IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 23 JANUARI 2024
SURAT YUDAS
(Seri: 04 )
Subtema: HAMBA TUHAN ADALAH ORANG BEBAS
Shalom, selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan TUHAN kita ada di dalam rumah TUHAN beribadah lewat ibadah doa penyembahan, dan sebentar kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia, sebab hanya kepada Dia saja kita berbakti.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT BETANIA Serang, Cilegon, Banten, Indonesia lewat Live streaming YouTube, Facebook dimanapun berada.
Selanjutnya kita berdoa, dalam doa kita mohon supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.
Secepatnya kita sambut firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat Yudas.
Oleh kemurahan TUHAN kita diizinkan TUHAN untuk membuka surat Yudas sebagai firman penggembalaan untuk ibadah Doa Penyembahan.
Adapun surat Yudas ini adalah salah satu dari surat terpendek dalam Perjanjian Baru. Tetapi sekalipun demikian surat Yudas benar-benar padat dan penuh makna yang sangat dalam.
Pertanyaannya: Siapakah Yudas ini?
Matius 13:55
(13:55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
Yesus adalah saudara kandung Yakobus, Yosep, Simon, dan Yudas. Mereka bersaudara karena lahir dari rahim yang sama (Maria).
Yudas 1:1
(1:1) Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.
Yudas tampil dan menyatakan diri sebagai saudara Yakobus, namun terkait dengan pribadi Yesus, ia membawa dirinya pada satu kedudukan yang tepat yakni; sebagai hamba, walaupun sesungguhnya Yesus adalah saudara kandung Yudas.
Hal ini menunjukkan bahwa Yudas hamba Tuhan;
Rendah hati.
Hidup tanpa penonjolan diri.
Tanpa asas manfaat = Melayani tanpa kepentingan diri.
Sebab itu biarlah kiranya kita semua menempatkan diri di hadapan Yesus sebagai hamba kebenaran. Pendeta belum tentu hamba, tetapi kalau kita hidup dalam kebenaran itu hamba kebenaran; hamba Kristus. Apalagi pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang melayani TUHAN haruslah menempatkan diri sebagai hamba di hadapan TUHAN Yesus Kristus, sama seperti Yudas.
Terkait dengan Yudas “menempatkan diri sebagai hamba” di hadapan TUHAN Yesus Kristus, yang walaupun Yesus Kristus adalah saudara kandung dari pada Yudas.
Imamat 25:39-42
(25:39) Apabila saudaramu jatuh miskin di antaramu, sehingga menyerahkan dirinya kepadamu, maka janganlah memperbudak dia. (25:40) Sebagai orang upahan dan sebagai pendatang ia harus tinggal di antaramu; sampai kepada tahun Yobel ia harus bekerja padamu. (25:41) Kemudian ia harus diizinkan keluar dari padamu, ia bersama-sama anak-anaknya, lalu pulang kembali kepada kaumnya dan ia boleh pulang ke tanah milik nenek moyangnya. (25:42) Karena mereka itu hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir, janganlah mereka itu dijual, secara orang menjual budak.
Segenap umat Israel, Tuhan jadikan sebagai hamba-hamba Tuhan, sebab Tuhan yang membawa Israel dari tanah Mesir; tanah perbudakan.
Singkat kata, yang disebut sebagai hamba Tuhan ialah; sudah bebas dari segala jenis perbudakan, bebas dari segala ikatan-ikatan apapun di atas muka bumi ini.
Jadi kalau masih terikat dengan satu perkara, apalagi terikat dengan adat istiadat; berarti dia bukan hamba, walaupun ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Jadi kita bersyukur lewat pengertian ini, kita semakin TUHAN dorong menjadi hamba-hamba TUHAN yang bebas dari segala jenis perbudakan.
Imamat 25:54-55
(25:54) Tetapi jikalau ia tidak ditebus dengan cara demikian, maka ia harus diizinkan keluar dalam tahun Yobel, ia bersama-sama anak-anaknya. (25:55) Karena pada-Kulah orang Israel menjadi hamba; mereka itu adalah hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu."
Firman Tuhan mengatakan; pada Tuhanlah orang Israel menjadi hamba, tidak kepada yang lain.
Itu berarti, kalau Yudas menjadi hamba di hadapan Yesus, menunjukkan bahwa:
Yudas tahu persis apa yang menjadi maunya Tuhan.
Yudas tahu persis apa yang menjadi maksud Tuhan dalam dirinya.
Jadi kalau pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN, imam-imam atau hamba-hamba TUHAN mengambil bagian dalam pelayanan di tengah-tengah ibadah yang TUHAN percayakan, menunjukan bahwa ia tahu apa yang menjadi maunya TUHAN, dia tau apa yang menjadi maksud dan rencana TUHAN di dalam dirinya, seperti Yudas.
Wajar kalau Israel menjadi hamba dihadapan Tuhan, jelas karena Tuhan yang menebus orang Israel dari tanah perbudakan, tanah Mesir, tidak ada yang lain.
Biar saudara bergelimangan harta, tapi harta saudara tidak bisa menebus saudara, biar saudara punya uang banyak, uang yang banyak bila di sobek tidak akan mengeluarkan tetesan darah.
Jadi pada TUHAN sajalah orang israel menjadi hamba, kenapa? karena TUHAN lah yang menebus bangsa Israel dari tanah Mesir; tanah perbudakan, tidak ada yang lain
1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Yesus Kristuslah satu-satunya Yang Esa, Yang menjadi Pengantara antara Allah dan manusia, sebab Ia telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia, tidak ada yang lain.
Pada Tuhanlah orang Israel menjadi hamba, karena Yesuslah satu-satunya yang menjadi Pengantara antara Allah dan manusia, sebab Yesus telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia, tanpa terkecuali.
TERKAIT DENGAN TEBUSAN.
Wahyu 5:9B-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Anak domba Allah telah disembelih, darahNya membeli mereka bagi Allah, darah yang tercurah dijadikan sebagai tebusan untuk membeli mereka bagi Allah, siapakah mereka disini? antara lain; dari tiap-tiap suku, bahasa, kaum dan bangsa.
Kelanjutan dari penebusan:
Setelah ditebus kelanjutannya Tuhan telah membuat mereka:
Menjadi suatu kerajaan.
Menjadi imam-imam bagi Allah.
Jadi darah Yesus tidak berhenti hanya sampai pada penebusan saja, tetapi kelanjutannya mereka yang ditebus dijadikan sebagai imamat rajani, untuk memerintah sebagai raja di bumi ini.
Persamaannya kita lihat…
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Bangsa yang terpilih disebut imamat yang rajani. Kemudian bangsa yang kudus disebutlah umat kepunyaan Allah sendiri.
Pendeknya, kelanjutan dari penebusan adalah menjadi imamat rajani untuk memerintah sebagai raja. Adapun tugas imamat rajani (umat kepunyaan Allah) adalah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah (memberitakan salib).
Berita salib merupakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar, salib adalah karya Allah yang terbesar.
Kegerakan rohani bukan karya Allah yang terbesar. Sebab itu, orientasi dari pelayanan tidak boleh berhenti hanya sebatas kegerakan rohani, tetapi kehidupan yang ditebus itu dijadikan sebagai imamat rajani, menjadi milik kepunyaan Allah, tugasnya; memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah; memberitakan salib sebagai karya yang terbesar.
Tapi masih banyak juga Gereja-gereja belum sampai kepada klimaks pemberitaan. Masih banyak Gereja-gereja orientasi pelayanannya sebatas kegerakan rohani. Dan sangat disayangkan pada akhirnya pemahaman jemaat terbatas tentang jalan-jalan ke Sorga, itu adalah hal yang sangat merugikan.
Tetapi bagi kita adalah suatu kemurahan jikalau karya yang terbesar itu di beritakan di setiap pertemuan- pertemuan ibadah.
Kita akan melihat pribadi Paulus setelah ditebus menjadi imamat rajani (umat kepunyaan Allah)
Roma 1:1 dengan perikop: "Salam"
(1:1) Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
Rasul Paulus menempatkan dirinya sebagai hamba Kristus, sama seperti Yudas.
Paulus dipanggil menjadi Rasul, kemudian ia dikuduskan untuk memberitakan Injil, yaitu Yesus yang mati di atas kayu salib.
Pada dasarnya dari Matius sampai dengan Kitab Wahyu disebut injil, tetapi khusus tentang kisah Yesus mati di kayu salib, lalu bangkit, dan naik ke Sorga itu ada pada injil sinoptik, yakni: Matius, Markus, Lukas, Yohanes, itu yang harus diberitakan.
Jadi jelas sekali kita ditebus menjadi imamat rajani, tugasnya adalah untuk memberitakan Yesus yang mati di kayu salib, tidak lebih, tidak kurang.
Jadi sidang jemaat dimanapun anda berada, dimanapun komunitas anda berada, baik di rumah, di tempat bekerja, dimana saja, yang harus diberitakan adalah salib di Golgota, baik dalam perkataan, baik dalam perbuatan, sola tingkah, gerak gerik, maupun dalam keinginan (kemauan), yang diberitakan ialah salib.
Paulus memberitakan firman lewat lisan (suara dari mulut), tapi ia juga memberitakan firman bentuk tulisan (suara dari perbuatan hidup).
Itulah tugas hamba TUHAN, yaitu memberitakan Yesus yang mati di atas kayu salib, tidak sibuk hanya pada kegerakan rohani.
Jadi Bukan siapa yang lebih besar, siapa yang terhebat, bukan, siapa yang nampaknya lebih rohani, bukan, jangan salah kaprah.
Kalau kita menempatkan diri sebagai hamba Kristus, berarti yang kita beritakan adalah salib, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan, jangan lupa!!!. Minta roh Kudus selalu ingatkan kita bahwa tugas kita adalah untuk memberitakan salib, dimanapun berada, jangan lupa. Jadi bukan soal siapa yang hebat-hebat, siapa yang lebih hebat membuat mukjizat, bukan. Tapi tugas kita hanyalah untuk memberitakan salib, perkataannya penuh dengan berita salib, perbuatan hidupnya, sola tingka, gerak gerik, cara duduk semuanya terkait sebagai berita salib.
Jangan sampai cari tempat untuk ibadah tanpa berita salib, jangan keliru. Justru semakin banyak pelayanan, semakin menambah dosa, sesuai dengan Hosea 8:11: Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa, karena tidak dengar-dengaran = Melayani tanpa salib.
Jangan coba-coba melayani untuk kepentingan diri nanti, sebab itu hanya menambah dosa.
Kalau pernah itu terjadi, minta Roh Kudus untuk selalu mengingatkan. Adakalanya lupa, padahal seharusnya kita menempatkan diri sebagai hamba di hadapan Yesus Kristus, tugasnya memberitakan salib, baik perkataan, perbuatan, semua berita salib, bukan soal yang lain-lain.
Perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma itu terbukti atau tidak?
Jadi khotbah dan perbuatan harus selaras. Pelayan-pelayan TUHAN melayani TUHAN harus sesuai dengan perbuatannya lahir batin (luar, dalam)
Kisah Para Rasul 9:15-16 Perikop: Saulus Bertobat.
(9:14) Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." (9:15) Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. (9:16) Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Rasul Paulus dipanggil sebagai alat pilihan bagi TUHAN. Pendeknya: Paulus menempatkan dirinya sebagai hamba Kristus Yesus.
Rasul Paulus dipanggil sebagai alat pilihan bagi TUHAN untuk memberitakan Yesus yang disalibkan kepada bangsa Israel, juga kepada bangsa-bangsa lain, yang bukan orang Yahudi (bangsa Kafir).
Kemudian, sebagai alat pilihan, Rasul Paulus banyak menanggung penderitaan.
Jadi Rasul Paulus memberitakan perbuatan Allah yang terbesar, itulah salib di Golgota, tetapi dia sendiri banyak menanggung penderitaan, artinya khotbah sesuai dengan perbuatannya. Jadi khotbah itu bukan hanya dari perkataan, tetapi juga dari suara perbuatan. Suara dari mulut sama dengan suara dari perbuatan, ini yang luar biasa.
Jadi salah kaprah kalau seorang imam melayani TUHAN untuk kepentingannya, melayani TUHAN untuk bermegah, keliru dia menjadi imam, keliru dia menjadi hamba TUHAN, keliru dia menjadi pelayan TUHAN.
TUHAN sudah luruskan kita malam ini, dan kita harus mau diluruskan, kita harus berjalan di jalan yang lurus: Kisah Para Rasul 9:11: Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa.
Kalau kita mau diluruskan, maka tentu kita akan berjalan di jalan TUHAN, jalan lurus. Kalau tidak mau diluruskan, pasti berjalan di jalan yang bengkok-bengkok (jalan ular), dia tidak mau jalan salib (jalan lurus).
Istri doakan suamimu, supaya suamimu berjalan di jalan lurus. Sebaliknya suami doakan istrimu supaya berjalan di jalan yang lurus. Orang tua doakan anakmu supaya berjalan di jalan salib (jalan TUHAN, jalan lurus), karena kita ditebus dari perhambaan (perbudakan) dunia ini untuk menjadi hamba TUHAN, hamba kebenaran, tugasnya memberitakan salib dalam bentuk lisan maupun tulisan, dalam perkataan, maupun perbuatan. Jangan melulu terikat dengan perkara yang dibawah, manfaatkan darah salib, darah tebusan.
Perlu untuk diketahui khotbah yang benar ayat menerangkan ayat, karena firman ini pribadi Yesus seutuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Masak kaki Yesus kita terangkan dengan pemahaman sendiri. Jadi jangan bosan dengan ayat yang banyak. Tapi bosanlah kalau satu ayat firman Allah diterangkan sendiri menurut pengertiannya dengan menggunakan cerita-cerita dan kisah-kisah manusia di dunia ini.
Kisa Para Rasul 26:15
(26:15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. (26:16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
Tuhan memanggil rasul Paulus, kemudian ia ditetapkan Tuhan menjadi pelayan dan saksi Tuhan tentang 2 hal, yaitu:
1. Segala sesuatu yang telah dilihat oleh rasul Paulus.
2. Apa yang akan Tuhan perlihatkan kepadanya dimasa yang akan datang.
Penjelasan Tentang: Segala sesuatu yang telah dilihat oleh rasul Paulus.
2 Korintus 12:2-4 Perikop: “Paulus menerima penglihatan dan penyataan”
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya – (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
Ketika diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga, Rasul Paulus menerima dua hal dari Tuhan;
1. Penglihatan-penglihatan.
2. Penyataan-penyataan dari TUHAN.
Adapun penglihatan-penglihatan antara lain:
Ibrani 9:2 Perikop: “Tempat kudus di bumi dan di Sorga”
Jadi tempat kudus di bumi harus sama dengan tempat kudus yang di Sorga sebagaimana dengan Ibrani 8:5: Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Jadi kalau kita menjalankan ibadah dengan menggunakan pola Tabernakel di bumi ini, itu adalah bayangan dari ibadah di Sorga. Kalau ibadah tidak punya Tabernakel, berarti ibadahnya adalah buatan tangan manusia.
Saudara kalau sudah mengerti ini harus semakin senang. Jangan cari ibadah hanya untuk kebebasan daging, justru nanti menambah dosa.
Jadi ibadah di bumi adalah bayangan dari ibadah di Sorga kalau kita menggunakan pola Tabernakel.
Sorga itu Tabernakel, Yesus itu Tabernakel. Kita juga Tabernakel, jadi harus ada pola Tabernakel supaya gambarannya sama dengan TUHAN Yesus, itu yang diperlihatkan TUHAN kepada Rasul Paulus.
Maka lebih dalam lagi kita lihat…
Ibrani 9:2-4 Perikop: “Tempat kudus di bumi dan tempat kudus di Sorga”
(9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
Pada Ruangan Suci terdapat dua macam alat; Kaki Dian atau Pelita Emas. Kemudian, terdapat juga Meja Roti sajian. Itu yang diperlihatkan Tuhan kepada Rasul Paulus ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga (Firdaus), lalu dituliskan untuk diberitakan (dikhotbahkan) kepada orang Ibrani, sesuai dengan apa yang dia lihat.
Ternyata di ruang suci terdapat dua alat, yaitu: Pelita emas dan roti sajian.
Tetapi sebenarnya waktu Musa mendirikan Tabernakel sesuai petunjuk yang ia terima di gunung Sinai 2 kali 40 hari 40 malam sebenarnya ada 3 alat, yakni Meja roti sajian, Pelita emas dan Mezbah dupa. Tapi bukan berarti Tabernakel Musa dengan apa yang dilihat oleh Rasul Paulus bertentangan. Justru apa yang diperlihatkan Rasul Paulus kepada kita itu semakin memperjelas, supaya kita mempunyai pengertian, dan pengertian itu semakin mantap.
Kalau sesuai dengan apa yang Tuhan perlihatkan kepada Musa, ada tiga alat; Pelita Emas, Kaki Dian, Mezbah dupa.
Apa yang diperlihatkan Tuhan kepada Musa dan Rasul Paulus tidaklah bertentangan, melainkan semakin memperjelas bahwasanya; puncak ibadah di bumi ini bukan Pelita Emas atau Meja Roti Sajian, melainkan Mezbah Dupa itulah DOA PENYEMBAHAN.
Ibrani 9:4
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian.
Di dalam ruangan Maha suci terdapat dua perkara:
Mezbah pembakaran ukupan dari emas.
Tabut perjanjian yang telah disalut dengan emas luar dan dalam,
kenyataannya pada saat Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga (Sorga) TUHAN memperlihatkan, justru di dalam ruangan Maha suci terdapat mezbah pembakaran ukupan dan Tabut Perjanjian.
Kenapa mezbah pembakaran ukupan ada di dalam ruangan Maha suci? arti rohaninya bagi kita adalah puncak ibadah ini bukan Ibadah Raya Minggu (pelita emas) dan bukan pendalaman Alkitab (meja roti sajian), tetapi mezbah dupa (doa penyembahan), itu yang membawa kita sampai naik ke Sorga. Itu yang seharusnya dipahami Gereja-gereja di akhir zaman ini.
Lalu kalau kita sudah mempunyai pemahaman yang sedemikian rupa, kenapa kita tinggalkan yang benar, hanya karena perkara lahiriah untuk memuaskan hawa nafsu daging, kan bodoh namanya itu. Ayo kita saling mendoakan supaya orang-orang yang kita kasihi, orang yang kita cintai jangan bodoh.
Jadi disini tidak ada pertentangan antara Tabernakel Musa dan Tabernakel Sorga, sesuai dengan apa yang dilihat oleh Rasul Paulus, tapi disini justru memperjelas yaitu bahwa puncak ibadah adalah doa penyembahan, itu sebabnya kita mengadakan ibadah doa penyembahan (mezbah dupa), dengan harapan supaya ibadah kita memuncak sampai doa penyembahan.
Hanya satu perkara yang membebaskan kita dari daya tarik bumi, yaitu asap dupa kemenyan.
Semua perkara kalau dilempar ke atas akhirnya akan jatuh ke bawah. Tetapi asap dupa kemenyan naik kehadirat Allah, menembusi takhta Allah dan sekarang pembakaran ukupan emas sudah ada di dalam ruangan Maha suci. Inilah yang diperlihatkan oleh TUHAN kepada Paulus untuk secepatnya diberitakan kepada Israel dan non Israel (bangsa Kafir). Sayangnya banyak hamba TUHAN tidak sampai kepada pengertian ini, sehingga orientasi pelayanan hanya sebatas berkat keberkatan, berhasil keberhasilan, hanya sebatas kegerakan rohani semata.
Biar sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, bukan itu menjadi tolak ukur bagi seorang hamba TUHAN supaya ia layak masuk sorga, bukan. Kalau itu tolak ukur, untuk apa Yesus mati di atas kayu salib.
Jadi apa yang diperlihatkan TUHAN kepada Paulus itu nanti yang harus disampaikan Rasul Paulus; khotbah dan perbuatan harus sama.
Itulah yang diperlihatkan Tuhan kepada Paulus, lalu Paulus secepatnya memberitakan apa yang dilihat bukan hanya kepada Israel, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain (bangsa Kafir).
Itu sebab pelayanannya dimulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi, asia minor, asia kecil.
Tentang “Penyataan”
2 Korintus 12:4
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia inilah yang disebut hubungan yang intim dalam nikah yang suci.
Jadi dalam penyembahan yang besar disertai dengan logat ganjil (bahasa asing, bahasa lidah) itulah yang disebut kata-kata yang tak terkatan, yang tidak boleh diucapkan oleh manusia.
Inilah yang diperlihatkan oleh TUHAN: Hubungn intim, hubungan dalam nikah yang suci.
Jadi selain pembakaran ukupan emas ada di tingkat yang ketiga dari Sorga, TUHAN juga menyatakan penyataan yaitu, mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
Wahyu 14:1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. (14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Penyembahan disertai dengan nyanyian baru yang tidak bisa diucapkan oleh siapapun itu menunjukan bahwa 144. 000 (inti mempelai) orang yang telah ditebus ada dalam hubungan nikah, hubungan intim, nikah yang suci.
Saudara, orang lain tidak tahu, apabila kita membangun dalam hubungan nikah yang suci dengan TUHAN, selain mereka sendiri yang melangsungkan hubungan intim dengan TUHAN, ini nikah suci.
Sebab itu biarlah kiranya kita menjaga hubungan kita dengan TUHAN, jangan ada yang memisahkan hubungan kita dari TUHAN, tubuh tidak boleh terpisah dari kepala. Inilah yang diperlihatkan TUHAN kepada Paulus dan Paulus harus memberitakan ini supaya jemaat TUHAN tau oh itu surga, oh itu yang TUHAN mau dari jemaat, bukan sekedar perkara yang jasmani dan lain sebagainya.
Sekarang penjelasan tentang apa yang diperlihatkan yaitu: Kemuliaan yang akan datang.
Kisa Para Rasul 26:16
(26:16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
TUHAN mau memperlihatkan masa yang akan datang. Apa masa yang akan datang yang TUHAN perlihatkan kepada Paulus?
2 Timotius 4:1-8 Perikop: “Penuhilah panggilan pelayananmu”
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: (4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. (4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. (4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (4:8) Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Inilah yang Tuhan perlihatkan kepada rasul Paulus: Begitu banyaknya penderitaan yang harus ditanggung oleh Rasul Paulus, darahnya harus dicurahkan, sampai tetes darah yang terakhir itulah garis akhir.
TUHAN sudah perlihatkan itu kepada Paulus, dan itu diajarkan kepada Timotius anak kekasihnya, anak rohaninya. Dan itu juga diajarkan TUHAN di tengah-tengah sidang jemaat penggembalaan GPT BETANIA Serang, Cilegon, Banten, Indonesia, itu yang benar, jangan ikuti cara lain, kalau ikuti cara lain berarti dia hanya memuaskan hawa nafsu daging.
Inilah yang ditunjukan TUHAN: Dia akan memelihara iman sampai tetes darah yang terakhir.
Karena Rasul Paulus mencapai garis akhir dan ia telah memelihara iman, akhirnya bagi dia tersedia mahkota kebenaran yang dikaruniakan TUHAN kepadanya, TUHAN hakim yang adil.
Inilah masa yang akan datang: Mencapai garis akhir, dia memelihara iman, kemudian menerima mahkota kebenaran.
Kalau berbicara tentang mahkota, berarti itu berbicara tentang pemenang. Saya tau dan kita tau, selama kita mendiami kemah tubuh ini kita banyak menanggung penderitaan (sengsara salib).
Selama kita tinggal di bumi ini pergumulan demi pergumulan silih berganti harus kita hadapi, pencobaan demi pencobaan silih berganti harus kita hadapi, tidak dipungkiri. Tapi kalau kita bisa melewati itu semua - mencapai garis akhir – sekalipun mencurahkan darah sampai garis akhir, satu kali TUHAN akan memahkotai kita dengan mahkota kebenaran.
Biarlah kita semua melewati segala sesuatu yang disebut rintangan supaya kita menerima mahkota kebenaran, inilah yang diperlihatkan TUHAN di masa yang akan datang.
Paulus tetap memelihara iman. Dia menjaga iman itu dengan baik seperti Yusuf: Kejadian 49:23:
Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok. 49:23 Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya,
Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.
Jadi kalau dahan-dahan, ranting-ranting, cabang-cabang mengatasi tembok, bukan berarti Yusuf lebih hebat dari iman (penjaga), tetapi maksudnya ia tetap memelihara iman. Itulah pribadi Yusuf sekalipun dia budak belian di Mesir, dia tetap memelihara iman, sampai akhirnya dia menerima mahkota kebenaran.
DAMPAK POSITIF (HASIL) MENJADI HAMBA KRISTUS:
Kisah Para Rasul 26:17-18
(26:17) Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, (26:18) untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.
Dampak positif (Hasil) dari pelayanan Rasul Paulus memberitakan karya yang terbesar itulah salib di Golgota, yakni untuk membuka mata Israel dan kafir, tanda apabila mata sudah terbuka (melihat):
Mereka berbalik dari kegelapan kepada terang.
Mereka berbalik dari kuasa iblis kepada Allah,
sampai akhirnya, oleh iman, mereka mendapat pengampunan dosa.
Imamat 25:38
(25:38) Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, untuk memberikan kepadamu tanah Kanaan, supaya Aku menjadi Allahmu.
Tuhan memberikan kepada Israel, kepada hamba Tuhan, hamba Yesus Kristus; tanah Kanaan, tanah perjanjian, disebut juga tanah warisan, berarti milik pusaka.
Jadi, tujuan dari pelayanan seorang hamba Tuhan adalah tanah air Sorgawi (kerajaan Sorga, milik pusaka), ini yang TUHAN mau.
1 Korintus 7:21 -22
(7:21) Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu. (7:22) Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya.
Dulu kita hamba dosa, tidak apa-apa. Tetapi, kalau kita mendapatkan kesempatan untuk dibebaskan; pergunakan kesempatan itu, jangan sia-siakan, jangan sibuk memikirkan dunia ini, manfaatkan darah salib, manfaatkan kesempatan yang ada, karena TUHAN mau jadikan kita hamba Yesus Kristus.
Yakobus itu saudara Yudas, tetapi terkait dengan Yesus Kristus Yudas menempatkan dirinya sebagai hamba. Jadi kalau kita mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu. Darah salib jangan dipermain-mainkan, waktu yang tersisa tinggal sedikit. Kita sekarang ini ada pada mil-mil yang terakhir.
Seorang hamba itu pasti bebas dari perbudakan dosa. Bebas = milik TUHAN. Jadi hanya pada TUHAN saja menjadi hamba = bebas dari perbudakan dosa.
Jadi hamba TUHAN itu lepas dari ikatan-ikatan, lepas dari perbudakan dosa.
Sekaranglah waktunya, jangan sia-siakan. Kedatangan TUHAN sudah diambang pintu, jadilah orang bebas, jadilah hamba Kristus Yesus.
Dari sini kita dapat melihat rangkaian demi rangkaian ayat firman, barulah kita memahami oh Yudas ini luar biasa. Memang satu ayat dalam Yudas 1:1 sepertinya tidak apa-apa, tetapi begitu dikupas barulah kita mengenal pribadi Yudas, hamba TUHAN yang luar biasa. Terhadap Yakobus dia mengaku saudara, terkait dengan Yesus dia tempatkan dirinya sebagai hamba; bebas dari perbudakan dosa.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment