KITAB RUT
(Seri:32)
Subtema: HIDUP YANG INDAH DI DALAM TUHAN.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di
dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, oleh kemurahan Tuhan kita diijinkan
untuk mengusahakan dan memelihara Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan
perjamuan suci. Kita berdoa memohon belas kasih Tuhan supaya kiranya Tuhan
memberkati kita dengan kasih dan kemurahan-Nya dinyatakan dengan limpah lewat
pengajaran firman yang akan segera kita terima.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan
firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita.
Segera saja kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, dari kitab Rut 2.
Rut 2:2
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada
Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di
belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya:
"Pergilah, anakku."
Pembacaan firman Tuhan dari ayat 2 ini,
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Rut meminta ijin kepada Naomi dan ia pun
diijinkan oleh Naomi. Dalam hal ini Rut benar-benar menghormati
Naomi (mertuanya) sebagai orang tua.
Yang berkaitan dengan itu mari kita
perhatikan ...
Kolose 3:20
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu
dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
“Taatilah orang tuamu dalam segala hal,
karena itulah yang indah di dalam Tuhan.”
Kehidupan anak-anak menjadi indah di dalam
Tuhan kalau ia taat dan hormat kepada orang tuanya.
Segera kita memperhatikan HIDUP YANG INDAH
DI DALAM TUHAN ...
Keluaran 20:12
(20:12) Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut
umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
Kalau anak-anak hormat kepada orang tua
maka lanjut umurnya (umurnya panjang) -> Hidup yang indah.
Ulangan 5:16
(5:16) Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang
diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik
keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
Kalau seorang anak hormat dan taat kepada
orang tuanya selain lanjut umurnya juga baik keadaannya-> Hidup
yang indah.
Kemudian kita lihat kembali anak yang
hormat kepada orang tua ...
Efesus 6:1-3
(6:1) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam
Tuhan, karena haruslah demikian. (6:2)
Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti
yang nyata dari janji ini: (6:3) supaya
kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Selanjutnya disini ditambahkan lagi bahwa
seorang anak yang hormat dan taat kepada orang tuanya dia juga akan berbahagia dan
panjang umurnya (lanjut umurnya) -> Hidup yang indah.
Itulah beberapa ayat yang akan meneguhkan
kehidupan kita supaya sebagai seorang anak betul-betul menunjukkan rasa hormat
dan taat kepada orang tuanya masing-masing.
Kesimpulannya apabila seorang anak hormat
kepada orang tuanya;
1. Baik keadaannya.
2. Berbahagia.
3. Umur panjang (lanjut umurnya).
Itu kesimpulan dari rangkaian ayat per
ayat yang sudah disampaikan di atas tadi, tentang hormat kepada orang tua.
Sekarang mari kita akan memperhatikan
ketiga hal tersebut, dimulai dari ...
Tentang: BAIK KEADAANNYA.
Baik keadaannya kalau dikaitkan dengan
pola Tabernakel itu terkena kepada MEZBAH KORBAN BAKARAN. Berarti
supaya baik keadaannya harus menghargai
korban Kristus.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas, (1:19) melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat.
Kita telah ditebus dari cara hidup yang
sia-sia yang disebut juga dengan dosa warisan atau kutuk nenek moyang, dengan
darah yang mahal yaitu darah Kristus yang sama seperti darah Anak Domba yang
tak bernoda dan tak bercacat.
Wahyu 5:9-10
(5:9)
Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu
kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi."
Setelah ditebus selanjutnya Tuhan membuat mereka menjadi
suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, dan
mereka akan memerintah sebagai raja di bumi. Tujuannya; supaya baik
keadaannya.
Jadi jangan merasa rugi kalau seorang imam
melayani pekerjaan Tuhan sekalipun ditandai banyak pengorbanan baik itu tenaga,
pikiran, waktu, bahkan materi dan uang sekalipun, tidak akan rugi. Justru
sebaliknya lepas dari perhambaan dosa sama artinya baik keadaannya.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Disini kita perhatikan ada dua kali
penyebutan bangsa;
1.
Bangsa yang terpilih -> imamat yang rajani.
Yesus adalah Raja di
atas segala raja, Dia turun ke bumi dan mengambil rupa seorang hamba, untuk
melayani kehidupan kita yang berdosa ini.
2.
Bangsa yang kudus -> umat kepunyaan Allah sendiri.
Umat kepunyaan Allah sendiri itu persis seperti bangsa
Israel waktu berada di Gosyen, mereka dipelihara oleh Tuhan jauh dari sepuluh
tulah, jauh dari kutuk dosa. Bangsa yang kudus, dipelihara dan dibela oleh
Tuhan bahkan jauh dari kutuk dosa.
Keadaan dari imamat rajani
tadi; keluar dari kegelapan kepada terang yang ajaib, berarti
baik keadaannya.
Tentang: BERBAHAGIA.
Berbahagia -> tiga alat yang terdapat
di dalam RUANGAN SUCI.
1. Meja roti sajian, artinya;
berbahagia karena dikuduskan oleh firman Allah.
2. Pelita emas, artinya;
berbahagia karena dikuduskan oleh Roh El Kudus.
3. Mezbah dupa, artinya;
berbahagia karena dikuduskan oleh kasih Allah.
Jadi seseorang berbahagia karena dia hidup
di dalam kekudusan. Kalau seseorang tidak hidup di dalam kekudusan
kehidupan semacam ini tidak akan pernah mengalami kebahagiaan. Oleh sebab itu
Tuhan menuliskan hukum yang keempat sebanyak dua kali, satu kali di dalam Keluaran
20 dan yang kedua (diulang lagi) dalam kitab Ulangan 5;
adapun hukum yang keempat berbicara tentang, kuduskanlah hari Sabat,
hari perhentian Tuhan Allah.
Hari perhentian yang
menjadikan kehidupan kita bahagia. FIRMAN ALLAH dan ROH ALLAH serta KASIH
ALLAH adalah hari perhentian sehingga kitapun berbahagia oleh-Nya.
Wahyu 19:8-9
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia berkata kepadaku:
"Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
“Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba."
Kebahagiaan disini ada kaitannya dengan
lenan halus yaitu, pakaian putih yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih.
Lenan halus artinya; perbuatan-perbuatan
yang benar dari orang-orang kudus.
Keluaran 28:4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup
dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat
pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun,
abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Membuat pakaian kudus bagi Harun dan bagi
anak-anaknya supaya mereka layak memegang jabatan imam untuk
memperhatikan tiga perabotan yang ada di
dalam Ruangan Suci.
Bandingkan dengan ...
Matius 22:10-13
(22:10) Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan
semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang
baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. (22:11) Ketika
raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang
tidak berpakaian pesta. (22:12) Ia berkata kepadanya: Hai
saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?
Tetapi orang itu diam saja. (22:13) Lalu kata raja itu
kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke
dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi.
Dikuduskan oleh firman Allah, dikuduskan
oleh kasih Allah, dikuduskan oleh Roh Allah, itu adalah suatu kebahagiaan
seperti imam-imam yang memegang jabatan imam memperhatikan tiga peralatan
di dalam Ruangan Suci.
Berada dalam perjamuan kawin tetapi tidak
menggunakan pakaian pesta (lenan halus) yaitu perbuatan-perbuatan yang benar
dari orang-orang kudus. Dua tangan dan dua kaki orang itu selanjutnya
dilemparkan ke dalam kegelapan disana ada ratap dan kertak
gigi, pendeknya tidak ada kebahagiaan.
Jadi sangat jelas sekali kebahagiaan itu
ada kaitannya dengan lenan halus , dikuduskan oleh firman Allah,
dikuduskan oleh kasih Allah, dikuduskan oleh Roh Allah.
Harun dan anak-anaknya memegang jabatan imam maka harus memakai pakaian
kudus. Tugas mereka adalah harus memperhatikan segala
perkara yang ada di dalam Tabernakel terang kasih tiga
alat (perabotan) yang ada di dalam Ruangan Suci.
Saudaraku tidak ada kebahagiaan yang
melebihi kebahagiaan mempelai yang digambarkan seperti seorang imam yang
memperhatikan tiga perabotan di Ruangan Suci. Maka yang dahulu suka
bersungut-sungut karena mungkin terlalu berat bagi dia untuk melayani pekerjaan
Tuhan, sekarang saya ingatkan kembali, tidak ada kebahagiaan yang melebihi
kebahagiaan dari seorang imam yang melayani pekerjaan Tuhan, itu sama seperti
kebahagiaan Mempelai.
Tentang: UMUR PANJANG/LANJUT
UMURNYA.
Umur panjang atau lanjut umurnya
-> kemuliaan Tuhan, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel
terkena kepada RUANGAN MAHA SUCI. Ukuran ruangan maha suci ialah: panjang lebar tinggi 10 10 10 = 1000 hasta, itulah ukuran dari Ruangan Maha
Suci, itu bisa dibaca di dalam Keluaran 28.
Wahyu 20:3-4
(20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan
menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi
menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian
dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. (20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta
dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk
menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya
karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah
binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan
tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja
bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Berada di dalam kerajaan seribu tahun
damai = umur panjang atau lanjut umurnya.
Bayangkan kalau tidak ada kerajaan seribu
tahun damai maka umurnya pendek, umurnya tidak lanjut. Tetapi puji Tuhan mereka
yang dipenggal kepalanya atau leher digorok karena kesaksian (Roh
Allah) dan karena firman Allah, mereka hidup kembali, inilah
kebangkitan yang pertama. Sesudah bangkit mereka berada di dalam kerajaan
seribu tahun damai, berarti umurnya panjang (lanjut umurnya).
Berkenaan dengan itu, kita lihat dahulu
DAFTAR KETURUNAN ADAM YANG BERUMUR PANJANG (sepuluh keturunan) sebelum
terjadinya air bah di dalam Kejadian 5;
1.
Adam mencapai 930 tahun (Kejadian 5:5).
2.
Set mencapai 912 tahun (Kejadian 5:8).
3.
Enos mencapai 905 tahun (Kejadian 5:11).
4.
Kenan mencapai umur 910 tahun (Kejadian 5:14).
5.
Mahalalel mencapai umur 895 tahun (Kejadian 5:17).
6.
Yaret mencapai umur 962 tahun (Kejadian 5:20).
7.
Henokh mencapai umur 365 tahun, memang tidak sampai 900
tahun tetapi dia diangkat oleh Allah = umur
panjang/panjang umurnya
(Kejadian 5:23).
8.
Metusalah mancapai umur 969 tahun (Kejadian 5:27).
9.
Lamekh mencapai umur 770 tahun (Kejadian 5:31).
10. Nuh mencapai 950
tahun (Kejadian 9:29).
Inilah daftar sepuluh keturunan Adam
mencapai umur panjang, memang tidak mencapai 1000 tahun namun itu memberi arti
bagi kita bahwa tidak ada manusia yang sempurna.
Kejadian 6:1-2
(6:1)
Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi
mereka lahir anak-anak perempuan, (6:2)
maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu
cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan
itu, siapa saja yang disukai mereka.
Namun setelah Kejadian 6:1-2,
pada akhirnya anak-anak Allah jatuh dalam dosa kenajisan, sebab anak-anak Allah
melihat anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik lalu mereka mengambil
isteri dari antara perempuan-perempuan itu siapa saja yang disukai mereka.
Melihat wanita cantik lalu dijadikan isteri, sesudah bosan kawin lagi dengan
wanita cantik, terus menerus. Pendeknya jatuh di dalam dosa kawin mengawinkan,
dosa kenajisan.
Lalu setelah itu kita lihat apakah umurnya
panjang???
Kejadian 6:3
(6:3)
Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam
manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua
puluh tahun saja."
“Umurnya akan seratus dua puluh tahun
saja." Berarti umurnya menjadi pendek karena dosa
kenajisan.
Jadi oleh karena dosa kenajisan itu umur
manusia menjadi seratus dua puluh tahun saja, berarti jarak antara manusia
dengan Tuhan sangat jauh.
Bayangkan kalau jarak kita dengan Tuhan
begitu jauh sekali lalu dengan umur yang pendek ini bagaimana kita dapat
menggapai kerajaan seribu tahun damai. Adapun ukuran
dari Ruangan Maha Suci panjang x lebar x tinggi 10 10 10 = 1000 hasta, kerajaan seribu tahun damai.
Umur pendek menggapai kerajaan seribu
tahun, ini adalah sesuatu yang sangat sukar untuk digapai, sangat sukar untuk
dijangkau oleh kemampuan manusia, oleh kecanggihan teknologi, oleh apa
saja. Bahkan oleh karena kenajisan manusia, Tuhan mengambil
Roh-Nya dari manusia.
Kesimpulannya; untuk mempertahankan umur
panjang memperhatikan kemuliaan yang dari Allah.
Sekarang kita memperhatikan dari SISI
HENOKH dimana dia memperhatikan kemuliaan yang dari Allah.
Kejadian 5:23-24
(5:23) Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh
lima tahun. (5:24) Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah,
lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Kesimpulannya; Henokh bergaul dengan Tuhan
lalu dia diangkat dibawa di dalam kemuliaan-Nya.
Kita lihat tentang bergaul di dalam ...
Amsal 8:27-30
(8:27) Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana,
ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, (8:28) ketika
Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, (8:29) ketika
Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan
ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, (8:30) aku ada
serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan
senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;
Ketika Allah;
- Mempersiapkan langit.
- Menggaris kaki langit.
- Menetapkan awan-awan di
atas.
- Menetapkan air samudera
raya.
- Menentukan batas kepada
laut.
- Menetapkan dasar-dasar
bumi.
Anak berkata; “anak selalu
bersama-sama dengan Bapa setiap hari, sebagai anak kesayangan, setiap hari
menjadi kesayangan-Nya.”
Yohanes 1:2-3
(1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. (1:3) Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.
Jadi Ia pada mulanya bersama-sama dengan
Allah, segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Kita lanjut dahulu ...
Ibrani 1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada
kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia
adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang
ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi,
Jadi saudaraku, firman Allah penuh
dengan kekuasaan menopang segala yang ada.
Saudaraku ibadah ini terselenggara karena
ditopang oleh firman Allah, kita melayani pekerjaan Tuhan karena ditopang oleh
firman Allah, kita hidup juga karena ditopang oleh firman, bahkan firman itu
juga mengadakan penyucian dosa.
Tadi Allah mempersiapkan segala sesuatu
itu karena Anak ada disitu, Yohanes 1:14; firman itu telah
menjadi manusia, itulah pribadi Tuhan Yesus Kristus, jadi segala sesuatu
ditopang oleh firman Allah dan Anak Allah senantiasa bergaul dengan Allah.
Kalau tidak bergaul dengan firman Allah
kita tidak mungkin mengalami penyucian terhadap dosa, baptisan
air adalah tanda pertobatan, tetapi pertobatan itu bukan hanya
berhenti sampai di kolam baptisan tetapi harus lanjut sampai penyucian oleh air
dan firman, bergaul dengan Allah.
BERGAUL DENGAN ROH ALLAH.
Kejadian 1:1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi
belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh
Allah melayang-layang di atas permukaan air.
“Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air” artinya; orang yang rendah hati
adalah orang yang mau bergaul dengan Roh Allah. Tadi orang yang ditopang dan
disucikan dengan firman adalah orang yang bergaul dengan Allah, sekarang orang
yang rendah hati adalah orang yang bergaul dengan Roh Allah.
Permukaan air laut adalah titik
terendah (titik nol), disitulah Roh Allah melayang-layang, berarti
kehidupan yang rendah hati adalah kehidupan yang senantiasa bergaul dengan Roh
Allah.
Roh Allah itu bagaikan aliran sungai yang
datang dari hulu akan mengalir ke hilir, selalu mencari dataran rendah. Semua
sungai akan bermuara ke laut, dan permukaan air laut adalah titik nol, titik
terendah.
Kenapa sungai berliku-liku? Karena dia
selalu mencari dataran rendah. Ketika dia berhadapan dengan situasi yang tinggi
dia mencari yang rendah, maka dia berliku-liku. Ini kehidupan yang bergaul
dengan Allah.
Kita bersyukur jangan sampai bergaul
dengan orang yang tidak mengenal firman Allah, jangan sampai bergaul dengan
orang yang tidak rendah hati supaya hubungan kita dengan Tuhan tidak dirusak.
BERGAUL DENGAN KASIH.
Yohanes 15:5, 9
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (15:9) "Seperti
Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah
di dalam kasih-Ku itu.
Berbuah banyak berarti tinggal di dalam
kasih atau bergaul dengan kasih Allah. Setiap orang yang melayani Tuhan yang
dilihat adalah buah dari pelayanannya. Umur panjang berarti memperhatikan
kemuliaan Allah.
Sekarang dari SISI NUH.
Kejadian 6:9
(6:9) Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang
yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu
hidup bergaul dengan Allah.
Nuh adalah seorang yang benar dan tidak
bercela diantara orang-orang sezamannya, sebab Nuh bergaul dengan
Allah.
Kejadian 6:10-12
(6:10) Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham
dan Yafet. (6:11) Adapun bumi itu telah rusak di hadapan
Allah dan penuh dengan kekerasan. (6:12) Allah menilik
bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang
rusak di bumi.
Pada akhirnya bumi rusak karena
manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Kenapa hutan gundul? Karena manusia
menjalankan hidup yang rusak. Kenapa lautan menjadi limbah sampah? Karena
manusia menjalankan hidup yang rusak. Kenapa bumi ini menjadi rusak? Karena
manusia menjalankan hidup yang rusak, segalanya menjadi rusak. Tetapi Nuh
tidak, dia hidup benar, tidak bercela.
PRAKTEK BERGAUL DENGAN ALLAH DARI SISI
NUH.
Kejadian 6:14
(6:14) Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu
gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup
dengan pakal dari luar dan dari dalam.
Nuh harus membuat bahtera;
- Bahtera itu harus
dibuat berpetak-petak.
- Bahtera itu harus
ditutup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
Tentang: Berpetak-petak ->
Yerusalem baru.
Wahyu 21:16
(21:16) Kota
itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan
ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan
lebarnya dan tingginya sama.
Kota itu bentuknya empat persegi =
berpetak-petak, sebab panjang dan lebarnya sama. Kemudian ketika kota Yerusalem
baru itu diukur dengan tongkat ialah: dua belas ribu stadia.
Kita melihat tentang DUA BELAS RIBU...
Wahyu 7:4-8
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang
dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari
semua suku keturunan Israel. (7:5) Dari suku Yehuda dua
belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua
belas ribu, (7:6) dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku
Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu, (7:7) dari
suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar
dua belas ribu, (7:8) dari suku Zebulon dua belas ribu, dari
suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.
Jadi dua belas ribu -> kehidupan
yang dimeteraikan.
Dua belas ribu dari dua belas suku Israel
seluruhnya seratus empat puluh empat ribu orang, yang dimeteraikan.
Meterai itu penting, meterai itu
jaminan, dari segala sesuatu yang akan datang.
Meterai dari kerendahan hati adalah ketundukan
dan dengar-dengaran. Jadi sesuatu diakui dan menjadi sah kalau ada
meterainya tetapi sesuatu menjadi kurang berharga kalau tidak ada tanda atau
meterainya.
Sekarang kita akan melihat ...
2 Korintus 1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami
bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah
mengurapi, (1:22) memeteraikan tanda milik-Nya atas kita
dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua
yang telah disediakan untuk kita.
Kesimpulannya; tanda milik kepunyaan Allah
adalah dimeteraikan dengan Roh Kudus.
Jadi kehidupan manusia yang tidak ada
meterai Roh Kudus, dia bukan milik kepunyaan Allah. Maka dengan jelas di ayat
21 Rasul Paulus berkata: Allah yang telah mengurapi
memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan memberikan Roh Kudus di dalam hati
kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Kita butuh pengurapan tetapi pengurapan
tidak akan terjadi kalau tidak mengalami sengsara, semakin besar sengsara maka
pengurapan akan semakin besar pula, dari situlah kita bisa melihat pemakaian
Tuhan.
Lebih rinci ...
Efesus 1:13-14
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah
mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu
juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya
itu. (1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita
sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik
Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Roh Kudus itu adalah tanda atau jaminan
yang menjadikan kita sebagai milik kepunyaan Allah.
Jadi tanpa meterai kita bukanlah
siapa-siapa, kita bukanlah milik kepunyaan Allah, jadi lewat sengsara salib
kita mendapatkan pengurapan.
Efesus 4:30-31
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus
Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. (4:31) Segala
kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari
antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Jangan sampai pada hari-hari terakhir ini
anak-anak Tuhan mendukakan Roh Kudus, justru sebaliknya pengurapan itu harus
semakin nyata karena memang kita rela memikul salib, berada dalam sengsara yang
besar supaya kita merasakan pengurapan yang besar, jangan sampai mendukakan Roh
Kudus yang telah memeteraikan kita menjelang hari penyelamatan-Nya, menjelang
kedatangan-Nya pada kali kedua. Kedatangan Tuhan sudah diambang pintu tetapi
kebanyakan orang Kristen sangat memprihatinkan, sebab anggap enteng
dengan tanda-tanda. Bagaimana rasanya kalau suami, isteri kita, anak-anak kita,
keluarga kita akhirnya binasa?
Jangan mendukakan Roh Kudus Allah yang
telah dimeteraikan.
Oleh sebab itu ada hal yang harus
diperhatikan supaya Roh Kudus jangan berduka, maka;
- Segala kepahitan.
- Kegeraman.
- Kemarahan.
- Pertikaian.
- Fitnah.
- Segala kejahatan.
Semua itu hendaklah dibuang dari kehidupan
kita masing-masing.
Nuh hidup bergaul dengan
Tuhan, sedangkan orang-orang pada masa itu sibuk dengan dosa makan
minum sibuk dengan dosa kawin mengawinkan (pasal 6). Nuh hidup
benar tidak bercela pada zamannya.
Tentang: Dipakal dari luar dan dalam.
Pakal -> kasih.
1 Petrus 4:8
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali
dosa.
“Kasih menutupi banyak sekali dosa.” Pendeknya kasih itu berfungsi untuk menutupi
kelemahan-kelemahan.
Dipakal dari luar artinya; dosa dari luar ditutupi
sehingga tidak masuk ke dalam, tetapi bukan dengan cara kekerasan bukan
dengan cara siapa yang lebih hebat.
Praktek di pakal dari luar; tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan sehingga dosa dari luar tidak akan masuk, maka cara
memakal itu bukan dengan kemampuan manusia tetapi dengan
kasih Allah.
Kemudian dipakal dari dalam artinya;
dosa dari dalam tidak keluar, tidak meluap, tidak diumbar. Praktek dipakal
dari dalam; tidak ada iri hati, tidak ada dengki, tidak ada benci. Apa yang
keluar itu dari dalam hati, itulah yang menajiskan seseorang, maka dari dalam
juga harus dipakal, supaya iri hati, benci, dengki tidak boleh
keluar.
Yakobus 3:14, 16
(3:14) Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu
mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah
berdusta melawan kebenaran! (3:16) Sebab di mana ada iri
hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam
perbuatan jahat.
Dimana ada iri hati dan kepentingan diri
sendiri disitu ada kekacauan dan disitu ada segala macam perbuatan jahat
keluar. Jadi harus dipakal bukan hanya dari dalam tapi juga dari luar.
Pendeknya mencegah dosa bukan dengan pengetahuan, harus dengan kasih.
Saya berharap kita semua sungguh-sungguh
dilawat oleh Tuhan, kita sungguh-sungguh digarap dikerjakan oleh firman Tuhan,
sampai akhirnya kita bergaul erat dengan Tuhan sesuai dengan
kesaksian dari sisi Nuh.
Sekarang persamaan dipakal dari luar dan
dari dalam ...
Wahyu 21:18
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis;
dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
Jadi tembok Yerusalem seperti bahtera Nuh
terbuat dari permata yaspis..
Wahyu 21:11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Bahtera Nuh dipakal dari luar
dan dari dalam sama seperti Yerusalem baru bercahaya
kemuliaan, cahayanya sama seperti permata yaspis, jernih seperti
kristal. Kristal berarti transparan luar dan dalam sama, kenapa? Karena luar
sudah dipakal dengan kasih, andaikata ada kebencian sudah dipakal dengan kasih,
kemudian dipakal juga bagian dalam sehingga kebencian tidak keluar, luar dan
dalam sama. Itulah tembok Yerusalem bagaikan bahtera
Nuh, bagian luarnya dipakal dan pada
bagian dalamnya juga dipakal.
Kita kembali membaca ...
Wahyu 21:18
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan
kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
Kota itu sendiri dari emas tulen bagaikan
kaca murni. Emas tulen itu berarti tidak ada lagi campuran karat-karat, dosa.
Kemudian tulen berarti murni.
Kaca murni berarti bening, transparan, terlihat ke dalam, tembus
pandang, semua tertulis disitu, dihatinya tertulis ada kasih kepada
Tuhan dan kasih kepada sesama, tertulis di
dalam loh-loh daging, ditukik oleh jari Tuhan.
Pakal -> kasih, kegunaan kasih menutupi
banyak sekali dosa ditulis,
ditukik oleh jari Tuhan di dalam loh-loh daging, di
hati.
Mungkin dulu kita hina sama seperti
perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari terlalu banyak dosa masa lalu,
tetapi malam ini kita mendapat kemurahan dari Tuhan, sampai memancarkan
kemuliaan Allah seperti emas tulen tidak ada lagi karat karatnya, bagaikan kaca
yang murni tembus pandang terlihat tulisan kasih kepada
Tuhan dan kasih kepada Allah, dosa diluar dan di dalam
sudah dipakal oleh kasih Tuhan, sampai akhirnya memancarkan kemuliaan
Allah.
Kalau kaca tidak murni ada campuran warna
biru dan warna yang lain sehingga bagian dalam tidak
terlihat dengan jelas. Sedangkan kaca murni tembus
pandang di dalam hatinya ditulis kasih kepada Tuhan, kasih kepada
sesama memancarkan kemuliaan Allah.
Jangan sampai terlihat mulia
tapi hina, seperti ahli Taurat dan orang Farisi, terlihat rapi diluar seperti
dipakal diluar tetapi dalamnya tidak dipakal dengan kasih, memalukan hati
Tuhan.
Kalau dulu kita pandai pandai
menyembunyikan dosa sekarang kita belajar jujur saja, tulus tampil apa adanya
saja.
Saudaraku saya berbahagia telah
menyampaikan pribadi Rut untuk pergi memungut jelai gandum saja dia harus
meminta ijin, memohon doa restu dari orang tua atau mertuanya Naomi, akhirnya
dia direstui dan diijinkan, tanda bahwa Rut betul-betul hormat kepada orang
tua.
Kalau hormat kepada orang tua
berarti baik keadaannya, umur panjang/lanjut
umur, serta berbahagia. Mari kita belajar hormat kepada orang
tua, ada bapa jasmani di bumi, ada bapa rohani, ada Bapa di sorga yaitu; Tuhan
Yesus Kristus, Dia Bapa yang baik. Tidak usah kita berpura-pura hormat kepada
orang tua tetapi harus dengan ketulusan, supaya ada restu, ijin untuk beroleh
berkat hidup selama-lamanya. Bagaimana kita memperoleh umur panjang jikalau
tidak ada restu, dari orang tua, jadi sebagai anak tunjukkan rasa
hormat itu. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment