IBADAH RAYA
MINGGU, 03 OKTOBER 2021
KITAB WAHYU
PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri:17)
Subtema:
YANG TERUTAMA IALAH KASIH
Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di
tengah Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian zangkoor, semua karena
kemurahan TUHAN dimana TUHAN mau menyatakan rencana-rencana indah di dalam
seluruh kehidupan kita masing-masing.
Saya
juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia,
bahkan umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti ibadah dan pemberitaan Firman
TUHAN lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri.
Selanjutnya, mari kita berdoa; kita mohonkan supaya firman yang dibukakan itu
melawat dan meneguhkan setiap kehidupan kita, sehingga menjadi suatu berkat
yang besar di hari-hari terakhir ini untuk menuntun kita dan selanjutnya berada
di dalam rencana Allah yang besar.
Secepatnya
kita akan menerima kitab Wahyu sebagai firman penggembalaan pada GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, dan
Bandung, Malaysia, bahkan umat TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan
oleh GPT “BETANIA.”
Kitab
Wahyu adalah firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dalam penggembalaan
GPT “BETANIA.”
Saat
ini kita berada pada Wahyu 13:13-14,
dengan perikop: “Binatang yang keluar
dari dalam bumi.”
-
Binatang pertama yang keluar
dari dalam bumi, jelas itu menunjuk kepada: Antikris, itulah kepala ular naga merah padam. Jadi, antikris itu
keluar dari dalam air yang banyak, itulah lautan dunia.
-
Sedangkan,
binatang yang kedua keluar dari
bumi, itulah nabi-nabi palsu, itulah
ekor ular naga merah padam.
Keluar dari bumi berarti awalnya menjadi
hamba TUHAN, ditinggikan seperti bintang-bintang tetapi akhirnya dilemparkan ke
bumi, dan dari sanalah dia keluar itulah nabi-nabi palsu.
Itulah
binatang pertama dan binatang kedua.
Wahyu
13:13-14
(13:13) Dan
ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari
langit ke bumi di depan mata semua orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan
tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata
binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka
mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang
tetap hidup itu.
Nabi-nabi
palsu melakukan tanda-tanda dan perbuatan-perbuatan ajaib di depan mata semua
orang, berarti dengan sengaja memamerkan dan mempertontonkan demonstrasi-demonstrasi
yang mereka perbuat hanya untuk memikat hati semua orang.
Memang
tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat yang terjadi yang dikerjakan oleh
seorang hamba TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan cukup menarik perhatian
semua orang dan bisa memikat banyak orang supaya secepatnya menghimpunkan
banyak jiwa-jiwa. Itu merupakan daya tarik yang luar biasa untuk menghimpunkan
jiwa-jiwa.
Kemudian,
setelah terpikat/terperdaya tujuan selanjutnya dari nabi-nabi palsu adalah
untuk menyesatkan mereka yang diam di bumi; secara khusus mereka yang
terpikat/terperdaya oleh tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat tadi, atau api
yang turun dari langit ke bumi tadi yang diperbuat oleh nabi-nabi palsu.
PRAKTEK
PENYESATAN DARI NABI-NABI PALSU.
Wahyu
13:14B
(13:14)
Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah
diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia
menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk
menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Selanjutnya,
nabi-nabi palsu menyuruh mereka yang diam di bumi -- itulah mereka yang
terpikat dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat -- supaya secepatnya mendirikan patung untuk menghormati
binatang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah antikris.
Sekali
lagi saya tandaskan: Nabi-nabi palsu, pemimpin-pemimpin palsu mengadakan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat tujuannya untuk menyesatkan banyak orang.
Praktek kesesatan yang mereka kerjakan: Nabi-nabi palsu menyuruh penduduk bumi
supaya secepatnya mendirikan patung.
Jadi,
setelah terperdaya oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat selanjutnya mereka
diperintahkan untuk mendirikan patung dengan mudahnya oleh nabi-nabi palsu.
Mudah sekali mereka digiring dan diperintahkan untuk mendirikan patung = Mudah
disesatkan, mudah diperdaya, karena sudah terperdaya/terpikat hatinya dengan
tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat yang diperbuat oleh nabi-nabi palsu tadi.
Sesudah terpikat barulah mereka digiring lebih dalam lagi yakni diperintahkan
supaya mereka secepatnya mendirikan patung berhala.
Kita
membaca Ulangan 13, dengan perikop: “Peringatan terhadap penyembahan berhala dan
ibadah yang sesat.”
Ulangan
13:1-3
(13:1)
Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia
memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (13:2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu
itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak
kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (13:3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau
pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk
mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Musa
dengan tegas berkata kepada bangsa Israel: “maka
janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu”, berarti
jangan terperdaya dengan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat yang diadakan
oleh nabi-nabi palsu itu.
Ukuran
dari ibadah yang layak di hadapan TUHAN;
-
Bukan
karena banyaknya mujizat-mujizat,
-
Bukan
karena banyaknya tanda-tanda heran,
-
Bukan
karena banyaknya sensasi-sensasi yang dikerjakan oleh seorang hamba TUHAN di
tengah ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan yang TUHAN percayakan.
Maka,
saya sampaikan lagi dengan tandas saat ini: Janganlah kita mendirikan patung
berhala dan janganlah menyembah berhala itu hanya karena tanda-tanda dan
mujizat-mujizat yang diadakan nabi-nabi palsu dan pemimpin-pemimpin palsu.
Sebab, tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang diadakan oleh nabi-nabi palsu atau
pemimpin-pemimpin palsu itu terjadi ternyata atas seizin TUHAN. Mengapa TUHAN
izinkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat diadakan oleh nabi palsu? Tujuan TUHAN
adalah untuk mengetahui keadaan kita apakah kita lebih sungguh-sungguh mengasihi
TUHAN dengan segenap hati, dengan segenap jiwa kita.
… Sebab TUHAN,
Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui …
Jadi,
tanda heran itu diizinkan terjadi, tujuan TUHAN adalah untuk mengetahui kondisi
atau kualitas rohani pribadi lepas pribadi yang mengikuti TUHAN. TUHAN ingin
mengetahui kualitas rohani kita; apakah kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN dengan
segenap hati, segenap jiwa kita. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN
dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan = Berpegang teguh
kepada hukum yang terutama.
Mengasihi
TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, sama artinya:
Berpegang teguh kepada hukum yang terutama. Hal itu akan dibuktikan di dalam
Injil Markus 12, dengan perikop: “Hukum
yang terutama.”
Markus
12:28
(12:28)
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal
jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang
itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
Seorang
ahli Taurat bertanya datang kepada Yesus: "Hukum
manakah yang paling utama?"
Markus
12:29-31
(12:29)
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (12:30)
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih
utama dari pada kedua hukum ini."
Pada
ayat 29-31 merupakan bagian TUHAN Yesus yang menjawab, tetapi untuk menjawab
pertanyaan dari ahli Taurat tadi, Yesus terlebih dahulu berkata dan
memberitahukan, bahwa: TUHAN Allah kita itu esa, berarti TUHAN itu satu, tidak
dua.
Karena
Allah itu esa, maka TUHAN berkata: Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
“Segenap”
berarti tidak terbagi-bagi.
Namun,
andaikata TUHAN Allah kita ada dua maka tentu saja kita hanya; separuh hati,
separuh jiwa, separuh pikiran, separuh kekuatan untuk mengasihi TUHAN, mengapa?
Karena ada allah lain.
Contoh
mengasihi TUHAN dengan separuh hati, separuh jiwa, separuh akal, separuh
kekuatan:
-
Separuh
untuk pekerjaan dan separuh untuk ibadah.
-
Separuh
untuk bisnis di dunia (ladang dunia) dan separuh untuk ladang TUHAN.
-
Separuh
berkorban untuk dunia dan separuh untuk TUHAN.
Mengapa
bisa seperti itu? Karena Allahnya dua; satu TUHAN Allah yang hidup dan satu
lagi allah yang mati (berhala).
Oleh
sebab itu, kalau allahnya dua dia tidak bisa mengasihi Allah dengan segenap
hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, sebab dia harus mengasihi dengan separuh
saja, seperti Kain yang hanya mempersembahkan separuh dari hasil ladangnya
saja. Berbeda dengan Habel; dia mengasihi TUHAN dengan sepenuh hati, sehingga
dia mempersembahkan korban yang tambun-tambun dan anak sulung yang
tambun-tambun.
Jadi,
karena TUHAN Allah kita itu esa atau satu, maka tentu saja kita harus mengasihi
dia dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan, inilah
hukum yang terutama. Jadi, ini dari hukum atau hukum yang terutama adalah
KASIH.
Markus
12:32
(12:32)
Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar
kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
Setelah
dia dipuaskan oleh jawaban yang sangat jelas, respon dari ahli Taurat yaitu: "Tepat sekali, Guru.” Berarti, dia
membenarkan perkataan TUHAN Yesus, karena dia ahli Taurat dan dia tahu tentang sepuluh
hukum Taurat.
… Dia esa, dan
bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Tidak ada yang lain termasuk berhala,
kecuali TUHAN Allah kita itu; TUHAN Allah yang hidup itulah Allah Abraham,
Ishak, Yakub, Allah Israel.
Tidak
ada yang lain di hati ini selain Dia.
Intinya
adalah ahli Taurat itu menerima dan mengakui bahwa betul-betul Allah itu esa,
tidak ada yang lain, berarti dia tidak menduakan hati TUHAN; tidak hidup dalam
penyembahan berhala, tidak ada allah asing di dalam dirinya. Dan dia
betul-betul mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal
budi dan kekuatan.
Markus
12:33
(12:33)
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian
dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri
sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan."
Perlu
untuk diketahui: Setiap orang yang mengakui bahwa TUHAN Allah itu esa, maka;
YANG
PERTAMA: Dia akan mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan
kekuatan.
YANG
KEDUA: Dia menyadari dan memahami betul bahwasanya hukum yang terutama lebih
utama dari segala korban, termasuk korban bakaran dan korban sembelihan.
-
Korban bakaran = Persembahan
korban sampai hangus, yakni semua korban yang kita persembahkan harus hangus;
hati, pikiran, perasaan, tubuh, jiwa, roh harus hangus, termasuk korban-korban
untuk nanti rencana natal, harus sampai hangus, jangan diungkit-ungkit. Jangan
sampai karena korbannya lebih besar lalu diungkit-ungkit, itu belum hangus.
Tetapi sekalipun demikian, ahli Taurat berkata kepada TUHAN Yesus, bahwa dia
menyadari betul dan mamahami betul bahwasanya hukum yang terutama lebih utama
dari korban bakaran.
-
Korban sembelihan = Jiwa hancur,
hati patah dan remuk.
Kita
hubungkan langsung dalam Mazmur 51.
Mazmur
51:16-17
(51:16)
Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku
akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu! (51:17) Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan
puji-pujian kepada-Mu!
Lepaskanlah aku
dari hutang darah … Seperti
Daud membunuh Uria orang Het, dalam arti rohani untuk kita sekarang: Membenci
sesama setara dengan dosa membunuh (1 Yohanes 3:15).
Ciri
seseorang apabila dosa yang banyak itu diampuni:
-
Ia akan
memberitakan salib sebagai keadilan TUHAN dengan sorak sorai atau gairah yang
berasal dari Roh TUHAN, bukan gairah daging, bukan semangat daging, bukan euforia
dunia.
-
Bibir dan
mulutnya memberitakan puji-pujian, berarti hidup dalam penyembahan kepada
TUHAN.
Apabila
kedua ciri ini menjadi nyata dalam kehidupan kita = Mengasihi TUHAN dengan
segenap hati, segenap jiwa, akal budi, dan segenap kekuatan. Sebab, apa yang
keluar dari mulut yakni memberitakan keadilan TUHAN dan menyembah TUHAN, jelas
itu berasal dari dalam hati.
Apa
yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati, inilah hukum yang terutama.
Maka, dikaitkan dengan ayat 18-19.
Mazmur
51:18-19
(51:18)
Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya
kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (51:19) Korban sembelihan kepada Allah
ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina,
ya Allah.
Pendeknya,
hukum yang terutama lebih utama dari:
-
Korban
bakaran.
-
Korban
sembelihan.
Korban sembelihan kepada Allah itulah
jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tetapi sekalipun demikian tidaklah
lebih utama dari hukum yang terutama yakni mengasihi TUHAN dengan segenap hati,
segenap jiwa, segenap akal budi, segenap kekuatan.
Jadi,
jangan bermegah dengan korban-korban. Apapun yang dikorbankan, jangan bermegah.
Jangan
berkata “saya kan sudah korban ini, saya kan sudah korban itu”, tidak ada
artinya itu. Sebab, yang lebih utama adalah hukum yang terutama, berarti mengasihi
dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap pikiran, segenap kekuatan. Itulah
hukum yang terutama dan yang lebih utama dari korban sembelihan dan korban
bakaran.
Kita
akan melihat persamaan berikutnya, di dalam 1 Korintus 13, dengan perikop:
“Kasih.”
1
Korintus 13:1
(13:1)
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong
yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun
seorang hamba TUHAN dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia (bahasa
bumi) dan bahasa malaikat (bahasan Sorga), namun jika tanpa kasih, sama dengan:
-
Gong yang
berkumandang.
-
Canang
gemerincing.
Gong
dan canang itu bagian dari alat musik, tetapi kalaupun itu dimainkan dia hanya
sama seperti:
-
Gong
yang berkumandang; tidak bisa mengikuti irama sebuah nada yang tinggi dan nada
rendah, hanya mengeluarkan suara “gong berkumandang” = Tidak bisa mengikuti
irama Sorgawi.
-
Demikian
juga canang, begitu dipukul dia hanya akan mengeluarkan suara “canang
gemerincing”, nadanya sama saja “do”.
Orang
sudah memuji TUHAN dengan nada yang tinggi dan nada rendah, dengan suatu irama
yang begitu indah, sampai naik ke hadirat TUHAN tetapi gong hanya berkumandang
dan canang hanya gemerincing saja, tidak bisa mengikuti irama Sorgawi.
Demikianlah
keadaan seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN di dalam melayani TUHAN tanpa kasih.
Demikian juga jemaat beribadah tanpa kasih persis seperti gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing.
1
Korintus 13:2
(13:2)
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala
rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
aku sama sekali tidak berguna. (13:3)
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Antara
Markus dan Mazmur sama dengan 1 Korintus 13:1-3.
Tiga
perbuatan di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN tanpa kasih …
YANG
PERTAMA: Dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia, bahasa bumi dan bahasa
malaikat, bahasa Sorgawi, tetapi jika tanpa
kasih sama dengan gong yang berkumandang
dan canang gemerincing.
YANG
KEDUA: Jikalau seorang hamba TUHAN mempunyai karunia untuk;
-
bernubuat,
-
mengetahui
segala rahasia,
-
mengetahui
segala pengetahuan,
-
memiliki
iman yang sempurna untuk mengadakan mujizat termasuk memindahkan gunung,
termasuk tanda-tanda heran.
Tetapi
jika tanpa kasih sama sekali tidak berguna.
YANG
KETIGA:
-
Seorang
hamba TUHAN membagi-bagikan segala sesuatu yang dia miliki.
-
Menyerahkan
tubuh untuk dibakar seperti korban bakaran.
Tetapi
jika tanpa kasih di dalam melayani
TUHAN, sedikitpun tidak ada faedahnya.
Tiga
perbuatan ajaib tadi -- yang terdapat pada ayat 1 sampai ayat 3 -- semuanya itu
dilakukan tanpa kasih, berarti yang menjadi motor penggerak dalam melayani
TUHAN dan mengerjakan pekerjaan TUHAN adalah ambisi atau kehendak manusia itu
sendiri.
Jika
melayani Tuhan tanpa kasih, maka yang menjadi motor penggeraknya adalah ambisi,
itulah kebenaran diri sendiri, keinginan diri sendiri. Hal itu sudah pasti.
Demikianlah
pada Wahyu 13:13-14, nabi-nabi palsu
mengadakan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat yakni menurunkan api dari langit
ke bumi di depan mata semua orang, berarti demonstrasi itu dipamerkan/dipertontonkan
hanya untuk memikat banyak orang. Memang tidak bisa dipungkiri pelayanan
semacam ini menjadi sebuah daya tarik yang besar untuk secepatnya mengumpulkan
banyak jiwa. Tetapi, ingat; melayani tanpa kasih motor penggeraknya itu adalah
ambisi manusia itu sendiri.
Manusia
dapat terpikat dengan tanda-tanda heran yang diadakan nabi palsu, tetapi hati
TUHAN tidak puas dan tidak terpikat dengan pelayanan TUHAN semacam ini.
Jadi,
melayani tanpa kasih tentu saja merupakan sebuah penyesatan secara
besar-besaran. Kalau TUHAN sudah memberi pengertian maka jadikanlah itu sebuah
hikmat, akal budi dan kebijaksanaan untuk menuntun perjalanan rohani kita
selanjutnya sampai dibawa kepada Yerusalem baru.
Anak
hamba tidak dapat mewarisi kerajaan Sorga. Ishak adalah anak dari perempuan
merdeka, dia anak janji.
Tanah
air Sorgawi sudah dijanjikan kepada kita semua untuk dijadikan milik pusaka
kita masing-masing tetapi bukan karena tanda heran, bukan karena tanda mujizat,
bukan karena ambisi. Sebab, ambisi seorang hamba TUHAN di dalam pelayanan itu
ada sebuah penyesatan besar-besaran yang membuat hati TUHAN muak.
Akhirnya
di dalam Matius 7:21-23, mereka yang mengadakan mujizat, tanda-tanda heran,
akhirnya TUHAN berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu!" Apa kejahatan mereka? Mereka sibuk mengadakan tanda
heran tetapi mereka tidak melakukan kehendak Allah Bapa. Sedangkan, Yesus
disalib itu adalah kehendak Allah Bapa.
Yesus
datang ke dunia untuk disalib bukan untuk melancarkan kehendak-Nya; wisata di
Anyer, wisata di Merak, wisata di Ancol, tidak. Yesus datang ke dunia untuk
disalib, untuk melakukan kehendak Allah Bapa. Jadi, kalau sibuk melakukan tanda
heran di sebuah pelayanan dalam sebuah penggembalaan tetapi kehendak Allah
diabaikan, artinya salib Kristus diabaikan dan itu adalah pembuat kejahatan. Selanjutnya
Yesus berkata pada hari TUHAN: “…
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Oleh
sebab itu, ikuti via dolorosa, langkah-langkah:
“Akulah jalan kebenaran untuk hidup kekal.”
Namun
orang lebih suka dengan:
-
Firman
ditambahkan, yaitu satu ayat lalu ditambah cerita isapan jempol, dongeng nenek
tua, ditambah lagi guyon-guyon dan akhirnya hamba TUHAN menjadi pelawak.
Seorang hamba TUHAN harus tegas dalam
menyatakan kebenaran, karena selangkah saja kita meleset dari kebenaran maka
tidak sampai ke Sorga.
-
Kemudian,
firman dikurangkan, yaitu sibuk mengadakan mujizat dan salib
diabaikan/dikurangkan. Pemberitaan firman semacam ini juga tidak sampai ke
Sorga.
Di
dalam Wahyu 22:18-19 dikatakan: “… Jika seorang menambahkan sesuatu
kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang
mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini,
maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus
…”
Sudah
jelas; melayani tanpa kasih itu sebuah penyesatan besar-besaran walaupun
mujizat terjadi, walaupun keajaiban terjadi. Yang membuat hati saya greget
adalah terlalu banyak orang Kristen yang lebih cenderung hatinya menolak jalan
salib.
Kita
hubungkan hal yang senada dengan apa yang dituliskan Rasul Paulus kepada Jemaat
di Korintus, yang juga dikatakan kepada anak kekasihnya yaitu Timotius, di
dalam 1Timotius 2, dengan perikop: “Mengenai
doa jemaat.”
1
Timotius 2:1-4
(2:1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat
dan ucapan syukur untuk semua orang, (2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (2:3) Itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (2:4)
yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran.
Ini
merupakan tingkatan doa; tingkatan doa ini merupakan nasihat Rasul Paulus
kepada Timotius, yaitu:
-
Tingkat
pertama: Doa permohonan.
-
Tingkat
kedua: Doa syafaat.
-
Tingkat
ketiga: Syukur, berarti tidak ada
lagi kepentingan.
Hal
ini harus kita kerjakan selama kita hidup di bumi supaya nanti memuncak sampai
gunung Sion, wujudnya adalah doa penyembahan.
Menaikkan
doa permohonan, syafaat, syukur untuk raja-raja, semua pembesar (pemerintahan),
untuk semua lapisan masyarakat baik terpandang atau tidak terpandang, kaya
ataupun miskin, supaya kita hidup tentram dalam kesalehan dan kehormatan. Itu
baik dan berkenan kepada Allah, TUHAN dan Juruselamat.
Tuhan
menghendaki supaya kita menaikkan doa; permohonan, syafaat dan syukur untuk
semua orang, dimulai dari raja-raja (pemerintah), pembesar-pembesar, sampai
seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Tujuannya …
-
Supaya
semua orang diselamatkan.
-
Supaya
semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Kebenaran sejati sumbernya
adalah salib di Golgota (salib Kristus).
Itulah kebenaran sejati; mujizat bukan
kebenaran sejati, itu adalah karunia, pekerjaan roh.
Inilah
kasih yang sesungguhnya, kasih yang terutama. Inilah yang dikehendaki Allah dan
hal itu disampaikan Rasul Paulus kepada Timotius dalam setiap ibadah dan
pelayanannya untuk melayani TUHAN, untuk melayani sidang jemaat di hadapan
TUHAN.
Ini
yang TUHAN mau dan ini yang TUHAN kehendaki, ini kasih yang sempurna, hukum
yang terutama, lebih utama dari yang lain, lebih utama dari mujizat, lebih
utama dari karunia-karunia roh. Apa artinya mujizat “yang sakit sembuh” tetapi
tidak selamat? Hal ini TUHAN tidak kehendaki.
Yang
TUHAN kehendaki adalah supaya kita selamat, supaya kita memperoleh pengetahuan
tentang kebenaran yang berasal dari salib. Dan kebenaran inilah yang menuntun
langkah-langkah perjalanan kita dan tidak keluar dari koridor kebenaran. Kalau
kita tidak keluar dari koridor kebenaran maka akan sampai kepada tujuan.
Jadi,
bukan soal tanda-tanda heran, bukan soal mujizat yang diadakan nabi palsu,
tetapi soal kasih yang harus diajarkan seorang hamba TUHAN kepada sidang
jemaat, itulah hukum yang terutama; itulah kasih, mengasihi TUHAN dan sesama.
Bukan
soal mujizatnya, berapa banyak orang yang mengalami mujizat namun belum tentu
orang itu mau diajar salib, belum tentu dia mau pikul salib, belum tentu dia
mau berkorban, belum tentu setia kepada TUHAN.
Dalam
mengawali pelayanan saya di provinsi Banten, sudah berapa banyak orang yang sembuh
dalam pelayanan saya; yang kerasukan setan dilepaskan, rahim tertutup dibuka
TUHAN, kanker disembuhkan, semua disembuhkan oleh TUHAN. Tetapi tidak ada satu
orangpun dari antara mereka yang mengalami kesembuhan itu ada di sini. Itu semua
karena tidak mau pikul salib
Tetapi,
jika ada mujizat atau demonstrasi pada sebuah penggembalaan sangat digandrungi,
tidak dipungkiri itu sebuah daya tarik untuk memikat setiap orang. Tetapi
akhirnya, dalam Wahyu 13, mereka
yang sudah terpikat selanjutnya disesatkan untuk mendirikan patung. Oleh sebab
itu, di dalam Ulangan sudah jelas dikatakan; Sebelum kamu masuk tanah Kanaan
ingat TUHAN, jangan mau disesatkan oleh mujizat yang diadakan oleh nabi palsu.
Memang
itu semua akan terjadi atas seizin TUHAN tetapi tujuannya adalah untuk
mengetahui, untuk mencobai apakah kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN dengan
segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Dan apakah kita berpegang kepada
hukum yang terutama atau hanya sibuk dengan memperhatikan mujizat.
Kasih
yang terutama jika dinyatakan kepada kita tentu saja seharunya hati kita
hancur.
Betapa
kasih sayang dan kasih setia TUHAN dinyatakan kepada kita semua supaya kita
semua selamat. Selamat itu ialah memperoleh kebenaran yang sumbernya berasal
dari salib. Bukan dari mujizat. Jangan keliru.
1
Timotius 2:5-6
(2:5)
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara
Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua
manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Karena Allah itu
esa ... Dalam
Mazmur 12 juga dikatakan “Allah itu esa”, Allah itu satu dan Allah itu tidak
dua. Maka kita harus mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap
akal budi dan segenap kekuatan dan dengan bulat hati; 100%.
Kemudian
di dalam keesaan itu, esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia. Langit dengan bumi
pengantaranya adalah Salib, Yesus yang disalibkan.
Bukan
mujizat yang menjadi penghubung langit dan bumi tetapi salib. Itu kesaksian
yang harus disampaikan. Bukan soal mujizat, bukan soal tanda-tanda heran.
Pendeknya,
Allah itu esa dan Yesus sendirilah yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia,
tidak ada yang lain. Jadi sudah jelas bahwa Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara langit dan bumi, antara Allah dengan manusia. Sebab,
Dia telah menyerahkan diri-Nya, Dia telah mempersembahkan hidup-Nya di atas
Mezbah Korban Bakaran sebagai tebusan bagi semua manusia.
Di
atas kayu salib = Mempersembahkan potongan daging di atas Mezbah Korban Bakaran
sebagai tebusan untuk semua dosa manusia.
Sudah
jelas, bahwa inilah hukum yang terutama, bukan soal mujizat.
Saya
greget ketika melihat orang Kristen yang tidak suka dengan tuntunan salib,
hatinya hanya condong kepada mujizat-mujizat. Padahal jika sungguh-sungguh
dengar firman dan rendah hati maka akan sembuh, sembuh, sembuh. Untuk apa harus
dirubuhkan dan dilemparkan jaket yang mahal itu? TUHAN datang bukan untuk
merubuhkan.
Kalau
hanya dengan melihat hamba TUHAN yang membuka jas lalu dirubuhkan dan langsung
senang, berarti orang yang seperti ini bodoh sekali.
TUHAN
ajar kita untuk memperoleh pengetahuan yang benar, yang bersumber dari salib.
Oleh sebab itu, pikul saja salib pasti akan selamat. Yang menjadi pengantara
langit dan bumi hanya satu itulah salib di Golgota; bukan sensasi, bukan
tanda-tanda heran atau mujizat, NO!
Jadi,
Ia telah menyerahkan diri-Nya atau sama dengan; mempersembahkan hidup-Nya di
atas Mezbah Korban Bakaran sebagai tebusan bagi semua lapisan masyarakat, baik
itu; raja-raja, pemerintah, pembesar-pembesar, kaya, miskin, tua, muda,
laki-laki, perempuan, Israel dan Kafir, semuanya ditebus tanpa terkecuali. Dia
satu-satu-Nya yang menebus dosa …
-
Bukan
allah asing atau ilah zaman,
-
Bukan
harta kekayaan, uang, itulah barang fana,
-
Bukan
juga dengan batangan perak atapaun batangan emas.
Tetapi
oleh darah Kristus, darah yang mahal yang sama dengan darah Anak Domba yang tak
bernoda dan tak bercacat.
Mengapa
darah yang mahal itu sama dengan darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak
bercacat?
Sebab
kalau kita lihat bayangan korban itu di dalam nubuatan Yesaya 53:7.
Yesaya
53:7
(53:7)
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka
mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba
yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka
mulutnya.
Baik
anak domba maupun induk domba tidak membuka mulutnya.
Kalau
disembelih dengan tidak ada perlawanan dan disembelih dengan penyerahan diri, maka
jelas darah Kristus adalah darah mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tak
bernoda dan tak bercacat. Itulah yang menebus. Jadi bukan barang fana; harta
kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, pangkat tinggi, bukan batangan perak, bukan
batangan emas tetapi darah Kristus yang menebus.
Jadi,
Allah kita satu dan esapulah Dia yang menjadi pengantara.
1
Timotius 2:7
(2:7)
Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang
kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang
bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
Paulus
terpanggil dan menerima jabatan;
-
Penginjil.
-
Kemudian
menerima jabatan rasul.
-
Kemudian
menerima jabatan pengajar atau guru.
Tujuan
dari panggilannya hanya satu saja yaitu untuk memberitakan penebusan dan pendamaian
yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.
Saya
dipanggil oleh TUHAN dan sesudah terpanggil menjadi hamba TUHAN; sekarang saya
menerima jabatan gembala, dan boleh juga menjadi guru karena sekarang ini saya
sedang mengajar, bahkan sekali waktu bisa menjadi penginjil.
Di
sini Paulus terpanggil menjadi hamba TUHAN, lalu menerima jabatan-jabatan itu
-- di ayat ini ada tiga jabatan tetapi di ayat lain ada dua jabatan lagi, jadi
5 jabatan itu diterima oleh Paulus -- dan tujuannya tidak lain tidak bukan hanya
untuk memberitakan penebusan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus di
atas kayu salib. Itu yang harus diberitakan di tengah ibadah dan pelayanan
dalam sebuah penggembalaan, tidak yang lain.
Kalau
mujizat seperti yang sakit sembuh, itu hanya bagian dari karunia dan itu pasti
terjadi, bukan kita tolak tetapi jangan memikat orang dengan cara mujizat;
sibuk dengan mujizat, sibuk dengan sensasi.
Pendeknya,
seorang hamba TUHAN terpanggil lalu menerima jabatan tujuannya hanya satu yaitu
untuk memberitakan jalan sempit dan pintu sesak. Itulah jalan satu-satunya
untuk menuju kerajaan Sorga dan tidak ada jalan lain, atau bukan soal mujizat
yang telah di adakan nabi-nabi palsu tadi di dalam Wahyu 13:14.
Kalau
jalan ke Roma banyak tetapi jalan menuju kerajaan Sorga hanya satu itulah salib
di Golgota, dan yang melakukannya hanyalah Allah yang Esa bukan berhala.
Kita
lihat Ulangan 4.
Ulangan
4:20
(4:20)
sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari
dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya
sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini.
TUHAN
membawa bangsa Israel keluar dari peleburan besi, keluar dari Mesir, tujuannya
untuk menjadi umat milik-Nya TUHAN; menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
1
Petrus 2:9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan
kepada terang-Nya yang ajaib:
Bangsa
yang terpilih = Imamat Rajani (imamat yang berkerajaan) = Bangsa yang kudus =
Milik kepunyaan Allah sendiri, itulah hamba-hamba TUHAN.
Jadi,
Israel itu hamba TUHAN; mereka dipanggil untuk menjadi hamba TUHAN. Pekerjaan
hamba TUHAN adalah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah.
Karya Allah yang terbesar adalah salib di Golgota, bukan; memelekkan mata orang
buta, menyembuhkan orang lumpuh, menyembuhkan yang sakit.
Karya
yang terbesar adalah salib di Golgota, itulah hukum yang terutama yaitu kasih. Jangan
salah mengerti, jangan gagal paham.
… yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Ditebus;
dikeluarkan dari kegelapan dosa karena penebusan oleh darah salib. Kemudian,
kehidupan yang ditebus ini dijadikan milik kepunyaan Allah sendiri. Tugas dari
imamat rajani, pelayan TUHAN yang bekerajaan Sorga adalah untuk memberitakan
salib di Golgota, bukan sibuk mengadakan sensasi.
Oleh
sebab itu, kalau kita menyadari bahwa kita dahulu adalah kehidupan yang gelap
atau bangsa yang gelap; banyak dosa, banyak kejahatan, banyak kenajisan, banyak
tipu muslihat, banyak dusta, banyak kemunafikan, lalu selanjutnya ditebus oleh
darah Salib seperti Rasul Paulus, kemudian menerima jabatan, hanya satu tujuan
yaitu untuk memberitakan karya yang terbesar itulah salib di Golgota.
Jangan
sampai kita tidak menyadari itu, sudah dipanggil dari kegelapan justru menjadi
lupa diri dan sibuk dengan sensasi, kemudian ambisi manusia dipertahankan = Tidak
menyadari diri.
Kita
sinkronkan dengan Ulangan 4.
Ulangan
4:13
(4:13)
Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya
kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya
pada dua loh batu.
Tuhan
memberitahukan kepada bangsa Israel perjanjian yang diperintahkan-Nya untuk
dilakukan, itulah sepuluh hukum yang dituliskan pada dua loh batu.
Inti
dari sepuluh hukum yang tertulis dalam dua loh batu hanya satu, yakni hukum
yang terutama itulah KASIH; kasih kepada TUHAN dan kasih kepada sesama.
-
Kasih
kepada TUHAN mewakili loh batu pertama.
-
Kasih
kepada sesama mewakilli loh batu yang kedua.
Itulah
hukum yang terutama. Jangan lupa dengan perjanjian TUHAN yang sudah diikatkan
dengan bangsa Israel sebelum memasuki tanah perjanjian untuk dijadikan sebagai
milik pusaka selama-lamanya; itulah kerajaan Sorga.
Ulangan
4:14
(4:14)
Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepadamu ketetapan
dan peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk
mendudukinya.
Hukum
yang terutama itulah hukum kasih;
-
Kasih
kepada TUHAN.
-
Kasih
kepada sesama.
Dan
semua itu harus disampaikan dan diajarkan dengan jelas kepada sidang jemaat.
Berarti, seorang gembala sidang tidak boleh sibuk dengan mengadakan
sensasi-sensasi lewat tanda-tanda dan mujizat-mujizat.
Kemudian,
hukum yang terutama itulah kasih harus disampaikan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk
mendudukinya. Inilah ketetapan yang diajarkan dan kita harus lakukan,
itulah langkah-langkah perjalanan rohani kita untuk menuju kerajaan Sorga,
menduduki kerajaan Sorga.
Biar
seribu kali mujizat terjadi di depan mata tidak bisa membawa menuntun perjalanan
rohani kita dalam kerajaan Sorga, sebab hanya karena firman saja itulah
pengajaran salib itu yang menuntun langkah-langkah perjalanan kita sampai
menuju kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, kita harus melangkah sesuai dengan
ketetapan firman, bukan sesuai dengan mujizat. Dengan demikian, kita sampai
dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga.
Saya
tidak bermaksud menghakimi hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman
malam ini, tetapi firman ini harus disampaikan dan sidang jemaat harus
memperoleh pengetahuan yang benar yang bersumber dari Salib.
Ulangan
4:15
(4:15) Hati-hatilah
sekali -- sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman
kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api --
Mereka tidak
tahu dan tidak melihat ketika TUHAN berfirman. Kalau digunakan
bahasa sehari-hari; mereka tidak tahu seperti apa marahnya TUHAN kalau nanti
Dia menghukum.
Oleh
sebab itu, hati-hati; sebab hukuman TUHAN luar biasa bagi mereka yang tidak
mengasihi dan menerima kebenaran sejati.
Hati-hati.
Sekarang ini jangan kita bermalas-malas, bermasa bodoh terhadap Firman. Kalau
kita melangkah sesuai ketetapan firman pasti sampai ke Sorga, tidak bisa tidak.
Ulangan
4:16-18
(4:16)
supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang
menyerupai berhala apa pun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan; (4:17) yang berbentuk binatang yang
di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara, (4:18) atau berbentuk binatang yang
merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah
bumi;
Singkat
kata: Jangan berlaku busuk, artinya:
Jangan mendirikan patung berhala dan jangan sujud menyembah kepadanya.
Apa
yang membuat seseorang busuk? Jawabnya adalah kalau seseorang TIDAK SETIA, umpama;
menyembah berhala itu yang membusukkan. Tetapi kalau kita setia kepada TUHAN;
setia berpegang kepada hukum yang terutama, maka kita akan awet di Sorga.
Oleh
sebab itu, jangan berlaku busuk, berarti jangan mendirikan patung berhala dan
menyembahnya. Setialah kepada Allah yang hidup, Allah yang Esa, maka pasti kita
awet di Sorga dan tidak busuk di neraka.
Bukti
busuk, yaitu: Dari daging busuk keluar belatung, sesuai dengan Mazmur 9:45. Minggu lalu sudah saya
sampaikan; belatung itu masuk ke hidung, masuk ke telinga, masuk ke mulut.
Kemudian, selain menjengkelkan juga menjijikkan; yang sakit gigi akan sakit
gigi terus di neraka, yang sakit jantung akan sakit jantung terus di neraka, yang
bengek akan bengek terus di neraka, berarti tidak ada pemulihan.
Jangan
berlaku busuk, berarti jangan mendirikan patung berhala dalam bentuk apa saja,
antara lain;
-
berbentuk laki-laki
atau perempuan,
-
berbentuk
binatang yang di bumi,
-
berbentuk burung
bersayap yang terbang di udara,
-
berbentuk
binatang yang merayap di muka bumi,
-
berbentuk ikan
yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jadi,
jenis-jenis berhala apapun tidak boleh didirikan dan tidak boleh disembah.
Jangan
berlaku busuk! Setialah supaya awet di Sorga dan tidak busuk di neraka; tidak
belatungan di neraka.
Ulangan
4:19
(4:19)
dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga
apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit,
engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu,
yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong
langit sebagai bagian mereka,
… dan juga
supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit. Ada apa di
langit? Di langit ada bintang-bintang, itulah hamba TUHAN yang diurapi, jangan
arahkan pandangan ke situ.
Jangan
kita beribadah dan berbakti kepada hamba-hamba TUHAN, sekalipun dia mampu
mengadakan mujizat, tanda-tanda heran, bahkan luar biasa dalam mengadakan
sensasi-sensasi. Jangan kita datang untuk menyembah dia.
Kita
datang menghadap TUHAN untuk berbakti dan menyembah TUHAN, tidak ada yang lain.
Tadi
saya sudah sampaikan di dalam Mazmur; dosa kita diampuni oleh darah salib
cirinya:
1.
Memberitakan
firman dengan gairah dari Roh TUHAN.
2.
Memuji
TUHAN dengan bibir mulut.
Apa
yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati, berarti mengasihi TUHAN dengan
segenap hati.
Kita
datang menghadap TUHAN untuk mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, akal
budi, dan kekuatan. Kita berbakti bukan untuk menyembah hamba TUHAN sekalipun
dia terkenal, sekalipun dipakai TUHAN dengan luar biasa dengan tanda-tanda
heran, hal itu bukan suatu ukuran untuk dijadikan sebagai barometer bahwa
itulah ibadah yang sejati, dan jumlah jiwa yang banyak juga bukan ukurannya.
Saya
mengatakan ini bukan karena saya iri dengan hamba TUHAN yang jemaatnya seribu,
tidak ada saya iri. Bahkan sampai hari ini TUHAN pelihara kok hidup saya dan nikah saya diberkati juga; rumah tangga serta
seluruh isi pastori dicukupkan TUHAN.
Jangan
sampai salah mengerti, dan saya tidak pernah mempersalahkan hamba TUHAN atau
menghalangi hamba TUHAN manakala dia sibuk mengadakan mujizat. Tetapi saya ini
hanya sibuk menyampaikan langkah-langkah untuk dibawa masuk dalam kerajaan
Sorga.
Ulangan
4:20
(4:20)
sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur
peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang
terjadi sekarang ini.
Tugasnya
adalah untuk memberitakan salib.
Ulangan
4:23-24
(4:23) Hati-hatilah,
supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya
dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh TUHAN,
Allahmu, dilarang kauperbuat. (4:24)
Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang
cemburu.
Hati-hatilah, pada ayat ini
kembali dinyatakan untuk yang kedua kali.
-
Pada
ayat 15; hati-hati.
-
Kemudian,
ayat 23 kembali dinyatakan; hati-hati.
Dua saksi sah; dua kali pengucapan kata itu
sudah sah sehingga meneguhkan kita semua supaya berhati-hati, dan jangan
berlaku busuk; jangan membuat patung berhala dan jangan menyembah kepada berhala
itu.
… supaya jangan
kamu melupakan perjanjian TUHAN; sepuluh hukum ditulis pada dua loh batu
itulah hukum yang terutama, intinya adalah kasih; mengasihi TUHAN dengan
segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Jangan lupakan itu dan itu harus
diajarkan berulang-ulang.
… yang telah
diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang
oleh TUHAN, Allahmu, dilarang kauperbuat. Berpegang teguh kepada hukum yang
terutama dan jangan lupakan hukum yang terutama, jangan mendirikan patung
berhala dan menyembah patung berhala.
Sebab TUHAN,
Allahmu, adalah api yang menghanguskan. Ini hukuman yang akan diterima oleh
orang-orang yang mendirikan patung berhala dan menyembah kepada berhala;
dihanguskan di dalam api neraka, menjadi suatu kehidupan yang busuk dengan
belatung-belatungnya.
Kemudian,
Allah itu juga, Allah yang cemburu; tetapi
cemburunya Allah bukan cemburu membabi buta seperti egoisnya seorang pasangan
hidup. Cemburunya Allah di sini adalah cemburu yang bersifat preventif, yaitu menjagai
supaya kita tetap hidup dalam kesucian-Nya, menghormati kekudusan-Nya.
Ulangan
4:25
(4:25)
Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku
busuk dengan membuat patung yang menyerupai apa pun juga, dan melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sehingga kamu menimbulkan sakit
hati-Nya,
Musa
menyampaikan sesuai kehendak TUHAN sebanyak dua kali, yaitu: “Jangan berlaku busuk.” Dua tiga saksi sebuah
perkara dianggap sah, terkait dengan kerajaan Sorga untuk menjadi bagian kita.
Dua
kali Musa berpesan:
-
Jangan berlaku
busuk,
berarti jangan mendirikan patung berhala dan menyembah berhala apapun
bentuknya.
-
Selain
itu, jangan melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN, Allahmu, sebab itu menimbulkan sakit hati TUHAN.
Saya
tambahkan; selain ketidaksetiaan karena menyembah berhala, hal yang membuat
busuk adalah bakteri itulah kejahatan, kenajisan yang mencemarkan.
Oleh
sebab itu, jangan berlaku busuk; baik saya, imam-imam bahkan sidang jemaat
jangan berlaku busuk. Berarti, jangan mendirikan patung berhala berarti setia.
Kemudian, hidup suci (higenis) jangan
berlaku jahat. Kalau ada bakteri (kejahatan) tidak higenis itu yang membusukkan.
Yang
membusukkan kita di neraka adalah:
-
Berhala
= Ketidaksetiaan.
-
Bakteri
= Kejahatan, berarti tidak higenis,
tidak suci.
Inilah
saksi; dua saksi sah.
Ulangan
4:26
(4:26)
maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap
kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis binasa dengan segera dari
negeri ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya; tidak akan
lanjut umurmu di sana, tetapi pastilah kamu punah.
… maka aku
memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini … Selain dua kali
perkataan “jangan berlaku busuk”, ada lagi saksi yang lain supaya perkara yang
terkait itu sah, yaitu langit dan bumi.
Langit dan bumi
saksinya;
kalau berlaku busuk pasti binasa.
Dalam
kitab Yesaya;
-
Langit adalah takhta
Allah.
-
Sedangkan,
bumi adalah tumpuan kaki Allah.
Itu
saksi kalau kita tidak setia -- saksinya adalah langit dan bumi --, sehingga
pasti binasa.
Oleh
sebab itu, kita harus berada di takhta Allah dan mengikuti jejak kaki Yesus,
kalau tidak maka pasti binasa.
Wahyu
13:14
(13:14)
Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang
telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu.
Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung
untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup
itu.
Ia menyesatkan
mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya
untuk dilakukannya di depan mata binatang itu.
Ternyata
nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat persis di depan
binatang pertama yang keluar dari dalam laut itulah antikris. Mengapa mereka
harus melakukan itu di depan mata antikris?
Dan ia menyuruh
mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati
binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Kemudian,
nabi-nabi palsu menyuruh mereka yang terpikat dengan tanda-tanda heran dan
terperdaya dengan mujizat-mujizat untuk mendirikan patung berhala, tujuannya
tidak lain tidak bukan untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang namun
yang tetap hidup, itulah antikris.
Jadi,
nabi-nabi palsu mengadakan mujizat dan tanda heran bukan untuk menghormati
kekudusan Allah tetapi menghormati binatang pertama itulah antikris. Saya tidak
dapat menyampaikan siapa antikris ini, tetapi ini akan terjadi dan antikris
akan memegang kuasa tunggal (pemerintahan tunggal).
Hanya
untuk menghormati pemerintahan tunggal nabi-nabi palsu sibuk mengadakan tanda-tanda
heran dan mujizat-mujizat. Arahnya semua ini ke pasar tunggal yang berkuasa yaitu
satu kerajaan atau satu pemerintahan itulah antikris pada saat mereka berkuasa.
Jadi untuk menyenangkan antikris yang sedang memegang kuasa/kendali memerintah
seantero dunia, nabi-nabi palsu ini sungguh luar biasanya menjilat antikris.
Oleh
sebab itu, doakan terus supaya kita melayani dilepaskan dari penjilat, tidak
ada pelacuran supaya diberkati. Cukup saja kita pikul salib, jangan ambil jalan
pintas; jangan berlaku cabul, nafsu rendah. Tetapi kenyataannya, nabi palsu
menjilat antikris, melacur; memberi penghormatan kepada antikris.
Luar
biasa bodohnya, tetapi kita tidak demikian karena TUHAN terus ajarkan kita
untuk pikul salib. Pengajaran salib kita pegang dan itulah langkah-langkah yang
ditetapkan bagi kita sehingga kita tiba pada tujuan yang sudah disebutkan oleh
TUHAN lewat firman yang dibukakan dari setiap pemberitaan-pemberitaan firman
sampai kepada malam ini.
Markus
12:33
(12:33) Memang
mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan
segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah
jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Memang mengasihi
Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap
kekuatan …
Ahli
Taurat berpegang kepada hukum yang terutama, dan biarlah kita juga berpegang
kepada hukum yang terutama, yaitu kasih, bukan soal mujizat.
… dan juga
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada
semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Belum
sampai berpegang kepada hukum yang terutama, baru korban bakaran dan korban
sembelihan saja terkadang sudah bersungut-sungut. Bagaimana bisa sampai
berpegang kepada hukum yang terutama? Renungkanlah.
Kalau
pulang ke rumah setelah ibadah renungkan firman TUHAN, jangan langsung liar dan
mengerjakan yang duniawi. Ingat kembali firman supaya kita tetap melangkah
sesuai dengan ketetapan firman, itulah cara TUHAN menuntun kita sampai kepada
kerajaan Sorga.
Saya
tambahkan sedikit, ada dua bentuk nubuatan:
1.
Nubuatan
oleh seorang hamba TUHAN lewat penglihatannya. Andaikata itu benar, tidak
salah, itu sah.
2.
Nubuatan
yang lain adalah nubuatan terbesar lewat pembukaan firman.
Apa
perbedaan antara nubuatan manusia dengan nubuatan yang terbesar itulah
pembukaan rahasia firman?
-
Nubuatan manusia, apa yang
dilihat manusia atau hamba TUHAN itu yang disampaikan. Tetapi, nubuatan ini
tidak besar karena dia hanya bisa menunjukkan objeknya itulah Sorga tetapi
tidak menuntun langkah-langkah kita untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam
kerajaan Sorga.
-
Tetapi,
nubuatan terbesar itulah pembukaan
rahasia Firman Allah selain menunjukkan suatu objek itulah kemuliaan dan
kemegahan kerajaan Sorga, sekaligus satu paket menuntun langkah-langkah
perjalanan kita untuk dibawa masuk sampai kepada kerajaan Sorga. Itu sebabnya,
nubuatan terbesar adalah pembukaan rahasia firman.
Saya
tidak mengecilkan nubuatan dari seorang hamba TUHAN dan tetap saya hargai,
tetapi itu adalah paket kecil. Sedangkan, nubuatan terbesar itu adalah paket
besar, sebab selain menunjukkan objeknya itulah kemuliaan dan kemegahan
kerajaan Sorga sekaligus diajar untuk menuntun langkah-langkah perjalanan kita
untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga.
Itu
yang sedang kita gumuli di hari-hari terakhir ini, jangan sampai; si A
bernubuat lalu kita lari ke situ, kemudian si B bernubuat lalu kita lari ke
situ.
Hargailah
nubuatan terbesar itulah pembukaan firman yang jelas-jelas merupakan paket
besar; selain menunjukkan objeknya itulah kerajaan Sorga juga menuntun
langkah-langkah kita. Tidak perlu kita ragu dengan firman yang tertulis di
dalam Alkitab, yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
-
Perjanjian
Lama diwakili oleh para nabi, tugasnya adalah bernubuat.
-
Perjanjian
Baru diwakili para rasul menceritakan wahyu itulah hal-hal yang akan datang
yaitu kerajaan Sorga.
Kenapa
ragu dengan nubuatan terbesar dan kagum dengan nubuatan manusia?
Memang
nubuatan manusia memang benar, tidak salah dan tidak dikecilkan, tetapi paket
besar itulah nubuatan terbesar yaitu pembukaan firman.
Setelah
dia mendapatkan paket besar, dan ahli Taurat berpegang kepada hukum yang
terutama yaitu kasih; kasih kepada TUHAN dan kasih kepada sesama, kita membaca ayat
34.
Markus
12:34
(12:34)
Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata
kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang
pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Yesus melihat,
bagaimana bijaksananya jawab orang itu … Ahli Taurat itu disebut sebagai
orang yang bijaksana dan layak untuk menuntun banyak orang, layak menuntun
sidang jemaat sampai kepada kebenaran sejati.
Yesus
adalah kebenaran sejati duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Besar.
"Engkau
tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Tidak jauh dari kerajaan Sorga.
Tidak
dikatakan di sini kalau seorang hamba TUHAN sibuk mengadakan tanda-tanda heran,
mujizat-mujizat, dan sensasi-sensasi lalu dekat kepada kerajaan Sorga, tidak.
Tetapi kalau kita berpegang teguh kepada hukum yang terutama maka dekat dengan
Sorga.
Ayo, pilih paket
kecil atau paket besar? Paket hemat atau paket jumbo? Tentu kita pilih; paket
jumbo.
Dan seorang pun
tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Kalau
kebenaran semacam ini disuguhkan tidak ada seorang hamba TUHAN berani menentang
apa yang disampaikan malam ini. Sebab, TUHAN lawannya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment