KITAB RUT
(Seri:
30)
Subtema: “EMAS TEMPAAN”
Shalom
saudaraku,
Selamat
malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, kita
patut bersyukur karena Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk
menyelenggarakan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita
berdoa supaya kiranya Tuhan menyatakan rahmat dan kasih karunia-Nya kepada kita
lewat pembukaan rahasia firman Tuhan sehingga kehidupan kita bercahaya di
tengah-tengah dunia yang gelap yaitu; orang yang sesat dan bengkok hati ini.
Tidak
lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming, video internet, Youtube maupun Facebook, di dalam negeri maupun
di luar ngeri, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita dan kita
mohonkan kemurahan Tuhan malam hari ini.
Kita
segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci.
Oleh
karena perkenanan Tuhan kita telah dibawa sampai Rut 2, artinya kita telah melewati Rut 1:1-22 ini kemurahan dari pada Tuhan, kita juga berharap supaya
Tuhan berkemurahan tetap di dalam Rut
2:1-23. Kemudian Rut 2 ini pada
intinya adalah menceritakan tentang pribadi Rut dimana dia bekerja di ladang
Boas.
Rut
2:1
(2:1) Naomi itu
mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum
Elimelekh, namanya Boas.
Boas
adalah seorang yang kaya raya, dia memiliki ladang yang luas.
Rut 2 dalam
susunan Tabernakel terkena pada kaki
dian emas, berarti untuk menjadi suatu kehidupan yang bercahaya seperti pelita
emas terlebih dahulu berada di dalam tanda kerendahan hati. Jadi sebetulnya ketika
Rut berada di ladang Boas menunjukkan bahwa Rut itu berada dalam tanda
kerendahan hati.
Keluaran
25:31
(25:31) "Haruslah
engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat,
baik kakinya baik batangnya; kelopaknya -- dengan tombolnya dan kembangnya --
haruslah seiras dengan kandil itu.
Kandil
atau kaki dian emas seluruhnya dibuat dari emas murni emas tempaan.
Emas tempaan adalah
emas yang dipanaskan terlebih dahulu supaya mudah dipukul dan dibentuk ->
orang yang rendah hati dan lemah lembut.
Kalau
seseorang rela menanggung penderitaan, rela di dalam sengsara salib, rela
karena aniaya firman Allah -> orang yang rendah hati dan lemah lembut.
Matius
11:29-30
(11:29) Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah
hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (11:30)
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Yesus
telah memberi teladan yang baik bagi kita di dalam hal memikul salib sebab Dia adalah
seorang yang lemah lembut dan rendah hati.
Kesimpulannya;
orang yang bekerja atau memikul salib di ladang Tuhan adalah orang yang lemah
lembut dan rendah hati, hal ini tidak bisa dipungkiri.
1
Korintus 3:9
(3:9) Karena kami
adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.
Rasul
Paulus adalah kawan sekerja Allah, sebab dia bekerja di ladang Allah.
Efesus
4:1-2
(4:1) Sebab itu aku menasihatkan
kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai
orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. (4:2) Hendaklah kamu selalu rendah hati,
lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Rasul
Paulus berada di dalam penjara karena dia bekerja atau memikul salib Tuhan
Yesus Kristus, berarti ia seorang yang lemah lembut dan rendah hati.
Biasanya
seorang yang lemah lembut dan rendah hati adalah orang yang penyabar, kalau
tidak sabar tidak mungkin lemah lembut dan rendah hati. Jadi hanya orang yang
lemah lembut dan rendah hati mau memikul salib, mau bekerja di ladang Tuhan.
Pendeknya;
Rasul Paulus mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus.
Tadi kita sudah melihat teladan yang ditinggalkan Tuhan Yesus kepada kita dalam
hal memikul salib, mengerjakan apa yang menjadi kehendak Allah, sebab Dia rendah
hati dan lemah lembut. Jadi Efesus 4:1-2
itu sama dengan Matius 11:29-30.
Mati
kita lihat fakta yang otentik bahwa betul-betul
Rasul Paulus mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus.
Kisah
Para Rasul 20:18-19
(20:18) Sesudah mereka
datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di
antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: (20:19) dengan segala rendah hati aku
melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan
banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
Rasul
Paulus memikul salib atau melayani Tuhan dengan segala kerendahan hatinya di
hadapan Tuhan.
Tanda
kerendahan hati Rasul Paulus;
a.
Banyak
mencucurkan air mata.
Orang
yang mencucurkan air mata itu adalah tanda kerendahan hatinya kepada Tuhan.
Rasul
Paulus banyak mencucurkan air mata menunjukkan bahwa Rasul Paulus sangat
terbeban dengan jiwa-jiwa bukan saja terbeban pada orang Yahudi tetapi juga
terbeban dengan jiwa yang ada di Asia kecil yaitu bangsa kafir.
Awal
mula saya melayani Tuhan apabila saya melihat pemberitaan firman dalam suatu
ibadah tidak sesuai dengan kebenaran salib seringkali hati saya menangis, hati
saya miris. Dalam hati saya betul-betul menangis kalau melihat pelayanan dengan
pemberitaan firman tidak sesuai dengan kebenaran salib.
Sekali
waktu saya pernah memasuki suatu gereja di Jawa Timur (waktu saya masih pengerja)
atas ajakan keluarga disana, keluarga dimana saya menjadi pengerja disana, saya
diajak, dia mau menunjukkan gereja itu. Namun saat saya berada di gereja itu
saya melihat pemberitaan itu tidak sesuai dengan pemberitaan salib waktu itu
betul-betul hati saya menangis, karena pemberitaan tidak sesuai dengan
kebenaran salib, menurut saya banyak jiwa yang tertipu.
Dan
disini kita melihat tanda kerendahan hati Rasul Paulus banyak mencucurkan air
mata, dia sangat terbeban dengan jiwa-jiwa, terbeban dengan sidang jemaat yang
dipercayakan oleh Tuhan bukan saja orang Yahudi tetapi juga bangsa kafir yang
ada di Asia kecil.
Bagaimana
dengan kita apakah terbeban dengan jiwa-jiwa? Kalau terbeban dengan jiwa-jiwa pasti
banyak mencucurkan air mata, hati tersentuh melihat jiwa yang tidak tergembala
itulah janda-janda dan yatim piatu. Janda janda adalah gereja yang tidak
memiliki kepala atau suami, dan yatim piatu -> kehidupan yang tidak tergembala.
Ibu -> seorang gembala. Seharusnya kita banyak menangis dalam hal ini.
b.
Banyak
mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh dia.
Menunjukkan
bahwa Rasul Paulus siap menghadapi ancaman maut atau rela mempertaruhkan
nyawanya di dalam melayani Tuhan.
Kisah
Para Rasul 20:20-21
(20:20) Sungguhpun
demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan
dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan
di rumah kamu; (20:21) aku senantiasa
bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka
bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
Sekalipun
menanggung banyak penderitaan namun Rasul Paulus tidak pernah melalaikan apa
yang berguna bagi jiwa-jiwa atau bagi sidang jemaat yang dipercayakan oleh
Tuhan.
Pendeknya;
Rasul Paulus tidak lalai dalam menjalankan tugas:
1. Membritakan
firman Allah.
2. Mengajarkan
firman Allah.
3. Bersaksi
dari hal firman Allah.
Jadi bukan
menyaksikan hal-hal yang lahiriah, bukan menyaksikan berkat-berkat lahiriah.
Matius
12:35
(12:35) Orang yang
baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang
yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
“Orang yang baik
mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik,” artinya;
kalau hati seorang imam penuh dengan firman Allah maka dalam setiap kesempatan
baik dalam perkataan, baik dalam perbuatannya selalu menyaksikan firman Allah.
Itu tanda kerendahan hati, itulah Rasul Paulus di dalam segala kesempatan,
entah itu di dalam tempat kediaman setiap orang, entah itu di rumah Tuhan dia
selalu memberitakan, mengajarkan, dan bersaksi dari hal firman Allah, tanda bahwa Rasul Paulus hatinya
penuh dengan firman Allah. Orang yang omong kosong itu tanda bahwa hatinya
tidak diisi firman Allah, sehingga perkataannya
kosong tidak dapat membangun menghibur menasihati, juga kesaksiannya juga kosong
tidak dapat juga menjadi kesaksian yang baik.
Baik
kita kembali memperhatikan ...
Kisah
Para Rasul 20:21
(20:21) aku
senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya
mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
Rasul
Paulus melakukan semuanya itu karena dia mempunyai suatu kerinduan yang
mendalam yaitu supaya setiap orang:
-
Bertobat
kepada Allah.
-
Percaya
kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Maukah
saudara melihat sesama saudara bertobat
kepada Allah? Maukah saudara melihat sesama percaya kepada Tuhan Yesus Kristus? Lakukanlah itu, jangan hanya
bisa berdiri di altar tapi tidak menginginkan pertobatan orang lain, tidak
menginginkan supaya orang lain percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, sungguh kehidupan
yang seperti ini tidak ada artinya kecuali hanya memuaskan hawa nafsunya.
Hal
ini dibenarkan oleh Rasul Yohanes dan Rasul Petrus ketika mereka berada di hadapan
mahkamah agama.
Kisah
Para Rasul 5:30-31
(5:30) Allah nenek
moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan
kamu bunuh. (5:31) Dialah yang telah ditinggikan oleh
Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya
Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
Kalau
Yesus Kristus yang disalibkan menjadi pemimpin dan Juruselamat maka Israel
dapat bertobat dan menerima pengampunan. Kalau Yesus Kristus
yang disalibkan itu menjadi pemimpin dan Juruselamat maka bangsa kafir bertobat dan percaya kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Karena bangsa Israel
bangsa pilihan.
Itulah
sebabnya Rasul Paulus tidak lalai dalam memberitakan firman Allah, tidak lalai dalam
mengajarkan firman Allah, tidak lalai dalam hal bersaksi terhadap firman Allah,
dia tidak bersaksi dari hal-hal lahiriah, dia
tidak bersaksi hanya soal tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat dan
lain sebagainya.
Rasul
Paulus ini suatu pribadi yang luar biasa, setelah dipanggil atau ditangkap oleh
Tuhan betul-betul dia menyerahkan hidupnya seutuhnya menjadi seorang Rasul Tuhan,
dia tidak menghiraukan sekalipun nyawa menjadi taruhannya, dia tidak memikirkan
kepentingan dirinya selain memikirkan apa yang menjadi kepentingan Tuhan Yesus
Kristus.
Kisah
Para Rasul 20:22-23
(20:22) Tetapi
sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang
akan terjadi atas diriku di situ (20:23) selain
dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara
dan sengsara menunggu aku.
Sebagai
tawanan Roh atau terikat dengan pekerjaan Tuhan, Rasul Paulus tidak perduli
dengan dirinya, tidak perduli dengan apapun yang akan terjadi, sekalipun
sesungguhnya sengsara dan penjara menunggu dia di Yerusalem.
Saudaraku yang sudah
melayani Tuhan berikan diri menjadi tawanan roh, terikat dengan pelayanan di
hadapan Tuhan, terikat dengan pekerjaan yang Tuhan percayakan, selanjutnya tidak
lagi memikirkan kepentingan diri sama seperti Rasul Paulus sebagai tawanan Roh
dia tidak memikirkan dirinya sendiri, sekalipun sesungguhnya sengsara dan
penjara sudah menunggu dia, apabila dia sudah melewati setiap kota dari kota ke
kota sampai nanti kembali ke Yerusalem sengsara dan penjara menunggu dia.
Mari semakin belajar
dengar-dengaran, Tuhan yang benar hati dan pikiran manusia kita ini tidak
benar, banyak belajar saja kepada Tuhan Yesus supaya tidak mengalami banyak
kerugian, tetapi salib yang kita pikul itu membuat kita kuat dan terjadi
percepatan dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kita akan melihat
kemuliaan Tuhan di tengah-tengah kita dan rumah tangga kita, juga di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Kisah Para Rasul 20:24
(20:24)
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat
mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan
Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Jadi pada ayat 24 ini, Rasul Paulus semakin
mempertegas dirinya bahwa ia betul-betul tidak menghiraukan nyawanya
sedikitpun, asal saja dia dapat mencapai garis akhir atau dapat menyelesaikan
pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadanya, itu adalah kerinduannya.
Ada satu dua orang
diantara kita makin hari makin merosot akhirnya terhilang, suatu kerugian yang
besar.
Rasul Paulus tidak,
dia tidak menghiraukan dirinya bahkan yang berkaitan dengan dirinya, bahkan
nyawa sekalipun dipertaruhkan asal dia dapat mencapai garis akhir atau
menyelesaikan pelayanan yang dipercayakan Tuhan Yesus kepadanya.
Jadi kepuasan batin
Rasul Paulus ini letaknya disitu asal dia dapat mencapai garis akhir atau
menyelesaikan tugas yang dipercayakan oleh Tuhan itu sudah menjadi kepuasan
batinnya. Setiap orang mempunyai kepuasannya tersendiri, saya puas sekali
rasanya kalau di dalam sengsara (dalam memikul salib) tapi hasil pelayanan itu
diterima, itu rasanya puas sekali, sekalipun harus mengorbankan tidak sedikit
hal yang harus dikorbankan baik tenaga, baik waktu, baik pikiran, baik
keuangan, materi sekalipun, bagi saya kalau pelayanan itu berkenan kepada Tuhan
itu menjadi kepuasan dalam batin saya. Itu sebabnya tadi saya katakan setiap
orang mempunyai kepuasannya tersendiri, ada orang puas kalau dia punya Hp
android mahal dan mempunya fitur-fitur yang lengkap mencapai seluruh dunia, ada
orang yang puas kalau kenajisannya terlampiaskan, dan lain sebagainya, setiap
orang mempunyai kepuasannya tersendiri. Sekarang pilih mana yang benar.
Kemudian ...
2 Timotius 4:5
(4:5)
Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah
pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
Ayat
5
ini adalah pesan Rasul Paulus kepada Timotis anak yang terkasihi yaitu bahwa
seorang imam dalam melayani Tuhan diawali dengan penguasaan diri dalam segala hal, kemudian sabar dalam menderita untuk pemberitaan injil dan menunaikan tugas
pelayanan.
Rasul Paulus memberi
nasihat kepada anak yang terkasih tentu dia sudah terlebih dahulu hidup di
dalamnya sehingga ia dapat memberi nasihat dan memberi teladan.
2 Timotius 4:6-7
(4:6)
Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku
sudah dekat. (4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan
yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Kesimpulannya Rasul
Paulus telah mempersembahkan darahnya sebagai korban curahan, dengan demikian
ia telah mengakhiri pertandingannya yang baik, ia telah mencapai garis akhir.
Kalau kita mengikuti teladan
yang baik maka keadaan kita juga menjadi baik seperti Rasul Paulus, itu
sebabnya tadi saya sampaikan pilih mana yang baik, mana yang memuaskan batin
saudara, karena android yang mahal dan fitur-fitur yang lengkap bisa menggapai
seluruh dunia, atau kepuasan lain, pilih mana? Tetapi bagi Rasul Paulus
kepuasan yang terbesar adalah apabila dia sudah mencapai garis akhir,
mengakhiri pertandingan dengan baik. Pertandingan tidak akan berakhir sebelum
semua berakhir, dia tidak akan berhenti di tengah jalan. Teladan ini juga harus
menjadi kepuasan kita tentunya.
Filipi 2:8
(2:8)
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Pendeknya, Yesus telah mencapai garis akhir sebagaimana Rasul Paulus telah
menyelesaikan pertandingan yang baik. Ia telah memikul dosa kita di atas kayu
salib dan darah-Nya tercurah atas kita sehingga kita dapat bertobat dan diampuni (bagi
Israel) sedangkan bagi bangsa kafir dapat bertobat
dan percaya kepada Dia.
Saudaraku Rasul Paulus
betul-betul mengikuti teladan dari apa yang telah ditunjukan oleh Yesus
Kristus, Ia telah mempersembahkan darah-Nya sebagai korban curahan, darah yang
tercurah dari atas kayu salib berkuasa untuk mengampuni dosa, menebus kehidupan
yang berdosa, kemudian disucikan sampai sempurna.
Maka kalau imam-imam
atau hamba-hamba Tuhan suka bersungut-sungut dalam melayani Tuhan karena
sengsara salib, karena pengorbanan tenaga, pikiran, waktu, bahkan uang berarti
tidak pantas untuk menjadi imam karena belum mencurahkan darah. Saat kapan
darah itu tercurah? Saat kita mencapai garis akhir, itu berbicara tentang
kematian. Jadi orang yang suka bersungut-sungut, menggerutu dan lain sebagainya,
tidak akan selesai dalam melayani pekerjaan Tuhan, bahkan tidak dapat
mengakhiri pertandingan yang baik. Kita bersyukur disini Yesus telah
mempersembahkan kehidupan-Nya di atas kayu salib, darah-Nya tercurah atas
kehidupan kita masing-masing.
Rut ternyata bukan pribadi
seorang janda yang lemah, Rut adalah pribadi yang luar biasa, banyak janda yang
mengeluh, setelah kehilangan suami mengeluh, tidak ada lagi nafkah akhirnya
ambil jalan pintas, tetapi Rut tidak seperti itu dia pribadi yang fundamental
yang sangat mendasar di dalam Tuhan, sebab itu dia kuat dan teguh hati tidak
goyah, sampai akhirnya dia betul-betul menjadi suatu kehidupan yang bercahaya,
seperti pelita emas, sebab tadi saya sudah katakan bahwa Rut 2 secara keseluruhan dari ayat
1 sampai ayat 23 Rut bekerja di
ladang Boas. Kemudian kepribadian Rut ini dijabarkan dalam pribadi Rasul Paulus
yang mengikuti teladan yang diberikan Yesus Kristus kepadanya. Maka kita juga
harus mengikuti teladan yang ditinggalkan Yesus, tapak demi tapak yang dtinggalkan
Yesus menjadi jejak dan tidak bergeser sedikitpun, itu kemurahan bagi kita
kalau kita mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Tuhan Yesus Kristus itu
kemurahan.
Yohanes 19:31-34
(19:31)
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak
tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar --
maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya
kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu
mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan
bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika
mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan
kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit
itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan
air.
Saudaraku disini kita
melihat karena Yesus telah mati di atas kayu salib berarti telah mencapai garis
akhir atau dengan kata lain mengakhiri pertandingan yang baik. Karena melihat
Yesus telah mati, maka prajurit-prajurit tidak mematahkan kaki Yesus melainkan
menikam lambung Yesus dengan tombak segera mengalir keluar darah dan air, artinya;
terwujud kesatuan tubuh Kristus yang sempurna itulah sidang mempelai wanita
Tuhan.
Dengan
telah mencapai garis akhir maka kafir dan Israel bersatu, anggota tubuh tidak
terpatah-patahkan, tidak terpisahkan, inilah garis akhir, inilah akhir pertandingan
yang baik, terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna itulah sidang
mempelai wanita Tuhan, itulah garis akhir, itulah akhir pertandingan yang baik.
Sebelum
kesatuan tubuh bersatu maka Yesus tetap bekerja sampai mencapai garis akhir,
kita sudah melihat mujizat kesembuhan telah diadakan oleh Yesus selama Ia
melayani bersama dengan murid-murid, kemudian mengusir setan dari orang yang
kerasukan setan, yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat,
yang tuli mendengar, bahkan mujizat lima roti dan dua ikan untuk memberi makan
lima ribu orang, mujizat tujuh roti dan beberapa ikan untuk memberikan makan
empat ribu orang, namun tidak ada orang yang bertobat. Orang-orang Yahudi
mengikuti Tuhan karena mujizat tetapi ketika Yesus bercerita tentang roti hidup
roti yang turun dari sorga pada Injil
Yohanes 6:66 mereka bersungut-sungut, mereka semua mengundurkan diri
berarti mujizat dan berkat-berkat secara lahiriah bukanlah akhir dari sebuah
pertandingan, belum mencapai garis akhir, maka mau tidak mau Yesus harus
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib
dengan demikian terwujudlah kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, sebab tulang-tulang-Nya
tidak satupun dipatahkan, tidak ada anggota tubuh-Nya yang terpisah (tercerai
berai), karena Yesus telah mati tulang-Nya tidak dipatahkan tetapi menikam
lambung-Nya dengan tombak segeralah mengalir darah dan air, tanda
suatu kelahiran baru terjadi itu kemurahan
Kalau anak lahir
tandanya ada air ketuban dan darah, ini tanda suatu kehidupan yang
baru. Sebab Yesus telah mencapai tujuannya, mencapai garis akhir, Ia telah mengakhiri
suatu pertandingan yang baik.
Itulah Rut beda dengan
Orpa mengundurkan diri di tengah jalan (Rut
1), tetapi Rut terus sampai kepada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna,
menjadi suatu kehidupan yang baru, dilahirkan baru oleh darah dan air. Kita
bersyukur kita ikuti teladan yang ditinggalkan.
Sekarang kita
perhatikan ...
Kejadian 2:21-22
(2:21)
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN
Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan
daging. (2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN
Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya
kepada manusia itu.
Allah membangun
seorang perempuan dari tulang rusuk Adam lalu perempuan itu dibawanya kepada
Adam.
Setelah terwujudnya pembangunan
tubuh Kristus itulah sidang mempelai wanita Tuhan, Adam berkata; "Inilah dia, tulang dari tulangku dan
daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari
laki-laki." Itulah mempelai wanita Tuhan.
Jadi sasaran akhir
dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini bukan soal berkat dan tanda-tanda
heran atau mujizat tetapi untuk memasuki suatu nikah yang suci dimana Kristus
sebagai mempelai laki-laki sorga.
Bagaimana hubungan
kita? Nikah kita kepada Tuhan bagaimana? Hubungan kita dengan Tuhan sejauh mana?
Sebab akhir dari ibadah dan pelayanan kita adalah memasuki suatu nikah yang
suci, Kristus sebagai mempelai laki-laki sorga, Dia tidak mungkin bersanding dengan
perempuan yang jorok, yang jahat, yang najis.
Perhatikan hubungan intim
kita dengan Tuhan, hubungan nikah kita dengan Tuhan. Kita bersyukur kepada
Tuhan, Tuhan Yesus baik kepada kita sekaliannya.
Sekarang kita lihat
satu kehidupan yang sudah dipersatukan atau anggota tubuh yang berbeda-beda
sudah dipersatukan ...
Filipi 2:1
(2:1)
Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada
persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
Di dalam Kristus ada
antara lain:
1.
Ada
nasihat.
2.
Ada
penghiburan kasih.
3.
Ada
persekutuan Roh.
4.
Ada
kasih mesra.
Jadi kemesraan itu datangnya dari kasih agape, jangan ada
kemesraan yang aneh-aneh supaya gerak gerik, perkataan tidak aneh-aneh.
5.
Ada
belas kasihan.
Tidak
tega melihat orang terpuruk karena dosa jahat dan dosa najis.
Tujuannya; supaya tetap
bersatu dan kuat di dalam mengiringi dan mengikuti Tuhan, kalau kita bersatu
kita kuat tetapi kalau kita tercerai berai kita goyah. Maka penting sekali “ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan
Roh, ada kasih mesra, ada belas kasihan” yang ada dalam Kristus Yesus
supaya dalam mengiringi Tuhan kita satu dan kuat, pekerjaan besar bisa kita
kerjakan. Tetapi kalau kita sudah tidak lagi bersatu pekerjaan kecil rasanya
susah sekali untuk dikerjakan.
Natal Persekutuan
Pengajaran Tabernakel (PPT) sudah di depan mata tinggal tunggu hari, kita butuh
biaya besar untuk mengadakan natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT)
kalau kita bersatu kita kuat, kalau bercerai berai goyah sebab itu dari tadi
sudah saya sampaikan singkirkan kepentingan diri, kepuasan dalam bentuk daging.
Filipi 2:2
(2:2)
karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
Tujuan dari kesatuan
anggota-anggota tubuh adalah KESEMPURNAAN. Tandanya;
1.
Sehati
sepikirlah.
2.
Satu
kasih.
Kalau ada lagi kasih yang sumbernya bukan berasal dari
kasih agape disitu ada kejahatan disitu ada kenajisan. Tapi biarlah kita satu
kasih yaitu kasih dari Allah bukan kasih eros dan kasih fileo lagi,
3.
Satu
jiwa.
4.
Satu
tujuan.
Kalau tidak sehati sepikir, tidak satu kasih, tidak satu
jiwa, tidak akan sampai kepada satu tujuan.
Jadi
ending dari sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa adalah satu tujuan yaitu
terbentuknya tubuh Kristus yang sempurna itulah tubuh sidang mempelai wanita
Tuhan, jadi dimulai dari nikah kemudian bergerak lebih besar ke kandang
penggembalaan, kemudian bergerak lebih besar antar kandang penggembalaan
berarti ada persekutuan, bergerak lagi antar denominasi gereja, kemudian
bergerak lagi kafir dan Israel bersatu (itu bersifat internasional).
Jadi kabar mempelai
adalah kabar yang luar biasa, tetapi kabar ini tidak menjadi luar biasa kalau
kita tidak sambut dengan antusias dimulai dari sehati sepikir, satu hati, satu
jiwa, sampai akhirnya satu tujuan. Jadi disini lah terlihat luapan hati itu,
kobaran api Roh kudus itu terlihat dari sehati sepikir, satu hati, satu jiwa,
sampai akhirnya satu tujuan, itulah pembentukan tubuh Kristus yang sempurna.
Ayo terima dengan antusias kabar mempelai, kabar yang luar biasa, dapat
mempersatukan anggota tubuh, kafir dan Israel menjadi satu.
Filipi 2:5
(2:5)
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat
juga dalam Kristus Yesus,
Ini kunci supaya
terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna hendaklah kita menaruh pikiran
dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus berarti menjadi suatu
kehidupan yang rendah hati dan lemah lembut, tidak lagi mementingkan dirinya
sendiri melainkan memperhatikan orang lain, mengutamakan orang lain.
Saudaraku
kesimpulannya; Rut berada di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna
menjadi tubuh mempelai Tuhan itu suatu kemurahan yang besar.
Alasan
saya mengatakan itu adalah kemurahan yang besar kita perhatikan ...
Rut 2:2
(2:2)
Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku
pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati
kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."
Kalimat ini perhatikan;
“Maka Rut, perempuan Moab itu.” Berarti
dalam hal ini Rut adalah bangsa kafir, bangsa Moab, Rut bukan bangsa Israel, Rut
bukan bangsa pilihan tetapi dia masuk atau berada di dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, itu kemurahan hati Tuhan.
Kita ini bangsa kafir
tetapi kalau akhinrya kita bisa menerima kabar yang besar, kabar mempelai dalam
terangnya Tabernakel itu kemurahan hati Tuhan, berada dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna menjadi mempelai wanita Tuhan itu kemurahan hati Tuhan.
Semata-mata dahulu
kita masing-masing siapapun tidak pernah mengenal Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel, tetapi kalau akhirnya kita bisa menerima kabar yang besar
yaitu; Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel adalah kemurahan Tuhan, kabar
yang besar ini yang akan membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus
yang sempurna menjadi sidang mempelai wanita Tuhan. Puji Tuhan ...
Dalam ayat ini kita
akan semakin dikuatkan bahwa Rut adalah bangsa kafir.
Rut 1:15
(1:15)
Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para
allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
Bangsa kafir tidak
mengenal Allah Israel yakni Allah yang hidup, pendeknya bangsa kafir hidup di
dalam penyembahan berhala, persis seperti perkataan Naomi kepada Rut; "Telah pulang iparmu kepada bangsanya
dan kepada para allahnya.”
Ada dua jenis berhala;
1.
Terikat
dengan perkara lahiriah, misalnya; rela
meninggalkan ibadah pelayanan, rela meninggalkan Tuhan hanya karena uang,
pekerjaan, menuntut ilmu, karena bisnis, karena kedudukan dan jabatan.
2.
Kekerasan
hati -> orang yang tidak mau bertobat.
Orang yang tidak mau bertobat menganggap rendah bahkan
menganggap hina darah Yesus Kristus. Bukankah ketika Allah menjadikan Yesus
sebagai pemimpin dan Juruselamat sehingga bangsa Israel bertobat dan menerima
pengampunan? Sedangkan bagi bangsa kafir bertobat dan percaya?
Itu
sebabnya saya katakan orang yang tidak mau bertobat adalah orang yang
menganggap rendah bahkan menghina darah Yesus Kristus.
Rut ini mendapat
kemurahan yang besar maka kita kalau mendapat kabar yang besar itu kemurahan
yang besar. Sebab kabar yang besar ini membawa kita masuk dalam pembentukan
tubuh Kristus yang sempurna menjadi sidang mempelai wanita Tuhan.
Kemudian bangsa kafir
juga digambarkan seperti anjing dan babi, senantiasa mengulangi dosa yang
sama sesuai dengan 2 Pertrus 2:22; babi yang mandi kembali lagi berkubang,
sedangkan anjing kembali menjilat
muntahnya. Itulah keadaan dari bangsa kafir senantiasa mengulangi kesalahan
yang sama.
Pendeknya; noda
kekafiran adalah hidup di dalam kenjisan.
Kesimpulannya; supaya
kita dapat bercahaya seperti kaki dian emas terlebih dahulu berada di dalam
kerendahan hati dan lemah lembut seperti Rut berada di ladang Boas.
Dampak
positif menjadi orang yang rendah hati ada tiga:
1.
Mazmur 22:27
(22:27) Orang
yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan
memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!
Orang yang rendah hati makan dan kenyang, kemudian orang
yang mencari Tuhan (orang rendah hati) akan memuji-muji Tuhan, oleh sebab itu
biarlah hati kita hidup untuk selamanya.
Hati yang hidup adalah
orang yang rendah hati karena dengan kerendahan hati ini kita makan
dan kenyang, kita memuji-muji Tuhan itu tanda (hidup orang mati tidak dapat
memuji Tuhan). Biarlah hati kita hidup untuk selama-lamanya.
2.
Mazmur 37:11
(37:11) Tetapi
orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan
yang berlimpah-limpah.
Oang yang rendah hati:
-
Mewarisi negeri.
-
Bergembira karena kesejahteraan
yang berlimpah-limpah.
Itu yang
dialami Rut dan Naomi setelah memasuki Betlehem, mereka memasuki Betlehem
tepatnya pada permulaan musim menuai jelai gandum.
3.
Mazmur 149:4
(149:4) Sebab
TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati
dengan keselamatan.
Orang yang rendah hati menerima mahkota keselamatan ->
orang yang berkenan kepada Tuhan.
Jadi
orang yang memikul salib adalah orang yang rendah hati dan lemah lembut berarti
mau mengalah. Mengalah itu intinya adalah untuk memberi kesempatan bahwa Allah
sendiri yang akan bekerja, Allah yang mengambil alih segala sesuatunya, itu
orang yang rendah hati dan lemah lembut atau mau mengalah. Kalau orang yang
tidak mau merendahkan diri, orang yang ngotot berarti dia mau mengambil alih
pekerjaan Tuhan. Tapi sampai kapan kita dapat mengandalkan kekuatan manusia?
Mari kita mengerjakan
apa yang menjadi bagian kita, bagian Tuhan memikirkan masa depan kita, bagian
kita pikul salib di dalam tanda kerendahan hati dan lemah lembut, jangan
khawatir soal makan minum dan pakaian, kesusahan sehari cukup sehari, hari esok
mempunyai kesusahan sendiri, hari ini masalah belum selesai tetapi kita
mengambil bagian dari apa yang menjadi bagian Tuhan, setengah mati kita
(stress) jadinya.
Mari kita ikuti
teladan Tuhan, Dia memikul salib karena Dia seorang yang rendah hati dan lemah
lembut, megalahlah kepada Tuhan biar Tuhan mengambil alih segala sesuatunya.
Jangan mengambil bagian yang bukan bagianmu setengah mati nanti, masa depan di
tangan Tuhan, bagian kita rendah hati lemah lembut di dalam memikul salib,
mengalahlah kepada Tuhan jangan keras hati lagi, beri kesempatan bagi Dia
jangan khawatir soal apa yang dimakan diminum dipakai, kesusahan sehari cukup
sehari, hari esok memiliki kesusahannya sendiri, jangan ambil bagiannya Tuhan
supaya jangan stress, depresi, jangan gila.
Tuhan mau tolong
kehidupan kita pribadi lepas pribadi, ikuti caranya Rut ini, kita juga bangsa
kafir tetapi mau mengalah kepada Tuhan, mau memikul salib tanda dalam
kerendahan hati dan lemah lembut supaya kita nanti bercahaya seperti kaki dian
emas, sebab kaki dian itu terbuat dari emas murni, emas tempaan jadi terlebih dahulu dipanaskan untuk membentuk, itu
kehidupan yang rendah hati. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment