IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 JULI 2018
KITAB KOLOSE
(Seri:133)
Subtema: ”KEYAKINAN IMAN YANG TEGUH”
Shalom saudaraku.
Selamat malam salam
sejahtera bagi kita sekaliannya, kita patut bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan
memberikan umur panjang, nafas kehidupa, dan kesehatan kemudian diberi kesempatan
untuk mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayan yang Tuhan percayakan ini.
Kita patut bersyukur
di tengah ibadah pelayanan ini kita mendapat pertolongan dari Tuhan di luar Tuhan
kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Kita segera
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 2:6-8
(2:6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita.
Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
(2:7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun
di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah
diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Setelah kita menerima
Kristus Yesus Tuhan kita selanjutnya dilanjuti dengan empat tindakan, yaitu;
1.
Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
2.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia.
3.
Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu.
4.
Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Keterangan: “Hendaklah
kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu.”
Kita lihat dulu ...
1 Petrus 5:8-9
(5:8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis,
berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
dapat ditelannya.
(5:9) Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab
kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang
sama.
Iman yang teguh berguna untuk
melawan musuh abadi yaitu: Iblis yang digambarkan seperti singa yang
mengaum-aum.
Tapi sebelum kita
melihat ini saya ingin kita membaca ...
Ibrani 10:22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan
hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita
telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni.
Keyakinan iman yang
teguh timbul karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh
kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Pendeknya,
keyakinan iman yang teguh itu timbul setelah seorang mengalami penyucian oleh air dan firman,
baik lahir maupun batin.
Matius 3:13-17
(3:13) Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada
Yohanes untuk dibaptis olehnya.
(3:14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah
yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya:
"Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan
seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air
dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung
merpati turun ke atas-Nya,
(3:17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang
mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan."
Penyucian
atay baptisan air tidak berhenti pada Kolom Pembasuhan, tetapi lanjut sampai kepada
penyucian oleh air dan firman…Efesus
5:26-27.
Kemudian
setelah Yesus dibaptis air lalu Roh Allah
turun ke atas-Nya seperti burung merpati.
Saudaraku di dalam nas
yang lain dikatakan
dengan jelas bahwa kehidupan kita ini seperti domba di tengah serigala,
kemudian Yesus berkata; cerdik seperti ular tetapi tulus seperti merpati. Ini berbicara tentang
kekuatan tidak goyah karena memiliki iman yang teguh.
Kalau kita melayani
dengan ketulusan itu yang membuat kita kuat.
1 Petrus 5:8-9
(5:8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis,
berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
dapat ditelannya.
(5:9) Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu
tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang
sama.
Simon Petrus
menuliskan ini kepada kita sebagai perintah dari sorga untuk melawan iblis
dengan iman yang teguh karena iblis telah menimbulkan banyak penderitaan di
tengah-tengah kehidupan manusia sampai nikah itu menjadi hancur.
Iblis menimbulkan penderitaan yang hebat, maka
dengan tegas Petrus berkata, lawanlah iblis dengan iman yang teguh.
Iman yang teguh timbul, setelah
mengalami penyucian oleh air dan firman, baik lahir maupun batin, setelah Yesus dibaptis, Roh Allah turun atas Dia seperti
burung merpati.
Kalau melayani Tuhan dengan jujur dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Ketika air bah berlangsung selama lima bulan (seratus lima puluh hari) semua yang hidup dibinaskan selain pohon
zaitun. Tandanya, burung
merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun.
Orang yang tulus melayani Tuhan adalah orang
yang kuat, sebab itu mari kita lawan iblis dengan iman yang teguh.
1 Petrus 5:8
(5:8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si
Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang
yang dapat ditelannya.
Ciri-ciri apabila
seseorang memiliki iman yang teguh: SADAR dan BERJAGA-JAGA.
Kita lihat dulu ...
Tentang: SADAR.
Matius 15:32
(15:32) Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata:
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga
hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau
menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
Yesus
memberi makan 4000 orang dengan tujuh roti dan beberapa ikan, tujuannya: supaya mereka tidak pingsan (tetap sadar).
Tuhan tidak mau
memerintahkan orang banyak itu pulang ke rumah masing-masing dalam keadaan lapar nanti mereka pingsan di tengah jalan. Pingsan berarti tidak mati tetapi tidak hidup = tidak sadar.
Saudaraku ada dua kali
pemecahan roti, pemecahan roti pertama ketika Yesus memberi makan lima ribu
orang laki-laki, sedangkan pemecahan roti yang kedua ketika Yesus memberi makan empat ribu orang
dengan tujuh roti dan beberapa ikan.
Malam ini kita menikmati pemecahan roti yang kedua tanda belas kasih
Tuhan kepada kita semua, supaya kita tidak pingsan, (tetap sadar) rohani.
Syarat
menikmati pemecahan roti yang kedua ialah: duduk
di tanah, artinya: merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan.
Jadi ciri orang yang
memiliki iman yang teguh yang pertama sadar, tidak pingsan. Kalau tidak sadar
banyak terjadi kekeliruan dan wujudnya tidak merasa bersalah
saat melakukan kesalahan.
Orang pingsan tidak akan pernah mengalami rasa
bersalah, sebab itu Tuhan memberikan roti kepada mereka supaya mereka jangan
pingsan, namun sadar.
Kalau malam ini kita
disadarkan oleh firman Tuhan itu karena belas kasihan Tuhan kepada kita.
Tentang: BERJAGA-JAGA.
Matius 26:38
(26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku
sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan
berjaga-jagalah dengan Aku."
Pengalaman Yesus saat menghadapi salib, Yesus berkata “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.”
Kesedihan itu seperti mau mati rasanya karena
dengan sadar Ia hendak disalibkan, selanjutnya kepada murid-murid, Yesus berkata “Tinggallah
di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Kesimpulannya,
untuk menghadapi salib dengan kesedihan yang luar biasa hanya dengan satu cara:
“BERJAGA-JAGA”.
Matius 26:39-40
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu
dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki."
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu
dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah
kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan
jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Berjaga jaga di sini
berarti hidup dalam doa dan penyembahan di hadapan Tuhan.
Lamanya berjaga-jaga
(doa penyembahan) ialah: satu jam, itu standar doa penyembahan, terkhusus untuk imam-imam atau orang-orang yang melayani Tuhan.
Melayani Tuhan harus berjaga-jaga selama satu
jam (menyembah Tuhan selama satu jam), berarti ada waktu
yang sunyi untuk mempersiapkan diri di dalam melayani Tuhan.
Saudaraku satu jam itu
mengingatkan kita dengan Anak Domba Paskah
harus
berumur satu tahun…Keluaran 12:5. Satu tahun berbicara tentang kedewasaan
penuh.
Jadi penyembahan selama satu jam,
tanda kedewasaan rohani.
-
Ukuran bidang atas (panjang dan lebar) dari pada mezbah
dupa adalah satu hasta berarti terlepas dari roh kekuatiran. Kalau dewasa
rohani terbebas dari kekuatiran tidak kuatir soal makan, minum dan pakaian,
tidak kuatir soal masa depan, tidak kuatir soal jodoh, tidak kuatir soal ini
dan itu, itu orang dewasa.
-
Kemudian, perlu untuk
diketahui, bahwa Allah itu
Esa, dan Esa pula Ia menjadi pengantara antara Allah dan manusia berarti tanggung jawab tidak
diwakilkan kepada orang lain. Pendeknya, dewasa rohani berarti bertanggung jawab.
Daniel 6:9-12
(6:9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu
dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang
orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
(6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah
dengan larangan itu.
Surat perintah yang
dibuat raja Darius menurut undang-undang orang Media dan Persia (ayat 8) adalah bahwa
barangsiapa dalam tiga puluh hari (satu bulan) menyampaikan permohonannya kepada salah satu
dewa atau manusia kecuali kepada raja Darius maka ia akan dilemparkan ke dalam
gua singa.
Tetapi kita lihat
setelah surat perintah itu dikeluarkan sikap Daniel ...
Daniel 6:11-15
(6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu
telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada
tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut,
berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
(6:12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan
mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.
(6:13) Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan
kepadanya tentang larangan raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu
larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan
permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja,
akan dilemparkan ke dalam gua singa?" Jawab raja: "Perkara ini telah
pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut
kembali."
(6:14) Lalu kata mereka kepada raja: "Daniel, salah
seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak
mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia
mengucapkan doanya."
(6:15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat
sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai
matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.
Di sini kita melihat
bahwa Daniel tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allah-Nya seperti yang biasa dilakukannya, menunjukkan bahwa penyembahan itu sudah mendarah daging, ia
tidak takut dengan perintah yang telah dibuat menurut undang-undang orang Media dan Persia yaitu “barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada
salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan
dilemparkan ke dalam gua singa.”
Daniel tidak merubah
sikapnya, ia tetap
berjaga-jaga karena doa penyembahan itu sudah mendarah daging dalam
kehidupannya bahkan itu sudah menjadi tabiat, mejadi kesukaan, kenikmatan.
Berjaga-jaga
lewat doa penyembahan, berarti ada persekutuan yang indah di dalam kasih Allah.
Banyak orang Kristen lupa dalam
doa penyembahan, karena kuatir soal apa yang
akan dimakan, diminum dan dipakai, bahkan takut ini dan itu, ia lebih kuatir dengan perkara lahiriah, dari pada takut untuk menyembah Tuhan, sehingga
banyak kesibukan-kesibukan yang tidak karu-karuan.
Masih jelas dalam ingatan kita tentang pewahyuan Elifas, “Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya,
dan dalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka”…Ayub 5:19.
Saudaraku Daniel ada
pada hari perhentian (hari ke-7) lewat doa penyembahan, sehingga ia tidak takut undang-undang Media dan
Persia.
Daniel
6:16-23
(6:16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap
raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut
undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang
dikeluarkan raja yang dapat diubah!"
(6:17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah
Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel:
"Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan
engkau!"
(6:18) Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada
mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin
meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan
apa-apa.
(6:19) Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia
semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak
dapat tidur.
(6:20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing,
bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;
(6:21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia
kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel:
"Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun,
telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
(6:22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja,
kekallah hidupmu!
(6:23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk
mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku,
karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku,
ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
Di sini kita melihat
mulut singa telah tertutup karena Allah telah
mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan singa-singa itu.
Saudaraku Tuhan telah
mengutus utusan kepada kita untuk menutup (mengatupkan) mulut singa-singa itu, Yesus adalah hamba Tuhan
Ia telah diutus oleh Allah Bapa ke bumi untuk mengatupkan mulut singa yang mengaum-aum.
Singa di sini (1 Petrus 1:8) itulah gambaran dari Iblis Setan yaitu: roh jahat dan roh najis.
Malaikat sidang jemaat -> gembala sidang. Kalau tergembala dengan baik maka nyata pemeliharaan,
pertolongan, dan pembelaan Tuhan.
Banyak penderitaan terjadi karena Iblis (Setan) yaitu: roh jahat dan roh najis telah merusak kehidupan manusia
sampai dibuat menderita, tetapi Tuhan memberi jalan keluar bagi kita yaitu: dengan jalan sadarlah dan berjaga-jagalah Iblis berjalan keliling
sama seperti singa yang
mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Ayo hiduplah di dalam
doa penyembahan, kemudian menikmati pemecahan roti yang kedua. Syarat menikmati
pemecahan roti yang kedua: duduk di atas tanah artinya; merendahkan diri dan
rela direndahkan.
Saudaraku malam ini
kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan sampai penyembahan itu mendarah daging, menjadi
tabiat. Bukan saja pada saat ibadah Doa Penyembahan di malam ini, supaya kita tidak berada di mulut singa.
Tuhan sudah mengutus
malaikat-Nya, itulah gembala sidang, supaya kita tergembala dengan
benar. Amin.
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U Sitohang
No comments:
Post a Comment