IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 07 DESEMBER 2021
KITAB
KOLOSE PASAL 3
(Seri: 172)
Subtema: BELA
KEHORMATAN TUHAN DENGAN HIDUP DALAM PENGUDUSAN
Selamat malam bagi kita semua, baik yang ada di dalam
ruangan ini, maupun sidang jemaat yang mengikuti secara online live streaming video internet YouTube,
Facebook yang berada di dalam negeri maupun yang di luar negeri, di Bandung, di
Malaysia, dimanapun berada, TUHAN memberkati kita semua.
Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di hati
kita sehingga kita boleh duduk diam menikmati kasih dan kemurahan-Nya lewat
firman yang akan dibukakan yang selanjutnya menuntun kehidupan rohani kita
sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi.
Segera kita sambut firman penggembalaan untuk ibadah doa
penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Sekarang kita berada pada Kolose 3:19,
Perikop: Hubungan antara anggota-anggota
rumah tangga.
Kolose 3:19
(3:19) Hai
suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap
dia.
Intinya, seorang suami harus tau untuk mengasihi istrinya
dengan benar dan seorang suami juga dilarang berlaku kasar terhadap istrinya.
Tentang “Hal suami mengasihi istrinya” kita baca lebih jauh
di dalam 1 Petrus 3:7.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah
bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka
sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan
terhalang.
Singkat kata, seorang
suami harus berlaku bijaksana terhadap istrinya. YESUS KRISTUS adalah kepala
gereja dan Mempelai Laki-laki Surga bahkan Ia suami dalam kebenaran dan suami
dalam keadilan menunjukan YESUS adalah suami yang bijaksana.
Tentang “Kebijaksanaan”
kita telusuri dalam di Daniel 12:3.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti
cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Disini dikatakan
orang-orang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala
berarti bersinar dan menjadi terang dalam kegelapan. Adapun tugas dari
orang-orang bijaksana ialah menuntun banyak orang kepada kebenaran sebagaimana
Rasul Paulus terhadap jemaat di Korintus.
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah
penyembahan berhala! (10:15) Aku
berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana, pertimbangkanlah
sendiri apa yang aku katakan!
Kepada jemaat di
Korintus Rasul Paulus berkata jauhilah penyembahan berhala.
Pendeknya, sebagai
seorang hamba TUHAN yang bijaksana Rasul Paulus berusaha untuk menuntun sidang
jemaat di Korintus kepada kebenaran.
Sebab itu kita berdoa
supaya TUHAN senantiasa kirimkan akal budi dan kebijaksanaan lewat firman yang
dibukakan untuk menuntun perjalanan rohani kita sampai kepada tingkatan ibadah
yang tertinggi itulah doa penyembahan.
Perkataan Rasul Paulus
pada ayat 14 dan 15 kita hubungkan dengan ayat 19 sampai dengan ayat 20.
1 Korintus 10:19-20.
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa
persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang
kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada
roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu
bersekutu dengan roh-roh jahat.
Rasul Paulus tidak
sedang menceritakan penyembahan berhala, tetapi Rasul Paulus sedang
menceritakan bahwasanya persembahan bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun
di padang gurun adalah persembahan
kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Oleh sebab itu Rasul Paulus tidak rela jika sidang jemaat di Korintus
bersekutu dengan roh-roh jahat.
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga
dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan
Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Perlu untuk kita
ketahui:
-
Pengorbanan
kepada TUHAN dan pengorbanan kepada roh-roh jahat tidak dapat dikerjakan bersama-sama.
-
Kehendak
ALLAH dan kehendak roh-roh jahat juga tidak dapat dijalankan bersama-sama.
Kedua hal ini harus
kita ketahui supaya persembahan kita tidak kepada roh-roh jahat tetapi
betul-betul kepada ALLAH yang hidup, juga supaya ibadah dan pelayanan tidak menjadi sia-sia;
segala yang kita kerjakan jelas kepada TUHAN.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi
kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal
yang jahat seperti yang telah mereka perbuat. (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah
berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis:
"Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka
dan bersukaria." (10:8) Janganlah
kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai
Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan
janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Singkat kata,
kekeliruan perjalanan bangsa Israel selama 40 (empat puluh tahun) di padang
gurun adalah contoh untuk memperingatkan kita supaya kita jangan sama seperti
mereka.
Adapun persekutuan
bangsa Israel dengan roh-roh jahat selama 40 (empat puluh) tahun di padang
gurun:
1.
Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.
Pada ayat 7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3.
Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.
Pada ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.
Pada ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut.
Malam ini kita kembali
mengikuti seri penjelasan dari hal yang ketiga yaitu: BANGSA ISRAEL
MELAKUKAN PERCABULAN. Kisah tersebut ditulis dengan lengkap di dalam kitab Musa
yang keempat yakni Bilangan 25:1-18,
Perikop: Israel menyembah Baal Peor.
Bilangan 25:1-18
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa
itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban
sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan
menyembah allah orang-orang itu.(25:3)
Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap
Israel;
Singkat kata, ketika
bangsa Israel jatuh di dalam kenajisan percabulannya bangkitlah murka TUHAN
terhadap Israel. Hati-hati dengan segala percabulan sebab percabulan itu yang
membuat TUHAN murka terhadap umat-Nya.
Bilangan 25:4-5
(25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah
semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN
di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada
Israel." (25:5) Lalu
berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu
membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
Pada ayat 4 “Berfirmanlah ALLAH kepada Musa”, dan pada ayat 5 “berkatalah Musa
kepada Hakim-hakim”.
Pendeknya, ALLAH
mengutus Musa untuk melaksanakan perintahnya. Namun perintah ALLAH itu
disampaikan lagi oleh Musa pada Hakim-hakim, dengan demikian:
-
ALLAH
tidak menghukum.
-
Musa
juga tidak menghukum.
-
Tetapi
Hakim-hakim harus menghukum.
Kitab Hakim-hakim jika
dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel terkena pada pintu kemah. Pintu kemah itu berbicara tentang kepenuhan Roh El-Kudus. Berarti sampai hari ini Roh Kudus
tidak berdiam diri; Roh Kudus terus
bekerja untuk mengadakan penyucian demi penyucian terhadap umat ketebusan
TUHAN.
Kita bersyukur karena
di hari-hari terakhir ini kita berada dalam kegiatan Roh sehingga Roh Kudus
bekerja mengadakan penyucian dalam hidup
kita masing-masing di hadapan TUHAN. Jadi, jangan jauh dari pertemuan-pertemuan
ibadah; jangan jauh dari kegiatan Roh, supaya kita juga masuk di dalam
penyucian itu.
Bilangan 25:6
(25:6) Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan
Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat Israel
yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan.
Segenap umat Israel yang sedang bertangis-tangisan
di depan pintu Kemah Pertemuan.
Ketika TUHAN murka,
TUHAN menulahi bangsa Israel dan membunuh bangsa Israel. Banyak yang terbunuh
waktu itu sehingga sanak saudara yang masih hidup bertangis-tangisan. Kekeliruan
seperti ini merupakan contoh sekaligus peringatan bagi kita di masa sekarang
supaya kita jangan seperti bangsa Israel: Keliru mengikuti TUHAN; mereka jatuh
di dalam kenajisan percabulanya.
Kalau kita keliru yang
rugi kita sendiri, TUHAN tidak pernah rugi. Kalau kita jatuh dalam dosa
kenajisan percabulan tentu TUHAN akan
murka oleh karena cemburunya.
Bangsa Israel telah
melangkahi hukum taurat, sebab di dalam hukum taurat dilarang untuk mendirikan
patung apalagi menyembah dan berbakti kepada patung. Karena pelanggaran ini
TUHAN sangat cemburu kepada mereka sampai kepada keturunan keempat. Jadi ALLAH
menulahi bangsa Israel sehingga banyak yang mati dan orang-orang yang masih
hidup itu bertangis-tangisan di depan pintu kemah. Sebab itu supaya murka semacam
ini jangan kita alami jangan kita keliru dalam dosa kenajisan percabulan.
.
Kembali kita baca ayat 6-8.
Bilangan 25:6
(25:6) Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa
seorang perempuan Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap
umat Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan. (25:7) Ketika hal itu dilihat oleh
Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah ia dari tengah-tengah umat
itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya, (25:8) mengejar orang Israel itu
sampai ke ruang tengah, dan menikam mereka berdua, yakni orang Israel dan
perempuan itu, pada perutnya. Maka berhentilah tulah itu menimpa orang
Israel.
Peristiwa ketika salah
seorang Israel membawa perempuan Midian ke Tabernakel dilihat Musa, juga
dilihat oleh saudara-saudara yang bertangis-tangisan itu. Tetapi begitu Pinehas
melihat salah seorang berpasangan dengan perempuan Midian, dia segera mengambil
tombak, mengejar kedua nya sampai ke ruang tengah dan menikam perut keduanya
itu dengan tombak itu, maka berhentilah tulah kemurkaan ALLAH. Kita harus
memiliki sikap dan Roh yang dimiliki Pinehas supaya tulah kemurkaan ALLAH
berhenti. Kalau Pinehas tidak bertindak maka korban akan semakin banyak
bertambah-tambah oleh tulah kemurkaan ALLAH; semakin banyak yang mati terbunuh
karena kenajisan percabulannya. Sebab itu Pinehas segera bertindak; ia mengejar
pasangan yang tidak benar itu lalu menikam perut mereka dengan tombak, barulah
berhenti tulah kemurkaan itu, kalau tidak, akan banyak jiwa yang berjatuhan,
mati terbunuh.
Saudara, di dalam
mengikut TUHAN ternyata kita tidak boleh mempertahankan roh egosentris. Tidak
boleh hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri tetapi juga harus memperhatikan kesusahan orang lain.
Sedapat mungkin jangan kita buat orang lain jatuh kedalam dosa percabulan
kenajisannya. Milikilah Roh Pinehas ini; peduli dengan orang lain supaya tulah
kemurkaan ALLAH berhenti; jiwa-jiwa tidak banyak mati terbunuh.
Bilangan 25:9
(25:9) Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh
empat ribu orang banyaknya.
Orang yang mati
terbunuh karena tulah itu ada 24.000 (dua puluh empat ribu) orang banyaknya.
Seandainya Pinehas tidak bangkit berdiri dan mengejar pasangan yang tidak
seimbang itu maka akan lebih banyak lagi korban yang berjatuhan; mati terbunuh
oleh tulah kemurkaan ALLAH.
TUHAN sudah
mempercayakan kepada kita satu kereta “Pengajaran Pembangunan Tabernakel” suatu
organisasi yang sudah disahkan Kemenkumham, SK (surat keputusan) nya sudah kita
pegang, maka kita harus giat memperhatikan segala sesuatu yang TUHAN mau. Kita
harus giat bekerja melayani sesuai kehendak TUHAN bukan lagi sesuai kehendak
sendiri supaya jangan banyak korban-korban yang berjatuhan; cukup sampai disitu
saja.
Bilangan 25:10-11
(25:10) TUHAN berfirman kepada Musa: (25:11) "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah
menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat
membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah
Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.
Pendeknya, Pinehas telah menyurutkan murka ALLAH
terhadap bangsa Israel sebab ia giat membela kehormatan TUHAN di tengah-tengah bangsa itu; maka TUHAN
berhenti menulahi, berhenti membunuh bangsa Israel dalam cemburu-Nya. Biar kita
giat membela kehormatan TUHAN di tengah-tengah penggembalaan ini. Bela lah
kehormatan TUHAN dengan sungguh-sungguh sebab Ia Raja bertahta di tempat yang
maha tinggi di dalam kemuliaan-Nya, belalah kehormatan-Nya.
Terkait membela kehormatan TUHAN di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini
kita hubungkan langsung dengan 1
Tesalonika 4:1-2, perikop: Nasihat
supaya hidup kudus.
1 Tesalonika 4:1-2.
(4:1) Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan
nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana
kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu
turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.( 4:2) Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk
mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.
Satu permintaan yang
disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika supaya jemaat di
Tesalonika hidup berkenan kepada ALLAH
dan melakukannya dengan sungguh-sungguh sesuai dengan petunjuk-petunjuk firman
ALLAH yang telah mereka terima dan yang telah disampaikan oleh Rasul Paulus.
Sebetulnya permintaan ini merupakan permintaan TUHAN, karena apa yang
disampaikan Rasul Paulus adalah firman TUHAN. Jadi TUHAN juga meminta kepada
kita supaya kita hidup benar dan berkenan serta melakukannya dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan nasehat-nasehat firman
ALLAH yang telah kita terima sampai sejauh ini.
1 Tesalonika 4:3-4
(4:3) Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu,
yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, (4:4)
supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu
sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
Sebenarnya kehendak
TUHAN atas anak-anak TUHAN adalah hidup
dalam pengudusan. Tujuannya supaya kita menjauhkan diri dari percabulan. Praktek pengudusan: Laki-laki hendaklah mengambil seorang
perempuan menjadi istrinya sendiri berarti setia kepada TUHAN; setia di dalam pengudusan itu.
Kalau kita setia di
dalam pengudusan tidak mungkin hidup di dalam percabulan kenajisannya di
hadapan TUHAN, itu sudah pasti. Kalau laki-laki tidak setia berarti berlaku
cabul. Demikian juga kalau kita tidak setia kepada TUHAN, kepada satu pribadi
itulah Mempelai Laki-laki Sorga maka sudah pasti kita akan jatuh kedalam
kenajisan percabulan. Oleh sebab itu kita harus hidup di dalam pengudusan dan
penghormatan; tidak hidup dalam hawa nafsu yaitu keinginan-keinginan daging
yang jahat. Setialah dalam pengudusan itu supaya kita jangan jatuh kedalam
kenajisan percabulan.
Inilah permintaan Rasul
Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Sebenarnya ini juga permintaan TUHAN dari
sorga dari tempat yang maha tinggi. Kalau TUHAN meminta masakan kita tidak mau
mengabulkan permintaan TUHAN. Sedangkan petinggi di bumi saja meminta kita
hargai apalagi raja di atas segala raja, pribadi yang mulia di atas segala yang
mulia, masakan kita tidak luluskan permintaan-Nya.
Jadi tidak ada cara
lain untuk membela kehormatan TUHAN; bukan dengan kekuatan manusia, bukan
dengan kedudukan, jabatan, harta, kekayaan, bukan, tetapi hidup di dalam pengudusan dan
setia di dalam pengudusan; tidak jatuh dalam kenajisan percabulannya, itu
satu-satunya cara untuk membela
kehormatan TUHAN, jangan kita permalukan TUHAN.
1 Tesalonika 4:7-8
(4:7) Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa
yang cemar, melainkan apa yang kudus. (4:8)
Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak
Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
Singkat kata, ALLAH
memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar melainkan apa yang kudus.
Hiduplah di dalam pengudusan dan setia di dalam pengudusan supaya jangan jatuh
di dalam kenajisan percabulannya.
Pendeknya, barang siapa
mencemarkan dirinya dengan percabulan; ia menolak ALLAH sekaligus mendukakan
Roh ALLAH, memilukan Roh ALLAH, menyakiti Roh ALLAH. Apakah kita sejahat itu
menolak ALLAH, mendukakan Roh ALLAH dan memilukan Roh ALLAH? Seringkali kita
merasa benar, merasa suci tetapi kenyataannya kita mendukakan Roh ALLAH,
memilukan Roh ALLAH yang suci.
1 Tesalonika 4:11
(4:11) Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup
tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan,
seperti yang telah kami pesankan kepadamu, (4:12)
sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak
bergantung pada mereka.
Tidak ada cara lain
membela kehormatan TUHAN selain hidup dalam pengudusan dan menjauhkan diri dari
percabulan dengan menunjukan satu sikap kesetian di dalam TUHAN.
Jauhkan diri dari
percabulan; hidup dengan tenang saja, tidak usa gelisah, jangan risau, jangan
gundah gulana.
Tenang berarti, Yang
Pertama: Mengurus persoalan-persoalan
sendiri, berarti; sibuk membenahi diri sendiri saja. Jangan mengurus orang
lain sekalipun dalam kejatuhannya. Kita perlu membenahi diri di hadapan TUHAN
supaya kita berkenan.
Tenang berarti, Yang Kedua:
Bekerja dengan tangan, artinya:
-
Jangan
bergantung kepada orang lain apalagi dengan orang di luar sana yang tidak
mengenal TUHAN.
-
Jangan
mengambil keuntungan di dalam kesusahan orang lain.
Inilah yang menjadi
kehormatan bagi anak-anak TUHAN dan membela kehormatan TUHAN, tidak ada cara
lain.
Bilangan 25:12
(25:12) Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan
kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku (25:13) Untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman
selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat
membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel."
Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan
kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku untuk menjadi perjanjian
mengenai keimaman selama-lamanya.
TUHAN janjikan kepada
Phineas sebagai imamat rajani, imamat yang berkerajaan di hadapan TUHAN. Itu
janji TUHAN, dan janji ini yang memberi keselamatan. Maka kita semua harus
menjadi imam-imam dan raja-raja, tidak boleh hanya duduk diam datang beribadah.
Kalau kita memikul suatu tanggung jawab yang suci dan mulia maka tentu saja
kita akan takut untuk tidak setia, takut untuk tidak dalam pengudusan di
hadapan TUHAN, tidak berani untuk jatuh ke dalam kenajisan percabulan.
Jadi betul saja suatu
janji yang dipercayakan kepada seorang imam dan itu merupakan janji keselamatan
sampai kepada keturunannya. Hanya orang bodoh, orang yang tidak mengerti
tentang keimamatan yang tidak mau mengambil bagian di dalam ibadah dan
pelayanan, tidak mau melayani TUHAN. Hanya orang bodoh yang tidak mau selamat.
Janji keselamatan bagi
Pinehas adalah TUHAN percayakan dia menjadi imamat rajani, imamat yang
berkerajaan. Sebab itu bangsa Israel ditebus untuk menjadi umat pilihan, bangsa
yang kudus milik kepunyaan ALLAH (imamat rajani) ini janji keselamatan.
Banyak orang Kristen
tidak paham tentang keselamatan. Tapi kita tidak boleh ngeyel kalau sudah
dinyatakan keselamatan; tidak boleh menggunakan alasan ini itu, tidak boleh
bermasa bodoh, dan jangan sampai kita
tidak mau tau.
Tentu saja kita
berharap TUHAN mempercayakan kita sebagai imamat rajani. Setelah kita
memperoleh pengertian, akal budi dan kebijaksanaan lewat pembukaan rahasia
firman maka hati ini terdorong untuk menjadi imamat rajani, menjadi
pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN.
Untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman
selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat
membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel."
Jadi imamat rajani,
pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN harus giat membela kehormatan TUHAN,
prakteknya mau menjadi pendamaian terhadap dosa manusia.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Tugas imamat rajani
adalah memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia; karya ALLAH yang
terbesar yaitu salib di golgota. Jadi dimanapun kita berada harus senantiasa membawa
berita salib; berita pendamaian. Jadi berita salib itu adalah berita
pendamaian.
1 Yohanes 2:1
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang
pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
Kalau Firman sudah
sudah dimeteraikan oleh roh kudus di dalam loh daging, ditukik di hati kita
maka firman itu yang akan bekerja dan kita tidak akan jatuh ke dalam dosa.
Kalau firman menjadi daging berarti firman sudah menjadi praktek maka kita
tidak akan jatuh di dalam dosa. Tetapi andaikata seorang imamat rajani, seorang
pelayan TUHAN atau anak-anak TUHAN jatuh ke dalam dosa, khilaf; seperti Musa
pernah jatuh kedalam dosa; kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa, yaitu
Yesus Kristus yang telah mati di atas kayu salib, Dia penghubung. Penghubung
antara ALLAH dan manusia adalah salib.
Kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa, yaitu
Yesus Kristus, yang adil.
Seorang hamba TUHAN,
imamat rajani, pelayan TUHAN harus adil, jangan terbawa perasaan. Kalau orang
terbawa perasaan tidak akan pernah adil. Kalau perasaannya kuat kepada neneknya
sementara neneknya tidak takut akan TUHAN, maka orang semacam ini tidak akan
pernah adil.
1 Yohanes 2:2
(2:2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk
dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Sebagai Imam besar
agung Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa manusia. Dan bukan untuk dosa
kita saja, tetapi untuk dosa seluruh dunia. TUHAN tidak hanya menjadi
pendamaian bagi dosa seseorang tetapi untuk dosa seluruh dunia, itu namanya
adil.
Jadi, seorang
imam-imam, pelayan Tuhan, hamba TUHAN, gembala sidang harus adil. Melihat yang
kaya dan miskin harus adil. Tetapi keadilan itu letaknya hanya ada pada salib.
Kalau salib tidak ditegakan karena sibuk dengan soal firman yang dikurangkan
dan yang ditambahkan maka hamba TUHAN semacam ini tidak akan pernah adil di
hadapan TUHAN walaupun terlihat suci seperti malaikat di saat memberitakan firman.
Kalau hamba TUHAN, gembala sidang, pemimpin rohani tidak menegakan salib di
tengah ibadah, hamba TUHAN semacam ini tidak akan pernah adil di hadapan TUHAN,
percaya dengan firman. Jadilah pendamaian karena kita rindu membela kehormatan
TUHAN.
2 Korintus 5:18-21
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan
perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan
tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami. (5:20)
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu
didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Inilah wujud dari
berita pendamaian: Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Jadi yang membawa
berita pendamaian itu adalah kehidupan yang rela untuk menjadi korban; mengorbankan
diri untuk memperdamaikan dosa sesama kepada TUHAN. Bukan mengorbankan
orang lain tetapi mengorbankan diri untuk memperdamaikan dosa sesama kepada
TUHAN.
Hamba TUHAN
dipercayakan pelayanan pendamaian berarti membawa berita salib (berita
pendamaian); menjadi korban untuk memperdamaikan dosa sesama kepada ALLAH, itu
yang disebut pengantara; menjadi korban; itu yang dikerjakan Yesus di atas kayu
salib.
Ibrani 5:4
(5:4) Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan
itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti
yang telah terjadi dengan Harun.
Kita harus membela
kehormatan TUHAN berarti sebagai imamat rajani harus membawa berita salib,
berita pendamaian. Seorang hamba TUHAN tidak boleh mencuri kemuliaan ALLAH,
tidak boleh mencuri kehormatan ALLAH.
Ibrani 5:7-8
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah
didengarkan. (5:8) Dan sekalipun
Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.
Dan sekalipun Ia adalah
Anak, Ia telah belajar menjadi taat, setia, dengar-dengaran tunduk dan kehendak
ALLAH; itu seorang Imam besar; Ia tidak mau mencuri kemuliaan; tidak untuk
mencari kehormatan diri sendiri tetapi harus membawa berita pendamaian; berita
salib untuk memperdamaikan dosa manusia.
Dengan rela menjadi
korban pendamaian kita telah giat membela kehormatan ALLAH seperti Phineas.
Demikian juga seorang perempuan juga harus berambut panjang; harus memiliki
tudung kepala. Rambut panjang itu tanda ketundukannya kepada suami. Tunduk dan
pasrah itu suatu kehormatan sesuai
dengan 1 Korintus 11:15.
1 Korintus 11:15
(11:15) Tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika
ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi
penudung.
Jadi ketundukan kita
kepada TUHAN; tunduk dan pasrah terhadap segala penderitaan itu adalah suatu
kehormatan sekaligus tudung perlindungan.
Semua perabotan yang
ada di kemah ALLAH (bait suci ALLAH) dari ruangan suci sampai ruangan maha suci
berada dalam tudung perlindungan ALLAH dengan empat lapis.
-
Lapis
bagian pertama: Tudung lenan halus → Firman
Allah;
iman.
-
Lapis
bagian kedua: Tudung bulu kambing → Pengurapan
roh kudus;
tudung Allah Roh Kudus.
-
Lapis
bagian ketiga: Tudung kulit domba jantan
berwarna merah → tudung
dari kasih ALLAH.
-
Lapis
bagian keempat: Tudung kulit lumba-lumba (mina gajah) → Kasih yang tidak terbatas; tidak ada ukurannya.
Jadi, tunduk dan pasrah
sebagai imam yang selalu membawa berita korban pendamaian itu sama dengan
membela kehormatan TUHAN ALLAH dan itu merupakan tudung perlindungan bagi kita
semua. Jadi jangan ada seorangpun mencuri kehormatan bagi dirinya sendiri
tetapi kita harus membawa berita
pendamaian: tunduk dan pasrah. Mari kita buktikan tunduk dan pasrah di bawah
kaki salib TUHAN dalam doa penyembahan, tersungkurlah di bawah kaki salib, tunduk
dan pasrah.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment