IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 MEI 2018
KITAB KOLOSE
(Seri:128 )
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena
kemurahan hati Tuhan kita kembali diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Doa
Penyembahan.
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan bahkan
hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti live
streaming atau video internet Youtube dan Facebook dimanapun anda berada
kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Dan sebelum kita berada di kaki salib Tuhan sujud menyembah kepada Tuhan
kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan
dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 2:6-7
(2:6) Kamu telah menerima Kristus Yesus,
Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
(2:7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia
dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang
telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Setelah menerima Kristus Yesus Tuhan kita, maka dilanjutkan dengan empat
tindakan yaitu;
1.
Hendaklah hidup tetap di dalam Dia.
2.
Hendaklah berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia.
3.
Hendaklah bertambah teguh dalam iman.
4.
Hendaklah hati melimpah dengan syukur.
Dalam kesempatan ini saya rindu kembali untuk menerangkan yang kedua.
Keterangan: “Hendaklah dibangun di atas Dia”
Secara khusus mari kita ikuti bersama-sama pemberitaan firman tentang; “DIBANGUN DI ATAS DIA.”
Mamzur 127:1a
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau
bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;
jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
“Jikalau bukan TUHAN yang
membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.”
Sekarang kita akan melihat bangunan yang sia-sia ...
Matius 7:24-27
(7:24) "Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang
mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab
didirikan di atas batu.
(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang
mendirikan rumahnya di atas pasir.
(7:27) Kemudian turunlah hujan dan
datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan
hebatlah kerusakannya."
Perhatikan secara khusus ayat 26
dan 27; “turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya, karena rumah itu didirikan
di atas pasir."
Rumah yang dibangun di atas pasir tidak tahan terhadap ujian, inilah
bangunan yang sia-sia.
Pasir -> manusia daging dengan segala tabiat-tabiatnya.
Sejenak kita melihat tabiat daging ...
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan
diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta
pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti
yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada lima belas tabiat-tabiat daging, yaitu; (1) Percabulan,
(2) Kecemaran,
(3) Hawa nafsu,
(4) Penyembahan berhala, (5) Sihir,
(6) Perseteruan,
(7) Perselisihan,
(8) Iri hati,
(9) Amarah,
(10) Kepentingan diri sendiri, (11) Percideraan,
(12) Roh pemecah,
(13) Kedengkian,
(14) Kemabukan,
(15) Pesta pora.
Hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging tidak berkenan dan tidak layak masuk
dalam kerajaan sorga. Sebab dahulu sebelum menerima jabatan Rasul, Paulus hidup
di dalam hawa nafsu daging.
Pertanyaannya; Siapakah orang
yang mendirikan rumah di atas pasir?
Matius 7:26
(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang
yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Yang mendirikan rumah di atas pasir adalah orang bodoh, kalau tidak bodoh tidak mungkin mendirikan rumahnya di
atas pasir.
Kenapa seseorang menjadi bodoh? Jawabnya; dia hanya sekedar mendengar
firman tetapi tidak menjadi pelaku, itulah menyebabkan kenapa seseorang jadi
bodoh.
Lebih jauh kita akan melihat orang yang bodoh.
Matius 13:19-22
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar
firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat
dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang
ditaburkan di pinggir jalan.
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah
yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya
dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan
sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman
itu, orang itu pun segera murtad.
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak
duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu
daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Ada tiga gologan orang bodoh;
Golongan yang pertama: MENDENGAR FIRMAN TUHAN TETAPI TIDAK SAMPAI
MENGERTI -> benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Kerugian mendengar firman tapi tidak mengerti; hati dikuasai oleh si
jahat.
Golongan yang kedua: MENDENGAR FIRMAN TUHAN TAPI DISERTAI DENGAN
KEKERASAN HATI -> benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu.
Kerugiaanya; tidak tahan terhadap ujian atau orang itu segera murtad apabila menghadapi ujian, mundur dari ibadah dan pelayanan.
Golongan yang ketiga: MENDENGAR FIRMAN TUHAN TETAPI MASIH DIKUASAI
ROH KEKUATIRAN -> benih yang ditaburkan di tengah semak duri.
Kerugiannya ; tumbuh tetapi
tidak berbuah, sama seperti orang yang melayani tetapi tidak dapat dicicipi dan dinikmati buah pelayanannya.
Pendeknya; rumah atau bangunan yang didirikan di atas pasir adalah bangunan
yang sia-sia.
Sekarang bandingkan dengan bangunan Allah.
Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang
mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan
datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh
sebab didirikan di atas batu.
“Turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab
didirikan di atas batu.”
Batu -> Kristus yang disalibkan atau korban Kristus.
1 Petrus 2:4, 6-7
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang
hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat
di hadirat Allah.
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah
batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia
mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh
tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah
menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Batu yang hidup, batu penjuru yang mahal itulah batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan -> Kristus yang disalibkan atau korban Kristus.
Dampak positif mendirikan rumah di atas batu
atau mendirikan rumah di atas korban Kristus:
Matius 7:25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab
didirikan di atas batu.
Rumah yang didirikan di atas batu tahan terhadap ujian.
Kalau korban Kristus yang menjadi landasan hidup kita, yang menjadi
tolak ukur kita dalam beribadah dan melayani Tuhan kuat dan tahan uji, sekalipun ujian itu silih berganti.
Sebab itu, dalam melayani Tuhan kita harus senantiasa memandang korban
Kristus tidak lagi
memandang yang lain-lain supaya, kuat dan tahan terhadap berbagai-bagai jenis ujian.
Ada tiga jenis ujian yang menimpa rumah itu;
1.
Turunlah hujan.
2.
Datanglah banjir.
3.
Angin melanda rumah itu.
Tentang: TURUNLAH
HUJAN -> ujian yang datang dari atas.
Efesus 6:11-12
(6:11) Kenakanlah seluruh perlengkapan
senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
(6:12) karena perjuangan kita bukanlah
melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan
penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan
roh-roh jahat di udara.
Tipu muslihat dari roh-roh jahat di udara itulah ujian yang datang dari
atas.
Matius 26:1-4
(26:1) Setelah Yesus selesai dengan segala
pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya:
(26:2) "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi
akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk
disalibkan."
(26:3) Pada waktu itu berkumpullah imam-imam
kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas,
(26:4) dan mereka merundingkan suatu rencana
untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.
Imam-imam kepada dan tua-tua bangsa Yahudi berunding istana imam besar Kayafas untuk menangkap Yesus dengan tipu
muslihat dan untuk membunuh Dia. Namun Yesus telah melewati tipu muslihat
itu sebab Dia rela mati di atas kayu salib.
Penyaliban itu dimulai:
Yang pertama: DI TAMAN GETSEMANI.
Yesus menerima penghianatan Yudas Iskariot salah satu murid Yesus yang
bertugas sebagai bendahara, tetapi Dia tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan. Bahkan pada saat di taman Getsemani ada sedikit insiden, ada sedikit
keributan sebab Simon Petrus memutuskan telinga dari salah seorang hamba imam
besar itu, tapi pada saat itu Yesus mengambil telinga yang teputus dan
menempelkannya kembali, artinya bahwa Yesus tidak membalas kejahatan penghianatan
dari Yudas Iskariot. Yesus melewati penghianatan Yudas dengan baik, Dia tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan.
Yang kedua: DI HADAPAN TIGA PENGADILAN...
-
Di hadapan pengadilan agama.
Matius 26:60-63
(26:60) tetapi mereka tidak memperolehnya,
walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
(26:61) yang mengatakan: "Orang ini
berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga
hari."
(26:62) Lalu Imam Besar itu berdiri dan
berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi
ini terhadap Engkau?"
(26:63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata
Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami,
apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Pada saat di pengadilan agama di hadapan imam
besar Kayafas disitu tampilah saksi-saksi dusta, namun Yesus tetap berdiam diri
tidak membalas kejahatan dengen kejahatan.
Matius 26:63, 66-68
(26:63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata
Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami,
apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
(26:66) Bagaimana pendapat kamu?" Mereka
menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!"
(26:67) Lalu mereka meludahi muka-Nya dan
meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia,
(26:68) dan berkata: "Cobalah katakan
kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"
Selain saksi-saksi dusta mereka meludahi muka
Yesus dan meninju-Nya, kemudian orang-orang lain (orang banyak) memukul Dia, setelah dipukul orang banyak
bekata: "Cobalah katakan kepada
kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" Namun Yesus tetap
berdiam diri, Dia tidak mau memberitahukan kejahatan orang-orang yang memukul
Dia karena Dia adalah Mesias.
Tugas dari seorang
yang diurapi oleh Tuhan adalah untuk menjadi terang/kesaksian bukan untuk
menceritakan kesalahan bahkan membeberkan kekurangan orang lain.
Mesias berarti Kristus, artinya; yang
diurapi. Dalam perjanjian lama ada tiga golongan yang diurapi:
1.
Raja.
2.
Imam-imam.
3.
Nabi.
-
Di hadapan wali negeri yaitu pengadilan
Pilatus.
Matius 27:14-15
(27:14) Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata
pun, sehingga wali negeri itu sangat heran.
(27:15) Telah menjadi kebiasaan bagi wali
negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas
pilihan orang banyak.
Di hadapan Pilatus Yesus tetap berdiam diri atas tuduhan-tuduhan palsu dari imam-imam
kepala dan tua-tua.
Lebih rinci tentang
tuduhan-tuduhan tersebut….
Lukas 23:1-2
(23:1) Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan
Yesus dibawa menghadap Pilatus.
(23:2) Di situ mereka mulai menuduh Dia,
katanya: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa
kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia
mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."
Imam-imam kepala dan tua-tua menuduh bahwa
Yesus menyesatkan banyak orang dengan melarang membayar pajak kepada kaisar.
Lukas 23:5
(23:5) Tetapi mereka makin kuat mendesak,
katanya: "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai
di Galilea dan sudah sampai ke sini."
Kemudian imam-imam kepala dan tua-tua lanjut menuduh
bahwa Yesus menghasut rakyat dengan ajaran-Nya dari Galilea sampai Yerusalem.
Tidak berhenti sampai disitu ketika di hadapan Pilatus mereka tidak mengakui
bahwa Yesus adalah Raja.
Imamat rajani itu adalah suatu kedudukan yang
sangat tinggi dan istimewa, tidak perlu
membela diri apalagi hanya dihadapan wali negeri yaitu Pilatus.
Tadi di hadapan mahkamah agama Yesus berdiam
diri karena Yesus adalah Mesias artinya yang diurapi, tidak perlu menjawab, tidak perlu membalas
kejahatan dengan kejahatan, orang-oramg yang diurapi tidak perlu membalas
kejahatan dengan kejahatan.
Kemdian imamat rajani tidak perlu membalas
kejahatan dengan kejahatan walaupun
ada tuduhan-tuduhan palsu dari imam-imam kepala dan tua-tua kepada-Nya sebab Ia
adalah Raja suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
-
Di hadapan Herodes.
Lukas 23:8-9
(23:8) Ketika Herodes melihat Yesus, ia
sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering
mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan
suatu tanda.
(23:9) Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus
tidak memberi jawaban apa pun.
Herodes berharap Yesus mengadakan suatu tanda
kemudian dia mengajukan banyak pertanyaan kepada
Yesus tetapi Yesus tetap berdiam diri saja.
Lukas 23:10-11
(23:10) Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke
depan dan melontarkan tuduhan
tuduhan yang berat terhadap Dia.
(23:11) Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan
mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah
kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
Tadi Herodes menginginkan Yesus mengadakan
suatu tanda (mujizat) tapi
Yesus berdiam diri, lalu Herodes mengajukan banyak pertanyaan tapi Yesus
berdiam diri supaya salib terlaksana. Tetapi ketika imam-imam kepala dan
ahli-ahli taurat bersaksi dengan kesaksian palsu barulah Herodes mengolok-olok
Yesus, berarti Herodes
lebih percaya dengan tuduhan palsu dari pada salib.
Kesimpulannya; Yesus tetap berdiam diri dimulai dari taman Getsemani
sampai menghadapi tiga pengadilan, baik itu pengadilan mahkamah agama, baik itu
pengadilan Pilatus wali negeri, baik itu pengadilan Herodes, Yesus tetap berdiam diri, tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan.
-
Seandainya
Yesus membalas kejahatan dengan kejahatan maka Yesus terperangkap dengan tipu muslihat dari roh-roh jahat di udara,
pendeknya; Yesus tidak tahan dengan ujian yang dari atas.
-
Seandainya
Yesus membalas kejahatan dengan kejahatan maka salib tidak terlaksana, maka
binasalah orang berdosa.
-
Sesungguhnya, oleh tangan kanan Allah ia telah ditetapkan
menjadi Tuhan dan Juruselamat supaya bangsa Israel bertobat dan menerima
pengampunan.
-
Seandainya
Yesus membalas kejahatan dengan kejahatan maka Yesus terperangkap dengan tipu
muslihat dari iblis setan. roh-roh jahat di udara maka rencana Allah
berantakan. Tapi di sini kita melihat Yesus tidak terperangkap dengan tipu muslihat dari roh-roh jahat di udara, rencana Allah berjalan
dengan baik.
-
Imam-imam kepala, ahli-ahli taurat dan tua-tua bangsa Yahudi telah berundinng di istana imam besar Kayafas untuk
menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Yesus, tetapi Yesus melewati tipu
muslihat iblis setan dengan mulus, Ia tidak terperangkap dengan tipu muslihat
iblis setan, Dia tahan uji yaitu ujian yang datang dari atas.
Efesus 6:11-12
(6:11) Kenakanlah seluruh perlengkapan
senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
(6:12) karena perjuangan kita bukanlah
melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan
penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan
roh-roh jahat di udara.
Perjuangan kita bukan melawan darah dan daging tetapi melawan roh-roh
jahat di udara dengan segala tipu muslihatnya.
Sebab itu jangan sampai kita membalas kejahatan dengan kejahatan sebab perjuangan kita bukan melawan darah dan daging bukan
melawan sesama, tetapi berjuang melawan tipu muslihat Iblis/Setan, roh-roh jahat di udara.
Kalau orang kristen berjuang melawan sesamanya itu adalah perjuangan
yang keliru, perjuangan yang salah kaprah.
Tentang: DATANGLAH
BANJIR -> dosa kenajisan.
Pada zaman Nuh banjir pernah melanda dunia selama 150 hari dan membinasakan semua yang hidup. Banjir telah melanda dunia dari kota sampai ke
desa, juga melanda orang kaya maupun miskin, melanda yang tua maupun yang muda,
baik yang cakap ataupun tidak dilanda oleh roh najis tanpa memandang bulu.
Jadi roh najis ini yang membuat seseorang tidak tau diri bahkan lupa
diri, dan sekarang roh najis telah melanda dunia ini sehingga banyak terjadi keanehan-keanehan, sekarang kekacauan itu terjadi
disebabkan oleh kenajisan dan membinaskan semua yang hidup.
Kejadian 7:24, 21
(7:24) Dan berkuasalah air itu di atas bumi
seratus lima puluh hari lamanya.
(7:21) Lalu mati binasalah segala yang hidup,
yang bergerak di bumi, burung-burung, ternak dan binatang liar dan segala
binatang merayap, yang berkeriapan di bumi, serta semua manusia.
Pada saat air bah melanda bumi selama seratus lima puluh hari (lima bulan) lamanya binasalah segala yang hidup
binasalah segala yang bernafas. Dan di hari-hari terakhir ini menjelang
kedatangan Tuhan sama seperti keadaan zaman Nuh orang akan sibuk dengan dosa
makan dan minum, kawin dan mengawinkan…Matius
24:37.
-
Dosa makan minum itu dosa yang timbulkan oleh tabiat daging.
-
Dosa kawin dan mengawinkan itulah dosa kenajisan, dan itu kan terjadi
menjelang ke datangan Tuhan. Dosa makan dan minum dan dos kawin mengawinkan telah
tejadi di mana-mana.
Kejadian 8:10-11
(8:10) Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian
dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
(8:11) menjelang waktu senja pulanglah burung
merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun
yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas
bumi.
Pada waktu burung merpati itu kembali mendapati Nuh pada paruhya itu dibawanya
sehelai daun zaitun yang segar, artinya: yang bertahan terhadap roh kenajisan adalah
orang-orang yang diurapi Roh Kudus sama seperti daun pohon zaitun yang ada di
paruh merpati itu.
Yang tahan terhadap ujian dosa kenajisan adalah orang yang diurapi oleh
Roh Kudus.
Tentang: ANGIN
MELANDA RUMAH ITU -> pengajaran palsu.
Wahyu 22:18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang
mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan
sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan
sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil
bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di
dalam kitab ini."
Pengajaran
palsu yaitu firman yang ditambahkan
dan yang dikurangkan.
Ditambahkan artinya; menyampaikan satu dua ayat firman
Tuhan lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng-dongeng nenek
tua, tahayul-tahayul, filsafat-filsafat kosong, dan silsilah-silsilah yang
tidak ada putus-putusnya.
Dikurangkan artinya; pemberitaan firman tentnag salib di
ganti dengan dua hal yaitu;
1.
Teologi
atau teori kemakmuran, artinya; orang kristen tidak boleh miskin.
2.
Pegajaran
salib diganti dengan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat.
Perlu saya tandaskan sekalipun sejuta kali
terjadi mujizat di depan mata tetapi kalau orang itu tidak memikul salib tidak ada
artinya.
Itulah ajaran palsu.
Efesus 4:12-15
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
(4:13) sampai kita semua telah mencapai
kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh,
dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak,
yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang
kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala.
Bepegang teguh kepada kebenaran berarti berpegang teguh kepada Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel berkuasa untuk membawa kita mssuk ke dalam pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan.
Pertanyaanya; Siapakah orang yang
mendirikan rumah di atas batu?
Matius 7:24
(7:24) "Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang
mendirikan rumahnya di atas batu.
Yang mendirikan rumahnya di atas batu adalah orang yang bijaksana.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan
bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada
kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang bijaksana menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang di langit.
Orang bijaksana -> pemimpin-pemimpin, guru-guru di dalam rumah Tuhan.
Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah
kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang
itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh
jemaat."
Ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat -> hamba-hamba
Tuhan atau guru-guru dalam rumah Tuhan, itulah bintang-bintang menjadi penunjuk
kepada kebenaran.
Tetapi puji Tuhan bintang-bintang ini ada di tangan kanan Tuhan, berarti Tuhan membela, Tuhan memelihara. Jadilah
bintang-bintang di cakrawala untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran, Tuhan yang memelihara kehidupan
kita semua pribadi lepas pribadi.
Jadi itulah kehidupan yang dibangun di atas batu, hendaklah dibangun di
atas Dia.
Tetapi di dalam Mazmur 127:1a; “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang
membangunnya.” Itulah orang yang membangun rumah di atas pasir -> orang
bodoh, kalau dia tidak bodoh tidak mungkin dia membangun rumah di atas pasir.
Kemudian bangunan Tuhan itulah rumah yang didirikan di atas batu, di
atas korban Krisus.
Yesaya 28:16
(28:16) sebab itu beginilah firman Tuhan
ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu
yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang
percaya, tidak akan gelisah!
Batu penjuru adalah dasar bangunan yang teruji, dasar bangunan yang
teguh siapa yang percaya ia takkan gelisah, sebab dia takkan dipermalukan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment