IBADAH RAYA MINGGU, 14 JANUARI 2024
KITAB WAHYU PASAL 16
(Seri: 5)
Subtema: MENGENAL TUHAN SECARA PRIBADI
Shalom, selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih-Nya TUHAN kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan TUHAN, kita dibawa oleh TUHAN, untuk berada di atas gunung TUHAN, beribadah di dalam rumah TUHAN, lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.
Apapun yang kita persembahkan kepada TUHAN, baik kesaksian-kesaksian, maupun puji-pujian yang keluar dari mulut bibir lidah kita, sampai cara kita duduk diam dalam mendengar Firman TUHAN, biarlah itu menjadi korban persembahan ukupan berbau harum dihadapan TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang bergabung dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming, Youtube, Facebook dimanapun anda berada.
Namun ada baiknya kita berdoa dalam Roh, dalam doa kita mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu memberi kepastian, meneguhkan hati kita masing-masing.
Secepatnya kita perhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU PASAL 16.
Wahyu 16:17-21 dengan perikop: “Ketujuh malapetaka”
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana." (16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu. (16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya. (16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. (16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Wahyu 16:17-21, berbicara tentang: CAWAN MURKA YANG KETUJUH, yang disebut juga malapetaka ketujuh yang ditumpahkan ke angkasa.
Angkasa adalah lapisan udara yang melingkupi bumi, kurang lebih 300 KM tebalnya, belum termasuk lapisan ozon.
Setelah cawan murka yang ketujuh itu ditumpahkan ke angkasa, maka terdengarlah suara nyaring dari takhta Allah: “SUDAH TERLAKSANA.”
Maksud dari perkataan ini adalah, Babel kota besar itu sudah terbelah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:
Satu bagian untuk ular (naga)
Satu bagian untuk antikiris
Satu bagian untuk nabi-nabi palsu
Naga, antikris maupun nabi-nabi palsu merupakan setan tritunggal.
Setan ini memang selalu membuat tandingan-tandingan. Apapun yang di dalam diri Allah, kemudian yang terkait dengan Sorga, itu semua ada tandingannya dari setan. Babel, kota dari pada setan tritunggal, itu juga merupakan tandingan dari kota kudus, Yerusalem baru, yang turun dari Sorga, dari Allah.
Matius 12:25
(12:25) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.
Untuk merubah pola pikir (mindset), Yesus berkata kepada orang Farisi, sebagai berikut:
Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa
Setiap kota yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan
Setiap rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan
Orang Farisi disebut juga ahli Taurat tetapi tidak menjadi pelaku Firman sebab mereka hidup dengan kemunafikan.
Munafik artinya; di luar dan di dalam tidak sama.
Imbas dari kemunafikan:
Ibadah hanya dijalankan secara pura-pura.
Imam-imam melayani hanya sekedar / pura-pura.
Sampai akhirnya, nikah dan rumah tangga dijadikan sebagai sandiwara.
Singkat kata, baik kerajaan, setiap kota, maupun setiap rumah tangga yang terpecah-pecah (tidak bersatu) pasti binasa, tidak dapat bertahan.
Intinya, tanpa kesatuan, pasti mengalami keruntuhan yang berujung sampai kepada kebinasaan.
Wahyu 16:19
(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
Kota-kota, bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah sudah runtuh.
Kalau kota setan tritunggal itu runtuh, berarti tidak dapat bertahan, dengan lain kata; binasa.
Jadi, jelas sekali pernyataan TUHAN dalam Matius 12:25;
Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa
Setiap kota yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan
Setiap rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan
Demikian juga Babel, kota daripada setan tritunggal, pada saat menerima hukuman dari cawan murka yang ketujuh, pada saat itulah terdengar suara dari takhta Allah; “Sudah terlaksana.”
maksudnya; Babel, kota besar, kota daripada setan tritunggal sudah terpecah menjadi 3 (tiga) bagian, berarti sudah runtuh, tidak dapat bertahan lagi dan akhirnya orang-orang yang ada di dalamnya, yang menjadi pengikut setan tritunggal; juga turut binasa.
Tidak selamanya kita bisa menikmati dunia ini, tidak selamanya daging dan keinginannya (kebebasan dari daging) dapat dinikmati, semuanya akan berlalu seperti Babel → Kota Setan Tritunggal.
Camkanlah apa yang disampaikan TUHAN kepada dua belas murid dalam Matius 12:25.
Sebelum kita memperhatikan penjelasan demi penjelasan, rangkaian-rangkaian dari Firman Allah yang akan kita terima, terlebih dahulu kita melihat sebuah pernyataan, yaitu; “kota-kota, bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah” pada akhirnya runtuh, dengan lain kata binasa. Maka dengan demikian, tergenapilah pernyataan dari Nabi Hosea.
Hosea 4:6A
(4:6) Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
Kebinasaan tidak terelakkan lagi manakala umat TUHAN menolak pribadi Allah secara pribadi.
Banyak orang Kristen merasa bahwa ia telah mengenal Allah, bahkan, banyak juga imam-imam / hamba-hamba TUHAN yang sudah mengambil bagian dalam pelayanan, merasa bahwa ia telah mengenal Allah, namun sebenarnya tidaklah demikian.
Mari kita lihat fakta kebenaran dari…
Yohanes 14:6
(14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kata Yesus kepada murid-murid: Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Artinya:
Salib Kristus adalah jalan.
Salib Kristus adalah kebenaran.
Salib Kristus adalah hidup.
Ini adalah pernyataan Yesus dan pernyataan ini harus kita terima begitu rupa, tidak boleh ditolak.
Pendeknya, tanpa salib, seseorang tidak akan pernah mengenal Bapa di Sorga, walaupun ia berkata; “aku mengenal TUHAN.”
Yohanes 14:7
(14:7) Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
Apa yang Yesus nyatakan kepada murid-murid itu benar, sebab; melihat Yesus yang disalibkan = mengenal Bapa.
Yohanes 14:8-9
(14:8) Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." (14:9) Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Di sini kita melihat, Filipus belum mengenal Allah, bahkan tidak mengenal Allah sama sekali, sekalipun ia telah bertahun-tahun menjadi pengikut Kristus.
Bagaimana dengan kita, bagaimana dengan pengikutan kita?
Yohanes 6:5-7
(6:5) Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" (6:6) Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. (6:7) Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
Di sini kita melihat kepribadian Filipus, bahwasanya ia kental dengan logika.
TUHAN tau dan sanggup untuk menyediakan makanan untuk 5000 laki-laki, tetapi Yesus perlu untuk mencobai Filipus. Dan ternyata, setelah Filipus dicobai, nampaklah keadaannya; bertahun-tahun Filipus mengikut Yesus, ia kental dengan logika. Itu sebabnya, sekalipun ia melihat Yesus, namun ia tidak dapat mengenal Bapa, Allah di Sorga.
Kalau kita datang beribadah dan melayani TUHAN hanya sekedar, ditambah lagi mengikuti TUHAN tetapi dengan logika yang kental, sampai kapanpun kita tidak akan pernah mengenal Allah secara pribadi.
Demikianlah Filipus, ternyata sekian lama mengikuti TUHAN, dia tetap mempertahankan logika yang sangat kental itu, sehingga, sekalipun ia telah melihat Yesus, tetap saja ia tidak mengenal Bapa.
Jangan hidup dengan logika seperti Filipus.
Saya tambahkan sedikit lagi: Kalau tadi Filipus kental dengan logika, Ayub; kental dengan kebenaran diri. sendiri.
Ayub 1:1
(1:1) Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Pribadi Ayub dimata TUHAN:
Saleh, berarti; orang yang sangat menghargai ibadah dan pelayanan.
Orang jujur, berarti; tidak ada tipu muslihat, tidak licik.
Saya berharap, kita sekaliannya juga berlaku jujur kepada TUHAN, baik dalam perkataan dan perbuatan. Yang bekerja di tempat kerjanya jujurlah, jangan korupsi waktu. Yang berdagang; jujurlah. Yang bekerja sebagai PNS jujurlah, jangan korupsi untuk menambahi nafkah. Yang berbisnis, kerja serabutan apapun bentuknya; berlaku jujurlah kepada TUHAN, jangan licik.
Takut akan Allah, berarti; menjauhi / benci kepada segala kejahatan, secara khusus benci kepada;
Kesombongan
Kecongkakan
Tingkah laku yang jahat
Mulut yang penuh dengan tipu muslihat (dusta)
Kalau jujur pasti tidak suka berdusta, orang yang suka berdusta itu karena dia tidak jujur.
Biasakan untuk berkata jujur; ya di atas ya, tidak di atas tidak, baik di rumah maupun dimana saja.
Hal ini saya jadikan budaya di pastori. Kepada kedua anak kami pun saya ajarkan; tidak boleh berdusta. Saya paling tidak suka melihat seorang pendusta. Lebih baik jujur apapun resikonya. Enak tidak enak jujur saja, daripada berdusta; sepertinya berada di zona aman, tetapi dihadapan TUHAN tidak ada artinya.
Jadi, biarlah berkat-berkat TUHAN yang kita nikmati itu hasil dari kejujuran, jangan dari praktek-praktek dusta.
Itulah kehidupan Ayub. Melihat ini, tentu kita kagum dan menaruh rasa hormat terhadap Ayub.
Ayub 1:4-5
(1:4) Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka. (1:5) Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
Bagian dari kesalehan Ayub; berusaha memperdamaikan dosa anak-anaknya kepada TUHAN, dengan cara; membawa korban bakaran kepada TUHAN sesuai jumlah anak-anaknya untuk menguduskan kehidupan anak-anaknya dihadapan TUHAN.
Semakin nampak hidup saleh Ayub dihadapan TUHAN dan semakin pula kita kagum melihat pribadinya.
Tidak berhenti sampai di situ, karena sesungguhnya, apa yang diperbuat oleh Ayub atau kasihnya kepada TUHAN belum sempurna. Itu sebabnya, atas seizin TUHAN, Ayub akhirnya menghadapi pergumulan yang sangat berat yang sangat sulit untuk dihadapi oleh manusia.
Adapun pergumulan-pergumulan Ayub adalah:
YANG PERTAMA
Kehilangan buah hatinya (7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan; mati)
Kehilangan semua harta benda / kekayaan / uang
YANG KEDUA: Penderitaan oleh karena barah berbau busuk disekujur tubuh dari batok kepala sampai ujung kaki. Dan itu atas seizin TUHAN, karena dia harus masuk dalam ujian atau cobaan sebagaimana permintaan setan kepada TUHAN. Hanya TUHAN berkata; jangan ambil nyawanya, karena TUHAN perlu juga melihat kemurnian hatinya (Ayub 2:6).
Tidak cukup sampai disitu…
Ayub 2:8
(2:8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya yang begitu gatal dan ia sangat menderita oleh karena barah yang bau busuk itu. Lalu ia menempatkan kehidupannya dihadapan TUHAN hanya sebatas debu yang hina saja.
Dan pada saat Ayub mengalami pergumulan demi pergumulan ini, justru Ayub tidak mendapatkan pertolongan, topangan dari seorang yang seharusnya menopang dia, itulah isterinya. Karena seorang isteri disebut juga penopang.
Ayub 2:9
(2:9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
Adapun perkataan-perkataan istri Ayub yang tidak masuk akal:
Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?
Artinya; isteri Ayub tidak terima dengan apa yang dialami oleh Ayub.
Kutukilah Allahmu dan matilah!"
Isteri Ayub mengajari Ayub untuk mengutuki Allah dan juga bunuh diri. Isteri macam apa seperti ini.
Ketika Ayub diberkati TUHAN, isterinya merasa berjaya, bahagia dan sukacita tentunya. Tetapi pada saat suaminya dalam keadaan terpuruk dan sangat butuh topangan, kenyataannya, berbanding terbalik.
Ayub 2:10
(2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?
Bibir Ayub suci dihadapan TUHAN, sekalipun ia menghadapi pergumulan demi pergumulan, ditambah lagi; ia tidak mendapat topangan, dukungan dari isteri, tetapi dari mulutnya tidak ada sungut-sungut, ngomel, menggerutu dan tidak pernah mempersalahkan TUHAN dalam rencana-rencana yang telah dinyatakan TUHAN.
Ada banyak orang Kristen mengalami pergumulan, mulutnya mudah sekali ngomel, bersungut-sungut dan mempersalahkan TUHAN, padahal TUHAN sedang membuat suatu rencana yang indah dibalik semua yang terjadi.
Namun, pada akhirnya, mulailah terlihatlah "keaslian Ayub", karena ternyata semua itu ia lakukan hanya karena kebenaran diri sendiri. Pada akhirnya ia berbantah-bantah kepada sahabat-sahabatnya bahkan kepada TUHAN, karena begitu hebat penderitaan yang dialaminya.
Tetapi lihatlah, akhir dari semua episode itu…
Ayub 42:1-2 dengan perikop: “Ayub mencabut perkatannya dan menyesalkan diri”
(42:1) Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (42:2) "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
Kalau kita mengalami pergumulan demi pergumulan silih berganti, pergumulan satu belum selesai datang pergumulan kedua, bukan berarti TUHAN tidak tau apa yang sedang kita alami. Itu terjadi atas seizin TUHAN, karena TUHAN mau memperbaiki kita, supaya hidup kita lebih baik dari waktu-waktu yang lalu, TUHAN mau menyatakan suatu rencana yang indah.
Sekarang kita berada pada tahun 2024, TUHAN mau supaya keadaan kita baru, hidup baru berarti meninggalkan tabiat ditahun yang lama.
Ayub 42:3-5
(42:3) Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. (42:4) Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. (42:5) Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Setelah Ayub melalui proses demi proses, itulah yang disebut dengan; sangkal diri dan pikul salib, dengan mata yang terbuka barulah Ayub mengenal TUHAN secara pribadi, bukan lagi kata si A, B atu C, bukan lagi karena pendeta yang berkotbah, bukan karena kata suami, isteri, orangtua, mertua, anak, dan lain sebagainya.
Itulah pribadi Ayub dihadapan TUHAN.
Jadi, banyak orang Kristen, menjadi Kristen yang saleh, tetapi karena kebenaran diri sendiri. Banyak orang Kristen menjadi orang jujur, nampaknya takut akan TUHAN, tetapi kebenaran karena diri sendiri, namun sesungguhnya ia tidak pernah mengenal TUHAN secara pribadi.
Jika TUHAN berkehendak, saya berdoa, kiranya TUHAN kuatkan kita sekaliannya saat menghadapi proses demi proses itulah yang disebut salib, supaya dengan proses salib ini secepatnya kita mengenal TUHAN secara pribadi bukan lagi karena berkat-berkat secara jasmani.
Ayub melakukan semua hal-hal yang baik; beramal soleh, itu karena berkat-berkat yang ia miliki. Ia suka berbagi dan memberi, karena ia diberkati. Itu kebenaran diri sendiri. Tetapi pada akhirnya, ia mengenal TUHAN secara pribadi, setelah ia melewati proses demi proses itulah proses salib. Dengan demikian, TUHAN membawa Ayub pada satu kedudukan yang sesuai dengan kehendak TUHAN, walaupun ia sempat ngomel, menggerutu kepada TUHAN, tetapi TUHAN tau isi hati.
Jadi saudara, amal soleh dan perbuatan baik, bukan tolak ukur sehingga seseorang mengenal Allah secara pribadi.
Kita mengenal Allah secara pribadi jelas; mana kala kita sangkal diri dan pikul salib senantiasa.
Kita bandingkan dengan murid-murid Yesus…
Yohanes 14:19-20 dengan perikop: “Yesus menjanjikan penghibur”
(14:19) Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. (14:20) Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Yohanes 14:1-14 adalah kisah sebelum Yesus mati di atas kayu salib. Tetapi pada akhirnya, setelah Yesus menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib, lalu bangkit pada hari ketiga, sejak itulah akhirnya murid-murid Yesus mengenal Allah secara pribadi.
Buktinya: dua belas murid menjadi dua belas rasul, sesudah menerima janji TUHAN; Roh Kudus yang ditiupkan di atas loteng Yerusalem. Sejak itulah kuasa TUHAN menaungi mereka, dan mereka pun melayani TUHAN dengan berkobar-kobar sampai rela mati. Itu artinya; dua belas rasul sudah mengenal TUHAN secara pribadi.
Biarlah pengenalan semacam ini nyata dalam setiap kehidupan kita sekaliannya, pribadi lepas pribadi.
Benar sekali Hosea 4:6; “..umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah..”
Apakah saudara rindu mengenal TUHAN secara pribadi? Berarti, harus siap sangkal diri dan pikul salib.
Kita lihat perkembangan berikutnya terkait dengan; tidak mengenal TUHAN.
Titus 1:15-16
(1:15) Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. (1:16) Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Orang najis, orang yang tidak beriman, mengaku mengenal Allah, tetapi anehnya; mereka menyangkal Yesus dan salibNya. Melayani tidak perlu ada salib, beribadah tidak perlu ada salib, Firman TUHAN yang disampaikan tidak perlu mengoreksi (tidak perlu dikoresi Firman Allah, pengajaran salib).
Ini adalah pengenalan yang KELIRU / PALSU / TIDAK MASUK AKAL, sebab, mengenal Allah secara pribadi itu karena ia sangkal diri dan pikul salib.
Itulah orang najis, yang tidak beriman kepada Allah, dia hanya beriman kepada uangnya, gajinya, hasil bisnisnya.
Praktek menyangkal Yesus dan salib-Nya, ada 2 (dua):
Perbuatan mereka keji
Mendurhaka kepada TUHAN
Tentang: PERBUATAN KEJI.
Matius 24:15 dengan perikop: “Siksaan yang berat dan mesias-mesias yang palsu”
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya --
Satu kali pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut kitab Daniel.
Singkat kata, antikris disebutlah sebagai; pembinasa keji.
Kenapa antikris disebut sebagai pembinasa keji?
Daniel 11:30-31
(11:30) karena akan datang kapal-kapal orang Kitim melawan dia, sehingga hilanglah keberaniannya. Lalu pulanglah ia dengan hati mendendam terhadap Perjanjian Kudus dan ia akan bertindak: setelah pulang kembali, ia akan menujukan perhatiannya kepada mereka yang meninggalkan Perjanjian Kudus. (11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
Antikris disebut juga sebagai; pembinasa keji, sebab antikris satu kali nanti menghapuskan, menghentikan korban sehari-hari, pada saat mereka berkuasa di tempat kudus, rumah TUHAN.
KORBAN SEHARI-HARI 🡪 korban sembelihan dan korban santapan (Daniel 8:11-12, Daniel 9:27)
Korban sembelihan adalah ibadah dan pelayanan yang terhubung dengan salib Kristus.
Jadi, ibadah bila tidak terhubung dengan salib itu bukan korban sembelihan.
Ada banyak ibadah-ibadah di bumi ini kaitannya hanya dengan perbuatan ajaib, tanda-tanda heran, mukjizat-mukjizat yang disebut juga dengan kegerakan-kegerakan rohani, tetapi sama sekali tidak tersentuh dengan salib di Golgota. Ibadah semacam ini sebetulnya ibadah keji dihadapan TUHAN.
Intinya, ibadah tidak dihubungkan dengan salib; ibadah itu keji di hadapan TUHAN. Itu sebabnya, TUHAN memberi julukan kepada antikris sebagai pembinasa keji.
Saya tidak tau mengapa seorang hamba TUHAN mengadakan ibadah tetapi hanya dikaitkan dengan kegerakan rohani, tidak dihubungkan dengan salib. Apakah ia ketakutan jemaatnya mundur, apakah ia ketakutan orang kaya akan mundur dari gereja itu, saya tidak tau, yang tau hatinya dengan TUHAN.
Tetapi, kalau andaikata TUHAN izinkan kita beribadah, lalu ibadah itu dihubungkan langsung dengan salib jangan kita marah-marah, ngomel; itu kekejian, tanpa disadari.
Korban santapan 🡪 makanan rohani, itulah Firman Pengajaran yang benar dan murni; tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.
Memang, pada saat antikris berkuasa di tempat kudus (rumah TUHAN), pada saat itu antikris akan menghentikan korban sehari-hari, sehingga tergenapilah Amos 8:11.
Satu kali TUHAN akan menggenapkan nubuatan Firman dari Amos 8:11 tentang kelaparan yang akan melanda seantero dunia ini, tepatnya pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia.
Jadi, ibadah tetapi tanpa korban santapan, itu juga perbuatan keji.
Ada banyak di muka bumi ini, orang-orang menjalankan ibadah tetapi yang mereka cari adalah kegerakan rohani, dan sebatas karunia-karunia Roh, salah satunya bahasa lidah. Itu tidak salah kalau TUHAN mengaruniakannya. Tetapi, bilamana ibadah itu orientasinya hanya sebatas karunia-karunia Roh, kegerakan rohani, tanpa makanan rohani yang cukup untuk mengenyangkan rohani sidang jemaat, sehingga kerohanian jemaat kurus kering karena tidak disuguhkan makanan dan minuman yang menyehatkan, itu juga perbuatan keji.
Bilamana seorang gembala sidang menyuguhkan makanan yang sehat, maka secara otomatis sidang jemaat akan mengalami pertumbuhan rohani yang sehat juga. Tidak mungkin gereja TUHAN mengalami pertumbuhan rohani yang sehat, tanpa korban santapan (ajaran sehat).
Oleh sebab itu, hamba TUHAN yang baik adalah hamba TUHAN yang bertanggungjawab soal memberi makan dan minum sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah.
Setiap kali kita berada di tengah-tengah pertemuan-pertemuan ibadah yang kita tunggu adalah makanan rohani itulah korban santapan. Tetapi bilamana nanti antikris menjadi raja atas seantero dunia, mereka akan menghentikan korban sehari-hari, salah satunya adalah korban santapan, itulah makanan rohani; Firman Allah. Sehingga pada saat itu, mereka mengembara dari laut ke laut dan dari utara ke timur untuk mencari Firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya lagi (Amos 8:12). Ini adalah perbuatan keji dari antikris.
Jangan sampai pada saat Firman TUHAN diambil dari bumi ini, barulah kita merasa bahwa kita sudah kehilangan segala-galanya, bahwa akhirnya kita kehilangan kesempatan untuk memperoleh hidup kekal.
Selagi kita mendapat pembukaan rahasia Firman dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah; hargai, kumpulkan sebanyak-banyaknya. Mungkin hari ini seperti tidak dibutuhkan, tetapi satu kali itu sangat dibutuhkan.
Inilah bentuk praktek keji yang dikerjakan oleh antikris.
Tentang: DURHAKA
Durhaka berarti memberontak. Pendurhaka = pemberontak. Siapakah yang disebut pendurhaka?
2 Tesalonika 2:1-4 dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN”
(2:1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2:2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
Singkat kata, sebelum TUHAN datang, terlebih dahulu datang; durhaka yaitu; orang-orang yang memberontak kepada TUHAN. Dan yang memberontak itu adalah antikris.
Jadi sebelum TUHAN datang, antikris terlebih dahulu memberontak kepada TUHAN. Oleh sebab itu, kalau di hari-hari terakhir ini banyak orang memberontak kepada TUHAN, itu adalah tanda bahwa hari-hari ini adalah hari menjelang datangnya TUHAN datang kembali. Memang itulah dosa akhir zaman menurut 2 Timotius 3:2-4.
2 Timotius 3:2-4 dengan perikop: “Keadaan manusia pada akhir zaman”
(3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3:3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Ada 18 dosa akhir zaman, yaitu:
Mencintai dirinya sendiri.
Hamba uang.
Membual.
Menyombongkan diri.
Pemfitnah.
Berontak terhadap orang tua.
Tidak tahu berterima kasih.
Yang sudah diberkati TUHAN, jangan seperti itu. Belajar berterima kasih.
Kalau tidak tau berterima kasih itu menyedihkan hati TUHAN dan gembala sebagai bapa rohani.
Tidak mempedulikan agama.
Tidak tahu mengasihi.
Tidak mau berdamai.
Suka menjelekkan orang.
Tidak dapat mengekang diri.
Garang.
Tidak suka yang baik.
Suka mengkhianat.
Tidak berpikir panjang.
Berlagak tahu.
Lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Semua dosa ini setara dengan memberontak, setara dengan mendurhaka.
Tetapi kalau kita melihat dalam 2 Tesalonika 2:1-4, yang mendurhaka adalah antikris dan pendurhakaan itu terjadi sebelum TUHAN datang.
Lebih jauh tentang pendurhakaan itu dalam…
1 Yohanes 2:19 dengan perikop: “Antikris”
(2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
Antikris berasal dari antara anak-anak TUHAN, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh beribadah dan melayani, akhirnya mereka keluar dari tubuh Kristus dan menjadi tubuh antikris (tubuh Babel).
1 Yohanes 2:20-23
(2:20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. (2:23) Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
Antikris menyangkali TUHAN dan menyangkali salib TUHAN. Mereka adalah pendusta dan pemberontak kepada TUHAN.
Klimaks dari pemberontakan mereka nyata dalam…
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Di sini antikris sibuk mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, secara khusus mukjizat kesembuhan terhadap orang sakit.
Oleh karena mukjizat kesembuhan itu, kristen manusia duniawi; menjadi pengikut antikris. Itu yang mereka lakukan, dan itu namanya pemberontakan.
Penyakit ada, tetapi sembuh karena ada obatnya. Anehnya, ada lagi wabah baru, penyakit baru, namun dia juga yang membuat obat yang baru, terus begitu; sakit sembuh, sakit sembuh. Sebetulnya, ini awal dari pemberontakan.
Biasanya, kalau jemaat tidak mau berubah, dia akan memberontak.
Ada cerita yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Ada seorang imam tetapi ia menghendaki kedudukan sebagai seorang tua-tua. Pada waktu itu, di gereja itu sudah ada dua atau tiga tua-tua, tetapi karena orang itu tidak diangkat menjadi tua-tua; dia memberontak. Pada saat dia memberontak, dia bawalah banyak jemaat keluar dari gereja itu. Mula-mula, secara khusus, orang-orang yang dekat dengan dia diajak arisan, kebetulan rata-rata orang batak. Lalu, modus berikutnya; ibadah dan doa-doa diadakan. Tetapi pada akhirnya dia cari seorang gembala dan membentuk penggembalaan yang baru. Tetapi sesuai dengan pendengaran saya, kalau saya tidak salah, ditempat itu pun dia hanya sekedar imam, tidak menjadi tua-tua. Akhirnya dia stres.
Sebetulnya, apa yang dia perbuat itu adalah pemberontakan.
Jadi, sebetulnya, asal muasal dari antikris adalah dari anggota tubuh Kristus tetapi karena tidak sungguh-sungguh sangkal diri dan pikul salib, mereka keluar.
Karena antikris tau jenis pelayanan di dalam kerajaan Sorga, akhirnya diadakanlah mukjizat kesembuhan, lalu terjadi, dan banyak orang yang mengikuti dia. Inilah wujud dari pemberontakan antikris.
Sesudah manusia duniawinya tersedot oleh karena pemberontakan antikris, akhirnya…
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
"Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Perkataan ini sudah menunjukkan bahwa mereka memberontak kepada TUHAN. Dan itu terjadi sebelum TUHAN datang. Sebelum itu terjadi, TUHAN tidak akan datang.
Tetapi lihatlah, roh pendurhakaan ini sudah mulai nampak dengan jelas, tetapi kita jangan ikut-ikutan. Sebab itu saya pesankan; sungguh-sungguhlah beribadah, kalau tidak sungguh-sungguh, tidak tertutup kemungkinan menjadi bagian dari pendurhaka; orang-orang yang memberontak kepada TUHAN, tidak puas hidupnya, tidak tau bersyukur kepada TUHAN.
Yeremia 9:23-24
(9:23) Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, (9:24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
Orang kuat jangan bermegah karena kekuatannya, orang kaya jangan bermegah dengan kekayaannya, orang pinter atau bijaksana jangan bermegah karena kebijaksaan atau kepintarannya.
Kalau mau bermegah, bermegahlah sebagai berikut:
Karena memahami dan mengenal TUHAN secara pribadi,
Karena TUHAN menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi.
Ini yang tau bersyukur. Orang yang bersyukur akan berbahagia, sebab orang yang tahu bersyukur; bermegah hanya karena kebaikan TUHAN, kemurahan TUHAN. Itu tanda ia mengenal TUHAN secara pribadi.
TUHAN menyukai, kalau kita bersyukur terhadap hal-hal itu semua.
Tidak salah diberkati TUHAN, memiliki pangkat, kedudukan, jabatan yang tinggi dan berhasil sebagai pedagang, petani dan lain sebagainya, namun, kita hanya tinggal mengucap syukur saja, jangan bermegah dengan berkat yang ada, oleh kelimpahan yang ada.
Kepada para imam, kalau dipercaya, bahkan semakin banyak kepercayaan TUHAN, jangan berlagak dan merasa dibutuhkan, justru harus semakin merendahkan diri supaya pengenalan kepada TUHAN semakin nyata. Itu yang disukai TUHAN.
2 Tesalonika 1:6-7
(1:6) Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu (1:7) dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,
Pada saat Yesus datang pada kali kedua, dalam kemuliaan yang besar, Ia tampil sebagai hakim dan raja, menghakimi seantero dunia.
2 Tesalonika 1:8
(1:8) dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita.
Kemudian, TUHAN mengadakan pembalasan kepada mereka yang tidak mau mengenal Allah secara pribadi.
Bagaimana mungkin dapat menyangkal diri dan memikul salib (mengenal TUHAN secara pribadi), milik TUHAN (perpuluhan) saja dicuri. Saya heran sekali.
Kalau saya mencuri milik TUHAN, barangkali saya sudah memiliki cincin besar-besar, kalung besar-besar. Tetapi saya tidak mau melakukan itu, sebab ayat ini saya takuti.
Mungkin hari ini engkau bisa kumpulkan uang untuk perhiasan emas dan lain sebagainya, tetapi ingat TUHAN mengadakan pembalasan di kemudian hari, kalau tidak mau mengenal TUHAN secara pribadi.
Saya tidak menakut-nakuti dan tidak mengancam, saya sedang menyatakan kasih TUHAN kepada kita semua, supaya terlepas dari 2 Tesalonika 1:6-8.
Sampai berapa lama kita bertahan dengan kesombongan dan keangkuhan, pemberontakan demi pemberontakan? Tidak selamanya.
Pengertian ini seharusnya membuat pikiran kita jernih. Pikiran yang jernih, turun ke dalam hati; menerima semua kebenaran Firman Allah. Itu yang disebut penyesalan terjadi. Saat penyesalan terjadi, di situlah hati kita hancur dan air mata tidak terbendung lagi.
Kalau TUHAN kunci dengan 2 Tesalonika 1:6-8, itu supaya kita berjaga-jaga. Jangan sampai TUHAN membalaskan, karena kita tidak mau mengenal TUHAN secara pribadi.
Isi hati TUHAN sudah diuraikan, buka hati masing-masing supaya hati kita menyatu dengan hati TUHAN.
Sebetulnya saya ingin melanjutkan pemberitaan Firman ini, supaya kita bisa melihat kenapa cawan murka yang ketujuh ini harus ditumpahkan ke angkasa. Kenapa TUHAN menghukum Babel, kota besar, kota dari setan tritunggal? Tetapi waktu membatasi kita.
Jika TUHAN menghendaki kita akan melihat penjelasannya di minggu yang akan datang. Bantu dalam doa.
Saya berharap kita semua sehat, diberi umur panjang. Itu adalah sarana untuk memperoleh kesempatan untuk diselamatkan, sehingga kita tidak jauh dari pertemuan-pertemuan ibadah, Haleluyah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment