IBADAH RAYA MINGGU, 21
OKTOBER 2018
KITAB WAHYU
(Seri:
74)
Subtema: “GULUNGAN KITAB YANG
TERBUKA”
Shalom
saudaraku.
Selamat
sore, salam sejahtera dan bahagia sorga turun di tengah ibadah dan perhimpunan Ibadah
Raya Minggu ini dan kiranya Tuhan menyatakan kemurahan-Nya lewat pembukaan
rahasia firman bagi kita, sehingga kehidupan kita, ibadah pelayanan, nikah dan
rumah tangga kita dipulihkan oleh Tuhan.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan
yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube maupun Facebook, di dalam
maupun di luar negeri, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati, melawat
setiap kehidupan kita besar kecil, tua, muda, laki-laki, perempuan.
Segera
kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 10:1-3.
Wahyu
10:1-3
(10:1) Dan aku melihat
seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan,
dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan
kakinya bagaikan tiang api. (10:2) Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia
menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi, (10:3) dan ia berseru dengan suara nyaring
sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu
memperdengarkan suaranya.
Ada
tujuh perkara hasil dari tujuh kali percikan darah yang dialami oleh Tuhan
Yesus Kristus;
1. Berselubungkan awan.
2. Pelangi ada di atas kepala.
3. Mukanya sama seperti
matahari.
4. Kakinya bagaikan tiang api.
5. Ia memegang sebuah gulungan
kitab kecil yang terbuka.
6. Ia menginjakkan kaki
kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
7. Ia berseru dengan suara
nyaring sama seperti singa yang mengaum.
Pada
minggu yang lalu kita telah memperhatikan perkara yang kelima, namun pada saat
sore hari ini Tuhan juga masih menyatakan kemurahan-Nya bagi kita tentang
perkara yang kelima; IA MEMEGANG
SEBUAH GULUNGAN KITAB KECIL YANG TERBUKA.
Ini
berbicara tentang pembukaan rahasia firman Tuhan. Biarlah kiranya kita senantiasa
berdoa memohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan senantiasa membukakan
rahasia firman-Nya dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita.
Ibrani
1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir
ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan
alam semesta. (1:3) Ia adalah
cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada
dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi,
Perhatikan
kalimat terkhusus kalimat pada ayat yang ketiga; “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” Kalimat
ini adalah cerminan dari pembukaan rahasia firman.
Sebab
jikalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan maka segala rahasia yang
terkandung di dalam hati akan tersingkap, dengan demikian dosa dibongkar dengan
tuntas, kalau dosa dibongkar dengan tuntas maka kehidupan kita ini tampil apa
adanya, luar dan dalam sama. Inilah yang disebut cahaya kemuliaan Allah.
Selanjutnya
kuasa dari pembukaan rahasia firman
Tuhan ada tiga;
Yang pertama: FIRMAN ITU
MENJADIKAN ALAM SEMESTA persamaannya YANG TIDAK ADA MENJADI ADA.
Sebab
bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, segala yang tidak mungkin bagi manusia
lenyap.
Roma
4:17
(4:17) seperti ada
tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di
hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang
mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
Kuasa
firman Allah;
a. Menghidupkan orang yang mati.
Saudaraku
dahulu kita sudah mati oleh karena pelanggaran-pelanggaran kita sebab upah dosa
adalah maut, tetapi sekarang kita dihidupkan kembali karena Dia adalah cahaya
kemuliaan Allah.
b. Firman itu mengadakan yang
tidak ada menjadi ada.
Sebagai
pembuktian ...
Roma
4:18
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar
untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi
bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah
banyaknya nanti keturunanmu."
Sekalipun
tidak ada dasar untuk berharap namun Abraham tetap berharap dan percaya
terhadap apa yang telah difirmankan oleh Allah bahwa ia akan menjadi bapa bagi
banyak bangsa, tidak ada dasar untuk berharap namun dia tetap berharap dia
tetap percaya kepada janji firman Allah.
Roma
4:19
(4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun
ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira
seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Kemudian
pada ayat 19 ini sesuatu yang luar
biasa terjadi, sebab iman Abraham tidak menjadi lemah sekalipun dia mengetahui
dua perkara yang menyebabkan seseorang menjadi lemah imannya, antara lain;
1. Umurnya
sudah 100 tahun, berarti sudah tua dan lemah sawat.
2. Rahim
Sara sudah tertutup atau sudah mandul, dalam istilah perempuan menopouse.
Sesungguhnya dua perkara ini bisa
memicu untuk melemahkan iman seseorang untuk tidak berharap dan percaya kepada
firman Tuhan, namun sekalipun ia mengetahui dua pemicu yang bisa menyebabkan
iman seseorang menjadi lemah namun imannya tidak menjadi lemah.
Kita belajar dengan apa yang dialami
oleh Abraham supaya jangan segera kita putus asa dan kecewa, apabila suatu
perkara mungkin terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita masing-masing jangan
lekas putus asa, iman itu jangan menjadi lemah, kalaupun sesuatu hal terjadi
tidak sesuai dengan keinginan hati.
Roma 4:20
(4:20)
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah
ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
Terhadap
janji firman Allah Abraham tidak bimbang karena ketidakpercayaan (dia tidak
bimbang oleh karena dua perkara di atas tadi) melainkan imannya justru semakin
diperkuat oleh janji firman Allah dan dia terus memuliakan Allah, tidak
berhenti di tengah jalan, dia tidak menjadi orang yang cengeng, putus asa dan
kecewa.
Sekarang
perhatikan ayat 21 dan ayat 22 ...
Roma
4:21-22
(4:21) dengan penuh keyakinan, bahwa
Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. (4:22) Karena itu hal ini diperhitungkan
kepadanya sebagai kebenaran.
Oleh
karena iman Abraham hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran, itu
kebenaran yang nyata.
Tindakan
Abraham ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Banyak anak Tuhan telah
mengerti kebenaran bahkan telah mengenal tentang kasih karunia, tetapi kadang
mengabaikannya.
Tapi
dalam hal ini kita memperhatikan kepada Abraham diperhitungkan sebagai
kebenaran.
Roma
4:23-25
(4:23) Kata-kata ini, yaitu "hal
ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, (4:24) tetapi ditulis juga untuk kita;
sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada
Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, (4:25) yaitu Yesus, yang telah diserahkan
karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
Kebenaran
karena iman tidak diperhitungkan hanya bagi Abraham saja tetapi itu juga dapat
berlaku bagi kita bangsa kafir sampai saat ini, janji firman itu juga masih
berlaku kepada bangsa kafir, bagi mereka yang hidup yang dibenarkan karena
iman.
Sekarang
kita bersyukur Yesus telah mati untuk dosa, kemudian bangkit untuk membenarkan
kehidupan kita masing-masing.
Sekarang
kita akan kembali memperhatikan tentang kemustahilan itu di dalam Injil Lukas 1:31, 34-36
Lukas
1:31, 34-36
(1:31) Sesungguhnya
engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah
engkau menamai Dia Yesus. (1:34) Kata Maria
kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku
belum bersuami?" (1:35) Jawab malaikat
itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan
disebut kudus, Anak Allah. (1:36) Dan
sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak
laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut
mandul itu.
Maria tanpa suami
akan melahirkan seorang anak laki-laki kemudian Elisabet yang sudah tua dan yang disebut mandul sedang mengandung
enam bulan, ini sesuatu yang mustahil bagi manusia, sesuatu yang mustahil
terjadi menimpa kepada Maria dan Elisabet sanaknya, apa yang tidak mungkin bagi
manusia segalanya mungkin bagi Tuhan.
Langit
dan bumi serta segala isinya dijadikan oleh firman, yang tidak ada menjadi ada,
yang tidak mungkin bagi manusia segalanya mungkin bagi Allah, janji ini bukan
hanya berlaku bagi Maria dan sanaknya Elisabet tetapi bagi kita juga bangsa
kafir yang disebut keturunan Abraham yang dibenarkan oleh karena iman.
Lukas
1:37
(1:37) Sebab bagi
Allah tidak ada yang mustahil."
“Sebab bagi Allah
tidak ada yang mustahil."
Itu
berlaku bagi mereka yang hidup menurut kebenaran iman Abraham, tidak ada yang
mustahil bagi Tuhan, supaya jangan kebenaran itu bergantung kepada manusia dan kekuatannya,
jangan bergantung kepada harta, kekayaan, kedudukan, jabatan termasuk pekerjaan.
Kebenaran
iman itu bukan hanya diperhitungkan bagi Abraham tetapi bagi kita juga, Tuhan
itu adil tidak mengecualikan satu dengan yang lain.
Lukas
1:38
(1:38) Kata Maria:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Selanjutnya
Maria berkata; “Jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Perkataan ini menunjukkan bahwa Maria adalah hamba
Tuhan.
Siapa
hamba Tuhan??
-
Orang yang melayani pekerjaan
Tuhan.
-
Orang yang melakukan firman
Tuhan.
Itu
sebabnya janji itu bukan hanya berlaku bagi Abraham tetapi kepada hamba Tuhan.
Kita
kembali membaca ...
Ibrani
1:2
(1:2) maka pada zaman
akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang
telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah
telah menjadikan alam semesta.
Tadi
kuasa firman yang pertama, Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Yang kedua: MENOPANG
SEGALA YANG ADA DENGAN FIRMAN-NYA.
Saudaraku
ibadah sore ini berjalan karena ditopang oleh firman, ibadah tanpa firman itu
tidak benar.
Saya
mempunyai alasan dengan hal itu, di dalam Injil
Matius 7 ...
Matius
7:15
(7:15) "Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu sebab mereka menyamar seperti domba tetapi
sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas (binatang yang buas), itu
sebabnya ada tanda peringatan waspadalah.
Pendeknya;
nabi-nabi palsu disebut juga serigala berbulu domba.
Matius
7:20
(7:20) Jadi dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Untuk
mengenal serigala dan untuk mengenal domba itu dilihat dari buah pelayanannya,
jangan dilihat dari perkara lahiriah, jangan dilihat dari hal-hal yang
lahiriah, kemegahan, kemewahan yang hebat-hebat, jangan, tetapi lihat dari buah
pelayanannya.
Mari
kita lihat BUAH PELAYANAN DARI SERIGALA ...
Matius
7:21-22
(7:21) Bukan setiap
orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Buah
pelayanan dari serigala yaitu mengadakan tiga perkara ajaib dan semua itu
mereka lakukan demi nama Tuhan;
1. Bernubuat
demi nama Tuhan.
2. Mengusir
setan demi nama Tuhan.
3. Mengadakan
banyak mujizat demi nama Tuhan.
Tiga
perkara ini semuanya mereka lakukan demi nama Tuhan, ini buah dari pelayanan
serigala.
Matius
7:23
(7:23) Pada waktu
itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Tadi
kita sudah lihat pada ayat sebelumnya mereka melakukan tiga perkara ajaib dan
mereka lakukan semua demi nama Tuhan, tetapi pada ayat berikutnya justru Allah
berkata; Aku tidak pernah mengenal kamu!
Bernubuat,
mengusir setan, mengadakan banyak mujizat, tiga perkara mereka lakukan demi
nama Tuhan bukan demi namanya bukan demi kepentingan, tapi justru Tuhan
berkata; Aku tidak pernah mengenal kamu! Pernyataan
ini seperti petir di siang bolong menyambar serigala berbulu domba.
Mengapa
Allah mengatakan demikian? Karena nabi-nabi
palsu adalah pembuat kejahatan.
Pertanyaannya;
dimana letak kejahatan mereka??
Matius
7:21
(7:21) Bukan setiap
orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Kalau
ibadah tanpa ditopang firman itu pembuat kejahatan, jadi jangan sesekali hamba
Tuhan mengadakan (menyelenggarakan) ibadah tanpa ditopang firman, itu pembuat
kejahatan, Tuhan tidak mengenalnya.
Maka
bukan setiap orang yang berseru kepada-Nya: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, bukan dilihat dari
aktivitas.
Kalau
ibadah tanpa ditopang firman ibadah itu tidak berkenan, itu hamba Tuhan pembuat
kejahatan dan Tuhan tidak mengenal, segera saja Tuhan berkata; enyah saja dari
pada-Ku.
Tuhan
muak hari-hari hanya mujizat di tengah ibadah yang diselenggarakan tanpa
ditopang firman, Tuhan muak lihat ibadah semacam itu. Maka sebaliknya kita yang
sudah mendapat pembukaan rahasia firman, cahaya kemuliaan Allah yang
disampaikan dengan baik terima dengan rendah hati, dengan tulus hati, dengan
sukacita.
Tadi
kita sudah melihat buah pelayanan serigala, sekarang kita BANDINGKAN DENGAN
DOMBA.
Matius
7:21
(7:21) Bukan setiap
orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Melakukan kehendak
Allah Bapa yang di sorga, itulah buah
dari pelayanan domba-domba.
Matius
26:42
(26:42) Lalu Ia pergi
untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini
tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Perhatikan
kalimat; "Ya Bapa-Ku jikalau cawan
ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!" Artinya; Yesus harus menanggung penderitaan yang tidak
harus Ia tanggung di atas kayu salib.
Pendeknya;
Yesus Anak Domba Allah yang disembelih, itu aktivitas domba menjadi domba
sembelihan.
Menjadi
domba sembelihan -> orang yang menyangkal diri dan memikul salibnya di
tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
-
Menyangkal
diri berarti tidak bermegah atas kelebihan-kelebihan
yang dimiliki.
-
Memikul
salib berarti memikul tanggung jawab yang Tuhan
percayakan.
Masing-masing
orang pasti dipercayakan sebuah tanggung jawab baik kepada seorang isteri untuk segera hormat kepada
suaminya sebagai seorang kepala, baik seorang suami mengasihi isterinya seperti diri sendiri, baik sebagai seorang
anak hormat kepada orang tuanya,
sebagai seorang hamba tunduk kepada
tuannya, sebagai seorang tuan adil
kepada hamba-hambanya tidak bedakan satu dengan yang lain. Hamba Tuhan juga
tidak boleh memandang orang kaya tetapi kepada orang miskin dipandang sebelah mata
itu tidak baik, tidak benar.
Jadi masing-masing
orang pasti dipercayakan sebuah tanggung jawab dan kita harus memberi
pertanggungan jawab kepada Tuhan, sehingga kita menjalankan ibadah ini tidak
boleh akal-akal, terlihat baik tetapi sebetulnya tidak baik hatinya penuh
dengan kejahatan, di tengah ibadah seperti malaikat di belakang kembali kepada
habitat lama, itu akal-akalan. Sebab itu saya katakan setiap orang memberi
pertanggungan jawab kepada Tuhan.
Itulah
yang dimaksud sangkal diri dan memikul salibnya.
Mazmur
51:19
(51:19) Korban
sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak
akan Kaupandang hina, ya Allah.
Menjadi
domba sembelihan menyangkal diri dan memikul salib, yang dirasakannya jiwa
hancur hati patah dan remuk tetapi tidak dipandang hina, berarti kehidupan yang
seperti ini berharga dan mulia.
Bagi
manusia duniawi mungkin tidak berharga tetapi bagi Tuhan berharga dan mulia,
tidak usah malu untuk merendahkan diri dalam memikul salib di tengah ibadah dan
pelayanan dipandang mulia tidak dipandang hina, orang yang tidak mengerti
firman malu memikul salib di tengah ibadah pelayanan, malu merendahkan diri di
tengah ibadah. Setelah kita mengerti kebenaran biarlah kebenaran itu nyata
dalam kehidupan kita.
Matius
26:42
(26:42) Lalu Ia pergi
untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini
tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Pada
saat Yesus menjadi domba sembelihan Ia berkata; “jadilah kehendak-Mu!"
Pendeknya;
Yesus telah melakukan kehendak Allah Bapa. Dengan menyangkal diri dan memikul
salib masing-masing kita telah melakukan kehendak Allah Bapa.
Ciri-ciri
domba sembelihan; diawali dengan berkata “Ya
Bapa-Ku.” Artinya; sebagai Anak Yesus taat, setia dan dengar-dengaran
kepada Bapa.
Dasar
kita menjalankan ibadah dan melayani di tengah-tengah ibadah ini adalah
dengar-dengaran, sebab kalau tidak dengar-dengaran seringkali nanti terjadi
kesalahan, karena orang yang tidak dengar-dengaran suka mendahului kehendak
Tuhan. Kalau seseorang suka mendahului kehendak Tuhan disitu terjadi kesalahan,
yang Tuhan mau taat setia dengar-dengaran.
Kalau
seseorang tidak taat setia dengar-dengaran sebesar apapun pengorbanannya di
tengah ibadah nol bagi Tuhan, tidak berarti, tidak bernilai, buat pengorbananmu
berarti bagi Tuhan dengan taat, setia dan dengar-dengaran.
Ibrani
5:7-8
(5:7) Dalam hidup-Nya
sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap
tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan
karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:8) Dan sekalipun
Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
Sekalipun
Dia adalah Anak Allah tetapi Ia telah belajar menjadi taat, setia, dengar-dengaran
dari apa yang telah diderita-Nya, Ia tidak menolak, Ia tidak memberontak kepada
Bapa, Ia tidak lari dari kenyataan.
Seringkali
kita hanya mengambil yang enaknya saja dalam melayani Tuhan saat yang tidak
enaknya dilupakan itu bukan taat setia dengar-dengaran, yang enak dikerjakan,
yang tidak/enak susah bagi daging dia lupakan, itu belum taat setia
dengar-dengaran.
Yang
benar adalah sekalipun Dia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat, setia,
dengar-dengaran dari apa yang telah diderita-Nya tidak lari dari kenyataan.
Ayo
belajar untuk menjadi taat dari apa yang diderita, jangan lari dari kenyataan,
Yesus memang Anak tetapi Dia harus menjadi domba sembelihan karena Dia taat
dari apa yang diderita-Nya, tidak lari dari kenyataan. Inilah buah dari
pekerjaan Anak Domba.
Ibrani
5:7
(5:7) Dalam
hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan
ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan
karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Ayat 7 ini melukiskan
sengsara derita yang begitu hebat yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus, namun
Ia tetap menjadi kehidupan yang saleh, tidak berubah menjadi pemberontak saat sangkal
diri dan pikul salib, Ia tetap saleh sehingga doa dan permohonan-Nya didengar
oleh Bapa.
Kalau
menaikkan doa dan permohonan tetapi memalingkan telinga dari firman doanya menjadi
kekejian, menaikkan doa tetapi firman ditolak itu doa kekejian, Amsal berkata.
Lalu
kenapa doa permohonan-Nya didengar? Karena Ia telah belajar menjadi taat dari
apa yang diderita, Dia lakukan firman Allah, Dia lakukan kehendak Allah Bapa
sehingga doa di dengar. Jadi jangan salah mengerti soal doa, kita harus
mengerti doa yang dijawab dan doa yang tidak dijawab.
Jangan
bertele-tele dalam berdoa, orang yang bertele-tele dalam berdoa sama seperti
orang yang mengerjakan pekerjaan Tuhan tidak selesai-selesai, seharusnya
skripsi sudah selesai tetapi terlalu bertele-tele melakukan firman, roh najis
itu menghambat pembangunan tubuh, roh najis itu menghambat untuk menyelesaikan
pekerjaan Tuhan, apa saja terhambat. Jadi jangan bertele-tele tidak ada artinya
doa bertele-tele yang terpenting menjadi domba sembelihan.
Doa
didengar karena kesalehan bukan doa didengar karena bertele-tele, menolak
firman tetapi menaikkan doa itu kekejian bagi Tuhan.
Kita
belajar dari firman sebab Tuhan mengasihi kita, Tuhan tidak mau mencelakai
kita, Tuhan mau membuat supaya keadaan kita baik, belajar taat setia dan
dengar-dengaran saja.
Tadi
kuasa pembukaan rahasia firman yang kedua menopang segala yang ada termasuk
kita menyelenggarakan ibadah sore ini itu karena ditopang oleh firman Tuhan,
kemudian kita menjadi hidup benar hidup suci juga ditopang oleh firman, sampai
kepada ibadah yang benar yang memuncak sampai doa penyembahan itu juga ditopang
oleh firman Tuhan, segala sesuatu ditopang oleh firman Allah. Jadi bukan
mujizat.
Kuasa
dari pembukaan rahasia firman yang ketiga ...
Yang ketiga: BERKUASA
UNTUK MENGADAKAN PENYUCIAN TERHADAP DOSA.
Efesus
5:26
(5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman,
Disucikan
oleh air dan firman berarti limpah dengan firman tidak cukup dengan dua tiga
ayat firman lalu ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul,
filsafat-filsafat. Jadi saudaraku firman pengajaran yang rahasianya dibukakan
memang berkuasa mengadakan penyucian terhadap dosa.
Kita
lihat dahulu FIRMAN YANG LIMPAH ...
Wahyu
22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan
kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke
luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai
air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba
-> air dan firman yang limpah.
Kuasanya:
Jernih seperti kristal.
Kristal
artinya; transparan luar dan dalam sama, tampil apa adanya -> orang yang
jujur, sedangkan orang yang jujur dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Kalau
terjadi pembukaan rahasia firman atau limpah dengan firman berkuasa
menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, dosa dibongkar
dengan tuntas itu yang disebut jernih seperti kristal.
a.
Jernih
itu air tanpa campuran berarti murni disitu kita bisa bercermin, disitu kita
bisa melihat kelakuan kita, tabiat kita, kelebihan dan kekurangan.
Kalau
firman dicampur-campur seperti air yang tidak tenang, tidak jernih, tidak
murni, kotor, tidak bisa kita bercermin pada air yang tidak jernih. Pada air
yang jernih kita bisa bercermin disitu kita bisa melihat kelakuan-kelakuan
kita, kelebihan dan kekurangan saat firman disampaikan disitu kita menyadari, disitu
kita bisa melihat kondisi kita seperti apa.
b.
Seperti kristal, artinya; transparan, luar dan dalam sama, berarti tampil
apa adanya, tidak dibuat-buat -> orang yang jujur. Sedangkan orang yang jujur
dipimpin ketulusan hati, tulus melakukan segala perkara.
Itulah
kuasa air yang limpah jernih dan kristal.
Kita
lihat tentang kristal ...
Wahyu
21:9-10
(21:9) Maka datanglah
seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan
ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya:
"Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam
roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan
kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah
dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Pengantin
perempuan, mempelai Anak Domba bercahaya kemuliaan Allah berarti transparan
atau tampil apa adanya jernih seperti kristal, bagaikan permata yaspis, permata
yang paling indah dan berharga.
Yang
mau berharga dimata Tuhan jangan bersandiwara lagi, tampil apa adanya,
transparan, jangan dibuat-buat.
Pengantin
perempuan mempelai Anak Domba bercahaya kemuliaan Tuhan tampil apa adanya,
itulah permata yaspis jernih seperti kristal, permata yang paling berharga,
jadilah permata hati Tuhan berharga di mata Tuhan, kehidupan yang jujur yang senantiasa
dipimpin oleh ketulusan hatinya berkobar-kobar melayani Tuhan, berharga dimata
Tuhan, itulah permata hati Tuhan.
Hati
kecil tidak sebanding dengan postur tubuh manusia, tetapi di dalam hati kecil
ada kehidupan kita sehingga berharga di mata Tuhan (di hati Tuhan) itulah permata
hati Tuhan.
Efesus
5:27
(5:27) supaya
dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa
cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak
bercela.
Tujuan
dari penyucian air dan firman yang limpah ialah Tuhan menempatkan sidang jemaat di hadapan-Nya dengan cemerlang.
Cemerlang berarti tanpa cacat tanpa kerut atau yang serupa itu.
Pendeknya;
jemaat kudus tidak bercela, inilah yang disebut cahaya kemuliaan Allah.
Sekarang
Wahyu 10 ini berbicara tentang kitab yang terbuka, ini kemurahan bagi
kita kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah itu kemurahan yang besar bagi kita. Ini pekerjaan
dari seorang malaikat lain yang kuat, yang gagah, ketika Dia memegang sebuah kitab
gulungan kitab yang kecil Dia itu adalah sosok atau dengan penampilan yang kuat
dan yang gagah.
Sekalipun
seseorang memiliki tulang besi dan otot kawat kalau dia tidak memiliki
pembukaan rahasia firman Tuhan tidak ada apa-apanya sebesar apapun badannya,
sekalipun dia melatih badani sampai terjadi pemupukan terhadap badani berotot,
kalau dia tidak mempunyai pembukaan rahasia firman Tuhan tidak kuat, tidak
gagah, tidak ada artinya.
Kita
butuh pembukaan rahasia firman Tuhan itu yang akan nanti menjadikan yang tidak
ada menjadi ada, menopang segala yang ada, kemudian mengadakan penyucian
terhadap dosa berarti kuat dan gagah, kita butuh malaikat yang semacam ini.
Tidak ada artinya gagah lahiriahnya tapi tidak punya pembukaan rahasia firman,
kita butuh malaikat yang kuat yang gagah yang punya pembukaan rahasia firman
Tuhan, maka jangan anggap enteng lagi dengan kemurahan Tuhan yang sudah limpah
di tengah ibadah dan pelayanan ini, sore ini kita minta ampun sejadi-jadinya.
Apa
jadinya kita kalau tidak menikmati firman malaikat yang gagah yang kuat turun
dari sorga, mulai malam ini sadarlah sesadar-sadarnya betapa telah banyaknya
kekeliruan selama ini, kurang hormat kepada pengajaran salib, kurang mengargai kemurahan
Tuhan.
Sedangkan
Wahyu 5:1-4 itu berbicara tentang gulungan kitab
dengan ketujuh meterainya disebut juga dengan kitab yang tertutup.
Sekarang
sejenak kita membaca ...
Wahyu
5:4
(5:4) Maka
menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap
layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
Rasul
Yohanes menangis karena tidak ada yang dapat membuka gulungan kitab dan ketujuh
meterainya.
Kalau
tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan tangisan diserai kesedihan yang
mendalam akan dialami oleh gereja Tuhan. Alasannya kalau tidak terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan; yang jahat tetap jahat, yang najis tetap najis,
yang susah tetap susah, yang sakit tetap sakit, memicu air mata disertai dengan
kesedihan yang mendalam.
Lihat
ketika masalah terjadi namun tidak ada solusi air mata tidak terbendung,
kesedihan tidak dapat dibendung oleh gereja Tuhan, itulah kitab yang tertutup
tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan menimbulkan air mata, sebab
masalah dan pergumulan tidak selesai.
Sebab
itu sekali lagi saya tandaskan bersyukur senantiasa kepada Tuhan lewat
pembukaan rahasia firman Tuhan, menghapus air mata, Tuhan jadikan segala
sesuatu baru yang lama berlalu.
2
Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi
pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung
itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu
tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (3:15) Bahkan sampai
pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi
hati mereka.
Kalau
rahasia firman tidak tersingkap maka segala yang terselubung tidak tersingkap,
dosa-dosa belum dibongkar dengan tuntas.
Akibatnya
ada dua;
1.
Pikiran
mereka menjadi tumpul, artinya; tidak sanggup
memikirkan apa yang baik, yang benar, yang suci dan yang mulia bagi Tuhan.
Masih
banyak diantara kita yang pikirannya tumpul tidak sanggup memikirkan apa yang baik
untuk Tuhan di tengah ibadah pelayanan ini, apa yang benar, apa yang suci, apa
yang mulia, dia tidak sanggup kerjakan dihadapan Tuhan. Itu pikiran tumpul dia
tidak sanggup memikirkan hal-hal itu semua karena sudah tumpul.
2.
Sampai
akhirnya binasa, sesuai dengan 2 Korintus 3:3-4.
2
Korintus 3:3-4
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu
adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan
tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu,
melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan
kami kepada Allah oleh Kristus.
Sampai akhirnya
binasa. Jangan kita binasa atau mati konyol, mati diluar Tuhan karena selubung
itu masih terus menyelubungi hati mereka.
Daniel
12:9
(12:9) Tetapi ia
menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi
dan termeterai sampai akhir zaman.
Firman
ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.
Wahyu 5 gulungan
kitab dan ketujuh meterainya atau yang disebut firman yang tertutup, tetapi
pada Wahyu 10 kitab yang terbuka,
berarti terjadi pembukaan rahasia firman. Ini sudah menjadi tanda dan bukti bahwa
gereja Tuhan sudah berada dalam zaman akhir ini, jadi jangan bermain-main lagi.
Wahyu
12:10
(12:10) Banyak
orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik
akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya,
tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.
Jadi
ayat 10 ini; banyak orang akan
disucikan, dimurnikan dan diuji lewat pembukaan rahasia firman.
Jadi
dengan terjadinya pembukaan rahasia firman Tuhan adalah sebuah bukti adalah
sebuah tanda bahwa gereja Tuhan sudah ada di dalam zaman akhir, dipenghujung
zaman ini.
Dulu
rahasia tersembunyi sekarang sudah disingkapkan, sudah terbuka berarti gereja
Tuhan sudah berada dalam zaman akhir, di penghujung dunia ini, supaya kita
tidak bermain-main lagi.
Saudaraku
Wahyu 10:1; malaikat lain yang kuat
-> Tuhan Yesus Kristus, Dia sanggup membuka gulungan kitab dengan demikian
banyak orang akan disucikan dimurnikan dan diuji, itulah keadaan gereja di
akhir zaman ini.
Wahyu
5:7-9
(5:7) Lalu datanglah
Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di
atas takhta itu. (5:8) Ketika Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh
empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi
dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian
baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau
telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan
bangsa.
Lewat
pembukaan rahasia firman ini ibadah kita digiring sampai memuncak itulah doa
penyembahan.
Sehingga
baik empat makhluk maupun dua puluih empat tua-tua (empat zat dan dua puluh
empat tua-tua) tersungkur di hadapan takhta Anak Domba, penghuni sorga
tersungkur di hadapan takhta Anak Domba. Inilah puncak rohani atau puncak
ibadah dari gereja Tuhan berada dalam doa penyembahan seperti dua puluh empat
tua-tua dan empat zat atau empat makhluk tersungkur.
Kerinduan
Tuhan adalah untuk membawa gereja Tuhan sampai berada pada posisi doa
penyembahan, sampai tersungkur di hadapan takhta Anak Domba.
Wahyu
4:10-11
(4:10) maka tersungkurlah
kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan
mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka
melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: (4:11) "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau
layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan
segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan
diciptakan."
Ibadah
yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan berarti segala kemuliaan, segala
kemegahan hanya bagi Dia yang duduk di hadapan takhta itu, itu yang dimaksud
ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan. Seperti dua puluh
empat tua-tua mereka melemparkan mahkota mereka ke hadapan takhta itu, artinya;
segala kemegahan segala hormat segala kemuliaan hanya bagi Dia itulah ibadah
yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, tidak lagi semarak, tidak
ada lagi kemegahan, semarak itu hanya bagi Dia saja, itulah ibadah yang sudah
memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Biarlah
ibadah kita nyata dibawa sampai kepada doa penyembahan, jangan sampai ibadah
kita jalan di tempat dari minggu ke minggu, bulan ke bulan tidak ada perubahan,
tahun ke tahun tidak ada perubahan, tetapi saya berdoa kepada Tuhan kiranya
Tuhan mendengar doa kita ibadah kita dibawa memuncak sampai kepada doa penyembahan,
segala hormat kemuliaan hanya bagi Dia.
Wahyu
5:5
(5:5) Lalu berkatalah
seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis!
Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga
Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Kehidupan
atau ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan bisa menceritakan
apa yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus tidak perlu khawatir lagi, kesaksian
hidup kita menghapus air mata menjadikan segala sesuatu baru, itu kesaksian
dari dua puluh empat tua-tua.
Jangan
buat disekitarmu gelisah tetapi biarlah kesaksian kita menghapus air mata dan
menjadikan segala sesuatu baru, kenapa? Karena dua puluh empat tua-tua dan
keempat makhluk ibadah mereka sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan,
kemuliaan hormat hanya bagi Dia.
Kesaksiannya
juga menghapus air mata (masalah selesai) menjadikan segala sesuatu baru, ayo
miliki kesaksian seperti ini hapus air mata orang lain, jadikan segala sesuatu
baru, jangan membuat orang disekitar mu gelisah.
Inilah
praktek kalau ibadah sudah memuncak kepada doa penyembahan, mampu meyakinkan,
menghapus air mata. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment