IBADAH DOA PENYEMBAHAN 23
OKTOBER 2018
KITAB KOLOSE
(Seri:
125)
Subtema: MENGUCAP SYUKUR DENGAN TANPA MEMPERCAKAPKAN KELEMAHAN ORANG
LAIN.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, biarlah kiranya kebahagiaan sorga
turun atas kita, rahmat dan kasih karunia-Nya menjadi bagian kita malam ini dan
kehidupan kita dipulihkan, ibadah pelayanan kita dibawa sampai kepada doa
penyembahan dan sebentar kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan seperti dua
puluh empat tua-tua tersungkur di hadapan takhta dan mahkota dilemparkan di
hadapan-Nya, berarti segala hormat kemuliaan hanya bagi Tuhan, tidak ada lagi
kemegahan dalam diri sendiri,
berarti
tidak merasa diri hebat, dan lain sebagainya.
Biarlah
kiranya ibadah kita memuncak sampai doa penyembahan sekaligus kesaksian kita
menghapus air mata dan
membuat orang merasa damai, tidak gelisah.
Tidak
lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, vide internet, Youtube maupun Facebook, di dalam
maupun di luar negeri, dimana saja berada, kiranya Tuhan memberkati kita
sekaliannya.
Segera
saja kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari
surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose
2:16
(2:16) Karena itu janganlah
kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai
hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
Jangan
sampai kita dianggap bersalah oleh orang lain hanya karena dua perkara;
1. Mengenai makanan dan minuman.
2. Mengenai hari raya, bulan baru ataupun
hari Sabat
Roma
14:1-2
(14:1) Terimalah orang yang
lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. (14:2) Yang seorang yakin,
bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya
hanya makan sayur-sayuran saja.
Disini
ada dua pendapat tentang makanan;
-
Yang
seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan.
-
Yang
seorang lagi berpendapat hanya boleh makan sayur-sayuran saja.
Roma
14:3
(14:3) Siapa yang makan,
janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan,
janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
Jadi
pendeknya; baik yang makan segala jenis makanan, baik yang berpendapat hanya
makan sayur saja jangan saling mempersalahkan satu dengan yang lain, jangan
saling menghakimi satu dengan yang lain.
Saudaraku
orang yang suka mempersalahkan orang lain, suka menghakimi orang lain, adalah
orang yang merasa dirinya lebih benar, lebih suci. Kalau seandainya perasaan
itu tidak ada maka orang itu tidak mungkin berani mempersalahkan atau menghakimi
orang lain.
Sadar
atau tidak sadar seringkali kita melihat kesalahan orang lain, tiba-tiba tanpa
sadar mulut ini cepat sekali menghakimi, itu tanda bahwa dia merasa diri lebih baik,
lebih benar, dan lebih suci. Tapi tidakkah saudara sadar ketika seseorang
merasa diri lebih baik lebih benar lebih suci sebenarnya kesalahannya jauh
lebih banyak.
Roma
14:4
(14:4) Siapakah kamu,
sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia
jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena
Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
Perlu
untuk diketahui; bagaimanapun keadaan seseorang Tuhanlah yang berurusan dengan dia.
Pendeknya;
kita tidak berhak menghakimi, tidak berhak mempersalahkan orang lain apalagi
dalam hal makanan.
Roma
14:5
(14:5)
Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang
lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang
benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
Kemudian
pada ayat 5 ini ada dua kelompok
dengan pendapat masing-masing;
-
Ada kelompok yang menganggap hari yang satu
lebih penting dari hari yang lain, maksudnya ada satu hari tertentu dianggap
penting.
-
Ada kelompok lain yang menganggap semua hari
sama saja.
Roma
14:6
(14:6) Siapa yang
berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa
makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan
siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur
kepada Allah.
Saudaraku
kelompok yang berpegang pada satu hari tertentu biarlah dia melakukannya untuk
Tuhan, kemudian siapa yang makan dan siapa yang tidak makan biarlah ia juga
melakukannya untuk Tuhan.
Jadi
apa saja yang kita kerjakan baik itu tentang hari, baik itu tentang makanan dan
minuman, biarlah itu semua kita lakukan
untuk Tuhan sebagai tanda ucapan syukur kita kepada Tuhan.
Jadi
kalau semua perkara itu kita lakukan untuk Tuhan, itu tanda ucapan syukur kita
kepada Tuhan.
Roma
14:10, 12
(14:10) Tetapi engkau,
mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina
saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. (14:12) Demikianlah
setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya
sendiri kepada Allah.
Saudaraku
setiap orang tidak perlu saling mempersalahkan, tidak perlu saling menghakimi,
tidak perlu saling mempercakapkan kelemahan sesamanya, karena masing-masing
orang akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Kolose
2:17
(2:17) semuanya ini
hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Sesungguhnya,
kedua hal di atas yaitu soal makanan/minuman dan mengenai hari raya dan bulan baru serta
hari Sabat hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, bayangan dari keselamatan.
Jadi
apapun aturan-aturan yang kita kerjakan di tengah ibadah selama kita beribadah
di muka bumi itu hanyalah bayangan saja, bayangan dari keselamatan yang akan
datang. Jadi jangan terlalu berpegang pada aturan yang dibuat oleh manusia.
Ibrani
10:1
(10:1) Di dalam hukum
Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan
bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang
sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak
mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Jadi
hukum Taurat hanya BAYANGAN SAJA DARI KESELAMATAN yang akan datang BUKAN HAKIKAT
DARI KESELAMATAN itu sendiri.
Kemudian
ada juga orang berpendapat bahwa ada satu hari tertentu dianggap penting tapi
ada juga kelompok berpendapat bahwa semua hari sama saja, itu boleh boleh saja,
asal semua itu dilakukan untuk
Tuhan sebagai tanda ucapan syukur.
Aturan
itu hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang bukan hakikat dari
keselamatan itu sendiri. Supaya kita menjalankan ibadah ini bukan menurut Taurat.
Ibrani
7:19
(7:19) -- sebab hukum
Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan -- tetapi sekarang
ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.
Perhatikan
bagian a; “sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan.”
Ibadah
yang dijalankan menurut Taurat atau ibadah yang dijalankan secara lahiriah sama
sekali tidak membawa kesempurnaan, walaupun semua aturan-aturan yang dibuat
manusia itu diikuti, sama sekali tidak membawa kesempurnaan.
Ibrani
7:11
(7:11) Karena itu, andaikata
oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan -- sebab karena imamat itu umat
Israel telah menerima Taurat -- apakah sebabnya masih perlu seorang lain
ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia
tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
Saudaraku
imamat Lewi melayani menurut hukum Taurat tetapi imamat seperti ini tidak
mencapai kesempurnaan, sebab apa yang mereka kerjakan hanyalah bayangan dari
keselamatan itu sendiri.
Perintah
dan ketentuan dari hukum Taurat yang dikerjakan oleh imamat Lewi itu hanyalah
bayangan dari keselamatan itu sendiri, jadi sekalipun mereka disiplin melakukan
itu hanyalah bayangan,
tidak mencapai kesempurnaan.
Lebih
jauh kita lihat ...
Ibrani
10:1-4
(10:1) Di dalam hukum Taurat
hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan
hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama,
yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin
menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (10:2)
Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi,
sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah
disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh
korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4)
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan
dosa.
Jadi
setiap tahun imamat lewi masuk ke ruangan maha suci untuk mengadakan pendamaian
terhadap dosa umatnya dengan membawa darah lembu jantan dan darah domba jantan.
Kemudian
pada ayat 3 dikatakan; “justru oleh korban-korban itu setiap tahun
orang diperingatkan akan adanya dosa.” Seseorang akan terpancing untuk
melakukan dosa (berulang-ulang melakukan dosa).
Dengan berulang-ulang membawa
korban persembahan untuk memperdamaikan dosa, justru memancing orang lain untuk
berulang-ulang melakukan dosa, karena berharap kepada persembahan yang
berulang-ulang itu. Jadi ibadah Taurat bukan menyempurnakan justru memancing,
merangsang untuk berbuat dosa (mengulangi dosa).
Jadi
jelas bahwa ibadah Taurat (perintah
manusia)
hanya bayangan dari keselamatan bukan hakikat dari keselamatan, sebab sekalipun
imamat lewi berualang-ulang mempersembahkan korban tidak akan menyempurnakan
justru sebaliknya merangsang dosa. Berulang-ulang mempersembahkan korban pendamaian
mengingatkan orang lagi untuk mengulangi dosa, jadi tidak menyempurnakan.
Padahal
tadi kita sudah liat dalam Kolose
mereka sibuk dengan aturan-aturan soal makanan, aturan-aturan soal minuman
serta ada sekelompok bependapat bahwa ada satu hari tertentu dianggap penting,
tetapi ada kelompok lain yang menganggap bahwa semua hari sama aja, mereka sibuk
dengan aturan seperti itu padahal itu hanyalah bayangan saja, bukan hakikat
dari keselamatan itu. Ibadah Taurat sekalipun dijalankan dengan hikmat, hanyalah
bayangan saja, tidak menyempurnakan, justru merangsang dosa, karena mereka
berpengharapan pada korban persembahan itu.
Kita
baca kembali ....
Ibrani
10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat
hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan
hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama,
yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin
menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Perhatikan
bagian b; “Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus
dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang
mengambil bagian di dalamnya.”
Sebab
itu kita langsung saja beralih memperhatikan Kolose 2:17b.
Kolose
2:17b
(2:17) semuanya ini
hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Jadi
hukum Taurat itu bayangan dari keselamatan, wujud keselamatan itu adalah Kristus Yesus Tuhan kita.
Jadi
bukan aturan-aturan yang ada tadi, sedisiplin apapun orang melakukan aturan itu
(hukum Taurat) tidak akan menyempurnakan.
Ibrani
3:1-6
(3:1) Sebab itu, hai
saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi,
pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang
setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam
segenap rumah-Nya. (3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih
besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada
rumah yang dibangunnya. (3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli
bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. (3:5) Dan Musa
memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian
tentang apa yang akan diberitakan kemudian, (3:6) tetapi Kristus setia sebagai
Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai
kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita
megahkan.
Jadi
Kristus adalah kepala tubuh Dialah penyelamat tubuh.
Memang
Musa setia di dalam rumah Tuhan, tetapi saudaraku disini dijelaskan Kristus Dialah
kepala yang menyelamatkan tubuh, Dia sebagai Anak Dia setia untuk mengepalai
rumah-Nya, itulah kehidupan kita sekaliannya.
Memang
Musa membangun Tabernakel sesuai dengan contoh yang dia dapat di gunung Sinai,
tetapi yang menyelamatkan adalah Kristus Yesus Tuhan kita, Dialah kepala
gereja, Dialah yang menyelamatkan tubuh, sebagai Anak Yesus setia mengepalai
rumah-Nya.
Sekarang
...
Ibrani
10:9-10
(10:9) Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. (10:10) Dan karena
kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh
persembahan tubuh Yesus Kristus.
Yang
pertama dihapuskan supaya
menegakkan yang kedua.
Yang pertama -> Hukum Taurat dengan segala
ketentuan-ketentuannya.
Yang kedua -> Salib Kristus.
Yesus
mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib untuk menghapus dosa dunia cukup satu
kali tidak berkali-kali untuk menyempurnakan umat-Nya.
Yang
pertama dihapuskan itulah perintah dan ketentuan dari hukum Taurat, yang kedua
ditegakkan itulah pribadi Yesus yang telah dipersembahkan di atas kayu salib
cukup satu kali untuk selamanya untuk menghapus dosa manusia.
Jadi
intinya saudaraku ketika yang kedua ditegakkan hidup di dalam kasih karunia,
kita tidak perlu lagi menghakimi, mempersalahkan, mempercakapkan kekurangan dan
kelemahan-kelemahan orang lain, karena yang kedua telah ditegakkan, hidup dalam
kasih karunia, kemurahan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment