IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 05 OKTOBER 2021
KITAB KOLOSE
(Seri: 163)
Subtema:
PANJANG SABAR TUHAN
MEMIMPIN BANGSA ISRAEL
Selamat
malam, sejahtera bahagia kiranya memerintah dalam hidup kita dan juga
memerintah di dalam Ibadah Doa Penyembahan ini.
Saya
juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia,
bahkan umat ketebusan TUHAN yang juga setia dalam Ibadah Doa Penyembahan di
malam ini.
Selanjutnya,
mari kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu betul-betul
membentuk setiap kehidupan kita dan wujudnya adalah doa penyembahan, sehingga
kehidupan kita tidak menjadi kosong tetapi betul-betul mencapai kepenuhan
Kristus.
Mari
kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Kita masih berada pada
Kolose 3:19.
Kolose
3:19
(3:19)
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar
terhadap dia.
Seorang
suami harus tahu mengasihi isterinya
dengan benar.
Kemudian,
seorang suami dilarang untuk berlaku
kasar terhadap isterinya.
Inilah
tuntutan TUHAN kepada jemaat di Kolose sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
Rasul Paulus kepada mereka.
Lebih
rinci tentang hal ini kita juga dapat temukan di dalam 1 Petrus 3:7.
1
Petrus 3:7
(3:7)
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan
isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Di
dalam hal mengasihi isterinya, seorang suami dituntut untuk berlaku bijaksana
terhadap isterinya.
Yesus
Kristus adalah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga, bahkan Dia adalah suami
di dalam kebenaran dan suami di dalam keadilan = Suami yang bijaksana.
Terkait
dengan “suami yang bijaksana”, kita baca Daniel 12.
Daniel
12:3
(12:3)
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang
bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, berarti
bersinar terang dalam kegelapan.
Adapun
tugas dari orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Sebagaimana sewaktu Yesus lahir; bintang timur menuntun perjalanan orang-orang Majus
sampai akhirnya dituntun dipimpin sampai kepada kebenaran yang sejati itulah
pribadi Yesus Kristus yang baru dilahirkan, Dia Raja di atas segala raja.
Kembali
saya sampaikan; adapun tugas dari orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak
orang kepada kebenaran.
Untuk
hal ini mari kita naikkan permohonan dalam setiap doa-doa kita supaya kiranya
TUHAN mengirimkan akal budi dan kebijaksanaan itu di tengah-tengah ibadah
pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” di setiap
pertemuan-pertemuan ibadah kita selama kita ada di bumi ini, untuk selanjutnya
menuntun hidup rohani kita untuk sampai dibawa kepada kebenaran yang sejati,
yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah Maha Besar di tempat yang Maha
Tinggi.
Demikian
juga Rasul Paulus; menuntun sidang jemaat di Korintus.
1
Korintus 10:14-15
(10:14)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
(10:15) Aku berbicara kepadamu
sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku
katakan!
Sebagai
seorang hamba TUHAN yang bijaksana Rasul Paulus menghimbau dengan tegas agar
jemaat di Korintus menjauhkan diri
mereka dari penyembahan berhala.
Kemudian:
-
Pada
ayat 14B: “… Jauhilah
penyembahan berhala!”
-
Pada
ayat 15B: “Pertimbangkanlah
sendiri apa yang aku katakan!
Bagian-bagian
ini kita akan hubungkan langsung dengan ayat 19 sampai dengan ayat 20.
1
Korintus 10:19-20
(10:19)
Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah
sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan
mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah.
Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
Yang
dimaksud oleh Rasul Paulus pada ayat 14B dan 15B adalah
bahwa persembahan bangsa Israel adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan
kepada Allah. Itulah sebabnya, Rasul Paulus melarang sidang jemaat di Korintus
untuk bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel dalam perjalanan
mereka di padang gurun selama 40 tahun; mereka betul-betul bersekutu dengan
roh-roh jahat.
Pendeknya,
sekalipun bangsa Israel menjadi barisan jemaat yang dipimpin oleh Musa atau
menjadi rombongan yang nampaknya beribadah kepada TUHAN di padang gurun, namun
pada kenyataannya persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat
bukan kepada Allah. Jangan kita sama seperti ini; sepertinya kita datang
beribadah dan melayani kepada TUHAN dan berada senantiasa di tengah-tengah
ibadah pelayanan di hadapan TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah,
tetapi sangat disayangkan kalau akhirnya persembahan itu dipersembahkan kepada
roh-roh jahat bukan kepada TUHAN.
Oleh
sebab itu, sungguh-sungguh dengan memperhatikan apa yang kita terima malam ini supaya
persembahan kita bukan kepada roh-roh jahat tetapi betul-betul persembahan kita
jelas arahnya kepada TUHAN dalam setiap kita berada di tengah ibadah dan
pelayanan yang TUHAN percayakan.
1
Korintus 10:21
(10:21)
Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.
Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam
perjamuan roh-roh jahat.
Inti
dari ayat 21 adalah:
-
Pengorbanan
kepada TUHAN dan pengorbanan kepada setan tidak dapat dikerjakan secara
bersama-sama.
-
Kehendak
Allah dan kehendak dari roh-roh jahat juga tidak dapat dikerjakan secara
bersama-sama.
Oleh
sebab itu, kita harus lepaskan diri dari roh serampangan.
Allah itu Esa,
maka Esa pulalah Dia menjadi pengantara. Demikian juga di dalam hal mengasihi
TUHAN harus dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap pikiran kita, segenap
kekuatan kita, tidak serampangan supaya nanti persembahan-persembahan yang kita
persembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran seluruhnya berkenan dan menyenangkan
hati TUHAN.
Mari
kita melihat persekutuan dari bangsa Israel di dalam 1 Korintus 10.
1
Korintus 10:6-10
(10:6)
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan
kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti
yang telah mereka perbuat, (10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari
telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9)
Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa
orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh
malaikat maut.
Perjalanan
bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun itu merupakan contoh bagi kita sekaliannya dan itu
juga merupakan peringatan bagi kita
sekaliannya supaya kita jangan bersekutu dengan roh-roh jahat; baik dalam hati,
pikiran, perasaan ini masing-masing.
Adapun
persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat selama 40 tahun di padang gurun:
1.
Pada
ayat 6: Bangsa Israel menginginkan
hal-hal yang jahat.
2.
Pada
ayat 7: Bangsa Israel menyembah
berhala.
3.
Pada
ayat 8: Bangsa Israel melakukan
percabulan.
4.
Pada
ayat 9: Bangsa Israel mencobai
TUHAN.
5.
Pada
ayat 10: Bangsa Israel
bersungut-sungut.
Kita
masih mengikuti seri penjelasan dari hal yang kedua: BANGSA ISRAEL MENYEMBAH BERHALA.
Tentang
penyembahan berhala ini ditulis dengan lengkap pada kitab Musa yang kedua,
yakni Keluaran 32:1-35.
Keluaran 32:1-35 menurut
pembagiannya, antara lain:
A.
Ayat
1-6 tentang lembu emas.
B.
Ayat
7-14 tentang murka Allah.
C.
Ayat
15-20 tentang dua loh batu.
D.
Ayat
21-29 tentang Musa marah kepada Harun.
E.
Ayat
30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa
Israel.
Mari
kita mengikuti penjelasan, tentang: MUSA BERDOA UNTUK BANGSA ISRAEL.
Bagian
ini ditulis dalam Keluaran 32:30-35,
namun malam ini kita hanya membaca ayat 34.
Keluaran
32:34
(32:34)
Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah
Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi
pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada
mereka."
Pada
ayat 34 ini, kita akan melihat pembagiannya yang dibagi dalam tiga bagian
kalimat …
KALIMAT
PERTAMA: Tuntunlah bangsa itu ke tempat
yang telah Kusebutkan kepadamu, artinya;
a.
Musa
tampil untuk menjadi gembala.
b.
Bangsa
Israel adalah kawanan domba Allah yang harus dituntun Musa ke tempat yang Allah
sebutkan kepadanya.
Kalimat
yang pertama ini telah diterangkan dan dijelaskan, kiranya hal itu menjadi
suatu berkat yang besar bagi kita.
KALIMAT
KEDUA: Akan berjalan malaikat-Ku di
depanmu.
Kalimat
ini memberitahukan kepada kita, bahwasanya; TUHAN sendirilah yang akan memimpin
dan menyertai perjalanan bangsa Israel hingga sampai kepada tujuan yakni tanah
Kanaan, tanah yang dijanjikan TUHAN kepada nenek moyang bangsa Israel. TUHAN
yang menyertai dan TUHAN yang memimpin, tidak ada yang lain dan bukan berhala;
bukan tuhan tuhan lain.
Kemudian,
TUHAN juga yang membawa kita dari dalam dunia yang fana ini untuk selanjutnya
dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tidak ada yang lain bukan berhala; perak
dan emas, bukan pula dengan barang fana, bukan dengan kedudukan jabatan, harta
yang banyak, pangkat yang tinggi, tetapi TUHAN yang akan menuntun, TUHAN yang
akan memimpin. TUHAN yang akan membawa kita keluar dari dunia yang fana ini
untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita
untuk selama-lamanya.
Kalau
malaikat TUHAN memimpin dan berjalan di depan Musa itu pengertiannya adalah
Tuhanlah yang memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel, sementara hamba
TUHAN adalah alat dari pada TUHAN untuk memimpin perjalanan bangsa Israel.
Oleh
sebab itu, jadilah perabot-perabot yang mulia; jadilah kaki tangan TUHAN,
jadilah alat TUHAN bagi kemuliaan TUHAN, itulah hamba-hamba TUHAN.
Sekarang
kita melihat tentang: Akan berjalan malaikat-Ku di depanmu.
Kita
akan memperhatikan ketika pertama kali Musa melihat malaikat TUHAN.
Keluaran
3:2
(3:2)
Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api
yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri
itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Malaikat
TUHAN menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala
api yang keluar dari semak duri. Kemudian, semak duri itu menyala tetapi
tidak dimakan api.
-
Semak duri gambaran dari
kehidupan manusia, sesuai dengan yang tertulis dalam 1 Petrus 1:24.
-
Sedangkan,
nyala api berbicara tentang ujian
dan pencobaan, sesuai dengan yang tertulis dalam 1 Petrus 4:12, 1 Korintus
3:13.
Adapun
tujuan dari nyala api atau ujian dan cobaan yang dihadapi adalah untuk memurnikan kehidupan kita,
sehingga yang tinggal hanyalah emas dan perak. Sedangkan, tabiat daging, emosi
daging, serta ambisi manusia sudah hangus terbakar.
-
Perak = Ketebusan.
-
Sedangkan,
emas berbicara tentang kemurnian.
Demikianlah
keadaan kita di hadapan TUHAN setiap kali kita melayani TUHAN dan pekerjaan
TUHAN.
Sementara
nyala api yang disebut penyucian memang harus dialami seorang utusan TUHAN
seperti Musa pada akhirnya nanti diutus oleh TUHAN untuk memimpin bangsa Israel
dalam perjalanan mereka di padang gurun sampai akhirnya dibawa masuk ke tanah
Kanaan. Namun, untuk memimpin bangsa Israel; Musa sudah terlebih dahulu masuk
ke dalam penyucian itulah pemurnian oleh nyala api supaya layak diutus dan
dipakai oleh TUHAN.
Oleh
sebab itu, jangan kita merasa asing terhadap nyala api siksaan sebagai ujian
dan cobaan. Bagi seorang utusan/hamba TUHAN ujian itu bukan sesuatu yang asing,
tetapi itu sudah menjadi bagian kita dan juga saya terutama; banyak kali
menghadapi banyak ujian.
Namun,
biarlah kiranya kita semua mampu menghadapi ujian itu supaya kita jangan gagal
dan jangan gugur, kalau kita menang terhadap ujian maka TUHAN pakai kita semua
di dalam kuasa TUHAN yang luar biasa.
Keluaran
3:7-8
(3:7)
Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan
umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan
oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. (3:8) Sebab itu Aku telah turun
untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun
mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri
yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het,
orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
… ya, Aku
mengetahui penderitaan mereka. Selama ada sengsara, selama ada derita
di atas muka bumi ini, TUHAN utus/pakai kita untuk melayani TUHAN dan melayani
pekerjaan TUHAN.
Arti
dari perkataan TUHAN pada kalimat yang kedua, yaitu “akan berjalan malaikat-Ku di depanmu” adalah TUHAN sendirilah yang
menuntun, memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir
untuk selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan.
Demikian
juga, TUHAN sendirilah yang membawa kita keluar dari dalam dunia yang fana ini
untuk selanjutnya dibawa ke tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk
selama-lamanya.
Selanjutnya,
kita akan membaca Ulangan 32.
Ulangan
32:3-4
(32:3)
Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita, (32:4) Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya
sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia,
dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.
Pada
nyanyian Musa di ayat 3 dikatakan: Berilah
hormat kepada Allah kita -- hal
ini terkait dengan apa yang sudah kita baca di dalam Keluaran 3 tentang pengutusan Musa --.
Kemudian,
di dalam nyanyian Musa; Allah kita itu disebut gunung batu, berarti
pribadi yang dikorbankan di atas kayu salib.
Pendeknya,
jika Yesus Kristus mati di atas kayu salib itu menunjukkan bahwasanya;
-
Pekerjaan-Nya
sempurna.
-
Jalan-Nya adil.
-
Dia setia.
-
Tidak curang.
-
Dia tiada
kecurangan. Orang
yang memikul salib adalah orang yang tidak curang, orang yang adil dan benar.
Itulah
syair dalam nyanyian Musa.
Berilah hormat kepada Allah kita, Dialah gunung batu; pribadi yang
dikorbankan di atas kayu.
Berilah hormat
kepada Dia,
buktinya yaitu pikul salib. Kemudian, tanda seseorang pikul salib yaitu:
1.
Pekerjaannya
sempurna.
2.
Jalannya
adil.
3.
Setia
kepada TUHAN.
4.
Tidak
curang.
5.
Adil
dan benar perbuatannya.
Ulangan
32:5
(32:5) Berlaku
busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan
noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit.
Allah
kita itu adalah gunung batu yang harus dihormati. Namun, kenyataannya bangsa
Israel berlaku busuk terhadap TUHAN Allah, Dialah gunung batu.
Ulangan
4:16-18
(4:16)
supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai
berhala apa pun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan; (4:17) yang berbentuk binatang yang
di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara, (4:18) atau berbentuk binatang yang
merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah
bumi;
Pesan
Musa yang terakhir kepada bangsa Israel; supaya mereka jangan berlaku busuk di
hadapan TUHAN, artinya: Jangan mendirikan patung berhala dalam bentuk apapun,
antara lain …
-
Berbentuk
laki-laki atau perempuan.
-
Berbentuk
binatang yang di bumi.
-
Berbentuk burung.
-
Berbentuk ikan.
Apapun
jenis berhalanya.
Inilah
pesan Musa yang terakhir kepada bangsa Israel sebelum dia mati di gunung Nebo,
karena dia sendiri sadar bahwa dia tidak akan masuk ke tanah Kanaan hanya
karena terpancing emosi.
Jadi,
selembut-lembutnya Musa ternyata bisa juga terpancing emosi. Oleh sebab itu,
jangan kita egois, jangan kita berlambat-lambat mengerjakan pekerjaan TUHAN
apalagi berbantah-bantah, dengan kata lain; jangan memancing orang lain supaya
terpancing emosi.
Responsif
kita harus positif di hadapan TUHAN terhadap pekerjaan TUHAN.
Hal
yang senada kembali dinyatakan oleh Musa pada ayat 25.
Ulangan
4:25-26
(4:25)
Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku
busuk dengan membuat patung yang menyerupai apa pun juga, dan melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya, (4:26) maka aku memanggil langit dan
bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis
binasa dengan segera dari negeri ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk
mendudukinya; tidak akan lanjut umurmu di sana, tetapi pastilah kamu punah.
Musa
kembali berkata dan berpesan kepada bangsa Israel; supaya bangsa Israel jangan
berlaku busuk, karena kalau mereka tetap mendirikan patung berhala dan
selanjutnya menyembah kepada patung berhala itu, Musa dengan tegas berkata: “Pastilah kamu punah/binasa.”
Berilah
hormat kepada TUHAN Allah itu, sebab TUHAN Allah kita disebut juga gunung batu.
Tetapi kenyataannya; bangsa Israel tetap berlaku busuk, mereka mendirikan
patung emas tuangan, namun sekalipun demikian Musa tetap kembali mengingatkan
mereka supaya jangan berlaku busuk, jangan mengulangi kesalahan yang sama.
Jadi,
penyembahan berhala itu yang memunahkan dan membusukkan. Kalau kita setia
kepada TUHAN pasti awet, tidak busuk, tidak punah.
Demikian
juga, kejahatan itu adalah bakteri, itulah yang membusukkan. Jika kita higenis,
hidup dalam kesucian pasti awet dan diawetkan oleh TUHAN di dalam kerajaan
Sorga.
Betapa
sabarnya TUHAN kepada kita juga, berapa banyak dan berapa kali juga kita
menyembah berhala-berhala di bumi ini termasuk berhala buatan tangan manusia,
tetapi sampai kepada matinya Musa dia tetap berpesan supaya bangsa Israel
jangan berlaku busuk, karena mereka sudah pernah berlaku busuk yakni mendirikan
patung lembu emas tuangan.
Kita
kembali membaca Ulangan 32.
Ulangan
32:8-12
(32:8)
Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa,
ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah
bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. (32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang
ditetapkan bagi-Nya. (32:10)
Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan
dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya
sebagai biji mata-Nya. (32:11)
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas
anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di
atas kepaknya, (32:12) demikianlah TUHAN
sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Tuhanlah
yang menuntun, memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun
di padang gurun, selanjutnya dibawa masuk ke tanah Kanaan yang dijanjikan oleh
Allah kepada nenek moyang bangsa Israel untuk menjadi milik pusaka mereka untuk
selama-lamanya, tidak ada allah asing; bukan berhala-berhala asing.
Jadi,
jangan pernah berpikir dengan memiliki harta kekayaan, uang banyak, lalu oleh
karena hal itu saudara dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga, tidak. Jangan
pernah berpikir dengan memiliki barang fana termasuk batangan emas dan perak
lalu saudara dikenan oleh TUHAN, dengan kata lain layak masuk dalam kerajaan
Sorga, tidak.
Bukan
berhala asing yang menyertai, menuntun perjalanan bangsa Israel untuk dibawa
masuk ke tanah perjanjian, tetapi TUHAN Allah sendiri, persis seperti perkataan
TUHAN kepada Musa ketika dia diutus “malaikat-Ku
akan berjalan di depanmu”, itu tertulis dalam kitab Keluaran 32:34. Tetapi,
berbicara pertemuan Musa dengan malaikat TUHAN, sudah jelas TUHAN sendiri yang
berkata “Aku sendiri yang akan menuntun
bangsa Israel.”
Pertanyaannya:
MENGAPA TUHAN MEMIMPIN PERJALANAN BANGSA ISRAEL SEMENTARA MEREKA TELAH BERLAKU
BUSUK; MENYEMBAH BERHALA LEMBU EMAS?
Mari
kita melihat jawaban yang pasti, dimulai dari Ulangan 32:8-9.
Ulangan
32:8-9
(32:8)
Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa,
ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah
bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. (32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah
milik yang ditetapkan bagi-Nya.
Yakub
ialah milik yang ditetapkan bagi kemuliaan TUHAN.
Intinya,
yang menjadi bagian TUHAN ialah umat Israel, milik kepunyaan-Nya.
Jawaban
ini sudah jelas sekali, sehingga kita bisa memahami pertanyaan tadi; kenapa
TUHAN memimpin perjalanan bangsa Israel sekalipun mereka telah berlaku busuk.
Masa
TUHAN menciptakan takhta-Nya tetapi kosong, tidak ada pemuja di sana? Itu
sebabnya, TUHAN menetapkan bahwasanya; Yakub adalah milik yang ditetapkan bagi
kemuliaan TUHAN. kemudian, yang menjadi bagian TUHAN adalah umat Israel, milik
kepunyaan-Nya, karena Sorga tidak diciptakan untuk kosong, Sorga diciptakan
supaya di sana ada pemuja-pemuja itulah milik kepunyaan Allah sendiri.
Supaya
rencana TUHAN itu nyata dalam kehidupan kita, maka kita juga harus mengerti
rencana TUHAN ini. Kita harus hargai panjang sabarnya TUHAN. Jangan lagi kita
berlaku busuk supaya rencana Allah juga tergenapi dalam kehidupan kita
masing-masing.
Sorga
tidak mungkin kosong, oleh sebab itu TUHAN mau jadikan kita sebagai milik-Nya
untuk menjadi pemuja-pemuja, untuk hormat kemuliaan TUHAN, beri hormat bagi Dia.
Ibadah
ini adalah tumpuan kaki TUHAN sebagai milik pusaka kita. Tetapi, di sisi yang
lain kita adalah milik pusaka TUHAN yang ditempatkan di Sorga yang mulia sebagai
pemuja-pemuja TUHAN, berarti ada hubungan timbal balik.
Oleh
sebab itu, kita harus beri hormat kepada TUHAN Allah kita yang disebut gunung
batu. Kita harus hormati ibadah ini, jangan hanya puas dengan harta kekayaan,
uang dan gaji, sebab bukan itu yang membawa keluar dari dunia ini.
Beri hormat
kepada TUHAN Allah, Dia gunung batu. Sebab, sekalipun bangsa Israel berlaku
busuk, Dia tetap berkata kepada Musa “malaikat-Ku
akan berjalan di depanmu”, artinya: TUHAN tetap pimpin bangsa Israel
sekalipun bangsa Israel berlaku busuk.
Roma
9:13
(9:13)
seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
Seperti ada
tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." Dari ayat ini
sudah nampak suatu gambaran/bayangan.
Jika
kita lihat peristiwa Esau dan Yakub di dalam Kejadian 25, Esau itu seorang yang
pandai berburu daging dan kesukaannya adalah tinggal di padang (dunia).
Berbanding terbalik dengan Yakub yang berganti nama menjadi Israel, yang
akhirnya nanti menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, kenapa? Jawabnya, karena
Yakub adalah seorang yang;
-
Tenang
= Doa Penyembahan
-
Dan
suka tinggal di kemah, itulah rumah TUHAN.
Jadi,
sudah jelas itulah gambaran dari Roma 3:12.
Roma
3:14-15
(9:14)
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil?
Mustahil! (9:15) Sebab Ia
berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku
mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau
bermurah hati."
Apakah Allah
tidak adil? Mustahil! Karena TUHAN Allah kita juga disebut gunung batu;
tabiatnya adalah adil dan benar, sempurna perbuatannya, Dia tidak curang, Dia
setia.
"Aku akan
menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah
hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Itu sebabnya
TUHAN memimpin bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun untuk
selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan. TUHAN mau menaruh belas kasih, TUHAN mau
bermurah hati kepada milik kepunyaan-Nya, sekalipun mereka sudah pernah berlaku
busuk oleh karena lembu emas tuangan tadi.
Sekalipun
sudah berlaku busuk, TUHAN tetap bermurah hati dan TUHAN akan berbelas kasih
kepada siapa Ia mau menaruh belas kasih. Jadi, itu tidak tergantung kepada
kehendak orang atau usaha orang, tetapi tergantung kepada kemurahan hati TUHAN.
Jadi,
untuk menjadi milik kepunyaan Allah itu berdasarkan belas kasih, sebab itu
hargailah belas kasih, rahmat TUHAN.
Kita
lihat; orang yang menghargai rahmat TUHAN.
1
Petrus 2:9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar
dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Tetapi kamulah
bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri. Inilah
orang-orang yang sudah menerima belas kasih.
Menjadi
pelayan TUHAN itu adalah belas kasih, tetapi perlu untuk diketahui; tugas dari
seorang imam/pelayan TUHAN/hamba TUHAN adalah memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, memberitakan
salib. Berarti, menghormati TUHAN Allah karena Dia adalah gunung batu.
Jadi
tiadalah mungkin TUHAN ciptakan Sorga tetapi tidak ada orang-orang yang menjadi
milik kepunyaan Allah di dalam Sorga sebagai pemuja-pemuja. Oleh sebab itu,
panjang sabar-Nya itu dinyatakan. Dan kalau sampai hari ini kita merasakan
kemurahan TUHAN, panjang sabar-Nya TUHAN dan kalau kita berada di tengah ibadah
dan pelayanan pada malam ini lewat Ibadah Doa Penyembahan, semua karena panjang
sabarnya TUHAN.
Sekarang
kita melihat, cara TUHAN memimpin.
Ulangan
32:10
(32:10) Didapati-Nya
dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman
padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya
sebagai biji mata-Nya.
TUHAN
memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel di padang gurun.
Adapun
suasana padang gurun:
a.
Di tengah-tengah
ketandusan,
berarti gersang, kering-kering, tetapi TUHAN tetap menyertai.
Sebenarnya, dalam pengikutan kita kepada
TUHAN kalau benar-benar kita berada dalam pimpinan TUHAN kita tidak perlu takut
dengan keadaan dunia yang tandus dan kering-kering ini. Tetapi kalau sudah
bercampur dengan perasaan; mulailah timbul khawatir, mulailah timbul ketakutan
sampai wajahnya cabe keriting, cemberut terus tiap hari dan tidak menjadi
pendamaian.
Apa yang dapat diharapkan dari tanah
yang kering? Tetapi TUHAN tetap memimpin langkah-langkah perjalanan mereka yang
bersuasanakan padang gurun. Dan sekali waktu dunia ini andaikata bersuasanakan
padang gurun TUHAN tetap menyertai dan memimpin kita. Oleh sebab itu, dalam
pengikutan kita kepada TUHAN jangan lagi bercampur baur dengan perasaan manusia
daging.
b.
Auman padang
belantara,
berarti menghadapi ganasnya binatang buas, antara lain:
-
Binatang
pertama yang keluar dari dalam laut, itulah antikris.
-
Binatang
kedua yang keluar dari dalam bumi, itulah nabi-nabi palsu = Serigala berbulu
domba.
Namun
sekalipun demikian, TUHAN mengelilingi, TUHAN mengawasi, TUHAN menjagai bangsa
Israel sebagai biji mata TUHAN.
Soal
biji mata mari kita melihat Wahyu 5:6.
Wahyu
5:6
(5:6)
Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di
tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi.
… Bermata tujuh:
itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Hamba-hamba
TUHAN yang diutus oleh TUHAN itulah biji mata TUHAN, itulah ketujuh Roh Allah.
Jadi,
sekalipun melewati padang belantara dengan dua suasana yaitu tandus dan auman
padang belantara, TUHAN tetap mengelilingi, TUHAN tetap mengawasi, TUHAN tetap
menjagai bangsa Israel sebagai biji mata TUHAN. Hamba TUHAN yang diutus oleh
TUHAN adalah biji mata TUHAN, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus oleh TUHAN. Tidak ada biji mata dibiarkan kotor dan kelilipan,
tetap dijaga, dilindungi, diawasi, dikelilingi.
Begitu
hebatnya TUHAN menempatkan hamba TUHAN pada bagian yang sangat sensitif sekali.
Coba kalau masuk sedikit saja kotoran ke dalam biji mata rasanya tidak enak dan
itu tidak akan dibiarkan oleh TUHAN. Rasa-rasa yang tidak enak, ganjalan di
dalam mata karena auman belantara dan ketandusan itu tidak akan dibiarkan TUHAN,
sebab diawasainya dia, dijagai dia, dikelilingi dia karena dia biji mata.
Inilah
cara TUHAN memimpin, maka rugi anak TUHAN kalau turun dari imam-imam/pelayan
TUHAN apalagi kendor dari tiga macam ibadah pokok. Itu adalah suatu kerugian
yang sangat besar sekali dan fatal akibatnya.
Biasanya
orang yang sudah kendor itu tanpa sadar dia sudah menjadi manusia daging dan
manusia duniawi, sehingga tidak memancarkan cahaya kemuliaan bahkan tidak
tertarik sedikitpun untuk beribadah. Kemudian, dia akan datang dengan segudang
alasan dan alasannya tepat dan benar karena setan yang sediakan alasan itu di
hatinya, di pikirannya.
Biji
mata itu tidak boleh ada ganjalan di dalamnya. Oleh sebab itu, kalau melayani
maka layani saja, tidak usah campur dengan perasaan. Contohnya dalam memberikan
persembahan; persepuluhan, buah sulung kemudian berkata “sepuluh ribu saja deh”
berarti sudah tercampur dengan perasaan manusia daging.
Wahyu
4:5
(4:5)
Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh
obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Tujuh
pelita yang menyala-nyala di hadapan takhta Allah itulah ketujuh Roh Allah.
Pendeknya;
biji mata TUHAN harus dilindungi, diawasi sebagaimana TUHAN menyertai
perjalanan bangsa Israel di padang gurun, supaya biji mata TUHAN tetap menjadi
ketujuh Roh Allah; tetap menjadi pelita yang bernyala-nyala, tetap menjadi
kesaksian, menjadi terang. Sehingga, tidak dibiarkan ganjalan-ganjalan
mengganggu biji mata TUHAN.
Inilah
cara TUHAN memimpin. Cara TUHAN itu luar biasa.
Cari
TUHAN berikutnya dalam memimpin bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun.
Ulangan
32:11
(32:11)
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di
atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya
di atas kepaknya,
Inilah
cara TUHAN berikutnya dalam memimpin bangsa Israel di padang gurun, yaitu: Biji
mata TUHAN harus mengenal dua hal, antara lain …
1.
Mengenal tentang
digoyangbangkitkan,
itu berbicara tentang pengalaman Yesus
dalam tanda kematian dan kebangkitan.
Jadi, biji mata TUHAN, pelayan TUHAN
harus mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitannya. Oleh
sebab itu, di dalam Kolose juga dinyatakan; orang yang sudah mengalami kematian
dan kebangkitan dia selalu mencari perkara di atas dan memikirkan perkara di
atas, itu suasana kematian dan kebangkitan.
2.
Didukung di atas
kepak sayap Allah,
jelas menunjuk kepada: Doa penyembahan.
Jadi,
biji mata TUHAN:
-
Harus
mengenal pengalaman Yesus dalam tanda
kematian dan kebangkitan.
Sebagaimana Rasul Paulus dalam Filipi 3;
yang ku kehendaki ialah untuk mengenal
Dia dan kuasa kebangkitan-Nya. Orang yang sudah mengenal kematian dan
kebangkitan-Nya pasti berada dalam persekutuan sengsara salib supaya serupa
dengan Dia di dalam kematian-Nya, sehingga secepatnya bergabung dengan korban
Kristus supaya menjadi sama dengan Dia di dalam kematian-Nya. Jika ingin
mengenal kebangkitan tetapi tidak mau bersekutu dengan sengsara salib, itu
hanyalah mimpi. Oleh sebab itu; jangan mimpi, pelayan TUHAN tidak boleh
bermimpi sebab Sorga bukan mimpi tetapi real
(nyata), vision.
-
Harus
hidup dalam doa penyembahan.
Berarti, biji mata TUHAN; hamba-hamba
TUHAN, ketujuh Roh Allah yang diutus TUHAN ke seluruh bumi sudah harus
menyembah. Penyembahan itu tidak perlu diatur-atur, tidak perlu diperintah,
sebab penyembahan itu sejauh penyerahan diri.
Keluaran
19:4
(19:4)
Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana
Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu
kepada-Ku.
Doa penyembahan yang membawa
kita untuk sampai kepada Allah; menjadi milik kepunyaan Allah, menjadi pemuja-pemuja
Allah di Sorga.
Keluaran
19:5
(19:5)
Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang
pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari
antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
Kalau
akhirnya TUHAN memilih Israel, apakah kita katakan TUHAN itu curang? Mustahil!
Sebab, TUHAN yang memilih bangsa Israel dari antara bangsa-bangsa di bumi ini.
Jadi,
TUHAN menaruh belas kasihan kepada siapa Dia mau menaruh belas kasihan; semata-mata
bukan karena kemampuan seseorang, hasil usaha seorang melainkan karena belas
kasih. Oleh sebab itu, hormatilah TUHAN Allah kita, Dia gunung batu.
Keluaran
19:6
(19:6)
Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Kamu akan
menjadi bagi-Ku, biji
mata TUHAN, antara lain disebut: kerajaan imam atau imam yang berkerajaan,
bangsa yang kudus, umat pilihan, milik kepunyaan Allah sendiri.
Jadi,
Imamat Rajani sudah harus tahu untuk hidup di dalam doa penyembahan. Dan hidup
di dalam penyembahan merupakan tanda bahwa biji mata TUHAN berpegang teguh pada
perjanjian TUHAN; tidak terlepaskan bahkan terikat dengan perjanjian TUHAN, tidak
mau melepaskan diri dari perjanjian TUHAN.
Jangan
sampai kita melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan ini karena menginginkan
kebebasan dunia, tetapi harus terikat dengan perjanjian TUHAN. Jangan lepaskan
diri dari perjanjian TUHAN karena menginginkan kebebasan dunia, itu adalah jerat.
Jadi,
itulah alasannya kenapa TUHAN tetap memimpin bangsa Israel dalam perjalanan
mereka di padang gurun untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah Kanaan. Jawabnya
sudah jelas supaya kita menjadi penghuni-penghuni Sorga mulia dan selanjutnya
menjadi pemuja-pemuja. Bagaimana caranya? Tadi kita sudah melihat dua cara dan
cara yang kedua yaitu mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan
kebangkitan sampai kita harus tahu untuk menyembah; hidup dalam doa penyembahan
sejauh penyerahan diri.
Tanda
hidup dalam doa penyembahan yaitu berpegang teguh kepada perjanjian TUHAN.
Jadi
umat pilihan TUHAN itu adalah milik kepunyaan Allah sendiri, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri.
Kita
tidak bisa berkata TUHAN itu curang. Sebab, TUHAN menaruh belas kasih kepada
siapa Dia mau menaruh belas kasih, tetapi tentu saja kita harus menghargai
belas kasih TUHAN. Hormatilah TUHAN Allah kita!
Kita
baca Mazmur 91, dengan perikop: “Dalam
lindungan Allah.”
Mazmur
91:1-2
(91:1)
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan
Yang Mahakuasa (91:2) akan berkata
kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku,
yang kupercayai."
Doa
penyembahan adalah tempat perlindunganku. Doa penyembahan adalah kubu
pertahananku. Dan TUHAN adalah Allah yang kita percayai, tidak ada yang lain.
Sehingga, TUHAN nyatakan perlindungan yang sungguh luar biasa. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment