Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
IBADAH
RAYA MINGGU, 15 NOVEMBER 2020 WAHYU
PASAL 12 (Seri:
31) Subtema:
ANAK LAKI-LAKI DAN KETURUNAN YANG LAIN Shalom. Puji
nama TUHAN, biarlah kiranya Dia ditinggikan di bumi ini setinggi-tingginya,
supaya kita layak untuk menghampiri takhta TUHAN, takhta Allah, berada dalam
kekekalan sampai dengan selama-lamanya, tidak terbatas. Demikian
juga saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti
pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di mana pun anda berada; TUHAN dan damai sejahtera-Nya memerintah di
hidup kita, di ruang tempat kita mengikuti pemberitaan Firman TUHAN di dalam
maupun di luar negeri, terkhusus sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, yang
ada di Malaysia, TUHAN memberkati, bahkan juga yang tidak bisa saya sebut, yang
terus mengikuti Firman Penggembalaan ini lewat live streaming di tiap-tiap
daerah, TUHAN memberkati saudara, baik yang di luar negeri, TUHAN memberkati,
karena saya tahu begitu banyak yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN, juga
sampai ke mancanegara di luar negeri. TUHAN memberkati saudara. Segera
kita kembali mengikuti Firman Penggembalaan untuk Ibadah (Kebaktian) Raya
Minggu dari KITAB WAHYU, dan sore ini kita fokus untuk memperhatikan Wahyu
12:17. Namun, kita awali terlebih dahulu dari ayat 16 untuk
mengingatkan apa yang telah saya sampaikan pada minggu-minggu yang lalu. Wahyu
12:16 (12:16) Tetapi bumi
datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai
yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Intinya:
Doa penyembahan menelan arus besar yang disemburkan dari mulut naga, yakni
Iblis atau Setan. Oleh sebab itu, kerohanian kita masing-masing sudah
seharusnya berada pada kedudukan yang tinggi, atau ibadah kita di bumi sudah
seharusnya berada pada puncaknya, yaitu hidup dalam doa penyembahan, yakni
penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, bukan taat lagi
pada kehendak daging. Pendeknya,
lewat pembacaan ayat 16 ini, hanya doa penyembahan yang dapat mengatasi
arus besar yang disemburkan dari mulut Setan. Sama seperti 3 (tiga) pencobaan
di padang gurun yang dihadapi langsung oleh Yesus:
-Pencobaan yang pertama: Batu menjadi
roti. Hal ini terkait dengan keinginan daging manusia.
-Pencobaan yang kedua: Berada pada bubungan
Bait Allah, kedudukan yang tertinggi. Hal ini terkait dengan keangkuhan
hidup.
-Pencobaan yang ketiga: Dari atas gunung
yang tinggi, Setan memperlihatkan kerajaan dunia dan kemegahannya. Hal
ini terkait dengan keinginan mata.
Ketiga
pencobaan ini merupakan arus besar atau pengaruh yang besar yang disemburkan
dari mulut Setan. Jadi,
tiga hal yang ada di dalam dunia (1 Yohanes 2:16-17) 1.Keinginan daging. 2.Keinginan mata. 3.Keangkuhan hidup. Itu
merupakan arus sungai besar yang disemburkan dari mulut Setan. Tetapi kita
sudah melihat pada ayat 16, doa penyembahan menelan arus sungai besar
yang disemburkan dari mulut naga tersebut. Kalau
kita perhatikan tiga pencobaan sebagai arus yang besar, tujuannya adalah untuk
menghanyutkan dan menenggelamkan sehingga anak-anak TUHAN akan mengalami
kematian rohani. Tetapi pribadi Yesus hidup dalam doa penyembahan yang besar,
sehingga dapat menelan, sehingga dapat mengatasi arus sungai besar yang
disemburkan dari mulut Setan tadi. Untuk
mengingatkan kita kembali, kita sejenak melihat Injil Matius 4. Dalam
Injil Matius 4:3-10, TUHAN Yesus tiga kali menghadapi pencobaan di padang gurun
-- tadi sudah saya sampaikan --, namun Yesus dapat menelan, dapat menghadapi,
dapat mengatasi tiga pencobaan dengan arus yang begitu deras, dengan arus yang
begitu dahsyat; dengan satu tujuan, yaitu untuk menghanyutkan dan
menenggelamkan pribadi dari TUHAN Yesus Kristus. Tetapi
TUHAN berkemenangan, TUHAN kita besar, maka TUHAN mau jadikan kita besar. Allah
yang kita sembah adalah Allah yang besar, Allah yang hidup, tetapi ada juga
tuhan-tuhan kecil, tidak besar. Harta, kekayaan, Uang, Kedudukan, Jabatan,
Gelar tinggi, itu adalah tuhan-tuhan kecil di dunia, tidak punya darah, tidak
besar; tidak membuat kehidupan kita menjadi kehidupan yang besar. Yang membuat
kehidupan kita besar adalah TUHAN Yesus Kristus. Mari
kita lihat PRIBADI YANG BESAR. Matius
4:10 (4:10) Maka
berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!" Dari
ungkapan yang keluar dari mulut Yesus, menunjukkan jati diri-Nya bahwa Ia hidup
dalam doa penyembahan yang besar. Itulah sebabnya Dia sanggup mengatasi tiga
pencobaan yang merupakan arus besar dari sungai yang disemburkan dari mulut
naga tersebut. CIRI
HIDUP DALAM DOA PENYEMBAHAN ialah senantiasa mengandalkan Firman TUHAN atau
bergantung kepada kehendak Allah. Sebagaimana
di sini; untuk menghadapi 3 (tiga) pencobaan -- arus sungai besar yang
disemburkan dari mulut naga -- tersebut, Yesus selalu berkata: "Ada
tertulis", itulah Firman Allah yang tertulis dalam Kitab Suci,
baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.
-PERJANJIAN LAMA diwakili oleh kitab para
nabi. Tugas NABI adalah bernubuat atau menyingkapkan rahasia firman, supaya
segala yang terselubung itu tersingkap, pendeknya dosa dibongkar dengan tuntas.
-PERJANJIAN BARU diwakili oleh RASUL. Tugas
mereka ialah untuk membukakan dan menyingkapkan rahasia Kerajaan Sorga, sebab
TUHAN mau membawa kita sampai kepada kekekalan.
Oleh
sebab itu, Yesus dengan segala kebijaksanaan yang besar, untuk menghadapi 3
(tiga) pencobaan sebagai arus yang menghanyutkan yang disemburkan dari mulut
Setan, Yesus selalu berkata: “Ada tertulis.” Biarlah
kita semua senantiasa bergantung kepada kehendak Allah, bukan kepada kehendak
daging, bukan kepada pikiran dan perasaan manusia daging. Biarlah kita
senantiasa bergantung kepada firman TUHAN, tidak bergantung kepada situasi
kondisi keadaan yang ada. Kita
akan lebih rinci melihat firman yang tertulis dalam Kitab Suci. Wahyu
22:1 (22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan
mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Singkatnya:
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak
Domba adalah firman yang keluar dari mulut Allah, memiliki arus dan pengaruh
yang besar, sehingga nanti berkuasa untuk membawa kehidupan gereja TUHAN hanyut
dan tenggelam dalam kasih Allah, yaitu hidup dalam doa penyembahan. Nanti,
firman itu hanya akan membawa kita hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, doa
penyembahan. Kalau
arus yang disemburkan dari mulut Setan itu menghanyutkan dan menenggelamkan
sehingga nanti anak-anak TUHAN mengalami kematian rohani; oleh sebab itu,
biarlah kita andalkan Firman TUHAN dalam segala perkara. Itulah
sedikit tentang ayat 16, yang mana secara detail, secara lengkap dan
secara rinci telah dipaparkan pada minggu yang lalu. Sekarang,
saya ajak saudara untuk menerima berkat yang baru dari TUHAN. Biarlah kita
berdoa, supaya lewat pembukaan ini TUHAN teguhkan hati kita masing-masing. Terimalah
berkat yang baru ini, baik sidang jemaat yang di luar penggembalaan, di
Malaysia, di Bandung secara khusus, ayo, buka hati untuk berkat yang baru ini,
sampai betul-betul meneguhkan kehidupan kita sebagai gereja TUHAN di hari-hari
terakhir ini. Kita mampu bertahan, berdiri menghadapi puncak gelapnya malam,
itulah aniaya antikris, yang tidak akan lama lagi terjadi, sudah di depan mata. Wahyu
12:17A (12:17) Maka marahlah
naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain,
yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Maka
marahlah naga itu kepada perempuan itu. Karena
kemenangan yang dialami oleh perempuan itu, yakni lewat pertolongan dari doa
penyembahan, sehingga menimbulkan kemarahan yang besar dari naga itu. Ini
adalah kemarahan yang luar biasa, bukan kemarahan biasa. Saya
sudah melihat kemarahan dari Setan ini luar biasa di hari-hari terakhirini; perlahan tapi pasti, sampai hanyut,
lewat arus yang luar biasa. Hati-hati dengan arus yang luar biasa itu. Umpama,
satu contoh: Dalam penggunaan smartphone (handphone android), hati-hati. Sampai
sejauh ini, biar begitu banyak rekan-rekan hamba TUHAN untuk menganjurkan
supaya saya menggunakan android, tetapi sampai hari ini saya bertahan.
Andaikata untuk mengikuti pendidikan tidak menggunakan google meet atau
sekolah daring (dalam jaringan), saya tetap bertahan, seisi pastori pun tidak
akan pernah memakai android. Tetapi memang sudah terpaksa, kalau tidak,
anak-anak tidak akan bisa mengikuti pendidikan di musim Covid-19 seperti ini. Mengapa
saya berbuat dan mengatakan hal demikian? Bukan unjuk supaya seolah-olah lebih
rohani dari yang lain, tetapi saya menyadari kalau saya lemah. Karena saya tahu
diri “saya orang lemah”, maka saya belajar untuk tidak mengikuti arus yang
deras itu. Karena saya tahu, kalau saya ikuti, maka saya akan hanyut dan
tenggelam sampai mengalami kematian rohani. Lihatlah
KEMARAHAN YANG BESAR ini. Wahyu
12:17B (12:17) Maka
marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya
yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian
Yesus. Di
sini kita melihat: Amarah dari naga tidak bisa dilampiaskan kepada perempuan
itu -- yang melahirkan Anak laki-laki --, lalu akhirnya dilampiaskan kepada
keturunannya yang lain dari perempuan itu. Siapa itu keturunan yang lain
ini? Yaitu; -Yang hanya menuruti hukum-hukum Allah. -Yang hanya memiliki kesaksian Yesus. Jadi,
karena amarahnya itu tidak sampai kepada perempuan, lalu naga itu melampiaskan
amarahnya kepada keturunannya yang lain. Keturunannya yang lain itu, itulah
keturunan yang hanya;
-Menuruti hukum-hukum Allah = penuh
dengan Firman Allah. Kalau kita penuh dengan Firman Allah, bersyukur kepada
TUHAN.
-Memiliki kesaksian Yesus = penuh
dengan Roh Allah yang kudus.
Kalau
kita lewat ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, kita semua penuh dengan Firman Allah,
biarlah kita bersyukur; selanjutnya, kalau kita penuh dengan Roh Kudus, puji
TUHAN. Inilah
tentang “keturunan yang lain”, tetapi mari kita melihat KETURUNAN SEBELUMNYA. Wahyu
12:5 (12:5) Maka ia
melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan
gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke
takhta-Nya. Maka
ia melahirkan seorang Anak laki-laki. Jadi, perempuan itu sudah
terlebih dahulu melahirkan Anak laki-laki. Pada
ayat 17, itu adalah “keturunan yang lain” yang hanya memiliki:
hukum-hukum dan kesaksian = penuh dengan firman dan penuh dengan Roh
Kudus. Sedangkan
pada ayat 5, perempuan itu sudah melahirkan Anak laki-laki, dengan
keadaannya;
1.Menggembalakan semua bangsa dengan gada
besi.
Ini berbicara tentang kehidupan yang telah dibentuk sesudah diubahkan,
bagaikan tembikar yang dihancurkan terlebih dahulu oleh tukang periuk.
2.Tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa
lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Hal ini berbicara tentang doa
penyembahan, sebab hanya doa penyembahan saja yang mampu merampas kehidupan
kita dari penjara dunia ini, yang mampu merampas kehidupan kita dari muka bumi
ini, sampai akhirnya kehidupan kita dibawa sampai berada di takhta-Nya.
Itulah
keadaan dari pada Anak laki-laki.
Dengan
demikian, ayat 17“keturunannya yang lain” dengan ayat 5
“Anak laki-laki” sangat kontradiksi. Ayat
17
“keturunannya yang lain” adalah pelampiasan amarah. Tetapi ayat 5 “Anak
laki-laki” tidak terjamah, tidak tersentuh, jauh dari mata ular. Hal itu bisa
kita lihat dari dua keadaannya; dibentuk sesudah diubahkan bagaikan
tembikar tukang periuk -- bagaikan kehidupan kita di tangan penjunan --, lalu dirampas
-- itulah doa penyembahan --. Hanya
satu perkara yang dapat merampas kita dari atas muka bumi ini, lalu dibawa ke
takhta Allah, itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di
hadirat TUHAN, lepas dari daya tarik bumi, tidak ada yang bisa menahan. Jadi,
sekali lagi saya sampaikan: Antara “Anak laki-laki” dan “keturunan
yang lain” adalah; kontradiksi, jauh berbeda/berbanding terbalik.
-Anak laki-laki, pada ayat 5;
tidak bisa disentuh, tidak bisa dijamah, tidak bisa dijangkau, jauh dari mata
ular.
-Sementara pada ayat 17, keturunannya
yang lain menjadi pelampiasan amarah dari Naga/Setan.
Tidak
enak, bukan, jika menjadi pelampiasan amarah? Mungkin saudara yang bekerja di
tempat perusahaan saudara masing-masing, ketika melihat atasan dalam pergumulan
yang berat atau mengalami stress, maka biasanya anak buah yang menjadi
pelampiasan (sasaran amarah). Paling tidak enak jika menjadi
pelampiasan/sasaran amarah. Wahyu
11:1 (11:1) Kemudian
diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan
kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah
dan mereka yang beribadah di dalamnya. Yang
masuk dalam ukuran TUHAN :
1.Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah. Jelas
ini menunjuk kepada; milik kepunyaan Allah. Kehidupan yang sudah dimeteraikan
Allah dibangun menjadi Bait Suci Allah, sudah jelas ini adalah milik kepunyaan
Allah, suatu kehidupan yang sudah dimeteraikan oleh Allah.
2.Mezbah, itulah pelayanan
yang terhubung langsung dengan sengsara salib. Bukan pelayanan pamer-pamer,
tetapi pelayanan yang terhubung langsung dengan sengsara salib, masuk dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan, sampai betul-betl menjadi tontonan bagi
dunia, tontonan bagi manusia, tontonan bagi para malaikat sorga. Inilah
pelayanan mezbah yang dihubungkan dengan sengsara. Penderitaan kematian Yesus
menjadi tontonan bagi dunia, tontonan bagi manusia, tontonan bagi para malaikat
sorga; inilah yang masuk dalam ukuran TUHAN.
3.Mereka yang beribadah di dalamnya. Jelas,
ini berbicara tentang doa penyembahan, sebab puncak ibadah, puncak dari mereka
yang beribadah di dalamnya adalah doa penyembahan.
Inilah
daftar yang masuk dalam ukuran TUHAN. Bagaimana
sikap kita setelah melihat dan mendengar apa yang TUHAN nyatakan kepada kita
sore ini? Apakah kita masih bertahan dengan cara hidup yang lama, yang dikuasai
oleh perasaan pikiran manusia daging? Tetapi
kalau kita bijaksana, tentu saja kita mau dipengaruhi oleh Wahyu 11:1,
itulah orang yang bijaksana, supaya masuk dalam ukuran TUHAN. Karena orang
bijaksana tidak ingin binasa untuk selama-lamanya, hanya orang bodoh saja yang
mau binasa. Jadi,
kalau ogah-ogahan dalam hal beribadah sementara TUHAN sudah berikan hal itu
(ibadah) sebagai sarana, bukankah itu adalah bodoh namanya? Pendeknya;
Wahyu 11:1 ini terkait dengan Wahyu 12:5. Selanjutnya,
kita akan memperhatikan Wahyu 11:2. Wahyu
11:2 (11:2) Tetapi
kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau
mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan
mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan
lamanya". Tetapi
ibadah yang tidak berada pada puncaknya, yakni doa penyembahan, diserahkan
kepada antikris, itulah pelataran Bait Suci di sebelah luar. Diserahkan
kepada antikris, itulah yang dimaksud dengan bangsa-bangsa lain. Sesuai
dengan Injil Matius 6, bangsa lain itu mencari apa yang akan dimakan,
diminum, dan dipakai = Sibuk dengan perkara lahiriah di dunia ini = perkara di
bawah. Demikian
juga keturunannya yang lain; -Yang hanya memiliki hukum-hukum Allah
= penuh dengan firman. -Yang hanya memiliki kesaksian Yesus
= penuh dengan Roh Kudus. itulah
keturunannya yang lain yang akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang lain.
Jadi, keturunannya yang lain berhadapan dengan bangsa-bangsa lain, itulah
antikris. Pendeknya;
jadi Wahyu 11:2 terkait dengan Wahyu 12:17. Untuk
kita dapat melihat Wahyu 12:17 lebih jauh dan sekaligus lepas dari sana,
untuk menjadi sama dengan Wahyu 12:5 dan Wahyu 11:1, maka kita
akan belajar dari satu keluarga di Betania. GPT “BETANIA” belajar dari kampung Betania. Bukan
suatu kebetulan kalau Gereja Pantekosta Tabernakel diberi jemaat GPT “BETANIA”, itu adalah kemurahan TUHAN bagi kita.
Sementara jarak antara Betania dengan Yerusalem sudah dekat =
tidak jauh dari sorga. Ikuti
dengan seksama dalam suasana pengurapan, artinya; jangan ada pikiran daging,
maka nanti kita bisa hancur hati karena firman itu meneguhkan kehidupan kita,
ibadah tidak menjadi percuma, pengorbanan tidak menjadi percuma, waktu, segala
sesuatu tidak menjadi percuma. Kita
belajar dari keluarga di kampung Betania. Yohanes
12:1 (12:1) Enam hari
sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan
Yesus dari antara orang mati. Enam
hari sebelum paskah, berarti hari ketujuh adalah paskah, ada pembebasan. Enam
hari kita bekerja, sedangkan hari ketujuh adalah pembebasan. Sebelum
kita mengalami pembebasan dari dunia, dari daging, dari Setan,
biarlah kita juga mengalami kunjungan dari TUHAN Yesus, Mempelai Pria Sorga.
Enam hari sebelum paskah, nanti hari ketujuh kita mengalami kelepasan. Enam
hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang
dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. “Yang
dibangkitkan”,
berarti; berada dalam suasana kebangkitan. Sudah melewati kematian,
berarti suasana kebangkitan. Yohanes
12:2-3 (12:2) Di situ
diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang
turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. (12:3) Maka Maria mengambil
setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki
Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah
itu. Keluarga
kampung Betania à Kehidupan
Kristen atau kekristenan setelah melewati atau mengalami kematian dan
kebangkitan. Itulah suasana di kampung Betania dalam kunjungan Yesus yang
berikutnya. Sebenarnya,
kematian dan kebangkitan adalah langkah-langkah perjalanan kita
di muka bumi ini untuk menuju sampai Kerajaan Sorga. Tidak mungkin kita
ada dalam kemuliaan kalau langkah kematian dan kebangkitan
belum kita lewati. Jadi, itu merupakan langkah perjalanan kita untuk menuju
kemuliaan, Kerajaan Sorga. Biarlah kita satu dalam kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus. Kemudian,
di sini kita melihat: Pelayanan Marta sungguh sangat berbeda dengan pelayanannya
sebelum Lazarus bangkit. DI MANA PERBEDAANNYA? Mari kita bandingkan dengan Injil
Lukas 10. Lukas
10:38-42 (10:38) Ketika
Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung.
Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. (10:39)
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk
dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, (10:40) sedang
Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan,
tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah
dia membantu aku". Ketika
Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan ... Pengalaman
kematian merupakan langkah-langkah yang menjadi perjalanan kita menuju Kerajaan
Sorga, itulah Mati - bangkit - dipermuliakan. Tetapi, mari
kita lihat perjalanan Yesus yang pertama ke kampung Betania ... Seorang
perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Selalu Marta yang
menjemput Yesus yang pertama. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang
bernama Maria.Maria ini duduk dekat kaki TUHAN, biarlah kita semua
dengan rendah hati mendengarkan firman, biarlah kita semua lemah lembut saat
mendengarkan Firman TUHAN. Kalau pikiram bercabang, melamun, itu adalah tanda
dari orang yang sombong. Mungkin kita berpikir bahwa sombong itu angkuh saja,
tidak. Pikiran melayang-layang, acuh tak acuh dengar firman, itu adalah dosa
sombong, tetapi Maria tidaklah demikian. Maria duduk dekat kaki TUHAN, berarti
tidak sombong (merendahkan diri). Selanjutnya,
... sedang Marta sibuk sekali melayani, Marta sibuk sesibuk-sibuknya di
dalam hal melayani. Jadi, jangan saudara berpikir, kalau sudah melayani, itu
adalah hal yang luar biasa, belum tentu. Kalau
kita perhatikan dalam Injil Lukas 10:38-40, di sini kita melihat: Marta datang
dan mendekat kepada Yesus, tetapi dia menuntut supaya Yesus memerintahkan Maria
untuk segera menolong dia = menuntut pertolongan, menuntut seorang penolong.
Marta meminta pertolongan di dalam pelayanannya. Di dalam hal ini, tanpa dia
sadari, Marta telah menduduki tempat orang laki-laki. Sebab,
kalau kita perhatikan dalam Kejadian 2:18, perempuan itu dibentuk dari
tulang rusuk Adam untuk dijadikan sebagai penolong. Jadi, ketika Marta meminta
seorang penolong kepada Yesus, berarti tanpa sadar, dia telah menduduki tempat
orang laki-laki. Banyak
orang yang melayani TUHAN, sepertinya dia berapi-api, tetapi dia sedang
menduduki tempat orang laki-laki. Inilah yang tidak disadari oleh banyak orang
Kristen yang melayani di dalam rumah TUHAN. Tetapi kita bersyukur, oleh
Pengajaran Mempelai, pikiran dan perbuatan kita diluruskan TUHAN, sehingga
dengan pengertian yang suci dan mulia ini, kita datang menghadap takhta kasih
karunia dengan dapat dimampukan untuk menyenangkan hati TUHAN. Kalau
kita mempunyai pengertian yang suci dari TUHAN, maka di tengah ibadah, kita
sanggup menyenangkan hati TUHAN. Tanpa pengertian, kita tidak mungkin dapat
menyenangkan hati TUHAN. Jadi, bersyukur, kalau kita mempunyai Pengajaran
Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, itulah firman yang benar, seperti yang
tertulis dalam Wahyu 19:9. Kita
kembali memperhatikan Injil Yohanes 12. Yohanes
12:2 (12:2) Di situ
diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang
yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Di
situ diadakan perjamuan untuk Dia, siapa yang pertama langsung
melayani? Yang pertama kali menyambut, yang pertama kali sibuk melayani dengan
sesibuk-sibuknya adalah Marta. Tetapi lihat, dalam suasana kebangkitan (sesudah
Lazarus bangkit), Marta tidak lagi membutuhkan pertolongan. Ini adalah
pelayanan dalam suasana kebangkitan; tidak lagi menuntut seorang penolong,
tidak lagi mengambil kedudukan (tempat) orang laki-laki = melayani dengan
suasana kebangkitan. Jadi,
dalam hal ini Marta menduduki tempat orang perempuan, bukan? Sementara, seorang
perempuan diciptakan sebagai penolong bagi laki-laki, itu sudah menjadi
ketetapan dari sejak semula, tadi sudah saya sampaikan dalam Kejadian 2:18. Namun,
tidak berhenti hanya sampai di situ. Walaupun sudah melayani dalam suasana
kebangkitan, namun kalau kita perhatikan di sini, Lazarus dan Marta adalah tipe
atau gambaran dari orang Kristen pada zaman akhir ini, mengapa? Sebab; -Hanya berpegang pada kesaksian Roh
= Marta. -Hanya berpegang pada firman Tuhan =
Lazarus. Yohanes
12:2 (12:2) Di situ
diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang
yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. -Marta melayani; kesaksian Yesus
= Roh Kudus, itulah Marta. -Salah seorang yang turut makan dengan
Yesus adalah Lazarus; berpegang pada Firman TUHAN = makan,
itulah Lazarus. Dua
orang ini adalah tipe-tipe orang-orang Kristen di akhir zaman. Mengapa saya
katakan tipe-tipe orang-orang Kristen di akhir zaman? Sebab hanya berpegang
kepada kesaksian Roh, hanya berpegang pada Firman TUHAN. Memang
Marta dan Lazarus berada dalam suasana kebangkitan, tetapi belum sampai
dalam suasana kemuliaan. Saya
bahagia, melebihi kebahagiaan orang-orang di luaran sana. Mungkin mereka
bahagia karena hartanya, kedudukannya, gelarnya yang tinggi, uangnya banyak,
tetapi kebahagiaan kita ini melebih kebahagiaan mereka, karena pembukaan firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan lewat Pengajaran Mempelai dalam Terang
Tabernakel, kita diberi suatu harapan yang luar biasa, janji keselamatan yang
tidak akan pernah diambil dari padanya. Itulah kasih Allah membebat kehidupan
kita sore hari ini. Kehidupan
semacam ini (Lazarus dan Marta), suatu kali nanti akan masuk dalam aniaya yang
besar, persis seperti Wahyu 12:17,itulah keturunannya yang lain yang hanya berpegang kepada firman TUHAN,
yang hanya memiliki kesaksian Yesus (kepenuhan Roh Kudus) menjadi sasaran
amarah/pelampiasan amarah dari Naga/Setan. Singkatnya:
Sore petang ini, TUHAN menuntut wanita bukan hanya sekedar penolong, tetapi
juga sudah harus dapat menyembah, sebab ini merupakan kenikmatan bagi
TUHAN. Bukan hanya pelayanannya, tetapi sudah harus sampai menyembah, untuk
bisa dinikmati oleh TUHAN. TUHAN mau menikmati kehidupan kita masing-masing.
Itu yang TUHAN tuntut, bukan sekedar melayani. Bukankah TUHAN Yesus baik? Bayangkan,
kalau pasangan hidup; suami menuntut supaya ada hubungan intim, tetapi tidak
terpenuhi, betapa kecewanya Yesus Kristus, Mempelai Laki-Laki Sorga. TUHAN menuntut
kehidupan gereja TUHAN bukan hanya sibuk melayani, tetapi sudah harus sampai
untuk hidup menyembah supaya kehidupan kita dinikmati oleh TUHAN, bukan hanya
pikiran yang najis saja. Yang dinikmati dari kehidupan najis adalah Setan. TUHAN
Yesus baik kepada GPT “BETANIA” ini.
TUHAN Yesus mengunjungi GPT “BETANIA”. Mari
kita lihat; bukan hanya melayani, tetapi sudah harus dapat menyembah, ini
merupakan kenikmatan bagi TUHAN, kalau tidak, maka mencelakai diri sendiri. Kejadian
2:18-23 (2:18) TUHAN
Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" .(2:19)
Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung
di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia
menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap
makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. (2:20) Manusia
itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada
segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang
sepadan dengan dia. (2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya,
lalu menutup tempat itu dengan daging. (2:22) Dan dari rusuk yang
diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu
dibawa-Nya kepada manusia itu. (2:23) Lalu berkatalah manusia itu:
"Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan
dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki". TUHAN
Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" .Menuntut
seorang penolong adalah tempat orang laki-laki. Oleh sebab itu, TUHAN membentuk
dari tanah liat segala binatang hutan dan segala burung di udara. Selanjutnya,
setelah segala jenis binatang itu diserahkan kepada Adam yang pertama, lalu
binatang itu diberi nama. Nanti, kalau kita masuk dalam pesta nikah, disebutlah
nama kita “mempelai perempuan”. Demikian halnya, setelah perempuan Samaria
itu bertobat, Yesus berkata kepadanya; “Hai, perempuan”, berarti
diakui sebagai milik kepunyaan TUHAN. Manusia
itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada
segala binatang hutan, semua binatang sudah diberi nama, tetapi
tidak ada yang dijumpai sebagai penolong yang sepadan -- berarti bukan milik
kepunyaan, padahal sudah dinamai --. Lalu
TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak ... Barulah,
TUHAN membuat Adam yang pertama tidur nyenyak, dan TUHAN mau supaya kita tidur
nyenyak, artinya; daging tidak bersuara, sehingga kita memberi kesempatan
kepada TUHAN untuk bekerja, yakni ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil
salah satu rusuk dari padanya. Kalau belum tidur nyenyak, ketika disobek
(dioperasi), maka kita pasti teriak, mengamuk-ngamuk. Tetapi kalau tidur dengan
nyenyak atau masuk dalam pengalaman kematian; ketika diusik, daging
tidak bersuara lagi. Dan
dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan.
Kalau tadi, binatang dibentuk dari tanah liat, tetapi perempuan dibangun dari
salah satu tulang rusuk Adam. Setelah perempuan itu dibangun, lalu diserahkan
kepada Adam, barulah Adam berkata: "Inilah dia, tulang dari tulangku
dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil
dari laki-laki". Jadi,
perempuan itu adalah milik dari pada laki-laki untuk menjadi penolong. Dan
penggenapannya adalah Injil Yohanes 19:30 dst, “Tidak ada tulang-Nya
yang akan dipatahkan”.Kehidupan yang sudah dibangun, inilah dia; dia
akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki. Berarti, perempuan
adalah milik kepunyaan laki-laki untuk selanjutnya dijadikan sebagai penolong. Tetapi,
sama seperti Marta dan Lazarus, tipe-tipe kehidupan orang kristen di akhir
zaman ini; kalau belum sampai untuk hidup menyembah, hidupnya belum bisa
dinikmati oleh TUHAN, kehidupan semacam ini masih rawan, suatu kali bisa jatuh.
Biar kita sudah penuh dengan Roh Kudus, biar kita sudah penuh dengan firman,
tetapi suatu kali nanti bisa jatuh, dan akhirnya, perempuan yang dijadikan
sebagai penolong, pada Kejadian 3 ia jatuh dalam dosa, belum sempurna
untuk menjadi penolong. Itu
sebabnya tadi saya katakan; -Kalau penuh dengan Firman, puji TUHAN. -Kalau penuh dengan Roh Kudus, puji TUHAN. tetapi
tidak boleh berhenti hanya sampai di situ. Kehidupan gereja sudah harus
berada pada kedudukan yang tertinggi yakni; hidup dalam doa penyembahan,
supaya kehidupan kita betul-betul dinikmati oleh TUHAN. Lihatlah,
Hawa belum sempurna; ia ditetapkan sebagai penolong, tetapi akhirnya jatuh juga
pada Kejadian 3. Jadi, saudara jangan heran; kalau seorang hamba TUHAN
akhirnya jatuh dalam dosa perzinahan, dosa ini dan dosa itu, tidak usah heran.
Itu sebabnya, yang TUHAN tuntut bukan hanya sekedar penuh dengan firman,
bukan hanya sekedar penuh dengan Roh Kudus, tetapi TUHAN tuntut
kehidupan orang Kristen sudah harus bisa menyembah TUHAN, terutama
imam-imam atau pelayan TUHAN. Jadi,
selain menjunjung tinggi firman TUHAN dan Roh TUHAN, seorang
penolong sudah harus dapat menyembah. Selanjutnya,
kita akan memperhatikan Injil Lukas 13, dengan perikop “Siapa yang
diselamatkan”, apakah yang sibuk melayani seperti gereja Marta? Atau
apakah karena duduk makan bersekutu dengan Firman TUHAN, seperti gereja Lazarus?
Perhatikan jawabannya. Lukas
13:23-25 (13:22) Kemudian
Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar
dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.(13:23) Dan
ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang
diselamatkan?" (13:24) Jawab Yesus kepada orang-orang di situ:
"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata
kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. (13:25)
Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di
luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan
Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Yesus
berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan
meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. TUHAN mengajar
dari kota ke kota, dari desa ke desa, nanti selanjutnya, perjalanan itu tiba di
Yerusalem baru. Dan
ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang
diselamatkan?" Ini adalah pertanyaan menarik untuk selanjutnya menarik
hati kita juga untuk segera mengerti jawaban dari TUHAN. Jawab
Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu
yang sesak itu! Pintu yang sesak selalu terkait dengan jalan
yang sempit. Oleh sebab itu, dibutuhkan perjuangan untuk melewati
pintu yang sesak dan jalan yang sempit. Singkatnya; ibadah dan pelayanan
dibutuhkan perjuangan. Jangan
senantiasa melewati jalan yang lebar, itulah keinginan daging, dan tidak masuk
melalui pintu yang sesak. Keinginan daging = jalan yang lebar dan pintu yang
luas. Dari
pembacaan ayat 22-25, singkatnya: Tidak semua orang diselamatkan.
Tetapi pada ayat 24, Yesus dengan tandas berkata: Berjuang.
Di dalam ibadah harus berjuang, tidak boleh seperti gereja-gereja yang sifatnya
liturgis, rutinitas, Taurat. Harus berjuang, Bukankah
TUHAN Yesus baik? Untuk apa TUHAN Yesus baik? Supaya kita selamat. Bukan hanya
Bapak Selamat yang selamat, tetapi kita semua harus selamat, kampung Betania
juga harus selamat. Kalau
tadi dikatakan “tidak semua orang diselamatkan”, lalu mereka yang ditolak
itu siapa? Siapa yang ditolak dalam "keselamatan" ? Lukas
13:26-27 (13:26) Maka kamu
akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau
telah mengajar di jalan-jalan kota kami. (13:27) Tetapi Ia akan berkata
kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai
kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Memang,
“Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu ...” -Kami ada dalam perjamuan makan
= persekutuan firman -Kami ada dalam perjamuan minum
= persekutuan Roh Kudus “
... Dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami”, sebagaimana
sore ini kita diajar TUHAN. Kepada
mereka yang hanya bersekutu dengan Firman Allah, bersekutu dengan Roh
Allah, Tuhan berkata: “Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah
dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan”! Jadi,
tidak hanya berhenti hanya sebatas bersekutu dengan firman, tidak berhenti
hanya sebatas bersekutu dengan Roh Kudus. Kalau ibadah kita hanya sebatas di
situ, dengan tandas TUHAN berkata: -“Aku tidak tahu dari mana kamu datang”
= Aku tidak kenal kamu. -Selanjutnya, TUHAN berkata: “enyahlah
dari hadapan-Ku” Mengapa TUHAN berkata demikian? Karena kalau ibadah kita
di bumi ini hanya sebatas bersekutu dengan firman (penuh dengan firman), ibadah
di muka bumi ini hanya bersekutu dengan Roh Kudus (penuh dengan Roh Kudus),
TUHAN katakan: “hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan”! Saya
akui, saya terkejut dan mungkin saudara juga terkejut, dan berkata: “Oh,
iya, ternyata penuh dengan firman belum cukup. Ternyata penuh dengan Roh Kudus
belum cukup”, apalagi penuh dengan roh kudis dengan berkata: “subahana
siki, kiraba kiraba”. Padahal sudah terlambat masuk gereja, tetapi ketika tiba
di Gereja bisa berkata: “kiraba kiraba”, tanpa air mata (hati yang
hancur). Pertanyaannya; dari mana “kiraba” nya itu? Kehidupan gereja semacam
ini terlalu enak sekali di dalam ibadah, tidak mau berjuang. Hati-hati. Bersyukur
TUHAN mau tolong kita, suatu lawatan, suatu kunjungan perjalanan rohani; dari
sorga turun ke kampung Betania. TUHAN Yesus baik. TUHAN mau supaya kita
dikenal, TUHAN tuntut supaya kehidupan kita sebagai orang Kristen sudah tahu
untuk menyembah TUHAN. TUHAN mau menikmati hubungan kita dengan TUHAN. Pertahankan
pengurapan di tengah mendengar firman, supaya nanti kita dapat suatu kenikmatan
di dalam hal menyembah TUHAN dengan hati yang hancur. Sesudah
kita melihat ibadah dari Marta dan Lazarus, masih ada satu ibadah lagi. Mari
kita melihat GEREJA MARIA di akhir zaman. Di akhir zaman ini, gereja TUHAN
sudah harus berada dalam kegiatan dari Maria. Yohanes
12:3-5 (12:3) Maka
Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu
meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak
di seluruh rumah itu. (12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari
murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: (12:5)
"Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya
diberikan kepada orang-orang miskin?" Maria
mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu
meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak
di seluruh rumah itu. Menyiramkan minyak narwastu ke tubuh
Yesus sampai kaki Yesus, lanjut menyapu (menyeka) kaki Yesus dengan rambutnya.
Ini adalah suatu tindakan yang luar biasa. Lihat
IBADAH GEREJA MARIA di hari-hari terakhir ini: Tuhan
menghendaki kehidupan gereja TUHAN sudah harus berada pada puncak ibadah, yakni
doa penyembahan.
-Kesaksian = kegiatan Marta.
-Firman TUHAN = persekutuan
dari Lazarus dalam Firman TUHAN.
-Penyembahan, seperti
persembahan Maria yang mempersembahkan minyak narwastu seharga 300 (tiga ratus)
dinar.
Berbeda,
bukan? Persembahan Marta dan Lazarus sangat berbeda dengan Maria. Mari
kita lihat 300 (tiga ratus) dinar. Seberapa besar 300 (tiga ratus) dinar itu? Matius
20:1-2 (20:1)
"Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi
benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (20:2)
Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia
menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Perikop
ayat ini adalah: “Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur”
Kita bekerja di kebun anggur saat ini; ibadah pelayanan adalah kebun anggurnya
TUHAN Yesus. Adapun
hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar
mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. TUHAN mencari
pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Siapa yang mau melayani dengan sungguh?
Biarlah kita melayani TUHAN, menyerah kepada TUHAN. Doa
saya adalah kiranya kita semua melayani TUHAN, karena yang masuk sorga adalah
imam. Hanya imam yang berhak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Jadi hanya
orang yang melayani yang berhak untuk masuk ke dalam Kerajaan sorga, tetapi
sebaliknya, tidak melayani, maka tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Jadi,
semua harus imam. Tetapi tidak ada kesempatan untuk kita membahas ke sana. Oleh
sebab itu, ikuti terus supaya kita bisa mengerti. Setelah
ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia
menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Singkatnya: 1 (satu) dinar adalah
upah 1 (satu) hari di Israel. Berarti,
300 (tiga ratus) dinar adalah upah bekerja 300 (tiga ratus) hari = upah satu
tahun -- dipotong hari-hari merah (libur), dapatlah 300 (tiga ratus) hari --. Pendeknya,
300 (tiga ratus) dinar adalah hasil atau buah pekerjaan selama satu tahun.
Inilah persembahan Maria yang seluruhnya dipersembahkan kepada TUHAN.
-Sedangkan Marta hanya mempersembahkan
kegiatannya, kesibukannya.
-Tetapi gereja Mariamempersembahkan
hasil dari upah, buah kegiatan itu yang dipersembahkan Maria.
Jadi,
yang dipersembahkan oleh Maria adalah buahnya, bukan kegiatannya, melainkan
buah dari kegiatan itu yang dipersembahkan, yaitu seharga 300 (tiga ratus)
dinar, upah setahun. TUHAN
tidak menuntut upah satu tahun dari kita, tetapi yang TUHAN tuntut adalah yang
bentuk rohaninya. Yohanes
12:7 (12:7) Maka kata
Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Persembahan
Maria sungguh khusus hanya untuk TUHAN saja. Dan persembahan khusus itu,
merupakan persiapan sebelum TUHAN dikuburkan. Perlu
untuk kita ketahui bersama-sama: Menyiramkan minyak narwastu ke tubuh Yesus,
itu merupakan pengakuan dari Maria, bahwasanya Yesus adalah pribadi yang
diurapi. Sebab,
ada ayat yang berkata: Kristus, artinya Yang Diurapi. Mesias, artinya juga Yang
Diurapi. Berarti, yang ditinggikan, yang dimuliakan, yang diagungkan. Kristus
Kepala, arti rohaninya; Yang Diurapi. Ini
adalah suatu pengakuan dari suatu sikap yang mulia. Terlalu banyak orang
Kristen mengucap kata-kata, mengumbar kata-kata, tetapi tidak sesuai dengan
perbuatannya. TUHAN menuntut supaya kehidupan gereja TUHAN sudah seharusnya
tahu untuk menyembah. Yesus
adalah Raja, yang diagungkan dan dimuliakan, Dia adalah kehidupan yang diurapi.
Tetapi, oleh kemurahan TUHAN, kita juga dijadikan sebagai raja-raja kecil di
bumi, imam-imam yang melayani TUHAN oleh pengurapan-Nya. Kalau kita mengalami
pengurapan yang sama, mari kita lihat 1 Yohanes 4. 1
Yohanes 4:1 (4:1)
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi
ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi
palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Saudara-saudaraku
yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh. Jangan percaya
akan setiap hamba-hamba TUHAN di tengah ibadah dan pelayanannya. Saya
bertanggung jawab mengatakan hal itu, karena ada ayatnya. Tetapi ujilah
roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; lihat hamba TUHAN itu dari
pelayanannya, apakah ia berasal dari TUHAN? Sebab banyak nabi-nabi palsu
yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, sudah memenuhi bumi ini. Jika
saudara berpikir “hamba TUHAN mulia”, memang betul, TUHAN yang mempermuliakan.
Tetapi hamba TUHAN pun bisa menjadi palsu. Oleh sebab itu, kita butuh rahasia
Kerajaan Sorga, kita butuh pembukaan firman supaya kita jangan dibodoh-bodohi,
supaya betul-betul kita memenuhi tuntutan TUHAN. Di hari-hari terakhir ini
TUHAN menuntut supaya kehidupan kita menjadi gereja Maria. 1
Yohanes 4:2-3 (4:2)
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus
Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan
setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah
roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan
sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. Kalau
kita memiliki pengurapan dari Roh Allah, kita bertahan sampai kesudahannya.
Sekalipun pembinasa keji berdiri di tempat kudus, namun kita teguh berdiri,
tidak goyah. Kita
butuh pengurapan dari Roh Allah, bukan pengurapan yang datang dari manusia.
Saya geli melihat pengurapan di gereja-gereja di hari-hari ini; minyak yang
seharusnya digunakan untuk menggoreng di dapur justru dipakai untuk mengurapi.
Biar minyak disiram (disebor) satu drum ke tubuh manusia, bahkan sekalipun
seseorang mandi minyak, tetap tidak akan ada pengurapan. Minyak itu benda mati,
sementara, pengurapan itu dari Tuhan Yesus, Dialah Allah yang hidup. Jadi, geli
saya melihat gereja-gereja semacam ini. Oleh sebab itu, uji roh itu, selidiki
firman. Jangan
saudara tertarik dan bangga kalau bahasanya mantap, lalu dihimbau tepuk tangan.
Yang terpenting adalah perbuatannya, seperti Maria. Bertahan, sekalipun tiba
waktunya pembinasa keji berdiri di tempat kudus, tetapi kita bertahan oleh
pengurapan dari Roh Allah. Mari
kita perhatikan ayat yang sama dalam 2 Yohanes. 2
Yohanes 1:7 (1:7) Sebab
banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku,
bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan
antikristus. Sekalipun
ia tiba nanti sebagai puncak gelapnya malam, tetapi kita tetap berdiri teguh,
itulah gereja Maria. Betul-betul TUHAN tuntut kehidupan gereja sudah seharusnya
bisa menyembah TUHAN, tidak hanya sibuk dengan melayani TUHAN, tidak
hanya berhenti persekutuan dengan Firman TUHAN, tetapi sudah seharusnya
sampai kepada penyembahan, seperti apa yang dikerjakan oleh gereja
Maria. Kemudian,
saya sedikit menikmati kalimat dalam 1 Yohanes 4. 1
Yohanes 4:2 (4:2)
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus
telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, Demikianlah
kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku ... Kehidupan
yang diurapi ada pengakuan dari mulut, bibir ini ada pengakuan bahwa
Yesus Anak Allah. Untuk mengagungkan Dia, ada pengakuan dari mulut. Itu sama
dengan; hasil buah bibir. Sekali
lagi saya sampaikan: Pengakuan = hasil buah bibir. Ibrani
13:15 (13:14) Sebab di
sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang
akan datang. (13:15) Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa
mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan
nama-Nya. Sebab
di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Kita ini adalah
penumpang, kita tinggal di bumi sebagai penumpang. Tanah air kita adalah sorga,
dan kita rindu untuk kembali ke sana. Abraham tidak rindu untuk kembali ke
dunia, tetapi dia rindu kembali ke tanah air sorgawi. Tidak
salah saudara memiliki gelar tinggi, teapi biarlah rindu dengan tanah air
sorga. Jangan bertahan dan jangan terlena dengan dunia ini, sebab semua ini
satu kali akan berlalu = lenyap. Sebab
itu marilah kita, oleh Dia, karena Dia, senantiasa mempersembahkan
korban syukur kepada Allah. Apa ucapan syukur kita kepada Allah? Yaitu
ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Inilah yang dikerjakan oleh Maria. Mari
kita langsung perhatikan Yohanes 12. Yohanes
12:3 (12:3) Maka
Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu
meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak
semerbak di seluruh rumah itu. Persembahan
pujian pada TUHAN Yesus adalah bibir (mulut) yang meninggikan TUHAN, dengan
lain kata; memuji TUHAN dengan bibir yang memuliakan. Tetapi berbanding
terbalik dengan Maria, di sini kita melihat; Maria menggunakan rambutnya
untuk menyeka, dan menyapu kaki Yesus. Perbedaan
antara: Ibrani 13:15 dengan Yohanes 12:3. -Ibrani 13:15 = memuliakan
TUHAN dengan bibir. -Yohanes 12:3 = memuliakan
TUHAN dengan rambutnya. Itulah
perbedaannya. Mari
kita lihat RAMBUT YANG PANJANG. 1
Korintus 11:15 (11:15) tetapi
bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang?
Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung. Rambut
adalah kemuliaan wanita, namun hal itu sudah dipersembahkan Maria untuk TUHAN. Pendeknya,
kegiatan Maria berbanding terbalik dengan kegiatan Marta dan Lazarus.
Mengapa demikian? Sebab semua kemuliaan itu sudah dipersembahkan oleh Maria
untuk TUHAN, bukan lagi untuk dirinya.Mengapa hal ini bisa terjadi? 1
Korintus 7:3 (7:3) Hendaklah
suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri
terhadap suaminya. Perikop
ayat ini adalah “Tentang perkawinan”. Hubungan kita dengan TUHAN adalah
hubungan intim, hubungan nikah suci. Ada
suatu bukti hubungan timbal balik di dalam persekutuan yang indah dan suci, itu
sama dengan suasana di mana kita tidak lagi berkuasa atas diri kita sendiri.
Jadi, kalau hubungan itu intim dengan TUHAN, maka segalanya bisa kita
persembahkan kepada TUHAN,ini
adalah suasana di mana kita tidak bisa lagi menahan diri ini karena diri ini
sudah menjadi milik kepunyaan TUHAN. Tetapi
kalau hubungan itu belum intim, di situlah gereja mempertahankan harga dirinya,
keakuannya. Tetapi kalau hubungan itu sudah intim, maka ada suatu hubungan
timbal balik. Apa maksud hubungan timbal balik? Itu adalah suasana di mana kita
tidak bisa lagi menahan diri, segalanya sudah menjadi milik TUHAN. Itulah
gereja Lazarus dan Marta, sungguh berbeda dengan gereja Maria. Biarlah
kiranya kunjungan TUHAN di kampung Betania ini membawa kita menjadi gereja
Maria di akhir zaman ini. Biarlah kita ada dalam hubungan yang intim dengan
TUHAN. Dalam hubungan intim itu ada suasana timbal balik. Apa “timbal balik”?
Itulah suasana di mana kita tidak bisa lagi ada kuasa menahan diri selain
menjadi milik TUHAN, segalanya kita persembahkan, itulah upah satu tahun.
Tidakkah saudara bisa melihat perbedaan itu? Mungkin
saudara terkejut: Kok, sudah penuh dengan firman, tapi binasa? Kok penuh
dengan Roh Kudus, tetapi binasa? Ternyata, yang TUHAN tuntut kepada orang
Kristen di akhir zaman ini adalah sudah seharusnya bisa menyembah TUHAN. Marilah
kita perhatikan ayat demi ayat, pembukaan rahasia firman TUHAN, supaya kita
nanti bisa menyembah TUHAN dan menikmati hubungan kita dengan TUHAN, supaya ada
hubungan timbal balik. Kalau persekutuan kita indah dengan TUHAN, maka ada
hubungan timbal balik. Apa “timbal balik”? Itulah suasana di mana kita tidak
bisa menahan diri, artinya; segala kemuliaan hanya bagi TUHAN. Kita
bersyukur, tidak hanya cukup dengan “diberkati”, tidak hanya cukup dengan
“mujizat”, tetapi lebih dari itu. Bayangkan, berapa harga nyawa saudara? TUHAN
itu baik. TUHAN Yesus baik, TUHAN tidak bodoh-bodohi kita dalam penggembalaan
ini. Mari
kita perhatikan Matius 26, dengan perikop “Yesus diurapi”, ini adalah
hubungan timbal balik. TUHAN tuntut yang semacam ini. Matius
26:8-13 (26:8) Melihat
itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? (26:9)
Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada
orang-orang miskin". (26:10) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka
lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah
melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. (26:11) Karena orang-orang
miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (26:12)
Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan
untuk penguburan-Ku. (26:13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di
mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya
ini akan disebut juga untuk mengingat dia". Melihat
itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? Menurut
logika manusia, 300 (tiga ratus) dinar adalah pemborosan. Dengan alasan; sebab
minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada
orang-orang miskin; seolah-olah mereka memperhatikan orang miskin. Tetapi
Yesus mengetahui pikiran mereka. Oleh
sebab itu saudara harus lebih bijaksana, uji roh itu, tidak semua hamba TUHAN
itu jujur di mata TUHAN. Tidak semua hamba TUHAN adalah milik kepunyaan TUHAN.
Kalau hamba TUHAN itu cinta “tanah”, dia bukanlah milik TUHAN. Persis
seperti binatang yang dibentuk dari tanah. Perhatikan
ungkapan Yesus kepada mereka: Sesungguhnya di mana saja Injil ini
diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk
mengingat dia. Di mana saja Injil dimasyhurkan, perbuatan gereja Maria akan
selalu disebutkan. TUHAN
ingat kita, TUHAN selalu ingat kita, sebab kita ada di dalam hati TUHAN, kita
sudah berada di dalam pikiran TUHAN; menyatu dengan TUHAN. Sudah
seharusnya gereja TUHAN bisa menyembah TUHAN, itulah yang Tuhan tuntut dari kita.
Tidak hanya sibuk dengan persekutuan firman, tidak hanya sibuk dengan persekutuan
Roh (kesaksian, melayani), tetapi lebih dari itu, TUHAN mau tuntut hubungan
yang spesial, hubungan yang intim dengan TUHAN, supaya ada hubungan timbal
balik. Apa
hubungan “timbal balik”? Yaitu suasana di mana kita tidak bisa lagi menahan
diri masing-masing. Kidung
Agung 7:10 (7:10) Kepunyaan
kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju. Perikop
ayat ini adalah “Kenikmatan cinta”. TUHAN mau menikmati hubungan intim kita
dengan TUHAN. Inilah
pengakuan dari mempelai perempuan, pengakuan dari Sulamit: “Kepunyaan
kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju” Mengapa? Karena kita sudah
menjadi milik TUHAN. Kita di hati TUHAN. Karena TUHAN segalanya bagi kita. TUHAN
asuh dan rawat kita di tempat penggembalaan ini, bukan untuk kepentingan-Nya,
melainkan untuk kepentingan kita, tetapi kita terlalu egois, tidak mengerti isi
hati TUHAN. Tetapi
lihat Sulamit yang membangun hubungan yang intim dengan TUHAN: “Kepunyaan
kekasihku aku”, dia yakin mengatakan itu. Kemudian, dia kembali berkata: “kepadaku
gairahnya tertuju”, dia yakin karena dia tahu apa yang telah diperbuat.
Maria tahu apa yang telah dia perbuat. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment