IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 NOVEMBER 2020
(Seri: 116)
Selamat malam, salam sejahtera, bahagia memenuhi kehidupan kita. Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan para simpatisan dalam dan luar negeri di mana pun anda berada; salam persekutuan, salam dalam kasih-Nya TUHAN Yesus Kristus.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari hati TUHAN supaya kiranya pembukaan Firman TUHAN yang akan kita terima sebentar meneguhkan setiap hati kita, meneguhkan setiap kehidupan kita sampai betul-betul kemajuan rohani kita nyata di hadapan TUHAN dan sesama tentunya. Di atas segalanya nama TUHAN dipermuliakan; ibadah ini bukanlah ibadah rutinitas.
Rut 3:1
(3:1) Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: "Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?
Dengan demikian, ibu Naomi adalah gambaran dari seorang gembala sidang yang memiliki pandangan rohani, sebab tempat perlindungan à Pesta nikah Anak Domba dalam suasana sukacita dan sorak sorai. Jadi, dalam pesta nikah Anak Domba itu nanti di situ ada sukacita dan sorak-sorai = berbahagia, sesuai dengan Wahyu 19:6-9.
Rut 3:2-4
(3:2) Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; (3:3) maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum. (3:4) Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
1. Mandilah.
2. Beruraplah.
3. Memakai pakaian bagus.
4. Pergilah ke tempat pengirikan.
5. Perhatikan baik-baik tempat ia berbaring.
Inilah 5 (lima) langkah penting yang harus dilakukan oleh Rut untuk mendapatkan tempat perlindungan, yakni pesta nikah Anak Domba.
Pendeknya: Pesta nikah Anak Domba adalah mega proyek dari Allah. Hal ini telah saya sampaikan pada minggu lalu.
(1) Mandilah.
(2) Beruraplah.
(3) Pakailah pakaian bagus.
3 perkara di atas telah saya sampaikan pada minggu-minggu yang lalu. Sekarang, kita akan memperhatikan hal yang keempat, yaitu pergilah ke tempat pengirikan.
Kita berdoa, supaya TUHAN bukakan firman-Nya sampai meneguhkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi; hidup, ibadah, dan pelayanan, nikah, rumah tangga diberkati; yang sakit sembuh, yang susah dihibur, yang lemah dikuatkan; bahkan membawa kita nanti masuk ke dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Namun, persiapan-persiapan yang telah dilakukan oleh Rut sebelum pergi ke tempat pengirikan;
Yang pertama: Mandi. Hal ini terkait dengan pekerjaan Firman Allah di dalam pengudusannya.
Yang kedua: Beruraplah. Hal ini terkait dengan pekerjaan dari Allah Roh Kudus di dalam hal melumas tubuh, sehingga tidak nampak lagi tabiat daging atau sifat-sifat yang lama, yakni noda kekafiran itu.
Yang ketiga: Memakai pakaian bagus. Hal ini terkait dengan pekerjaan dari kasih Allah yang mendorong kehidupan Rut, bangsa kafir, untuk melayani TUHAN dalam tanda kerendahan hatinya.
Tentang pakaian kerendahan hati ini telah disampaikan pada minggu yang lalu, di mana perempuan dilarang untuk memakai pakaian laki-laki, demikian juga laki-laki dilarang memakai pakaian perempuan, karena itu merupakan kekejian bagi TUHAN.
Kiranya Firman TUHAN tentang hal yang ketiga tentang “memakai pakaian bagus” pada minggu yang lalu telah disampaikan menjadi berkat yang besar bagi kita.
Sedangkan arti rohani dari tempat pengirikan ialah tempat terjadinya proses penyucian, sehingga terlepas dari tabiat daging.
Kita patut bersyukur, oleh dua tangan TUHAN yang kuat menarik kita untuk berada di perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, sebagai tempat proses supaya kita boleh mengalami penyucian, sehingga terlepas dari tabiat-tabiat daging. Kita bersyukur kepada TUHAN.
Hal ini harus diperhatikan oleh seorang hamba TUHAN, dimulai dari gembala sidang, imam-imam sampai kepada seluruh sidang jemaat. Perhatikan sungguh-sungguh; kalau melayani, berada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi belum terlepas dari tabiat daging, maka akan mengalami penurunan, sampai mengalami kemerosotan rohani.
Hal ini harus diperhatikan; oleh sebab itu, firman yang kita terima harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Tandanya kalau hidup dalam pengaruh dari Allah Roh Kudus ialah Yakub suka tinggal di kemah. Berarti, kesenangannya ialah diam di dalam rumah TUHAN sepanjang masa = kehidupan yang tergembala, sesuai dengan Mazmur 23:6. Berarti, kalau kehidupannya tergembala dengan baik dan benar, tergembala dengan sungguh-sungguh dalam sebuah penggembalaan, akan mengalami pemeliharaan langsung dari TUHAN, sesuai 1 Petrus 2:25.
Tetapi di sini kita melihat: Esau suka tinggal di padang. Ini adalah kemerosotan rohani.
Tetapi sebaliknya, Esau suka tinggal di padang. Mengapa? Karena dia suka berburu daging. Jadi, tempat orang yang suka berburu daging ialah padang. Padang adalah gambaran dari pada dunia ini.
1 Yohanes 2:15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
1. Keinginan daging.
2. Keinginan mata.
3. Keangkuhan hidup.
Sebenarnya, tiga perkara tersebut merupakan air sebesar sungai yang disemburkan dari mulut naga (Setan), singkatnya; arus dari Setan yang tujuannya untuk menghanyutkan dan menenggelamkan anak-anak TUHAN, sehingga anak-anak TUHAN mengalami kematian rohani.
1.
Batu menjadi roti. Hal ini terkait
dengan KEINGINAN DAGING. Inilah anak panah dari Setan yang ditancapkan
(dilancarkan) kepada keinginan daging.
2.
Dari atas gunung tinggi Iblis memperlihatkan
kerajaan dunia dan kemegahannya, memperlihatkan keindahan dunia. Hal ini
terkait dengan KEINGINAN MATA.
3.
Iblis membawa Yesus ke bubungan Bait
Allah atau menara gereja (tempat tinggi). Hal ini terkait langsung dengan
KEANGKUHAN HIDUP.
Seorang yang suka berburu daging, tinggalnya di padang. Padang itu gambaran dari dunia. Sedangkan di dalam dunia ini ada 3 (tiga) perkara yang merupakan semburan dari mulut Setan, di mana tujuannya untuk menghanyutkan dan menenggelamkan supaya anak-anak TUHAN mengalami kemerosotan (penurunan), sampai mengalami kematian rohani. Dan itulah yang terjadi dalam kehidupan dari pada Esau.
Sebetulnya, Esau adalah anak sulung, tetapi tabiat daging itu tidak tanggal dari kehidupannya. Sementara kalau kita ada di tempat pengirikan, itu adalah kemurahan, sebab tempat pengirikan atau berada di tengah ibadah pelayanan, itu artinya kita mengalami proses penyucian sampai tabiat itu lepas dari kehidupan kita masing-masing.
Tetapi kalau berada di tengah ibadah dan pelayanan, sidang jemaat ada di tengah ibadah, imam-imam berada di dalam pelayanannya, tetapi belum lepas dari tabiat daging, maka suatu kali nanti, cepat atau lambat akan nyata penurunan rohani sampai kemerosotan rohani, bahkan tidak tertutup kemungkinan mengalami kematian rohani seperti Esau.
Jangan itu terjadi menimpa kehidupan kita masing-masing. Biarlah kita betul-betul menghargai kesempatan untuk berada di tempat pengirikan, supaya betul-betul mengalami penyucian dari dosa, lepas dari tabiat daging.
Berada di tengah ibadah dan pelayanan (tempat pengirikan) tetapi tidak terjadi proses penyucian, itu adalah suatu kerugian, kemalangan yang lebih malang dari orang malang.
Disebut “orang malang”, itu karena dia tidak berada di tempat pengirikan, tetapi jika seseorang berada di tempat pengirikan namun mengalami kemerosotan rohani dan mengalami kematian rohani, maka lebih malang dari orang yang malang.
Kejadian 25:29-34
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. (25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Hak kesulungan à Ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Tetapi Esau menganggap ringan ibadah, menganggap ringan pelayanan, menganggap ringan segala sesuatu kegiatan di tengah ibadah dan pelayanan. Itu sebabnya dia menjual hak kesulungan itu -- hak sulung, itulah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya --.
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Jangan kita memiliki nafsu rendah, sebab itu adalah orang cabul yang hidup dalam kenajisannya.
(27:14) Lalu ia pergi mengambil kambing-kambing itu dan membawanya kepada ibunya; sesudah itu ibunya mengolah makanan yang enak, seperti yang digemari ayahnya.
Jangan sampai kita mencari kesenangan daging, memuaskan daging kita, memuaskan daging yang di sekitar kita, tetapi TUHAN tidak gemar; itu tidak ada artinya. Mana yang saudara pilih? Jangan anggap enteng hal ini. Kalau tidak, maka tidak akan berubah sampai kapanpun.
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
Jubah yang maha indah à Karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus.
9 (sembilan) karunia dan 9 (sembilan) jabatan Roh Kudus menjadi tidak berarti, diterlantarkan begitu saja, disimpan begitu saja, tidak dipergunakan, tidak dikenakan oleh Esau, mengapa? Karena dia menganggap enteng, menganggap ringan ibadah dan pelayanan, sehingga sekalipun dia memiliki karunia-karunia Roh Kudus, sekalipun dia memiliki jabatan-jabatan Roh Kudus, namun itu semua tidak terlalu penting baginya, bagaikan disimpan di rumah.
Jangan tukar hak kesulunganmu demi semangkok kacang merah; ini adalah kemerosotan rohani karena tabiat daging belum lepas.
Kejadian 25:31-32
(25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
- Yakub menjual yang jasmani, demi yang rohani.
Jangan lepaskan yang rohani demi yang jasmani, sebab itu adalah tabiat daging. Tetapi biarlah kita lepaskan yang jasmani demi yang rohani, itu tabiat dari manusia rohani, kehidupan yang tenang. Mengapa tenang? Itu adalah sebuah sinyal bagi kita bahwa Yakub berada dalam pengaruh yang besar, kendali dari Allah Roh Kudus.
Orang yang tenang tinggal di dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Sekalipun ada masa kesukaran, masa kesulitan, masa ganti masa, namun tetap tinggal di dalam rumah TUHAN. Jangan pentingkan dagingmu, daging saudaramu.
Manusia rohani pasti memiliki pandangan rohani. Manusia daging tidak memiliki pandangan rohani.
1.
Cara berpikir Esau pendek. Kalau
mengutamakan yang jasmani dari pada yang rohani, berarti cara berpikirnya
pendek.
2.
Tidak hidup dalam suasana kebangkitan rohani.
Apakah saudara menyerah kepada firman atau menyerah kepada suara (tabiat) daging? Buktikan malam ini.
(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
Kalau memang hidup tanpa kebangkitan, hidup hanya satu kali, Rasul Paulus berkata dengan tegas: Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati". Marilah kita nikmati dosa kejahatan, marilah kita nikmati dosa kenajisan, marilah kita nikmati segala jenis kecemaran, termasuk 15 (lima belas) tabiat daging, kalau memang tidak ada kebangkitan.
Makanya, dijawab oleh Rasul Paulus kepada gereja Esau, kepada gereja Edom, kepada gereja daging: Kalau memang tidak ada kebangkitan, ayo nikmati dosa. Hai, gereja Edom; hai, gereja Esau; hai, gereja daging; kalau memang tidak ada kebangkitan, nikmati dosa, nikmati kejahatan, nikmati kenajisanmu.
Inilah pernyataan Rasul Paulus menjawab pernyataan dari pada gereja daging, gereja Esau atau gereja Edom.
(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
Hidup tidak hanya satu kali, karena Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati. Inilah alasan Rasul Paulus menyanggah gereja Esau, gereja daging.
Mulai malam ini belajarlah takluk kepada suara firman bukan takluk kepada suara daging, baik itu keinginan daging sendiri maupun keinginan daging di sekitarmu.
Tetapi, Rasul Paulus langsung menyanggah gereja Esau, gereja daging, dengan berkata bahwa; Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, Dia Alfa dan Omega, Awal dan Akhir, yang ada - yang sudah ada - yang akan datang, hidup - mati - hidup. Dia hidup, karena maut telah dikalahkan. Kalau Dia hidup, maka kita juga hidup.
(15:13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. (15:16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
1.
Sia-sialah pelayanan pemberitaan Injil,
sia-sialah pembukaan firman yang disampaikan di tengah ibadah pelayanan = hamba
TUHAN pendusta.
2.
Sia-sialah kepercayaan sidang jemaat
kepada TUHAN dengan segala apapun yang diperbuatnya, sia-sialah
segala sesuatu yang dikerjakan di tengah ibadah dan pelayanan.
3.
Dan yang lebih parah lagi, kalau tidak ada
kebangkitan, maka gereja TUHAN masih hidup dalam dosanya, entah
itu dosa kejahatan, dosa kenajisan, dosa kecemaran yang lain, dusta,
keangkuhan, kefasikan, kelicikan dan lain sebagainya.
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
Walaupun tubuh kita pendek, tetapi cara berpikir harus panjang. Sekalipun ada yang memakai kacamata seperti saya, tetapi kita harus memiliki pandangan rohani.
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Mengapa dikatakan “orang-orang yang paling malang dari segala manusia”? Karena, sudah tahu yang baik, tetapi kok bisa binasa? Jelas, ini lebih malang dari orang malang.
Kalau orang malang binasa, itu karena dia tidak tahu apa-apa. Tetapi sudah ada di tengah ibadah dan pelayanan, namun karena tidak melepaskan tabiat daging, akhirnya mengalami kemerosotan rohani, sampai mengalami kematian, itulah yang disebut orang malang, lebih malang dari semua manusia.
Firman TUHAN sekarang sudah dinyatakan, apakah Dia menyelidiki hati dan mendapat tempat di dalam hati, atau kita buang begitu saja?
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
(3:17) Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Arti rohani tempat pengirikan adalah tempat mengalami (terjadinya) proses penyucian supaya lepas dari tabiat daging, sehingga mengalami peningkatan rohani. Jelas, ini menunjuk; gandum yang dikumpulkan di dalam lumbung TUHAN, Kerajaan Sorga.
Sedangkan debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.
Kalau kita mengalami proses penyucian, dengan satu tujuan untuk mengalami peningkatan rohani, untuk menjadi gandum, lalu dikumpulkan TUHAN dalam lumbungnya. Jadi, jangan anggap enteng tempat pengirikan.
Kita akan memperhatikan 1 Tawarikh 21, dengan perikop: “Pendaftaran dan hukuman”.
(21:1) Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. (21:2) Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: "Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka."
(21:3) Lalu berkatalah Yoab: "Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?" (21:4) Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab, maka pergilah Yoab menjelajahi seluruh Israel, kemudian kembali ke Yerusalem. (21:5) Lalu Yoab memberitahukan kepada Daud hasil pendaftaran rakyat. Di antara seluruh orang Israel ada sejuta seratus ribu orang yang dapat memegang pedang, dan orang Yehuda ada empat ratus tujuh puluh ribu orang yang dapat memegang pedang.
Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab. Hal ini memang harus dikerjakan oleh Yoab, sebagai bukti (tanda) bahwa dia dengar-dengaran.
- Dari orang Israel ada 1.100.000 orang yang bisa memegang senjata pedang.
Itu sebabnya Yoab berkata: Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?
Sebetulnya, setiap kali Israel berperang melawan musuhnya, teramat lebih Filistin, TUHAN selalu berperang ganti Israel, itu namanya pasukan 100 (seratus) kali lipat, tetapi Daud memaksakan dirinya untuk menghitung. Namun sebagai panglima, sebagai hamba, kita semua harus dengar-dengaran. Belajar dengar-dengaran, itu letak keberhasilan.
(21:7) Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel.
Akibat kejahatan Daud ini, TUHAN menghajar orang Israel. Israel turut menanggung penderitaan akibat kesalahan Daud.
(21:9) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Gad, pelihat Daud: (21:10) "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah firman TUHAN: tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu dari padanya, maka Aku akan melakukannya kepadamu." (21:11) Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: (21:12) tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."
1.
Tiga tahun kelaparan.
2.
Tiga bulan melarikan diri dari hadapan
lawan = tiga bulan dikejar musuh.
3.
Tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit
sampar menimpa Israel, dan malaikat mendatangkan kemusnahan atas Yerusalem.
Kalau berhitung-hitung adalah tanda mengandalkan daging, bukan mengandalkan TUHAN. Jangan menghitung-hitung apa yang kita punya, tetapi percayalah bahwa TUHAN itu ajaib.
(21:13) Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." (21:14) Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang.
Inilah akibat tabiat daging belum lepas di tengah ibadah pelayanan. Mengapa ini terjadi? Karena Daud memilih pilihan yang ketiga, yaitu jatuh ke tangan TUHAN. Mengapa Daud memilih jatuh ke tangan TUHAN? Karena besar kasih sayang TUHAN; TUHAN maha pengasih dan maha pengampun, sehingga dia lebih baik jatuh ke tangan TUHAN, lalu penyakit sampar melanda negeri Mesir selama 3 (tiga) hari dan matilah 70.000 orang. Inilah akibat tabiat daging.
Hati-hati dengan tabiat daging. Jangan bebal, jangan bertahan dengan suara daging. Dengar suara TUHAN baik-baik.
1 Tawarikh 21:18-22
(21:18) Kemudian malaikat TUHAN menyuruh Gad mengatakan kepada Daud, bahwa Daud harus pergi untuk mendirikan mezbah bagi TUHAN di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu. (21:19) Lalu pergilah Daud, sesuai dengan perkataan Gad yang diucapkannya demi nama TUHAN. (21:20) Ornan sedang mengirik gandum; ketika ia memalingkan diri, dilihatnyalah malaikat itu; keempat anaknya yang bersama-sama dengan dia menyembunyikan diri. (21:21) Ketika Daud sampai kepada Ornan, maka Ornan mengangkat mukanya dan melihat Daud, lalu keluarlah ia dari tempat pengirikan, kemudian sujudlah ia kepada Daud dengan mukanya ke tanah. (21:22) Berkatalah Daud kepada Ornan: "Berikanlah kepadaku tempat pengirikan ini, supaya aku mendirikan di sini mezbah bagi TUHAN; baiklah berikan itu kepadaku dengan harga penuh, supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat."
Daud pergi ke tempat pengirikan Ornan, sama halnya Rut pergi ke tempat pengirikan Boas supaya terjadi proses penyucian sehingga lepas dari tabiat daging supaya tulah yang ketiga itu berhenti menimpa bangsa Israel.
(21:23) Jawab Ornan kepada Daud: "Ambillah, dan baiklah tuanku raja melakukan apa yang dipandangnya baik. Lihatlah, aku berikan lembu ini untuk korban bakaran dan eretan-eretan pengirik ini untuk kayu bakar dan gandum untuk korban sajian, semuanya itu kuberikan." (21:24) Tetapi berkatalah raja Daud kepada Ornan: "Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh, sebab aku tidak mau mengambil milikmu untuk TUHAN dan tidak mau mempersembahkan korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa." (21:25) Maka Daud memberikan kepada Ornan sebagai bayaran tempat itu emas seberat enam ratus syikal.
Ibadah tanpa pengorbanan, itu tidak benar. Oleh sebab itu, Daud berkata; saya tidak mau mempersembahkan korban dengan gratisan, apalagi korban bakaran.
(21:26) Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN, mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan dan memanggil TUHAN. Maka TUHAN menjawab dia dengan menurunkan api dari langit ke atas mezbah korban bakaran itu.
Korban bakaran untuk TUHAN, kalau kita lihat dalam Imamat 6:9,12, potongan daging dari korban bakaran itu dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran sampai pagi dan apinya tidak boleh padam. Berarti, korban bakaran itu sampai hangus; dari batok kepala sampai ekor dipersembahkan sampai hangus, tidak nampak lagi tabiat daging, semuanya sudah hangus.
Biasanya, pemikiran yang tidak baik, contohnya: “Ah, sedikit saja berbuat daging, masa begitu? Masa salahnya besar?” Itu adalah pemikiran daging. Oleh sebab itu, semua pemikiran daging, tabiat daging, perasaan daging harus hangus.
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Betapa mulianya hati TUHAN, tetapi sebaliknya kita menganggap enteng hati yang mulia itu, karena merasa tabiat daging hanya sedikit saja kok. Misalnya; menganggap hebat hari-hari peristiwa yang terjadi di atas muka bumi ini, hari-hari ulang tahun ini dan itu, dari pada ibadah dan pelayanan. Tetapi Zerubabel meninggikan korban Kristus lebih dari yang lain, sehingga orang lain berkata: “Bagus! Bagus sekali batu itu!”... Zakaria 4:6:10. Zerubabel meninggikan korban Kristus.
Imam-imam harus mampu menjadi contoh, menjadi saksi, mempengaruhi dalam hal positif, jangan mempengaruhi dalam hal negatif.
Hakim-Hakim 6:33-37
(6:33) Seluruh orang Midian dan orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur telah berkumpul bersama-sama; mereka telah menyeberang dan berkemah di lembah Yizreel. (6:34) Pada waktu itu Roh TUHAN menguasai Gideon; ditiupnyalah sangkakala dan orang-orang Abiezer dikerahkan untuk mengikuti dia. (6:35) Juga dikirimnya pesan kepada seluruh suku Manasye dan orang-orang ini pun dikerahkan untuk mengikuti dia. Dikirimnya pula pesan kepada suku Asyer, Zebulon dan Naftali, dan orang-orang ini pun maju untuk menggabungkan diri dengan mereka. (6:36) Kemudian berkatalah Gideon kepada Allah: "Jika Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan itu, (6:37) maka aku membentangkan guntingan bulu domba di tempat pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan."
Ini gambaran dari seorang hamba TUHAN, gambaran dari seorang pelayan TUHAN, gambaran dari seorang pemimpin yang merindukan supaya umat TUHAN yang dilayani diberkati oleh TUHAN. Dan Roh TUHAN menggerakkan hatinya, sehingga dia berdoa dan menaikkan permohonan semacam itu.
Inilah contoh pemimpin yang bertanggung jawab di tengah ibadah pelayanannya; berdoa, supaya sesamanya diberkati, embun turun atas bulu domba yang dibentangkan di atas pengirikan itu. Berkat rohani terhadap bulu domba yang dibentangkan, itu gambaran dari umat TUHAN.
(6:38) Dan demikianlah terjadi; sebab keesokan harinya pagi-pagi ia bangun, dipulasnya guntingan bulu itu dan diperasnya air embun dari guntingan bulu itu, secawan penuh air.
(6:39) Lalu berkatalah Gideon kepada Allah: "Janganlah kiranya murka-Mu bangkit terhadap aku, apabila aku berkata lagi, sekali ini saja; biarkanlah aku satu kali lagi saja mengambil percobaan dengan guntingan bulu itu: sekiranya yang kering hanya guntingan bulu itu, dan di atas seluruh tanah itu ada embun." (6:40) Dan demikianlah diperbuat Allah pada malam itu, sebab hanya guntingan bulu itu yang kering, dan di atas seluruh tanah itu ada embun.
Ini gambaran dari seorang pemimpin yang betul-betul cinta dengan pembukaan firman TUHAN, cinta terhadap tempat pengirikan, tempat pemecahan (pembukaan Firman); dia cinta terhadap pembukaan firman, dia cinta terhadap tempat pengirikan.
1.
Memperhatikan sesama. Embun turun atas
bentangan guntingan bulu domba, perhatiannya kepada sesama.
2.
Cintanya terhadap tempat pengirikan,
pembukaan Firman TUHAN.
Jadi, seorang imam, pelayan TUHAN adalah pemimpin untuk menghadapi musuh, pemimpin bagi sidang jemaat. Jangan sampai pelayan yang menjadi kendor.
- Yang pertama: Perhatiannya kepada sesama.
(1:29) Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Jadi, anugerah TUHAN bukan hanya percaya kepada Dia, tetapi turut menderita, mengenal Dia secara pribadi.
(27:12) Maka pada waktu itu TUHAN akan mengirik mulai dari sungai Efrat sampai sungai Mesir, dan kamu ini akan dikumpulkan satu demi satu, hai orang Israel! (27:13) Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di Yerusalem.
No comments:
Post a Comment