
-
Sepertiga dari bulan.
-
Sepertiga dari bintang-bintang.
Sehingga sepertiga dari siang dan sepertiga dari malam
hari menjadi gelap.
Berarti, hukuman dari sangkakala yang keempat ini
memberitakan kebinasaan dari sepertiga alam semesta.
Yohanes 1:4-5
(1:4)
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
(1:5)
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Hidup dan terang ada suatu keterkaitan, sebab tanpa
terang tidak ada satupun yang hidup.
Jadi seluruh makhluk hidup sangat membutuhkan terang
dari matahari, terang dari bulan, dan terang dari bintang-bintang.
-
Matahari untuk siang hari.
-
Bulan dan bintang-bintang untuk malam hari.
Perlu untuk diketahui, bila terang matahari
bersinar:
-
Nikah jasmani dan nikah rohani akan hidup.
Nikah jasmani itulah hubungan antara seorang suami dan
seorang istri.
Sedangkan, nikah rohani itulah hubungan antar tubuh
dan kepala atau hubungan antara gereja Tuhan dan Kristus.
-
Pekerjaan dan usaha akan hidup.
-
Tanaman dan tumbuh-tumbuhan di ladang akan hidup.
Saudaraku, sekarang masih ada terang dan terang itu
bersinar 100%, masih utuh, belum berkurang.
Sebab nanti pada hukuman sangkakala yang keempat, sepertiga
matahari,
sepertiga bulan, sepertiga bintang-bintang menjadi gelap, otomatis
sepertiga siang hari menjadi gelap, sepertiga malam hari menjadi gelap.
Sekali lagi saya tandaskan, sekarang masih ada terang
dan terang itu masih bersinar 100%, masih utuh, belum berkurang, ini kemurahan bagi
kita,
jangan disia-siakan.
Yohanes 1:9-10
(1:9)
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam
dunia.
(1:10)
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak
mengenal-Nya.
Terang dari matahari, terang dari bulan dan terang
dari bintang masih bersinar di dalam dunia ini 100%, terangnya masih utuh di
dalam dunia ini, tetapi sayangnya manusia lebih menyukai kegelapan.
Yohanes 1:11
(1:11)
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya.
Perhatikan kalimat pada ayat 11 ini; “Orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya.”
Artinya; Yesus sebagai sumber terang itu ditolak oleh
dunia, sehingga sepertiga dari matahari, sepertiga dari bulan, sepertiga dari
bintang menjadi gelap, maka sepertiga siang dan sepertiga malam hari menjadi
gelap.
Ini adalah suatu bencana yang tidak bisa dihindarkan
lagi dan tidak untuk ditangguhkan, Tuhan tidak pernah menunda-nunda waktu.
Segala sesuatu yang telah ditentukan dari sejak semula
akan terjadi, sebaliknya manusia suka menunda-nunda, suka mengulur-ngulur waktu
untuk melakukan segala kehendak-Nya.
Telinga kita sudah mendengar sangkakala yang ditiupkan oleh malaikat sidang
jemaat yaitu hamba-hamba Tuhan yang telah ditetapkan sebagai penjaga.
Kemudian mata batin kita telah melihat Kristus
yang disalibkan, namun kita sering kali menunda-nunda untuk melakukan kehendak
Allah, karena manusia lebih menyukai kegelapan dari pada datang kepada terang
itu sendiri.
Yohanes 1:6-8
(1:6)
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
(1:7)
ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh
dia semua orang menjadi percaya.
(1:8)
Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Yohanes pembaptis diutus untuk memberi kesaksian
tentang terang itu.
Sekarang pertanyaannya; apa kesaksian Yohanes
tentang terang itu?
Matius 3:11
(3:11)
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang
kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan
kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Baptisan air adalah tanda pertobatan, itulah kesaksian
dari Yohanes pembaptis tentang terang itu.
Baptisan air adalah tanda pertobatan, artinya; berita
tentang salib yang disampaikan adalah berita penyucian. Pertobatan dan baptisan
itu diterangkan dengan jelas di dalam Tabernakel.
Pertobatan sumbernya adalah Mezbah Korban Bakaran yaitu berita salib.
Kemudian, baptisan air sumbernya adalah kolam
bejana pembasuhan tembaga yaitu, penyucian.
Efesus 5:26
(5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman,
Pendeknya; disucikan oleh permandian air dan firman.
Efesus 5:27
(5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Tujuan penyucian lewat berita salib yang disampaikan
adalah supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Kesimpulannya; penyucian lewat berita salib yang
disampaikan adalah dasar dari Pengajaran Mempelai.
Jadi apa yang disaksikan oleh Yohanes pembaptis
tentang terang itu, adalah: penyucian lewat berita salib yang disampaikan
yang
adalah dasar dari Pengajaran Mempelai.
Kita akan melihat bukti yang kuat.
Wahyu 7:9
(7:9)
Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan
kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai
jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Di sini kita melihat kumpulan besar orang banyak yang
tidak terhitung banyaknya, mereka itu datang dari segala bangsa dan suku dan
kaum dan bahasa, mereka itu berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih.
Memakai jubah putih -> kumpulan besar yang tidak
terhitung itu adalah bagian dari tubuh mempelai wanita Tuhan.
Sedangkan inti dari mempelai wanita Tuhan adalah
144.000 yang telah dimeteraikan dari semua suku (keturunan) Israel, itulah Wahyu
7:5-8.
Sedangkan, Wahyu
7:9 adalah bagian dari tubuh mempelai wanita Tuhan, mereka itu bukan bangsa
Israel tulen, mereka itu bangsa kafir tetapi akhirnya menjadi bagian dari tubuh
mempelai wanita Tuhan.
Ketika berada di hadapan takhta dan di hadapan takhta Anak
Domba, mereka itu memakai jubah putih, menunjukkan bahwa mereka
adalah bagian dari tubuh mempelai.
Kita akan melihat mereka dari dua sisi untuk jauh
lebih mengenal bahwa mereka itu adalah mempelai Tuhan.
Kita akan lihat terlebih dahulu dari sisi yang pertama.
Wahyu 7:14
(7:14)
Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata
kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang
besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba.
Sisi yang pertama: “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang
besar.”
Berarti diberi tanda huruf “T” pada dahi
mereka, sesuai dengan Yehezkiel 9:4-5.
Itulah tanda bahwa mereka itu benar-benar milik kepunyaan Allah, diberi tanda sebagai milik
kepunyaan Allah.
Kemudian, sisi yang kedua; “Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba.” Dengan demikian kita tidak perlu ragu pada penyucian
lewat berita salib adalah dasar dari Pengajaran Mempelai yang telah disampaikan oleh para rasul dan
para nabi.
Dalam menyampaikan firman Tuhan dan menjelaskannya, saya tidak perlu menceritakan dunia ini, cukup
menyampaikan ayat menjelaskan ayat, supaya jangan manusia
dagingku yang ditonjolkan.
Dari sisi yang kedua sudah jelas, bahwa mereka telah
mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Dengan
demikian kita tidak perlu ragu bahwa penyucian lewat berita salib adalah dasar
dari Pengajaran Mempelai yang telah disampaikan oleh para rasul dan para nabi.
Para nabi mewakili Perjanjian Lama, para rasul mewakili Perjanjian Baru.
Keterangan: PENGAJARAN
MEMPELAI YANG DISAMPAIKAN OLEH NABI.
Yesaya 62:3-4
(62:3)
Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di
tangan Allahmu.
(62:4)
Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan
negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan
dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang
bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan
bersuami.
Di sini kita melihat bahwa nabi Yesaya menyinggung
hubungan antara Israel dengan Allah sebagai hubungan suami dan
istri.
Berarti dapatlah kita mengambil suatu kesimpulan bahwa
nabi Yesaya ini memberitakan Pengajaran Mempelai, dalam hal ini kita tidak perlu ragu.
Lebih kuat...
Yesaya 62:5
(62:5)
Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah
Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya
seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang
hati atasmu.
Perhatikan kalimat pada ayat yang kelima ini: “Demikianlah Dia yang membangun akan
menjadi suamimu.”
Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel berkuasa untuk membawa gereja Tuhan masuk di
dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Menjadi tubuh Kristus
yang sempurna yaitu menjadi pengantin perempuan, sedangkan yang menjadi
pengantin laki-laki adalah Kristus Yesus, Dialah Allah yang hidup menjadi
manusia.
Jadi ternyata, Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel telah disampaikan oleh
seorang nabi.
Ukuran untuk mempelai harus menggunakan pola
Tabernakel yang disebut dengan Pengajaran
Tabernakel. Pengajaran Mempelai sejalan dengan Pengajaran
Tabernakel, sebagai tolak ukur untuk menjadi mempelai.
Kalau tidak menggunakan pola Tabernakel firman Tuhan yang disampaikan asal main comot ayat, akhirnya arah pembangunan Tabernakel atau arah pembangunan tubuh tidak jelas.
Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel untuk membawa gereja Tuhan masuk di dalam
pembangunan tubuh Kristus, rumah Tuhan yang sempurna. Berarti, menjadi
pengantin perempuan sedangkan yang menjadi pengantin laki-laki adalah Kristus Yesus, Dialah Allah yang hidup.
Yesaya 62:3
(62:3)
Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di
tangan Allahmu.
Perhatikan kalimat; “Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban
kerajaan di tangan Allahmu.”
Dengan penyebutan mahkota dan serban di
tangan Tuhan -> kepada pengantin perempuan dengan keadaannya sebagai yang
taat dan itu adalah perhiasan rohani dari pengantin perempuan, Mempelai Anak Domba.
Mahkota dari seorang istri adalah rambut yang panjang
adalah
tunduk, berarti taat.
Jadi,
berbicara tentang mahkota dan serban itu menunjuk kepada mempelai
wanita Tuhan
Lebih jauh...
1 Petrus 3:3-5
(3:3)
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut,
memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4)
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan
yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang
sangat berharga di mata Allah.
(3:5)
Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu
perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk
kepada suaminya,
Perhiasan rohani dari pengantin perempuan adalah
tunduk kepada suaminya.
Secara lahiriah istri dalam rumah tangga tunduk, secara
rohani gereja Tuhan adalah istri juga harus tunduk kepada Kristus sebagai
kepala.
1 Petrus 3:6
(3:6)
sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu
adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Ketundukan di sini seperti Sarah taat kepada Abraham
suaminya, itu mahkota dari pengantin perempuan mempelai Anak Domba, dan serban di kepala, yaitu rambut panjang artinya tunduk kepada suaminya seperti Sara taat kepada
Abraham.
Itu yang Tuhan mau, perhiasan semacam ini yang Tuhan
mau dari gereja Tuhan, dari saya dan saudara sebagai mempelai perempuan-Nya.
Mazmur 45:14
(45:14)
Keindahan belaka puteri raja itu di dalam, pakaiannya berpakankan emas.
Ayat
ini dibagi menjadi dua bagian: yang pertama; “Keindahan belaka puteri raja itu ada di dalam”, yaitu tunduk kepada suaminya = taat kepada pengajaran
salib Kristus, tadi sudah disinggung di dalam 1 Petrus 3:3.
Jadi yang pertama; tentang keindahan belaka puteri raja itu ada
di dalam yaitu tunduk kepada suaminya = taat kepada pengajaran salib.
Dasar dari Pengajaran Mempelai adalah berita penyucian oleh salib Kristus.
Bagian yang kedua; “Pakaiannya berpakankan (bersulamkan) emas.”
Emas -> kemurnian = tahan uji.
Wahyu 14:4
(14:4)
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka
adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka
ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi
Anak Domba itu.
Perhatikan, mereka tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, artinya; tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan
daging, sebab mereka itu murni seperti perawan -> mereka itu orang-orang
yang tahan uji.
Tadi yang pertama memiliki perhiasan rohani itulah
taat, tunduk kepada suami = taat kepada pengajaran salib, sumbernya dari roh
yang lemah lembut dan tenteram, manusia batin (dalam).
Selanjutnya “Pakaiannya berpakankan emas”, itu berbicara tentang kemurnian, tahan uji tidak
hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
2 Korintus 10:17-18
(10:17)
"Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
(10:18)
Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji
Tuhan.
Perhatikan, orang yang tahan uji adalah orang yang
dipuji Tuhan sebab mereka itu bermegah di dalam Tuhan.
Sedangkan orang yang memuji diri sendiri tidak akan
tahan terhadap ujian, karena ia bermegah dalam dirinya sendiri, bukan bermegah
di dalam Tuhan = hidup di dalam hawa nafsu daging.
Itulah pengajaran yang disampaikan oleh para nabi.
Keterangan: PENGAJARAN
MEMPELAI YANG DISAMPAIKAN OLEH PARA RASUL.
2 Korintus 11:2
(11:2)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan
suci kepada Kristus.
Rasul Paulus berkata, aku telah mempertunangkan kamu
kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Dalam hal ini Rasul Paulus telah memberitakan
pengajaran mempelai, sebagai rasul dia adalah pekabar mempelai, tidak perlu
diragukan lagi.
Jadi Pengajaran Mempelai dikabarkan oleh para nabi, juga dikabarkan
oleh para rasul, dan Rasul Paulus adalah pekabar mempelai.
Wahyu 19:6-8
(19:6)
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan,
Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8)
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka
bumi ini adalah pesta
nikah Anak Domba, bukan yang lain-lain.
Maka selalu saya jelaskan (saya tandaskan), sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, berarti;
yang tidak ada menjadi ada,
tidak punya uang menjadi punya uang, tidak punya mobil jadi punya mobil, sejuta kali terjadi mujizat semacam itu seseorang
tidak akan pernah bisa berubah atau bahkan sekalipun berkat-berkat melimpah terjadi di dalam hidup, seseorang tidak akan pernah berubah kalau tidak mengalami
penyucian lewat pengajaran salib.
Sebab itu sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di
atas muka bumi ini bukan soal berkat, bukan soal tanda-tanda
heran tetapi pesta nikah Anak
Domba, persis seperti apa yang dikatakan Rasul Paulus: “Aku telah mempertunangkan engkau kepada satu laki-laki
sebagai perawan suci”, sebab itu dia cemburu dengan cemburu ilahi.
Biarlah kita tetap mempertahankan pengajaran mempelai
sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasul Paulus ia cemburu dengan ajaran asing,
sebab sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini adalah pesta nikah
Anak Domba, bukan yang lain-lain, singkat saja (tidak perlu susah dimengertii) cari dahulu Kerajaan Sorga serta kebenarannya
semua akan bertambah-tambah, tapi jangan juga baru beribadah lalu
karena tidak ada yang
tambah tidak ibadah lagi, tidak seperti itu, Tuhan juga perlu melihat roh itu
harus diuji juga setia atau tidak. Yang baru datang (bergabung)
biarlah semakin sungguh-sungguh.
Ingat sasaran akhir dari ibadah dan
pelayanan kita di atas muka
bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba.
Di sini kita melihat Yesus tampil menjadi Raja dan
Mempelai Pria Sorga, sedangkan pengantin-Nya adalah mereka itu memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih.
Perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus, itulah pakaian putih.
Jadi, sikap dan
perbuatan itulah pakaian kita.
Sebab itu selalu saya anjurkan pada sidang jemaat teramat
lebih terhadap imam-imam yang
mengambil bagian dalam pelayanan, perhatikan pakaianmu, sikap perbuatan itulah
pakaianmu, cara duduk dengar firman perhatikan, sesuai dengan Injil Lukas 8:18 “Perhatikanlah cara kamu
mendengar firman”, sikap dan perbuatan itu pakaian.
Tidak ada artinya berkat kalau tidak memiliki pakaian
putih, tidak ada artinya mujizat-mujizat sejuta kali terjadi
di depan mata, kalau tidak memakai
pakaian putih, apa artinya.
Maka jangan keliru dengan ajaran-ajaran yang lain di
situ kecemburuan dari pada Rasul Paulus, cemburunya di sini bukan cemburu
membabi buta, cemburunya bersifat prefentif, mencegah supaya jangan jatuh dalam
dosa karena
ajaran lain, tanda-tanda heran (berita mujizat-mujizat), dan berita hanya berkat-berkat itu yang diwaspadai, karena
sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini adalah dipertunangkan
kepada satu laki-laki (pesta nikah Anak Domba).
Siapa mempelai laki-lakinya? Anak Domba. Mempelai
perempuan-Nya siapa? Mereka yang memakai pakaian putih. Apa
pakaian putih? Perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Jadi sudah jelas nabi menyampaikan pengajaran
mempelai, rasul juga menyampaikan pengajaran mempelai dan pengajaran
mempelai tidak asing bagi kita, ini firman Tuhan.
Dari awal saja juga sudah saya sampaikan ayat
menjelaskan ayat, tidak ada yang saya tambah-tambahkan.
Dan penjelasan ini perlu saya sampaikan, supaya kita
nanti juga memahami tentang sepertiga, tentang hukuman dari pada sangkakala
keempat dimana sepertiga matahari, bulan, bintang telah gelap.
Sehingga sepertiga siang hari menjadi gelap, sepertiga malam hari menjadi gelap, ini harus
saya sampaikan terlebih dahulu.
Di muka tadi saya sudah sampaikan terang itu sudah
datang ke dunia, tapi manusia yang di dunia ini lebih menyukai kegelapan.
Jadi lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang
benar dari orang-orang kudus.
Kita lihat dulu, perbuatan-perbuatan benar dari
orang-orang kudus?
Wahyu 14:1
(14:1)
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan
bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka
tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Itu sebabnya tadi saya katakan inti mempelai jumlah
144.000 orang dari dua belas suku (keturunan) Israel, sedangkan Wahyu 7:9 kumpulan orang banyak dari berbagai suku dan bahasa itu bangsa kafir tapi
juga jadi tubuh Kristus dan mempelai wanita Tuhan. Kita bersyukur semoga kita ada
di dalamnya.
Sasaran akhir dari ibadah
dan pelayanan di atas
muka bumi ini adalah pesta
nikah Anak Domba, tidak ada yang lain.
Cari dahulu kerajaan sorga maka semuanya
akan ditambahkan, kalau cari
uang nanti jauh dari Tuhan, jauh dari istri, jauh dari suami.
Wahyu 14:2-3
(14:2)
Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan
deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi
pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3)
Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat
makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian
itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus
dari bumi itu.
Anak Domba berdiri di atas bukit Sion bersama-sama
dengan Dia 144.000 orang, di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, artinya; di dalam pemikiran
mereka itu hanya ada hal-hal suci, prakteknya huruf T di dahi, sesuai
dengan Yehezkiel 9:4-5. T -> salib Kristus.
Kemudian Wahyu 14: 2-3,
di sini kita melihat ada suatu nyanyian baru di hadapan takhta itu, di depan
tua-tua dan empat makhluk, dan tidak ada satu orang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain 144.000
orang yang telah ditebus dari bumi, ini berbicara tentang persekutuan yang
indah dengan Tuhan seperti tubuh dan kepala menyatu.
Ketika ada hubungan antara tubuh dan kepala begitu
intim di situlah terjadi nyanyian baru, logat ganjil, bahasa roh, sama seperti
orang yang berada dalam doa penyembahan, ujung-ujungnya akan menghasilkan
bahasa lidah itu menunjukkan kepada persekutuan yang indah, hubungan suami dan
istri, kalau hubungan mereka begitu indah tidak ada yang tau siapapun.
Bahasa lidah tidak ada yang tau
selain dia dengan Tuhan, itu tanda hubungan itu begitu intim menghasilkan
nyanyian baru, begitu hebatnya pengantin perempuan ini.
Tadi saya sudah sampaikan usaha hidup, nikah hidup,
tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan di dalam hidup kalau ada sinar terang matahari. Alam jagat ini membutuhkan sinar terang matahari, nikah
jasmani nikah rohani hidup, usaha, pekerjaan, hidup, tumbuh-tumbuhan, tanam-tanaman di ladang hidup, semua makhluk hidup
membutuhkan terang sinar matahari.
Barulah kita melihat perbuatan-perbuatan benar dari
orang-orang kudus.
Wahyu 14:4-5
(14:4)
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah
orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus
dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba
itu.
(14:5)
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Adapun lenan halus atau perbuatan-perbuatan benar dari
orang-orang kudus itu antara lain:
a.
“Tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan.”
Artinya; tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan
daging.
b.
“Mengikuti Anak Domba itu kemana saja ia pergi.”
Artinya; sangkal diri pikul salib.
Sebab syarat mengikuti dan melayani Tuhan adalah
sangkal diri pikul salib, sesuai dengan Injil
Matius 16:24-25, sesuai dengan Injil
Yohanes 12:25 dan ayat berikutnya.
c.
“Ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban
sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba “ -> orang-orang yang melayani Tuhan atau orang yang berada di hadapan
takhta Allah dan takhta Anak Domba.
d.
“Di mulut mereka tidak terdapat dusta” -> mereka itu ada hidup di dalam kuasa Roh El
Kudus.
Kalau seseorang hidup di dalam Roh maka ia tidak akan
berdusta, kalau seseorang memberi diri dipimpin oleh Roh maka orang lain tidak
perlu mengajar dia sebab Roh itu akan mengajari dia dan ajaran-Nya itu benar tidak dusta (1 Yohanes 2:27).
e.
“Tidak bercela.”
Artinya; tidak terdapat kelemahan-kelemahan di sana-sini.
Itulah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang
kudus, itulah lenan halus putih bersih berkilau-kilauan.
Saya berharap dalam doa kepada Tuhan kiranya kita
dengan mudah mengerti ataupun belajar untuk mengerti supaya kita diberkati,
nikah jasmani diberkati, nikah rohani diberkati, hubungan suami dan
istri diberkati, hubungan tubuh
dengan kepala diberkati, jasmani rohani diberkati.
Wahyu 12:1
(12:1)
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya.
Pendeknya; matahari, bulan dan bintang adalah pakaian
mempelai.
Sebab tanda besar di langit itu adalah seorang
perempuan, gereja Tuhan yang sempurna itulah mempelai wanita Tuhan, pakaiannya
matahari bulan dan bintang.
Sebab kita melihat di sini matahari, bulan, dan
bintang sudah menjadi milik dari pada gereja yang sempurna, berarti ketika
sepertiga dari matahari, sepertiga dari bulan, sepertiga dari bintang menjadi
gelap, sehingga sepertiga siang dan sepertiga malam menjadi gelap, itu merupakan penghukuman
kepada orang-orang yang menolak pengajaran mempelai, yang hanya memalingkan telinganya kepada ajaran-ajaran soal berkat dan
tanda-tanda heran.
Bukan hanya rasul Paulus yang cemburu kepada
pemberitaan ajaran-ajaran yang lain, tanda heran dan mujizat ataupun
berkat-berkat, teramat lebih Tuhan.
Kalau kita tidak bisa mengendalikan diri, maka
perkara lahiriah
atau berkat-berkat ini bisa
memisahkan kita dari Tuhan, kalau hubungan kita sudah terpisah dari Tuhan otomatis
suami istri pasti berpisah tidak dapat dipungkiri, uang tidak pernah bisa
mempersatukan hubungan suami dan istri atau hubungan intim antara tubuh dengan kepala.
Jadi sudah jelas itu penghukuman kepada orang-orang
yang menolak pengajaran mempelai.
Sekarang ini kebencian terhadap Pengajaran Mempelai sudah sangat terlihat sekali, sudah
jelas-jelas, sudah terang-terangan, bahkan orang kristen sendiri
terang-terangan menolak pengajaran mempelai.
Di beberapa negara telah mengizinkan pernikahan terhadap
sesama jenis
laki-laki dengan laki-laki, perempuan-perempuan dengan perempuan-perempuan.
Bahkan ada hamba Tuhan mempunyai istri yang masih hidup lebih
dari pada satu, saya tau sendiri. Bukankah itu telah menunjukkan bahwa mereka dengan
terang-terangan menolak Pengajaran Mempelai, begitu bencinya mereka terhadap Pengajaran Mempelai. Hati-hati penghukuman dari sangkakala yang keempat
akan menimpa orang-orang yang menolak pengajaran mempelai yang hanya
memalingkan telinganya kepada perkara-perkara lahiriah, tanda heran, dan berkat-berkat.
Membuat Rasul Paulus cemburu apalagi mempelai laki-laki
sorga,
yang adalah sumber terang.
Dengan demikian pengajaran mempelai ditolak dan
dibenci, maka malam ini kepada sidang jemaat,
kepada kita semua, bahkan kepada umat Tuhan, hamba Tuhan, pelayan-pelayan, dalam
atau luar negeri, maupun yang mengikuti live streaming, saya menghimbau dengan
tegas, jangan mengolok-ngolok dan jangan membenci Pengajaran Mempelai, jangan berlaku licik dalam pemberitaan firman
Tuhan hanya
untuk menambahkan jumlah jiwa, supaya
Tuhan
jangan cemburu.
Alasan saya mengatakan ini adalah...
Wahyu 19:8
(19:8)
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Kenapa kita harus membenci terang? Kenapa harus
membenci Pengajaran Mempelai? Sementara yang memberi pakaian putih adalah
sumber terang itu sendiri, sama seperti bangsa kafir yang datang dari berbagai
suku bangsa dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
mereka memakai jubah putih...Wahyu 7:9.
Jubah putih itu dicuci di dalam darah Anak Domba supaya
terang, itu alasan kuat saya mengatakan jangan membenci Pengajaran Mempelai, jangan mengolok-ngolok Pengajaran Mempelai, karena yang memberi pakaian mempelai adalah
sumber terang Anak Domba Allah yang disembelih, Yesus Kristus, Ia yang memberi pakaian putih kepada pengantin-Nya bukan ajaran lain.
Jadi hukuman sangkakala yang keempat ini berlaku atas
sepertiga alam semesta dengan segala isinya, jadi segala ciptaan Allah akan
terkena hukuman
sangkakala yang ditiup oleh
malaikat yang keempat sebab Yesus Anak Allah adalah pribadi sepertiga dari
Allah Tritunggal.
Betapa kayanya kita lewat pembukaan rahasia firman,
Tuhan tidak bodoh-bodohi kita, Tuhan begitu luar biasa menyatakan kasih dan
kemurahan-Nya bagi kita, karena Yesus adalah sepertiga dari Allah Tritunggal.
Allah itu memang murah hati dengan kasih yang sempurna,
tetapi ingat Dia juga adil dan benar akan menuntut pembalasan setiap orang sesuai dengan perbuatannya, teramat
lebih terhadap orang-orang yang menolak dan yang membenci Pengajaran Mempelai.
Jadi sudah jelas penghukuman dari sangkakala keempat, terpukullah
sepertiga matahari, sepertiga bulan, sepertiga bintang-bintang.
Yesus adalah sepertiga dari Allah Tritunggal, Pengajaran Mempelai jangan dibenci, Dia adalah sumber terang, dan Mempelai Laki-laki
sorga, Dia yang memberi pakaian putih, sehingga tidak ada alasan untuk membenci Pengajaran Mempelai. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment