IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 07 OKTOBER
2021
KITAB RUT PASAL 4
(Seri: 7)
Subtema: KETERANGAN
DUA TIGA ORANG SAKSI DIANGGAP SAH
Segala puji, segala hormat hanya bagi
Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah-tengah Ibadah
Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci; tentu saja kita
mengucap syukur kepada TUHAN, sebab lewat pertemuan ibadah ini, kita boleh
mendapat kesempatan untuk merasakan lawatan kasih dari Allah, dari sorga yang
tidak pernah berkesudahan itu.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN
yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia
untuk tekun digembalakan oleh GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon,
Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan
TUHAN, supaya kiranya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap
kehidupan kita malam ini.
Kita sambut STUDY RUT sebagai Firman
Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Saat
ini kita masih tetap membaca Rut 4:1-6, dengan perikop: “Rut menjadi isteri Boas”
Rut 4:1-6
(4:1) Boas telah
pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang
disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu
ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2)
Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata:
"Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. (4:3) Lalu
berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita
Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4)
Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah
tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua
bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau
menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang
yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu
berkatalah ia: "Aku akan menebusnya." (4:5) Tetapi kata Boas:
"Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut
juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama
orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus
itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan
merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang
seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
Singkat kata: Boaslah yang menjadi
penebus yang sesungguhnya -- disebut juga penebus sejati --, sebab penebusan
atas tanah milik pusaka Elimelekh, pada akhirnya jatuh ke tangan Boas. Tetapi
di dalam hal penebusan atas tanah itu, Boas juga turut memperoleh Rut, yang
merupakan perempuan Moab, menantu Naomi, yang sudah menjadi janda -- sebab baik
Elimelekh dan kedua anaknya, yaitu Mahlon dan Kilyon sudah mati --.
Pertanyaannya: MENGAPAKAH RUT PEREMPUAN
MOAB ITU TURUT DITEBUS?
Untuk melihat jawabannya, mari kita
perhatikan Rut 4:5.
Rut 4:5
(4:5) Tetapi kata
Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi,
engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati
itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya."
Rut turut ditebus oleh Boas dengan maksud
untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah milik pusakanya.
Ingat: Elimekh, suami Naomi, sudah mati
ketika mereka hijrah ke Moab (tanah kafir). Kemudian, menyusul dengan kematian
kedua anak laki-laki Elimelekh yang dilahirkan oleh Naomi:
-
Yang pertama adalah Mahlon, suami dari
pada Rut.
-
Yang kedua itulah Kilyon, suami dari
pada Orpa -- yang mana Orpa sudah kembali ke Moab di tengah-tengah perjalanan
mereka ke Betlehem --.
Kembali saya sampaikan: Rut turut
ditebus oleh Boas dengan maksud untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah
milik pusakanya. Mahlon adalah anak sulung Elimelekh yang dilahirkan oleh
Naomi, dialah suami Rut yang juga sudah mati.
Berarti, oleh penebusan yang dikerjakan
oleh Boas, silsilah Elimelekh tidak terputus; dengan demikian, janji Firman
TUHAN tergenapi, yakni kehidupan yang papah, hina, dina, dan yang masih ditandai
dengan banyaknya kelemahan-kelemahan mendapat kesempatan untuk memperoleh tanah
air sorgawi sebagai milik pusakanya untuk selama-lamanya. Di dalam pribadi
Yesus yang mati di kayu salib ada janji, ada pengharapan.
Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, telah
mengerjakan penebusan dosa di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.
Mari kita perhatikan hal ini di dalam Injil Matius 20.
(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu
berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (20:26) Tidaklah demikian
di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu, (20:27) dan barangsiapa ingin menjadi
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (20:28)
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang."
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk
dua hal saja, yaitu, YANG PERTAMA: Untuk melayani.
Prakteknya ialah:
-
Yang terbesar hendaklah menjadi pelayan.
-
Yang terkemuka hendaklah menjadi hamba.
Hal ini berbanding terbalik dengan rumus
dunia, sebab di dalam rumus dunia:
-
Pemerintah-pemerintah, bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi.
-
Pembesar-pembesar menjalankan kuasanya
dengan keras.
Jadi, tidak ada belas kasihan.
Di dalam melayani TUHAN dan melayani
pekerjaan TUHAN, seorang hamba TUHAN harus disertai dengan kelemah-lembutan dan
kerendahan hati; maka disebutlah dia sebagai pemimpin sejati. Berbeda dengan
pemimpin di dalam dunia; mereka mengambil rupa sebagai seorang tuan, sehingga
mereka melayani dengan tangan besi dan melayani dengan kuasa yang keras; hal
ini sama dengan otoriter, tidak ada belas kasihan, yang salah tetap salah, yang
benar menjadi benar; itu bukanlah belas kasih.
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk
dua hal saja, yaitu, YANG KEDUA: Untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang, yaitu kafir dan Israel.
Perlu untuk diketahui: Kita semua telah
ditebus dari cara hidup kita yang sia-sia, bukan? Kita ditebus;
-
Bukan dengan barang yang fana, itulah
harta, kekayaan, uang yang banyak, bahkan kedudukan, jabatan, pangkat, bukan
itu.
-
Kemudian, bukan pula dengan batangan
perak dan batangan emas.
Melainkan, kita semua ditebus dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah Anak Domba, yang
tak bernoda dan tak bercacat.
Singkat kata: Penebusan atas tanah
Elimelekh dan penebusan atas Rut, perempuan Moab itu, merupakan suatu nubuatan
yang telah digenapi oleh Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, di bukit
Golgota, 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.
Selanjutnya, kita akan memperhatikan: TINDAKAN
BOAS SUPAYA PENEBUSAN ITU TERLAKSANA.
Untuk itu, kita segera kembali membaca Rut
4.
Rut 4:1A
(4:1) Boas telah
pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus
yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah
dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk.
Boas telah pergi ke pintu gerbang dan
duduk di sana. Pintu gerbang adalah jalan untuk masuk ke dalam Kerajaan
Sorga. Pendeknya; pintu gerbang adalah suatu kedudukan yang sangat penting,
sekaligus sangat menjanjikan untuk mendapatkan penebusan atas dosa.
Adapun arti rohani dari pintu gerbang
adalah “menerima”, berarti; percaya
kepada Yesus sebagai Kepala. Sedangkan sidang jemaat adalah tubuh-Nya, atau
kepenuhan Dia.
Berarti, Kepala adalah penyelamat atas
tubuh, sesuai dengan Efesus 1:22-23, “Dan segala sesuatu telah
diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat
sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu
kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.” Singkat kata: Kristus
adalah Kepala, dan Dia adalah penyelamat tubuh.
Kemudian mengenai “pintu gerbang”, selalu dikaitkan dengan “jalan.” Di dalam Injil Matius 7:13-14, pintu selalu dikaitkan dengan jalan, itulah jalan sempit dan pintu sesak.
Untuk “pintu gerbang”, hal itu telah
dijelaskan pada minggu yang lalu, bahkan dua atau tiga minggu berturut-turut;
dan kita telah diberkati oleh Firman TUHAN tentang “pintu gerbang”.
Sekarang kita akan memperhatikan: SAKSI
UNTUK PENEBUSAN yang akan dikerjakan oleh Boas.
Rut 4:2,4
(4:2) Kemudian
dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata:
"Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. (4:4) Jadi
pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah
itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua
bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak
mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang
yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu
berkatalah ia: "Aku akan menebusnya."
Boas berkata: Belilah tanah itu di
depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita,
serta di depan kesepuluh orang tua-tua yang terpilih.
Pendeknya: Penebusan yang dikerjakan
oleh Boas disertai dengan adanya saksi-saksi, yakni:
-
Orang-orang yang duduk di pintu gerbang.
-
Para tua-tua dan kesepuluh tua-tua yang
terpilih.
Terkait dengan “saksi”, kita akan
hubungkan dengan apa yang pernah dikatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di
Korintus, di dalam 2 Korintus 13.
(13:1) Ini adalah untuk ketiga kalinya
aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi
suatu perkara sah.
Rasul Paulus berkata kepada jemaat di
Korintus: “Dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah.”
Perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, terkait dengan kunjungan
Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus untuk yang ketiga kalinya.
Demikianlah dengan kedatangan Yesus ke
dalam dunia ini, sebagai kunjungan-Nya sebanyak dua kali:
-
Yesus datang untuk menghapus dosa dunia.
Dan memang Ia telah mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa di atas
kayu salib; itulah kedatangan Yesus yang pertama.
-
Sedangkan untuk kedatangan Yesus yang kedua kali nanti: Yesus akan tampil
dalam kemuliaan yang sangat besar, yaitu sebagai Raja, kemudian tampil dalam
kesempurnaan-Nya sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga bagi mempelai perempuan-Nya.
2 Korintus 13:2
(13:2)
Kepada mereka, yang di masa yang lampau berbuat dosa, dan kepada semua orang
lain, telah kukatakan terlebih dahulu dan aku akan mengatakannya sekali lagi --
sekarang pada waktu aku berjauhan dengan kamu tepat seperti pada waktu
kedatanganku kedua kalinya -- bahwa aku tidak akan menyayangkan mereka pada
waktu aku datang lagi.
Yesus tidak peduli kepada orang-orang
berdosa, Yesus tidak akan menyayangkan mereka, yakni orang-orang yang tidak
menghargai kebaikan hati TUHAN dan yang tidak menghargai kemurahan hati TUHAN,
yaitu pada saat Ia datang kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan
Mempelai Pria Sorga.
Memang, Yesus sekarang ada di dalam
Kerajaan Sorga; nampaknya jauh di mata, tetapi sangat dekat sekali di dalam
hati, karena TUHAN tetap memperhatikan kita sekaliannya. Tetapi jikalau orang
berdosa tidak menghargai kemurahan TUHAN, jika orang berdosa tidak menghargai panjang
sabar TUHAN sebagai kesempatan untuk berbalik kepada TUHAN, maka pada saat
TUHAN datang kembali untuk yang kedua kalinya, Dia tidak peduli, Dia tidak akan
menyayangkan mereka yang tidak menghargai kemurahan hati TUHAN. Sementara
panjang sabar atau kemurahan TUHAN adalah suatu kesempatan bagi kita untuk
bertobat dan kembali kepada Dia; ingat itu. Jadi, dengan keterangan dua atau tiga orang
saksi suatu perkara sah.
2 Korintus 13:5
(13:5)
Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman.
Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus
ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.
Ujilah dirimu sendiri …
Kalimat ini menunjukkan betapa pentingnya bagi kita untuk menyangkal diri dan
memikul salib, untuk menanggung banyak perkara di tengah ibadah dan pelayanan
ini. Betapa pentingnya menyangkal diri, memikul salib, menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung; dan itu harus dikerjakan oleh setiap orang,
terkhusus imam-imam -- karena seorang imam sama dengan pemimpin, kepala --.
Ayo, buktikan diri untuk layak menjadi
seorang pemimpin. Saya tidak suruh seorang imam untuk turun dari pelayanannya,
tetapi buktikanlah diri untuk layak menjadi seorang pemimpin.
Inti dari pembacaan 2 Korintus 13:5
ialah kesaksian Yesus Kristus harus betul-betul menjadi bagian dari diri kita masing-masing.
Kristus Yesus harus tinggal di dalam diri kita masing-masing di dalam
menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Tujuannya ialah supaya kehidupan anak-anak TUHAN -- yang menantikan kedatangan
TUHAN kembali tetap tegak berdiri dan tahan uji sampai Dia datang kembali.
Perlu untuk diketahui: Bukan orang yang
memuji diri yang tahan uji, tetapi orang yang dipuji TUHAN, orang yang
menyangkal diri dan memikul salib adalah orang yang tahan uji. Kalau melayani
hanya untuk mencari pujian dan hormat, itu bukanlah orang yang tahan uji;
tetapi yang tahan uji ialah orang yang dipuji TUHAN, itulah orang yang
menyangkal diri, memikul salib, yang tegak berdiri dan tahan uji.
Ini adalah suatu pelajaran yang baik
untuk secepatnya kita perhatikan; jangan diabaikan begitu saja. Toh juga
nanti konsekuensi dari setiap perbuatan akan dialami dan diterima oleh setiap
orang. Ingat: TUHAN tidak menyayangkan, tidak peduli kepada mereka yang tidak
menghargai panjang sabarnya TUHAN. Jika mereka tetap berlaku berdosa di hadapan
TUHAN, maka pada saat Ia kembali untuk yang kedua kalinya ke dunia ini, mereka
semua akan dihabisi; TUHAN tidak peduli. Tetapi sekarang ini, hari-hari
terakhir ini adalah suatu kesempatan bagi kita untuk bertobat, berbalik kepada
Dia.
Mengenai apa yang dikatakan oleh Rasul
Paulus di dalam 2 Korintus 13:1, yaitu “dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah”,
maka kita akan kaitkan dengan KESAKSIAN YOHANES PEMBAPTIS, di dalam Yohanes 1:25-34.
Yohanes 1:25-29
(1:25)
Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau
engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" (1:26)
Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di
tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, (1:27) yaitu Dia,
yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak
layak." (1:28) Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai
Yordan, di mana Yohanes membaptis. (1:29) Pada keesokan harinya Yohanes
melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba
Allah, yang menghapus dosa dunia.
Untuk pertama kali, Yohanes Pembaptis
berkata kepada murid-murid-Nya: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus
dosa dunia.” Demikianlah kedatangan Yesus yang pertama; Dia tampil sebagai
Anak Domba yang tersembelih di atas kayu salib untuk menghapus dosa dunia.
Yohanes 1:30-34
(1:30)
Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang
seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. (1:31)
Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku
datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." (1:32)
Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari
langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. (1:33) Dan aku pun
tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air,
telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas
seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh
Kudus. (1:34) Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian:
Ia inilah Anak Allah."
Yohanes Pembaptis telah melihat Yesus
Kristus dan memberi kesaksian bahwasanya Ia adalah Anak Allah. TUHAN Yesus
Kristus adalah Anak Allah, itulah yang disaksikan oleh Yohanes Pembaptis.
Tetapi Firman TUHAN berkata: “Dengan
keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara dianggap sah” Dalam hal
ini, Yohanes Pembaptis adalah seorang saksi yang luar biasa di dalam hal
mengemukakan pribadi TUHAN Yesus Kristus, yang adalah Allah sendiri, sebab
perkataan Yohanes Pembaptis betul-betul berkuasa.
Pendeknya: Yohanes Pembaptis menyaksikan
3 (tiga) perkara, yaitu:
1. Air.
2. Darah.
3. Roh.
Tentang: AIR.
Yohanes 1:26
(1:26)
Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi
di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
Yohanes membaptis dengan air.
Tentang: DARAH.
Yohanes 1:29
(1:29) Pada
keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:
"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Yohanes Pembaptis berkata: Dia adalah
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia = Darah.
Tentang: ROH.
Yohanes 1:33
(1:33) Dan
aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis
dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu
turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis
dengan Roh Kudus.
Yohanes Pembaptis berkata: Dia
membaptis dengan Roh-El Kudus = Roh.
Dengan demikian, untuk menunjukkan
kebenaran bahwa Yesus adalah Anak Allah atau Allah, maka Yohanes Pembaptis
berpegang kepada 3 (tiga) perkara, lalu ditampilkan:
1. Menampilkan
darah =
Pertobatan, atau baptisan darah. Kalau
dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel, terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN,
setelah melewati pintu gerbang tentunya.
2. Air = Baptisan air. Kalau dikaitkan dengan pengajaran
Tabernakel, terkena pada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA. Hal ini jelas berbicara
tentang penyucian. Penyucian itu tidak berhenti pada Kolam Pembasuhan, tetapi
lanjut sampai kepada penyucian oleh air Firman.
3. Roh =
Kepenuhan Roh Kudus, atau baptisan Roh
Kudus. Kalau dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel, terkena pada PINTU
KEMAH.
Itulah tiga hal yang dikemukakan oleh
Yohanes Pembaptis kepada orang-orang Yahudi dengan kuasa penuh dari sorga.
Selanjutnya, kita akan melihat
penjelasan dari tiga perkara tersebut, dimulai tentang: DARAH.
Ibrani 9:18
(9:18)
Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.
Di sini dikatakan, bahwa; hukum Taurat (Perjanjian
yang Pertama) tidak akan sah tanpa darah.
Ibrani 9:19-21
(9:19)
Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh
umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta
air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh
umat,
Setelah menyampaikan tentang 10
(sepuluh) hukum Taurat kepada umat Israel, selanjutnya nabi Musa mengambil
darah lembu dan darah domba jantan, serta air dan bulu merah dan hisop,
selanjutnya memerciki kitab gulungan itu dan memerciki seluruh umat TUHAN.
Ibrani 9:20-21
(9:20)
sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi
kamu." (9:21) Dan juga kemah dan semua alat untuk
ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.
Di sini kita perhatikan: Kemah (Tabernakel)
dan semua perabotan-perabotan yang dipergunakan untuk beribadah -- yang ada di
dalam kemah --, seluruhnya diperciki dengan darah. Inilah yang disebut darah
perjanjian yang ditetapkan Allah.
Pendeknya: Yohanes Pembaptis tidak
mengecilkan hukum Taurat, tidak mengecilkan nilai dari hukum Taurat dan
Perjanjian Lama (Firman para nabi), sebab perjanjian adalah Firman nubuat yang
telah digenapi oleh Yesus di atas kayu salib. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus
benar-benar adalah Allah, Yesus adalah Allah sendiri.
Kita harus memperhatikan hal ini supaya
kita mengerti tentang ke-Allahan, atau disebut Tri Tunggal; hal ini juga
terkait dengan keterangan dua tiga orang saksi, suatu perkara dianggap sah.
Ibrani 9:22
(9:22) Dan
hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa
penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Ingat: Tanpa penumpahan darah tidak ada
pengampunan. Berarti, kalau Yesus tidak mati di kayu salib dan darah-Nya tidak
tertumpah atas kita, maka tidak ada pengampunan bagi manusia. Betapa pentingnya
darah perjanjian itu bagi kita masing-masing.
Kita kembali membaca kisah tentang
Yohanes Pembaptis, di dalam Injil Yohanes 1.
Yohanes 1:29
(1:29) Pada
keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:
"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Yohanes melihat Yesus datang kepadanya
-- Yesus mendekat kepada Yohanes Pembaptis --, maka pada saat itu, Yohanes
berkata kepada murid-murid: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa
dunia” Kalimat ini mengajarkan kepada kita bahwasanya hidup gereja TUHAN
perlu untuk senantiasa memandang kepada korban Kristus = senantiasa meninggikan
korban Kristus.
Biarlah kiranya kita senantiasa
memandang korban Kristus, menjadi suatu tolak ukur (barometer) untuk kita
senantiasa menghadapi hidup, ibadah, pelayanan, nikah rumah tangga. Kalau kita
jadikan yang lain-lain sebagai tolak ukur, maka nanti kita mudah sekali hancur,
tidak bertahan, bahkan gugur di tengah perjalanan kita mengikuti TUHAN; tetapi
kalau kita jadikan darah salib menjadi barometer (tolak ukur) dalam segala
perkara, dalam segala aspek kehidupan kita, baik dalam nikah dan rumah tangga,
maupun di tengah ibadah dan pelayanan kita, maka kita akan kuat, sekalipun
banyak menghadapi ujian, sekalipun banyak menghadapi pergumulan silih berganti.
Jadi, kita perlu untuk senantiasa
mengarahkan pandangan ini kepada korban Kristus. Kita jadikan korban Kristus
menjadi tolak ukur dalam segala perkara yang kita alami di atas muka bumi ini,
dengan demikian, kita bisa kuat dan mampu menanggung penderitaan, kemudian
mampu menerima kelemahan-kelemahan setiap orang = tahan uji.
Kita kembali sinkronkan peristiwa di
dalam Yohanes 1:29 dengan kembali membaca surat yang dikirim oleh Rasul
Paulus kepada orang Ibrani, di dalam Ibrani 9.
Ibrani 9:24-25
(9:24)
Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang
hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga
sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. (9:25)
Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri,
sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah
yang bukan darahnya sendiri.
Sejenak kita memperhatikan: Sebab
Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya
merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya … Jadi, Tabernakel di bumi --
yang dibangun oleh Musa -- merupakan gambaran dan bayangan dari Kerajaan Sorga,
miniatur dari Kerajaan Sorga. Maka, ibadah ini harus berpola; segala kegiatan
kita di tengah ibadah dan pelayanan harus dikaitkan dengan pola Kerajaan Sorga,
supaya tepat pada sasaran akhir perjalanan rohani kita, sampai pada tujuan.
Kalau tidak berpola, kita merasa benar,
padahal sudah tersesat dan terhilang di tengah jalan; inilah yang perlu
diwaspadai sebetulnya. Banyak orang Kristen merasa diri sudah benar, tetapi
ibadahnya tidak berpola; inilah yang dikuatirkan, yang harus diwaspadai.
Dari pembacaan Ibrani 9:24-25, singkat
kata: Yesus telah menggenapi hukum Taurat atau Firman para nabi (Perjanjian Lama),
sebab Ia telah mati di atas kayu salib, darah-Nya tertumpah untuk kita semua. Dan
Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri,
sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah
yang bukan darahnya sendiri; jadi, cukup satu kali Dia mati di kayu salib,
darah-Nya tertumpah atas kita sekaliannya.
Dan Dia melakukan hal itu untuk
kepentingan manusia, bukan kepentingan diri-Nya sendiri. Darah-Nya tercurah
(tertumpah) atas manusia, itu bukan untuk kepentingan Yesus pribadi, tetapi itu
untuk kepentingan manusia. Jadi, seorang imam sudah seharusnya mengerti tentang
kepentingan orang lain.
Ibrani 9:27-28
(9:27) Dan
sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah
itu dihakimi, (9:28) demikian pula Kristus hanya satu kali saja
mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah
itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan
keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Sama seperti manusia ditetapkan untuk
mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, pada saat
kebangkitan dari orang-orang mati -- itulah kebangkitan kedua --, demikian
pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa
banyak orang. Penumpahan darah itu terjadi di atas kayu salib hanya satu
kali saja, dengan demikian; dosa banyak orang sudah diampuni.
Oleh sebab itu, jangan kita
berulang-ulang melakukan dosa yang sama, supaya jangan kita berulang-ulang
menyalibkan Yesus. Satu kali saja untuk selama-lamanya, berarti; oleh karena penumpahan
darah, kita menjadi dewasa rohani, menjadi bijaksana. Jadi, jelas; salib
Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya
sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada
mereka, yang menantikan Dia. Yesus datang kedua kali ke dalam dunia
tanpa menanggung dosa, tetapi untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka
yang menantikan Dia dengan tekun, itulah orang-orang yang tekun di dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan.
Kembali saya sampaikan dengan tandas:
Penumpahan darah itu hanya satu kali untuk selama-lamanya; oleh sebab itu,
jangan mengulangi dosa yang sama berkali-kali.
Jadi, sudah jelas, bahwa kesaksian
Yohanes Pembaptis yang pertama tentang “Anak Domba Allah” dengan “darah”,
menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Allah sendiri, tidak ada yang
lain.
Tentang: AIR.
Hal “air” ini kita akan membacanya juga
di dalam Injil Yohanes 1.
Yohanes 1:26
(1:26)
Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi
di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, (1:27) yaitu
Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak
layak."
Yohanes Pembaptis berkata: “Aku
membaptis dengan air”, tetapi dihubungkan dengan pribadi Yesus yang adalah
Anak Allah, yang diuraikan dengan mengatakan: “Membuka tali kasut-Nya pun
aku tidak layak.”
Hal ini jelas terkait dengan penyucian yang
dialami oleh gereja TUHAN untuk sampai sempurna dan akhirnya menjadi mempelai
TUHAN, sama seperti sepasang kasut yang diikat oleh tali kasih.
Jadi, penyucian yang dialami oleh gereja
TUHAN akan membawa kita sampai kepada kesempurnaan. Penyucian itu bukanlah
akhir, tetapi penyucian adalah awal untuk sampai sempurna, sampai akhirnya
gereja TUHAN menjadi mempelai TUHAN yang sempurna. Jelas hal itu dikerjakan
oleh Yesus Kristus, bukan dikerjakan oleh manusia, apalagi Yohanes Pembaptis;
itu sebabnya Yohanes Pembaptis berkata: “Membuka tali kasut-Nya pun aku
tidak layak.”
Kembali saya sampaikan: Penyucian itu membawa
kita sampai kepada kesempurnaan, menjadi mempelai TUHAN, milik kepunyaan Allah
sendiri, menjadi sepasang kasut yang diikat oleh tali kasih; itu adalah
pekerjaan Yesus, Anak Allah, bukan pekerjaan manusia.
Tidak ada manusia yang dapat menyucikan
dirinya dengan pengertiannya, dengan kemampuannya, dengan kedudukannya, dengan
pangkatnya, dengan hartanya, dengan apa saja embel-embel yang menjadi bagian,
yang menjadi kelebihan diri dalam dirinya.
Demikian juga Rut ditebus oleh Boas tadi;
bukan saja tanah milik Elimelekh yang menjadi milik pusaka Mahlon, suami dari
pada Rut yang sudah mati itu, tetapi Rut juga ditebus oleh Boas. Hal ini
terkait dengan pernikahannya, menjadi pasangan hidup gereja TUHAN yang
sempurna, yaitu mereka yang menjadi mempelai TUHAN.
Jadi, Rut ditebus oleh Boas, hal ini
terkait dengan pesta nikah (pernikahan), menjadi pasangan, seperti kasut yang
diikat oleh tali kasih. Gereja TUHAN yang sempurna menjadi milik dari pada
Yesus, Mempelai Laki-Laki Sorga, yang sudah menebus kehidupan kita semua;
selanjutnya mengalami penyucian sampai sempurna, itulah mempelai TUHAN.
Berarti, Yohanes Pembaptis tidak berhak
untuk mengerjakan penebusan yang akhirnya kehidupan ditebus ini layak menjadi
mempelai TUHAN; itu bukanlah pekerjaan manusia, jelas itu adalah pekerjaan dari
Yesus, Anak Allah, seperti Rut ditebus oleh Boas, dan ini terkait dengan
pernikahan nanti.
Air juga bayangan dari Firman Allah,
sebab yang sudah dibaptis, perlu untuk disucikan oleh Firman Allah. Penyucian
itu tidak berhenti hanya sebatas di Kolam Pembasuhan (baptisan air), tetapi
lanjut sampai kepada penyucian oleh air Firman.
Mari kita perhatikan Efesus 5,
dengan perikop: “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri” Untuk
masuk dalam nikah, menjadi pasangan suami isteri, lihatlah pekerjaan dari
Mempelai Laki-Laki Sorga, lihatlah kasih dari Mempelai Laki-Laki Sorga.
Efesus 5:25-26
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus
telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman, (5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Setelah mengalami penyucian air Firman,
selanjutnya menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, berarti;
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa dengan cacat kerut itu, tetapi jemaat
kudus dan tidak bercela = sempurna.
Jadi, penyucian itu tidak berhenti hanya
sebatas di Kolam Pembasuhan, tetapi lanjut sampai kepada penyucian oleh air
yang limpah, sampai kita nanti sempurna, sama mulia dengan Dia, tanpa cacat,
atau kerut atau yang serupa dengan kerut.
Mari kita lihat Yohanes 13,
dengan perikop: “Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya”
Yohanes 13:6-8
(13:6) Maka
sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau
hendak membasuh kakiku?" (13:7) Jawab Yesus kepadanya: "Apa
yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya
kelak." (13:8) Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan
membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak
membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
Di sini kita melihat, Yesus berkata: Jikalau
Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku, tidak
masuk dalam kesatuan tubuh yang sempurna, itulah mempelai TUHAN. Jikalau Yesus
tidak membasuh kaki dari Simon Petrus, maka Simon Petrus tidak masuk dalam
kesatuan tubuh yang sempurna, itulah tubuh Mempelai.
Yohanes 13:9
(13:9) Kata
Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi
juga tangan dan kepalaku!"
Namun pada ayat 9 ini kita
melihat, Simon Petrus justru berkata: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja,
tetapi juga tangan dan kepalaku!” Hal ini menunjukkan bahwa Simon Petrus
belum paham tentang apa yang dikatakan oleh Yesus pada ayat 8.
Yohanes 13:10
(13:10) Kata
Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri
lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah
bersih, hanya tidak semua."
Barangsiapa telah mandi, sudah
masuk dalam Kolam Pembasuhan Tembaga, ia tidak usah membasuh diri lagi,
tidak usah lagi dibaptis, selain membasuh kakinya, bagian yang paling
hina, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak
semua.
Jadi, setelah dibaptis, perlu untuk
disucikan terus menerus oleh air Firman yang limpah, untuk menuju kepada
kesempurnaan.
Kemudian, saya mau sampaikan: Tadi,
Yesus sudah mengadakan penyucian sampai sempurna. Simon Petrus juga sudah
menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh
Mempelai, kehidupan yang tak bercacat atau kerut atau yang serupa itu; hal itu
dikerjakan oleh Yesus, Anak Allah, dan Dia adalah Allah, hanya Dia yang dapat
mengerjakan ini.
Sebab, Adam yang pertama, sebenarnya
disebut juga Anak Allah, tetapi sayangnya, dia tidak berhak (tidak berkuasa),
sebab nikahnya sudah jatuh. Kalau nikah sudah jatuh, dia tidak layak membawa
gereja TUHAN untuk menjadi mempelai TUHAN. Hanya pribadi Yesus, Anak Allah,
yang sanggup membawa hidup gereja TUHAN sampai sempurna.
Kembali saya sampaikan: Adam yang
pertama disebut juga Anak Allah, tetapi karena hidup nikahnya sudah jatuh, maka
Yesus, Dialah Anak Allah yang dipercaya untuk mengembalikan gambar Allah kepada
manusia lewat diri-Nya yang telah menjadi manusia. Jadi, orang Kristen tidak
perlu ragu bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Adam juga sebetulnya disebut Anak Allah,
tetapi dia tidak berkuasa, karena dia sendiri sudah jatuh dalam nikahnya;
tetapi ada Adam yang kedua, Dialah Anak Allah yang sempurna.
Mari kita memperhatikan 1 Korintus 15,
dengan perikop: “Kebangkitan tubuh”
1 Korintus 15:44
(15:44) Yang
ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh
rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.
Adam yang pertama adalah bentuk jasmani;
sedangkan Adam yang kedua adalah pribadi yang sempurna, manusia rohani.
1 Korintus 15:45-47
(15:45)
Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang
hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. (15:46)
Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang
alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. (15:47) Manusia pertama
berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua
berasal dari sorga.
Dari ayat yang sudah kita baca ini,
sudah jelas menguatkan hati kita, meneguhkan hati kita, bahwa hanya Yesus
sajalah yang sanggup membawa kita, yang menyucikan kehidupan kita sampai
sempurna, lewat Firman Allah yang limpah, yang kita terima setiap kali kita menghadap
TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang dipercayakan oleh TUHAN.
Oleh sebab itu, tidak boleh bermain-main
ketika Firman disampaikan, tidak boleh acuh tak acuh ketika Firman disampaikan.
Seberapa Firman yang disampaikan harus dihargai, jangan sampai tidak dihargai.
Manusia pertama berasal dari debu tanah
dan bersifat jasmani, sedangkan manusia kedua berasal
dari sorga. Jadi, hanya orang yang sempurna yang dapat menyempurnakan hidup
gereja TUHAN.
Itu mengenai kesaksian Yohanes Pembaptis
yang kedua, tentang pribadi Yesus adalah Anak Allah.
Setelah dua kesaksian yang dikemukakan
oleh Yohanes Pembaptis dengan penuh kuasa tentang pribadi Yesus adalah Anak
Allah, sekarang kita akan melihat tentang: ROH.
Yohanes 1:33
(1:33) Dan
aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis
dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu
turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis
dengan Roh Kudus.
Kalau dikaitkan dengan pengajaran
Tabernakel, baptisan Roh Kudus itu terkena pada pintu kemah. Sedangkan kegunaan
pintu kemah adalah untuk memisahkan Ruangan Suci dengan pelataran Bait Suci di
sebelah luar (halaman), karena halaman itu masih berbau daging.
Jadi, supaya Ruangan Suci terpisah dari
halaman, maka kita perlu untuk mengalami baptisan Roh. Yang namanya “baptisan
Roh” harus kita alami. Jangan setiap kali kita hidup menurut
keinginan-keinginan daging; jangan setiap kali kita menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan
daging yang jahat itu. Daging ini perlu untuk dihancurkan, dan biarlah Roh
TUHAN yang berkuasa di dalam diri kita masing-masing, supaya kesucian terpisah dari
daging dengan segala tabiatnya.
Mari kita memperhatikan Roma 8,
dengan perikop: “Hidup oleh Roh”
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
-
Mereka yang hidup dari daging,
memikirkan hal-hal yang dari daging; dia tidak akan pernah memikirkan hal-hal
yang dari Roh. Jadi, apa yang berbau daging, yang terkait dengan daging, itu
yang dia pikirkan.
-
Sebaliknya, mereka yang hidup
menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh, memikirkan perkara di
atas, memikirkan perkara rohani, memikirkan ibadah dan pelayanan sebagai
kegiatan-kegiatan Roh; itulah manusia Roh.
Maka, jelas sekali, fungsi dari pada
pintu kemah, kegunaan dari baptisan Roh adalah untuk memisahkan kesucian dari
tabiat daging.
Roma 8:6
(8:6) Karena keinginan
daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup
dan damai sejahtera.
Perlu untuk diketahui:
-
Hidup menurut hawa nafsu dan
keinginan-keinginan daging yang jahat berakhir dengan kebinasaan. Oleh sebab
itu, jangan pertahankan keinginan daging itu.
-
Sebaliknya, hidup menurut keinginan Roh
adalah hidup kekal dan damai sejahtera memerintah dalam hidupnya, memerintah ibadahnya,
pelayanannya, memerintah nikah dan rumah tangganya.
Pokoknya, kalau sudah
berbau daging, maka tidak akan ada damai sejahtera di sana, sifatnya hanya
sementara saja. Apa pun yang kita geluti, kalau sudah berbau daging, pasti hal
itu sifatnya sementara (tidak lama). Mau apa saja itu, kalau sudah berbau
daging, cepat lambat pasti selesai.
Tetapi kalau kita hidup di dalam Roh,
memberi diri dipimpin oleh Roh, dikuasai oleh Roh TUHAN sepenuhnya, maka selain
membawa kita kepada hidup kekal, juga damai sejahtera memerintah dalam hidup,
ibadah, pelayanan, nikah dan rumah tangga kita masing-masing.
Roma 8:7-9
(8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk
kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. (8:8)
Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. (8:9)
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh
Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus,
ia bukan milik Kristus.
Keinginan daging adalah perseteruan
terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada Allah, tidak taat kepada Firman
TUHAN. Dan akhir kata, mereka yang hidup menurut daging, tidak berkenan kepada
Allah; oleh sebab itu, biarlah Roh TUHAN berkuasa seutuhnya dalam kehidupan
kita.
Mengapa kita harus dipenuhkan Roh Kudus
dan memberi diri dibawa pengaruh yang besar oleh Roh TUHAN? Supaya benar-benar
kita menjadi milik Kristus. Dimeteraikan oleh Roh TUHAN, menjadi milik Kristus.
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu
telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia
kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikan-Nya itu. (1:14) Dan Roh Kudus itu
adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu
penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Orang-orang yang tinggal di dalam
Kristus dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh TUHAN,
Roh Kudus adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan
yang menjadikan kita sebagai milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya.
Inilah kehidupan yang dimeteraikan oleh
Roh TUHAN; menjadi milik kepunyaan Allah.
Lebih ditegaskan lagi di dalam 2
Korintus 5.
(5:5) Tetapi Allahlah yang justru
mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita
sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
Setiap orang yang mengalami baptisan Roh
adalah jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi Dia. Jadi, penting
sekali bagi kita untuk mengalami baptisan Roh; jangan selalu menuruti daging
dan keinginan-keinginannya yang jahat itu, tetapi biarlah kita semua menyerah
sepenuhnya untuk selanjutnya dibaptis (dipenuhkan) oleh Roh TUHAN, supaya nyata
bahwa kita adalah milik TUHAN, sebab itu adalah jaminan.
Baptisan Roh adalah jaminan, yang
memisahkan kita dari tabiat daging, memisahkan kita dari ibadah Taurat.
2 Korintus 1:21-22
(1:21)
Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus,
adalah Allah yang telah mengurapi, (1:22) memeteraikan tanda
milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita
sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Jelas, tidak bisa dipungkiri: Kehidupan
yang telah diteguhkan di dalam Allah adalah kehidupan yang diurapi oleh Roh
TUHAN. Roh Kudus itu dimeteraikan di dalam diri kita sebagai tanda milik
kepunyaan Allah sendiri.
Selanjutnya, mari kita memperhatikan Efesus
4.
Efesus 4:30-31
(4:30) Dan janganlah
kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang
hari penyelamatan. (4:31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan,
pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,
demikian pula segala kejahatan.
Jangan mendukakan Roh Kudus yang telah
memeteraikan kita menjelang hari penyelamatan ini; oleh sebab itu, segala akar
pahit, segala yang menyebabkan geram, kemarahan, pertikaian dan fitnah,
hendaklah dibuang dari antara kita, termasuk segala kejahatan, sehingga dengan
demikian, Roh TUHAN tetap berkuasa di dalam kehidupan kita.
Sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas: Mengingat kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi, maka jangan dukakan
Roh TUHAN. Jadi, sudah sangat jelas; dengan keterangan dua tiga orang saksi,
suatu perkara dianggap sah.
1 Yohanes 5:6
(5:6) Inilah Dia yang
telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air,
tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian,
karena Roh adalah kebenaran.
Di sini kita perhatikan, bahwa: Rohlah
yang memberi kesaksian. Hal ini pun dapat kita perhatikan di dalam 1
Timotius 3.
1 Timotius 3:16
(3:16) Dan
sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan
diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan
diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Agunglah rahasia ibadah kita,
mengapa? Lewat ibadah, kita akan mengerti segala sesuatu, secara khusus tentang
pribadi Yesus yang adalah Anak Allah, yaitu:
-
Dia, yang telah menyatakan diri-Nya
dalam rupa manusia. Kalimat ini berbicara tentang
pengalaman kematian, lalu pengalaman kematian ini dibenarkan oleh Roh TUHAN.
-
Yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat. Kalimat ini berbicara tentang kebangkitan
Yesus, sebagai Anak Allah, yang juga dibenarkan oleh Roh TUHAN.
Pengalaman kematian dan kebangkitan ini
harus diberitakan. Bukan soal mujizat dan kesembuhan dan berkat-berkat, tetapi
kematian dan kebangkitan Yesus harus diberitakan sampai ujung bumi. Kemudian, dipercayai
di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.
Kalau kita satu dalam kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus, kelak dipermuliakan oleh TUHAN; dan hal itu
dibenarkan dalam Roh.
Jadi, sudah jelas; yang menjadi
kesaksian dari pengalaman kematian dan kebangkitan, sampai dipermuliakan, itu
dibenarkan oleh Roh TUHAN. Jadi, sudah jelas; bukan saja dengan air, tetapi air
dengan darah. Pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus itu diawali dari
sengsara-Nya di atas kayu salib, itulah darah, barulah dengan air, itulah
kematian kebangkitan, dan Roh yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran
1 Yohanes 5:7-8
(5:7) Sebab ada tiga
yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh
Kudus; dan ketiganya adalah satu. (5:8) Dan ada tiga yang
memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan
ketiganya adalah satu.
Ada tiga yang memberi kesaksian di
sorga:
1. Bapa.
2. Firman.
3. Roh
Kudus.
Dan ketiganya adalah satu = sah. Dua
tiga orang saksi, suatu perkara dianggap sah; sudah disahkan oleh Allah Yang
Maha Esa.
Kemudian, ada tiga saksi di bumi:
1. Roh.
2. Air.
3. Darah.
Dan keterangan dua tiga orang saksi,
maka suatu perkara dianggap sah = satu.
Dialah yang disahkan oleh Bapa, dan
semuanya disembunyikan kepada orang-orang yang berhikmat, orang yang pandai di
dunia, tetapi diberitakan kepada orang kecil. Oleh sebab itu, untuk memahami
tiga saksi di sorga, tiga saksi di bumi, maka harus menjadi suatu kehidupan
yang kecil; mau merendahkan diri dan rela direndahkan. Semuanya itu tersembunyi
kepada orang yang berhikmat, tetapi diberitakan kepada orang kecil.
Matius 11:25
(11:25) Pada
waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit
dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak
dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Jadi, untuk memahami, untuk mengerti
dengan pasti tentang tiga saksi di sorga dan tiga saksi di bumi, maka harus mau
menjadi kecil. Dialah yang disahkan oleh Bapa.
Matius 11:26
(11:26) Ya
Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Mau menjadi kecil, berarti mau
merendahkan diri serendah-rendahnya; dan itulah yang berkenan kepada TUHAN.
Matius 11:27
(11:27)
Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak
selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak
dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Jadi, sudah semakin jelas: Semua telah
diserahkan kepada Yesus, Anak Allah. Tidak seorang pun mengenal Anak selain
Bapa; sebaliknya, tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, dan orang yang
kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Matius 11:28-29
(11:28)
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu. (11:29) Pikullah kuk yang
Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Orang yang lemah lembut dan rendah hati,
itulah orang yang mau memikul salib, itulah orang yang mau menjadi kecil,
walaupun capek, letih dan lesu. Tidak ada orang yang mau menyangkal diri dan
memikul salibnya, lalu berkata: “Oh, aku hebat.”
Jadi, kepada mereka yang mau menyangkal
diri dan memikul salib, kepada mereka yang mau menjadi kecil, semuanya dinyatakan;
tentang tiga saksi di sorga dan tiga saksi di bumi.
Berbahagialah mereka yang mau membawa
hidupnya menjadi suatu kehidupan yang kecil di hadapan TUHAN, sebab ia berkenan
kepada Bapa. Tiada seorang pun yang mengenal Bapa selain Anak; berarti, kalau
kita mau menjadi kecil, kita mengenal Bapa.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment