IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 30 NOVEMBER 2021
KITAB
KOLOSE 3
(Seri:171)
Subtema: KASIH KARUNIA MELEPASKAN DARI KENAJISAN PERCABULAN
Selamat malam, sejahtera bahagia kiranya memerintah di
kehidupan kita masing-masing. Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat Tuhan di
Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan Tuhan yang senantiasa setia untuk
tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilogon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook atau online, baik saudara
yang ada di dalam negeri di tanah air dari Sabang sampai Merauke, maupun
saudara yang ada di luar negeri, di
manca negara, di tiap-tiap negara, juga TUHAN memberkati saudara. Biarlah
kiranya firman Allah membawa kita rendah di kaki salib TUHAN, tersungkur di
hadapan TUHAN, sujud menyembah TUHAN, sebab TUHANlah Allah sesembahan kita
sekaliannya.
Segera kita sambut surat yang dikirim oleh Rasul Paulus
kepada jemaat di Kolose, sebagai firman penggembalaan untuk ibadah doa
penyembahan adalah kitab KOLOSE 3.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah
berlaku kasar terhadap dia.
Singkat kata: Seorang suami harus tahu untuk mengasihi isterinya
dengan benar. Kemudian, seorang suami dilarang untuk berlaku kasar terhadap isterinya.
Lebih jauh lagi kita dapat temukan di dalam 1 Petrus 3.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana
dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai
teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan
terhalang.
Selanjutnya, di sini dikatakan, bahwasanya; seorang suami
haruslah berlaku bijaksana terhadap isterinya.
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan Mempelai Laki-Laki
Sorga, bahkan Dia adalah Suami di dalam kebenaran dan Suami di dalam keadilan =
Suami yang bijaksana.
Terkait dengan hal “seorang yang bijaksana”, kita hubungkan
langsung dengan Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya
cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang yang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang
bercahaya di cakrawala, berarti; bersinar dan menjadi terang dalam kegelapan.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana, ialah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Bintang-bintang di langit, itulah: hamba-hamba Tuhan yang
diurapi, imam-imam, pelayan-pelayan Tuhan yang diurapi; mereka itu disebut juga
orang-orang yang bijaksana. Tugas dari orang yang diurapi: Menuntun banyak
orang kepada kebenaran.
Dahulu banyak orang tinggal di dalam kebodohan, maka tugas
dari pada orang yang bijaksana: menuntun banyak orang yang bodoh sampai kepada
langkah terakhir, adalah sampai kepada kebenaran. Jadi, antara imam dan orang
awam itu berbeda; imam itu harus lebih bijaksana, lebih dewasa, baik dalam
perkataan, tingkah laku dan segala sesuatu. Dengan demikian dapat menuntun
orang-orang bodoh sampai kepada kebenaran, jangan sampai sama perilaku dari
seorang imam yang di urapi dengan orang yang tidak di urapi; imam itu
menghargai ibadah, menghargai waktu, menghargai kesempatan untuk terus belajar
membenahi diri, itu sikap yang bijaksana, sehingga dengan demikian dia di pakai
Tuhan dengan roh yang tidak terbatas untuk menuntun banyak orang kepada
kebenaran.
Sebagaimana dengan Rasul Paulus, dia adalah orang yang
bijaksana berjuang untuk menuntun siding jemaat di Korintus.
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah
penyembahan berhala! (10:15) Aku
berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri
apa yang aku katakan!
Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus dengan tegas: Jauhilah
penyembahan berhala!
Pendeknya, sebagai hamba Tuhan yang bijaksana, Rasul Paulus
berusaha untuk menuntun sidang jemaat di Korintus sampai kepada kebenaran.
Kita hubungkan langsung dengan 1 Korintus 10:19-21.
1 Korintus 10:19-21
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa
persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan
ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat,
bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan
roh-roh jahat.
(10:21) Kamu
tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu
tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan
roh-roh jahat.
Singkat kata: Rasul
Paulus tidak mau dan tidak rela jikalau jemaat di Korintus harus bersekutu dengan
roh-roh jahat seperti bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun
selama empat puluh tahun. Sebab, sekalipun bangsa Israel menjadi suatu barisan
jemaat yang di pimpin langsung oleh Musa atau menjadi rombongan yang nampaknya
beribadah di padang gurun, namun pada kenyataannya persembahan dari bangsa
Israel adalah persembahan meeka tertuju kepada roh-roh jahat bukan kepada
ALLAH. Itulah sebabnya Rasul Paulus tidak mau dan tidak rela kalau akhirnya
sidang jemaat di Korintus, bersekutu dengan roh-roh jahat.
Setiap kali anak-anak Tuhan bersekutu dengan roh-roh jahat,
maka semua persembahanny pasti tertuju kepada roh-roh jahat, bukan kepada
Allah. Maka imam-imam harus disebut menjadi orang bijaksana, pelayan-pelayan
Tuhan, hamba-hamba Tuhan, harus disebut orang yang bijaksana.
Perlu untuk kita ketahui bersama-sama:
- Persembahan kepada Tuhan dan pengorbanan kepada
roh-roh jahat, itu tidak dapat dikerjakan secara bersama-sama.
- Kehendak Allah dan kehendak roh-roh jahat,
itupun tidak dapat dijalankan secara bersama-sama.
Maka, kalau imam-imam, pelayan Tuhan, anak-anak Tuhan,
bersekutu dengan roh-roh jahat di luaran sana, sekalipun dia ada di tengah
ibadah, maka segala persembahan yang dipersembahkan mereka secara otomatis akan
dipersembahkan kepada roh-roh jahat, buka kepada Tuhan; hal ini adalah suatu
kerugian dan kesia-siaan, yang harus diperhatikan oleh anak-anak Tuhan, yang
harus diperhatikan oleh imam-imam. Oleh sebab itu, seorang imam tidak boleh
dengan bebas, dengan leluasa bersekutu dengan roh-roh jahat.
Kita ini sering sekali merasa lebih layak, tetapi suka
bersekutu dengan roh-roh jahat; hal ini adalah suatu kemunafikan.
1 Korintus 10:6
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk
memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti
yang telah mereka perbuat, (10:7) dan
supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas
dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah
kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah
bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Adapun kekeliruan dari bangsa Israel selama empat puluh
tahun di padang gurun, adalah merupakan sebagai contoh dan peringatan bagi kita
di hari-hari terakhir ini. Oleh sebab itu, kita tidak boleh bersekutu dengan
roh-roh jahat; dalam satu kesempatan kita bersekutu dengan Tuhan, tapi dalam
kesempatan yang lain juga bersekutu dengan roh-roh jahat; itu tidak dapat
dikerjakan secara bersama-sama dan itu adalah kesia-siaan.
Adapun persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh
jahat selama 40 tahun di padang gurun:
1. Pada ayat
6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2. Pada ayat
7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3. Pada ayat
8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4. Pada ayat
9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5. Pada ayat
10: Bangsa Israel bersungut-sungut.
Malam ini kita kembali untuk mengikuti seri
penjelasan dari hal yang ketiga: BANGSA ISRAEL MELAKUKAN PERCABULAN.
Adapun Kisah tersebut ditulis dengan jelas dan
lengkap di dalam Kitab Musa yang keempat, yakni: Bilangan 25.
Isi cerita dari Bilangan 25:1-3: Bangsa Israel
jatuh di dalam kenajisan dan percabulan. Oleh karena kejatuhan didalam
percabulannya, bangkitlah murka Tuhan terhadap bangsa Israel.
Marilah kita perhatikan 1 Korintus 6.
1 Korintus 6:13,15-18
(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi
kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan,
melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. (6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus?
Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan?
Sekali-kali tidak! (6:16) Atau
tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul,
menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan
menjadi satu daging." (6:17) Tetapi
siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. (6:18) Jauhkanlah dirimu dari
percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya.
Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
Perkara lahiriah suatu kali akan berlalu. Tubuh, raga kita
ini bukanlah diserahkan untuk percabulan, melainkan diserahkan untuk TUHAN;
sebaliknya, TUHAN juga untuk tubuh. Dari kalimat ini kita mendapat suatu
pengertian bahwa hidup ini adalah TABERNAKEL; maka Tuhan Yesus Kristus, Allah
sesembahan kita dan Dia juga adalah Tabernakel. Tabernakel bumi untuk
Tabernakel sejati sorgawi, itulah Yesus; sebaliknya, Tabernakel sejati kerajaan
sorga itulah Yesus, untuk kehidupan manusia. Maka tubuh ini tidak diserahkan
untuk percabulan. Tuhan mau ber tabernakel di dalam kehidupan kita
masing-masing, sebab itu tubuh ini tidak boleh dipersembahkan kepada
percabulan, kita tidak boleh mengerjakan dalam satu kesempatan hidup dalam
percabulan, tetapi dalam kesempatan yang lain kita hidup dalam melayani Tuhan;
itu tidak boleh. Karena tubuh ini hanya diserahkan kepada Tuhan dan Tuhan untuk
tubuh kita, Tuhan beri tabernakel.
Tuhan juga tidak mau bahkan tidak rela menyerahkan
tubuh-Nya, anggota-anggota tubuh Kristus kepada percabulan. Sebagai orang
bijaksana, Rasul Paulus melakukan tepat seperti apa yang diperintahkan oleh
Allah; inilah hamba Tuhan yang BIJAKSANA, menjadi contoh dan teladan untuk
menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Barangsiapa megikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi
satu tubuh dengan dia = keduanya menjadi satu daging.
Tetapi
siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia…Kalau kita
mengikatkan diri dengan Tuhan, maka kita satu roh dengan TUHAN. Apa buktinya
kita satu roh dengan Tuhan? Sebagai anak kita
akan berseru kepada Dia: “Ya Abba, Ya Bapa” berarti, bergantung kepada Bapa, itulah kalau kita satu roh dengan
Tuhan. Beda dengan orang yang tidak satu roh dengan Tuhan, dia tidak bergantung
dan tidak menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
Abba = Bapa yang baik.
Bapa yang baik tidak akan memberikan batu kepada anak yang
meminta roti, sebab Yesus Kristus adalah roti yang dipecah-pecahkan, sehingga
kita boleh merasakan kasih karunia terbebas dari batu hukum taurat kemudian
Bapa yang baik tidak akan memberikan ular kepada anak yang meminta ikan.
Ikan = Gambaran
dari Roh Kudus.
Ular = Gambaran
dari setan.
Tuhan mencurahkan roh-Nya pada kehidupan kita masing-masing,
supaya roh Tuhan itu yang memimpin kita di jalan yang lurus. Lepas dari
pekerjaan setan yang jalannya berbelok-belok atau tidak lurus dan banyak
liku-liku didalam kehidupannya.
Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus:
“Jauhkanlah dirimu dari percabulan! “ . Mengapa Rasul Paulus menunjukkan
ketegasannya? Karena setiap dosa lain dilakukan manusia terjadi diluar dirinya.
Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
Menduakan hati Tuhan karena ilah atau berhala sekaligus
menyembah kepada berhala itu adalah percabulan kenajisannya; menduakan hati
Tuhan, meninggalkan Tuhan karena pekerjaan, sekaligus menyembah pekerjaan itu
adalah kenajisan percabulan. Orang yang semacam ini nafsunya rendah seperti
Esau, menjual hak kesulungan hanya demi semangkuk sup kacang merah.
Kita kembali untuk membaca Bilangan 25.
Bilangan 25:4-5
(25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka
di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu
surut dari pada Israel." (25:5)
Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah
masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan
Baal-Peor."
Pada ayat yang keempat:
berfirmanlah TUHAN kepada Musa.
Pada ayat yang kelima: lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim.
Berarti, Allah mengutus Musa untuk melaksanakan
perintah-Nya, namun perintah Allah disampaikan lagi oleh Musa kepada
hakim-hakim. Dengan demikian :
- ALLAH tidak menghukum.
- Musa juga tidak menghukum.
- Hakim-hakim harus menghukum.
Kitab hakim-hakim jika dikaitkan dengan pengajaran
Tabernakel terkena kepada PINTU KEMAH, yang berbicara tentang KEPENUHAN ROH
EL-KUDUS dan fungsinya adalah
pemisah antara RUANGAN SUCI dan HALAMAN = berbau daging. Jika kita berada di
tengah ibadah dan pelayanan atau di dalam kegiatan roh, maka roh itu yang
memimpin kita supaya di tengah ibadah dan pelayanan tidak ada lagi bau daging.
Mari kita lihat Matius 12.
Matius 12:31-32
(12:31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat
manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan
diampuni. (12:32) Apabila
seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni,
tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini
tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.
Menghujat Allah, masih ada pengampunan. Menghujat anak Allah
masih ada pengampunan, tetapi menghujat Allah Roh Kudus, ia tidak akan
diampuni. Roh kudus harus menghukum orang yang jatuh di dalam percabulan
kenajisan; ibadah yang kita kerjakan tidak boleh berbau daging apalagi jatuh
dalam percabulan, karena Roh Kudus akan menghukumnya, baik di dunia yang akan
datang.
Sebagai bukti, 2 Petrus 2.
2 Petrus 2:2-10
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai
hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. (2:3) Dan karena serakahnya guru-guru
palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera
isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama
tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda (2:4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat
yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian
menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari
penghakiman; (2:5) dan jikalau
Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita
kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas
dunia orang-orang yang fasik; (2:6) dan
jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan
demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang
hidup fasik di masa-masa kemudian, (2:7) tetapi Ia
menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara
hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu
mereka saja, -- (2:8) sebab orang
benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar
perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu
tersiksa -- (2:9) maka nyata, bahwa
Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan
orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (2:10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin
mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan
angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,
Karena oleh nabi-nabi palsu atau pemimpin-pemimpin palsu,
jalan kebenaran akan dihujat oleh pengikut-pengikut dari nabi-nabi palsu.
Nabi-nabi palsu melayani dengan firman yang ditambahkan atau
berada di tengah-tengah ibadah pelayanan dengan firman yang ditambahkan = menyampaikan satu atau dua ayat firman
Allah lalu di tambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, ditambah dengan
nenek-nenek tua, ditambah dengan tahayul-tahayul, ditambah dengan
filsafat-filsafat kosong manusia. Tujuannya: mencari untung dari sidang jemaat,
berarti hamba Tuhan semacam ini pandai mencukur kantong sidang jemaat.
Orang-orang yang hidup pada zaman Nuh dan orang-orang yang
hidup pada zaman Sodom dan Gomora, mereka hidup di dalam hawa nafsu daging,
mengapa? Sebab mereka ingin mencemarkan diri dan menghina pemerintahan ALLAH.
Singkat kata: Tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah.
2 Petrus 2:12
(2:12) Tetapi mereka itu
sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya
dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak
mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri
akan binasa seperti binatang liar,
Ayat 12a:
Orang-orang
yang menghujat Allah = Binatang yang tidak mempunyai
akal sehat, yang hanya di lahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan.
Ayat 12b:
Penghujat-penghujat, menghujat apa yang tidak mereka ketahui
dan akhirnya binasa seperti binatang.
Jadi, yang menghujat Allah, menghujat kemuliaan Allah,
mereka itu tidak sadar dengan perbuatan-perbuatan mereka. Apa untungnya bagi
kita untuk menghujat kemuliaan Allah? Tidak ada!
Kelanjutan 2 Petrus 2:12, di terangi pada Yudas 1.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan
tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan
umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang
tidak percaya. (1:6) Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat
pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman
mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada
hari besar,
(1:7)
sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang
sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah
menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. (1:8)
Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh
mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.
Tuhan memang telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan
Mesir dan Firaun, tetapi Tuhan juga membinasakan mereka yang hidup di dalam
percabulan. Orang-orang yang tidak
percaya akhirnya jatuh dalam percabulan; orang yang percaya kepada Tuhan akan
menyerahkan dirinya kepada Tuhan, baik susah dan senang tetap menyerahkan
dirinya kepada Tuhan, tetap menyerahkan tubuhnya untuk menjadi tempatnya Tuhan
berdiam.
Yudas 1: 6 menerangkan 2 Petrus 2:4, tentang:
Malaikat-malaikat yang tidak taat pada pemerintahan Allah, akan dibelenggu lalu
di simpan di dalam dunia kekelaman, itulah gua-gua, sampai pada hari
penghakiman dan selanjutnya akan dilemparkan kedalam api neraka = binasa.
Kalau malaikat berbuat salah, tidak akan diampuni tetapi
secepatnya berubah menjadi setan, sebab jika malaikat berbuat salah = menghujat
Roh Allah = menghina pemerintahan ALLAH.
Malaikat-malaikat sorga berada di dalam pemerintahan Allah;
jadi kalau malaikat Allah tidak taat kepada Allah dan pemerintahan Allah =
menghujat Allah, menghujat anak Allah, menghujat Roh Kudus. Oleh sebab itu, malaikat
yang tidak taat atau keluar dari batas pemerintahan Allah akan berubah
secepatnya menjadi setan lalu di bawa ke dalam kekelaman dan di simpan di dalam
gua-gua sambil menantikan hari penghakiman dan selanjutnya dilemparkan ke dalam
api neraka = kebinasaan kekal untuk selama-lamanya.
Adapun dosa-dosa dari Sodom dan Gomora, ialah:
- Melakukan percabulan.
- Mengerjar kepuasan yang tidak wajar, misalnya;
seks pada diri sendiri (oral sex/onani), laki-laki dengan laki-laki, perempuan
dengan perempuan.
Adapun dosa-dosa pada zaman Nuh, ialah:
- Makan minum serta kawin dan mengawinkan.
Mari kita melihat Matius 24. Dengan perikop: “Nasihat supaya
berjaga-jaga”
Matius 24:37-39
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian
pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan
dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam
bahtera, (24:39) dan mereka
tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka
semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
Keadaan di hari-hari terakhir ini akan sama dengan keadaan
pada zaman Nuh, yaitu hidup di dalam dosa:
a. Makan dan minum = dosa hawa nafsu daging, yaitu
dosa merokok, narkoba, mabuk-mabukan.
b. Kawin dan mengawinkan = dosa kenajisan atau dosa seks bebas.
Untuk membenarkan dosa pada zaman Nuh, kita melihat
peristiwa yang pernah terjadi di didalam Kejadian 6. Dengan perikop: “Kejahatan
manusia”
Kejadian 6:2-3
(6:2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan
manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara
perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. (6:3) Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya
tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan
seratus dua puluh tahun saja."
Anak-anak Allah megambil isteri dari antara
perempuan-perempuan itu, siapa saja yang mereka sukai. Melihat perempuan yang
cantik lalu di ambil dan dijadikan isteri, kemudian melihat lagi anak perempuan
yang cantik, diambil lalu dijadikan sebagai isteri; hal itu terus-menerus
seperti itu dan itu KAWIN MENGAWINKAN, berbicara; kebebasan dalam seks bebas. Sehingga
Roh Allah tidak tinggal diam di dalam manusia karena manusia itu daging,
berarti: hidup di dalam dosa makan dan minum, kawin dan mengawinkan = Menghujat Roh ALLAH. Karena Roh Allah
sudah dihujt maka Allah mengambil Roh-Nya dari manusia; ini suatu kerugia yang
besar bagi seorang imam, seorang imam sangatlah membutuhkan roh Allah di dalam
melayani Tuhan, kalau tidak ia akan setengah mati melayani Tuhan .
Supaya kita tidak binasa, sebab di dalam injil Matius
12:31-32; orang yang menghujat Roh Allah, tidak diampuni, baik untuk masa
sekarang ini maupun di masa yang akan datang. Jadi, supaya kita tidak binasa
karena menghujat Roh Allah, prakteknya; jatuh dalam dosa percabulan, maka kita
lihat jalan keluarnya. Dengan
perikop: “Ucapan syukur atas kasih karunia Allah”
1 Timotius 1:12-13
(1:12) Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu
Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan
pelayanan ini kepadaku -- (1:13)
aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang
ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah
kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. (1:14) Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan
limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1:15) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya:
"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,"
dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
Rasul Paulus tadinya seorang:
- Seorang penghujat.
- Seorang penganiaya.
- Seorang ganas.
Tetapi, Tuhan
menguatkan Rasul Paulus dan memberikan kepada Rasul Paulus lima jabatan
pelayanan untuk pemberitaan injil, jelas
karena kasih karunia. Untuk Kasih karunia ini, Rasul Paulus mengucap syukur
kepada Tuhan.
Tuhan melimpahkan kasih karunia-Nya, karena Tuhan tahu
bahwasannya Rasul Paulus menyadari dirinya sebagai orang yang berdosa; bahkan
pada 1 Timotius 1:12, Rasul Paulus berkata: “Ia menganggap aku SETIA”.
Tuhan berkasih karunia kepada siapa Ia mau menyatakan kasih
karunianya; kalau akhirnya Ia menyatakan kasih karunianya kepada Rasul Paulus,
karena Tuhan tahu Rasul Paulus pada akhirnya mau menyadari dirinya sebagai
seorang penghujat Allah, sebagai seorang penganiaya, sebagai seorang ganas;
maka Rasul Paulus juga berkata: “Ia menganggap aku setia”, berarti; tidak lagi
kembali kepada kehidupan yang lama.
Tuhan tahu kepada siapa Dia mau berkasih karunia. Saya
terlalu yakin, kalau Tuhan mempercayakan pelayanan kepada saya, karena Tuhan
tahu bahwa saya akan tetap setia di dalam Tuhan dan saudara harus yakin menjadi
anak Tuhan itu adalah karena kasih karunia dan Tuhan tahu bahwa saudara setia
di dalam Tuhan.
Pendeknya, Rasul Paulus menyadari diri bahwa dahulu dia
sebagai penghujat, penganiaya dan sebagai ganas. Tetapi Rasul Paulus berkata:
“Ia menganggap aku setia”, berarti tidak akan kembali ke masa lalu. Jadi Tuhan
berkasih karunia kepada siapa Dia mau berkasih karunia, semata-mata bukan
karena kehendak manusia.
Marilah kita senantiasa mengucap syukur, jangan saudara
gerah mendengar perkataan ini, tetapi saudara harus mengucap syukur.
Kita bandingkan dengan orang yang tidak mau bertobat, tidak
mau menyadari dirinya bahwa hidupnya hanyalah kemurahan Tuhan. Kalau Tuhan
sudah berkemurahan, saudara harus menyadarinya, jangan sampai saudara tidak mau
menyadarinya hanya karena perkara lahiriah, lebih mengutamakan dunia ini dengan
segala perkara yang ada di dalamnya, sebagaimana di dalam Wahyu 16.
Wahyu 16:8
(16:8) Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas
matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
(16:9) Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka
menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka
tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
Cawan murka Allah yang keempat menghanguskan manusia dengan
api, di tumpahkan atas matahari untuk menghanguskan manusia dengan api. Maka
nanti matahari akan lebih panas, untuk menghanguskan manusia dengan api dan
hari-hari ini sudah nyata; lapisan ozon itu sudah semakin hari semakin menepis,
dampak negatifnya adalah; kutub utara mencair. Jadi kerugiannya pun luar biasa
menimpa penduduk bumi, tetapi sekalipun demikian mereka tidak mau menyadari diri sebagai orang yang berdosa, mereka tidak mau bertobat; berbanding
terbalik dengan Rasul Paulus, ia
menyadari kalau Tuhan mempercayakan pelayanan dan jabatan-jabatan kepada dia,
semua karena kemurahan Tuhan dan hal itu disadari oleh Rasul Paulus. Orang yang
tidak mau bertobat adalah orang yang tidak mau menghargai kemurahan Tuhan,
tidak ada lagi waktu bagi kita untuk mengoreksi dan melihat kesalahan orang.
Waktu kita sekarang harus kita pergunakan seefisien mungkin, maka kita harus
tetap menyadari bahwa hidup ini hanyalah oleh karena kelimpahan kasih karunia,
hanyalah karena KEMURAHAN HATI TUHAN, sehingga tiap hari terjadi pertobatan,
tiap hari ditandai dengan darah, tiap hari senantiasa bersekutu dengan korban
Kristus.
1 Korintus 6:19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan
bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? (6:20)
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Orang yang menyadari diri bahwa hidup ini hanyalah kemurahan
Tuhan, maka secepatnya ia akan memuliakan Allah dengan Tubuhnya. Orang yang
lepas dari percabulan adalah orang yang menyadari bahwa hidup ini hanyalah
karena kemurahan Tuhan; orang yang menyadari hidup karena kemurahan Tuhan akan
secepatnya memuliakan Allah dengan tubuhnya.
Roma12,dengan perikop: “Persembahan yang benar”
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati.
JALAN KELUAR:
Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah = Ibadah yang sejati = Ibadah pada tingkat
yang tertinggi = DOA PENYEMBAHAN; itulah penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan, sebab itu muliakanlah Tuhan dengan tubuhmu. Di Rom 12:1, Rasul Paulus
berkata kepada sidang jemaat di Roma: persembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati, ibadah yang tingkat tertinggi, ibadah pada puncaknya = DOA PENYEMBAHAN,
dengan lain kata penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Sadarilah bahwa hidup ini hanyalah kemurahan Tuhan, sehingga
setiap hari terjadi PERTOBATAN, berada dalam tanda darah; bersekutu dengan
korban Kristus, senantiasa tinggikan korban dalam diri, sampai akhirnya berada
pada doa penyembahan, itulah ibadah sejati. Puncak ibadah adalah doa
penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Inilah dasar kita untuk sampai pada penyembahan, tiap hari
berdoa, sadarilah bahwa hidup ini hanyalah karena Tuhan, tidak ada waktu untuk
koreksi kesalahan orang, waktu kita sekarang adalah untuk menggunakan
kesempatan yang ada, masing-masing mengoreksi keberadaan kita di hadapan TUHAN.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment