IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 NOVEMBER 2021
STUDY YUSUF
Kejadian 13:11-18
(Seri 17)
Subtema:
YESUS SATU-SATUNYA PINTU
Shalom. Selamat malam, salam
sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas
pribadi.
Saya tidak lupa menyapa umat
ketebusan TUHAN, secara khusus
kaum muda remaja yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN secara live streaming atau online,
baik anak-anak TUHAN di dalam
negeri, di di tanah air, dari Sabang sampai Merauke, maupun di luar negeri, di
mancanegara, di tiap-tiap Negara.
Selanjutnya, mari kita berdoa
memohon supaya firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan kita menjelang
kedatangan TUHAN untuk yang kedua
kali. Kita dipersiapkan sebagai kehidupan muda remaja yang berkemenangan di
dalam Kristus Yesus, itulah kehidupan yang tergembala dengan baik dan benar,
dalam satu penggembalaan dengan seorang gembala.
Segera kita sambut study Yusuf
sebagai firman penggembalaan kaum muda remaja dari…
Kejadian 41:56-57
(41:56) Kelaparan
itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual
gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. (41:57) Juga dari seluruh bumi
datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan
itu di seluruh bumi.
Pada zaman Yusuf, kelaparan itu
merajalela di seluruh bumi, tepat seperti apa yang disampaikan oleh Yusuf
kepada Firaun.
Kemudian, hal ini juga digenapi oleh
nubuatan Amos 8:11, dan satu kali
nanti TUHAN akan mengirimkan
kelaparan yang hebat atas negeri ini, bukan kelaparan atas makanan, bukan haus
karena minuman, tetapi lapar dan haus akan mendengarkan firman TUHAN.
Karena kelaparan itu merajalela atas
seluruh bumi, maka Yusuf membuka lumbung gandumnya dan menjual kepada orang
Mesir, juga dari seluruh bumi datang ke Mesir, untuk membeli gandum dari Yusuf.
Sebenarnya, peristiwa yang terjadi
itu merupakan kegenapan dari mimpi Yusuf semasa tinggal dirumah Yakub, ayahnya,
bersama-sama dengan saudara-saudaranya.
Mari kita lihat…
Kejadian 37:6-10
(37:6) Karena
katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: (37:7) Tampak kita sedang di ladang
mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri;
kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah
kepada berkasku itu." (37:8)
Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi
raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin
bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. (37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi
yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku
bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah
kepadaku." (37:10) Setelah
hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh
ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta
saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
Yusuf bermimpi dan telah melihat
dalam mimpi itu, bukan hanya sebelas berkas gandum sujud menyembah kepada
Yusuf, melainkan matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepada
Yusuf. Berarti sesuai dengan apa yang terjadi, pada Kejadian 41:56- 57.
Seantero bumi datang ke Mesir untuk
membeli gandum kepada Yusuf, dan hal ini juga sesuai dengan pengakuan rasul
Paulus tentang pribadi TUHAN Yesus
Kristus kepada Jemaat di Filipi ….
Filipi 2:9-11
(2:9) Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di
atas segala nama, (2:10) supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (2:11) dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus
adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Singkat kata, Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.
Tujuannya adalah: supaya dalam nama
Yesus, bertekuk lutut segala:
-
Yang ada di langit.
-
Yang ada di atas bumi.
-
Yang ada di bawah bumi.
Kemudian, segala lidah akan mengaku;
“Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi
kemuliaan Allah Bapa!”
Kita hubungkan lagi hal yang senada
di dalam….
Kisah Para Rasul 4:12
(4:12) Dan keselamatan
tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah
kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan."
Keselamatan itu tidak ada di dalam
siapapun juga selain di dalam Yesus. Mengapa? Sebab di bawah kolong langit ini
tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita dapat
diselamatkan.
Hal yang senada juga kita dapat
temukan lagi di dalam…
Ibrani 5:8-9
(5:8) Dan
sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya, (5:9) dan sesudah Ia
mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi
semua orang yang taat kepada-Nya,
“Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang
yang taat kepada-Nya.”
Jadi kesimpulan dari tiga ayat di
atas, yaitu; Filipi 2:9-11, Kisah Rasul 4:12 serta Ibrani 5:8-9, adalah: Allah hanya
menyediakan satu jalan saja yang
dapat ditempuh oleh manusia untuk sampai kepada keselamatan kekal.
Itu juga diakui secara langsung oleh
Yesus Kristus di hadapan para murid-murid….
Yohanes 14:6
(14:6) Kata
Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Jelas, Allah hanya menyediakan satu
jalan kepada manusia untuk sampai kepada Bapa di surga, tidak ada jalan lain.
Itu sebabnya, ketika tiba saatnya
bagi Yusuf membuka lumbung gandumnya, bukan hanya orang Mesir yang datang
membeli gandum kepada Yusuf, tetapi juga setiap orang yang ada di atas muka
bumi ini, datang ke Mesir untuk membeli gandum kepada Yusuf.
Jadi hanya Yusuf satu-satunya cara
untuk mempertahankan hidup kekal, tidak ada cara yang lain.
Kita kembali mempelajari satu jalan
untuk menuju kerajaan surga / jalan yang harus ditempuh, itu ada kaitannya
dengan pintu.
Berarti, kalau hanya ada satu jalan,
maka tentu saja hanya ada satu pintu yang menuju kerajaan sorga.
Yohanes 10:9,11
(10:9) Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan
keluar dan menemukan padang rumput. (10:11)
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yesus berkata kepada murid-murid: “Akulah gembala yang baik, kelanjutan dari perkataan Yesus kepada
murid-murid-Nya; “gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”
Namun yang pasti, baik sebagai
pintu, maupun sebagai gembala, Ia telah memberikan nyawa-Nya, berarti; Dialah
pribadi yang sudah mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib.
Inilah yang menjadi alasan bagi
Allah untuk menjadikan Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan dan pintu untuk
menuju kerajaan surga.
Jadi, sudah seharusnya kaum muda
remaja merapat / menyatukan diri dengan korban Kristus, sebagaimana yang
tertulis pada tiga ayat di atas tadi (Filipi
2:5-8, Kisah Para Rasul 4:11-12, Ibrani 5:8- 9).
Sebelum ditentukan oleh Allah
menjadi satu-satunya jalan dan satu-satunya pintu, Yesus Kristus sudah terlebih
dahulu menanggung banyak penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu
salib.
Matius 7:13-14
(7:13) Masuklah
melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang
menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (7:14) karena sesaklah pintu dan
sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang
mendapatinya."
Perlu diketahui; “lebarlah pintu dan luaslah jalan menuju
kepada kebinasaan”, tetapi lihat, terlalu banyak orang yang masuk
melaluinya. Sedangkan, tidak banyak orang yang mau menyatukan diri dengan
korban Kristus, terlalu sedikit orang mau menjadi rendah, dan kecil, mau
menyatukan diri dengan salib Kristus.
Dibuktikan lagi oleh Rasul Paulus,
dalam pengakuannya kepada Jemaat di Korintus…
1 Korintus 10:1-4
(10:1) Aku mau,
supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua
berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa
mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. (10:3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama (10:4) dan mereka semua minum minuman
rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti
mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Kelebihan dari pada bangsa Israel,
dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun, TUHAN menyertai
mereka, TUHAN melindungi mereka, TUHAN mencukupkan segala kebutuhan
mereka, apa yang mereka makan, minum, dicukupkan oleh TUHAN, bahkan mereka sudah masuk dalam baptisan, yang
berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan.
Tetapi lihatlah..
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi
sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari
mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Lebarlah jalan untuk menuju kepada
kebinasaan dan banyak orang melalui jalan itu, sebagaimana dalam perjalanan
bangsa Israel di padang gurun, Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
dari mereka, yaitu; yang melalui jalan lebar dan pintu lebar, karena mereka
ditewaskan di padang gurun.
Jadi Allah tidak berkenan kepada
bagian yang terbesar dari mereka. Sedangkan bagian yang terkecil → orang-orang yang rela melalui pintu
sesak dan jalan sempit.
Bagaimana dengan kita, apakah kita
dengar rela mau melalui jalan sempit dan pintu sesak, mau merapatkan diri
menyatukan diri dengan korban Kristus? Biarlah kiranya kita masuk melaluinya,
hanya itu satu-satunya jalan, hanya itu satu-satunya pintu atau akses untuk
menuju kerajaan surga, tidak ada yang lain, supaya kita tidak binasa melainkan
beroleh hidup kekal.
Kita kembali untuk
memperhatikan….
Yohanes 10:9
(10:9) Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan
masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Yesus berkata:“Akulah pintu.” Kalimat ini menunjukkan bahwa Yesus telah
menanggung penderitaan yang di atas kayu salib.
Dampak positif melalui jalan sempit dan pintu sesak.
YANG PERTAMA: “Ia akan selamat”
→
kasih dari Allah Bapa, sesuai dengan
Yohanes 3:16, kaitanya adalah doa
penyembahan. Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada mezbah dupa / pembakaran ukupan.
Kita lihat doa penyembahan di dalam…
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan
sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu. (8:4) Maka
naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan
malaikat itu ke hadapan Allah.
“…Kepada malaikat itu diberikan banyak kemenyan” artinya: Yesus Kristus, Dia Imam Besar, hidup dalam doa
penyembahan yang besar. Sehingga dengan demikian, sebagai Imam Besar, Ia dapat
menuntun ibadah-ibadah di bumi sampai berada pada puncaknya, itulah doa
penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan naik di hadirat Allah menembusi tahkta
Allah (selamat).
Apakah betul doa penyembahan adalah
wujud dari kasih yang menyelamatkan?
Kita buktikan dalam…
Ayub 39:29-31
(39:29) Oleh
pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
(39:30) Atas perintahmukah rajawali
terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? (39:31) Ia diam dan bersarang di
bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Sarang burung rajawali berada diatas
bukit batu yang tertinggi, itu adalah: doa penyembahan.
Artinya; puncak dari ibadah adalah
doa penyembahan dan doa penyembahan inilah yang menyelamatkan saya dan saudara
dari mata ular, itulah antikris. Doa penyembahan melepaskan kita dari takhta
Setan di sebelah Utara.
Ayub 39:32
(39:31) Ia diam
dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit
didatangi. (39:33) anak-anaknya
menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."
Dasar dari doa penyembahan bermula
dari korban Kristus, pintu sesak dan jalan sempit, dan itu yang membuat mata
kita tajam untuk memandang jauh ke depan.
Bersyukurlah kepada TUHAN, biarlah kita semua betul-betul
melalui jalan sempit dan pintu sesak, itu dasar kita untuk selamat.
Setelah saya renungkan firman TUHAN,
saya bersyukur, berterima kasih kepada TUHAN, tidak ada cara lain / jalan lain
selain jalan sempit, tidak ada pintu lain selain pintu sesak.
Begitu TUHAN bukakan rahasia firman ini, kita boleh merasakan kasih
dan kemurahan TUHAN, memang tidak
ada cara lain.
Dampak positif melalui jalan sempit dan pintu sesak.
YANG KEDUA: “Ia akan masuk dan
keluar.” →
Roh Kudus, kaitanya adalah proses
untuk menjadi terang.
Kalau kita kaitkan dengan pelajaran
Tabernakel terkena kepada pelita emas.
Kita lihat ayatnya…
Keluaran 25:31
(25:31)
"Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan
harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya -- dengan
tombolnya dan kembangnya -- haruslah seiras dengan kandil itu.
Kita perhatikan di sini, pelita emas
/ kaki dian emas dengan tujuh pelita menyala di atasnya, harus terbuat dari
emas murni.
Selain emas murni, juga dari emas
tempaan. Emas tempaan adalah: emas yang terlebih dahulu dipanaskan, supaya
mudah dipukul dan dibentuk (masuk dalam proses), hasilnya; keluar menjadi
terang yang ajaib.
Inilah pekerjaan Roh Kudus, menjadi
pelita emas.
Demikian pula sidang jemaat, harus
melalui proses sengsara semacam ini, tujuannya; untuk dapat menjadi terang di
tengah-tengah dunia yang gelap ini. Kita tidak boleh lari dari kenyataan, kita
harus hadapi apa yang akan terjadi, kita harus melalui jalan sempit dan pintu
sesak, tidak boleh lari dari sana, kita harus masuk dalam proses penempaan,
lalu keluar menjadi terang / kaki dian emas dengan tujuh pelita menyala. Itulah
pekerjaan Roh Kudus.
Yohanes 8:12
(8:12) Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia
akan mempunyai terang hidup."
Kita semua dipanggil untuk menjadi
sama dengan Kristus, menjadi terang dunia. Mari kita hargai panggilan.
Dunia dunia ini sedang diliputi oleh
kegelapan, karena tidak dipungkiri, Setan berkuasa atas seantero dunia, maka
kita semua harus menghargai panggilan itu, supaya kita menjadi sama dengan Dia
menjadi terang atas dunia ini. Dalam panggilan itu kita dibawa masuk dalam
sebuah proses penempaan, lalu keluar menjadi pelita emas / menjadi terang
dunia.
Jangan lari dari panggilan, kita
harus melalui jalan sempit dan pintu sesak. Memang sakit bagi daging, tetapi
kita harus masuk melalui proses itu supaya keluar menjadi pelita emas.
Yang sudah dipakai oleh TUHAN untuk melayani TUHAN, hargai panggilan itu. Kerjakan
pekerjaan TUHAN sesuai dengan
karunia yang dipercayakan, sampai mati di situ, supaya nyata nanti kebangkitan
sesudah kematian.
Matius 5:14
(5:14) Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.
Terang dunia itu digambarkan seperti
kota yang terletak di atas gunung, tidak mungkin tersembunyi, semuanya jelas
terlihat, lahir dan batin semuanya terlihat dengan jelas, tidak ada sesuatu
yang disembunyikan.
Matius 5:15
(5:15) Lagipula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Perlu untuk diketahui kita
bersama-sama, secara khusus kehidupan yang sudah dan yang mau melayani TUHAN /
menjadi terang dunia yaitu; jangan kita menggunakan gantang atau ukuran
sendiri, untuk mengukur ibadah dan pelayanan.
Kelayakan untuk menjadi terang tidak
ditentukan menurut ukuran manusia, tetapi menurut ukuran TUHAN. Sebab itu, pelita yang dinyalakan
tidak dinyalakan di bawah gantang. Itu harus diperhatikan. Itu syarat untuk
menjadi terang.
Matius 5:16
(5:16) Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Jadi takaran untuk menjadi terang
adalah: Firman Allah yang mengerjakan kehidupan kita untuk melakukan perbuatan
yang baik, sampai nanti memuncak kepada terang yang sempurna itulah Yerusalem
baru, sesuai dengan Wahyu 21:9-11.
Wahyu 21:9-10s
(21:9) Maka
datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh
dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah
ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak
Domba." (21:10) Lalu, di
dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia
menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari
Allah.
Jadi, pengantin perempuan mempelai
Anak domba, itulah gunung yang besar lagi tinggi, itulah kota yang kudus
Yerusalem yang baru, yang turun dari surga dari Allah.
Wahyu 21:11
(21:11) Kota
itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang
paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kemudian Yerusalem yang baru,
pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, memancarkan cahaya kemuliaan Allah,
sama seperti permata yang paling indah, itulah permata yaspis jernih, seperti
Kristal.
Kristal berarti; transparan, tidak
ada lagi yang tersembunyi, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, luar dan dalam
sama.
Itulah kehidupan dari mempelai
perempuan TUHAN, kota kudus,
Yerusalem yang baru.
Tetapi prosesnya: tetap harus
melalui jalan sempit dan pintu sesak.
Hasilnya adalah; “ia akan masuk dan keluar” berarti;
masuk dalam sebuah proses penempaan, keluar menjadi kaki dian emas dengan tujuh
pelita menyala-nyala, menjadi terang dunia yang memuncak sampai kepada
Yerusalem yang baru, kota yang kudus, yang turun dari Surga, dari Allah, itulah
pengantin perempuan mempelai Anak Domba, bercahaya kemuliaan Allah, kualitas
rohahninya sederajat dengan Allah, segambar / serupa dengan Allah, sama mulia
dengan Allah.
Kalau TUHAN bekerja dan membuktikan kasih-Nya, tidak
tanggung-tanggung, Dia akan membawa kita sampai cemerlang, bercahaya kemuliaan
Allah, itulah pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, menjadi milik kepunyaan
Allah.
Kita berharga di mata TUHAN, kita adalah milik kepunyaan-Nya
yang dikhususkan oleh TUHAN,
menjadi sang ratu milik kepunyaan-Nya.
Dampak positif melalui jalan sempit dan pintu sesak.
YANG KETIGA: “Ia akan menemukan
padang rumputnya” →
firman Allah.
Kalau dikaitkan dengan pengajaran
Tabernakel, terkena kepada meja roti
sajian, kaitannya adalah; kandang penggembalaan.
Berarti; kawanan domba harus
tergembala dengan sungguh-sungguh.
Kawanan domba yang tergembala dengan
sungguh-sungguh; setia beribadah dan melayani kepada TUHAN.
Kalau kita jauh dari ibadah, jauh
dari pelayanan, maka kita tidak akan menemukan padang rumput, itulah firman
yang menggembalakan hidup rohani kita sampai kepada Yerusalem Baru.
Kita sudah melihat betapa mulianya TUHAN, betapa besarnya kasih-Nya dan
sempurna untuk menyelamatkan kehidupan manusia berdosa. Hargailah penggembalaan
ini, hargailah tetesan darah salib sebagai pekerjaan penebusan yang begitu
mulia untuk menebus, menyucikan, dan menyempurnakan kita semua.
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur
Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
“TUHAN adalah gembalaku.” Kalimat
ini menunjukkan bahwa Daud adalah pribadi atau kehidupan yang tergembala dengan
baik dan benar di hadapan gembala Agung.
Dan itu dibuktikan pada…
1 Samuel 17:12-15
(17:12) Daud
adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai
mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan
lanjut usianya. (17:13) Ketiga anak
Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya
yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah
Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama. (17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu
pergi mengikuti Saul. (17:15) Tetapi
Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di
Betlehem.
“Tetapi
Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di
Betlehem.”
Artinya; sesibuk-sibuknya kita di
atas muka bumi ini, harus ingat dan kembali kepada kandang penggembalaan.
Sibuk kuliah tidak salah, tetapi
ingat, harus kembali untuk berada di dalam kandang penggembalaan. Sibuk bekerja
tidak salah, tetapi ingat, sesibuk apapun dalam pekerjaannya harus ingat dan
kembali ke kandang penggembalaan.
Demikianlah Daud di hadapan TUHAN,
maka benar sekali pernyataan Daud pada Mazmur
23:1; “TUHAN adalah gembalaku.” Perkataan dan perbuatannya itu
terbukti.
Keuntungannya kalau kita tergembala.
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur
Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
“Takkan kekurangan aku,” baik
secara jasmani maupun secara rohani.
-
Secara jasmani: apa yang
dimakan, diminum, dipakai semuanya dicukupkan oleh TUHAN.
-
Secara batiniah atau
secara rohani: TUHAN telah
menutupi segala kelemahan-kelemahan yang disebut kekurangan, TUHAN sudah ampuni dosa kita.
Mazmur 23:2
(23:2) Ia membaringkan
aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Kehidupan yang tergembala,
dibaringkan di padang rumput yang hijau.
Orang yang berbaring berarti; tidak
liar, tidak mengembara, tidak sibuk.
Selain itu, pengakuan Daud
berikutnya: “Ia membimbing aku ke air
yang tenang.”
Artinya; kehidupan yang tergembala
berada di dalam pengaruh yang besar dari pimpinan Roh Kudus.
Demikian juga pada pemecahan roti
yang pertama, Yesus memberikan lima roti dan dua ikan kepada lima ribu orang
laki-laki, tetapi syarat untuk menikmati pemecahan roti yang pertama itu; orang
banyak disuruh duduk di atas rumput.
Artinya; terlebih dahulu berada di
dalam penggembalaan, maka pada saat itulah mereka menikmati roti yang
dipecah-pecahkan.
Dalam Yohanes 10:3-4, kehidupan yang sudah digembalakan oleh seorang
gembala Agung (kehidupan yang tergembala), yaitu;
1.
Dengar-dengaran.
2.
Mengikuti suara gembala.
Sejauh ini kita sudah digembalakan
oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang akan membawa
kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Ikuti saja kemanapun
kita di bawa.
Sudah sangat jelas: Yesus adalah jalan satu-satunya untuk
menuju kerajaan surga, Yesus adalah pintu satu-satunya untuk menuju kerajaan
sorga, tidak ada jalan lain dan tidak ada pintu lain. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment