IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 04 JULI 2018
KITAB
KOLOSE
(Seri: 132)
Subtema: “SYUKUR KEPADA ALLAH DI DALAM KRISTUS YESUS YANG TELAH
MEMBERI KEMENANGAN.”
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam salam sejahtera bagi kita semua salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus
Kristus, kita patut bersyukur oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan dan kita akan
tersungkur di bawah kaki salib Tuhan, sujud menyembah Allah yang hidup Allah
Abraham Ishak Yakub.
Namun sebelum
kita merendahkan diri di bawah kaki salib Tuhan terlebih dahulu kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose
2:6-7
(2:6)
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah
hidupmu tetap di dalam Dia.
(2:7) Hendaklah
kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu
bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah
hatimu melimpah dengan syukur.
Setelah
menerima Kristus Yesus Tuhan kita dilanjutkan dengan empat tindakan;
1.
Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
2.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia.
3.
Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman
yang telah diajarkan kepadamu.
4.
Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Keterangan: “HENDAKLAH
HATIMU MELIMPAH DENGAN SYUKUR.”
Kita
awali dulu ucapan syukur ini dari 1 Tesalonika 5:18.
1
Tesalonika 5:18
(5:18) Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus
Yesus bagi kamu.
Mengucap
syukur dalam segala hal berarti baik dalam susah maupun senang, baik dalam duka
maupun sukacita, dalam segala perkara senantiasa mengucap syukur,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus.
Banyak
orang Kristen bersyukur saat diberkati, saat penghasilannya semakin
bertambah-tambah atau saat kedudukan atau jabatannya semakin bertambah-tambah,
itu tidak salah tetapi jangan lupa dalam keadaan susah juga tetap mengucap
syukur kepada Allah sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Krisus
Yesus bagi kita sekaliannya.
Alasan
mengucap syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus.
2
Korintus 2:14a
(2:14) Tetapi
syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan
kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan
akan Dia di mana-mana.
Rasul
Paulus berkata; “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa
kami di jalan kemenangan-Nya.”
Inilah
alasannya sehingga kita harus mengucap syukur kepada Allah di dalam Kristus
Yesus sebab Kristus Yesus yang membawa kita di jalan kemenangan-Nya.
Lebih
jauh lagi ...
1
Korintus 15:57
(15:57) Tetapi
syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Lebih
ditegaskan lagi mengucap syukur kepada Allah sebab Ia telah memberikan
kemenangan oleh Yesus Kristus.
1
Korintus 15:54-56
(15:54)
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang
dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan
yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55)
Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat
maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Pada ayat
54 “maut telah ditelan
dalam kemenangan”, sedangkan di
dalam ayat 56 “sengat maut ialah
dosa sedangkan kuasa dosa ialah hukum Taurat”.
Itulah sebabnya Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah di dalam Kristus
Yesus yang telah memberikan kemenangan.
Roma 7:14
(7:14)
Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat
daging, terjual di bawah kuasa dosa.
Hukum
Taurat itu memang rohani tetapi jika seseorang bersifat
daging maksudnya hidup di dalam hawa nafsu daging, dan
menuruti kehendak daging maka ia terjual di bawah hukum Taurat, ia
berada di bawah kuasa hukum Taurat.
Roma
17:15a
(7:15) Sebab
apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki
yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
Contoh
apabila seseorang berada di bawah hukum Taurat; “Sebab apa yang aku perbuat,
aku tidak tahu.”
Artinya;
hidup di bawah hukum Taurat menjadi bodoh, melakukan segala sesuatu yang tidak
dikehendaki itu perbuatan bodoh.
Tapi
jangan salah tidak sedikit orang Kristen melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki.
Menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat atau terjual di bawah hukum
Taurat.
Roma
17:15
(7:15)
Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku
kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
Jadi
seseorang menjadi bodoh, apabila terjual di bawah hukum
Taurat, karena ia melakukan sesuatu yang dibenci.
Sebaliknya
takut akan Tuhan membenci kejahatan, kecongkakan, keangkuhan sesuai
dengan Amsal 8.
Kemudian
dosa yang paling dibenci oleh Tuhan adalah dosa kenajisan Wahyu 18:2.
Roma
17:16
(7:16) Jadi
jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum
Taurat itu baik.
Melakukan
sesuatu yang tidak dikehendaki = menyetujui bahwa hukum Taurat itu baik.
Kesimpulannya, hukum
Taurat itu betul-betul merangsang dosa.
Dalam Injil
Matius 5:17-48 berbicara tentang Yesus dan hukum
Taurat.
Di sini
kita lihat dulu tentang hukum Taurat;
1.
Matius 5:21 -> Jangan
membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
2.
Matius 5:27 -> Jangan
berzinah.
3.
Matius 5:31 -> Siapa yang
menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
Berarti boleh cerai di bawah hukum
Taurat tapi dengan syarat harus membawa surat cerai.
4.
Matius 5:33 -> Jangan
bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
5.
Matius 5:38 -> Mata ganti
mata dan gigi ganti gigi.
6.
Matius 5:43 -> Kasihilah
sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Kesimpulannya;
enam peraturan (larangan) ini seluruhnya bersifat daging atau
bersifat lahiriah.
Matius
15:8-9
(15:8) Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
(15:9)
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah
perintah manusia."
Ibadah
lahiriah (ibadah Taurat) mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh
dari Tuhan.
Pendeknya
ibadah Taurat adalah ibadah yang sia-sia
tidak ada artinya.
Sekarang kita lihat hukum Taurat ...
Ulangan 5:1-22 itu berbicara tentang
sepuluh hukum Taurat. Di dalam hukum Taurat ada sembilan kali kata “jangan”;
1. Ayat
7 -> Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Ayat
8 -> Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun.
3. Ayat
9 -> Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.
4. Ayat
11 -> Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan.
5. Ayat
17 -> Jangan membunuh.
6. Ayat
18 -> Jangan berzinah.
7. Ayat
19 -> Jangan mencuri.
8. Ayat
20 -> Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
9. Ayat
21 -> Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan
menghasratkan rumahnya.
Di dalam hukum Taurat ada Sembilan kali kata jangan,
tetapi dengan adanya kata “jangan”
sehingga larangan justru bangsa Israel atau mereka yang berada di
bawah hukum Taurat berbuat dosa, berarti hukum Taurat itu merangsang dosa.
Yang bersifat daging (bersifat lahiriah) termasuk
ibadahnya pasti terjual di bawah hukum Taurat maksudnya, dia
menghendaki yang baik tetapi justru dosa berkuasa dalam tubuhnya sebab hukum
Taurat itu merangsang dosa.
Roma 7:21
(7:21) Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku
menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.
Menghendaki sesuatu yang baik tetapi justru yang jahat berkuasa di
dalam anggota-anggota tubuh itulah orang-orang yang terjual di bawah hukum
Taurat.
Roma 7:20
(7:20) Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki,
maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
Perhatikan perkataan Rasul Paulus; “Jadi jika aku berbuat apa
yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa
yang diam di dalam aku.” Jadi jelas kuasa dosa adalah hukum
Taurat.
Kesimpulannya, sengatnya maut adalah dosa, Karena orang yang
berbuat dosa pasti banyak menderita.
Roma 7:22-23
(7:22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
(7:23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat
hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi
tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
Satu sisi batin suka terhadap hukum Allah tetapi sisi lain hukum
dosa berkuasa terhadap anggota-anggota tubuh.
Roma 7:26
(7:26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah,
tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.
Jadi pendeknya; satu sisi akal
budi (batin) melayani hukum Allah tetapi sisi yang
lain tubuh insani melayani hukum dosa yaitu hukum Taurat.
Apa hal ini bisa dibenarkan di dalam
beribadah dan melayani Tuhan, apa ini dibenarkan? Tentu tidak.
Roma 7:24
(7:24) Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan
aku dari tubuh maut ini?
Semua orang yang berada di bawah hukum Taurat binasa, sebab itu
Rasul Paulus berkata; “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan
aku dari tubuh maut ini?”
Siapa yang bisa menyelamatkan manusia dari
dosa atau dari tubuh maut (kebinasaan), siapa yang bisa? Ahli
Taurat sangat fasih tentang hukum Taurat tetapi justru mereka yang menyalibkan
Yesus Kristus (imam kepala, tua-tua, orang-orang Yahudi justru mereka yang
menyalibkan Yesus Kristus).
Orang Farisi adalah kaum
intelektual mereka mengerti tentang hukum Taurat tetapi justru mereka
berpegang teguh terhadap adat istiadat itulah yang
disebut sebagai ragi orang Farisi.
Pendeknya, tidak ada seorang pun
manusia diselamatkan karena hukum Taurat.
“Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari
tubuh maut ini?” Kalimat ini mengandung arti bagi kita sebab
Rasul Paulus juga ingin memberitahukan tentang kasih
karunia (kemurahan Allah) yaitu ada seorang pribadi yang
sanggup melepaskan manusia dari tubuh maut yaitu orang-orang yang celaka karena
hukum Taurat, supaya nanti kita senantiasa mengucap syukur kepada
Allah di dalam Kristus Yesus, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kita
semua.
Jalan Keluar:
Roma 7:25
(7:25) Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan
kita.
Disini Rasul Paulus menghimbau kepada kita untuk senantiasa
mengucap syukur kepada Allah karena Kristus Yesus, Tuhan kita.
Matius 26:41-42
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke
dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya:
"Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku
meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Diatas tadi, Rasul Paulus berkata satu sisi batinku melayani
hukum Allah tetapi sisi lain anggota tubuh dikuasai hukum
dosa, berarti roh atau batin itu penurut tetapi daging itu
lemah.
Karena roh itu penurut tetapi daging lemah maka Yesus harus
meminum cawan Allah yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung,
dengan demikian kehendak Allah terlaksana oleh Dia.
Mau tidak mau Yesus harus minum cawan Allah, Yesus harus
menanggung penderitaan di atas kayu salib supaya kehendak Allah terlaksana
dengan kata lain hukum Taurat tergenapi di dalam tubuh-Nya.
Matius 5:17-18
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang
untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama
belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Yesus berkata: “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi, tetapi untuk menggenapinya.” Dalam hal
ini Yesus menyatakan kasih karunia-Nya.
Prakteknya; SATU IOTA atau SATU TITIK tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat sebelum semuanya terjadi.
Tentang: SATU IOTA.
IOTA -> hukum terkecil yaitu huruf yang ke sembilan dari abjad
Yunani, itu berbicara tentang kerendahan hati.
Biarlah kiranya kita semua menjadi pribadi-pribadi yang rendah
hati, beribadah dan melayani Tuhan dalam keadaan
rendah hati, berbicara selalu rendah selalu di bawah, bersikap
selalu di bawah, tidak bermegah, tidak menyombongkan diri sekalipun memiliki
potensi, sekalipun mempunyai kelebihan-kelebihan.
Imam-imam yang melayani Tuhan harus merendahkan diri di hadapan
Tuhan, sebab sentral dari pada ibadah salib dan pelayanan salib
adalah kerendahan hati = berada di titik nol.
Salib itu terdiri dari vertikal disatukan dengan horizontal sedangkan titik
nolnya itu adalah pertemuan antara vertikal dan horizontal (poros).
Angka-angka pada garis VERTIKAL di bagian
atas itu berbicara
tentang kesombongan misalnya: angka satu maka
kesombongannya terlihat satu, angka dua kesombongannya terlihat dua, angka
tiga kesombongannya terlihat tiga dan seterusnya semakin tinggi.
Sedangkan di bagian bawah
titik nol pada vertikal itu ada angka satu, dua, tiga itu berbicara
tentang dosa minder; misalnya, minder satu, minder dua, minder
tiga, itu juga tidak berkenan kepada Tuhan.
Orang yang minder bukan orang yang rendah hati, sebab orang
yang minder apabila suatu kali dia punya ini dan itu akan
sombong, sebetulnya seseorang menjadi minder karena
dia tidak punya.
Kemudian pada bagian HORIZONTAL di sebelah kanan ada angka satu,
angka dua, angka tiga dan seterusnya berarti semakin terpisah dari sesama.
Kemudian di sebelah kiri dari horizontal ini ada angka satu, angka dua, angka
tiga berarti kasih itu semakin dingin.
Pendeknya, kalau lepas dari sentral salib pada bagian
vertikal akan dikuasai dosa sombong dan dosa minder, pada bagian
horizontal kalau lepas dari sentral salib dia akan semakin jauh dari Tuhan dan
sesama sedangkan angka yang sebelah kiri kasihnya akan semakin
dingin.
Maka yang Tuhan mau di dalam ibadah salib dan pelayanan
salib senantiasa berada di titik nol (kerendahan hati).
Tentang: SATU TITIK (Titik
adalah noktah atau tanda baca).
Titik itu artinya; rela menjadi kecil dan dikecilkan/rela
direndahkan. Titik lebih kecil dari iota.
Kalau merendahkan diri banyak orang bisa, apalagi
kalau ada sesuatu yang diinginkan, ada sesuatu yang di
harapkan. Banyak orang merendahkan diri karena ada maunya, tetapi
untuk dikecilkan (direndahkan) belum tentu bisa.
Pendeknya; kalau seseorang rela dikecilkan, rela direndahkan, menunjukkan
bahwa dia berada di dalam pengalaman kematian, daging tidak bersuara.
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak
membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti
induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak
membuka mulutnya.
“Dia dianiaya tetapi Dia membiarkan
diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya.” = rela
dikecilkan dan direndahkan.
Ciri dikecilkan dan direndahkan;
-
Seperti anak domba yang dibawa
ke pembantaian.
-
Seperti induk domba yang kelu
di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Jadi ketika dikecilkan (direndahkan) mulut tidak terbuka
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian seperti induk domba yang kelu di
depan orang-orang yang menggunting bulunya, itulah pengalaman kematian.
Kalau seseorang suka membela diri dalam kesalahan, kemudian suka
bersungut-sungut di tengah ibadah pelayanan menunjukkan bahwa dia masih terjual
di bawah hukum Taurat, di atas tadi sudah saya terangkan.
Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi
jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
“Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati” ia
tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah,
kalau kita satu dalam kematian maka kita juga satu dalam kebangkitan Yesus
Kristus, kebangkitan berarti maut telah ditelan di dalam kemenangan.
Saat maut telah ditelan dalam kemenangan, selanjutnya
dengan berani kita berkata; “Hai maut di manakah
kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Karena sesungguhnya sengat
maut adalah dosa dan kuasa dosa adalah hukum Taurat.
Yesus telah menggenapi hukum Taurat di dalam tubuh-Nya
prakteknya satu iota dan satu titik, merendahkan
diri dan mati.
Yesaya 53:10-12
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.
Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
(53:11) Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan
menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan
banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
(53:12) Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya
orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat
sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya
ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak,
sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk
pemberontak-pemberontak.
Kalau kita satu di dalam kematian-Nya maka kita juga satu
dalam kebangkitan-Nya, sama seperti biji gandum kalau tidak mati dia akan tetap
satu biji saja tetapi kalau dia sudah mati dia akan menghasilkan banyak buah.
Buah yang dihasilkan itu ialah Tuhan Allah akan membagikan
kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan dan ia akan memperoleh orang-orang
kuat sebagai jarahan.
Kiranya hasil dari kuasa kebangkitan itu nyata di dalam
pribadi kita dan nyata dalam kandang penggembalaan GPT “Betania” dimana orang-orang besar sebagai rampasan dan
orang-orang kuat sebagai jarahan.
Sebab itu biarlah kita senantiasa arahkan
pandangan kita kepada salib supaya kita
jangan menjadi lemah.
2 Korintus 5:14-15
(5:14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah
mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua
sudah mati.
(5:15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia,
yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri tetapi
untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan kembali untuk mereka, itulah
ibadah salib dan pelayanan salib.
Hidup kita ini bukan untuk mencari kesenangan
sendiri tetapi untuk menyenangkan hati Tuhan karena Dia
telah mati dan bangkit untuk kita.
2 Korintus 5:16-17
(5:16) Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut
ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,
sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
(5:17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Roma 6:16-17
(6:16) Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan
dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba
orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada
kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
(6:17) Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu
hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran
yang telah diteruskan kepadamu.
Dahulu memang hamba dosa karena terjual di bawah hukum Taurat
tetapi sekarang dengan segenap hati mentaati pengajaran yang telah diteruskan
itu itulah pengajaran salib.
Kita ada di tengah-tengah ibadah salib dan pelayanan salib, itulah
pengajaran yang kita terima setelah Yesus menggenapi hukum Taurat.
Inilah ajaran yang kita teruskan dan kita taati dan kita ada dan
hidup di dalamnya.
Kalau kita satu dalam kematian-Nya kita juga satu
dalam kebangkitan-Nya hasilnya, bangsa-bangsa
jadi rampasan dan orang-orang kuat jadi jarahan, bukankah itu
kemurahan (kasih karunia) oleh Kristus
Yesus sehingga kita terdorong
untuk limpah dengan syukur kepada Dia oleh Kristus Yesus.
Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan
itu!... 2 Korintus 9:15. Amin.
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U Sitohang
No comments:
Post a Comment