IBADAH KENAIKAN
YESUS KRISTUS 10 MEI 2018
Subtema: “TAAT SAJA, SEBAB IA ADALAH YEHOVA JIREH”.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua oleh
karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah yaitu
memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus 2018 tahun yang lalu.
Tuhan memberi kesempatan pada tahun ini, itu adalah suatu kemurahan
bagi kita, supaya dimana nanti Dia berada disitu juga kita berada. Tuhan sedang
menyiapkan tempat bagi kita sekaliannya sesudah Dia menyediakannya Dia akan
kembali untuk menjemput kita kembali.
Saya juga menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba
Tuhan yang juga sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming atau
video internet di dalam ataupun di luar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita
sekaliannya.
Segera kita memperhatikan firman untuk Ibadah Kenaikan Yesus Kristus ke sorga.
Terlebih dahulu saya dengan segala kerendahan hati
memohon supaya kita sekaliannya dengan segala doa dan permohonan kita naikkan
kepada Tuhan disertai dengan kerendahan hati, supaya kiranya Tuhan membukakan
firman-Nya, supaya nanti tergenapi firman-Nya dalam kehidupan kita sehingga apa
yang dialami Yesus Kristus itu juga yang menjadi pengalaman kita.
Sesudah Dia mati pada hari ketiga Dia bangkit kemudian
empat puluh hari kemudian Dia naik ke sorga, itu juga kiranya menjadi bagian
kehidupan kita pribadi lepas pribadi sehingga pengikutan dan pengiringan kita kepada
Tuhan tidak menjadi sia-sia, ibadah yang kita ikuti dalam penggembalaan GPT “Betania”
ini mengandung kuasa baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Kita berdoa bersama-sama, kita rindukan kemurahan Tuhan
untuk menolong kita lewat pembukaan firman.
Pertama-tama yang harus diketahui bahwa pribadi Yesus
Kristus yang seutuhnya ditulis di dalam Injil. Injil -> MATIUS, MARKUS, LUKAS YOHANES.
Tetapi
yang menuliskan kisah tentang kenaikan
Yesus Kristus hanyalah INJIL MARKUS
dan INJIL LUKAS.
Terlebih dahulu kita
memperhatikan, Injil
Markus ...
Markus 16:19
(16:19) Sesudah
Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga,
lalu duduk di sebelah kanan Allah.
Kemudian ...
Lukas 24:50-52
(24:50) Lalu Yesus
membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya
dan memberkati mereka.
(24:51) Dan ketika
Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
(24:52) Mereka sujud
menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
Tetapi yang menuliskan tentang kisah kenaikan Yesus
Kristus hanyalah Injil Markus dan Injil Lukas.
Tadi dua ayat itu sudah kita baca, tidak perlu saya
terangkan, tetapi yang pasti inti
dari pada ayat yang kita baca pada
Injil MARKUS dan Injil LUKAS adalah Yesus naik atau terangkat ke sorga.
Sedangkan INJIL MATIUS dan INJIL YOHANES tidak menuliskan kisah tentang kenaikan
Yesus Kristus ke sorga, namun dibalik semua ini tentu Tuhan punya maksud
yang baik untuk segera kita ketahui.
Mari kita selidiki ...
Terlebih dahulu kita mengenal Injil.
Adapun Injil itu antara lain;
-
Injil
Matius menggambarkan kewibawaan dan keagungan Yesus sebagai RAJA.
Itu dapat dl ihat dari ciri penulisan
dari Injil Matius yang diawali dengan
silsilah
Yesus Kristus sebagai Anak Daud, Anak Abraham, silsilah ini menunjukkan bahwa
Yesus adalah Raja.
-
Injil
Markus menggambarkan kebangkitan Yesus sebagai HAMBA.
Sesuai dengan ciri penulisan Injil Markus
diawali dengan kisah pelayanan seorang hamba yaitu Yohanes pembaptis.
-
Injil
Lukas menggambarkan sengsara Yesus sebagai MANUSIA.
Sesuai dengan ciri penulisan Injil Lukas di
dalamnya
banyak kisah manusia dengan sengsara yang dialaminya.
-
Injil
Yohanes menggambarkan keadilan dan kebenaran Yesus sebagai ANAK ALLAH.
Sesuai dengan ciri penulisan Injil Yohanes
diawali dengan menampilkan pribadi Yesus sebagai firman Allah, jadi kita tidak perlu ragu soal itu.
Kemudian EMPAT INJIL ini kita kaitkan dengan EMPAT
MAKHLUK di dalam kitab Wahyu untuk
lebih mengenal Injil Markus dan
Injil Lukas, mengapa mereka menuliskan
kisah tentang kenaikan Yesus sedangkan Injil Matius dan Inji Yohanes tidak
menceritakan tentang kenaikan Yesus Kristus.
Ini yang perlu kita selidiki malam ini.
Kita lihat dulu itu ...
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk
yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti
anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia,
dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Di sini kita melihat ada empat makhluk;
-
Makhluk yang pertama sama seperti SINGA.
-
Makhluk yang kedua sama seperti ANAK LEMBU.
-
Makhluk yang ketiga mempunyai
muka seperti MUKA MANUSIA.
-
Makhluk yang keempat sama seperti BURUNG NASAR yang sedang terbang.
Kita sudah melihat keempat makhluk dengan keadaannya, sekarang
kita kaitkan empat Injil tadi dengan empat makhluk supaya kita mengerti kenapa
Injil Markus dan Injil Lukas menuliskan tentang kenaikan Yesus Kristus ke sorga
sedangkan Injil Matius dan
Injil Yohanes tidak.
Kita kaitkan antara EMPAT INJIL dan EMPAT MAKHLUK;
-
Injil
Matius -> makhluk yang pertama sama seperti SINGA.
Menggambarkan bahwa Yesus adalah Raja, sebab
Dialah tunas Daud, singa dari suku Yehuda.
Injil Matius menceritakan tentang silsilah
Yesus, anak Daud, anak Abraham, berarti Yesus Raja Dialah singa dari suku
Yehuda.
-
Injil
Markus -> makhluk yang kedua sama seperti ANAK LEMBU.
Menggambarkan kebangkitan Yesus sebagai
hamba.
Tugas hamba; membawa korban dan persembahan
atau melayani Tuhan, sama seperti lembu fungsinya hanya untuk dipersembahkan
dan melayani saja.
-
Injil
Lukas -> makhluk yang ketiga sama seperti MUKA MANUSIA.
Menggambarkan sengsara yang dialami Yesus
sebagai manusia.
Sebagai manusia Yesus banyak menanggung
penderitaan.
-
Injil
Yohanes -> makhluk yang keempat sama seperti BURUNG NASAR yang sedang terbang. Menggambarkan keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Pendeknya;
-
Injil
Matius berbicara tentang Yesus sebagai Raja,
sekarang Ia duduk di atas takhta-Nya itu sebabnya Ia tidak perlu menceritakan
kenaikan Yesus Kristus.
-
Injil
Yohanes menceritakan keadilan dan kebenaran Yesus sebagai
Anak Allah bagaikan burung nasar yang sedang terbang di udara, Ia adalah anak
Allah yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Itu sebabnya Injil Yohanes tidak perlu
menceritakan kenaikan Yesus Kristus ke sorga.
Kesimpulannya; Injil
Markus dan Injil Lukas
menceritakan tentang kenaikan Yesus Kristus itu adalah tanda perhatian khusus
kepada seorang hamba yang sedang bekerja untuk Tuhan, melayani Tuhan (Injil
Markus). Kemudian perhatian khusus bagi mereka atau umat Tuhan yang sedang mengalami
sengsara karena memikul salibnya
(Injil
Lukas).
Maka sudah jelas sekali kita tidak perlu ragu, sehingga
Injil Matius dan Injil Yohanes tidak perlu menceritakan
tentang kenaikan Yesus Kristus ke sorga.
Sekarang kita berdoa, kita memperhatikan secara khusus tentang Injil Markus
menggambarkan kebangkitan Yesus sebagai hamba, kemudian Injil Lukas
menggambarkan sengsara Yesus sebagai manusia.
Ini yang harus diperhatikan, supaya kita juga nanti
naik ke sorga dan Dia sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Dimana Ia berada disitupun kita berada, sesuai dengan janji
firman-Nya. Maka
kita akan selidiki
Injil Markus dan Injil Lukas ini, kita sama-sama berdoa.
Tentang: Anak
lembu (makhluk yang kedua) -> INJIL MARKUS =
kebangkitan Yesus sebagai hamba.
Anak lembu ini menunjukkan keberadaan seorang hamba dan
kewajibannya di hadapan Tuhan.
Kita ikuti pelan-pelan supaya kita juga mendapat
perhatian khusus, sekarang terkhusus mengenai Injil Markus anak lembu itu
adalah keberadaan seorang hamba dan kewajibannya kepada Tuhan.
Imamat 16:11, 14-16
(16:11) Harun harus
mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya
sendiri dan mengadakan pendamaian baginya dan bagi keluarganya; ia harus menyembelih
lembu jantan itu.
(16:14) Lalu ia
harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya
dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan
tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya
tujuh kali.
(16:15) Lalu ia
harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi
bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah
diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu
jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan
tutup pendamaian itu.
(16:16) Dengan
demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan
orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka.
Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara
mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.
Seorang
Imam
Besar
sekali setahun masuk ke Ruangan Maha suci untuk mengadakan pendamaian dosa
dengan membawa darah lembu jantan
dan domba jantan lalu dari darah itu ia memerciki
tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian dengan jarinya dibagian muka, dan tujuh
percikan di depan tabut perjanjian untuk mengadakan pendamaian dosa bagi tempat
kudus karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka
apapun dosa mereka.
Kita lihat dulu tabut perjanjian
2 Korintus 5:18-19
(5:18) Dan semuanya
ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu
kepada kami.
(5:19) Sebab
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian
itu kepada kami.
Yesus Kristus Dialah Imam Besar Agung tugas-Nya adalah untuk
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah.
Untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah maka Yesuslah yang harus menjadi
korban, itulah tugas pendamaian yang dipercayakan oleh Tuhan kepada seorang
hamba sebagai seorang pelayan Tuhan.
Dia yang benar dijadikan dosa supaya yang berdosa
menjadi benar, itulah korban pendamaian.
Ibrani 4:14
(4:14) Karena kita
sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu
Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Teguh berpegang
pada pengakuan iman kita, jangan
kepada pekerjaan, jangan kepada uang, jangan kepada kedudukan dan jabatan, jangan kepada harta, jangan
kepada ijazah yang tinggi, tapi teguh
berpegang
pada pengakuan iman kita.
Ibrani 4:15-16
(4:15) Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai,
hanya tidak berbuat dosa.
(4:16) Sebab itu
marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya
kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan
kita pada waktunya.
Yesus adalah Imam Besar Agung, sebagai Imam Besar Ia turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita.
Sebetulnya
Dia sama seperti manusia, Ia telah dicobai hanya tidak berbuat dosa, itulah seorang
Imam
Besar
yang sejati tugasnya memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Dia merasakan kelemahan-kelemahan orang lain, kemudian
Ia telah dicobai hanya tidak berbuat dosa, berbeda dengan orang yang belum
mengerti pelayanan ketika sedikit dicobai langsung bersungut-sungut, ngomel, bahkan
berselisih dengan sesama.
Tugas seorang
imam (seorang
pelayan Tuhan) adalah
untuk memperdamaikan dosa manusia,
maka seorang imam harus membawa berita pendamaian, yaitu:
turut merasakan kelemahan orang lain, kemudian saat dicobai Ia tidak berbuat dosa,
tidak bersungut-sungut, tidak ngomel dan lain sebagainya.
Ibrani 5:1-2
(5:1) Sebab setiap
imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam
hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban
karena dosa.
(5:2) Ia harus
dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat,
karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
Seorang
Imam
Besar
yang telah dipilih untuk mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa, maka ia harus mengerti orang-orang yang jahil, dan orang-orang sesat.
Orang jahil
adalah orang yang berbuat seenaknya sendiri, tidak peduli dengan orang lain,
yang penting puas hatinya.
Orang sesat, berarti ia mengambil jalannya
sendiri, seperti seekor domba tersesat di padang gurun sedangkan sembilan puluh
sembilan tinggal di atas gunung penggembalaan. Kenapa yang satu ini sesat?
Karena ia mengambil jalannya sendiri, liar tidak tergembala. Tetapi itupun
seorang imam besar harus mengerti orang-orang yang sesat.
Jadi salah kaprahlah kalau seorang imam hanya untuk
tampil-tampil di depan sidang jemaat, unjuk gigi atau unjuk kebolehan dengan
kemampuan, potensi sesuai dengan yang
ia miliki.
Ibrani 7:24-25
(7:24) Tetapi,
karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang
lain.
(7:25) Karena itu Ia
sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang
kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Yesus sebagai Imam Besar Agung imamat-Nya itu tidak dapat beralih kepada orang lain,
tidak diwakilkan oleh orang lain. Kita dapat melihat alasannya karena Ia
sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah, sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Kemudian, sebagai Imam Besar yang saleh, tanpa salah,
tanpa noda kemudian terpisah dari orang-orang berdosa, dan lebih tinggi dari
tingkat-tingkat sorga, itu sebabnya sebagai Pengantara Ia mampu menyelamatkan
manusia berdosa dengan sempurna.
Jangan sampai menggabungkan diri dengan orang-orang
berdosa, sudah tahu
kumpulan peminum pemabuk lalu duduk disitu minum mabuk merokok dan sebagainya, kan itu
bodoh.
Barangkali belum melayani Tuhan tapi paling tidak terpisahlah
dari dosa, supaya nanti pelan-pelan kita bisa diangkat di tempat yang tinggi
menjadi suatu kerajaan bagi Dia dan imam-imam bagi Allah, melayani Dia.
Sama seperti imam-imam Lewi sejak penyembahan berhala anak
lembu emas tuangan itu mereka berpihak kepada Tuhan. Ketika itu Musa
memerintahkan mengambil pedang mereka lalu membunuh setiap orang baik tetangga,
baik sahabat, baik saudaranya.
Malam ini sekalipun kita belum melayani Tuhan sandanglah
pedang Roh, firman Allah, bunuh tabiat-tabiat daging jangan turuti tabiat
daging saudaramu, tetanggamu, sesamamu, berpihaklah kepada Tuhan.
Barangkali ada yang belum melayani tetapi paling tidak berpihak dulu
kepada Tuhan.
Kita kembali membaca ...
2 Korintus 5:18-19
(5:18) Dan semuanya
ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan
diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Kepada seorang utusan dipercayakan untuk membawa berita
pendamaian.
Dimanapun kita diutus bawalah berita pendamaian,
jadilah perantara antara manusia dengan Allah berarti menjadi korban pendamaian
bagi Allah, menjadi korban untuk menyelamatkan sesama dimanapun kita berada,
bawalah berita pendamaian itu.
Kemudian, kembali kita membaca ...
Ibrani 5:1
(5:1) Sebab
setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia
dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan
korban karena dosa.
Setiap imam besar yang dipilih dari antara manusia ditetapkan bagi manusia dalam
hubungan manusia dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban
karena dosa sesama.
Kita
juga diutus untuk membawa berita pendamaian, untuk mempersembahkan persembahan
dan korban karena dosa sesama.
Ada tujuh hari raya bangsa Israel, hari raya
pendamaian adalah
hari raya keenam, sedangkan hari
raya ketujuh adalah hari raya pondok daun atau hari raya tabernakel sorgawi, perhentian
kekal.
Jadi, untuk
masuk kepada hari perhentian kekal, hari raya ketujuh (pondok daun), terlebih dahulu berdamai dengan Allah.
Imamat 16:3-4
(16:3) Beginilah
caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor
lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk
korban bakaran.
(16:4) Ia harus
mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi auratnya dengan celana
lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan;
itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan
air.
Jadi seorang Imam Besar ketika membawa darah
lembu jantan dan darah domba jantan sebagai korban bakaran sebagai korban
pendamaian maka ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dengan ikat
pinggang lenan serta berikatkan serban lenan, semua serba lenan halus, itu pakaian
kudus yang harus kenakannya. Seorang
Imam Besar tidak boleh sembarangan masuk ke tempat kudus.
Tentang:
LENAN HALUS.
Pakaian imam besar bisa kita temukan dalam Keluaran 28, terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Yang pertama; “BAJU EFOD”.
Keluaran 28:6
(28:6) Baju efod
itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain
kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.
Yang kedua;
“GAMIS
BAJU EFOD”.
Keluaran 28:31
(28:31) Haruslah
kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.
Yang ketiga;
“LENAN
HALUS YANG ADA RAGINYA”.
Keluaran 28:39
(28:39)
Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus, dan membuat serban dari
lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang
berwarna-warna.
Tadi pakaian seorang Imam Besar terdiri dari tiga
jenis;
1.
Baju
efod -> KEMATIAN Yesus Kristus.
2.
Gamis
baju efod -> KEBANGKITAN Yesus Kristus.
3.
Lenan
halus -> KEMULIAAN Yesus Kristus.
Jadi setelah Yesus MATI, hari ketiga Ia BANGKIT,
empat puluh hari kemudian Yesus NAIK ke sorga, itulah arti lenan halus.
Kita kembali membaca ...
Imamat 16:2, 4
(16:2)
Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan
sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan
tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku
menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
(16:4)
Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi
auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan dan
berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah
ia membasuh tubuhnya dengan air.
Seorang Imam
Besar tidak boleh sembarangan masuk ke Ruang Maha Kudus, ia
harus mengenakan lenan halus.
Memakai kain
lenan halus -> Tanda di dalam kemuliaan.
Itulah perhatian Tuhan kepada seorang
hamba dengan kewajiban menjadi korban pendamaian juga kelak akan turut
dipermuliakan naik ke sorga seperti seorang Imam Besar masuk ke Ruangan Maha
Suci hanya dengan mengenakan pakaian putih.
Yesus telah naik ke sorga Ia telah menanggalkan
baju efod yaitu pengalaman
KEMATIAN, Ia tanggalkan gamis baju efod pengalaman KEBANGKITAN, sekarang Ia NAIK dengan
memakai LENAN HALUS di belakang tabir (Ruangan Maha Suci), sekarang Ia berada di
sorga duduk di sebelah
kanan Allah Bapa, itulah lenan halus.
Tetaplah
membawa berita pendamaian
supaya kelak dipermuliakan, itulah perhatian Tuhan terkhusus kepada seorang hamba dengan kewajibannya
di hadapan Tuhan, kelak
dipermuliakan.
Itu sebabnya Injil Matius dan Injil Yohanes
tidak menceritakan kenaikan Yesus, tapi khusus Injil Markus menceritakan
tentang kenaikan Yesus Kristus, dia juga akan dipermuliakan asal turut masuk dalam pengalaman Yesus.
Yesus mati pada hari ketiga bangkit empat puluh hari kemudian Ia naik (dipermuliakan) seperti seorang imam
besar sekali setahun
masuk ke dalam Ruangan Maha Suci untuk mengadakan
pendamaian dosa dengan
mengenakan lenan halus.
Malam
ini perhatian khusus kepada seorang hamba supaya kita tetap membawa berita pendamaian
kelak kita akan dipermuliakan, Yesus telah naik ke sorga kita juga naik ke sorga.
Tentang: Muka seperti muka manusia (makhluk yang ketiga) = injil LUKAS -> sengsara
Yesus sebagai manusia.
Kita
sudah lihat perhatian Tuhan kepada seorang hamba sekarang kita lihat perhatian
Tuhan kepada umat-Nya, umat manusia dengan sengsara yang diderita itulah
sengsara salib.
Filipi
2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Dalam keadaan sebagai MANUSIA, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, itulah keadaan Yesus sebagai manusia.
Pendeknya, sebagai manusia Yesus banyak menanggung penderitaan.
Maka
salib bagi orang Kristen tidak asing sebetulnya, tetapi di hari-hari terakhir
ini, salib menjadi sandungan.
Tadi
sebagai manusia Dia merendahkan diri kemudian taat sampai mati bahkan sampai
mati di atas kayu salib.
Kita
lihat pribadi yang taat dalam satu kisah dalam Kejadian 22:1-2.
Kita lihat dulu taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Kejadian
22:1
(22:1) Setelah semuanya itu Allah mencoba
Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya:
"Ya, Tuhan."
Tuhan memanggil Abraham, lalu Abraham menjawab “Ya, Tuhan.”
Jadi
bukan “oh ya”, atau “ok” tapi “Ya, Tuhan” kalau berbicara hati-hati, kalau bicara biasakan rendah (di bawah)
dan apa adanya, tidak
usah
meninggikan
diri, sederhana saja.
Kejadian
22:2-3
(22:2) Firman-Nya: "Ambillah anakmu
yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria
dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung
yang akan Kukatakan kepadamu."
(22:3) Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah
Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya
beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu
berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
Tuhan
memerintahkan Abraham supaya mempersembahkan Ishak (anak satu-satunya) sebagai korban bakaran kepada Tuhan.
Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya… ayat 3.
Kejadian
22:4-6
(22:4) Ketika pada hari ketiga Abraham
melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
(22:5) Kata Abraham kepada kedua bujangnya
itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini
akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali
kepadamu."
(22:6) Lalu Abraham mengambil kayu untuk
korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di
tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan
bersama-sama.
Hari ketiga mereka telah melihat gunung Moria tempat untuk
mempersembahkan korban bakaran.
-
Ishak
memikul kayu dibahunya untuk korban
bakaran.
-
Sedangkan di tangan Abraham ada api dan pisau.
Kayu yang dipikul oleh Ishak itu menunjuk salib, seperti yang telah dituliskan dalam Filipi
2:8, sebagai manusia Ia telah merendahkan diri-Nya bahkan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Sementara
di tangan Abraham ada dua alat yaitu pisau
dan api.
Pisau itu menunjuk pada firman Allah, sedangkan api itu menunjuk Roh Allah yang menyala-nyala.
Di
sini kita akan melihat suatu hal yang sangat menarik, soal taat sampai mati.
Kejadian
22:7
(22:7) Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham,
ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah
ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk
korban bakaran itu?"
Setelah tiba di tujuan, bertanyalah Ishak kepada Abraham; ”Di
sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran
itu?"
Ini
suatu pertanyaan tetapi membuat hati saya terharu karena ia tidak tahu bahwa nanti Abraham (ayahnya) akan
mempersembahkan dia sebagai korban bakaran bagi Allah. inilah ketulusan yang terpancar dari Ishak
ia taat memikul salib, taat saat menanggung penderitaan, sengsara karena salib,
aniaya karena firman, sedikitpun tidak memberontak, dia taat.
Apa
bukti ketaatannya kepada bapa?
Kejadian
22:8
(22:8) Sahut Abraham: "Allah yang
akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku."
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
Lalu
jawab Abraham; "Allah yang akan
menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku."
Saudaraku,
kita tidak perlu pakai logika, kita tidak perlu menggunakan pikiran manusia daging saat menangung
penderitaan yang terpenting adalah taat saja. Soal ini dan itu
Tuhan yang akan menyediakan.
Waktu kita taat memikul salib, dan aniaya karena firman itu bukan karena kita bodoh.
Kita
lihat dulu ...
Kita
belajar memahami Tuhan, mengerti rencana-Nya.
Ibrani
5:7-8
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia
telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada
Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia
telah didengarkan.
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia
telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
Sekalipun
Ia adalah anak Allah tetapi Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, tidak bersungut-sungut, tidak ngomel, tidak
menggunakan pemikiran logika manusia daging, yang penting taat dengan apa yag
diderita.
Belajar
untuk menuntut ilmu tidak salah, mengerti ini itu tidak salah, tetapi ada yang
lebih penting dari semua perkara di bumi ini, yaitu belajar taat dari apa yang telah diderita.
Kejadian
22:8-10
(22:8) Sahut Abraham: "Allah yang akan
menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah
keduanya berjalan bersama-sama.
(22:9) Sampailah mereka ke tempat yang
dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah
kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas
kayu api.
(22:10) Sesudah itu Abraham mengulurkan
tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Ternyata
yang akan dipersembahkan sebagai korban bakaran kepada Allah adalah Ishak.
Namun pada saat Abraham hendak menyembelih, Ishak tidak memberontak, tidak ada sedikitpun persungutan dalam
mulut, dan tidak
menyalahkan Abraham, tidak
menyalahkan Tuhan, tidak menyalahkan situasi kondisi yang ada, tetap berdiam.
Hasil dari ketaatan kepada Tuhan:
Kejadian
22:11-14
(22:11) Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari
langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya,
Tuhan."
(22:12) Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh
anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa
engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu
yang tunggal kepada-Ku."
(22:13) Lalu Abraham menoleh dan melihat
seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran
pengganti anaknya.
(22:14) Dan Abraham menamai tempat itu:
"TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang:
"Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Yang
terpenting adalah taat saja, dibalik ketaatan itu nanti Tuhan menyediakan segala sesuatu.
Bagian kita taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib,
bagian Tuhan adalah
menyediakan segala sesuatu.
Sebagai seorang suami taat, sebagai seorang isteri taat, sebagai seorang anak taat,
sebagai seorang imam taat, sidang jemaat taat nanti Tuhan yang menyediakan segala sesuatu.
Bagian kita ialah: TAAT, sedangkan bagian Tuhan ialah
MENYEDIAKAN.
Di atas gunung Tuhan semuanya disediakan sebab Dia adalah Yehova Jireh,
tabiatnya sesuai dengan nama-Nya.
Pertanyaannya; ukuran taat sampai dimana?
Filipi
2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Ukuran
taat ialah, TAAT
SAMPAI MATI BAHKAN SAMPAI MATI DI ATAS KAYU SALIB = SETIA.
Pelayanan
Yesus tidak berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat, menyembuhkan yang sakit, bukan
sebatas itu tapi pelayanan Yesus di atas muka bumi ini selama tiga tahun
setengah adalah Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib. Pendeknya, ukuran ketaatan kita kepada Tuhan adalah sampai mati =
setia.
Amsal
20:6
(20:6) Banyak orang menyebut diri baik
hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Banyak
orang mengklaim dirinya baik hanya karena berbuat baik, tapi orang setia
siapakah yang dapat menemukannya?
Sangat
sukar sekali seseorang menjadi setia, tapi untuk berbuat baik semua orang bisa
walaupun sukar.
Taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia, itu yang
Tuhan mau.
Itulah
perhatian khusus kepada hamba dan
kewajibannya kemudian kepada manusia
dengan sengsara yang dialaminya, sudah terjawab.
Kuncinya adalah SETIA, sampai pada akhirnya Ia datang
kembali dan menemukan kita tetap SETIA.
Tinggal
dari pihak kita mau melakukannya atau justru acuh tak acuh atau bermasa bodoh, sehingga ibadah ini menjadi rutinitas.
Dan
malam ini berbahagialah yang membaca, yang mendengar
dan yang menuruti karena Dia akan
dibela, dipelihara dan diselamatkan sampai Tuhan datang pada kali yang kedua.
Seperti
Tuhan menyelamatkan seorang hamba dan kewajibannya, kemudian memperhatikan manusia dengan
sengsara karena salib, aniaya karena firman demikian Tuhan
terhadap kita. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment