IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 NOVEMBER 2020
(Seri: 121)
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Segala puji dan segala hormat hanya bagi Dia yang duduk di atas takhta-Nya di dalam Kerajaan Sorga.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, di Jakarta, di Sumatera, bahkan para simpatisan anak-anak TUHAN yang terus mengikuti Firman Pengajaran Mempelai yang digembalakan lewat live streaming; selamat malam, dan salam sejahtera bagi saudara, dan kiranya TUHAN juga hadir di sana sebagai Imam Besar melayani berdoa, memperdamaikan dosa kita masing-masing.
Selanjutnya, biarlah kita mohon kemurahan hati TUHAN supaya kiranya pembukaan firman yang kita terima malam ini meneguhkan setiap hati kita, hidup kita masing-masing, sehingga ibadah ini, firman yang kita terima, tidak berlalu begitu saja.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
1.
Ayat 25-27, Hai
suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya. Hal yang pertama ini telah disampaikan beberapa waktu yang lalu untuk beberapa kali sesi.
2.
Ayat 28-29, Suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnya sendiri.
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Sebab, di sini dikatakan: “Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, jelas hal ini berbicara tentang; salib di Golgota.
- Ia telah meninggalkan Bapa-Nya.
- Ia telah meninggalkan rumah-Nya di sorga.
- Bahkan Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Dan itu ditulis jelas dalam Filipi 2:5-8, dengan satu tujuan; supaya Kristus, yang adalah Kepala, menyatu dengan gereja TUHAN yang adalah tubuh-Nya.
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, berarti; di dalam hal membangun hidupnya, membangun hubungannya dengan TUHAN, harus menyerahkan hidupnya kepada TUHAN untuk diasuh dan dirawati oleh TUHAN. Dan ini harus kita sadari dengan sungguh-sungguh.
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Ibu à Gembala Sidang atau pemimpin rumah TUHAN (pemimpin sidang jemaat). Adapun tugas dari gembala sidang adalah:
-
Gembala Agung yang senantiasa memelihara
hidup kita.
-
Imam Besar Agung yang senantiasa melayani dan berdoa
dan memperdamaikan dosa kita masing-masing.
-
Juga Kepala Gereja sebagai Pembela, sekaligus Penyelamat tubuh.
1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
1. Rela membagi Injil Allah.
-
Kalau
ia adalah seorang pemain musik, maka dia harus menunjukkan tanggung jawabnya di
dalam hal bermain musik.
-
Kalau
dia seorang pemimpin pujian,maka dia harus menunjukkan tanggung jawabnya di
dalam hal memimpin pujian.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
Oleh sebab itu, kita patut untuk mengucap syukur sedalam-dalamnya dan berterima kasih setinggi-tingginya kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, sebagai tanda kemurahan hati TUHAN bagi kita.
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
1 Korintus 11:31-32
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Oleh sebab itu, jangan merasa bahwa kita sudah menjadi orang yang memiliki hikmat atau orang yang sudah mendapat didikan dari TUHAN.
Hukuman dari TUHAN = teguran dan hajaran yang terjadi atas seizin TUHAN = sengsara salib atau aniaya karena Firman. Jadi, apabila ibadah dan pelayanan kita ini dihubungkan langsung dengan sengsara salib = mendapat didikan langsung dari TUHAN.
Sebaliknya, jika suatu ibadah dan pelayanan tidak dihubungkan langsung dengan sengsara salib = tidak mengenal didikan dan tidak mendapat didikan yang baik dan benar dari TUHAN.
Maka, kalau kita melihat; ibadah yang tidak dihubungkan dengan sengsara salib, seringkali menggunakan cara-cara manusiawi, metode-metode di terapkan di tengah ibadah pelayanan itu. Ada yang menggunakan metode dengan istilah metode MLM (multi level marketing) supaya bertambahnya jumlah jiwa.
Jadi, metode-metode ini akan diterapkan. Mengapa? Karena ibadah itu tidak dihubungkan langsung dengan sengsara salib, tidak mendapatkan didikan dari TUHAN, sehingga dia menggunakan metode-metode manusia duniawi. Apa yang digunakan dunia dibawa masuk ke dalam gereja, sehingga betapa malangnya kehidupan gereja TUHAN, betapa malangnya kehidupan anak-anak TUHAN, karena itu merupakan penipuan besar-besaran. Kiranya kita semakin bijaksana.
Yesaya 1:2
(1:2) Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku.
Ini adalah sebuah potret atau gambaran manakala suatu ibadah dan pelayanan tidak dihubungkan langsung dengan salib; terjadilah pemberontakan, terjadilah penolakan, itulah pendurhakaan dari anak-anak kepada TUHAN, sebagai Bapa yang baik.
(1:3) Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya." (1:4) Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia.
1. Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak.
2. Keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat TUHAN tidak memahaminya.
TENTANG: Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak.
Artinya, tidak mau mengambil rupa sebagai seorang hamba. Berarti, mengambil rupa seorang tuan.
Hal ini telah disampaikan pada minggu lalu. Jadi, saudara tidak perlu kaget kalau saya artikan; tidak mau mengambil rupa sebagai seorang hamba, berarti; mengambil rupa seorang tuan.
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. (23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. (23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
-
Mengajarkan firman
TUHAN kepada orang lain (sidang jemaat), tetapi mereka sendiri tidak
melakukannya
-
Mengajar orang lain
tentang memikul salib, tetapi mereka sendiri tidak
memikulnya.
Matius 23:5-7
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Yang Pertama: Memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
Tujuannya adalah untuk menarik perhatian orang lain, seolah-olah tabiat mereka sama seperti apa yang mereka kenakan.
-
Mereka
mengenakan tali sembahyang yang lebar, artinya; seolah-olah mereka terikat
dengan kasih dari Allah (Ulangan 6:8).
-
Mereka
mengenakan jumbai yang panjang, artinya; seolah-olah mereka selalu ingat Firman
TUHAN (Bilangan 15:38).
Ini berbicara soal penonjolan atau cari muka.
Sama artinya; ingin atau berharap pengakuan dari orang lain = ingin diakui keberadaannya.
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
-
Janganlah kamu disebut Rabi, artinya;
tidak perlu menerima pengakuan orang lain. Inilah yang benar.
-
Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, artinya; tidak
perlu mengharapkan hormat dari manusia.
-
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, artinya; tidak
perlu dianggap menjadi kepala (pemimpin) yang tertinggi =
tanpa penonjolan.
(23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Kemudian, barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Jika mengambil rupa seorang hamba, maka berada di tempat tinggi untuk selama-lamanya.
(1:3) Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya".
Artinya; tidak memahami, tidak mengenal, bahkan tidak memandang korban Kristus,
Palungan = tempat makan minum hewan peliharaan (ternak).
Matius 23:16-18
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
Pengakuan YANG PERTAMA:
-
Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah = tidak terikat
dengan Bait Suci = terikat dalam rumah TUHAN dalam pengudusan dan kesempurnaan
= menolak kesucian dan kesempurnaan.
-
Selanjutnya,
mereka berkata: tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat
= terikat dengan perkara-perkara lahiriah, pandangan mereka tertuju pada
perkara lahiriah (emas).
-
Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah = tidak terikat
dengan pelayanan = tidak terbeban dengan pelayanan dan pekerjaan TUHAN = tidak
terbeban dengan kesusahan orang lain.
-
Sebaliknya
mereka berkata: tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat = terikat dengan perkara lahiriah.
1.
Tidak
terikat dengan Bait Suci atau rumah TUHAN atau tidak terikat dengan tubuh
Kristus, sebab
pandangan mereka hanya tertuju pada emas Bait Suci. Hati-hati, jika tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN, tidak terikat
dengan tubuh Kristus.
2.
Tidak
terikat dengan mezbah = tidak terbeban dengan pekerjaan
TUHAN = tidak
terbeban dengan kesusahan orang lain, dia hanya
sibuk dengan kesusahannya sendiri, mengapa? Karena pandangan mereka
hanya tertuju kepada
persembahan yang ada di atas mezbah, hanya tertuju pada perkara lahiriah. Memang begitu, kalau pandangan hanya tertuju pada perkara lahiriah, ia
tidak akan peduli orang lain, hanya kesusahannya dan kesusahan yang ada di
sekitarnya saja, tetapi kesusahan orang lain tidak. Bantu doa, supaya saya bisa
mengerti kesusahan saudara.
Saya masih ingat waktu Sekolah Alkitab, pertama kali mendengar Firman Pengajaran Mempelai, rasanya sakit, sehingga saya banyak menundukkan kepala, tidak mampu mendengar, hampir-hampir saya keluar waktu menempuh pendidikan di Makassar. Tetapi, semakin hari semakin saya mendapat pengertian, sehingga semakin saya hidup di dalamnya, sehingga bagaimanapun proses yang saya terima lewat pembukaan firman yang disampaikan dalam pendidikan sekolah Alkitab di Makassar, saya belajar untuk terima, karena saya mau menyerah untuk dipakai TUHAN demi masa depan yang indah tentunya.
Tadi kita melihat keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat Allah, umat Israel tidak mengenal Allah mereka, tidak memandang kepada korban Kristus, sebab pandangan mereka hanya diarahkan kepada perkara lahiriah, yaitu;
- Emas Bait Suci.
- Persembahan yang ada di atas mezbah.
Yang Pertama: Tidak terikat dengan Bait Suci = keluar dari anggota tubuh Kristus, tidak menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus.
Itulah resikonya. Oleh sebab itu, saudara jangan merasa bahwa “saya ini rumah TUHAN”. Memang betul kita ini adalah rumah TUHAN, tetapi kalau pandangan tidak terarah pada korban Kristus, sama artinya; keluar dari Bait Suci. Kalau pandangan hanya kepada emas Bait Suci = keluar dari Bait Suci. Kalau pandangannya hanya tertuju pada perkara lahiriah = keluar dari Bait Suci, tidak menjadi bilangan dari anggota tubuh Kristus sekalipun saudara merasa bahwa “saya rumah TUHAN”, tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan “keluar dari Bait Suci”.
Perhatikanlah hal ini dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai ibadah dan pelayanan yang disertai dengan pengorbanan akhirnya menjadi sia-sia. Begitu banyak korban yang sudah kita persembahkan, baik itu persembahan persepuluhan, persembahan khusus, persembahan sewa gedung, dan lain sebagainya. Tidak lama lagi kita akan mengadakan Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) sebagai agenda tahunan, bersekutu bersama dengan hamba-hamba TUHAN, yang juga membutuhkan dana yang banyak, tetapi kalau pandangan kita hanya tertuju pada perkara lahiriah, maka keluar dari hitungan Bait Suci, keluar dari bilangan tubuh Kristus; bukankah ini merugikan?
Walaupun seseorang ia berpikir bahwa ia adalah rumah TUHAN, tetapi nyatanya, jika pandangan tidak terarah kepada korban Kristus, pandangan hanya tertuju pada perkara lahiriah, maka ia keluar dari Bait Suci. Bijaksanalah.
Ayo, belajar untuk terbeban dengan pekerjaan TUHAN. Orang yang terbeban dengan pekerjaan TUHAN pasti merasakan kesusahan orang lain.
Begitu Ibu Girsang mengatakan: “Om, mata saya sakit”, saya terbeban untuk mendoakan. Tetapi sebaliknya, apakah Ibu Girsang terbeban dengan ibadah pelayanan ini? Mau tidak berkorban untuk pekerjaan TUHAN?
Jangan kita gunakan penderitaan kita sebagai alasan untuk tidak berkorban. Jangan gunakan penderitaan sebagai alasan. Satu kali seseorang menggunakan alasan, selanjutnya Setan akan menyediakan segudang alasan yang jauh lebih tepat dari alasan yang pertama, tetapi justru itulah yang membuat dia semakin jauh dari TUHAN.
1. Keluar dari Bait Suci, keluar dari bilangan tubuh Kristus (Bait Suci)
2. Tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN (Mezbah).
Hati-hati, kalau melayani harus terbeban dengan pekerjaan TUHAN, terbeban dengan kesusahan orang lain. Tidak boleh melayani dengan begitu saja, melainkan harus mengerti kesusahan orang lain, tidak hanya memusingkan dirinya sendiri.
1 Yohanes 2:18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
Inilah orang yang tidak sungguh-sungguh di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya, sama seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya, di mana mata mereka terikat dengan perkara lahiriah, sehingga tidak mengarahkan pandangan mereka kepada korban Kristus.
(2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. (2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
Rasul Yohanes menuliskan ini bukan karena sidang jemaat yang dia layani tidak mengerti apa-apa. Mereka sudah mengerti, tetapi perlu diingatkan kembali, diulangi. Itu sebabnya ada kitab Ulangan.
Jadi, biar bagaimanapun mulut hamba TUHAN terdengar manis di tengah pemberitaan firman TUHAN, tetapi jikalau ia tidak memandang kepada korban Kristus, berarti dia adalah seorang pendusta, dia adalah antikris, dia dikuasai oleh roh antikris.
Sekali lagi saya sampaikan: kalau seorang hamba TUHAN, seorang pemimpin rumah TUHAN dalam pemberitaan firman menggunakan mulut yang manis, kata-kata yang manis, kata-kata yang elok, tetapi kalau dia tidak mengarahkan pandangannya kepada korban Kristus, berarti dia adalah pendusta, karena dia dikuasai oleh roh antikristus.
Kalau soal pengakuan dari mulut, semua orang bisa berkata: “TUHAN Yesus baik”, tetapi juga harus dibuktikan dengan tindakan kita, supaya apa? Jangan berdusta; mulut jangan berdusta. Kalau perkataan tidak sesuai dengan perbuatan, itu adalah pendusta; itu antikris.
Dan itu sedang marak di dalam rumah TUHAN. Saya ngeri sekali melihat suasana itu, padahal jelas hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Itu sebabnya, untuk kesekian kali saya katakan: kalau hamba TUHAN tidak jujur, maka ia lebih jahat dari seorang penjahat. Kalau penjahat berbuat jahat, langsung dihukum, dipukuli, dihajar, dijebloskan dalam penjara. Tetapi kalau hamba TUHAN berdusta, tidak ada yang menghukum, lebih jahat dari penjahat. Maka, kalau seorang hamba TUHAN berdusta, berarti ia dikuasai roh antikris, saya gemas sekali, greget sekali, sungguhan.
Tapi sidang jemaat juga tidak boleh didustai begitu saja. Kalau bicara yang enak-enak, mau terima, tetapi jika ibadah dihubungkan langsung dengan salib, tidak mau terima; kan salah sendiri juga, bukan?
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
Apa buktinya mereka berasal dari dunia? Mereka yang dikuasai roh antikris senantiasa mengarahkan pandangan pada perkara dunia, perkara di bawah, perkara duniawi, tidak mengarahkan pandangan kepada perkara rohani, tidak mengarahkan pandangan mereka kepada sengsara salib (pengorbanan Kristus), sebaliknya pandangan mereka hanya tertuju kepada perkara di bawah, perkara lahiriah, perkara duniawi. Itulah roh antikris.
Mengapa TUHAN mengangkat imam-imam, pelayan TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan? Untuk melayani TUHAN. Untuk melayani, melayani orang yang susah = melayani TUHAN. Melayani satu yang kecil = melayani TUHAN, sesuai dengan Injil Matius 25. Nanti, pada saat Allah bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kemudian di akan mengumpulkan semua orang di hadapan-Nya, lalu mengadakan pemisahan, seperti gembala memisahkan domba dari kambing.
-
Domba ditempatkan di
sebelah kanan.
-
Kambing ditempatkan
di sebelah kiri.
-
Karena
domba-domba ini mengerti pekerjaan TUHAN, terbeban dengan orang kecil. Terbeban
dengan orang kecil = mengerti pekerjaan TUHAN.
-
Tetapi
kambing yang suka menanduk ini ditempatkan di sebelah kiri, di mana mereka
mengaku melayani, berada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi pandangan
mereka hanya tertuju pada perkara lahiriah, tidak terbeban kepada salah seorang
yang kecil = tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN.
Matius 23:19-20
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? (23:20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
Sesungguhnya, mezbah (pelayanan) yang terhubung langsung dengan salib jauh lebih penting, mengapa? Karena hal itu sanggup menguduskan persembahan, sanggup menguduskan kehidupan kita untuk layak menjadi korban dan persembahan ketika dipersembahkan di atas mezbah. Sekalipun melihat, sekalipun punya mata, tetapi tidak melihat = buta. Inilah pemimpin buta.
Matius 23:21
(23:21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
(23:22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
Lalu pada ayat 22 dikatakan: barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. Kalau memang bersumpah demi sorga, maka dia juga harus bersumpah demi takhta Allah dan demi dia yang bersemayam di atasnya, mengapa? Seindah-indahnya Kerajaan Sorga, kalau satu pribadi tidak duduk di atasnya, maka sorga tidak ada artinya. Demikian juga seindah-indahnya hidup seseorang oleh harta dan kekayaan yang dia punya, oleh karena gelar dan kedudukan tinggi yang dia punya, kalau Satu Pribadi tidak bertakhta di hidupnya, di hatinya, maka keindahan semacam ini hanya kamuflase, semu, bahkan tidak ada artinya.
Oleh sebab itu, ibadah dan kegiatannya sudah seharusnya memuncak sampai kepada doa penyembahan, itu satu paket. Pahamilah itu dengan baik, supaya jangan menjadi sia-sia, supaya hidup, ibadah dan apapun yang kita kerjakan tidak menjadi percuma di hadapan TUHAN. Dan biarlah ibadah satu paket sampai kepada penyembahan, menyembah Dia yang ada di Bait Suci itu.
KEKEKALAN; Penyerahan Diri.
No comments:
Post a Comment