STUDY YUSUF
(Seri: 216)
Subtema: PENILIK BERTANGGUNG JAWAB
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia memenuhi kehidupan kita masing-masing.
Biarlah kiranya kehidupan muda remaja betul-betul menjadi satu kawanan yang tergembala dengan baik dalam satu penggembalaan dengan satu gembala; tidak liar, tidak beredar-edar. Tergembala, berarti; mendengar suara gembala, itulah firman TUHAN Yesus yang disampaikan dalam setiap pertemuan ibadah.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, teristimewa pemuda remaja yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Mari kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya pembukaan firman itu meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing, maka tentu saja ibadah ini mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang, di atas segalanya nama TUHAN dipermuliakan.
Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
Sebagai seorang penguasa, dan yang menjalankan roda pemerintahan di Mesir, Yusuf mengangkat sekaligus menempatkan penilik- penilik atas negeri Mesir.
Terkait dengan hal itu, kita segera memperhatikan dan membaca Kisah Para Rasul 20.
Kisah Para Rasul 20:28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Seorang penilik yang telah diangkat dan ditetapkan oleh Roh TUHAN yang kudus harus bertanggung jawab untuk menggembalakan kawanan domba Allah, yakni sidang jemaat Allah.
Mengapa seorang penilik harus bertanggung jawab? Karena sidang jemaat Allah terbentuk oleh karena darah Anak Domba, atau korban Kristus.
Penggembalaan ini, sekaligus segala sesuatu yang terkait dengan kandang penggembalaan ini, termasuk kawanan domba (kehidupan anak-anak TUHAN yang tergembala) itu terbentuk oleh karena darah Anak Domba, terbentuk oleh karena korban Kristus.
Berarti, ibadah dan pelayanan ini atau penggembalaan ini seharga dengan setetes darah salib Kristus. Oleh sebab itu, seorang penilik atau seorang gembala sidang harus menjunjung tinggi korban Kristus.
Kisah Para Rasul 20:29-30
(20:29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (20:30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
Di sini kita melihat dengan jelas, bahwa; kawanan domba menghadapi ancaman dari serigala-serigala yang ganas.
Oleh sebab itu, penilik atau gembala sidang harus benar-benar bertanggung jawab di dalam hal menggembalakan sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah.
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Pekerjaan dari serigala ialah menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba, sehingga domba-domba menjadi liar tidak tergembala. Itulah pekerjaan dari serigala.
Jadi, serigala ini benar-benar menjadi ancaman serius bagi kawanan domba. Sementara dalam Yohanes 10:12, pekerjaan dari serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga nanti domba-domba itu menjadi liar, domba-domba itu tidak tergembala hidup rohaninya.
Saya berharap kepada anak-anakku semua, kaum muda remaja: Tergembalalah dengan sungguh-sungguh, jangan liar. Sebab, kalau kita tergembala, berarti menghargai panjang sabarnya TUHAN. Jangan sampai nanti hilang batas kesabaran yang ada. Hargai kemurahan TUHAN.
Ayub 39:8
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
Liar, berarti; tidak terikat dengan penggembalaan.
Ayub 39:10-11
(39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring; (39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
Jika domba-domba tidak tergembala (liar), maka akan terlihat suatu sikap yang jelas:
Yang Pertama: Menertawakan keramaian kota.
Ini adalah gambaran dari satu sikap yang tidak menghargai ibadah dan pelayanan. Keramaian kota = ibadah dan pelayanan.
Jadi, kehidupan yang tidak tergembala mengecilkan ibadah dan pelayanan, menganggap ringan hak kesulungan.
Yang Kedua: Tidak mendengarkan teriak si penggiring.
Ini adalah gambaran dari satu sikap yang tidak mau mendengarkan suara gembala.
Sebenarnya, kalau domba-domba berada dalam satu kandang penggembalaan, mau tidak mau domba-domba harus tergembala, tetapi karena domba-domba itu liar tidak tergembala, maka sikap -- yang kedua -- yang terlihat adalah tidak mendengarkan teriak si penggiring. Ini adalah gambaran dari satu sikap yang tidak mau mendengarkan suara gembala. Yesus adalah Gembala Agung.
Kalau tidak mendengar suara gembala, berarti mendengar suara asing, yakni;
- Suara daging, dengan segala hawa nafsu dan keinginannya;
- Dan suara Setan, itulah roh jahat dan roh najis, dengan segala demonstrasi-demonstrasinya.
Yang Ketiga: Ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya.
Artinya, beribadah di sembarang tempat; inilah sikap yang ketiga kalau domba-domba tidak tergembala.
Hari ini beribadah di satu tempat, besok beribadah di tempat yang lain, kemudian lusa beribadah di tempat yang lain, terus menerus begitu, tidak menetap di dalam satu kandang penggembalaan. Jadi, beribadah sesuka hati, di mana ia suka saja; tergantung situasi, kondisi, dan keadaan, tergantung perasaan hatinya, beribadah dengan sesuka hatinya saja.
Dampak negatif beribadah dengan sesuka hati ialah mencari apa saja yang hijau. Artinya, menerima dengan sembarangan apa pun yang disampaikan hamba-hamba TUHAN. Rumput hijau adalah makanan bagi domba-domba. Jadi, mencari apa saja yang hijau, artinya; menerima semua firman-firman yang disampaikan oleh hamba TUHAN, dia tidak tahu itu firman yang dari TUHAN atau firman yang sesuka hati.
Inilah resikonya kalau beribadah di sembarang tempat, berarti mencari apa saja yang hijau. Artinya, menerima semua Firman TUHAN, ia menganggap Firman TUHAN yang disampaikan oleh hamba TUHAN itu semuanya suci dan sempurna. Saya katakan; tidak semua sempurna. Firman-Nya benar, tetapi roh yang menyampaikan firman itu tidak suci dan tidak sempurna.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan: Ancaman serius dari domba adalah serigala, karena tugas dari serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba. Kalau domba liar tidak tergembala, ada tiga hal yang terlihat, yaitu:
1. Mengecilkan ibadah dam pelayanan.
2. Tidak mendengarkan suara gembala.
3. Beribadah di sembarang tempat dan mencari firman sesuka hati, firman yang sembarangan.
Kisah Para Rasul 20:29
(20:29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
Kembali saya sampaikan: Domba-domba menghadapi serigala-serigala yang ganas dan buas. Ancaman serius dari domba-domba adalah serigala-serigala yang ganas dan serigala-serigala yang buas.
Mari kita lihat WUJUD NYATA DARI SERIGALA YANG BUAS atau SERIGALA YANG GANAS.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Serigala berbulu domba, itulah nabi-nabi palsu. Sebetulnya, nabi-nabi palsu adalah serigala yang buas dan serigala yang ganas, sehingga menjadi ancaman serius bagi domba-domba atau kawanan domba Allah.
PRAKTEK SERIGALA YANG BUAS di dalam hal menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba.
Kisah Para Rasul 20:29-30
(20:29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (20:30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
Serigala yang buas menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba dengan ajaran palsu.
Jadi, praktek serigala menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba adalah dengan ajaran palsu. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati dengan sebuah ajaran. Itu sebabnya dalam suaratan 1 Yohanes 4:1, sidang jemaat perlu menguji roh dari setiap hamba-hamba TUHAN dalam setiap pelayanannya.
Wujud nyata ajaran palsu ada 2 (dua), YANG PERTAMA:
Matius 7:15,20-23
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Hati-hati dengan nabi-nabi palsu, sebab mereka itu adalah serigala yang buas, binatang yang buas, binatang yang ganas. Untuk mengenal serigala yang buas, binatang yang buas -- itulah nabi-nabi palsu -- adalah dari buah pelayanannya.
Adapun buah pelayanannya dari binatang yang buas atau serigala yang ganas, itulah nabi-nabi palsu, ialah sibuk mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib, yaitu:
1. Bernubuat.
2. Mengusir setan.
3. Mengadakan banyak mujizat.
Inilah buah pelayanan dari binatang buas, serigala yang ganas, itulah nabi-nabi palsu.
Kemudian, mereka melakukan 3 (tiga) perkara ajaib tersebut demi nama TUHAN. Sekali lagi saya sampaikan: Mereka melakukan 3 (tiga) perkara ajaib tersebut demi nama TUHAN, bukan demi yang lain-lain, bukan untuk yang lain-lain, tetapi betul-betul demi nama TUHAN.
Jika diukur dari sudut pandang manusia, secara logika manusia, apa yang mereka perbuat (kerjakan) itu sangat baik, bukan? Tetapi, kenyataannya, pada ayat 23, TUHAN berkata kepada mereka: “Aku tidak pernah mengenal kamu!”
Awalnya, pernyataan dari TUHAN ini sungguh membuat saya terkejut -- sebelum saya mengerti apa yang menjadi maksud TUHAN --, karena menurut hemat saya, apa yang telah mereka perbuat itu adalah sesuatu yang baik dan tidak salah bagi pemandangan manusia, tentu juga bagi pemandangan kita, bukan?
Kemudian, TUHAN kembali berkata kepada nabi-nabi palsu atau serigala yang buas: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.” Ternyata, mereka di hadapan TUHAN adalah sebagai pembuat kejahatan. Buah pelayanan mereka adalah bukti bahwa mereka adalah pembuat kejahatan.
Sekarang pertanyaannya: Di mana letak kejahatan mereka? Kita akan temukan jawabannya pada ayat 21.
Saya berharap, kita semua dapat memahaminya, termasuk anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Tidak semua orang yang berseru kepada TUHAN dengan seruan yang menyebut “Tuhan, Tuhan!” akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Jadi, ternyata, bukan itu ukuran untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, termasuk mereka yang melakukan 3 (tiga) perkara ajaib, bukan menjadi tolak ukur sehingga hamba TUHAN layak masuk dalam Kerajaan Sorga.
Ketika serigala yang buas, binatang yang ganas tadi, itulah nabi-nabi palsu, dengan buah pelayanan mereka adalah melakukan 3 (tiga) perkara ajaib, namun ternyata itu bukanlah merupakan tolak ukur sehingga mereka layak untuk masuk dalam Kerajaan Sorga.
Maka, sidang jemaat harus paham betul; kalau hamba TUHAN mengadakan demonstrasi di dalam hal mengadakan mujizat-mujizat di tengah ibadah pelayanan, itu bukan sesuatu yang asing dan aneh. Memang itu penting, tetapi itu bukan menjadi tolak ukur; baik yang menerima mujizat, baik yang mengadakan mujizat, itu bukanlah menjadi tolak ukur sehingga mereka layak masuk sorga, tidak. Tetapi yang TUHAN tuntut dari seorang penilik, dari seorang gembala sidang adalah untuk melakukan kehendak Bapa di sorga.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan!, dengan prakteknya melakukan 3 (tiga) perkara ajaib tersebut, akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tidak, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Jadi, sudah sangat jelas; yang TUHAN tuntut dari seorang penilik, dari seorang gembala sidang ialah melakukan kehendak Bapa di sorga, bukan melakukan kehendak manusia di bumi. Itulah yang TUHAN tuntut.
Dan saya mau belajar untuk melakukan itu, supaya kelak pada hari TUHAN menyatakan diri-Nya pada kali yang kedua dalam kemuliaan-Nya, saya tidak mendapat tuntutan apapun. Lebih baik tuntutan itu saya lakukan sekarang, dari pada di kemudian hari saya dituntut karena tidak melakukan kehendak Allah Bapa.
Jadi, dalam hal ini saya minta dengan rendah hati; sidang jemaat, teramat lebih kaum muda remaja, mohon mengerti; sekiranya ibadah dihubungkan dengan kehendak Allah, jangan bersungut-sungut. Saya mohon pengertian yang demikian.
Marilah kita melihat lebih jauh tentang KEHENDAK ALLAH.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Sebagai anak Allah, Yesus harus meminum cawan Allah, yakni menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib. Dengan demikian, jadilah kehendak Allah atau kehendak Allah terlaksana.
Pendeknya: Jika kita mengacu pada ayat ini, berarti; kalau hanya sibuk mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib tersebut, atau sibuk hanya mengadakan mujizat kesembuhan, sibuk hanya mengadakan mujizat mengusir Setan, tetapi mengabaikan kehendak Allah Bapa, mengabaikan sengsara salib = pembuat kejahatan.
Itulah maksudnya; sehingga dari apa yang saya baca ini, hati saya diteguhkan, sekarang saya tidak terkejut lagi dan tidak heran lagi kepada perkataan Yesus kepada nabi-nabi palsu yang “demi nama TUHAN” melakukan 3 (tiga) perkara ajaib, namun sekalipun demikian TUHAN berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Sekarang saya memahami, yang TUHAN tuntut, yang TUHAN tunggu dari kehidupan seorang penilik, termasuk sidang jemaat yang dilayani oleh seorang penilik adalah minum anggur asam, isi dari cawan Allah, yakni menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung di atas kayu salib, sehingga dengan demikian jadilah kehendak Allah atau kehendak Allah terlaksana.
Sekali lagi saya sampaikan: Kalau hanya sibuk mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib atau sibuk hanya mengadakan mujizat kesembuhan maupun mujizat mengusir Setan, tetapi mengabaikan kehendak Allah, mengabaikan sengsara salib = pembuat kejahatan.
Itu sebabnya, di atas tadi saya minta dengan sangat; mohon untuk dimengerti, jangan lekas bersungut-sungut manakala ibadah ini dihubungkan langsung dengan kehendak Allah, manakala ibadah ini dihubungkan langsung dengan sengsara salib.
Memang, saya tidak pungkiri, banyak pengorbanan yang harus kita korbankan di tengah ibadah dan pelayanan ini untuk kepentingan dalam pekerjaan TUHAN;
-
Baik itu untuk biaya live streaming
dan yang terkait dengan live streaming.
-
Biaya untuk cetak majalah warta mingguan.
-
Biaya untuk mencetak majalah Gulungan
Kitab Yang Terbuka, serta biaya pengirimannya kepada ratusan hamba-hamba TUHAN
dari Sabang sampai Merauke.
-
Termasuk biaya-biaya dan kebutuhan sewa
gedung gereja.
Tetapi sebaliknya; sekalipun sejuta kali terjadi mujizat di depan mata tanpa sengsara salib, itu tidak ada artinya. Biar setiap hari hamba TUHAN sibuk mengadakan mujizat kesembuhan dalam setiap pertemuan ibadah, mengadakan mujizat pengusiran Setan, sampai akhirnya mengadakan supaya jemaat itu rubuh dan rubuh, teler dan teler, sampai muntah-muntah, tetapi itu semua tidak ada artinya kalau ibadah tidak dihubungkan dengan sengsara salib, karena kehendak Allah tidak terlaksana. Karena tiada mungkin, ketika mujizat terjadi, kesembuhan terjadi, lalu orang itu tiba-tiba sempurna, itu sesuatu yang tidak mungkin. Atau ketika hamba TUHAN mengadakan jemaatnya rubuh, lalu setelah rubuh, jemaat itu menjadi sempurna, itu adalah sesuatu yang mustahil.
Saya berharap saudara tidak tersinggung dengan apa yang saya jelaskan ini.
Hal ini sesuai dengan pengakuan dan juga yang dialami oleh Yesus Kristus di dalam Injil Yohanes 4:34.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan pokok yang sangat digemari oleh Yesus, Anak Allah ialah, YANG PERTAMA: Melakukan kehendak Allah Bapa = Ibadah yang terhubung langsung dengan sengsara salib, atau pengorbanan diri di tengah ibadah dan pelayanan.
Hal ini juga sudah seharusnya menjadi makanan kegemaran, makanan yang harus kita nikmati di hadapan TUHAN; inilah ibadah yang terhubung langsung dengan sengsara salib.
2 Timotius 3:12
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, pendeknya; hidup disertai dengan menyangkal diri dan memikul salib = menjalankan ibadah yang sejati.
Kalau di tengah-tengah ibadah sibuk hanya mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib semata, itu bukan ibadah sejati; baru separuh atau bagian dari ibadah, itu bukan ibadah sempurna, bukan ibadah sejati, itu hanya bagian kecil dari ibadah, belum sejati.
Tetapi, sayangnya, banyak hamba TUHAN, banyak penilik, gembala sidang, tidak berani menyampaikan ajaran di mana ibadah ini adalah ibadah yang dihubungkan dengan sengsara salib, tidak berani menyampaikan ajaran semacam ini di hari-hari terakhir ini. Banyak hamba TUHAN mengalami ketakutan, padahal itu merupakan makanan sehat, makanan yang menyehatkan hidup rohani gereja TUHAN. Melakukan kehendak Allah Bapa harus menjadi makanan kegemaran, karena itu merupakan makanan yang menyehatkan hidup rohani gereja TUHAN, tidak ada makanan sehat yang lain. Makanan yang sehat tidak datang dari yang lain-lain, kecuali melakukan kehendak Allah Bapa, itulah ibadah sejati.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan pokok yang sangat digemari oleh Yesus, Anak Allah ialah, YANG PERTAMA: Melakukan kehendak Allah Bapa, di mana hal ini terhubung dengan sengsara salib, itulah makanan sehat.
Makanan pokok yang sangat digemari oleh Yesus, Anak Allah ialah, YANG KEDUA: Menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa.
Mari kita lihat PEKERJAAN ALLAH BAPA.
Yohanes 17:4,21
(17:4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. (17:21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya; menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa di bumi, supaya Allah Bapa dipermuliakan di bumi.
Apakah pekerjaan yang diselesaikan itu? Supaya mereka semua menjadi satu. Saya dan sidang jemaat menjadi satu. Antara sidang jemaat yang satu dengan jemaat yang lain, semuanya menjadi satu.
Apa yang dimaksud dengan satu? Sehati, sepikir, sejiwa, seperasaan, sependeritaan; apa yang dialami anggota tubuh yang lain, itu juga yang kita alami. Orang lain bersukacita, kita mengucap syukur; orang lain menderita, kita turut merasakannya, jangan justru membuat orang lain susah.
Sebagai Anak Allah, Yesus telah menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, sebab Ia telah mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda. Dengan demikian, Allah Bapa dipermuliakan di atas muka bumi ini.
Mari kita melihat APAKAH PERKATAAN YESUS INI SESUAI DENGAN PERBUATANNYA? Apakah perkataan itu ada wujudnya, supaya perkataan ini sesuai dengan perbuatan-Nya?
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Sesudah minum anggur asam, yang merupakan isi dari cawan Allah, berkatalah Ia: “Sudah selesai.”
Inilah yang dimaksud bahwa Yesus, Anak Allah, telah menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa di atas muka bumi ini, supaya dengan demikian Allah Bapa dipermuliakan di atas muka bumi ini.
Mari kita melihat, apakah terbukti bahwa Yesus telah menyelesaikan seluruh rangkaian-rangkaian dari pekerjaan Allah Bapa? Sudahkah selesai dari awal sampai kepada akhirnya?
Sebab, semua pekerjaan yang dikerjakan oleh Yesus, sesuai dengan apa yang Dia dengar dan sesuai dengan apa yang Dia lihat dari Allah Bapa, singkatnya; sesuai dengan schedule dari Allah Bapa. Dia mengerjakan sesuai dengan schedule yang telah dibuat oleh Allah Bapa.
Yohanes 19:31-34
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Ketika prajurit-prajurit Romawi ini melihat bahwa Yesus telah mati di atas kayu salib, mereka tidak mematah-matahkan kaki Yesus. Jadi, tidak ada satu pun tulang dari tulang Yesus yang terpatah-patahkan. Artinya, lewat kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, kita semua menjadi satu. Sama artinya; terwujudnya pesta nikah Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:6-9, terwujudnya kesatuan tubuh.
Tetapi karena Yesus telah mati di atas kayu salib, maka prajurit-prajurit Romawi tidak mematah-matahkan kaki Yesus, atau sebaliknya, tidak ada satu pun tulang dari tulang Yesus yang terpatah-patahkan.
Artinya, lewat kematian Yesus di atas kayu salib di bukit Golgota, kita semua anggota tubuh yang berbeda-beda menjadi satu. Berbeda suku, berbeda kaum, berbeda bahasa, berbeda bangsa, tetapi lewat kematian Yesus Kristus, kita semua menjadi satu.
Tergenapilah perkataan Adam yang pertama, setelah Allah selesai membangun seorang perempuan dari satu tulang rusuk Adam. Sesudah selesai Allah membangun perempuan lalu dibawalah kepada Adam yang pertama, lalu Adam yang pertama melihat begitu sempurna, dan spontanitas ia berkata: “Inilah tulang dari tulangku, daging dari dagingku.”
Kristus itu satu, Kepala itu satu, tubuh-Nya juga satu, walaupun anggotanya berbeda-beda dan banyak. Kalau kita menjadi satu, maka dengan demikian Allah dipermuliakan di atas muka bumi ini.
Mari kita wujudkan schedule akhir dari pekerjaan Yesus di atas muka bumi, yaitu menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa. Mari kita wujudkan bersama-sama.
Jangan kita egois, jangan kita mengambil jalan masing-masing. Jangan liar. Jangan hanya menuruti kehendak di hati masing-masing, tetapi dengarlah suara TUHAN, Firman Penggembalaan, firman yang mempersatukan.
- Pengajaran Mempelai adalah pengajaran yang mempersatukan.
- Roh Mempelai adalah Roh yang mempersatukan.
- Kasih Mempelai adalah kasih yang mempersatukan.
Sebab jika berbicara “mempelai”, berarti dua (kedua mempelai) sudah menjadi satu. Terimalah Pengajaran Mempelai, terimalah Roh Mempelai, terimalah kasih Mempelai. Jangan ditolak, sebab ini bukan ajaran asing.
Ajaran tentang Allah Trinitas atau Allah Tritunggal tidak tertulis di dalam Alkitab, tidak ada satu pun yang menyatakan tentang “Allah Trinitas”, tidak ada sebutan tentang “Allah Trinitas”, tetapi ajaran ini harus kita terima dengan baik, karena itu benar adanya.
Sebaliknya, Pengajaran Mempelai terlalu banyak dituliskan di dalam Kitab Suci ini. Kitab suci (Alkitab) terdiri dari 66 (enam puluh enam) kitab, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu.
- Diawali dengan kitab Kejadian, itulah nikah dari pada Adam yang pertama.
- Diakhiri dengan kitab Wahyu, yaitu nikah suci, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Jadi, “awal” bicara soal nikah yang pertama, “akhir” bicara soal nikah dari Adam yang kedua, Adam yang terakhir, itulah Yesus Kristus, lalu mengapa kita tidak mau terima Pengajaran Mempelai?
Sekali lagi saya sampaikan: Di sini (Alkitab) tidak ada tertulis soal Allah Trinitas, satu pun ayat tidak ada menuliskan tentang Allah Trinitas atau Allah Tritunggal, tetapi sekalipun demikian, tetap harus kita terima bahwa itu sebuah ajaran yang baik dan sehat -- TUHAN Yesus Kristus itulah Allah Trinitas, sekalipun tidak tertulis --. Sementara, Pengajaran Mempelai begitu banyak tertulis di dalam Alkitab, lalu mengapa tidak kita terima dengan segala kerendahan hati? Saya berharap saudara bisa memahami hal ini.
Jadi, pengakuan Yesus tentang makanan yang kedua, yaitu menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, itu sudah terbukti. Berarti, perkataan dan perbuatan selaras, seiras.
Filipi 2:5
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, supaya kita sehati sepikir dan seperasaan, supaya kita semua menjadi satu, bukan?
Filipi 2:6
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
Dia harus meninggalkan segala kemuliaan-Nya, Dia meninggalkan Bapa di Sorga, Dia meninggalkan rumah-Nya di sorga, meninggalkan segala sesuatu yang Dia miliki di sorga, supaya Dia bisa menyatu dengan tubuh-Nya, mempelai perempuan TUHAN (sidang mempelai TUHAN).
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia kepada Bapa. Anak setia kepada Bapa.
Sebaliknya, kalau di tengah-tengah ibadah dan pelayanan hanya sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, demonstrasi dalam mujizat kesembuhan, sibuk mengadakan demonstrasi mujizat pengusiran setan, kemudian demonstrasi mengadakan mujizat supaya sidang jemaat rubuh-rubuh, mabuk-mabuk sampai teler-teler, itu sama dengan hamba-hamba TUHAN yang tidak setia = hamba TUHAN pembuat kejahatan.
Perhatikan: Taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, itu artinya; Yesus, Anak Allah setia kepada Allah Bapa.
Tetapi sebaliknya, kalau seorang penilik, seorang hamba TUHAN, seorang gembala sidang, sibuk hanya mengadakan demonstrasi di dalam mujizat kesembuhan atau pun mujizat pengusiran Setan, atau sibuk mengadakan muntah, teler sampai rubuh-rubuh = hamba TUHAN yang tidak setia = hamba TUHAN pembuat kejahatan.
Tadi saya terkejut, waktu nabi palsu mengadakan 3 (tiga) perbuatan ajaib, namun setelah mengadakan 3 (tiga) perbuatan ajaib Yesus justru berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Saya terkejut. Tetapi, setelah TUHAN bukakan firman-Nya barulah sekarang saya memahami.
Kiranya sidang jemaat yang di luar penggembalaan GPT “BETANIA”, kiranya saudara yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming perhatikan baik-baik. Saudara harus belajar untuk memiliki hati nurani yang murni di hadapan TUHAN. Jangan selalu terbawa pikiran perasaan manusia daging, tetapi kiranya hendaklah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Buang jauh-jauh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam manusia daging.
Pendeknya, kalau berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat = hamba TUHAN tidak setia = pembuat kejahatan.
Bayangkan, Yesus meninggalkan segala sesuatu yang Dia punya, meninggalkan kemuliaan-Nya, meninggalkan Bapa-Nya, meninggalkan rumah-Nya di sorga, lalu turun ke bumi, dengan satu tujuan; supaya bisa menyatu dengan sidang mempelai wanita TUHAN. Juga seorang laki-laki harus meninggalkan ayah ibunya, supaya dia bisa bersatu dengan isterinya.
Perhatikanlah rencana yang dikerjakan Yesus, Anak Allah; Dia menyelesaikan pekerjaan Allah, mengapa? Karena Dia seorang hamba TUHAN yang setia. Setialah.
Kisah Para Rasul 20:26-27
(20:26) Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa. (20:27) Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih ... ini adalah suatu pernyataan yang luar biasa. Pernyataan ini menunjukkan jati diri Rasul Paulus di tengah ibadah dan pelayanannya.
Kemudian, Rasul Paulus kembali berkata: “Tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.”
Jadi, andaikata satu dari sidang jemaat di Efesus binasa, Rasul Paulus tidak bersalah, karena di tengah ibadah dan pelayanannya, dia bersih, tidak bersalah. Dalam hal apa? Mengapa Rasul Paulus dengan tegas mengatakan hal yang demikian, seperti yang tertulis pada ayat 26? Sebab pada ayat 27, Rasul Paulus berkata: aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
Apa yang dimaksud “seluruh maksud Allah”? Itulah yang menjadi makanan kegemaran Yesus, makanan yang sehat, antara lain;
1. Melakukan kehendak Allah Bapa.
2. Menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa dengan setia.
Pengajaran Mempelai ini sudah dibentangkan, sudah dipaparkan dari Timur sampai ke Barat. Jadi, andaikata ada satu dari sidang jemaat, andaikata satu dari anak-anak TUHAN yang binasa padahal dia sudah dengar Pengajaran Mempelai, maka TUHAN tidak bisa dituntut, TUHAN tidak bisa dipersalahkan, sebab TUHAN tidak lalai, buktinya apa? Dia menikmati makanan sehat, ajaran sehat, yaitu;
- Yang Pertama: Melakukan kehendak Allah Bapa = Ibadah sejati.
- Yang Kedua: Menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa dengan setia.
Dua ajaran ini telah dibentangkan. Jadi, kalau ada orang yang binasa, TUHAN tidak bisa dituntut bersalah, TUHAN tidak pernah lalai. Tetapi kalau saudara binasa karena saudara tidak setia, berhenti di tengah jalan karena saudara mengikuti kehendak nabi-nabi palsu, berhenti di tengah jalan karena mujizat, jangan salahkan TUHAN.
Kiranya hal ini dipahami dengan sungguh-sungguh. Terimalah ajaran yang sehat ini, karena kita menjalankan ibadah yang sejati.
Jadi, Rasul Paulus tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepada sidang jemaat di Efesus secara khusus, dan seluruh sidang jemaat di Asia kecil secara umum, yakni supaya terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna atau sama dengan pesta nikah Anak Domba, dalam Wahyu 19:6-9.
Saudaara berbahagia bukan? Karena saudara berada di tengah ibadah yang dihubungkan dengan sengsara salib, itu yang sejati, itulah ajaran sehat, makanan sehat, yang tentu saja akan ditindaklanjuti, difollow-up dengan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa sampai sempurna, Bapa dipermuliakan.
Itulah praktek serigala yang buas atau binatang yang ganas di dalam hal menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba. Itulah ajaran palsu yang pertama dari nabi-nabi palsu.
Sekarang, kita kembali membaca Kisah Para Rasul 20. Tidak mengapa berulang-ulang kali dibaca supaya benang merahnya tidak terputus, supaya kita memiliki tali sipat, tali pengukur. Kita harus terikat dengan ukuran tali sipat, itulah yang benar.
Kisah Para Rasul 20:29-30
(20:29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (20:30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
Tentang ayat 29, kembali saya sampaikan, bahwa; domba-domba menghadapi ancaman serius dari binatang buas atau serigala yang ganas, tentu saja itu menunjuk nabi-nabi palsu, bukan?
Dan pada ayat 30, Serigala yang buas dan ganas, yakni nabi-nabi palsu, menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba dengan ajaran palsu. Ajaran palsu yang pertama adalah meniadakan salib demi mujizat-mujizat = tidak setia = pembuat kejahatan.
Kiranya pemberitaan firman ini diikuti dengan baik supaya benang merahnya tidak terputus. Kita harus terikat dengan Pengajaran Mempelai, dan itu harus kita jadikan tali sipat mulai dari sekarang sampai selama-lamanya, menjadi tolak ukur ibadah pelayanan kita masing-masing.
Wujud nyata ajaran palsu ada 2 (dua), YANG KEDUA:
1 Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain (1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia ... Makedonia adalah jemaat yang miskin, tidak kaya, tetapi limpah kasih karunia, sehingga menjadi pusat perhatian dari TUHAN, buktinya; Rasul Paulus berjalan menuju wilayah Makedonia.
Oleh sebab itu, ibadah ini harus dihubungkan langsung dengan sengsara salib, supaya kita limpah kasih karunia, menjadi pusat perhatian Yesus, bagaikan jemaat di Makedonia.
Pusat perjalanan dari Pengajaran Mempelai ditujukan kepada kita; itu adalah perhatian TUHAN. Jangan anggap enteng Pengajaran Mempelai.
... Aku telah mendesak engkau ... Rasul Paulus mendesak anak terkasihnya, Timotius. Kita juga didesak sekarang, saya juga didesak TUHAN sekarang, karena GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia ini menjadi pusat perhatian TUHAN; oleh sebab itu, TUHAN desak saya sekarang. Saya bertanggung jawab mengatakan hal ini, bukan karena sok suci, tetapi menunjuk tanggung jawab di hadapan TUHAN.
... Supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu ... Kembali lagi bercerita tentang ajaran palsu di Efesus tadi. Jemaat Efesus itu adalah domba-domba Allah, yang sedang menghadapi ancaman serius dari nabi-nabi palsu, serigala yang buas, binatang yang ganas.
Rasul Paulus meminta dengan amat sangat kepada Timotius supaya ia tinggal bersama dengan jemaat di Efesus, terkait dengan serigala-serigala buas sebagai ancaman serius dari sidang jemaat di Efesus sebagai domba-domba Allah.
Adapun tujuan Timotius tinggal bersama dengan jemaat di Efesus ialah untuk menasihatkan orang-orang tertentu agar mereka jangan sibuk mengajarkan ajaran lain, AJARAN PALSU, yaitu;
- Dongeng nenek-nenek tua.
- Silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya, disebut juga filsafat-filsafat kosong manusia.
Inilah ajaran palsu yang kedua; (1) Sibuk dengan dongeng nenek-nenek tua, kemudian (2) Sibuk dengan silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya = filsafat-filsafat kosong manusia.
Sibuk dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, termasuk menyampaikan satu atau dua ayat firman, tetapi dilengkapi (disempurnakan) dengan menambahkan cerita si kancil, cerita si buaya, cerita si kura-kura, si lumba-lumba dan lain sebagainya. Itu ajaran palsu.
1 Timotius 1:5
(1:5) Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci. Jadi, ayat 5 ini menceritakan kepada kita bahwa seorang penilik atau gembala sidang harus memiliki hati nurani yang murni dan suci, supaya dengan demikian ia akan tetap mempertahankan sebuah ajaran yang murni juga tentunya.
1 Timotius 1:6
(1:6) Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.
Perhatikan kalimat: Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu.
Yang dimaksud dengan tujuan itu adalah tujuan akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini. Ending atau muara dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba atau perjamuan malam kawin Anak Domba, itulah kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itulah sidang mempelai wanita TUHAN, itulah tubuh Mempelai.
Namun di sini dikatakan: Tidak sampai pada tujuan, tidak sampai kepada tujuan akhir dari perjalanan rohani di atas muka bumi, tidak sampai kepada akhir dari ibadah pelayanan, itulah pesta nikah Anak Domba.
Mengapa tidak sampai kepada tujuan akhir dari perjalanan rohani? Mengapa seorang gembala sidang (penilik) tidak menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa? Mengapa ibadah pelayanan tidak sampai kepada garis akhir, pesta nikah Anak Domba?
Ternyata, di sini jelas dikatakan: Ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. Jadi, di tengah-tengah perjalanan rohani mereka, perjalanan ibadah pelayanan mereka di atas muka bumi ini, tersesat dalam omongan yang sia-sia.
Sesat dalam omongan yang sia-sia, itulah pemberitaan firman yang ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua. Menyampaikan satu dua ayat firman ditambahkan dengan silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya atau filsafat-filsafat kosong manusia. Menceritakan satu dua ayat, lalu firman itu disempurnakan oleh pengertian dari cerita si kancil, cerita si buaya, si kura-kura.
Saya tidak habis pikir; mengapa hamba TUHAN sibuk mencari anekdot? Mengapa hamba TUHAN sibuk mencari kisah dan cerita untuk melengkapi sebuah bahan kotbah? Mengapa hamba TUHAN mencari cerita guyon-guyon, cerita lucu-lucu untuk menyempurnakan Firman TUHAN dalam kotbahnya?
Kita sekarang ini sedang diluruskan oleh sepotong kayu salib, bagaikan ditusukkan di mulut ular sampai ekornya supaya ular itu lurus. Hamba TUHAN bisa lurus dan benar hanya dengan Pengajaran Salib, ditusukkan.
Saya berharap, sidang jemaat dan saudara para pemirsa; miliki hati nurani yang murni, jangan ikuti perasaan. Memang, berita salib, itulah firman yang sifatnya mengoreksi daging, rasanya sakit. Tetapi tetaplah bertahan, karena saudara memiliki hati nurani yang murni.
Inilah omongan yang sia-sia; ajaran palsu yang menyesatkan, yakni disertakan dengan dongeng nenek-nenek tua, isapan jempol, takhayul-takhayul, juga disertakan dengan sisilah-sisilah yang tiada putus-putusnya atau filsafat-filsafat kosong manusia, sibuk dengan silsilah -- entah silsilah apa saja, sibuk --. Tetapi puji TUHAN, sampai hari ini dalam setiap pertemuan ibadah, kita sibuk dalam pembukaan Firman Allah.
2 Timoitus 4:1-2
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: (4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya.
Demi penyataan TUHAN kepada Rasul Paulus dan demi Kerajaan Sorga, Rasul Paulus menasihatkan supaya Timotius memberitakan Firman TUHAN siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran = memberitakan salib kepada sidang jemaat.
Penyataan Tuhan à Hubungan intim dengan Tuhan.
Demi penyataan yang diterima oleh Rasul Paulus dan demi Kerajaan Sorga, maka Rasul Paulus menasihatkan Timotius supaya dalam pelayanannya Timotius memberitakan pengajaran salib, sebab Rasul Paulus berkata kepada Timotius:
-
Beritakanlah firman, siap sedialah baik
atau tidak baik waktunya. Berita salib harus disampaikan baik atau
tidak baik waktunya. Memang, saat lelah dengar firman, secara logika, tidak
baik untuk menyampaikan salib, tetapi Rasul Paulus mengatakan: baik atau
tidak baik, dalam keadaan susah maupun senang, berita salib harus tetap
disampaikan.
-
Kemudian, nyatakanlah apa yang salah,
ini sudah pasti berita salib. Firman yang sifatnya mengoreksi, itu adalah
berita salib.
-
Kemudian, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran, itu adalah berita salib, ajaran
sehat.
2 Timotius 4:3
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
Akan datang waktunya, akan tiba waktunya, yaitu orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, yaitu melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa. Sebaliknya, banyak orang nanti di hari-hari terakhir ini mengumpulkan guru-guru palsu untuk memuaskan keinginan telinga mereka; lebih suka dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat kosong.
Itu akan tiba waktunya semacam itu; banyak orang memalingkan telinga untuk mendengarkan cerita-cerita kosong, isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua dari seorang hamba TUHAN, nabi palsu. Dan hari-hari ini, hal itu sedang marak.
Oleh sebab itu, Rasul Paulus dengan tegas memberi nasihat kepada Timotius supaya dalam pelayanannya memberitakan salib. Kalau salah, ditegor; kemudian, baik atau tidak baik, tegor saja, tidak usah takut. Kaya miskin, tua muda, kalau salah, kalau tidak sesuai dengan ajaran sehat, tegor saja. Hamba TUHAN tidak boleh takut dengan orang kaya.
Yang memelihara hamba TUHAN adalah TUHAN Yesus, dengan ajaib. Hamba TUHAN tidak boleh memandang muka. Sidang jemaat juga tidak boleh memandang muka.
Akan datang hal yang seperti itu, tetapi walaupun waktu itu akan datang, bagi kita tetap berpegang teguh pada ajaran sehat. Melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa menjadi makanan kegemaran bagi kita semua. Santap dan nikmati saja; tidak usah berusngut-sungut.
Kalau bersungut-sungut saat makan, berarti tidak dinikmati. Jangan bersungut-sungut, artinya nikmati saja.
TUJUAN NABI-NABI PALSU DENGAN AJARAN PALSU MEREKA.
2 Petrus 2:1-3
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. (2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. (2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Di hari-hari terakhir ini nanti banyak nabi-nabi palsu memasukkan pengajaran-pengajaran palsu yang menyesatkan, sehingga tidak sampai pada tujuan akhir, mengapa? Karena omongan sia-sia, itulah ajaran palsu, di mana firman ditambahkan dongeng nenek-nenek tua, satu ayat firman ditambahkan, silsilah-silsilah yang tidak ada putusnya atau filsafat-filsafat kosong, sehingga tidak sampai kepada pesta nikah Anak Domba = tidak setia = pembuat kejahatan. Tetapi anehnya, banyak orang mengikuti cara hidup mereka.
Saya tambahkan dan saya sampaikan dengan tandas, dengan terpaksa saya harus sampaikan: Kalau hamba TUHAN menyampaikan satu dua ayat firman lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya itu adalah hamba TUHAN yang melayani tetapi dengan hawa nafsu, itu adalah nafsu daging.
Tujuan nabi-nabi palsu dengan omongan yang sia-sia adalah untuk mencari untung. Mereka mencari untung dari ajaran palsu, omongan sia-sia, itulah firman yang ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, cerita isapan jempol.
Jadi, sudah jelas, nabi palsu melayani dengan hawa nafsu, itu adalah nafsu daging, keinginan daging semata.
2 Petrus 2:14
(2:14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!
Lihat, mata dari nabi-nabi palsu penuh dengan nafsu zinah, artinya, mata mereka tidak mengarah kepada korban Kristus, tidak mengarah kepada ajaran sehat, yaitu melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa.
Mengapa? Karena mereka tidak jemu berbuat dosa, antara lain;
Yang Pertama: Nabi-nabi palsu dengan ajaran palsu memikat orang-orang yang lemah imannya.
Jadi, memang, dengan ajaran palsu, maksudnya dengan cerita isapan jempol ini, maka sanggup memikat orang-orang yang lemah imannya.
Memang, kalau dengan cerita isapan jempol, banyak jiwa-jiwa terpikat, bisa sampai ribuan jemaat dalam satu gereja. Beda dengan pengajaran sehat; terlalu sedikit. Tetapi dengan ajaran palsu, cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, sibuk dengan ajaran palsu yang pertama, dan sibuk dengan ajaran palsu yang kedua dari nabi palsu, akan mudah memikat orang-orang yang lemah imannya.
Contoh iman yang lemah adalah iman yang hanya kepada perkara-perkara lahiriah, berkat-berkat dan mujizat-mujizat.
Yang Kedua: Hati mereka terlatih dalam keserakahan, loba, tamak, cinta akan uang.
Itulah dua ajaran palsu dari nabi-nabi palsu sebagai cara untuk menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga dengan dua cara ajaran palsu ini, nanti domba-domba menjadi liar tidak tergembala = diterkam dan diceraiberaikan.
Saudara tidak bangga kalau saya menyampaikan ajaran palsu, bukan? Tetapi saudara harus bangga kalau saya tetap mengajarkan ajaran sehat.
Kalau saudara bangga dengan ajaran palsu, ajaran yang tidak sehat, itulah;
- Ajaran yang pertama dari nabi palsu; sibuk soal mengadakan mujizat,
- Kemudian ajaran palsu yang kedua dari nabi palsu; Firman TUHAN disempurnakan dengan cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua.
Itu ditujukan hanya kepada mereka yang imannya lemah, dan itu adalah cara untuk memikat banyak jiwa, sehingga banyak jiwa di dalam gereja, tetapi lihat, jiwa-jiwa semacam ini tidak sampai kepada tujuan akhir, mengapa? Karena di tengah-tengah perjalanan rohani mereka, mereka tersesat. Tetapi kita bersyukur, tidak sia-sia pengorbanan kita semua.
Hal ini sudah menjadi perhatian serius oleh sebab itu perhatikan JALAN KELUARNYA.
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Keinginan dari sidang jemaat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, persis seperti keinginan dari orang Yahudi dan orang Yunani.
-
Orang Yahudi menghendaki tanda ataupun
mujizat-mujizat semata = tidak menghendaki pengajaran salib.
-
Orang-orang Yunani mencari hikmat,
sehingga persis seperti ahli Taurat; mengerti tentang kebenaran, mengerti
tentang Firman TUHAN tetapi tidak menjadi pelaku, hanya sebatas sebuah
pengetahuan semata. Biasanya, orang semacam ini sibuk mencari pujian dan hormat
sendiri, bukan untuk TUHAN.
2 Petrus 1:16
(1:16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
Sepak terjang pelayanan Rasul Petrus ini sama seperti model pelayanan Rasul Paulus, sebab di sini dikatakan Rasul Petrus berkata: Kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia di tengah pelayanan dalam pemberitaan Injil.
Tidak sibuk dengan dongeng nenek tua, tidak sibuk dengan cerita isapan jempol, tidak sibuk dengan silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya, tidak sibuk dengan filsafat-filsafat kosong, ini sama artinya; memiliki pendirian yang teguh, sekalipun sidang jemaat di tengah ibadah pelayanan hanya merindukan mujizat, hanya merindukan pengetahuan semata. Inilah hebatnya Rasul Petrus, sama dengan Rasul Paulus.
Untuk menatikan kedatangan TUHAN Yesus Kristus kembali untuk yang kedua kali, biarlah kita berpegang teguh kepada pengajaran yang sehat. Nikmati saja.
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Pemberitaan satu dua ayat firman yang ditambahkan dengan cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, menyingkirlah dari sana.
Menyingkirlah dari pemberitaan firman yang disertai dengan cerita isapan jempol, menyingkirlah dari pemberitaan firman yang disertai dengan dongeng nenek-nenek tua, menyingkirlah dari pemberitaan firman yang disertai dengan filsafat kosong, dengan jalan; latihlah dirimu beribadah.
Lihat, kehidupan seseorang dalam ibadah yang terlatih.
1 Timotius 6:6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Kalau seseorang terlatih dalam ibadahnya di hadapan TUHAN yaitu; ibadah kalau disertai rasa cukup akan memberi keuntungan besar; oleh sebab itu, asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
-
Makanan à Ajaran sehat;
melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa.
-
Pakaian à Kasih Allah Bapa
yang sanggup menutupi banyak sekali dosa.
Pendeknya, Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Ini adalah ibadah yang terlatih.
Kita kembali membaca 1 Timotius 4:8
1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Lihat, latihan badani terbatas gunanya. Ibadah yang dijalankan secara lahiriah, walaupun liturgisnya terlatih (teratur), tetapi terbatas; ini sama dengan ibadah liturgis, ibadah Taurat, itu bukan hakekat dari ibadah, bukan hakekat dari keselamatan, tetapi itu merupakan bayangan yang tidak bisa diraih manusia.
Ibadah yang terlatih; asal ada makanan dan pakaian, cukuplah, karena ibadah yang semacam itu mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang, maupun masa yang akan datang.
-
Untuk sekarang; diberkati, dipelihara,
dilindungi dibela oleh TUHAN.
-
Masa yang akan datang; bahagia bersama
dengan Dia di dalam Kerajaan Sorga untuk selama-lamanya.
Miliki pendirian yang teguh. Jangan sampai kita sesat di tengah jalan. Biarlah ibadah ini sampai kepada tujuan akhir, itulah pesta nikah Anak Domba.
Inilah penilik-penilik yang dimaksud yang diangkat oleh Yusuf. Minggu depan, kita akan melihat tugas dari penilik. Amin.
No comments:
Post a Comment