IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 JULI
2021
KITAB KOLOSE
(Seri:150)
Subtema:
KUDA LEPAS KANDANG DAN KUDA PUTIH
Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sekarang duduk di atas takhta
kemuliaan-Nya dalam kemuliaan kekal.
Selanjutnya,
kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim
oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3, sekarang kita masih
memperhatikan ayat 19, dengan perikop: “Hubungan antara
anggota-anggota rumah tangga.”
Kolose
3:19
(3:19) Hai suami-suami,
kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Seorang suami harus tahu untuk mengasihi isterinya
dengan benar. Kemudian, sikap yang dituntut oleh TUHAN dari seorang suami di
dalam hal mengasihi isterinya ialah janganlah berlaku kasar terhadap dia,
isterinya itu.
Lebih rinci kita baca di
dalam 1 Petrus 3, dengan perikop: “Hidup bersama suami isteri.”
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga
kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum
yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia,
yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Seorang suami harus berlaku bijaksana terhadap
isterinya, sama seperti TUHAN kita, Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja dan
Mempelai Pria Sorga, Dialah Suami dalam kebenaran dan keadilan = Suami yang
bijaksana.
Lebih jauh kita melihat hal KEBIJAKSANAAN ini, di
dalam Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3)
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang bijaksana sama
seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala. Adapun tugas dari
orang-orang bijaksana ialah menuntun banyak orang kepada kebenaran. Biarlah
kiranya TUHAN senantiasa mengirimkan akal budi dan kebijaksanaan untuk menuntun
ibadah dan pelayanan, hidup rohani kita masing-masing sampai kepada kebenaran
yang sejati.
Demikian halnya dengan
Rasul Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus, yang tertulis dalam 1
Korintus 10, dengan perikop: “Israel
sebagai suatu peringatan”.
1 Korintus 10:14-15
(10:14)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
(10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai
orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Sebagai seorang hamba TUHAN
yang bijaksana, di sini kita melihat; Rasul Paulus menghimbau sidang jemaat di
Korintus dengan tegas, supaya mereka menjauhi penyembahan berhala. Dalam hal
ini, Rasul Paulus berjuang keras di dalam hal menuntun jemaat di Korintus
kepada kebenaran yang sejati.
Setelah mengatakan “jauhilah penyembahan berhala” pada ayat 14, selanjutnya kita akan perhatikan apa yang dikatakan
oleh Rasul Paulus pada ayat 15 bagian B dikatakan: Pertimbangkanlah
sendiri apa yang aku katakan! Mari kita
memperhatikan apa yang dimaksud dipertimbangkan di sini, yang bisa kita temukan
pada ayat 19-20.
1 Korintus 10:19-20
(10:19)
Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah
sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang
kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada
roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu
dengan roh-roh jahat.
Rasul Paulus berkata: “Jauhilah
penyembahan berhala” Maksudnya ialah
agar sidang jemaat di Korintus jangan bersekutu dengan roh-roh jahat, seperti
bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun, dalam perjalanan mereka di padang
gurun. Sekalipun mereka menjadi barisan yang dipimpin oleh Musa, atau menjadi
rombongan jemaat yang nampaknya beribadah kepada TUHAN; namun sesungguhnya,
persembahan yang mereka persembahkan adalah persembahan kepada roh-roh jahat,
bukan kepada Allah.
Inilah yang dimaksud oleh Rasul
Paulus; supaya apa yang mereka persembahkan seluruhnya benar-benar kepada
Allah, bukan kepada roh-roh jahat. Oleh sebab itu, Rasul Paulus tidak
menginginkan, tidak menghendaki jemaat di Korintus ini bersekutu dengan roh-roh
jahat.
1 Korintus 10:21
(10:21)
Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh
jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan
juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Kamu tidak dapat
minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kita tidak mungkin menghadap TUHAN atau beribadah dan melayani yang
dihubungkan dengan salib Kristus, tetapi juga bersekutu dengan roh-roh jahat.
Kamu tidak dapat
mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Kita juga tidak mungkin dapat menikmati roti yang dipecah-pecahkan,
itulah pembukaan rahasia Firman TUHAN, dalam setiap pertemuan ibadah, namun
dalam kesempatan yang lain juga bersekutu dengan roh-roh jahat; itu sesuatu
yang tidak mungkin dijalankan secara bersamaan. Jangan miliki roh serampangan.
Selanjutnya, marilah kita
melihat yang dimaksud dengan PERSEKUTUAN BANGSA ISRAEL DENGAN ROH-ROH JAHAT, di
dalam 1 Korintus 10:6-10.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini
telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan
kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8)
Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga
ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti
yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut
ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan
oleh malaikat maut.
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita
untuk memperingatkan kita. Jadi, apa yang telah terjadi dan menimpa
bangsa Israel dalam perjalanan mereka dalam padang gurun selama 40 (empat
puluh) tahun, itu merupakan peringatan bagi kita di hari-hari terakhir ini.
Tujuannya adalah supaya jangan kita bersekutu dengan roh-roh jahat.
Adapun persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat
selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun, antara lain:
1.
Pada ayat
6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal
yang jahat.
2.
Pada ayat
7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3.
Pada ayat
8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.
Pada ayat
9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.
Pada ayat
10: Bangsa Israel bersungut-sungut di
hadapan TUHAN.
Kita masih mengikuti penjelasan dari hal yang kedua.
Keterangan: BANGSA ISRAEL MENYEMBAH BERHALA.
Adapun peristiwa tersebut
ditulis dalam kitab Musa yang kedua, yakni Keluaran
32:1-35, menurut pembagiannya, antara lain:
A.
Ayat 1-6 tentang
lembu emas.
B.
Ayat 7-14 tentang
murka Allah kepada bangsa Israel.
C.
Ayat 15-20 tentang 2
(dua) loh batu yang dipecahkan.
D.
Ayat 21-29 tentang
Musa marah kepada Harun, abangnya.
E.
Ayat 30-35 tentang
Musa berdoa untuk bangsa Israel.
Dalam kesempatan kali ini, kita akan mengikuti
penjelasan ...
Tentang:
MUSA MARAH KEPADA HARUN (KELUARAN 32:21-29)
Kita
akan memperhatikan Keluaran 32:21-25, dengan perikop: “Anak lembu emas”.
Keluaran
32:21-25
(32:21) Lalu
berkatalah Musa kepada Harun: "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu,
sehingga engkau mendatangkan dosa yang sebesar itu kepada mereka?" (32:22)
Tetapi jawab Harun: "Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu,
bahwa bangsa ini jahat semata-mata. (32:23) Mereka berkata kepadaku:
Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini,
orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa
yang telah terjadi dengan dia. (32:24) Lalu aku berkata kepada mereka:
Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku
dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari
kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi
lawan mereka --
Di
sini kita melihat; Musa marah kepada Harun dan
bangsa Israel. Adapun amarah Musa tersebut berbicara tentang penyucian.
Lalu,
yang pertama kali disucikan adalah gembala atau pemimpin rohani. Demikian
halnya ketika Allah hendak menyucikan ketujuh sidang jemaat di Asia kecil -- dalam
Wahyu 2-3 --, maka Allah terlebih
dahulu menyucikan malaikat ketujuh sidang jemaat atau gembala-gembala dari ketujuh
sidang jemaat yang ada di Asia kecil, sebagaimana dengan Harun telah mengalami
penyucian oleh karena kesalahan yang sangat besar itu.
Adapun
kesalahan terbesar dari Harun -- telah disampaikan pada minggu lalu -- ialah di
mana Harun telah menyerahkan segala keputusan kepada bangsa Israel sampai
akhirnya terbentuklah lembu emas. Seharusnya, seorang gembala ( seorang pemimpin
rohani di dalam rumah TUHAN) haruslah berlaku bijaksana di dalam mengambil
segala keputusan-keputusannya, tentu saja yang sesuai dengan kewibawaan Firman
Allah yang kita terima selama ini.
Pendeknya;
seorang gembala harus memiliki roh penimbang, yang berasal dari hikmat akal
budi dan kebijaksanaan lewat pembukaan Firman yang kita terima selama ini.
Jadi,
penyucian terhadap gembala sidang (pemimpin rohani) sudah disampaikan pada minggu
yang lalu. Kiranya hal itu masih jelas dalam ingatan kita dan kiranya hal itu
menjadi berkat yang besar bagi kita.
Setelah
pemimpin rohani (gembala sidang) mengalami penyucian, selanjutnya sidang jemaat
juga disucikan.
Mari
kita melihat ketika bangsa Israel disucikan di dalam Keluaran 32.
Keluaran
32:25
(32:25) Ketika
Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang --
sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka
--
Keadaan
bangsa Israel pada saat itu; sama seperti kuda lepas kandang. Ini adalah
gambaran dari daging manusia yang tidak mau digembalakan dalam sebuah kandang
penggembalaan.
Berarti,
kuda lepas kandang adalah gambaran dari suatu kehidupan yang tidak terkendali,
sekaligus tidak terkontrol.
Kita
akan selidiki lebih rinci tentang “kuda lepas kandang”.
Ada
2 (dua) pengertian “kuda” di dalam Alkitab, YANG PERTAMA: Kuda,
berarti daging.
Yesaya
31:1
(31:1) Celakalah
orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan
kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan
kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang
kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
Kuda-kuda
di
sini, jelas berbicara tentang; kemampuan daging yang sangat diharapkan oleh
manusia duniawi, yaitu kekuatannya, hartanya, kepandaiannya dan segala sesuatu
yang dia miliki.
Apalagi
di hari-hari ini; keadaan sudah semakin sulit dan semakin mengkhawatirkan, di
mana virus Corona atau Covid-19 termasuk varian-varian yang ganas yang sudah
muncul sangat mengguncang seantero dunia. Itu sebabnya, hari-hari terakhir ini keadaan
dunia semakin bergelora, semakin sulit, semakin mengkhawatirkan, keadaan sudah
tidak menentu lagi. Dan dalam keadaan darurat semacam ini, jikalau ia tidak jernih
dalam berpikir, atau jikalau ia tidak berpikir panjang, dengan kata lain; tidak
berpegang teguh kepada pengajaran yang benar dan murni, kemudian ia tidak
berada di dalam aliran-aliran Roh-El Kudus, maka orang-orang seperti ini tidak
tertutup kemungkinan akan meninggalkan TUHAN dan pergi ke Mesir (dunia) untuk
minta pertolongan; tetapi kita tidaklah demikian. Oleh sebab itu, bijaksanalah
dan berpikir panjang.
Yesaya
31:3
(31:3) Sebab
orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda
mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN
mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang
dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.
Perlu
untuk kita pahami bersama-sama:
-
Orang Mesir adalah manusia, bukan Allah.
-
Kuda-kuda mereka adalah makhluk yang
lemah, bukan Roh yang berkuasa.
Jadi,
untuk apa kita minta tolong kepada orang Mesir, untuk apa kita harus
mengandalkan kekuatan manusia daging kalau ternyata kuda-kuda mereka itu adalah
makhluk yang lemah, bukan Roh yang berkuasa?
Tetapi
orang yang takut, orang yang kuatir oleh karena keadaan dunia yang semakin tidak
menentu, bisa saja pada akhirnya mengandalkan kuda-kuda, mengandalkan kekuatan
manusia daging -- mengandalkan kekuatannya, mengandalkan kemampuannya,
mengandalkan hartanya, keuangannya, kepandaiannya, pengertiannya --, tidak lagi
datang kepada TUHAN untuk mencari Firman TUHAN.
Pendeknya:
Sia-sialah orang yang mengandalkan kekuatan daging -- yakni mengandalkan kekuatannya,
hartanya, pengertiannya, kedudukannya, dan lain sebagainya --, karena ternyata
kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan Roh yang berkuasa. Ingatlah
akan hal itu. Berpikirlah panjang, berpikir jernih; jangan recoki pikiran
jernih dengan amarahmu.
Yesaya
30:15-16
(30:15) Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat
dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang
dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
(30:16) kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari
cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula:
"Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu
akan lebih tangkas lagi.
Kepastian
yang TUHAN berikan kepada umat-Nya:
1.
Dengan bertobat (kembali kepada TUHAN) dan
tinggal diam -- dengan kata lain; hidup dalam aliran-aliran Roh El Kudus --,
maka hasilnya ialah kita akan diselamatkan.
2.
Dalam tinggal tenang dan percaya, maka
hasilnya ialah kita memiliki kekuatan yang tidak terbatas.
Dengan
kata lain; ada KESELAMATAN dan KEKUATAN bila kita tinggal diam, berarti berharap
dan percaya sepenuhnya kepada TUHAN.
Tetapi
di sini kita melihat, pada ayat 15
bagian B dikatakan: “Tetapi kamu enggan”
Mengapa
mereka menolak untuk bertobat dan tinggal diam? Mengapa mereka menolak untuk
tinggal tenang dan percaya?
Mereka
enggan dan menolak, justru sebaliknya;
-
Mereka mau naik kuda dan lari cepat, tetapi
akibatnya; cepat untuk binasa dan lenyap. Itulah yang terjadi kalau
mengandalkan kemampuan daging (kuda-kuda).
-
Mereka mau mengendarai kuda tangkas, tetapi
lihatlah akibatnya; harapannya meleset, sebab orang-orang yang mengejar dia
lebih tangkas lagi dari dia.
Ingat
rumus daging;
-
Bila kita merasa pandai, masih ada yang
lebih pandai (masih ada yang lebih tangkas).
-
Bila kita merasa hebat, masih ada yang
lebih hebat dari kita.
-
Bila kita merasa mampu atau kaya, masih
ada yang lebih mampu, masih ada yang lebih kaya dari kita.
Itulah
rumusnya daging; oleh sebab itu, janganlah kita mengandalkan kuda dan berlari
cepat, sebab akibatnya nanti ialah cepat-cepat mati (binasa). Jangan kita
mengandalkan dan mengendarai kuda tangkas, karena masih ada yang lebih tangkas
dari kita. Ingat rumus daging; di atas daging masih ada daging yang
lebih hebat.
Tetapi
kalau kita ada di dalam aliran Roh El Kudus, maka TUHAN memberi kekuatan yang
ajaib dan heran.
Namun
lihatlah di hari-hari terakhir ini, di mana keadaan sudah semakin sulit,
keadaan sudah tidak menentu sebab diguncang oleh Corona, oleh Covid-19 dan
varian-varian yang lebih ganas lagi, sehingga menimbulkan rasa takut,
menimbulkan rasa kuatir, bimbang dan tidak menentu, sehingga akhirnya manusia
di hari-hari terakhir ini tetap mempertahankan dan mengandalkan kemampuan
daging, dan berakibat fatal.
Oleh
karena kekuatiran, seseorang bisa mengandalkan pikiran manusia daging, tetapi
itu berakibat fatal. Lihatlah; sekarang ini banyak orang yang dikuasai oleh
ketakutan yang mencekam, akhirnya bukannya datang kepada TUHAN, tetapi justru
mengandalkan kemampuan daging (kuda-kuda), roh yang lemah dan tidak berkuasa.
Tetapi
janganlah kita seperti itu; biarlah kita mengandalkan TUHAN, ada di dalam aliran-aliran
Roh-El Kudus itu sendiri; sebagaimana malam ini, kita berada di tengah-tengah
kegiatan Roh, di tengah-tengah Ibadah Doa Penyembahan supaya kita nanti membawa
diri kita berada di bawah kaki salib TUHAN, di situlah letak kekuatan kita.
Janganlah
kita mempertahankan kemampuan daging (kuda-kuda), sebab kalau itu dipertahankan
oleh karena rasa kuatir, takut, bimbang, lihatlah yang akan terjadi nanti.
Kita
lanjut memperhatikan Yeremia 5.
Yeremia
5:7
(5:7)
Bagaimana, kalau begitu, dapatkah Aku mengampuni engkau? Anak-anakmu telah meninggalkan
Aku, dan bersumpah demi yang bukan allah. Setelah Aku mengenyangkan mereka,
mereka berzinah dan bertemu ke rumah persundalan.
Setelah
TUHAN mengenyangkan umat Israel, selanjutnya mereka berzinah dan bertemu ke
rumah persundalan = meninggalkan TUHAN.
Saudara
yang sudah diberkati oleh TUHAN, jangan lupakan TUHAN. Engkau yang sudah diberi
kesehatan, jangan lupakan TUHAN. Engkau yang sudah diberikan pekerjaan, jangan
tinggalkan TUHAN. Engkau yang sudah mendapat (menerima) upah gaji setiap bulan,
diberi kesempatan untuk berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, diberikan
karunia jabatan untuk melayani ibadah-ibadah itu sendiri, diberikan
kemampuan-kemampuan rohani yang lain, jangan lupakan TUHAN.
Singkat
kata, Yesaya 5:7 ini berbicara tentang bangsa Israel yang melupakan TUHAN.
Yeremia
5:8
(5:8) Mereka
adalah kuda-kuda jantan yang gemuk dan gasang, masing-masing
meringkik menginginkan isteri sesamanya.
Mereka
adalah kuda-kuda jantan yang gemuk dan gasang ... Betul-betul
sudah dikuasai oleh daging dengan segala kemampuan, dengan segala keinginannya,
itulah kuda-kuda jantan yang gemuk dan gasang, sampai pada akhirnya masing-masing
meringkik menginginkan isteri sesamanya.
Jadi,
akibatnya fatal sekali kalau masih mengandalkan kemampuan daging, yaitu; nikah
yang suci akan dipermainkan oleh daging itu sendiri.
Pendeknya;
Daging cepat dan tangkas di dalam hal mempermain-mainkan nikah suci = nikah itu
sudah dipermainkan oleh kuda (hawa nafsu daging), sampai akhirnya yang suci
akan semakin suci, yang jahat akan terlihat jahat dan semakin najis. Itulah
yang terjadi kalau kita enggan dan menolak TUHAN.
Yang
mempertahankan kuda-kudanya, mempertahankan hawa nafsu daging, maka akhirnya ia
akan mempermainkan nikah suci.
Perlu
untuk diketahui: Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan dalam nikah yang
suci berdasarkan kasih, tetapi itu bisa dirusak oleh karena kuda-kuda, itulah hawa
nafsu daging.
Sekalipun
keadaan tidak menentu, janganlah kita risau, jangan kita kuatir, jangan kita
takut, tetapi tetaplah berada di dalam aliran-aliran Roh El Kudus, maka TUHAN nanti
yang akan memberi kekuatan dan kemampuan dari sorga. Ingat, hari-hari ini
adalah hari-hari yang jahat; jangan sampai kita meninggalkan TUHAN.
Sebagaimana
di dalam Wahyu 19, di situ terdapat
dua pesta.
Yang
Pertama: Pesta nikah Anak Domba, di dalam Wahyu 19:6-9. Inilah yang menjadi sasaran akhir dari ibadah
pelayanan kita di atas muka bumi ini, atau sasaran akhir dari perjalanan rohani
kita di atas muka bumi ini, bukan yang lain-lain.
Yang
Kedua: Pesta burung-burung = dikuasai kenajisan, yang awalnya karena
menolak untuk bergantung mengandalkan TUHAN, sebab mereka enggan, karena
mereka lebih suka menaiki kuda cepat -- tetapi justru cepat-cepat lenyap dan
binasa --, lalu menginginkan mengendarai kuda tangkas -- tetapi ingatlah; di
atas ketangkasan masih ada ketangkasan yang lebih dari kita semua --. Kalau itu
dipertahankan, maka hawa nafsu daging akan mempermain-mainkan nikah yang suci,
sebagaimana tadi dalam Yeremia 5:8, di mana kuda-kuda jantan yang gemuk dan
gasang, masing-masing meringkik menginginkan isteri sesamanya, dengan lain
kata; hawa nafsu daging mempermain-mainkan nikah suci. Jangan permainkan hubungan
nikahmu dengan TUHAN, baik juga hubungan nikah yang jasmani jangan
dipermainkan. Mengapa itu bisa terjadi? Karena;
-
lebih suka menaiki kuda cepat, tetapi
akhirnya justru cepat-cepat binasa,
-
lebih suka mengendarai kuda tangkas --
tetapi justru harapan itu pupus, meleset, karena rumus daging ialah di atas
daging masih ada daging yang lebih hebat.
Tentang
“pesta burung-burung (dikuasai kenajisan) oleh karena menolak untuk bergantung
mengandalkan TUHAN”, mari kita melihat Wahyu 19, dengan perikop: “Binatang
serta nabinya dikalahkan”.
Wahyu
19:17
(19:17) Lalu aku
melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara
nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya:
"Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah,
perjamuan yang besar,
Di
sini dikatakan: Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan
Allah, perjamuan yang besar. Suatu kali nanti ibadah pelayanan akan berubah
menjadi “pesta seks”. Pesta seks dikatakan perjamuan Allah, perjamuan yang
besar, berarti; hawa nafsu daging betul-betul mempermainkan nikah yang
suci.
Lihat,
siapa saja yang dihabisi?
Wahyu
19:18
(19:18) supaya
kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua
pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan
daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil
maupun yang besar."
Jadi,
sudah sangat jelas; hawa nafsu daging akan mempermainkan nikah yang suci,
bahkan itu terjadi dalam sebuah pertemuan ibadah, dan mereka katakan bahwa itu
adalah perjamuan Allah, perjamuan yang besar. Itu akan terjadi dan sudah
terjadi di hari-hari terakhir ini.
Oleh
sebab itu, saya kembali sampaikan dengan tandas: Kalaupun keadaan dunia
sekarang ini sedang diguncang oleh Covid-19 dan varian-varian yang ganas dan
lebih hebat lagi membunuh setiap orang, maka jangan kita semakin kuatir dan
takut, supaya kita jangan meninggalkan TUHAN, tetapi marilah kita tetap berada
di dalam aliran-aliran Roh El Kudus, di situlah letak kekuatan kita, di situ
kita memperoleh keselamatan.
Janganlah
pikiran ini menjadi sesat karena keadaan yang tidak menentu. Jangan pikiran ini
menjadi tidak jernih hanya karena emosi semata. Pikirkan matang-matang,
pikirkan masa depan, pikirkan keselamatan jiwamu. Sorga itu selamanya dan neraka
itu pun selamanya. Berpikirlah dengan panjang; bijaksanalah dan dewasalah.
Itulah
pengertian yang pertama dari “kuda”, yaitu berbicara tentang daging.
Ada
2 (dua) pengertian “kuda” di dalam Alkitab, YANG KEDUA.
Kita
akan memperhatikannya dalam Zakharia 14, dengan perikop: “Kemenangan
terakhir: TUHAN menjadi Raja di Yerusalem”. Dalam kemenangan itu, akhirnya
TUHAN menjadi Raja di Yerusalem sampai selama-lamanya, pemerintahan-Nya tidak
akan beralih lagi.
Zakharia
14:20
(14:20) Pada
waktu itu akan tertulis pada kerencingan-kerencingan kuda: "Kudus
bagi TUHAN!" dan kuali-kuali di rumah TUHAN akan seperti bokor-bokor
penyiraman di depan mezbah.
Inilah
yang akan terjadi di hari-hari terakhir setelah TUHAN berkemenangan. Lihat,
pada waktu itu akan tertulis pada kerencingan-kerencingan kuda: "Kudus
bagi TUHAN!" Kemudian,
kuali-kuali di rumah TUHAN akan seperti bokor-bokor penyiraman di depan mezbah.
Pendeknya:
Kekudusan dan menjunjung tinggi korban Kristus, itu berbicara tentang kuda yang
berada dalam aliran-aliran Roh El Kudus. Biarlah kiranya hal itu terjadi di
dalam diri kita masing-masing, kita alami masing-masing, karena kita
sekaliannya berada di dalam aliran-aliran Roh-El Kudus.
Lebih
jauh kita melihat tentang “kuda, yang berbicara tentang; aliran Roh-El Kudus”
di dalam Wahyu 19, dengan perikop: “Firman
Allah”.
Wahyu
19:11
(19:11) Lalu aku
melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang
menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi
dan berperang dengan adil.
Di
sini kita melihat; tampilnya kuda putih, jelas itu menunjuk; aliran atau
kegerakan dari Allah Roh El Kudus yang akan menjelajah seantero dunia ini. Dan
itu akan terjadi nanti.
Kemudian,
yang menunggangi kuda putih memegang sebuah panah. Hal itu ditulis di dalam
Habakuk.
Jadi,
“kuda putih” itu berbicara tentang yang rohani, itulah aliran Roh-El
Kudus. Kalau tadi; pengertian yang pertama dari “kuda” adalah berbicara tentang
daging, sedangkan pengertian yang kedua dari “kuda” adalah berbicara tentang
yang rohani, itulah aliran Roh-El Kudus, secara rinci itulah kuda putih. Putih
itu selalu berbicara tentang kebenaran, kebersihan.
Habakuk
3:8-9,12-13
(3:8) Terhadap
sungai-sungaikah, ya TUHAN, terhadap sungai-sungaikah murka-Mu bangkit? Atau
terhadap lautkah amarah-Mu sehingga Engkau mengendarai kuda dan kereta
kemenangan-Mu? (3:9) Busur-Mu telah Kaubuka, telah Kauisi
dengan anak panah. Sela Engkau membelah bumi menjadi sungai-sungai;
(3:12) Dalam
kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam murka Engkau menggasak
bangsa-bangsa. (3:13) Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan
umat-Mu, untuk menyelamatkan orang yang Kauurapi. Engkau meremukkan
bagian atas rumah orang-orang fasik dan Kaubuka dasarnya sampai batu
yang penghabisan. Sela
Ketika
TUHAN mengendarai kuda putih dengan kereta kemenangan-Nya, Ia murka bukan
terhadap sungai-sungai, bukan juga terhadap laut, tetapi TUHAN murka terhadap
bangsa-bangsa, TUHAN murka terhadap rumah orang-orang fasik, orang-orang yang
mengandalkan kemampuannya, mengandalkan kuda-kuda, itulah hawa nafsu daging,
yang tidak mengandalkan TUHAN dan yang tidak mencari TUHAN; TUHAN marah kepada
bangsa-bangsa yang seperti itu, TUHAN marah kepada rumah orang fasik yang
mengandalkan kuda-kuda, hawa nafsu dagingnya, kekuatan dagingnya, harta
dagingnya, dan lain sebagainya. Dan itu akan terjadi apabila kegerakan kuda
putih menjelajah seantero dunia ini.
Lihat
kembali pada ayat 9.
Habakuk
3:9,11
(3:9) Busur-Mu
telah Kaubuka, telah Kauisi dengan anak panah. Sela Engkau membelah bumi
menjadi sungai-sungai; (3:11) Matahari, bulan berhenti di tempat
kediamannya, karena cahaya anak-anak panah-Mu yang melayang laju, karena
kilauan tombak-Mu yang berkilat.
-
Ayat 9 berbicara
tentang "busur", itulah Firman Allah yang tertulis di dalam
kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu.
-
Sedangkan ayat 11 dikatakan: karena cahaya anak-anak panah-Mu yang
melayang laju (maju cepat).
Singkat
kata dari dua ayat ini, antara ayat 9 dan ayat 11 ialah busur diisi dengan anak
panah, yaitu Firman Allah yang diterangkan ayat demi ayat, ayat menjelaskan
ayat. Dan kalau ayat demi ayat, ayat menerangkan ayat disampaikan terang
benderang, diterangkan dengan jelas, diterangkan dengan baik -- tidak
menambahkan Firman TUHAN dan tidak mengurangkan Firman TUHAN -- itu bagaikan
sinar terang yang menerangi setiap hati manusia.
Jadi,
Firman TUHAN harus diterangkan baik atau tidak baik waktunya, tujuannya;
-
untuk menerangi hati manusia.
-
untuk menghukum dosa manusia.
Dosa
tidak mungkin lagi disucikan dalam kegelapan = menghukum dosa manusia.
Inilah
penyucian yang terjadi terhadap umat Israel, karena pada waktu itu umat Israel
sama seperti kuda lepas kandang; daging yang sudah tidak terkendali lagi
dan sudah tidak terkontrol lagi. Tetapi lihatlah, pada saat kegerakan kuda
putih, kegerakan Roh-El Kudus terjadi atas seantero dunia ini, di mana yang
menunggangi kuda putih adalah TUHAN Yesus Kristus dalam kemenangan yang
gemilang; di tangan-Nya ada busur dan anak-anak panah, dan itu akan dilayangkan
(ditancapkan) untuk menerangi hati kita masing-masing, selanjutnya menghukum
dosa itu sendiri, sehingga kita tidak lagi menyembunyikan dosa dalam kegelapan,
tidak lagi, tidak lagi berlaku licik dan pandai untuk berlaku jahat dan najis
di tempat yang jahat dan tersembunyi, sebab dosa sudah dihukum oleh karena
kuasa dari anak-anak panah (ayat-ayat Firman yang diterangkan, ayat menerangkan
ayat).
Kita
memperhatikan Kidung Agung 1, dengan
perikop: “Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan puji memuji”
Setiap
kali kita menghadap TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah, gereja (sidang
mempelai TUHAN) diberi kesempatan untuk memuji TUHAN. Kalau puji-pujian itu
sudah sampai pada kesempurnaan, nanti dalam kesempatan yang lain, Mempelai
Laki-Laki akan memuji-muji mempelai perempuan, milik kepunyaan-Nya sendiri. Jantung
hati TUHAN itulah mempelai perempuan TUHAN.
Kidung
Agung 1:9
(1:9) -- Dengan
kuda betina dari pada kereta-kereta Firaun kuumpamakan engkau,
manisku.
“Kuda”
di sini jelas menunjuk sesuatu yang bersifat rohani, bukan bersifat daging, sebab
“menarik kereta”, artinya; melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN,
inilah Roh Mempelai yang dimiliki mempelai perempuan TUHAN.
Miliki
Roh Mempelai; ada suatu keinginan yang begitu besar untuk melayani TUHAN, ada
suatu keinginan yang begitu besar, ada hasrat, ada gairah yang besar untuk
memuji TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN. Kalau ibadah dan pelayanan itu sudah
sampai pada puncaknya, bagaikan kita berada di kaki salib TUHAN, sujud
menyembah TUHAN, hanyut dan tenggelam dan dihisap oleh kasih TUHAN, maka saat
itulah TUHAN tampil memuji-muji mempelai perempuan TUHAN, memuji-muji mempelai
TUHAN sebagai jantung hati TUHAN.
Roh
Mempelai berarti ada hasrat yang besar untuk melayani TUHAN, ada kerinduan yang
besar, ada gairah yang besar untuk melayani pekerjaan TUHAN, dengan lain kata;
ibadahnya sampai pada puncaknya, itulah doa penyembahan -- berbicara tentang
penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah --. Waktu hidup dalam
doa penyembahan, maka kita semua hanyut dan tenggelam dihisap oleh kasih-Nya;
saat itulah TUHAN datang tampil untuk memuji-muji mempelai perempuan-Nya,
itulah jantung hati TUHAN.
Oleh
sebab itu, letak kekuatan kita adalah manakala kita berada dalam aliran-aliran
Roh-El Kudus. Sekalipun dunia ini diguncang, janganlah kita sama seperti kuda
lepas kandang, itulah hawa nafsu daging yang tidak bisa dikendalikan dan tidak
bisa dikontrol lagi. Tetapi malam ini, kita dikendalikan oleh Roh TUHAN, karena
kita berada dalam aliran-aliran Roh-El Kudus; sebagaimana malam ini kita ada di
tengah-tengah Ibadah Doa Penyembahan untuk tersungkur, membawa diri rendah di
kaki TUHAN, sujud menyembah Dia, di situlah letak kekuatan kita sampai kita
diselamatkan.
Yesaya
30:15
(30:15) Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat
dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang
dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Lihat,
kepastian yang TUHAN berikan lewat Firman Allah kepada kita malam ini:
1.
Dengan bertobat (kembali kepada
TUHAN) dan tinggal diam (menyerahkan diri untuk berada di dalam
aliran-aliran Roh-El Kudus), di situlah keselamatan itu kita terima
(peroleh) dari TUHAN.
2.
Dalam tinggal tenang dan percaya, di
situlah letak kekuatan kita untuk menghadapi guncangan dunia yang sedang
terjadi ini, sama seperti Yakub; dia seorang yang tenang, dia tinggal di kemah.
Jadilah
tenang, kuasai diri, supaya kita dapat berdoa. Puncak doa, itulah doa
penyembahan, sesuai dengan 1 Petrus 4:7.
Dalam
tinggal tenang dan percaya, itulah letak kekuatan kita. Dengan
bertobat dan tinggal diam, di situ kita memperoleh keselamatan.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment