IBADAH RAYA MINGGU,
28 OKTOBER 2018
KITAB WAHYU
(Seri:75)
Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera, salam bahagia di dalam
Kristus Tuhan kita sebagai kepala gereja yang sudah memimpin seluruh kehidupan
kita sampai pada sore hari ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti live streaming atau video internet, Youtube, Facebook di dalam
maupun di luar negeri, dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita
sekaliannya. Dengan segala kerendahan hati kita memohon kepada Tuhan lewat doa
supaya kiranya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya, memulihkan setiap kehidupan
kita, sehinga kita punya kekuatan, punya kuasa untuk mengatasi segala persoalan
teramat lebih pada saat aniaya antikris dengan segala kebenciannya juga
nabi-nabi palsu dengan kelicikan mereka, kita boleh atasi oleh kuasa rahasia
firman Allah yang akan kita terima.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Mingu dari Wahyu 10:1-3.
Wahyu 10:1-3
(10:1) Dan aku
melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan
awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan
kakinya bagaikan tiang api.
(10:2) Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan
kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
(10:3) dan ia
berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah
ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.
Ada tujuh tanda hasil dari tujuh kali percikan darah
yang dialami Yesus Kristus;
1.
Berselubungkan
awan.
2.
Pelangi
ada di atas kepalanya.
3.
Mukanya
sama seperti matahari.
4.
Kakinya
bagaikan tiang api.
5.
Ia
memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka.
6. Ia
menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
7.
Ia
berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.
Sekarang marilah kita perhatikan perkara yang keenam
sesudah kita melewati perkara yang pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima
dalam dua sesi di minggu lalu dan lusa.
Sekarang kita akan memperhatikan perkara yang keenam
yaitu; “IA
MENGINJAKKAN KAKI KANANNYA DI ATAS LAUT DAN KAKI KIRINYA DI ATAS BUMI”
Suatu gambaran yang
luar biasa yang harus dan terus mempengaruhi kehidupan kita masing-masing,
sebab dengan kuasa penuh kaki kanan-Nya menginjakkan laut sedangkan kaki
kirinya menginjakkan bumi, peristiwa ini tidak terlepas dari perkara yang
kelima kalau kita perhatikan ayat 2.
Wahyu 10:2
(10:2) Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan
kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
Jadi saudaraku perkara yang keenam ini terkait dengan
perkara yang kelima kalau kita perhatikan ayat yang kedua; “Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan
kitab kecil yang terbuka.” Ini perkara yang kelima.
Kemudian; “Ia
menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi” ini
perkara yang keenam, suatu gambaran yang luar biasa.
Kiranya ini mempengaruhi kehidupan kita masing-masing,
maka ijinkanlah firman ini untuk kita terima di dalam hati dengan segala
kerendahan hati dan lemah lembut, sehingga perkara ini betul-betul mempengaruhi
segala yang hadir pada sore hari ini.
Saudaraku perkara keenam tidak terlepas dari perkara
yang kelima yaitu; DALAM TANGGANNYA IA MEMEGANG SEBUAH GULUNGAN KITAB KECIL
YANG TERBUKA.
2 Korintus 3:14
(3:14) Tetapi
pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu
masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa
disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Karena Kristus saja yang dapat menyingkapkan rahasia
Firman.
Tidak ada seorangpun yang dianggap layak membuka kitab
dan ketujuh meterainya baik yang di sorga, yang di bumi, yang di bawah bumi
sesuai dengan Wahyu 5:2-3.
Ibrani 1:2-3
(1:2) maka pada
zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,
yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia
Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah
dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang
penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk
di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Perhatikan kalimat pada ayat 3; “Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah.”
Kalimat ini adalah cerminan
dari penyingkapan rahasia firman, sebab jika terjadi penyingkapan rahasia
firman maka segala rahasia yang terkandung di dalam hati akan tersingkap, atau
segala yang terselubung di dalam hati akan tersingkap, berarti dosa dibongkar
dengan tuntas, sehingga oleh karenanya kehidupan seseorang tampil apa adanya
maksudnya luar dan dalam sama, dengan demikian memancarkan cahaya kemuliaan
Allah, tidak ada lagi yang ditutupi. Sebaliknya, kalau ada dosa yang ditutupi kehidupan seseorang tidak
memancarkan cahaya kemuliaan Allah.
Kemudian kata “menopang”
pada ayat 3, menunjukkan bahwa kitab
yang terbuka atau penyingkapan rahasia firman Tuhan memiliki kuasa yang luar
biasa termasuk menjadikan alam semesta, langit, bumi dan segala isinya dijadikan
oleh firman Allah dibukakan.
Jadi segala sesuatu yang ada ini itu ditopang bahkan
dijadikan oleh pembukaan rahasia firman Allah, berarti yang tidak ada menjadi
ada, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Jadi betul-betul nanti kita akan melihat bahwa kaki
kanan-Nya menginjak laut, dan kaki kiri-Nya menginjak bumi, itu terkait dengan
gulungan kitab yang terbuka yang ada ditangan-Nya itu. Sebab disini kita
periksa bahwa gulungan kitab itu betul-betul menopang, berkuasa menjadikan
segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada, sebab bagi Dia tidak ada yang
mustahil.
Maka tidak perlu kita bertanya mungkinkah saya bisa
berubah? Mungkinkah keadaan saya bisa lebih baik? Lebih benar? Lebih suci?
Mungkinkah ekonomi atau
keuangan bahkan segala
sesuatu bisa berubah? Jawabnya
bisa,
sebab bagi
Dia tidak ada yang mustahil, tergantung sejauh mana kita mau menerima pembukaan
rahasia firman. Perubahan tidak boleh lewat simsalabim, tidak boleh terjadi
sihir, tetapi perubahan itu biarlah terjadi lewat pembukaan rahasia firman yang
berkuasa menopang
segala sesuatu dan menjadikan
alam semesta, pendeknya yang
tidak ada menjadi ada.
Lebih dalam kita perhatikan ...
Mazmur 43:3-4
(43:3) Suruhlah
terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu
yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
(43:4) Maka aku
dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan
kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!
Terang firman atau pembukaan rahasia firman disebut
juga dengan kitab yang terbuka berkuasa menuntun dan membawa kita ke tempat
kediaman Tuhan yaitu gunung Tuhan yang kudus, tepatnya berada pada mezbah Allah.
Saudaraku jangan sampai kita beribadah tetapi tingkat ibadah
kita bagaikan berjalan di tempat, namun biarlah pembukaan rahasia firman,
terang firman, gulungan kitab yang terbuka menuntun dan membawa kita sampai ke
hadapan Allah tepatnya di
mezbah Allah.
Kita lihat mezbah
Allah ...
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta
itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang
kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Mezbah dupa emas -> doa penyembahan yang benar dari oang-orang kudus.
Sejenak kita perhatikan mezbah dupa emas ...
Saudaraku hidup dalam doa penyembahan yang benar
bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di
hadirat Tuhan, berarti terlepas dari daya tarik bumi. Segala benda kalau
dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah kecuali satu perkara asap dupa kemenyan
itulah doa penyembahan yang naik di hadirat Tuhan, ini doa penyembahan dari
orang-orang kudus.
Kehidupan anak Tuhan, imam, hamba-hamba Tuhan mungkin suka menyembah tetapi
tidak terlepas dari daya tarik bumi itu bukan penyembahan yang benar.
Penyembahan yang benar dari orang-orang kudus bagaikan asap dupa kemenyan yang
naik di hadirat Tuhan, artinya
terlepas
dari daya tarik bumi, kehidupannya terlepas dari pengaruh-pengaruh yang tidak suci, perkara
di bawah, perkara lahiriah, apapun wujudnya, ini doa penyembahan yang benar
dari orang-orang kudus, dari hamba-hamba Tuhan, dari imam, dari umat Tuhan
dalam penyembahannya kepada Tuhan.
Selanjutnya mari kita perhatikan hal yang senada dengan
Mazmur 43:3-4, ketika gulungan kitab
itu terbuka.
Wahyu 5:5, 7-8
(5:5) Lalu
berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis!
Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga
Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." (5:7)
Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia
yang duduk di atas takhta itu. (5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu,
tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak
Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan
kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Ketika Anak
Domba mengambil gulungan kitab yang terbuka itu maka tersungkurlah empat
makhluk dan dua puluh empat tua-tua di hadapan Anak Domba itu. Persamaannya
kalau rahasia firman tersingkap maka akan terjadi suatu penyembahan yang hebat
dalam tahbisan yang suci
dan benar bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadapan
Tuhan. Itulah penyembahan yang benar yang datang dari orang-orang kudus.
Kalau hamba-hamba Tuhan, imam-imam atau pelayan Tuhan,
bahkan umat Tuhan datang menyembah Allah dalam penyembahan yang benar, maka
tanda-tanda kenajisan tidak terdapat sedikitpun di dalam dirinya, mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki tidak terdapat tanda-tanda kenajisan sedikitpun
baik di dalam hal berpakaian, baik dalam hal berdandan, baik dalam hal
berkata-kata, bersolah tingkah dalam gerak gerik sekecil apapun tanda-tanda
kenajisan tidak terdapat di dalam dirinya.
Kemudian disini kita perhatikan empat makhluk dan dua
puluh empat tua-tua dalam penyembahan yang benar tadi tersungkur di hadapan takhta Anak Domba, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas penuh dengan
kemenyan.
Berarti perbuatan
mereka penuh dengan pujian
dan pemujaan kepada Tuhan tidak ada lagi yang lain, tidak
ada lagi tanda-tanda kenajisan dalam dirinya, dalam segala perkara. Seperti dua
puluh empat tua-tua dan empat makhluk ketika mereka tersungkur di hadapan
takhta Anak Domba, masing-masing di tangan mereka ada
kecapi
dan cawan emas penuh dengan kemenyan, hanya ada pemujaan dan memuji Allah yang
hidup.
Wahyu 5:9
(5:9) Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Selanjutnya empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua
menyanyikan suatu nyanyian baru, berarti nyanyian lama tidak terdengar lagi,
baik dalam perkataan, perbuatan, dalam gerak gerik segala sesuatu yang lama
sudah tidak terlihat lagi, betul-betul suatu kehidupan yang sudah mengalami
pembaharuan baik manusia batiniahnya baik akal budinya sudah mengalami
pembaharuan.
Sore ini dengan iman yang teguh kita datamg menghadap
takhta Allah kiranya lewat ibadah ini membawa kita sampai kepada penyembahan
yang benar, supaya nanti yang terdengar adalah nyanyian baru berarti yang lama
berlalu. Kita hargai kekuatan ibadah ini mempengaruhi jiwa kita, membawa kita sampai
kepada doa penyembahan, menghadap Allah persis di mezbah dupa.
Berarti pokok penyembahan kita adalah pengalaman hidup sehari-hari yang ditandai
dengan pengorbanan karena kita adalah milik Allah.
Jadi hanya karena kemurahan saja kita menjadi milik
Allah yaitu, oleh
karena darah Anak Domba Allah yang disembelih kita menjadi milik kepunyaan-Nya.
Jadi pokok penyembahan kita ini adalah berdasar dari pengalaman
hidup sehari-hari yang ditandai dengan penghargaan kepada korban Kristus setinggi-tingginya
sebab darah Yesus yang menjadikan kita sebagai milik kepunyaan-Nya, sehingga tidak ada yang
dapat kita sombongkan termasuk kedudukan, jabatan, harta, kemampuan yang kita
miliki tidak pantas untuk kita sombongkan lagi.
Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau
telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah
kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Sesudah
ditebus dengan darah Yesus selanjutnya Ia membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi
Allah itu adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Pendeknya; orang yang melayani Tuhan berada di tempat
tinggi dan terhormat, itu bisa dilihat dari perkataan dan perbuatannya.
Tujuannya adalah tidak lebih tidak kurang supaya memerintah sebagai raja di
bumi berarti terlepas dari perhambaan dosa, berada di tempat yang tinggi dan terhormat.
Saudaraku menjadi imam (pelayan Tuhan) berarti kita berdiri
diantara Allah dan orang berdosa, tujuannya; untuk membawa orang-orang berdosa kembali kepada Allah.
Jadi saudaraku apapun yang kita kerjakan di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan antaralain;
-
Hamba Tuhan menyampaikan firman Allah,
berarti dia berada diantara Allah dan manusia.
-
Melayani Tuhan dengan musik, singer
dan pekerjaan Tuhan yang lainnya berarti dia sedang berdiri di antara Allah dan orang-orang
berdosa.
Jadi kita melayani Tuhan sama artinya berdiri antara Allah
dan manusia berdosa, untuk memperdamaikan dosa kepada Allah.
Wahyu 5:11-12
(5:11) Maka aku
melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk
dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
(5:12) katanya
dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk
menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan
kemuliaan, dan puji-pujian!"
Segala sesuatu diberikan kepada Anak Domba Allah yaitu
suatu penyembahan dan pujian seperti pada ayat
8 tadi; empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua masing-masing memegang
satu kecapi dan satu cawan emas penuh denga kemenyan. Inilah kehidupan yang
datang menghadap Allah dalam penyembahan yang benar, tahbisan yang benar, suci,
tidak lagi mengakui keberadaan diri sendiri, sudah melepaskan harga diri
termasuk kepentingan diri.
Itulah kehidupan dalam doa penyembahan yang benar tidak
pusing dengan dirinya, tidak memikirkan diri sendiri, selain memikirkan apa
yang dipikirkan Allah, jangan seperti Simon Petrus dengan jelas Yesus memberitahukan
rencana Allah yaitu peyelamatan terhadap manusia berdosa tetapi Simon Petrus
menarik Yesus dan berkata; guru sekali-kali itu tidak menimpa Engkau. Pendeknya, SAimon Petrus tidak
mengerti rencana Allah.
Ayo, tidak boleh egois, sebab segala hormat, segala
kuasa, kekuatan, hikmat dan kemuliaan hanya bagi Dia, itu harus tertanam di dalam
hati dan di dalam pikiran setiap imam, hamba Tuhan, umat Tuhan pribadi lepas
pribadi.
Wahyu 5:13-14
(5:13) Dan aku
mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi
dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia
yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat
dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
(5:14) Dan keempat
makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan
menyembah.
Di sini kita melihat semua makhluk yang di sorga, yang
di bumi, yang di bawah bumi, dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya
mengadakan penyembahan.
Kemudian perlu untuk diketahui dan apabila penyembahan
itu datang dari hati yang sungguh-sungguh tulus dan murni dinaikkan kepada
Tuhan akan mempengaruhi seluruh sidang jemaat yang hadir bahkan seluruh jagat
raya, tanpa terkecuali,
pendeknya, menjadi rumah doa bagi segala suku bangsa dan
bahasa lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, asal penyembahan
itu datang dari hati nurani yang murni dan tulus.
Sekarang kita lihat keuntungan besar ketika posisi gereja Tuhan berada tepat pada mezbah
Allah ...
Mazmur 43:1-2
(43:1) Berilah
keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang
tidak saleh! Luputkanlah aku dari orang penipu dan orang curang!
(43:2) Sebab Engkaulah Allah tempat
pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung
di bawah impitan musuh? (43:3) Suruhlah
terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu
yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
Jadi mezbah Allah (doa penyembahan) adalah tempat
pengungsian, itu cara Tuhan meluputkan kita, melepaskan kita dari himpitan orang penipu, dari himpitan orang curang. Pendeknya; lewat doa
penyembahan kita luput dari orang curang dan penipu.
Saudaraku hari-hari ini betul-betul hari-hari terakhir
tandanya terlalu banyak penipuan dan kecurangan itu juga sudah semakin merajalela
dimana-mana.
SIAPAKAH YANG DIMAKSUD PENIPU dan ORANG CURANG
TERSEBUT??
Tentang: PENIPU -> antikris.
Kita buktikan dalam ...
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala
tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya
tertulis nama-nama hujat.
Di sini terlihat seekor binatang yang keluar dari dalam
laut -> antikris.
Adapun binatang itu bertanduk sepuluh dan berkepala
tujuh, kemudian di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota tetapi pada
kepalanya tertulis nama-nama hujat. Jadi betul-betul ini tipuan yang begitu
hebat, yang begitu dahsyat.
Tampilan
binatang ini sungguh luar biasa, tetapi pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Itu suatu tipuan, jadi
betul-betul antikris ini penipu.
Sepuluh
itu ->
hukum Allah (kebenaran). Kemudian berkepala tujuh
berarti menjadi pemimpin yang sempurna, karena kepala adalah pemimpin, sedangkan tujuh artinya sempurna. Lalu di atas
tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota itu tanda kemenangan yang telah
diperoleh. Seolah-olah berkemenangan atas dosa, tampilannya sungguh
mengagumkan, membuat orang terheran-heran.
Ini suatu tipuan yang luar biasa, tidak ada orang yang
tau kecuali hikmat sorgawi. Rasul Paulus dengan tegas dan jelas mengatakan baik
kepada orang Yahudi baik kepada orang Yunani bahwa salib Kristus yang
disampaikan adalah hikmat Allah
dan kekuatan Allah.
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang
yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya
kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Selanjutnya tekstur dari binatang yang keluar dari
dalam laut;
- Serupa dengan macan tutul.
- Kakinya seperti kaki
beruang.
- Mulutnya seperti mulut
singa.
Binatang
yang keluar dari dalam laut itu gabungan dari tiga jenis binatang, sungguh luar
biasa, supaya penipuan terwujud. Sebab itu kehidupan kita yang digambarkan
seperti domba di tengah-tengah
serigala
itu harus cerdik tetapi tulus, kalau hanya cerdik tapi tidak tulus kita tidak
sanggup menghadapi tipuan dari binatang
buas.
Kemudian,
naga memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang
besar.
Jadi kekuatan, takhtanya, kekuasaannya yang besar itu
bukan datang dari sorga tetapi datang dari naga (setan).
Wahyu 12:3
(13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Kemudian disini kita perhatikan satu dari
kepala-kepalanya kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang
membahayakan hidupnya itu sembuh,
pendeknya mujizat terjadi. Oleh karena mujizat yang
luar biasa ini seluruh dunia heran, seantero dunia dipengaruhi lalu mengikuti
binatang itu. Ini suatu tipuan yang luar biasa, mengadakan mujizat tetapi salib tidak ditegakkan,
tipuan yang luar biasa.
Sidang
jemaat, para pemirsa dimanapun anda berada perhatikan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Kalau saudara betul-betul sayang terhadap nyawa saudara perhatikan
firman Tuhan, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, gulungan kitab Daniel
disembunyikan sampai pada akhir zaman dan banyak orang meneliti. Berarti ketika
terjadi pembukaan rahasia firman jelas-jelas keadaan gereja Tuhan sekarang ada
pada keadaan akhir zaman.
Berbanding terbalik dengan luka sebagai sengsara yang dialami
Yesus di atas kayu salib, membawa Dia sampai kepada pengalaman kematian supaya
nanti pada hari ketiga Dia dibangkitkan. Sementara, luka yang membahayakan itu
sembuh berarti tidak sampai kepada pengalaman kematian, ini tipuan, kenapa?
Bukankah binatang itu keluar dari dalam laut? Kalau kita berbicara laut itu
berbicara tentang baptisan Kristus dalam tanda pengalaman kematian dan
kebangkitan. Kalau sengsara harusnya dilanjutkan sampai pengalaman kematian berarti daging tidak bersuara
lagi, supaya nanti pada hari yang ketiga terjadi kebangkitan tetapi antikris
tidak, luka yang membahayakan itu akhirnya sembuh, mujizat terjadi lalu seluruh
dunia heran, dengan mujizat ini mempengaruhi jagat raya, lalu mengikuti
antikris.
Maka saya sangat sedih sekali kalau di tengah ibadah
hanya berbicara
mujizat tetapi salib tidak ditegakkan, dan pengalaman tentang kematian tidak diajar, itu
suatu penipuan besar-besaran, tidak
tanggung-tanggung saudaraku, jangan main-main, itu bukan sekedar penipuan biasa.
Di hari-hari terakhir ini setan begitu hebat untuk
mengacaukan ibadah dan pelayanan di dalam suatu gereja, tetapi banyak anak-anak
Tuhan tidak mengerti penipuan semacam ini, maka kita patut bersyukur kalau sore
hari ini Tuhan beri suatu pengertian yang luar biasa.
Kemudian perhatikan ayat 4 ...
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka
menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan
mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti
binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Mereka yang masuk dalam perangkap setan, mereka yang tertipu
oleh si penipu, pada akhirnya mereka menyembah naga dan juga menyembah binatang
yang keluar dari dalam laut, jadi bukan lagi menyembah Allah yang hidup.
Maka di hari-hari ini persis seperti kehidupan perempuan
di Samaria sebelum bertemu dengan Yesus, yang dibesar-besarkan soal timba, lalu
membesarkan Yakub dan mengecilkan Tuhan Yesus, membesarkan sumur, (membesarkan yang lahiriah). Membesarkan timba (hamba-hamba), maksudnya apakah hamba Tuhan itu
sudah terkenal? Apakah hamba Tuhan itu sudah punya nama? Apakah hamba Tuhan itu
sudah masuk TV? Apakah gereja hamba Tuhan itu mewah? Itu sekarang yang
dibesar-besarkan, itu sebabnya gereja sekarang ujung-ujungnya menyembah binatang yang
keluar dari dalam laut, menyembah kepada hamba-hamba Tuhan itu padahal hamba
Tuhan itu hanya berkanjang pada pengetahuan tidak berpegang pada pengajaran salib.
Kolose 2:18-19
(2:18) Janganlah
kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri
dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan
dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang
ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang
dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan
ilahinya.
Perhatikan banyak nanti anak-anak Tuhan beribadah kepada
malaikat sidang jemaat, hamba-hamba Tuhan yang disebut si penipu, itulah
binantang yang keluar dari dalam laut, antikris.
Sementara kalau kita melihat kondisi mereka yaitu binatang yang keluar
dari dalam laut itu berkanjang pada penglihatan-pengluhatan, hanya selalu
bernubuat-bernubuat tapi salib tidak ditegakkan.
Saya
pernah berdoa bersama-sama dengan
hamba-hamba Tuhan di Jakarta lalu
setiap hamba Tuhan menaikkan doa permohonannya, kebanyakan mereka selalu berkanjang
pada penglihatan-penglihatan di dalam doa itu, mereka selalu bernubuat dan
bernubuat dan isi nubuatan itu selalu; “Engkau
kepala bukan ekor, naik bukan turun,” saya ketawa melihat nubuatan seperti
itu.
Hari-hari ini kita harus mengerti kebenaran firman,
harus mengerti rencana Tuhan.
Kemudian tidak berhenti sampai disitu, tanpa alasan
membesar-besarkan diri oleh pikiran yang duniawi. Dari mana kita mengerti
perbedaan antara roh Allah dan roh antikris?
Kalau hamba Tuhan itu mengakui bahwa Yesus datang
sebagai manusia yang sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib, itu
Roh Allah. Tetapi kalau hamba Tuhan itu hanya berbicara tentang dunia dan
isinya saja,
itu roh antikris, sesuai dengan 1
Yohanes 4:1-6.
Hamba Tuhan yang seperti ini senantiasa berkanjang pada
penglihatan atau senantiasa membesar-besarkan diri dengan pikiran duniawi,
hamba Tuhan semacam ini tidak berpegang teguh kepada kepala. Kepala yang
menentukan seluruh tubuh dan
ditunjang
dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan send-sendi, selanjutnya menerima pertumbuhan
ilahinya..
Tubuh menerima pertumbuhan dari kepala, kepala
mempercayakan kepada urat-urat dan sendi-sendi itulah hamba Tuhan yang
berpegang pada pengajaran salib, barulah tubuh ini terjadi pertumbuhan rohani
yang sehat.
Belajar menerima kebenaran dengan rendah hati, lemah
lembut dan lapang dada, lapang hati buka hati selebar-lebarnya, buka untuk yang
benar, tutup untuk yang tidak benar supaya jangan tertipu oleh si penipu.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka
menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan
mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti
binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Selain menyembah naga dan antikris mereka juga menjadi
kehidupan yang sombong, merasa diri hebat, merasa diri bisa, itu sombong. Kalau
kita melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus
tidak usah sombong, jangan merasa diri bisa, jangan merasa diri hebat, semua
karena kemurahan Tuhan, tetapi mereka yang tertipu oleh si penipu akhirnya
menyombongkan diri, tidak tau diri, dia tidak tau apa yang dia perbuat. Itulah
tentang si penipu -> antikris.
Tentang: ORANG YANG CURANG -> nabi-nabi palsu.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku
melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama
seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Seekor binantang lain binatang yang kedua keluar dari
dalam bumi -> nabi-nabi palsu.
Kita akan melihat bahwa nabi-nabi palsu ini betul-betul
curang ...
Dimulai dari terksturnya
bertanduk dua sama seperti anak domba,
kalau berbicara sama seperti naga.
Seperti anak domba bertanduk dua tapi kalau berbicara
sama seperti seekor naga, mulutnya satu tetapi lidahnya bercabang penuh dengan
tipu muslihat, dusta , itulah yang disebut kecurangan.
Hati-hati di tempat pekerjaan jangan curang supaya lidah
jangan bercabang, jangan ada tipu muslihat (dusta), kalau salah akui,
kalau benar apapun resikonya
terima, terima keputusan, orang yang mendua hati tidak
mendapat apa-apa.
Sekarang kita lihat tadi bertanduk dua tetapi kalau
berbicara sama seperti seekor naga.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu disebut juga serigala berburu domba,
jadi untuk menghampiri anak Tuhan dia harus menyamar, bertanduk dua seperti
seekor domba tetapi sebetulnya serigala yang buas.
Yohanes 10:10-11
(10:10) Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (10:11) Akulah
gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Gembala yang baik harus menegakkan salib di tengah
ibadah, Yesus sudah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib. Itu gembala yang
baik.
Sekarang bandingkan dengan gembala yang curang ...
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan
seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu
sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu
lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Pekerjaan si serigala adalah mencerai beraikan kawanan
domba. Nabi-nabi palsu adalah binatang yang buas mereka itu disebut si
serigala.
Kita lihat praktek kecurang nabi-nabi palsu ...
Matius 7:20
(7:20) Jadi dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Untuk mengenal serigala berbulu domba (nabi-nabi
palsui) kita mengenal dari buah pelayanan mereka.
Adapun buah pelayanan mereka ...
Matius 7:21-22
(7:21) Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?
Ini buah pelayanan dari nabi-nabi palsu;
-
Benubuat
demi nama Tuhan.
-
Mengusir
setan demi nama Tuhan.
-
Mengadakan
banyak mujizat demi nama Tuhan.
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu
itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal
kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Tetapi pada ayat
23 dengan jelas Tuhan mengatakan; “Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Kalau hanya bernubuat, mengusir setan, mengadakan
tanda-tanda heran atau mujizat di tengah ibadah tetapi salib tidak ditegakkan itu adalah
pembuat kejahatan, mereka sudah berlaku curang di hadapan Tuhan, Tuhan tidak
mengenal karena mereka pembuat kejahatan.
Melainkan yang
menentukan masuk ke dalam kerajaan sorga adalah ...
Matius 7:21
(7:21) Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
“Melainkan
dia yang melakukan kehendak Allah Bapa di sorga.”
Yesus telah meminum cawan Allah selanjutnya Yesus
berkata jadilah kehendak-Mu.
Cawan Allah artinya; Yesus harus menanggung penderitaan
di atas kayu salib dengan demikian kehendak Allah terlaksana. Kalau salib tidak
ditegakkan di tengah ibadah pelayanan kehendak Allah tidak akan terlaksana.
Jadi kesimpulannya; kecurangan mereka adalah
menambahkan dan mengurangkan firman Allah = tidak jujur dalam pelayanan kepada
Tuhan, mereka curang.
Firman yang
ditambahkan yaitu menyampaikan dua tiga ayat lalu
ditambah cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, takhayul-takhayul,
filsafat kosong ditambah melucu-melucu.
Firman yang
dikurangkan yaitu pengajaran salib diganti dengan dua
hal;
1.
Teologi kemakmuran, artinya; orang
Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
2.
Diganti dengan tanda-tanda heran atau
mujizat-mujizat seperti yang dilakukan oleh serigala berbulu domba dalam Matius 7:21-22 tadi. Hanya bernubuat,
hanya mengusir setan, hanya mengadakan tanda-tanda heran.
Itu kecurangan sehingga nyatalah kepalsuan-kepalsuan,
ditengah pelayanan kepalsuan terjadi karena lidahnya sudah bercabang berlaku
curang di hadapan Tuhan.
Jangan marah kalau pengajaran salib ditegakkan, saya
mau belajar untuk berlaku jujur walaupun masih terdapat kelemahan disisi lain.
Akhirnya saudaraku kita kembali membaca Wahyu 10:2 supaya nanti kita boleh
merasakan kesukaan dari sorga oleh pengertian yang turun dari sorga, wahyu yang
diturunkan di tengah ibadah ini memberi kesukaan yang besar seprti diwaktu
panen.
Wahyu 10:2
(10:2) Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan
kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
Berkuasa atas penipu yaitu: antikris, berkuasa atas
orang curang yaitu nabi-nabi palsu.
Tuhan tidak berlaku curang kepada kita, Tuhan tidak
menipu kita, Tuhan Yesus baik kepada kita. Kalau terjadi pembukaan rahasia
firman Tuhan berkuasa atas ajaran si penipu (antikris), berkuasa atas ajaran
nabi-nabi palsu kehidupan yang curang.
Kaki kanan-Nya
menginjak laut artinya berkuasa atas antikris.
Kaki
kiri-Nya menginjak bumi, artinya: berkuasa atas nabi-nabi palsu sebab Ia memegang gulungan kitab yang
terbuka, terjadi pembukaan rahasia firman.
Jadi perkara keenam terkait dengan perkara kelima, kita
bersyukur kepada Tuhan.
Berarti dengan berakhirnya firman Tuhan malam ini kita
memperoleh suatu pengertian besar dari sorga, itulah suatu kesukaan besar
karena kita diberikan suatu pengharapan
yang besar tentang
keselamatan jiwa kita, yaitu:
bahagia
dalam kerajaan yang kekal.
Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment