IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 12 JULI 2018
KITAB RUT
(Seri:20)
Subtema: PENGHARAPAN YANG MELABUHKAN SAMPAI KE BELAKANG TABIR.
Shalom saudaraku.
Selamat malam salam sejahtera bagi kita sekaliannya
salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan-Nya
kita dimungkinkan kembali untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab
disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba
Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming atau video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda
berada kiranya Tuhan memberkati kita malam ini bahkan memulihkan hidup kita,
ibadah kita, pelayanan kita semakin berkenan kepada Tuhan mengingat hari-hari
ini adalah hari-hari yang jahat dosa sudah semakin bertimbun-timbun bagaikan
asap yang keluar dari lubang jurang maut sampai angkasa menjadi gelap matahari
menjadi gelap dan itu harus kita mengerti dan biarlah kita gunakan waktu yang
singkat ini dengan baik jangan seperti orang bebal tetapi berlaku bijaksana
berarti hidup dengan Roh Tuhan dan juga tidak hidup menurut hawa nafsu dan
keinginan daging.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci dari Rut 1:16.
Rut 1:16
(1:16) Tetapi kata
Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak
mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi,
dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah
bangsaku dan Allahmulah Allahku;
(1:17) di mana
engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah
kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu
apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
Kesimpulannya; Rut mengikuti Naomi pulang ke Betlehem sebab
ia tetap berpaut kepada Naomi.
Pengikutan Rut kepada Naomi dibuktikan dengan
perkataannya;
1.
Ke
mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi.
2.
Di
mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam.
3.
Bangsamulah
bangsaku.
4.
Allahmulah
Allahku.
5.
Di
mana engkau mati, aku pun mati di sana.
Keterangan; 1 dan 2 itu berbicara tentang
iman.
Keterangan; 3 dan 4 berbicara
tentang harap.
Keterangan; 5 itu berbicara tentang kasih.
Sekarang kita akan memperhatikan keterangan 3 dan 4 BERBICARA TENTANG HARAP.
Harap bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel
terkena pada Ruangan Suci.
1 Yohanes 3:3
(3:3) Setiap
orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada Allah,
menyucikan diri sama seperti Dia suci adanya.
Pendeknya; praktek dari pengharapan adalah hidup suci.
1 Petrus 1:13-14
(1:13) Sebab itu
siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya
atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus
Kristus.
(1:14) Hiduplah
sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu
pada waktu kebodohanmu,
Mari kita perhatikan kalimat pada ayat ini; “letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas
kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.”
Syaratnya;
1.
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat.
2.
Jangan turuti hawa nafsu.
Seperti yang tertulis di dalam Roma 12:2a; “Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.”
1 Petrus 1:15
(1:15) tetapi hendaklah
kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus,
yang telah memanggil kamu,
Kita dipanggil untuk menjadi kudus di dalam seluruh
hidup sama seperti Dia kudus adanya.
Hidup terdiri dari;
-
Hati, pikiran, dan perasaan.
-
Tubuh, jiwa, dan roh.
Seluruh hal itu harus ada dalam kesucian, jangan hidup
di dalam hawa nafsu sama seperti zaman kebodohan sebelum dipanggil Tuhan penuh
dengan hawa nafsu daging.
1 Petrus 1:16
(1:16) sebab ada
tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Menjadi
kudus di dalam seluruh hidup karena Tuhan itu kudus adanya. Jadi tolak ukur
kekudusan adalah Tuhan dan kekudusan-Nya seperti tali sipat (tali pengukur)
yang ada di tangan Tuhan, itu tertulis dengan jelas di dalam Amos 7:7.
Dan jika kamu
menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang
menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu
menumpang di dunia ini... 1
Petrus 1:17.
Kembali membaca ...
1 Yohanes 3:3
(3:3) Setiap orang
yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang
adalah suci.
Kesimpulannya; kalau kesucian menurut Tuhan dikaitkan
dengan Pola Tabernakel maka terkena kepada RUANGAN SUCI, di dalamnya terdapat tiga
macam alat;
1.
Meja roti sajian.
2.
Pelita emas.
3.
Mezbah dupa.
Keterangan: MEJA ROTI SAJIAN.
Berbicara tentang kesucian oleh firman Allah yang
disebut juga dengan pedang Roh sesuai dengan Efesus 6:17.
Ibrani 4:12
(4:12) Sebab
firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana
pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi
dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Firman Allah lebih tajam dari pedang bermata dua
manapun ia menusuk amat dalam sampai:
1.
Memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sum-sum.
Saudaraku siapa yang dapat menyentuh atau
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sum-sum?
Artinya; firman Allah itu dapat menjangkau
yang tidak terjangkau oleh mata manusia.
2.
Sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Artinya; dapat menyelidiki niat dan pikiran
hati kita.
Pertanyaanya; Kenapa firman Allah sanggup menjangkau
bahkan menyucikan dosa yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia?
Jawabnya: karena firman Allah itu hidup dan kuat.
Tentang: HIDUP.
Hidup
berarti bergerak dan bekerja.
1 Tesalonika 2:13
(2:13) Dan karena
itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu
telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan
manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah,
yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.
Firman Allah itu bekerja menunjukkan bahwa firman Allah
itu hidup tidak mati. Kemudian firman Allah yang diberitakan itu bukan
perkataan manusia tetapi perkataan Allah.
Ibrani 1:2-3
(1:1) Setelah pada
zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek
moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
(1:2) maka pada
zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,
yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia
Allah telah menjadikan alam semesta.
(1:3) Ia adalah
cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada
dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi,
Bukti-bukti lain, yang menunjukkan bahwa firman Allah
itu HIDUP:
1.
Firman Allah menjadikan alam semesta.
2.
Firman Allah menopang segala yang ada
(menopang pekerjaan Allah).
3.
Berkuasa
mengadakan
penyucian terhadap dosa.
Tentang: KUAT.
Kuat
berarti mempunyai kemampuan dan berkuasa.
Yeremia 23:29
(23:29) Bukankah
firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang
menghancurkan bukit batu?
Firman Tuhan seperti api dan seperti palu yang berkuasa menghancurkan bukit batu.
Segala kekerasan hati, segala kesombongan dan
keangkuhan dapat dihancurkan karena firman Tuhan itu seperti palu yang
menghancurkan bukit batu.
Keterangan:
PELITA EMAS.
Berbicara tentang kesucian oleh Roh Kudus.
Yesaya 4:4
(4:4) apabila TUHAN
telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah
Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.
Tuhan Allah
membersihkan kekotoran dan menghapuskan segala noda dengan roh yang mengadili
dan membakar.
Yehezkiel 36:26-27
(36:26) Kamu akan
Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan
menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
(36:27) Roh-Ku
akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut
segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan
melakukannya.
Keuntungan apabila Roh Tuhan diam di dalam batin manusia,
maka manusia akan hidup: (1) menurut ketetapan-ketetapan Tuhan, (2) dan
berpegang pada peraturan-peraturan Tuhan dan, (3) melakukannya.
Hidup di dalam Roh memberi diri dipimpin oleh Roh. Pendeknya
Roh Tuhan menyucikan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah
Yerusalem.
Ketetapan
Tuhan itu tidak bisa diubah-ubah, peraturan
Tuhan itu rambu-rambu yang harus kita ikuti selama kita mengikuti Tuhan sampai
tiba dengan selamat di tujuan dan kita harus melakukannya, kenapa? Karena Roh Tuhan diam di dalam batin manusia
bahkan Tuhan akan memberikan hati yang baru dan roh yang baru di dalam batin manusia, sehingga tidak terlihat lagi
kekerasan hati melainkan hati yang taat saja.
Kiranya apa yang kita terima malam ini tidak berlalu
begitu saja sehingga segala pengorbanan; tidak menjadi sia-sia.
Kita akan melihat lebih jauh pekerjaan Roh Kudus ...
Galatia 5:24-25
(5:24) Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.
(5:25) Jikalau
kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Jikalau hidup oleh Roh memberi diri dipimpin oleh Roh
Tuhan tandanya mengalami penyaliban terhadap daging.
Galatia 4:29
(4:29) Tetapi
seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang
diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini.
Dia yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang
diperanakkan menurut Roh. Hal yang sama berlaku di masa sekarang ini.
Roma 8:13
(8:13) Sebab, jika
kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu
mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Bahkan Roh Tuhan itu juga mematikan segala
perbuatan-perbuatan daging.
Jangan sampai kita membenarkan sesuatu yang salah untuk
hidup menurut daging, tetapi kalau kita betul-betul hidup di dalam Roh memberi
diri dipimpin oleh Roh bahkan Roh Tuhan itu akan mematikan segala perbuatan-perbuatan daging, itu keuntungan
dari anak-anak Tuhan yang tertinggal di gunung Sion dan mereka yang tersisa di
Yerusalem dan mereka akan disebut kudus oleh Roh yang mengadili dan yang menghanguskan.
Dan perlu untuk diketahui daging itu adalah ladang yang
subur bagi roh jahat dan roh najis.
Sekarang kita lihat dulu pekerjaan Roh Kudus lainnya
...
Yohanes 14:16-17, 26
(14:16) Aku akan
minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang
lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan
tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan
diam di dalam kamu.
(14:26) tetapi Penghibur,
yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan
segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah
Kukatakan kepadamu.
Jadi pekerjaan dari Roh Kudus;
1.
Penolong
2.
Menyertai
3.
Menghibur
4.
Mengajar
5.
Mengingatkan
6.
Menginsafkan
7.
Memimpin.
Yang keenam dan tujuh itu tertulis dalam injil Yohanes 16:8, 13.
Biarlah kita hidup di dalam Roh Tuhan supaya terlihat
tujuh tabiat dari Roh Tuhan ini dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku
melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh
dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh
bumi.
“Bermata tujuh
itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.”
Kehidupan yang diurapi Roh Kudus menjadi terang di
tengah-tengah dunia ini dimanapun diutus oleh Tuhan.
Kemudian ...
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari
takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor
menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Bahkan kesaksian dari orang-orang yang diurapi adalah
kesaksian yang dahsyat dan luar biasa “seperti
kilat dan bunyi guruh yang menderuh.”
Kesaksian yang dahsyat itu sama seperti pohon zaitun, pada
zaman Nuh air bah pernah melanda bumi selama lima bulan (150 hari lamanya)
membinasakan semua yang hidup (yang
bernafas)
mulai dari manusia, binatang, sampai kepada tumbuh-tumbuhan, semua dirusak
kecuali pohon zaitun.
Pohon zaitun -> kehidupan yang diurapi.
Terlepas dari banjir yang hebat artinya: bebas dari
dosa kenajisan. Kemudian Nuh mengetahui bahwa air itu sudah surut, ketika merpati
itu kembali mendapati Nuh dan pada paruhnya ada sehelai daun zaitun segar ... Kejadian 9:10.
Saat air itu berkumpul pada tempatnya terlihatlah
yang kering. Kumpulan
air itu disebut laut dan yang kering itu disebut darat, itu kesaksian yang
dahsyat.
Saudara tidak boleh sedih kalau daging mengalami
penyaliban, supaya kenajisan tidak nampak lagi, sebaliknya bersukacitalah kalau
Roh Tuhan itu berkarya dalam kehidupan kita masing-masing, karena roh Tuhan mengadili
dan menghanguskan.
Keterangan:
MEZBAH DUPA.
Berbicara tentang kesucian oleh kasih Allah.
1 Yohanes 4:9-10
(4:9) Dalam hal
inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah
mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
(4:10) Inilah kasih
itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi
kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Bukti bahwa Allah itu adalah kasih, yaitu; Ia mengutus
anak-Nya yang tunggal.
Tujuannya: supaya kita hidup oleh-Nya.
1 Yohanes 4:11
(4:11)
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita,
maka haruslah kita juga saling mengasihi.
Kalau Allah begitu hebat mengasihi kita maka biarlah
kita saling mengasihi satu dengan yang lain menjadi pendamaian bagi dosa,
mengerti orang lain, jangan menyakiti perasaan orang lain.
1 Yohanes 4:19-20
(4:19)
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
(4:20)
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia
membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak
mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak
dilihatnya.
Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi
kita.
Jikalau seseorang berkata: "Aku mengasihi Allah," tetapi ia membenci saudaranya ia
adalah pendusta. Karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya
tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.
Kita perlu kasih agape
kita tidak perlu kasih fileo dan kasih
eros.
Ishak sayang kepada
Esau karena Ishak suka daging buruan Esau tetapi
Ribka kasih kepada Yakub.
Lalu digenapi pada suratan Roma 9:13; Tuhan mengasihi
Yakub tetapi membenci Esau.
Apakah Tuhan tidak adil? Tidak mungkin, karena Tuhan
itu adil, Tuhan berkasih karunia kepada siapa Dia berkasih karunia, Tuhan
mengeraskan hati kepada orang yang mengeraskan hatinya.
Sekarang kita perhatikan ...
Kolose 3:13-14
(3:13) Sabarlah kamu
seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila
yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah
mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas
semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
Kasih fungsinya sebagai pengikat yang mempersatukan
anggota tubuh yang berbeda-beda bahkan kasih itu yang menyempurnakan kita
semua, sebab itu diluar kasih semuanya sia-sia tidak ada gunanya.
Hidup di dalam kasih, tandanya;
1.
Sabar
2.
Mengampuni
Kemudian kalau berbicara tentang tiga macam alat yang
ada di dalam ruangan suci -> ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, yaitu:
1.
Meja
Roti Sajian -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman
Alkitan disertai dengan perjamuan suci = persekutuan dengan FIRMAN ALLAH dan perjamuan
suci.
2. Pelita
Emas -> ketekukan dalam Ibadah Raya Minggu
disertai dengan kesaksian = persekutuan dengan ROH ALLAH.
3.
Mezbah
Dupa -> ketekukan dalam Ibadah Doa
Penyembahan = persekutuan di dalam KASIH ALLAH.
Roma 8:24-25
(8:24) Sebab kita
diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan
pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
(8:25) Tetapi
jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan
tekun.
Pengharapan yang dilihat bukan pengharapan lagi sebab bagaimana
orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tapi jika kita mengharapkan apa
yang tidak kita lihat kita akan menantikannya dengan tekun termasuk tekun dalam
tiga macam ibadah pokok.
Jadi kalau saat ini kita tekun dalam tiga macam ibadah
pokok menunjukkan bahwa kita sedang tekun menantikan apa yang kita harapkan. Yang kita harapkan adalah Yerusalem
yang baru, menjadi mempelai wanita Tuhan kelak bersanding dengan Dia dalam pesta
nikah Anak Domba sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi
ini.
Jadi ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok berasal dari sorga dari Allah
turun ke bumi, bukan buatan tangan manusia.
Roma 15:3-4
(15:3) Karena
Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada
tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai
aku."
(15:4) Sebab
segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi
kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan
penghiburan dari Kitab Suci.
Tanda berpegang pada pengharapan, yaitu:
1.
Ada ketekunan
2.
Mendapat penghiburan dari kitab suci.
Tentang: ADA KETEKUNAN -> ketekunan dalam tiga macam
ibadah pokok.
Keluaran 19:16, 18-19
(19:16) Dan terjadilah
pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan
padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga
gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
(19:18) Gunung Sinai
ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api;
asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar
sangat.
(19:19) Bunyi
sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya
dalam guruh.
Tuhan turun di atas gunung Sinai disertai dengan tiga
perkara, yaitu:
1.
Kilat.
2.
Awan padat.
3.
Bunyi sangkakala.
3
perkara tersebut dikaitkan dengan
Pola TABERNAKEL:
1.
KILAT -> ROH KUDUS, terkena pada
PELITA EMAS -> ketekunan dalam Ibadah Raya Miggu disertai dengan kesaksian.
2.
AWAN PADAT -> KASIH ALLAH, terkena
pada MEZBAH DUPA -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
3.
BUNYI SANGKAKALA -> KASIH ALLAH,
terkena pada MEZBAH DUPA -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab
disertai dengan perjamuan suci.
Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok benar-benar
berasal dari sorga dari Allah turun ke bumi, itu bukan ibadah buatan tangan
manusia.
Rasul Paulus kembali mengingatkan ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok kepada orang-orang Ibrani.
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu
marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman
yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat
dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita
teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah
kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
Ayat 22
berbicara tentang IMAN -> ketekukan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci.
Ayat 23
berbicara tentang PENGHARAPAN -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian.
Ayat 24
berbicara tentang KASIH -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibrani 10:25
(10:25) Janganlah
kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan
oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Kita
tekun dalam tiga macam ibadah pokok, marilah kita saling menasihati dan semakin
giat melakukannya sebab hari Tuhan sudah semakin dekat, kedatangan Tuhan sudah
tidak lama lagi.
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika
kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,
maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Perlu untuk diketahui, jika kita sengaja meninggalkan
tiga macam ibadah pokok maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa bagi
dia, darah Yesus tidak berlaku atas dia.
Apalagi imam-imam dengan sengaja meninggalkan pelayanan
darah Yesus tidak berlaku atas dia.
Pendeknya orang-orang yang menaruh pengharapannya
kepada Allah, ada di dalam ketekunan yaitu tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Tentang: MENDAPAT PENGHIBURAN DARI KITA SUCI.
Artinya; segala kesaksian-kesaksian para nabi ditulis
dalam perjanjian lama, serta kesaksian-kesaksian Yesus dan para Rasul ditulis
dalam perjanjian baru supaya kita berharap kepada Allah.
Roma 15:4
(15:4) Sebab segala
sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita,
supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan
dari Kitab Suci.
Kesaksian yang benar yang ditulis dalam perjanjian lama
maupun kesaksian yang benar yang ditulis dalam perjanjian baru itu guru. Sebaliknya
kesaksian yang tidak benar hidup yang tidak benar yang tertulis dalam
perjanjian lama dan ditulis juga dalam perjanjian baru itu juga pelajaran yang
baik supaya kita tidak turut mengikuti kesaksian yang tidak baik. Pendeknya,
pengalaman hidup adalah guru yang terbaik.
Kiranya kita semua memperhatikan ini sungguh-sungguh, kalau
seseorang menderita karena dosa kejahatan dan kenajisan jangan diulang, kalau
kesalahan itu menjadi orang lain menderita jangan diulang, itulah pelajaran
yang baik bagi kita malam ini.
Kita lihat contoh itu ...
1 Korintus 10:1-2, 6-10
(10:1) Aku mau,
supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada
di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi
pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
(10:6) Semuanya ini
telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan
kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
(10:7) dan supaya
jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa
orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk
makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
(10:8) Janganlah
kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
(10:9) Dan
janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang
dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
(10:10) Dan
janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Contoh bangsa Israel sebagai pengikut Musa selama
perjalanan empat puluh tahun di padang gurung dituliskan kembali sebagai
kesaksian, tujuannya supaya kita jangan menginginkan hal-hal yang jahat seperti
yang mereka perbuat.
Adapun kejahatan-kejahatan mereka antara lain;
1.
Menjadi penyembah-penyembah berhala.
2.
Melakukan percabulan di Midian dengan perempuan-perempuan
Moab.
3.
Mencobai Tuhan.
4.
Bersungut-sungut.
Inilah kesaksian bangsa Israel selama empat puluh tahun
di padang gurun mereka disebut sebagai pengikut Musa.
1 Korintus 10:11
(10:11) Semuanya
ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan
bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Jadi saudaraku perbuatan mereka adalah sebagai contoh
dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup di zaman akhir ini.
Penyembahan berhala,
lalu melakukan percabulan di Midian dengan
perempuan Moab, kemudian mencobai Tuhan,
dan bersungut-sungut, contoh ini
semua dituliskan kembali untuk menjadi peringatan dan menjadi pelajaran yang
baik sementara kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Berarti dengan demikian kita mendapat penghiburan dari
kitab suci.
Ada lagi pengalaman yang lain ...
Roma 4:18-19
(4:18) Sebab
sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan
percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah
difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
(4:19) Imannya
tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah,
karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah
tertutup.
Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap namun Abraham
berharap juga dan percaya kepada janji Allah yaitu menjadi bapa segala bangsa.
Sebetulnya tidak ada dasar untuk berharap tetapi ia tetap
berharap sebab pada waktu janji itu diturunkan Abraham telah tua ia telah
berusia seratus tahun atau pengertian yang lain ia telah mati pucuk istilah
sekarang lemah sawat berarti
tidak memungkinkan untuk mendapat keturunan, yang kedua rahim Sarah telah tertutup = mandul. Tapi
Abraham sekalipun tidak ada dasar untuk berharap ia tetap berharap terhadap
janji Tuhan bahwasannya ia akan menjadi bapa segala bangsa, imannya tidak
menjadi lemah.
Roma 4:20, 23-24
(4:20) Tetapi terhadap
janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam
imannya dan ia memuliakan Allah,
(4:23) Kata-kata
ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk
Abraham saja,
(4:24) tetapi
ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena
kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari
antara orang mati,
Jadi pengalaman Abraham ini ditulis kembali karena
janji ini bukan saja untuk Abraham tapi juga untuk bangsa kafir, kesaksian yang
benar seperti ini menjadi pelajaran yang baik bagi kita semua supaya kita tetap
berharap kepada Dia sekalipun tidak ada dasar untuk berharap.
Tidak ada dasar untuk berharap tetapi Abraham tetap
berharap, pengalaman ini dituliskan kembali supaya menjadi pelajaran yang baik
bagi kita.
Kesaksian para nabi dituliskan dalam perjanjian lama,
kesaksian Yesus dan para Rasul dituliskan dalam perjanjian baru dan menjadi pelajaran
yang baik bagi kita. Kesaksian yang tidak baik supaya kita tidak mengikuti
contoh yang tidak baik, kesaksian yang baik dari para nabi para Rasul supaya
menjadi pelajaran yang baik.
Ibrani 6:18-19
(6:18) supaya oleh
dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin
berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk
menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
(6:19) Pengharapan
itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai
ke belakang tabir,
Pengharapan adalah kesucian, dan pengharapan itu adalah
sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang itu telah dilabuhkan sampai ke
belakang tabir yaitu: Ruangan Maha Suci.
Ibrani 6:20
(6:20) di mana Yesus
telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan
Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
Kita patut besyukur sebagai Iman Besar kita yang tekun
dalam tiga macam ibadah pokok karena kita menaruh pengharapan kepada Allah, Dia
telah membuka jalan bagi kita untuk membawa kita sampai kepada Ruangan Maha
Suci. Orang yang menaruh pengharapan berarti tekun di dalam ruangan suci.
Jadi satu sisi ruangan suci atau disebut juga tempat
pengudusan digambarkan bagaikan bahtera sampai nanti bahtera hidup kita ini
dilabuhkan sampai kepada ruangan maha suci, sebab pengharapa itu bagaikan sauh
yang kuat (jangkar kapal). Yesus adalah nahkoda yang baik, tidak perlu ragu, sebab Dia mengerti tentang mata bumi
tidak akan nyasar di dalam lautan yang luas, Dia nahkoda yang luar biasa.
Kalaupun ada ombak ada badai Dia memberi rasa aman bagi
kita semua dan itu sudah terbukti.
Demikianlah Dia sebagai nahkoda dan memimpin kehidupan kita
sampai nanti berada di dalam ruangan maha suci.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment