IBADAH RAYA
MINGGU, 05 DESEMBER 2021
KITAB WAHYU
PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri: 26)
Subtema:
RUMAH DOA BUKAN TEMPAT
JUAL BELI
Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah menghimpunkan kita untuk berada
di tengah-tengah Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian zangkoor. Selanjutnya, saya tidak lupa
menyapa sidang jemaat yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan
TUHAN yang senantiasa untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat
online ataupun live streaming video
internet Youtube, Facebook baik di dalam negeri tanah air, Sabang sampai
merauke, maupun yang ada di luar negeri, manca negara, tiap-tiap negara.
Mari
kita berdoa dan kita mohon kemurahan TUHAN supaya firman itu dibukakan dan
meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, sebagai lawatan TUHAN
untuk menyatakan pertolongan-Nya dan pembelaan-Nya di hari-hari terkahir ini di
mana keadaan dunia sudah tidak menentu lagi. Dan kita juga harus bergantung
kepada TUHAN sebab kalau kita bergantung kepada yang ada ini semuanya akan
berlalu, maka kalau kita bergantung pada itu semua kita juga akan turut binasa
dan berlalu sebagaimana dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Oleh
sebab itu, marilah kita semakin dewasa dan semakin bijaksana untuk menantikan
kedatangan TUHAN dan memperhatikan rencana TUHAN yang dinyatakan di dalam
kehidupan kita masing-masing.
Mari
kita sambut kitab Wahyu sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu,
yaitu Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang ke luar dari dalam bumi.”
Wahyu
13:16-17
(13:16)
Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau
miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada
dahinya, (13:17) dan tidak
seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
Nabi-nabi
palsu yang menyebabkan atau yang menjadi biangkeladinya sehingga kepada semua
orang bahkan kepada semua lapisan; kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka
atau hamba diberikan tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
Adapun
kegunaan dari pada tanda pada tangan kanan dan pada dahinya ialah supaya bebas
untuk menjual dan bebas untuk membeli. Singkatnya: Bebas untuk jual beli.
Sebenarnya
kebebasan semacam ini jika dipaksakan untuk dibawa masuk ke dalam rumah TUHAN
itu mengandung resiko tinggi dan sangat membahayakan diri sendiri, isitilah
lainnya bunuh diri. Saya tentu punya
alasan untuk mengatakan hal itu, oleh sebab itu pertama-tama mari kita baca 2
Tesalonika.
Kita
baca 2 Tesalonika 2, dengan perikop:
“Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN.”
2
Tesalonika 2:3-4
(2:3)
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun
juga! Sebab sebelum
Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia
durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu
lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang
disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan
diri sebagai Allah.
Rasul
Paulus menyampaikan kepada sidang jemaat di Tesalonika: Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang
bagaimanapun juga!
Oleh
sebab itu, mari berpegang teguh dengan Firman Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel, jangan dilepaskan, jangan mau disesatkan dengan cara
apapun juga. Sebab itu adalah jalan sempit, jalan salib yang akan meloloskan
kita dari dunia ini untuk sampai kepada kerajaan Bapa di Sorga.
Sebelum
hari itu, berarti sebelum TUHAN datang kembali untuk kali kedua, maka …
-
Haruslah datang
dahulu murtad. Murtad = mundur
dan tinggalkan TUHAN karena tidak sanggup pikul salib, tidak sanggup banyak
berkorban baik tenaga, pikiran, waktunya untuk TUHAN lewat ibadah dan
pelayanan.
-
Haruslah
dinyatakan dahulu manusia durhaka. Pendurhaka,
berarti memberontak seperti antikris, memberontak kepada TUHAN, menyangkal
salibnya; menyangkal Allah dan menyangkal Anak Allah.
Mereka
itu adalah orang-orang yang meninggikan diri, maka mereka menanggap diri mereka
lebih mulia dari segala-galanya, menganggap layak disembah sebagai Allah. Hal
itu sudah terbukti di dalam Wahyu 13:11 sampai seterusnya.
2
Tesalonika 2:9-10
(2:9) Kedatangan
si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa
perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang
harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat
menyelamatkan mereka.
Sebelum
TUHAN datang kembali terlebih dahulu antikris tampil dan mereka akan berkuasa
dan memerintah, sedangkan wilayah pemerintahan dan kekuasan dari antikris
meliputi seantero dunia ini. Tetapi, pada saat antikris tampil dan berkuasa
serta memerintah seantero dunia ini itu merupakan pekerjaan dari pada iblis atau setan.
Maka,
jika roh jual beli itu harus dipaksakan untuk dibawa masuk ke dalam rumah TUHAN
itu berbahaya dan mengandung resiko yang tinggi = Bunuh diri, sebab itu adalah
pekerjaan setan.
Perlu
untuk diketahui: Setan itu tidak spontanitas membunuh manusia, tetapi setan itu
bekerja dengan halus dan kelihatannya seperti benar.
Kita
akan buktikan lagi di dalam Yohanes 2,
dengan perikop: “Yesus menyucikan Bait
Allah.”
Yohanes
2:13-15
(2:13)
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke
Yerusalem. (2:14) Dalam Bait Suci
didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati,
dan penukar-penukar uang duduk di situ. (2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari
Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar
dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Ada
7 (tujuh) hari raya di Israel:
-
Yang
pertama: Hari raya Paskah = Korban Kristus; darah salib yang dikorbankan,
dicurahkan untuk menebus menyucikan dosa sampai sempurna.
-
Yang
ketujuh: Hari raya Pondok Daun = Hari raya Tabernakel, perhentian kekal.
Ketika
Yesus di dalam rumah TUHAN atau Bait Allah, didapati-Nya:
1.
Pedagang-pedagang
lembu, kambing domba, merpati.
2.
Meja-meja
penukar uang.
3.
Bangku-bangku
atau tempat duduk
(kedudukan).
Yohanes
2:16
(2:16)
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari
sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
Bait
Allah sudah dijadikan sebagai tempat jual beli, dengan lain kata; sudah
dikuasai roh antikris yakni roh jual beli. Berarti, roh jual beli sudah
dipaksakan untuk masuk ke dalam Bait Allah, rumah TUHAN.
Sedangkan,
kalau ikut TUHAN tidak ada unsur paksaan, sebab yang TUHAN tuntut adalah hati
kita. Oleh sebab itu, serahkanlah hatimu kepada TUHAN.
Kita lihat lebih jauh tentang roh jual
beli, di dalam Markus 11 dengan
perikop: “Yesus menyucikan Bait Allah.”
Markus
11:15
(11:15)
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke
Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait
Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
dibalikkan-Nya, (11:16) dan Ia tidak
memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. (11:17) Lalu Ia mengajar mereka,
kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi
segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"
Jikalau
Bait Allah telah dikuasai oleh roh jual beli, berarti Bait Allah sudah menjadi sarang penyamun. Seyogyanya Bait Allah
harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa bukan sarang penyamun. Sebab, itu
yang diajarkan TUHAN Yesus Kristus kepada murid-murid dan kepada orang-orang
yang berjualan di dalamnya, dan inilah yang diajarkan TUHAN kepada kita semua.
Oleh
sebab itu, tergembalalah sungguh-sungguh dan jangan bergantung kepada apa yang
tidak bisa diharapkan.
Mari
kita lihat tingkatan doa, di dalam 1 Timotius
2 dengan perikop: “Mengenai doa
jemaat.”
1
Timotius 2:1-2
(2:1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat
dan ucapan syukur untuk semua orang, (2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
Tingkatan
doa antara lain:
1.
Doa
permohonan; berdoa untuk keinginan diri sendiri.
2.
Doa
syafaat; berdoa untuk orang lain.
3.
Doa
syukur; dalam keadaan susah tetap mengucap syukur selagi hayat masih tinggal di
kandung badan.
4.
Doa
penyembahan. Ini merupakan puncak dari tingkatan doa.
Hal
1-3 kita kerjakan untuk semua orang, untuk semua raja-raja, untuk semua
pembesar di atas muka bumi ini. Dengan demikian, kita dapat hidup tenang dan
tentram dalam segala kesalehan dan kehormatan di atas muka bumi ini. Maka,
rumah TUHAN harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa di atas muka bumi ini
dan tidak boleh roh jual beli dipaksa masuk ke dalam rumah TUHAN.
Jadi,
kita harus menjadi rumah doa bagi semua orang, semua pemerintah, raja-raja,
semua pemuka-pemuka, pembesar-pembesar, sebab kesejahteraan kota dan
kesejahteraan pemimpin adalah kesejahteraan kita.
Rumah
TUHAN harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa untuk kemuliaan Allah.
1
Timotius 2:3-4
(2:3)
Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (2:4) yang menghendaki supaya semua
orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Kembali
saya himbau: Kita harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa, sebab itulah yang
baik dan yang berkenan kepada Allah. Pendeknya: Allah menghendaki supaya semua
orang diselamatkan, Allah juga menghendaki supaya semua orang memperoleh
pengetahuan tentang kebenaran; itulah sebabnya TUHAN mau supaya rumah TUHAN
menjadi rumah doa bagi segala bangsa.
Jangan
hanya memiliki pengetahuan yang lahiriah saja; bagaimana bisnis berhasil, bagaimana
pendidikan supaya sampai setinggi bintang di langit, bagaimana supaya usaha ini
berhasil, tetapi itu semua tidak akan mencapai ketinggian dan kemuliaan
Kerajaan Sorga. Pengetahuan manusia belum sempurna untuk mencapai ketinggian
dan kemuliaan sorga, tetapi kita semua, Bait Allah, harus menjadi rumah doa
bagi segala bangsa, supaya semua orang selamat, supaya semua orang memperoleh
pengetahuan akan kebenaran tentang salib.
Itulah
yang diajarkan oleh TUHAN ketika Dia masuk di dalam Bait Allah; Dia ajarkan
bahwa rumah TUHAN adalah rumah doa, bukan sibuk berbicara soal berkat, apalagi soal
mujizat, juga tidak sibuk berbicara sensasi.
Mari
kita lihat kisah yang sama untuk mempertegas kejelasannya di dalam Lukas 19, dengan perikop: “Yesus menyucikan Bait Allah”
Lukas
19:45-48
(19:45)
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ,
(19:46) kata-Nya kepada mereka:
"Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya
sarang penyamun." (19:47)
Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa
Israel berusaha untuk membinasakan Dia, (19:48) tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya,
sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Yesus
Kristus mengajar di dalam Bait Allah (rumah TUHAN) supaya rumah TUHAN menjadi
rumah doa bagi segala bangsa. Kalau rumah TUHAN adalah rumah doa, maka semua orang
diselamatkan dan semua orang memperoleh kebenaran akan Salib Kristus sebagai
kebenaran yang sejati.
Namun,
di tengah-tengah Dia mengajar tentang “rumah TUHAN harus menjadi rumah doa”,
dalam kesempatan yang lain, nampak dengan jelas imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat, serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk
membinasakan Dia.
-
Imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat adalah gambaran dari nabi-nabi palsu = Ekor dari
ular naga merah padam.
-
Orang-orang
terkemuka atau pembesar-pembesar di dunia ini adalah gambaran dari antikris = Kepala
dari ular naga merah padam.
Pendeknya:
Nabi-nabi palsu dan antikris, atau ekor dan kepala dari ular naga merah padam
bekerja sama, tujuannya; untuk membinasakan, untuk menghentikan pekerjaan TUHAN.
Mereka tidak sudi melihat pengajaran yang sehat, pengajaran yang murni dan
benar, yaitu menjadikan rumah TUHAN adalah rumah doa bagi segala bangsa; mereka
tidak sudi, mereka tidak rela.
Sekalipun
mereka hendak membinasakan, namun mereka tidak tahu bagaimana caranya untuk
membunuh dan membinasakan TUHAN Yesus Kristus. Mengapa? Sebab rakyat, orang-orang yang mendengar pengajaran itu
terpikat kepada pengajaran-Nya, dan ingin selalu mendengarkan pengajaran yang
disampaikan-Nya.
Kalau
Firman Allah yang dibukakan itu disampaikan ya
benar saja, persis seperti Maria yang duduk dekat kaki TUHAN dan terus
mendengar Firman TUHAN; ada suatu daya tarik yang luar biasa untuk mendengarkan
semua perkataan-perkataan kekasih jiwa kita, sehingga tidak sedikit pun mata
ini mengantuk. Kalau kita dengan sungguh-sungguh mendengarkan Firman Pengajaran
yang rahasianya dibukakan, dan kita selalu ingin mendengarkan ajaran yang sehat
dan murni ini, maka tidak ada kesempatan bagi kepala dan ekor ular naga merah
padam untuk membinasakan gereja TUHAN.
Jangan
cari ibadah-ibadah yang sesuka hatimu, tetapi terima pengajaran-Nya, dengar pengajaran
yang sehat dan murni itu, maka tidak ada kesempatan bagi antikris dan nabi-nabi
palsu untuk membinasakan rumah TUHAN.
Ayo,
kita sekarang sedang berada dalam sebuah perjuangan yang besar; rumah TUHAN yang
terdiri dari Kepala (Kristus) dan tubuh-Nya (sidang jemaat) berhadapan dengan
kepala dan ekor ular naga merah padam. Kita pertaruhkan hidup mati kita di
hadapan TUHAN; oleh sebab itu, jangan main-main dalam mengikuti TUHAN. Kita
harus serius untuk mencapai keselamatan, karena TUHAN pun tidak bercanda, tidak
main-main; Dia serius untuk mengerjakan keselamatan itu di atas kayu salib.
Dengan
rakyat terpikat pada pengajaran-Nya dan ingin mendengarkan pengajaran yang
disampaikan-Nya, maka tidak ada kesempatan bagi antikris dan nabi palsu untuk
membinasakan rumah TUHAN, itulah Kepala (Kristus) dan tubuh (sidang jemaat).
Jadi,
sidang jemaat harus diajar dengan benar disertai dengan ketulusan hati yang
dalam oleh seorang hamba TUHAN. Berarti, seorang hamba TUHAN tidak hanya
sekedar menyampaikan satu dan dua ayat Firman lalu ditambahkan dengan lelucon
(guyon), tetapi harus serius dengan kedalaman hati yang tulus di dalam
menyampaikan Firman TUHAN, tidak boleh pura-pura lagi.
Oleh
sebab itu, seorang pemimpin rohani (gembala sidang) harus berusaha untuk
menjadi orang yang bijaksana, dengan kata lain; memiliki pengajaran yang sehat,
itulah pengajaran yang murni dan benar, untuk selanjutnya diajarkan kepada
sidang jemaat.
Doakan
terus, supaya TUHAN senantiasa kirimkan akal budi dan kebijksanaan untuk
memimpin dan menuntun hidup rohani kita sampai kepada kebenaran yang sejati. Tujuannya
adalah supaya semua orang diselamatkan dan semua orang memperoleh pengetahuan
akan kebenaran.
Jadi,
untuk menjadi seorang hamba TUHAN atau menjadi seorang pemimpin rohani ….
-
bukan
karena keinginan seseorang.
-
bukan
pula karena ambisi.
Seperti
Ahimaas mempunyai keinginan yang besar untuk membawa kabar kepada Daud, bahkan
hatinya juga berkobar-kobar untuk membawa kabar itu kepada Daud, tetapi
sayangnya ia tidak memiliki kabar berita untuk disampaikan kepada Daud = Kosong
= Tidak memiliki pengajaran untuk disampaikan kepada sidang jemaat. Hal ini
dapat kita perhatikan di dalam 2 Samuel 18.
Apa
artinya lari cepat, apa artinya berkobar-kobar tetapi ternyata tidak diutus
TUHAN, tidak ada kabar berita yang disampaikan. Itu sebabnya, untuk menjadi hamba
TUHAN bukanlah karena ambisi, bukan karena keinginan seseorang, tetapi
seseorang menjadi hamba TUHAN haruslah karena panggilan TUHAN, lalu selanjutnya
diutus dengan Roh yang tak terbatas itu. Seorang utusan TUHAN pasti membawa
kabar berita untuk disampaikan, memiliki pengajaran untuk disampaikan kepada
sidang jemaat.
Tetapi
jika kita perhatikan 2 Samuel 18:28,
Lalu Ahimaas berseru, katanya kepada
raja: "Selamat!" Hamba TUHAN yang tidak diutus oleh TUHAN, maka
yang disampaikan hanyalah berita “selamat” saja. Datang ke gereja, lalu hanya
menyampaikan: “Diberkati oleh TUHAN. Beri
kemuliaan”, lalu diiringi dengan tepuk tangan. Selanjutnya, berkata: “Mujizat terjadi. Kita selamat”, kemudian
diiringi dengan tepuk tangan.
Hanya
berita “selamat” itu saja yang disampaikan, tetapi proses untuk mencapai keselamatan
tidak diceritakan, itu adalah kabar kosong. Kalau hanya bicara berkat, itu
adalah kabar kosong. Kalau hanya bicara sensasi-sensasi, itu adalah kabar
kosong, bukan selamat.
Itu
sebabnya di dalam 2 Samuel 18:29,
kita dapat melihat bahwa Ahimaas tidak bisa memberitahukan kabar baik kepada raja
Daud. Yang bisa dia sampaikan hanyalah “selamat”. Banyak hamba TUHAN bisa
berkata “selamat” hanya karena berbicara soal sensasi, bicara soal mujizat, banyak
hamba TUHAN bisa berkata “berkat”, dan kalau diberkati maka akan “selamat”, itu
adalah kabar kosong.
Masakan
kalau bicara “berkat”, lalu selamat; tidak. Kemudian, sibuk mengadakan sensasi
di tengah ibadah pelayanan dalam sebuah ibadah pelayanan, lalu selamat; tidak. Itu
adalah kabar kosong, itu roh Ahimaas, bukan roh Etiopia yang perlahan tapi pasti;
mulai dari pintu gerbang, sampai menghadap raja Daud, dan di situlah kita sujud
menyembah, itulah ajaran yang berisi.
Singkatnya:
Untuk menjadi hamba TUHAN, menjadi pemimpin rohani bukanlah karena keinginan
seseorang dan bukan karena ambisi.
Sekarang,
mari kita lihat 1 Timotius 4, dengan
perikop: “Tugas Timotius dalam menghadapi
pengajar sesat”
1
Timotius 4:6
(4:6)
Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan
menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal
pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama
ini.
Timotius
ini adalah seorang hamba TUHAN yang baik. Apa buktinya Timotius -- anak rohani
Rasul Paulus -- adalah seorang hamba TUHAN, pemimpin rohani yang baik?
Bukti
YANG PERTAMA: Terdidik dalam soal-soal pokok iman, disebut juga dengan asas-asas
pertama dari ajaran tentang Kristus.
Jikalau
dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena pada HALAMAN. Sedangkan di
halaman terdapat 2 (dua) perabotan:
1.
Mezbah
Korban Bakaran → Pertobatan.
2.
Kolam
Pembasuhan Tembaga → Baptisan Kristus yang berbicara soal pengalaman Yesus
dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Jadi,
sesudah melewati “pintu gerbang”, berarti; menerima Yesus sebagai TUHAN dan
Juruselamat, maka langkah selanjutnya adalah:
1.
Bertobat.
2.
Masuk
dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.
Itulah
soal-soal pokok iman atau asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus yang
terkena pada Halaman; jadi, tidak mungkin langsung sempurna di Ruangan Maha Suci.
Tetapi
yang disebut soal-soal pokok iman, berarti; percaya, bertobat dan masuk dalam pengalaman
Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan. Seperti waktu kami mengawali
pelayanan di provinsi Banten, memang di situ tidak sedikit orang yang percaya
itu mengalami mujizat kesembuhan, banyak orang yang kerasukan Setan dilepaskan;
saya tidak bisa mengingat semua itu satu per satu, tetapi apa yang saya
sampaikan itu fakta dan benar, tidak usah saudara ragu.
Bukti
YANG KEDUA: Terdidik dalam ajaran sehat yang dia terima dan ikuti dari
Rasul Paulus, bapa rohaninya.
Jikalau
dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena pada RUANGAN SUCI. Sebuah
penggembalaan harus benar-benar sesuai dengan Ruangan Suci, sebab itu adalah
patron (model), miniatur dari Kerajaan Sorga (ibadah di sorga). Jangan sampai
dalam sebuah penggembalaan selalu bertahan dengan asas-asas pokok atau
soal-soal pokok iman, tidak boleh, tetapi harus juga terdidik dengan ajaran
sehat. Kita semua harus menerima ajaran sehat, harus terpikat dengan pengajaran
yang sehat.
Kita
hubungkan dengan Ibrani 6.
Ibrani
6:1
(6:1)
Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang
Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita
meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan
dasar kepercayaan kepada Allah,
Sesudah
percaya, bertobat, lalu mati bangkit bersama dengan Kristus, selanjutnya
tinggalkan asas-asas pertama itu, tidak boleh bertahan di situ. Maka, sebuah
penggembalaan tidak boleh bertahan di situ, sebab itu adalah ibadah halaman
saja. Kalau sudah tergembala, maka kita harus beralih kepada ajaran yang sehat,
berarti beralih kepada perkembangannya yang penuh = Berada di dalam Ruangan Suci,
dengan lain kata; harus ikuti model ibadah sorgawi.
Efesus
4:10-13
(4:10)
Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua
langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi,
baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh
Kristus, (4:13) sampai kita
semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang
Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Oleh
karena kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Dia memberikan 5 (lima) jabatan:
1.
Rasul.
2.
Nabi.
3.
Penginjil.
4.
Gembala.
5.
Guru.
Tujuannya
adalah untuk meperlengkapi orang-orang kudus, memperlengkapi hamba-hamba TUHAN
…
-
Bagi
pekerjaan pelayanan.
-
Bagi
pembangunan tubuh Kristus.
Kita
ini sedang berada di dalam pembangunan tubuh Kristus. Dalam rangka pembangunan
tubuh ini jelas dibutuhkan pengorbanan yang besar; tidak ada pembangunan tanpa
pengorbanan, tetapi dibutuhkan pengorbanan yang besar, dibutuhkan biaya yang
sangat besar.
Kalau
saya hitung-hitung jumlah dari pada Tabernakel, wah tidak ada yang dapat melampaui kekayaan dari Tabernakel. Jangankan
semua, tetapi satu alat saja, itulah pelita emas; berapa talenta emas yang ada
pada pelita emas? Bayangkan. Tidak ada yang bisa mencapai kekayaan sorgawi; itu
baru satu benda.
Jadi,
di dalam rangka pembangunan tubuh ini dibutuhkan pengorbanan yang besar, baik
pengorbanan tenaga, pikiran, hati perasaan, waktu, uang, harta, kekayaan, itu
semua dikorbankan untuk pembangunan tubuh Kristus.
Bukti
terwujudnya pembangunan tubuh Kristus:
1.
Kita
semua telah mencapai kesatuan iman.
2.
Kita
semua telah mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Berarti,
pengetahuan yang berasal dari dunia ini belum sempurna untuk mengenal Anak
Allah dengan benar.
3.
Kita
semua mencapai kedewasaan penuh.
4.
Kita
semua mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Jadi,
pertumbuhan itu harus sesuai dengan kepenuhan Kristus; tidak boleh terlihat
dewasa sesuai dengan pandai-pandainya manusia itu sendiri, tidak.
Mari
kita buktikan WUJUD KEPENUHAN KRISTUS.
Efesus
4:15
(4:15)
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh
di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Jikalau
kita berpegang teguh kepada pengajaran yang sehat, maka tentu saja di dalam
kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah
Kepala. Itu yang disebut pertumbuhan rohani yang sehat, di mana arahnya kepada
Dia, Kristus, Kepala atas tubuh.
Kalau
tidak sampai kepada Kristus, Kepala, itu adalah pertumbuhan yang abnormal, pertumbuhan yang tidak sehat. Kalau
pertumbuhan rohani itu abnormal, maka
arahnya kepada yang lain; bicara soal berkat dan keberkatan, bicara soal
berhasil dan keberhasilan, bicara soal sensasi-sensasi, dengan demikian seperti
Ahimaas yang berkata “selamat”, namun sesungguhnya itu adalah kabar kosong, tidak
ada kabar pengajaran yang benar, sehingga tidak akan mencapai yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus.
Maka,
saya dan saudara harus bersyukur, karena kita semua digembalakan oleh
Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, Kabar Mempelai dalam Terang
Tabernakel, supaya dalam rangka pembangunan ini, kita dibangun sampai kepada
Kristus, Kepala, sampai mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus.
Efesus
1:22-23
(1:22)
Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia
telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya,
yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Allah
telah memberikan Kristus kepada jemaat, dan Kristus menjadi Kepala atas jemaat.
Jadi, tingkat pertumbuhan yang penuh itu harus sampai mencapai tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sebab di sini telah
ditegaskan: Jemaat yang adalah tubuh
Kristus, sebagai kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan memenuhi segala
sesuatu. Inilah pertumbuhan rohani yang sehat.
Pendeknya:
Untuk menerima ajaran sehat seperti yang diajarkan oleh Timotius, maka kita
semua harus beralih kepada perkembangannya yang penuh, berarti; berada di dalam
Ruangan Suci = tergembala dengan baik.
Praktek
tergembala dengan baik ialah setia untuk tekun di dalam 3 (tiga) macam ibadah
pokok, sesuai dengan 3 (tiga) macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci.
Tiga
macam alat yang berada di dalam Ruangan Suci adalah dari sorga, dari Allah,
dari tempat yang Mahatinggi, dan tidak dibuat-buat dengan pengertian Musa
sendiri, tidak; itu adalah hasil dari pergumulannya 2 (dua) kali 40 (empat
puluh) hari, 40 (empat puluh) malam di atas gunung Horeb. Saya pun harus
bergumul di dalam hal menyampaikan Firman, tidak boleh sesuka hati comot ayat,
lalu berkata “selamat”. Saya harus terlebih dahulu membawa diri saya rendah di
kaki salib selama berjam-jam; ini bukan bicara soal kesombongan, tetapi saya
sampaikan ini supaya kita semua duduk diam menghargai Firman.
3
(tiga) alat yang ada di dalam Ruangan Suci:
1.
Meja Roti Sajian, artinya; tekun
di dalam Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci (tubuh
dan darah Yesus) = Ajaran tentang IMAN.
2.
Pelita Emas, artinya; tekun
di dalam Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian Roh = Ajaran tentang
PENGHARAPAN.
3.
Mezbah Dupa Emas, artinya; tekun
di dalam Ibadah Doa Penyembahan, yang adalah puncak ibadah, tingkat tertinggi
dari ibadah = Ajaran tentang KASIH.
Hubungan
kita (sidang jemaat) dengan Kristus Kepala adalah hubungan dalam nikah yang
suci yang didasari oleh kasih Allah, kasih Mempelai. Jika ada hubungan yang
intim dalam nikah suci yang didasari oleh kasih Mempelai, maka Kristus sebagai
Mempelai Pria Sorga bersatu dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya.
Itulah
perkembangan yang penuh. Jadi, pertumbuhan rohani itu harus sehat,
pertumbuhannya harus penuh sampai kepada Kristus Kepala. Pertumbuhan yang sehat
itu harus sesuai dengan kepenuhan Kristus, bukan sesuai pengertian kita.
Tubuh
dan Kepala menyatu, itulah doa penyembahan, di mana dasarnya adalah kasih.
Jadi, dasar dari pernikahan adalah kasih. Suami dengan isteri menyatu, dasarnya
adalah kasih (doa penyembahan).
Penyembahan
yang benar adalah cerminan dari nikah suci. Sebaliknya, nikah suci akan
terlihat kalau ibadahnya benar-benar memuncak sampai kepada doa penyembahan. Di
situlah hubungan itu begitu intim sekali dengan TUHAN; kita menangis di kaki
salib. Penyembahan adalah hubungan intim pribadi lepas pribadi antara tubuh
dengan Kepala.
Jangan
sampai roh jual beli dipaksakan masuk ke dalam rumah TUHAN, sebab itu sama
dengan bunuh diri. Itu sebabnya saya berkali-kali sampaikan: “Hati-hati” Kalau saudara mau bertindak, banyak
bertanya kepada TUHAN.
Perhatikan:
Untuk menghadapi aniaya antikris, yang kita sangkali bukan hanya kuliah, bukan
hanya pekerjaan, bukan hanya uang, kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi,
bukan itu. Yang kita sangkali supaya selamat ialah sampai nyawa pun menjadi
taruhan. Jadi, kalau soal pekerjaan saja kita takut, kalau soal pendidikan saja
kita takut karena syarat-syarat dan paksaan, lalu bagaimana saudara bisa
menyangkali nyawa saudara. Itu sebabnya tadi saya katakan: Kalau mau bertindak, banyak bertanya kepada TUHAN, supaya saudara
jangan teledor, jangan banyak terjadi kekeliruan dan kesalahan.
Oleh
sebab itu, biarlah kita banyak menyembah, ibadah harus sungguh-sungguh
tergembala, jangan asal-asal beribadah. Hari ini mungkin saudara bisa bebas,
enak bergantung kepada ini dan itu seperti pada zaman Yusuf 7 (tujuh) tahun
kelimpahan, tetapi nanti pada 7 (tujuh) tahun kelaparan, mereka butuh.
Sekali
lagi saya sampaikan: Banyak bertanya. Jangan saudara beribadah namun tidak
tergembala, tidak banyak bertanya, sesuka hati mengambil jalan sendiri; ya memang saudara bisa melakukan sesuka
hati sendiri, tetapi resikonya ditanggung sendiri. Namun saya melihat banyak di
antara kita yang teledor, tidak mau bertanya kepada TUHAN, tetapi biarlah kasih
TUHAN yang menolong kita kelak.
Pesan
saya hanya satu: Kalau tiba waktunya mata ular itu mengejar saudara oleh karena
saudara tidak dengar-dengaran, maka satu permintaan saya “jangan sangkali
TUHAN”, sangkali nyawa saja. Kalau memang leher harus digorok, biar digorok
saja. Oleh sebab itu, terima pengajaran yang sehat yang membawa kita sampai
kepada pertumbuhan rohani yang sehat, yaitu mencapai tingkat pertumbuhan sesuai
dengan kepenuhan Kristus; doa penyembahan, tubuh dan Kepala menyatu di mana
dasarnya adalah kasih. Tidak mungkin ada penyatuan antara tubuh dengan Kepala,
suami dengan isteri, kalau tidak didasari dengan kasih.
Jadi,
penyatuan antara tubuh dengan Kepala, dasarnya adalah kasih, itulah salib di
Golgota. Laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, lalu bersatu dengan
isterinya; Anak Allah telah meninggalkan kemuliaan-Nya, rumah-Nya di sorga,
Bapa-Nya di sorga, lalu turun ke bumi, mati disalibkan untuk kita bisa bersatu.
Saudara
jangan berpikir bahwa saya ini hanya sebatas gembala, tidak. Tugas saya di
pundak saya adalah nyawa dari sidang jemaat; itu sebabnya, kita harus bekerja
sama supaya terwujud rencana TUHAN, terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus, bukan pengertian manusia. Kedewasaan itu bukan
sesuai dengan pengertian manusia, tetapi harus sesuai dengan kepenuhan Kristus,
itulah doa penyembahan, di mana dasarnya adalah kasih.
Kita
lengkapi lagi lebih jelas di dalam Matius
21.
Matius
21:12-13
(21:12)
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di
halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku
pedagang merpati (21:13) dan berkata
kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa.
Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Lalu Yesus masuk
ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Jadi, ibadah
kita tidak hanya sebatas di halaman; percaya, bertobat dan dibaptis. Tidak
boleh hanya bicara berkat dan keberkatan, berhasil dan keberhasilan, bukan soal
mujizat dan sensasi, tetapi lihatlah; Ia
membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati.
Karena kalau ibadah hanya sebatas di halaman, maka akan dikuasai dengan roh
jual beli, atau rumah TUHAN menjadi sarang penyamun, bukan rumah doa.
Oleh
sebab itu, pada saat Dia menyucikan Bait Allah, Yesus berkata: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah
doa.” Ini adalah ajaran sehingga ada penyucian lewat pengajaran itu,
sehingga rumah TUHAN adalah rumah doa.
Kalau
mungkin sampai detik ini rohani kita masih di halaman sehingga roh jual beli
itu dipaksakan masuk di dalam kehidupan kita, terimalah penyucian lewat
pengajaran yang kita terima malam ini. Berikan diri disucikan, jangan mempertahankan
kekerasan di hati, sebab itu tidak ada artinya.
Matius
21:14-16
(21:14)
Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait
Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. (21:15) Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat
mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam
Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel,
(21:16) lalu mereka berkata
kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata
Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut
bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan
puji-pujian?"
Hal
yang terjadi pada saat Yesus mengajar di dalam Bait Allah ialah orang
timpang dan orang buta disembuhkan, berarti; Yesus mengadakan mujizat
kesembuhan. Inilah yang disebut asas-asas pertama tentang ajaran Kristus atau
soal-soal pokok iman, sebagaimana dengan Timotius terdidik dalam soal-soal
pokok iman.
Tetapi
dalam kesempatan yang lain, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat sangat
jengkel hatinya oleh karena pengajaran yang menyucikan itu, mengapa? Karena dua hal yang terjadi
saat terjadi penyucian oleh pengajaran yang datang dari TUHAN.
1.
Hati
mereka jengkel karena Yesus mengadakan mujizat kesembuhan.
2.
Hati
mereka jengkel karena anak-anak yang berseru di dalam Bait Allah itu, dengan
seruan: “Hosana bagi Anak Daud!”,
itulah Yesus Kristus, TUHAN di atas segala tuhan, Raja di atas segala raja,
Dialah Allah sesembahan kita.
Jadi
oleh karena penyembahan ini, hati dari imam-imam kepala, hati dari ahli-ahli
Taurat begitu jengkel sekali. Yerusalem adalah kota kudus, kota Mempelai, kota
damai sejahtera. Masakan ada di kota Yerusalem, ada di tengah ibadah dan
pelayanan, tetapi jengkel hati? Itu tidak masuk akal. Tetapi faktanya, hati
mereka jengkel karena Yesus mengadakan mujizat kesembuhan dan karena ada doa
penyembahan.
Sesuai
dengan ajaran yang dimiliki oleh Timotius tadi, bukan? Terdidik dalam soal-soal
pokok iman, kemudian terdidik dalam ajaran sehat, beralih kepada
perkembangannya yang penuh, membawa sampai kepada doa penyembahan.
Jadi,
saudara tidak mau tahu lagi kalau saya sampaikan “puncak ibadah adalah doa
penyembahan”. Pertolongan kita hanyalah penyembahan, tidak ada cara lain.
Masakan Kepala membiarkan tubuh-Nya susah? Masakan Kepala membiarkan mempelai-Nya
binasa oleh antikris? Tidak mungkin.
TUHAN
sungguh luar biasa menyatakan isi hati-Nya kepada kita malam ini. Apa yang
tidak pernah dipikirkan, apa yang tidak pernah didengar, apa yang tidak timbul
di dalam hati, itu yang TUHAN nyatakan malam ini untuk menyelamatkan kita semua
Kemudian,
dalam keadaan jengkel hati, ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala bertanya
kepada Yesus dengan pertanyaan: Engkau
dengar apa yang dikatakan anak-anak ini? Lalu Yesus menjawab: Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari
mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan
puji-pujian?
Jadi,
dari hal ini kita melihat: Ketika Yesus berada di dalam Bait Allah, Ia tidak
hanya sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, dengan lain kata; tidak bertahan dengan
asas-asas pokok atau soal-soal pokok iman, tetapi Dia juga mengajar orang-orang
hingga sampai kepada doa penyembahan yang merupakan tingkat ibadah yang
tertinggi.
Begitu
saya meneliti hal ini dengan seksama, hati saya bersyukur berterima kasih
kepada TUHAN, sebab TUHAN sudah sediakan Firman Allah untuk umat-Nya dalam
penggembalaan GPT “BETANIA”. Kalau memang dahulu rohani kita
seperti di halaman, biarlah kita meminta ampun kepada TUHAN, tetapi biarlah
malam ini oleh pengajaran itu hati kita terpikat dan kita selalu ingin mendengarkannya
seperti Maria, sehingga kita terbebas dari kebinasaan oleh kepala dan ekor dari
ular naga merah padam, itulah antikris dan nabi-nabi palsu. Apakah saudara
terpikat dengan pengajaran yang menyucikan?
Suatu
kali saya dan ibu rohani berbincang-bincang: Mengapa Maria kok bisa bertahan berjam-jam duduk diam mendengar Firman Allah?
Karena pengajarannya dalam bentuk penyucian dan dalam bentuk pembukaan rahasia
Firman yang berkuasa menyucikan; itulah yang bisa membuat kita bertahan.
Semakin dibukakan, semakin ada daya tarik; semakin hati TUHAN dinyatakan,
semakin hati kita menyatu dengan hati TUHAN, karena ada daya tarik yang luar
biasa.
Pengajaran
dalam pembukaan rahasia Firman ini bukan hanya mengadakan mujizat kesembuhan,
tetapi juga membawa kita untuk menyatu dengan Dia, itulah yang disebut hubungan
intim dalam nikah yang suci lewat doa penyembahan, di mana dasarnya adalah
kasih; itu yang kita cari.
Jangan
lekas-lekas bosan mendengar Firman yang dibukakan, tetapi biarlah kita memiliki
roh Maria yang duduk diam dekat kaki TUHAN, terpikat dengan pembukaan rahasia
Firman. Satu jam berlalu, namun tetap terus mendengar Firman Pengajaran dalam
Terang Tabernakel; satu jam setengah berlalu, namun tetap terus mendengar Firman,
tidak ada rasa bosan, sampai nanti hati kita ditarik terus sampai menyatu
dengan hati TUHAN, tersedot oleh perhatian TUHAN.
Luar
biasa TUHAN mengasihi saya dan saudara. Entah apa jadinya hidup kita kalau kita
di luar Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel; entah apa jadinya kalau
kita tidak digembalakan dalam Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel,
pasti habislah kita. Kita merasa bahwa kita sudah sampai kepada kepenuhan
Kristus, padahal itu menurut pengertian sendiri. Saudara harus semakin
sungguh-sungguh memperhatikan pengajaran ini.
Belajarlah
dengar-dengaran oleh karena pembukaan rahasia Firman supaya jangan lagi terjadi
kekeliruan di depan.
Kita
akan memperhatikan Mazmur 8, dengan
perikop: “Manusia hina sebagai makhluk
mulia” Manusia itu hina seperti debu tanah karena banyaknya dosa, tetapi yang
hina bisa dibuat menjadi mulia. Tidakkah saudara bangga dengan hal ini?
Mazmur
8:2
(8:2)
Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu
yang mengatasi langit dinyanyikan.
Keagungan-Mu
yang mengatasi langit dinyanyikan. Di dalam memuji TUHAN, jangan mulut tertutup,
tetapi buka mulut seperti anak-anak yang menyusu tadi keluar puji-pujian. Agungkan
kemuliaan-Nya lewat mulut bibir ini, tetapi harus dari hati yang tulus, karena
TUHAN kita tulus mengasihi saya dan saudara; tulus menyatakan kemuliaan kepada
yang hina supaya yang hina menjadi mulia.
Mazmur
8:3
(8:3)
Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan
karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
Dasar
kekuatan kita melawan musuh, dasar kita membungkam musuh dan pendendam adalah
doa penyembahan.
Biarlah
kita berada pada perkembangannya yang penuh, sebab dari mulut bayi-bayi dan
anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, telah
Kauletakkan dasar kekuatan untuk membungkamkan musuh dan pendendam. Doa
penyembahan adalah kekuatan kita untuk membungkan musuh dan pendendam, itulah
kepala dan ekor ular naga merah padam, antikris dan nabi-nabi palsu.
Lutut
adalah kekuatan kita. Kuda-kuda di kaki salib menyembah adalah kekuatan kita
untuk menghadapi kesukaran di masa yang akan datang. Kesukaran sekarang lebih
sukar dari waktu yang lalu, tetapi ingat; kesukaran yang akan datang lebih
sukar dari masa sekarang. Oleh sebab itu, saudara tidak boleh bermasa bodoh dan
tidak boleh tidak mau tahu dengan rencana TUHAN. Kita harus tanggap dengan
recana TUHAN dan kita harus berada pada perkembangannya yang penuh untuk sampai
kepada tingkat pertumbuhan rohani yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, itulah
doa penyembahan. Hanya itulah satu-satunya cara untuk mampu menghadapi musuh
dan si pendendam.
Setan
tidak akan berhenti mengejar musuh, sama seperti si pendendam; sebelum
dendamnya terbalaskan, maka ia akan terus mengejar. Tetapi TUHAN juga menyediakan sarana untuk
memberi kemenangan kepada saya dan saudara, itulah doa penyembahan. Jadi, kalau ada orang kalah terhadap musuh, jangan
nangis dan salahkan TUHAN, tetapi salahkanlah diri sendiri dan koreksi “mengapa
saya tidak menggunakan sarana yang ada; mengapa tidak mau terima pengajaran
Firman Allah yang sehat untuk membawa pertumbuhan rohani yang sehat, mencapai
tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, itulah doa
penyembahan”.
Bijaksanalah.
Gunakan sarana yang TUHAN sediakan; terima pengajaran yang membawa kita sampai
kepada tingkat pertumbuhan rohani yang sehat, yaitu sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Doa penyembahan adalah dasar yang kuat untuk melawan musuh, tidak ada cara yang
lain. Saudara jangan coba-coba melawan antikris dengan kekuatan saudara.
Kita
akan memperhatikan 1 Petrus 2,
dengan perikop: “Yesus Kristus batu
penjuru” Dasar dari bangunan, itulah korban Kristus.
1
Petrus 2:1-3
(2:1)
Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam
kemunafikan, kedengkian dan fitnah. (2:2)
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air
susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu
bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Jadilah
sama seperti bayi yang baru lahir, yang tulus dan polos. Apa tandanya? Selalu ingin akan air susu …
-
yang murni, itulah
pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, tidak ditambah dan tidak
dikurang.
-
yang rohani, berarti;
Firman yang tidak bicara soal guyon-guyon, tidak bicara yang lahiriah.
Itulah
yang TUHAN mau; oleh sebab itu, jadilah bayi-bayi yang baru lahir.
Kalau
kita menerima pengajaran yang murni dan rohani -- yang disebut juga ajaran yang
sehat --, maka kita akan bertumbuh dan beroleh keselamatan, sehingga terjadi
pertumbuhan rohani yang sehat yang terus bertumbuh. Semakin hari semakin
bertumbuh rohaninya, semakin bertambah minggu semakin bertumbuh rohaninya, semakin
bertambah bulan dan tahun semakin bertambah terus, sampai kepada kepenuhan Kristus;
tubuh dan Kepala menyatu, itulah doa penyembahan, di mana dasarnya adalah
kasih, salib di Golgota, batu penjuru (korban Kristus).
Maka,
untuk menjadi sama seperti bayi yang baru lahir, syaratnya adalah …
-
buanglah
segala kejahatan,
-
buanglah
segala tipu muslihat,
-
buanglah
segala macam kemunafikan,
-
buanglah
segala kedengkian,
-
buanglah
segala fitnah.
Itulah
syarat untuk menjadi sama seperti bayi yang baru lahir supaya kita nanti
mengalami pertumbuhan rohani yang sehat dan beroleh keselamatan.
1
Timotius 4:7-8
(4:7)
Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
(4:8) Latihan badani terbatas
gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung
janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Latihlah
dirimu beribadah, sebab latihan badani itu terbatas. Latihan badani = pemupukan
terhadap raga badan ini, sehingga bisa menghilangkan lemak-lemak pada tubuh ini
atau pun bisa membuat badan menjadi berisi (berotot). Tetapi Alkitab berkata:
Latihan badani (pemupukan atas daging) masih tetap terbatas gunanya, tetapi
ibadah pelayanan berguna dalam segala hal. Mengapa?
Karena mengandung janji baik untuk hidup masa sekarang maupun untuk hidup
yang akan datang (keselamatan kekal).
-
Hari
ini kita diberkati dan dipelihara oleh TUHAN, baik jasmani maupun rohani, itu
adalah janji ibadah.
-
Juga
memperoleh keselamatan kekal di masa yang akan datang, itu adalah janji ibadah.
Oleh
sebab itu, masing-masing kita harus melatih diri untuk beribadah, dengan lain
kata; tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
Masakan
kadang ibadah, kadang tidak ibadah, atau hanya mengikuti Ibadah Raya Minggu
saja; itu bukan melatih diri beribadah. Tetapi latihlah dirimu beribadah,
berarti tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sesuai dengan pola Tabernakel,
miniatur sorgawi, yang mengandung janji baik untuk hidup masa sekarang maupun
hidup yang akan datang, yaitu bahagia di dalam kerajaan kekal.
Apakah
saudara masih tetap ragu dengan ajaran Firman ini? Keterlaluan saudara jika
tidak mau menerima hal ini.
1
Timotius 4:9
(4:9)
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
Tekun
dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok adalah pengajaran Firman yang benar dan
mutlak untuk diterima; itulah yang semestinya, sesuai Alkitab yang
mengatakannya.
1
Timotius 4:10-11
(4:10)
Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia,
terutama mereka yang percaya. (4:11)
Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
Kita
menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, bukan kepada allah yang mati
(berhala-berhala), itulah harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, bisnis,
dan pangkat yang tinggi; itu sebabnya, di tengah ibadah dan pelayanan, kita
harus berjuang, harus berjerih lelah.
Tekunlah
3 (tiga) macam ibadah pokok, dan berjuanglah di dalamnya. Kemudian, beritakanlah
dan ajarkanlah soal 3 (tiga) macam ibadah pokok.
1
Timotius 4:12
(4:12)
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Lalu,
pesan Rasul Paulus berikutnya kepada Timotius adalah: Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Oleh
sebab itu, supaya jangan orang menganggap rendah karena muda, maka Rasul Paulus
meminta: Jadilah contoh, jadilah teladan bagi orang-orang percaya -- bagi
anak-anak TUHAN, bagi sidang jemaat, bagi kawanan domba Allah yang dipercayakan
oleh TUHAN dalam sebuah penggembalaan -- dalam bentuk …
-
Teladan
dalam perkataan. Hati-hati dalam
perkataan. Berkata-kata biarlah sesuai pimpinan Roh, jangan sesuai pemikiran
daging. Kalau sesuai dengan pemikiran manusia daging, maka seseorang tidak akan
menjadi teladan dalam perkataan; oleh sebab itu, perkataan harus tetap di bawah
kepada siapa pun, apalagi kepada siapa kita harus hormat, yaitu kepada yang
memberi pengajaran.
-
Teladan
dalam tingkah laku. Perbuatan,
tindak tanduk, solah tingkah, gerak gerik tetap harus di bawah, tetapi jangan
dengan pura-pura. Gerak gerik, cara duduk, dengar Firman, perbuatan, semua
harus di bawah, harus jadi contoh teladan; ingat, jangan lupa, supaya jangan
orang anggap enteng kita, sebab kita ini adalah anak-anak kerajaan, berarti
mulia.
-
Teladan
dalam kasih. Di dalam mengasihi pun
harus menjadi teladan; oleh sebab itu, kasih tidak boleh pura-pura.
-
Teladan
dalam kesetiaan.
-
Teladan
dalam kesucian.
Semuanya
itu harus menjadi contoh dan teladan.
1
Timotius 4:13
(4:13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah
dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
Sambil
menantikan kedatangan TUHAN untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga, maka sudah sebaiknya 2 (dua) hal ini kita perhatikan:
1.
Tekunlah
membaca Alkitab = Mendengar Firman. Hari ini saudara membawa Alkitab mungkin
tidak paham soal huruf-huruf yang tertulis di dalam Alkib -- disebutlah itu
huruf-huruf yang mati --, tetapi setelah Firman disampaikan dalam setiap
pertemuan ibadah, huruf yang mati itu akan menjadi hidup.
2.
Tekunlah
dalam membangun dan mengajar. Membangun tubuh Kristus harus lewat Pengajaran
Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
1
Timotius 4:14
(4:14)
Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan
kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Hamba
TUHAN diutus oleh dua tangan TUHAN yang kuat; oleh sebab itu, jangan lalai dalam
mempergunakan karunia yang sudah TUHAN percayakan, jangan berlambat-lambat,
jangan lelet-lelet, jangan menunda-nunda pekerjaan TUHAN.
1
Timotius 4:15
(4:15) Perhatikanlah
semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
Perhatikanlah
semuanya itu dan hiduplah di dalamnya supaya kemajuan rohani nyata kepada semua
sidang jemaat yang dilayan.
1
Timotius 4:16
(4:16) Awasilah
dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya
itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan
semua orang yang mendengar engkau.
Dengan
mengawasi diri, mengawasi ajaran, dan bertekun di dalamnya, maka engkau akan
menyelamatkan dirimu dan semua sidang jemaat yang mendengarkan Pengajaran
Mempelai dalam Terang Tabernakel. Itulah Timotius; dia terdidik dalam soal-soal
pokok iman, tetapi dia juga terdidik dalam ajaran sehat.
Saya
juga harus mengawasi diri saya, mengawasi ajaran ini; tidak boleh dicampur aduk
dengan pengajaran Firman yang ditambahkan dan Firman yang dikurangkan.
-
Firman
yang ditambahkan ialah menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambahkan dengan
cerita isapan jempol, lalu ditambahkan guyon-guyon.
-
Firman
yang dikurangkan ialah salib diabaikan, namun hanya sibuk dengan sensasi dan
mujizat.
Awasi
diri dengan pengaruh dunia dan awasi ajaran ini juga; jangan tercemari dengan
Firman ditambahkan dan dikurangkan.
Saya
berharap, saudara harus semakin mengenal kedalaman kasih. Jangan saudara hanya
melihat sisi sakitnya oleh karena penyucian yang datang dari pengajaran yang
luar biasa ini, tetapi lebih dari pada itu kita harus melihat kedalaman kasih Allah.
Kita
kembali untuk melihat Yohanes 2.
Yohanes
2:14
(2:14)
Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba
dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
Praktek
roh jual beli (sarang penyamun, itulah antikris) ialah di dalam Bait Suci
terdapat 3 (hal):
1.
Menjual
lembu, kambing domba dan merpati.
2.
Meja-meja
penukar uang = Cinta uang = Hati terikat dengan uang.
3.
Bangku-bangku
atau tempat duduk (kedudukan), itulah harga diri yang masih dipertahankan.
Ketiganya
adalah praktek dari sarang penyamun, atau praktek dari roh jual beli, itulah
antikris.
Hari
ini saya tidak sempat menyampaikannya, tetapi kita berdoa, supaya di minggu
yang akan datang, 3 (tiga) praktek roh jual beli di dalam Bait Suci ini bisa
disampaikan dengan baik dan benar.
Tetapi
satu hal yang harus kita ketahui adalah: Jika roh jual beli itu dipaksakan
untuk masuk ke dalam rumah TUHAN (hidup ini), maka itu sama dengan membahayakan
diri atau mencelakakan diri sendiri.
Kita
doakan supaya di minggu yang akan datang semakin sempurna pengertian tentang Wahyu 13:16-17, yakni tentang roh jual
beli dipaksakan dibawa masuk ke dalam rumah TUHAN.
Ingat:
Rumah TUHAN adalah rumah doa bagi segala bangsa, supaya semua orang selamat dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment