KEBAKTIAN NATAL
PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) Sesi I, 08 DESEMBER 2021
Tema: Anak
dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki (Matius 1:23)
Subtema:
SILSILAH TIDAK TERPUTUS
KARENA LAHIRNYA SEORANG ANAK LAKI-LAKI
Shalom
buat kita semua, salam sejahtera, karena Kristus lahir membawa damai sejahtera.
Salam dalam kasih-Nya TUHAN kita Yesus Kristus yang sudah memungkinkan untuk
berada di tengah perhimpunan Kebaktian Natal Persekutuan Pengajaran Pembangunan
Tabernakel (PPT) untuk sesi pertama, hari Rabu 08 Desember 2021, semua karena
kemurahan dari pada hati TUHAN. Biarlah kiranya kemurahan hati TUHAN itu
disempurnakan lewat firman yang akan dibukakan malam ini dan yang akan kita
terima. Oleh sebab itu, mari kita berdoa dan kita mohon supaya firman yang
dibukakan betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita, sebab lewat natal TUHAN
hadir mengunjungi kehidupan kita, menjangkau dan memberi pertolongan bagi kita
sekaliannya oleh dua tangan yang kuat dan dua tangan yang penuh kasih itu.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, yang
juga mengikuti natal bersama-sama lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook, bahkan umat ketebusan TUHAN,
simpatisan yang setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia baik yang
di dalam negeri dari Sabang sampai Merauke, maupun yang di luar negeri, di
manca negara, di tiap-tiap negara, TUHAN memberkati kita sekaliannya.
Namun
teristimewa kepada semua rekan-rekan hamba TUHAN yang juga berhimpun
bersama-sama malam ini, TUHAN memberkati kita sekaliannya, bahagia sejahtera
memerintah hati kita untuk kita datang menikmati kasih dan kemurahan TUHAN
lewat firman yang akan kita terima. Bantu doa dan izinkan kami untuk melayani
TUHAN, untuk melayani pekerjaan TUHAN di dalam hal pemberitaan firman malam
ini.
Tema
kita malam ini terambil dari Matius 1:23.
Kita
doakan supaya TUHAN tolong kita sehingga ibadah ini dan pengorbanan kita, serta
perhatian kita tidak menjadi sia-sia, dan persembahan itu betul-betul tertuju
dan terarah kepada Kristus Kepala, Mempelai Pria Sorga.
Kita
segera membaca Matius 1:23, dengan perikop: “Kelahiran
Yesus Kristus” berarti, natal.
Matius
1:23
(1:23)
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang
anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang
berarti: Allah menyertai kita.
Anak dara itu
akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, bukan seorang
anak perempuan.
Ayat
ini ditulis bukan suatu kebetulan tetapi ayat ini mengandung arti yang begitu
dalam.
Kembali
diperjelas di dalam Lukas 2, dengan perikop: “Kelahiran Yesus.”
Lukas
2:7
(2:7)
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung,
lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena
tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Dan ia
melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Perawan suci
itulah Maria melahirkan anak laki-laki, bukan anak perempuan. Dan anak
laki-laki itu adalah anaknya yang sulung.
Dua
ayat ini sudah sangat jelas sebab Alkitab berkata; dua tiga saksi satu perkara dianggap sah.
MENGAPA
ANAK DARA HARUS MELAHIRKAN ANAK LAKI-LAKI?
Jawabnya:
Supaya silsilah kita tidak terputus,
sehingga dengan demikian kita berhak untuk menerima warisan sebagai milik
pusaka yang harus kita pertahankan yaitu tanah air Sorgawi.
Terkait
dengan hal ini kita hubungkan dengan satu peristiwa di dalam Rut 4, dengan
perikop: “Rut menjadi isteri Boas.”
Rut
4:1-6
(4:1)
Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus
yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah
dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh
orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di
sini." Maka duduklah mereka. (4:3)
Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita
Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu
kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang
yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau
menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah
kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali
engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan
menebusnya." (4:5) Tetapi kata
Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau
memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu,
untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu:
"Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan
milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku
tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
Boaslah
yang menjadi penebus yang sesungguhnya atau penebus sejati, sebab penebusan
atas tanah Elimelekh pada akhirnya jatuh ke tangan Boas. Kemudian, di dalam hal
penebusan atas tanah tersebut Boas juga turut memperoleh Rut menantu Naomi yang
sudah menjadi janda itu.
Pertanyaanya:
MENGAPA RUT, BANGSA MOAB (KAFIR), TURUT UNTUK DITEBUS?
Rut
4:5
(4:5)
Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi,
engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk
menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya."
Rut
turut ditebus untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah Elimelekh, tanah
warisan yang menjadi milik pusakanya sampai selama-lamanya. Mahlon adalah suami
Rut, perempuan Moab, dan anak sulung Elimelekh yang dilahirkan oleh Naomi bagi
Elimelekh. Berarti, oleh penebusan yang dikerjakan oleh Boas silsilah Mahlon
tidak terputus walaupun dia sudah mati.
Dengan
demikian, janji Firman Allah tergenapi yakni suatu kehidupan yang hina, dina,
papah, serta suatu kehidupan yang masih ditandai dengan kelemahan-kelemahan
mendapat kesempatan untuk memperoleh tanah air Sorgawi sebagai milik pusakanya
untuk selama-lamanya. Demikian juga dengan penebusan yang telah dikerjakan oleh
TUHAN Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota, tujuannya adalah
supaya kita bangsa kafir itulah suatu kehidupan yang hina, dina, papah dan yang
masih banyak ditandai noda kekafiran mendapat bagian dari tanah air Sorgawi
sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Kita
bersyukur kepada TUHAN sebab anak dara itulah perawan suci telah melahirkan
seorang anak laki-laki, supaya silsilah kita tidak terputus sehingga dengan
demikian kita berhak untuk menerima tanah air Sorgawi sebagai warisan milik
pusaka untuk selama-lamanya. Dan itu merupakan suatu nubuatan yang memang
digenapi oleh TUHAN Yesus di atas kayu salib.
Kita
baca Ulangan 25, dengan perikop: “Tentang
kawin dengan isteri saudara yang telah mati.”
Ulanagn
25:5-6
(25:5)
"Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari
pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah
isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya;
saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya
dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. (25:6) Maka anak sulung yang nanti
dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati
itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel.
Apabila
seseorang mati tanpa meninggalkan anak laki-laki bagi isterinya sebagai pewaris
atas tanah milik pusakanya, maka salah seorang dari saudara-saudaranya yang
terdekat yang masih hidup haruslah melakukan kewajiban perkawinan ipar.
Kemudian, anak laki-laki sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah
dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu, tujuannya adalah supaya
silsilah dari orang yang mati itu tidak terputus, tidak terhapus dari antara
orang Israel.
Sebagaimana
dengan Boas dia telah mengambil Rut, perempuan Moab, bangsa kafir menjadi
isterinya supaya silsilah Mahlon anak Elimelekh yang sudah mati itu tidak
terputus dari tanah milik pusakanya, melainkan berhak untuk menerima tanah
warisan sebagai milik pusakanya selama-lamanya. Demikian juga, dengan Boas
rohani yakni; TUHAN Yesus Kritsus, Dia telah mengerjakan penebusan di atas kayu
salib supaya silsilah kita tidak terputus, sehingga dengan demikian kita berhak
menerima tanah warisan itulah tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk
selama-lamanya dan bahagia di dalam kekekalan.
Oleh
sebab itu, mari kita periksa Matius 1, dengan perikop: “Silsilah Yesus Kristus.”
Matius
1:1
(1:1)
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
Silsilah
Yesus Kristus, Dialah anak Daud, anak Abraham.
Matius
1:2-5
(1:2)
Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan
Yehuda dan saudara-saudaranya, (1:3)
Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron,
Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram
memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan
Salmon, (1:5) Salmon memperanakkan
Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan
Isai,
Boas
memperanakkan Obed dari Rut, perempuan Moab, bangsa kafir. Obed ini juga yang
dianggap sebagai anak Mahlon, sesuai dengan nubuatan dalam Ulangan 25:5-6.
Tujuannya adalah supaya silsilah Mahlon tidak terputus dari tanah warisan yang menjadi
milik pusaka untuk selama-lamanya.
Itu
sebabnya, anak dara itulah perawan suci melahirkan seorang anak laki-laki bukan
anak perempuan. Sebab, anak perempuan tidak dapat meneruskan silsilah dan anak
laki-laki, anak yang sulung itulah yang meneruskan silsilahnya, sehingga
silsilah itu tidak terputus. Maka, kalau disebut anak dara itu melahirkan seorang anak laki-laki itu bukanlah suatu
kebetulan tetapi mengandung makna yang begitu dalam.
Matius
1:5-11
(1:5)
Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed
memperanakkan Isai, (1:6) Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, (1:7) Salomo memperanakkan Rehabeam,
Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, (1:8) Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram
memperanakkan Uzia, (1:9) Uzia
memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, (1:10) Hizkia memperanakkan Manasye,
Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, (1:11) Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada
waktu pembuangan ke Babel.
Inilah
14 (empat belas) keturunan yang kedua.
-
Dari
Abraham ke Daud, 14 (empat belas) keturunan yang pertama.
-
Dari
Daud ke Babel, 14 (empat belas) keturunan yang kedua
.
Kemudian,
mari kita lihat silsilah pada 14 (empat belas) yang ketiga.
Matius
1:12
(1:12)
Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel
memperanakkan Zerubabel, (1:13)
Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim
memperanakkan Azor, (1:14) Azor
memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, (1:15) Eliud memperanakkan Eleazar,
Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, (1:16) Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus
yang disebut Kristus.
Dari
Yekhonya sampai kepada Yesus lahir itu adalah 14 (empat belas) keturunan.
Inilah
silsilah Abraham sampai kepada TUHAN Yesus Kristus.
Bayangkan
seandainya Boas tidak menebus tanah milik pusaka yang diwariskan kepada Mahlon,
dan Boas tidak mengambil Rut perempuan Moab itu menjadi isterinya, maka
silsilah Yesus Kristus akan terputus dan kita juga tidak berhak menerima
warisan tanah air Sorgawi. Tetapi, puji TUHAN, Boas telah menebus tanah milik pusaka
Elimelekh supaya nama Mahlon tidak terputus dari silsilahnya, dan nama Mahlon
ditegakkan diantar orang-orang sebangsanya, sama artinya berhak untuk menerima
warisan sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Matius
1:17
(1:17)
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud,
empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat
belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Jadi
seluruhnya ada 14 (empat belas):
1.
Empat
belas keturunan yang pertama; dari
Abraham sampai Daud.
2.
Empat
belas keturunan yang kedua; dari Daud
sampai pembuangan ke Babel.
3.
Empat
belas keturunan yang ketitga; dari
pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Coba
bayangkan ketika bangsa Israel dibuang ke Babel dan diperbudak oleh kenajisan,
lalu kalau Yesus tidak dilahirkan apa yang akan terjadi dengan bangsa kafir dan
apa yang akan terjadi dengan kehidupan kita? Tetapi, Yesus Kristus lahir dan
kita semua ditebus dari dosa kenajisan.
Kehidupan
kita ini memang seperti dibuang, seperti Adam dan Hawa ketika diusir dari taman
Eden, seperti kita dilemparkan ke bumi ini. Tetapi, puji TUHAN, silsilah kita
tidak terputus karena Yesus Kristus anak laki-laki yang dilahirkan anak dara
itulah perempuan Maria sehingga silsilah kita tidak terputus.
Bayangkan
dibuang ke Babel dan diperbudak oleh dosa kenajisan, lalu apa yang akan terjadi
apabila Yesus tidak dilahirkan?
Jawabnya:
Maka, silsilah kita akan terputus karena upah dosa adalah maut.
Kita
lihat persamaan dari Matius 1:2-17, di dalam Rut 1 dengan perikop: “Rut dan Naomi.”
Rut
1:1-2
(1:1) Pada
zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah
seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke
daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. (1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh,
nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya
orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab,
diamlah mereka di sana.
Pada zaman para
hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Pada zaman para hakim
-- berarti belum ada raja -- memerintah ada kelaparan di tanah Israel.
Kita
ini perlu untuk mengalami lapar dan haus, berarti tidak makan dan tidak minum
supaya daging ini dihukum. Sebab, kalau daging tidak dihukum atau tidak
mengalami penghancuran maka daging nanti bisa menjadi takhta setan itulah roh
jahat dan roh najis, maka perlu adanya tidak makan dan tidak minum. Jadi, kalau kelaparan terjadi di zaman
hakim atas tanah Israel itu seizin TUHAN.
Kalau
meninggalkan ibadah dan menetap sebagai orang asing di Moab = Dibuang di Babel.
Itulah keluarga Elimelekh beserata isteri dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon.
Rut
1:3
(1:3)
Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal
dengan kedua anaknya.
Tidak
lama mereka akan di Moab matilah Elimelekh itulah suami Naomi, sehingga Naomi
tertinggal dengan kedua anak laki-lakinya itulah Mahlon dan Kilyon.
Rut
1:4-5
(1:4) Keduanya
mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua
bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. (1:5) Lalu matilah juga keduanya,
yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan
suaminya.
Sesudah
meninggalnya Elimelekh sang ayah, lalu kedua puteranya mengambil perempuan
Moab.
-
Yang
pertama, bernama Orpa; suaminya
adalah Kilyon (anak kedua dari Naomi).
-
Yang
kedua adalah Rut; isteri dari Mahlon
(anak pertama anak sulung dari Elimelekh yang dilahirkan dari rahim Naomi).
Tetapi,
setelah sepuluh tahun kemudian matilah Mahlon dan Kilyon, sehingga Naomipun
akhirnya kehilangan kedua puteranya setelah ditinggal mati oleh sang suami
Elimelekh. Jadi, sangat menyedihkan sekali keadaan dibuang.
Rut
1:6-7
(1:6)
Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab,
sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan
memberikan makanan kepada mereka. (1:7)
Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan
kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah
Yehuda,
Pada
akhirnya ketiga janda itulah Naomi dan kedua menantunya Rut dan Orpa akhirnya
berangkat dari Moab bersama-sama untuk kembali ke Betlehem, karena Naomi
mendengar bahwa TUHAN sudah memulihkan tanah Israel, memperhatikan umat-Nya,
dan memberikan makanan kepada mereka.
Rut
1:14
(1:14)
Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu
minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Menangis
pula mereka dengan suara keras, itulah Naomi dan kedua menantunya yang sudah
menjadi janda. Tetapi, dalam kesempatan itu Orpa mencium mertuanya minta diri,
berarti Orpa berhenti mengikuti Naomi mertuanya untuk kembali ke
Betlehem-Efrata, tanah dari suku Yehuda. Tetapi Rut tetap berpaut kepada Naomi.
Oleh
sebab itu, biarlah kita tetap berpaut dengan TUHAN; mengikuti jejak-jejak Yesus
yang berdarah sampai kepada tujuan.
Kalau
kita mengikuti TUHAN namun pengikutan kita berhenti di tengah jalan alangkahnya
banyak kerugian-kerugian yang sudah ke luar terjadi. Maka, kalau mandi sekalian
basah di dalam mengikuti TUHAN, jangan mengikuti TUHAN dengan
setengah-setengah. Kalau kita mengikuti TUHAN berhenti di tengah jalan, maka
banyak kerugian dan pengorbanan selama ini menjadi sia-sia.
Rut
1:18-19
(1:18)
Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia,
berhentilah ia berkata-kata kepadanya. (1:19)
Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke
Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan
berkata: "Naomikah itu?"
Naomi
tidak lagi mendesak seperti dia mendesak kedua menantunya sebanyak tiga kali,
bahkan setelah ketiga kali Orpa berhenti mengikuti Naomi tetapi Rut berkeras
untuk mengikuti Naomi. Karena Rut tetap berkeras mengikuti Naomi, maka
berhentilah dia berkata-kata kepadanya dan dia tidak lagi mendesak Rut untuk
kembali pulang ke bangsanya Moab dan kembali kepada kedua orang tuanya.
Oleh
sebab itu, kita perlu keteguhan di hati di dalam hal mengikuti TUHAN supaya
silsilah ini tidak terputus. Jangan sampai karena ada desakan seperti desakan
dari pada Naomi sebanyak tiga kali lalu kita menjadi seperti Orpa yang berhenti
mengikuti Naomi. Banyak desakan di dalam hal mengikuti TUHAN; terdesak di dalam
hal keadaan ekonomi, keuangan, karena pekerjaan, dan terdesak dengan banyak
masalah yang harus kita pikul di atas pundak. Tetapi hati kita tidak boleh
surut dan tetap ikut TUHAN supaya silsilah kita tidak terputus di tengah jalan.
Rut
1:19-20
(1:19)
Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke
Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan
berkata: "Naomikah itu?" (1:20)
Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah
aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.
Akhirnya
tibalah keduanya di Betlehem baik Naomi maupun Rut, berarti natal terjadi.
Sebab, Betlehem artinya: Rumah roti.
Begitu
mereka tiba di Betlehem gemparlah seluruh kota Betlehem karena kehadiran Naomi
dan Rut, lalu pada saat melihat penampilan Naomi di Betlehem, perempuan-perempuan
di Betlehem berkata: "Naomikah
itu?"
Lalu
jawab dari Naomi: "Janganlah
sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara.” Mara, artinya: Kepahitan yang sudah dialami terjadi atas seizin
TUHAN.
Oleh
sebab itu, kita harus menyadari diri bahwa kita diperbudak oleh dosa kenajisan
bagaikan dibuang dan oleh kenajisan-kenajisan inilah banyak kepahitan yang kita
alami. TUHAN tidak pernah memahitkan kita, tetapi kalau kepahitan terjadi jelas
karena kesalahan.
Dia
tinggalkan Betlehem-Efrata hanya karena tidak makan dan tidak minum padahal itu
adalah sarana yang efektif untuk menghukum daging ini supaya daging ini tidak
menjadi takhtanya setan.
Rut
1:21
(1:21)
Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN
memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik
saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka
kepadaku."
Selanjutnya
Naomi berkata kepada perempuan-perempuan Betlehem: “Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong
TUHAN memulangkan aku …”
Keluarga
Elimelekh ini menyangka kalau mereka pergi ke Moab akhirnya akan mendapatkan
kelimpahan-kelimpahan di sana tetapi tidak sesuai dengan apa yang mereka
pikirkan. Namun, akhirnya; pergi dengan tangan penuh namun kembali ke Betlehem
dengan tangan kosong. Tangan kosong = Kehilangan segala-galanya. Naomi bukan
hanya kehilangan harta bendanya tetapi dia juga kehilangan orang-orang yang
sangat dia kasihi; Elimelekh sang suami dan kedua anaknya laki-laki Mahlon dan
Kilyon.
Jadi,
Moab adalah bangsa kafir. Jangan sampai kita tinggalkan TUHAN hanya karena
ujian-ujian, sebagaimana atas seizin TUHAN tanah Israel mengalami kelaparan
yang begitu hebat, sebab tidak ada sesuatu terjadi di atas muka bumi ini tanpa
seizin TUHAN. Tetapi tentu saja TUHAN punya maksud yang mulia di situ.
Karena
mereka tidak kuat dengan ujian yang ada, Elimelkh serta isteri dan kedua
anaknya hijrah pergi menjadi orang asing di Moab dan mereka menetap di Moab.
Jangan kita berpikir dengan kita meninggalkan TUHAN dan bergantung kepada
perkara-perkara lahiriah itulah harta, kekayaan, kedudukan, jabatan yang
tinggi, lalu kita mengalami keberkatan yang luar biasa, justru kalau kita
tinggalkan TUHAN apa yang ada akan dihabisi oleh TUHAN atas seizin TUHAN.
Moab
adalah bangsa kafir. Adapun kelemahan dari bangsa kafir secara khusus bangsa
Moab, ada 2 (dua):
YANG
PERTAMA: Bangsa Moab adalah bangsa di
luar TUHAN = KAFIR
1
Korintus 12:2
(12:2)
Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa
berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
Bangsa
kafir tanpa berpikir dengan mudahnya ditarik kepada berhala-berhala yang bisu,
menyembah allah yang mati. Berarti, lebih mengutamakan usaha pekerjaannya,
lebih mengutamakan ijazahnya, lebih mengutamakan kedudukan jabatan dan pangkat
yang tinggi. Rela tinggalkan TUHAN hanya demi perkara-perkara lahiriah, itu
adalah berhala bisu dan itulah bangsa kafir; bangsa yang tidak mengenal TUHAN
dan mudah sekali ditarik kepada penyembahan berhala.
Berhala,
artinya: Meninggalkan TUHAN, meninggalkan ibadah hanya karena usaha pekerjaan.
Kalau menomorsatukan atau mengutamakan perkara lahiriah dan menomorduakan ibadah
pelayanan itu adalah berhala. Inilah kelemahan dari bangsa kafir.
Itu
sebabnya, kalau kita perhatikan dalam 1 Korintus 1; orang Yahudi menghendaki
tanda dan bangsa kafir yang diwakili Yunani menghendaki hikmat. Bagi orang
Yunani itulah bangsa kafir pemberitaan firman tentang salib itu adalah suatu
kebodohan; ibadah terus itu adalah kebodohan.
1
Korintus 12:3
(12:3)
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang
berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan
tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan",
selain oleh Roh Kudus.
Bangsa
kafir tidak akan mungkin mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN kalau mereka tidak
penuh dengan Roh TUHAN. Itu sebabnya, kita harus menghargai kegiatan roh,
itulah ibadah dan pelayanan. Jangan tinggalkan kegiatan Roh, jangan tinggalkan
ibadah dan pelayanan semacam ini.
Tidak
mungkin jika kita tidak penuh dengan Roh kita dapat mengakui TUHAN Yesus adalah
TUHAN dan Juruselamat, Dia adalah pribadi yang menebus kehidupan kita supaya
silsilah kita tidak terputus, dengan demikian kita berhak untuk menerima tanah
air Sorgawi yang akan diwariskan sebagai milik pusaka kita untuk
selama-lamanya.
Itulah
kelemahan dari bangsa kafir, bangsa yang tidak mengenal TUHAN, yaitu mempertuhankan
segala sesuatu yang ada di muka bumi ini. Tetapi, berbeda dengan anak-anak
TUHAN yang menghargai kegiatan roh; mengakui TUHAN yang adalah TUHAN dan
Juruselamat.
Kita
baca 2 Korintus 6, dengan perikop: “Jangan
ada lagi noda kekafiran.” Lihat, Elimelekh beserta keluarga terlibat dengan
noda kekafiran dari bangsa kafir. Oleh sebab itu, Rasul Paulus dengan tegas
menghimbau sidang jemaat di Korintus “jangan ada lagi noda kekafiran.”
Saya
hamba TUHAN yang harus melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh, saya hamba TUHAN
yang menerima jabatan gembala harus bertanggung jawab dengan jabatan ini,
jangan sampai saya seorang hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala lalu saya
masih terlibat dengan bangsa kafir dan noda kekafiran. Tetapi, kita tidak demikian,
oleh sebab itu mari kita simak bagaimana himbauan Rasul Paulus kepada sidang
jemaat di Korintus.
2
Korintus 6:11-13
(6:11)
Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami
terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12)
Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya
tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu. (6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti
kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Sebagai
hamba TUHAN yang bijaksana dan yang tulus Rasul Paulus melayani TUHAN dan
melayani sidang jemaat dengan hati yang terbuka dengan lebar-lebar, dengan kata
lain sidang jemaat ada di hatinya dan hatinya terbuka lebar-lebar untuk sidang
jemaat.
Kita
juga harus membuka hati selebar-lebarnya untuk pembukaan firman supaya noda
kekafiran itu tidak melekat dalam diri masing-masing, tidak termeterai dalam
hati dan pikiran kita masing-masing, dan roh kekafiran tidak mengusai kehidupan
kita.
2
Korintus 6:14-16
(6:14)
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang
yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (6:15) Persamaan apakah yang terdapat
antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan
orang-orang tak percaya? (6:16)
Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah
yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku
akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku
akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Inilah
pasangan yang tidak seimbang, pasangan yang menimbulkan noda kekafiran:
1.
Kebenaran
dengan kedurhakaan.
2.
Terang
dengan gelap.
3.
Kristus
dengan Belial.
4.
Orang-orang
percaya dengan orang-orang yang tidak percaya.
5.
Bait
Allah dengan berhala.
Apakah
hubungan bait Allah dengan berhala? Apakah
hubungan rumah TUHAN itulah hidup kita dengan berhala? TIDAK ADA. Oleh sebab
itu, jangan ada noda kekafiran dalam hidup kita masing-masing. Jangan
mengutamakan yang lahiriah dari pada kegiatan Roh itulah ibadah dan pelayanan.
Kalau berpasangan dengan berhala itu adalah noda kekafiran yang menajiskan.
Maka, kita tidak boleh terlibat dengan noda kekafiran.
2
Korintus 6:16
(6:16)
Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah
yang hidup menurut firman Allah ini:
"Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di
tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka
akan menjadi umat-Ku.
Kalau
kita memang betul-betul rumah TUHAN, firman TUHAN berkata …
1.
Allah
akan diam bersama-sama dengan mereka umatnya.
2.
Allah
akan hidup di tengah-tengah umat-Nya.
3.
Aku
akan menjadi Allah mereka.
4.
Mereka
akan menjadi umat-Ku.
Kalimat
1-3 adalah penampilan dari Allah Tritunggal, TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja
Mempelai Pria Sorga, Dia kepala atas tubuh dan tidak boleh ada yang lain.
Sedangkan, kalimat 4 itulah tubuh Kristus, bagaikan Tabut Perjanjian peti dan
tutup pendamaian bersatu.
Tutupan
pendamaian atau tutupan grafirat itu adalah Yesus Anak Allah. Kemudian, dua
kerub di atasnya:
-
Kerub
pertama adalah pribadi TUHAN = Allah Bapa.
-
Kerub
kedua adalah pribadi Allah Roh Kudus.
Jadi,
Tutupan grafirat dengan dua kerub di atasnya adalah TUHAN Yesus Kristus.
Kalau
kita melepaskan diri dari berhala maka peti dari Tabut Perjanjian itu akan
menjadi tubuh Kristus, peti perjanjian BERSATU dengan tutupan grafirat dengan
dua kerub di atasnya.
Asal
saja kita mau melepaskan diri dari noda kekafiran yang pertama itulah
berhala-berhala, sebab tidak ada kaitannya rumah TUHAN dengan berhala.
Maka,
saya sebagai hamba TUHAN tidak akan pernah mengutamakan hal yang lahiriah,
sebab tanggung jawab saya kepada sidang jemaat harus ditunjukkan di hadapan
TUHAN. Kalau berkat-berkat itu dapat saya bagi-bagi tetapi soal tanggung jawab
itu tidak dapat saya bagi-bagi.
Moab
adalah bangsa kafir. Adapun kelemahan dari bangsa kafir secara khusus bangsa
Moab, ada 2 (dua):
YANG
KEDUA.
Kejadian
19:35-37
(19:35) Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah
mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya;
dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
(19:36) Lalu mengandunglah kedua
anak Lot itu dari ayah mereka. (19:37)
Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab;
dialah bapa orang Moab yang sekarang.
Moab adalah bangsa kafir yang dilahirkan
dalam keadaan najis.
Itulah noda kekafiran dari bangsa kafir
yang kedua, yaitu: Hidup dalam kenajisannya.
Perempuan
Babel dalam Wahyu 17 duduk di atas air yang banyak, berarti menungangi lautan
dunia itulah jiwa-jiwa. Kemudian, dia juga menunggangi seekor binatang, dengan
wujud;
-
berkepala
tujuh,
-
bertanduk
sepuluh,
-
dan
sepuluh mahkota di atas tanduk-tanduknya,
-
tetapi
di atas kepalanya ada nama-nama hujat,
jelas
itu adalah antikris. Singkat kata: Antikris ditungangi perempuan Babel.
Kemudian,
di tangan perempuan Babel ada sebuah cawan, tetapi isinya adalah …
1.
Kekejian,
berarti korban sehari-hari dihentikan. Korban sehari-hari itulah:
-
Korban
santapan = Pengajaran firman yang murni dan benar.
-
Korban
sembelihan = Ibadah yang dihubungkan dengan salib.
2.
Percabulan
kenajisan.
Esau adalah orang yang cabul dan
nafsunya rendah, karena dia menjual hak kesulungan hanya demi semangkok sop
kacang merah. Dengan kata lain; hanya karena sesuap nasi dia entengkan ibadah
dan pelayanan itulah hak kesulungan. Itulah kenajisan percabulan secara rohani.
Demikianlah
bangsa kafir dilahirkan dalam kenajisannya.
Kita
baca kembali apa yang dinyatakan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Jemaat
di Korintus adalah jemaat yang berada di Asia kecil, berarti termasuk bangsa
kafir bukan bangsa TUHAN.
2
Korintus 6:17
(6:17)
Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu
dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku
akan menerima kamu.
Kalau
kita tinggalkan TUHAN hanya karena perkara lahiriah = Menduakan hati TUHAN, dan
itu yang menajiskan bangsa kafir. Jadi, bangsa kafir dilahirkan di dalam
kenajisannya.
Tetapi,
Rasul Paulus dengan hati yang terbuka, dengan hati yang lapang, dia melayani
TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, serta melayani TUHAN dalam pemberitaan
firman kepada sidang jemaat di Korintus dan berkata: “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis.”
Walaupun
bangsa kafir lahir dari kenajisan termasuk itulah bangsa Moab, tetapi kita ini
sudah ditebus oleh darah Anak Domba. Oleh sebab itu, mari pisahkan diri dari
kenajisan itu dan jangan duakan hati TUHAN sebab itu yang menajiskan.
Mari
kita ke luar dari noda kekafiran yang pertama dan yang kedua itulah berhala dan
kenajisan supaya dengan tangan terbuka yang suci, mulia dan sempurna menerima
keberadaan kita yang kotor, yang hina, dina, papah.
Pendeknya:
Tidak ada yang dapat kita persembahkan kepada TUHAN jika kita hidup dalam noda
kekafiran = Tangan kosong. Sehingga akan kehilangan harta atau kekayaan secara
rohani.
Hati-hati
jangan sampai ibu, dalam arti rohani: Gembala sidang, kehilangan sidang jemaat
hanya karena mengutamakan perkara lahiriah itulah berhala dan kenajisannya. Oleh
sebab itu, saya dan kita semua, imam-imam sampai kepada seluruh sidang jemaat
harus memiliki ketegasan di dalam mengikuti TUHAN.
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas: Tidak ada yang dapat kita persembahkan
kepada TUHAN jika kita hidup dalam noda kekafiran = Tangan kosong. Seperti
itulah Naomi kembali kepada TUHAN, kembali ke Betlehem, kembali ke rumat roti
dengan tangan kosong.
Dengan
segala kepahitan dan tangan kosong kita datang dan TUHAN mau menerima asal kita
mau memisahkan diri dari noda kekafiran itulah berhala dan kenajisan.
Sebusuk-busuknya manusia dan sekotor-kotornya manusia asal kita mau ambil
komitmen berjanji kepada TUHAN dan mau meninggalkan noda kekafiran itulah
melepaskan diri dari segala ikatakan berhala dan segala yang menajiskan kita,
dan kembali kepada TUHAN sekalipun dengan tangan kosong, maka TUHAN bisa terima
kehidupan; yang busuk, yang kotor, yang hina, dina, papah, yang masih ditandai
dengan kelemahan.
Inilah
maksud TUHAN dalam kebaktian natal persekutuan hamba-hamba TUHAN via zoom dengan wadah Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT) supaya TUHAN menerima kita semua, sebab
sebusuk-busuknya dan sekotor-kotornya manusia asal ada komitmen untuk
meninggalkan noda kekafiran itulah berhala dan kenajisan maka TUHAN bisa
terima, asal ada kesempatan. Oleh sebab itu jangan sampai kita kehilangan
kesempatan seperti Esau; dia ditolak karena tidak ada lagi kesempatan sekalipun
sampai menangis darah bahkan meraung-raung dan menjerit.
Naomi
bersama Rut kembali ke Betlehem dan mereka sudah meningalkan noda kekafiran
itulah berhala dan kenajisannya dan TUHAN menerima mereka. Saat Naomi ke
Betlehem dia sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, namun oleh kasih karunia dan
oleh karena kemurahan TUHAN Boas sebagai kerabat yang terdekat datang untuk
menebus tanah Elimelekh dan juga mengambil Rut perempuan Moab itu sebagai
isterinya.
Coba
kita renungkan kehidupan yang busuk, kehidupan yang kotor, kehidupan yang papah
hina dina dapat diterima oleh TUHAN, apakah itu bukan kemurahan TUHAN? Tetapi
berbeda dengan orang yang merasa diri lebih benar, lebih baik, lebih suci,
orang semacam ini tidak akan pernah hancur hatinya manakala dia datang
menghadap TUHAN. Tetapi kalau merasa sebagai orang busuk dan orang kotor yang
sudah tidak lagi punya apa-apa, dengan kata lain sudah dengan tangan kosong,
maka TUHAN menerima orang semacam ini dan orang semacam ini hatinya hancur saat
diterima TUHAN. Sebab, banyak diampuni maka banyak berbuat kasih dan sedikit
diampuni maka sedikit berbuat kasih.
Rut
4:3, 5
(4:3)
Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita
Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:5) Tetapi kata Boas: "Pada
waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh
Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan
nama orang itu di atas milik pusakanya."
Boaslah
yang menjadi penebus sejati. Namun, selain menebus tanah milik Elimelekh yang
dijual oleh Naomi, Boas juga mengambil Rut perempuan Moab, bangsa kafir untuk
menjadi isterinya, tujuannya adalah untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah
warisan sebagai milik pusakanya, supaya namanya tidak terhapus dari antara
orang Israel. Sehingga, dengan demikian; dia berhak untuk menerima tanah
warisan itulah tanah air Sorgawi yang menjadi milik pusaka kita bersama-sama.
Jadi, Boas memperanakkan Obed, tetapi juga diangap sebagai anak dari pada
Mahlon. Itulah yang sudah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.
Boas
rohani juga akan menggenapi Ulangan 25:5-6, itulah TUHAN Yesus Kristus yang
sudah menggenapkannya di atas kayu salib.
Kita
baca Matius 20, dengan perikop: “Permintaan
ibu Yakobus dan Yohanes bukan memerintah melainkan melayani.”
Yakobus
dan Yohanes juga merupakan murid Yesus, ibu Yakobus dan Yohanes ini adalah
isteri Zebedus, dalam hal ini dia meminta kepada Yesus Anak Allah supaya kedua
anaknya itu duduk di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya, tetapi Yesus
berkata: “Engkau tidak tahu apa yang engkau minta, sebab yang menentukan
Kerajaan Sorga adalah Allah Bapa.”
Matius
20:24
(20:24)
Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara
itu.
Mendengar
permintaan isteri Zebedeus, ibu dari Yakobus dan Yohanes, maka spontan marahlah
kesepuluh murid lainnya kepada Yakobus dan Yohanes. Berarti, terjadi suatu
gejolak dan keributan di antara murid-murid hanya karena kekeliruan dari ibu
Yakobus dan Yohanes. Memang kalau ada kekeliruan pasti terjadi gejolak dan
terjadi keributan.
Saya
ingat suatu peristiwa dalam Lukas 22, suatu kali dalam perjamuan malam
murid-murid ini juga masing-masing berlomba-lomba membesarkan dirinya, ini
adalah suatu kesalahan yang besar sebab ini juga membuat suatu keributan.
Andaisaja hamba-hamba TUHAN berlomba-lomba untuk saling merendahkan diri satu
dengan yang lain maka tidak akan mungkin ada keributan.
‘Sementara
sewaktu mereka berlomba-lomba menjadi yang terbesar itu pada waktu perjamuan
malam. Nanti kelak kita akan berada dalam perjamuan malam, pesta kawin Anak
Domba, dan tidak mungkin di situ ada lagi yang berlomba-lomba untuk menjadi
yang terbesar. Tetapi, siapa yang merendahkan diri maka akan ditinggikan.
Matius
20:25-27
(20:25)
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi
dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (20:26) Tidaklah demikian di antara
kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, (20:27) dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu;
Setelah
melihat keributan dan gejolak itu, secepatnya Yesus memberikan contoh
kepemimpinan. Oleh sebab itu, biarlah kita menjadi leadership yang handal dimulai dari diri sendiri maka nanti kita
juga dapat menjadi leadership untuk
nikah rumah tangga itulah penggembalaan yang terkecil sampai kepada penggembalaan
yang besar.
Kalau
kita lihat kepemimpinin di sini ada dua:
Yang
pertama: Kepemimpinan dari DUNIA.
-
Pemerintah-pemerintah
bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi.
-
Pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Hal
ini nanti akan terjadi ke depan dan itu pasti, tidak mungkin tidak, yaitu pada
saat antikris berkuasa dan memerintah seantero dunia ini dan mereka akan
menjalankan kekuasaan itu dengan otoriter atau dengan tangan besi, dengan
kekerasan, dengan unsur paksaan. Dipaksa roh jual beli itu masuk ke dalam rumah
TUHAN, hal itu sangat membahayakan, dan kalau menolaknya tidak dapat menjual
dan tidak dapat membeli. Oleh sebab itu, hati-hati dengan roh ini dan tidak
boleh dibawa masuk ke dalam rumah TUHAN.
Maka,
ini merupakan dari kesempatan TUHAN memberikan contoh kepemimpinan kepada
mereka, karena mereka sudah ribut karena Kerajaan Sorga. Padahal Kerajaan Sorga
itu soal damai sejahtera, sukacita, dan kebenaran oleh Roh Kudus dan tidak ada
yang harus diributkan di situ.
Yang
kedua: Kepemimpinan dalam TUHAN dari
KERAJAAN SORGA.
-
Yang terbesar
hendaklah menjadi pelayan.
Kalau tidak melayani maka tidak menjadi
terbesar di hadapan TUHAN.
-
Yang terkemuka
hendaklah menjadi hamba.
Kalau tidak mengambil rupa hamba dia
tidak akan bisa menjadi yang terkemuka di hadapan TUHAN. Hamba dalam bahsa
Yunani berarti doulos, berarti tidak
ada hak kepada dirinya kecuali tuannya. Tuan dari segala hamba adalah TUHAN
Yesus Kristus.
Biarlah kiranya TUHAN yang berhak kepada
kita semua.
Matius
20:28
(20:28)
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Anak
Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk:
1.
Melayani, sehingga tidak terjadi keributan
antara hamba TUHAN yang satu dengan hamba TUHAN yang lain, antara pelayan TUHAN
yang satu dengan pelayan TUHAN yang lain. Jadi, pemimpin rohani harus mengerti
soal kepemimpinan, leadership.
Kalau saya sebagai hamba TUHAN menerima
jabatan gembala, berarti pemimpin. Dan seorang pemimpin berarti berjalan di
depan dan domba-domba mengikuti, berarti ada contoh yang harus diikuti oleh
domba-domba.
2.
Menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.
Jadi, pekerjaan penebusan telah
dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2000 tahun
yang lalu, tujuannya adalah supaya silsilah kita tidak terputus dan supaya kita
berhak untuk menerima tanah warisan itulah tanah air Sorgawi sebagai milik
pusaka untuk kita masing-masing.
Boas
sudah menebus tanah Elimelekh dan sudah menebus Rut yang adalah bangsa kafir.
Dan Boas rohani itulah TUHAN Yesus Kristus yang telah mengerjakan penebusan itu
di atas kayu salib supaya silsilah kita tidak terputus. Itulah sebabnya di
dalam Matius 1:23; anak dara -- itulah Maria, perawan suci -- melahirkan
seorang anak laki-laki.
Boas
rohani telah menggenapi firman para nabi, Dia telah mengerjakan penebusan itu
di atas kayu salib supaya silsilah kita tidak terputus, sehingga kita berhak
menerima tanah air Sorgawi itulah tanah warisan sebagai milik pusaka. Dunia ini
bukan tanah air kita dan kita hanyalah pendatang di dunia ini. Saya sudah
sampaikan di atas; karena Adam dan Hawa melanggar hukum Allah, maka keduanya
dilemparkan dari tamah Eden ke bumi, bagaikan kita sekarang dilemparkan ke
dunia ini. Jadi, sekarang kita rindu tanah air Sorgawi diwariskan kepada kita
dan menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Saya
tidak mau menjadi pembawa kabar berita seperti Ahimaas. Sebetulnya bukan bagian
dari Ahimaas membawa kabar kepada Daud di pengasingan tetapi giliran dari orang
Etiopia. Namun, karena Ahimaas ngotot dan berkobar-korbar untuk membawa kabar
kepada Raja Daud akhirnya Yoab mengizinkan, dan Ahimaas yang sampai duluan kepada
Daud dibanding orang Etiopia.
Namun,
ketika sampai kepada Raja Daud yang disampaikan Ahimaas hanyalah “selamat, selamat” dan tidak ada pokok
isi kabar berita yang harus disampaikan kepada Daud. Banyak hamba TUHAN yang
seperti Ahimaas, ketika sampai di gereja yang disampaikan hanyalah “diberkati,
selamat, mujizat terjadi” tetapi perjalanan rohani gereja TUHAN, seperti apa
langkah-langkah yang sesuai ketetapan firman itu tidak diajarkan. Tetapi, malam
ini tidaklah demikian, ada pokok berita yang harus disampaikan sebagaimana
orang Etiopia ketika sampai dia membawa kabar baik, dia memberitahukan bahwa
Absalom sudah mati dan akhirnya dia tersungkur dan sujud menyembah. Kalau ada
pokok firman disampaikan maka menuntun langkah kita sampai kepada Yesus, Dialah
Raja di atas segala raja, dan kita sujud menyembah kepada Dia. Inilah pokok
firman yang harus kita kita ikuti malam ini.
Kita
belajar dahulu dari Ibrani 11.
Ibrani
11:8
(11:8) Karena
iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang
akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui
tempat yang ia tujui.
Abraham
TAAT terhadap panggilannya karena iman,
sehingga dia berangkat ke negeri yang akan diterimanya.
Ibrani
11:9
(11:9)
Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah
asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut
menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Di
tanah yang dijanjikan itu, Abraham tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub,
yang akhirnya menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Ibrani
11:10
(11:10)
Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan
dan dibangun oleh Allah.
Sebab ia
menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, itulah Yerusalem baru, dasarnya
adalah 12 (dua belas) batu permata.
Di
bukit Sion Allah telah meletakkan batu penjuru yang mahal yaitu korban Kristus,
dan itulah dasar dari tiap-tiap bangunan.
Dasar
kita datang menghadap TUHAN serta melayani adalah korban Kristus, itulah kasih
Allah. Nikah dan rumah tangga juga dasarnya adalah korban Kristus, kasih Allah.
Ibrani
11:11
(11:11) Karena
iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,
walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang
memberikan janji itu setia.
Karena
iman ia juga dan Sara isterinya beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,
walaupun usianya sudah lewat, karena ia yang menganggap Dia, yang memberikan
janji itu setia. Demikian juga, bangsa kafir tidak memiliki harapan tetapi kita
harus taat kepada panggilan itu dan kita harus yakin bahwa Dia setia.
Ibrani
11:12-13
(11:12)
Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk,
terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi
laut, yang tidak terhitung banyaknya. (11:13)
Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak
memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan
melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing
dan pendatang di bumi ini.
Inilah
keturunan Abraham yang berasal dari Allah yaitu hidup dalam iman Abraham.
Kalau
hidup dalam iman Abraham sampai matipun tetap menganggap bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini,
kemudian mereka tidak akan menganggap
bahwa bumi ini adalah tanah air sorgawi yang harus diwariskan sebagai milik
pusaka mereka.
Ibrani
11:14
(11:14)
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu
mencari suatu tanah air.
Rindu
untuk mencari tanah air Sorgawi.
Demikian
juga baik Naomi maupun Rut akhirnya kembali ke Betlehem-Efrata, itulah tanah
Yehuda.
Ibrani
11:15-16
(11:15)
Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah
mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
(11:16) Tetapi sekarang mereka merindukan
tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah
tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi
mereka.
Sekalipun
ada kesempatan untuk kembali ke dunia tetapi mereka yang hidup dari iman
Abraham tidak ada keinginan untuk kembali ke dunia, selain rindu tanah air
Sorgawi. Hal ini menunjukkan bahwa: Mereka tidak terlena dengan apa saja yang
disuguhkan oleh dunia ini, mereka tidak terlena dengan kerajaan dan keindahan
dunia, tidak terlena dengan segala sesuatu yang dimiliki di dunia ini, namun
mereka hanya rindu satu tanah air sebagai milik pusaka yang harus diwariskan
itulah tanah air Sorgawi.
Oleh
sebab itu, jangan terlena dengan dunia ini karena dunia ini satu kali nanti
akan berlalu. Tetapi kehidupan yang sudah menerima penebusan yang sudah
dikerjakan oleh Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus di atas kayu salib, akan
rindu tanah air Sorgawi dan tidak terlena dengan kemegahan dan kerajaan dunia, sebagaimana
dari atas gunung yang tinggi setan memperlihatkan semua itu kepada Yesus.
Ada
2 (dua) jenis gunung:
1.
Gunung
dari setan. Ibadah yang tertingginya adalah penyembahan yang arahnya kepada hal
lahiriah.
2.
Gunung
dari TUHAN. Ibadah yang tertinggi atau puncak ibadahnya adalah doa penyembahan
kepada Allah, dan tidak terlena dengan dunia ini.
Ibrani
11:16
(11:16) Tetapi
sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air
sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka, itulah Yerusalem yang baru. Itulah
tempat bagi kehidupan yang sudah ditebus oleh Boas rohani yakni TUHAN Yesus
Kristus.
Malam
ini kita harus bersyukur kepada TUHAN karena anak dara itulah perawan suci
melahirkan seorang anak laki-laki, anak yang sulung, supaya silsilah kita tidak
terputus.
Ibrani
11:17
(11:17)
Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia,
yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang
tunggal,
Ishak
adalah gambaran dari Yesus, Anak tunggal Bapa. Dia telah dikorbankan sebagai
korban bakaran untuk menebus manusia yang berdosa, supaya pada akhirnya nama
kita tidak terputus, silsilah kita tidak terputus, dan kita berhak untuk
menerima tanah warisan itulah tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk
selama-lamanya.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang