IBADAH RAYA
MINGGU, 6 MEI 2018
KITAB WAHYU
(Seri: 53)
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Salam
di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita diperkenankan
untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian. Dan minggu
ini adalah minggu pertama, Ibadah Raya Minggu juga disertai perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti live streaming atau video internet di dalam
dan di luar negeri di manapun berada, kiranya
Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Mari kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 9.
Pada malam ini adalah seri ketiga dari hukuman sangkakala
kelima. Kita perhatikan kembali hukuman sangkakala kelima.
Wahyu 9: 3-4
(9:3) Dan
dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada
mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
(9:4) Dan
kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi
atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak
memakai meterai Allah di dahinya.
Naiklah asap dari lobang jurang maut itu, lalu dari asap itu berkeluaranlah
belalang-belalang ke atas bumi. Kemudian kepada belalang-belalang itu
dipesankan untuk merusak manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahi
mereka. Belalang itu;
dilarang merusak rumput-rumputan di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun
pohon-pohonan.
Saya menghimbau kepada sidang jemaat, kepada kita
sekaliannya, seberapa saja kita yang hadir malam ini, untuk semakin
sungguh-sungguh di dalam menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan.
Kepada imam-imam
supaya semakin giat dalam melayani Tuhan, berkobar-kobar, berapi-api dalam
melayani Tuhan. Pendeknya; tetaplah berada dalam kegiatan Roh, sampai pada
akhirnya Roh Tuhan tinggal tetap atau termeterai dalam kehidupan kita
masing-masing.
Selanjutnya, belalang yang berkeluaran dari asap itu
hanyalah sebagai gambaran, bukan dalam bentuk wujud atau fisik belalang, tetapi
itu merupakan roh-roh jahat dan roh-roh najis yang hebat, yang akan menyerang
manusia, pada masa hukuman sangkakala kelima sedang berlangsung.
Wahyu 9: 7-10
(9:7) Dan
rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk
peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas,
dan muka mereka sama seperti muka manusia,
(9:8) dan
rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa,
(9:9) dan
dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi
kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan.
(9:10) Dan
ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam
ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan
lamanya.
“Di atas
kepala mereka ada sesuatu yang
menyerupai mahkota emas”, sepertinya mereka ini pemenang, tetapi
itu suatu akal-akalan.
“Rambut mereka
sama seperti rambut perempuan”, berarti panjang. Ini berbicara tentang
ketaatan, ketundukan. Rambutnya seperti rambut perempuan, tetapi “gigi mereka sama seperti gigi singa”,
berarti ketundukan dan
ketaatan mereka adalah akal-akalan juga.
Adapun rupa belalang itu sama seperti kuda, mukanya seperti muka manusia, giginya sama seperti gigi singa, ekornya seperti kalajengking dan ada sengatnya, di
dalam ekornya terdapat kuasa untuk menyakiti manusia selama lima bulannya.
Kesimpulannya, belalang itu adalah gabungan dari kuda, manusia, singa dan kalajengking.
Wujud seperti ini sudah pasti sangat mengerikan, sebab
belalang itu gabungan dari kuda, manusia, singa dan kalajengking. Wujud seperti
ini belum pernah kita lihat, tetapi seandainya ada wujud semacam ini dengan
empat gabungan, berarti wujud seperti ini sangat mengerikan sekali.
Berbicara tentang BELALANG, kita lihat pada Keluaran 10.
Keluaran 10: 4-5
(10:4) Sebab
jika engkau menolak membiarkan umat-Ku pergi, maka besok Aku akan mendatangkan belalang-belalang
ke dalam daerahmu;
(10:5)
belalang itu akan menutupi permukaan bumi, sehingga orang tidak dapat
melihat tanah; belalang itu akan memakan habis sisa yang terluput, yang masih
tinggal bagimu dari hujan es itu, bahkan akan memakan habis segala pohonmu yang
tumbuh di padang.
Tulah kedelapan, belalang menutupi seluruh tanah Mesir dan
belalang itu akan memakan habis sisa
yang terluput dari tulah ketujuh, yaitu hujan es.
Lebih rinci kita lihat dalam ...
Mazmur 105: 34-35
(105:34) Ia
berfirman, maka datanglah belalang dan belalang pelompat tidak terbilang
banyaknya,
(105:35)
yang memakan segala tumbuh-tumbuhan di negeri mereka, dan memakan hasil tanah
mereka;
Belalang memenuhi negeri Mesir sampai tidak terlihat
lagi permukaan tanah di Mesir,
belalang-belalang tersebut memakan hasil tanah
Mesir, dan ini terjadi atas seijin Tuhan.
Sebab di sini dikatakan; “Ia berfirman, maka datanglah belalang”.
Hal yang sama juga pernah terjadi, Tuhan menyerahkan
bangsa Israel ke tangan orang-orang Midian tujuh tahun lamanya,
selama itulah orang Midian berkuasa atas Israel dan memakan habis hasil tanah
orang Israel.
Kita lihat ayat ini supaya kita mempunyai pengertian
tentang belalang.
Hakim-hakim 6: 4-5
(6:4)
berkemahlah orang-orang itu di daerah mereka, dan memusnahkan hasil tanah
itu sampai ke dekat Gaza, dan tidak meninggalkan bahan makanan apa pun di
Israel, juga domba, atau lembu atau keledai pun tidak.
(6:5) Sebab
orang-orang itu datang maju dengan ternaknya dan kemahnya, dan datangnya itu
berbanyak-banyak seperti belalang. Orang-orangnya dan unta-untanya tidak
terhitung banyaknya, sekaliannya datang ke negeri itu untuk memusnahkannya,
Orang Midian berkemah di daerah Israel, “memusnahkan hasil tanah itu sampai ke dekat
Gaza”.
Jadi sebetulnya tanah Israel itu sampai ke daerah Gaza, bahkan sampai ke tapal batas Mesir. Hanya sayangnya, bangsa Israel
tidak dengar-dengaran, mereka tidak menumpas habis penduduk
negeri Kanaan dan sekitarnya.
Akhirnya bangsa Israel sekarang menjadi dilema. Satu sisi bangsa Israel menggunakan hukum yang tertulis, sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kitab Yosua. Tetapi satu sisi bangsa lain tidak mengenal Yesus, tidak mengerti hukum yang tertulis (firman), termasuk batas-batas daerah yang sudah di patok, karena
sekarang hukumnya sudah berbeda.
Sekarang kita kembali memperhatikan tentang belalang
ini.
Orang-orang Midian memusnahkan hasil tanah Israel
bahkan tidak meninggalkan bahan makanan bagi bangsa Israel. Orang-orang Midian
datang ke tanah Israel dengan jumlah yang banyak seperti belalang.
Sebaliknya, belalang-belalang tersebut hanya gambaran dari roh-roh yang hebat menyerang manusia
sampai nanti manusia itu menderita sangat.
Perhatikan orang-orang Midian tadi datang dengan
ternaknya, dengan kemahnya, dan datang berbanyak-banyak seperti belalang.
Mereka memusnahkan hasil tanah Israel dan tidak meninggalkan bahan makanan
apapun di negeri (tanah Israel).
Hakim-hakim 6: 6
(6:6)
sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu.
Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN.
“orang Israel
menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang
Midian itu”.
Pekerjaan dari belalang,
menghabiskan seluruh hasil tanah, sehingga
bangsa Israel menjadi sangat melarat.
Hakim-hakim 6: 1-2
(6:1) Tetapi
orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN
menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya,
(6:2) dan
selama itu orang Midian berkuasa atas orang Israel. Karena takutnya kepada
orang Midian itu, maka orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di
pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu.
Orang-orang Midian berkuasa atas Israel selama tujuh tahun lamanya,
itu terjadi atas seijin Tuhan, karena pada zaman hakim-hakim, orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan.
Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang
Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan
kubu-kubu.
Seandainya bangsa Israel tidak
melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, mereka tidak perlu takut dan membuat
tempat-tempat perlindungan di pegunungan.
Sebab raja Daud pernah berkata:
“Aku melayangkan mata ku ke
gunung-gunung, dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah;
dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi”…Mazmur 121:1-2.
Kita lihat Ulangan 28.
Ulangan 28: 38
(28:38)
Banyak benih yang akan kaubawa ke ladang, tetapi sedikit hasil yang akan
kaukumpulkan, sebab belalang akan menghabiskannya.
Pekerjaan dari belalang adalah memakan habis hasil
tanah.
Ketika roh-roh jahat dan roh-roh najis yang hebat berkeluaran dari
asap jurang maut, (belalang-belalang), akan menyerang manusia, bukan
rumput-rumput atau tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan, tetapi menyerang mereka
(manusia) yang tidak memakai meterai Allah di dahi mereka.
Saya tandaskan kembali, di hari-hari terakhir ini harus semakin sungguh-sungguh di dalam
menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan. Imam-imam harus lebih
giat lagi dalam melayani Tuhan.
Pendeknya; tetaplah berada dalam kegiatan Roh sampai
nanti Roh Allah itu mantap menguasai kehidupan kita, dan Roh Allah dimeteraikan sebagai tanda milik
kepunyaan Allah. Kalau tidak, yang diserang nanti adalah mereka yang tidak
memiliki meterai Allah.
Proses ketika belalang menghabiskan hasil tanah.
Wahyu 9: 5
(9:5) Dan
mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk
menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan
kalajengking, apabila ia menyengat manusia.
Belalang diperkenankan bukan untuk membunuh manusia,
melainkan untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya.
Wahyu 9: 10
(9:10) Dan
ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor
mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya.
Ekor mereka sama
seperti kalajengking dan ada sengatnya dan di dalam
ekor mereka terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia lima bulan lamanya.
Belalang ini datang untuk menyakiti manusia, bukan
untuk membinasakan. Menyakiti manusia lima bulan lamanya.
Lima bulan = 150 hari. Satu hari = 24 jam. Kalau
disakiti satu jam, maka berteriaklah selama satu jam. Bayangkan saja, kalau 150
hari x 24 jam = 3600 jam lamanya berteriak kesakitan.
Coba saudara bayangkan itu. Kita kaitkan dengan air bah
pada zaman Nuh.
Jangan sampai nanti kita seperti orang-orang zaman Nuh;
tidak sibuk mempersiapkan diri.
Sementara Nuh sibuk memperiapkan bahtera dengan tiga tingkat yaitu: tingkat bawah,
tingkat tengah, tingkat atas, kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel; tingkat bawah
-> halaman,
tingkat tengah -> Ruangan Suci, tingkat atas -> Ruangan Maha Suci.
Kejadian 7: 23-24,21
(7:23)
Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik
manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga
semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua
yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.
(7:24) Dan
berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.
(7:21) Lalu mati
binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi, burung-burung, ternak
dan binatang liar dan segala binatang merayap, yang berkeriapan di bumi, serta
semua manusia.
Berkuasalah air bah itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.
Ketika air bah itu berlangsung seratus lima pulu hari
lamanya, akhirnya matilah segala yang bernafas.
Kejadian 6: 2
(6:2) maka
anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik,
lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja
yang disukai mereka.
Pendeknya; air bah itu adalah gambaran dari roh najis,
sebab anak-anak Allah mengambil isteri
dari antara perempuan-perempuan
siapa saja yang disukai mereka.
Dan roh najis itu ...
Kejadian 7: 19
(7:19) Dan
air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi, dan ditutupinyalah
segala gunung tinggi di seluruh kolong langit,
Roh jahat, roh najis,
begitu hebatnya menyerang manusia, terkhusus mereka yang
tidak memakai meterai di dahi mereka, yang tidak mengenal ibadah dan pelayanan,
yang tidak ada di tengah-tengah kegiatan Roh.
Kejadian 6: 5
(6:5) Ketika
dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia itu besar di bumi
dan segala kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata, tidak lebih tidak kurang.
Sekarang bandingkan masa 150 hari atau lima bulan HUKUMAN SANGKAKALA KELIMA.
Wahyu 9: 6
(9:6) Dan
pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan
menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.
Pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi
mereka tidak akan menemukan maut. Mereka ingin mati tetapi maut lari dari
mereka, berarti hukuman sangkakala kelima, lebih sakit dari pada lima bulan pada zaman air bah.
Hukuman dari belalang
yang akan menyakiti manusia (yang tidak
memiliki meterai Allah), jauh lebih
sakit dari pada hukuman zaman air bah, sebab ingin mati,
tetapi tidak bisa, sebab maut lari dari
mereka.
Sebetulnya Tuhan Yesus telah mati di atas kayu salib,
rela menanggung sengsara untuk manusia, supaya manusia tidak sengsara. Tetapi
anehnya, manusia menolak salib. Akhirnya tersakiti selama 3.600 jam. Lebih suka
tersakiti dari pada memikul salib.
Yesus mati di atas kayu salib menanggung sengsara
supaya kita tidak sengsara, tetapi anehnya kita menolak sengsara salib, lebih
suka tersakiti lima bulan. Inilah perbuatan bodoh yang saya maksud tadi.
Saya berharap anak-anak Tuhan, supaya segera
memperhatikan apa yang Tuhan mau. Mendengar dan memperhatikan jauh lebih baik
dari pada korban sembelihan dan korban bakaran. Itulah perbedaan antara Daud
dengan Saul.
Tadi, roh jahat dan roh
najis menyerang hebat manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahi mereka.
Kita lihat kelanjutannya dalam Yoel 1.
Yoel 1: 1-4
(1:1) Firman
TUHAN yang datang kepada Yoël bin Petuel.
(1:2)
Dengarlah ini, hai para tua-tua, pasanglah telinga, hai seluruh penduduk
negeri! Pernahkah terjadi seperti ini dalam zamanmu, atau dalam zaman nenek
moyangmu?
(1:3)
Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, dan biarlah anak-anakmu
menceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-anak mereka kepada angkatan
yang kemudian.
(1:4) Apa
yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan,
apa yang ditinggalkan belalang pindahan telah dimakan belalang pelompat,
dan apa yang ditinggalkan belalang pelompat telah dimakan belalang pelahap.
Tulah kedelapan menimpa Mesir; belalang menutupi
seluruh tanah Mesir sampai seluruh permukaan tanah Mesir tidak terlihat lagi, itu
terjadi atas seijin Tuhan, karena kejahatan Mesir luar
biasa kepada Tuhan. Mereka menghalangi Israel keluar dari Mesir. Padahal tujuan
Tuhan membawa Israel keluar dari Mesir hanya satu, supaya mereka beribadah dan
berbakti kepada Tuhan. Tetapi Firaun menghalang-halangi, sehingga Tuhan menghukum Mesir dengan tulah kedelapan, yaitu mengirim belalang-belalang menutupi seluruh
tanah Mesir, menghabiskan hasil tanah.
Lihat di sini;
- apa yang
ditinggalkan belalang pengerip,
dimakan belalang pindahan,
- apa yang
ditinggalkan belalang pindahan,
dimakan belalang pelompat,
- apa yang
ditinggalkan belalang pelompat,
dimakan habis belalang pelahap, akhirnya
melarat, miskin.
Segala sesuatu yang ditanamkan oleh Tuhan di dalam
hati, bertumbuh dan berbuah. Tetapi kalau tidak sungguh-sungguh di dalam Tuhan,
habislah semua itu, sebab hati dikuasai ooleh roh-roh jahat dan roh-roh najis.
Jadi ada empat jenis belalang di sini untuk menghabisi
hasil di ladang sampai tidak tersisa…Keluaran 28:38
Sekarang perhatikan ayat kelima.
Yoel 1: 5
(1:5)
Bangunlah, hai pemabuk, dan menangislah! Merataplah, hai semua peminum anggur
karena anggur baru, sebab sudah dirampas dari mulutmu anggur itu!
Karena hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan daging,
akhirnya tidak lagi menikmati dan mencicipi anggur baru,
kasih dan kemurahan Tuhan.
Yoel 1: 6-7
(1:6) Sebab
maju menyerang negeriku suatu bangsa yang kuat dan tidak terbilang banyaknya; giginya
bagaikan gigi singa, dan taringnya bagaikan taring singa betina.
(1:7) Telah
dibuatnya pohon anggurku menjadi musnah, dan pohon araku menjadi buntung;
dikelupasnya kulitnya sama sekali dan dilemparkannya, sehingga carang-carangnya
menjadi putih.
Roh-roh jahat dan roh najis yang begitu hebat dan kuat
tidak terbilang banyaknya. Giginya bagaikan gigi singa dan taringnya bagaikan
taring betina.
Pohon anggur menjadi
musnah, dan pohon ara menjadi buntung; sebab dikelupasnya
kulitnya sama sekali dan dilemparkannya, sehingga carang-carangnya menjadi
putih.
Ketika carang itu sudah dikuliti, carang itu terlihat
putih. Tetapi ini bukan kebenaran.
Dia yang benar dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa dijadikan benar. Itu
peristiwa ketika Yesus dikuliti.
Peristiwa pertama kali Yesus dikuliti, ketika Adam dan Hawa, melanggar hukum Allah,
akibatnya menjadi telanjang (terlihatlah
kejahatan yang memalukan itu). Lalu Allah
memberi mereka pakaian dari kulit binatang.
Jadi binatang yang dikuliti ->
Pribadi Yesus yang dikorbankan untuk menutupi dosa ketelanjangan Adam dan isterinya.
Kulit pohon anggur
itu digigit, dikuliti sampai terlihat carangnya yang putih artinya: kebenaran yang sejati dirubah menjadi salah,
supaya kebenaran diri sendiri menjadi nyata, sesuai dengan 2
Timotius 3:2-4,
ada 18 macam dosa akhir zaman; kebenaran diri sendiri.
Yoel 1: 8-9
(1:8)
Merataplah seperti anak dara yang berlilitkan kain kabung karena mempelai, kekasih
masa mudanya.
(1:9) Korban
sajian dan korban curahan sudah lenyap dari rumah TUHAN; dan
berkabunglah para imam, yakni pelayan-pelayan TUHAN.
Sampai pada akhirnya korban sajian dan korban
curahan lenyap dari rumah Tuhan.
Kalau kita perhatikan di dalam Ruangan Suci terdapat
dua belas ketul roti tersaji di atas meja, itu berbicara tentang persekutuan
dengan firman Allah serta persekutuan dengan tubuh dan
darah Yesus. Itu lenyap akhirnya.
Darah Yesus tercurah
atas kita di atas Calvari untuk menguduskan, untuk membenarkan kehidupan kita,
tetapi itu nanti lenyap. Tidak ada lagi korban curahan.
Maka tergenapilah nubuatan dari pada Amos, sekali waktu
Tuhan akan mengirimkan atas negeri ini kelaparan yang hebat. Bukan lapar karena
makanan, bukan haus karena minuman tetapi lapar dan haus akan mendengar firman
Allah.
Kalau korban sajian lenyap dan korban
curahan
lenyap dari rumah Tuhan. Apa yang bisa kita perbuat? Manusia tidak akan bisa
menjadi hidup benar dengan kebenaran diri sendiri.
Perhatikan, waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa,
mereka menjadi telanjang. Pertama-tama mereka berusaha menutupi ketelanjangan
itu dengan daun pohon ara dijadikan sebagai cawat, itu kebenaran diri sendiri.
Sebab daun pohon ara tidak bisa bertahan lama, suatu kali nanti akan menjadi
kering dan rapuh, sehingga kembali terlihat kelemahan, terlihat kenajisan, kemunafikan,
kesombongan, kekerasan hati, dan lain sebagainya.
Apa yang bisa kita perbuat kalau korban sajian lenyap
dari rumah Tuhan, apalagi kalau korban curahan lenyap dari rumah Tuhan? hidup kita tidak mungkin menjadi suci?
Yoel 1: 10
(1:10)
Ladang sudah musnah, tanah berkabung, sebab gandum sudah musnah, buah
anggur sudah kering, minyak sudah menipis.
Pendeknya, pada akhirnya nanti terjadi kesedihan hati,
sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis.
- Gandum -> Firman Allah.
- Anggur ->
Kasih dari sorga.
- Minyak -> Roh Allah.
Ketika saya belum terpanggil menjadi hamba Tuhan, tiga
perkara ini tidak ada dalam kehidupan saya, bagaikan gandum sudah musnah,
bagaikan anggur sudah kering, bagaikan minyak sudah menipis. Apa yang bisa kita
perbuat kalau tabiat Allah Tri Tunggal ini tidak menjadi tabiat manusia?
Hanyalah keonaran dan kelaliman, itulah buah anggur yang asam.
Yoel 1: 11
(1:11) Para
petani menjadi malu, tukang-tukang kebun anggur meratap karena gandum dan
karena jelai, sebab sudah musnah panen ladang.
Selanjutnya para petani menjadi malu, tukang kebun
anggur atau penggarap-penggarap kebun anggur meratap, karena gandum dan jelai, pendeknya sudah musnah panen ladang.
Petani atau penggarap kebung anggur -> hamba-hamba
Tuhan atau imam-imam yang melayani Tuhan.
Jadi kalau ini nanti terjadi, hamba-hamba Tuhan, imam-imam
yang melayani Tuhan akan mendapat malu, kemudian meratap,
kesedihan.
Yoel 1: 12
(1:12) Pohon
anggur sudah kering dan pohon ara sudah merana; pohon delima, juga pohon korma
dan pohon apel, segala pohon di padang sudah mengering. Sungguh, kegirangan melayu
dari antara anak-anak manusia.
Tidak ada lagi kegirangan, tidak terlihat lagi
sukacita. Itu yang diakibatkan oleh dosa.
Tadi pohon-pohonan di
ladang mengering, salah satunya adalah POHON DELIMA.
Di ujung jumbai jubah imam besar, itu terdapat giring-giring
dan buah delima berselang seling.
Buah delima itu gambaran dari kesatuan gereja Tuhan.
Sel-sel anggota tubuh telah dipersatukan, itulah kesatuan tubuh Kristus. Maka
kalau anda membuka buah delima, melihat bagian dalamnya, di situ nanti akan terlihat
sel-sel atau butiran-butiran (biji-biji) dari pada
buah delima itu, kemudian ada kamar-kamarnya (disekat), kemudian disatukan. Sel-sel disatukan, itulah kesatuan tubuh
Kristus.
Kalau buah pohon delima kering, maka otomatis kasihnya
juga kering-kering, tidak lagi mampu mengasihi Tuhan dan tidak saling mengasihi satu dengan yang lain sehingga
tidak tampak lagi kesatuan dari tubuh Kristus.
Yang mempersatukan sel-sel tubuh, anggota tubuh yang
berbeda-beda adalah kasih.
Uang, harta, kekayaan, kedudukan,
jabatan sifatnya sementara tidak dapat mempersatukan
anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, sifatnya sesaat seperti daun pohon ara. Kalau sudah tidak
butuh lagi, akan menjadi kering.
Saudara, kita harus tanggap dengan apa yang sudah Tuhan
nyatakan malam ini. Tidak boleh lagi bermasa bodo, tidak boleh lagi acuh tak
acuh, seolah-olah hidup ini hanya satu kali saja. Masih ada kebangkitan.
- Ada kebangkitan Kristus; supaya kita hidup
dengan iman, harap dan kasih secara
permanen, pendeknya; hidup karena kemurahan.
- Kemudian kebangkitan kita; segala pengikutan
kita kepada Tuhan tidak menjadi sia-sia. Ibadah dan pelayanan kita, bahkan segala sesuatu yang kita korbankan tidak
sia-sia.
- Kemudian
yang ketiga, kebangkitan tubuh;
berarti manusia daging menjadi manusia rohani, manusia nafasni menjadi manusia
rohani. Manusia pertama adalah Adam berasal dari
segumpal tanah liat, tetapi manusia terakhir adalah Kristus, yang berasal dari
sorga.
Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Tidak
boleh lagi menjalankan ibadah secara lahiriah atau rutinitas.
Nanti penggarap-penggarap kebun anggur menjadi sedih,
petani menjadi malu. Kalau kita perhatikan Matius
21: 33-40, di situ pengusaha kebun anggur mempercayakan kebun anggurnya
kepada penggarap-penggarap kebun anggur, lalu dia pergi ke negeri jauh. Tetapi kalau kita perhatikan,
penggarap-penggarap kebun anggur itu, begitu jahat sekali. Sebab apa? Pada saat
tiba musim menuai, pengusaha atau pemilik kebun anggur itu menyuruh hamba yang
pertama, lalu penggarap-penggarap kebun anggur menyakiti.
Kemudian mengutus kembali hamba yang kedua, hal yang senada terjadi, menyakiti
hamba yang kedua. Kemudian tuan pemilik kebun anggur itu juga mengutus hamba
yang ketiga, sama, disakiti juga.
Lalu yang terakhir, tuan pemilik anggur berpikir, kalau
anaknya dikirim (diutus), maka penggarap-penggarap
kebun anggur yang dipercayakan itu akan takut. Tetapi sebaliknya, ketika
anaknya diutus, mereka berkata: “Ini
adalah ahli waris, supaya kebun anggur
ini menjadi milik kita, kita akan bunuh dia” Lalu anak pemilik kebun anggur dibunuh. Kemudian pada saat pemilik kebun anggur
datang, akhirnya menghabisi penggarap-penggarap
kebun anggur.
Kalau kita menyadari, hari ini kita sudah sangat menderita, hari ini kita sudah bersedih, karena
banyaknya tekanan yang ditimbulkan dosa, maka sebaiknya rasa malu ini dirubah
dengan sikap penyerahan kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Berbalik dan
bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, supaya jangan akhirnya nanti Tuhan
berurusan kepada kita.
Anak-Nya yang tunggal telah diutus, dari sorga dan
turun ke bumi, Dia rela mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. Tetapi
kalau toh itu juga tidak dihargai, nanti Allah sendiri berurusan dengan
manusia.
Perhatikanlah sungguh-sungguh. Jangan bebal seperti
kebebalan bangsa Israel. Rasul Paulus menuliskannya kembali dalam Ibrani 1, dan juga tertulis dalam 2 Tawarikh pasal terakhir; kebebalan
bangsa Israel dan Yehuda mengulangi kesalahan-kesalahan. Tuhan mengirim
utusan-Nya tetapi utusan-Nya tidak dihargai, diolok-olok. Sebetulnya Tuhan
ingin mempersatukan mereka, bagaikan anak-anak di bawah kepak sayap, berada
dalam naungan perlindungan Tuhan, tetapi mereka menolak. Dan akhirnya di
hari-hari terakhir ini, Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal, sebab Bapa adalah pengusaha kebun anggur, sedangkan Yesus adalah pokok
anggur, dan kitalah carang-carangnya. Sejauh mana
persekutuan kita dengan Tuhan, sejauh mana kita tinggal dalam Tuhan.
Hari ini kita sudah tahu, kita sudah merasa malu dan
kita sudah merasa bersedih, karena gandum
sudah musnah, anggur sudah kering, minyak sudah menipis, tetapi toh juga
tidak mau berubah, nanti Allah yang berurusan dengan manusia. Perhatikanlah
firman ini dengan sungguh-sungguh.
Itulah belalang yang berkeluaran dari asap, menimpa
atas bumi. Roh-roh yang begitu hebat akan menyerang manusia, yaitu mereka yang
tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka, itu yang akan diserang.
Kalau sudah merasa malu dan ada kesedihan karena hasil
ladang tidak lagi memuaskan, ayo bertobat. Allah telah mengutus Anak-Nya yang
tunggal. Jangan sampai kita salibkan berkali-kali sampai nanti Tuhan datang
pada kali yang kedua, kita sendiri yang susah.
Sadarilah diri, sadarilah kemalangan ini, jangan berlaku bodoh seperti orang-orang
yang tersakiti selama lima bulan, itu perbuatan bodoh. Sekali lagi saya
tandaskan; saya tidak rasa capek mengulang-ulang, Yesus menderita menanggung
dosa manusia supaya kelak kita terlepas dari sengsara. Oleh sebab itu jangan
bodoh, jangan tolak salib, pikul saja. Jangan sibuk dengan segala perkara-perkara di bumi seperti orang-orang pada zamannya Nuh.
Nuh sibuk memberitakan firman tetapi mereka tidak
peduli karena kesibukan masing-masing, nanti Allah yang berurusan dengan
manusia. Hargai darah salib. Ibadah dan pelayanan ini seharga dengan setetes
darah Yesus Kristus yang sudah tercurah atas kita semua. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Peberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment