IIBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 JANUARI 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:6 (Seri:1)
Subtema: PELAYANAN YANG MENDATANGKAN DAMAI SEJAHTERA
Shalom, selamat malam bagi kita sekaliannya, baik yang mengikuti secara tatap muka maupun yang mengikuti secara online. Biarlah kiranya damai sejahtera Allah memerintah di tengah-tengah ibadah ini, dan kita boleh merasakan bahagia, sukacita dalam menikmati Sabda Allah.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti atau bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, lewat live streaming; Youtube, Facebook dimanapun berada, kiranya TUHAN juga hadir di sana sebagai Imam Besar; melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita.
Kita berdoa dalam roh supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi. Kita mohon juga kemurahan TUHAN, supaya TUHAN dengan kuasa-Nya dan dalam kasih-Nya, Firman yang dibukakan itu; dinyatakan di tengah-tengah Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Mari skita sambut, Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari KITAB MALEAKHI.
Sebenarnya hari ini kita akan memasuki berkat yang baru, itulah Maleakhi 2:6. Namun, sebelum kita membaca ayat keenam sebagai berkat yang baru, saya rindu untuk membaca kembali Maleakhi 2:5 untuk sekedar mengingatkan, supaya kita jangan dengan mudah melupakan apa yang sudah kita terima dari TUHAN.
Maleakhi 2:5
(2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain ketakutan -- dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.
Setiap para imam, pelayan TUHAN atau hamba-hamba TUHAN yang mengambil pelayanan dihadapan TUHAN, dengan cara berpegang teguh terhadap perjanjian TUHAN dengan Lewi, dari pihak TUHAN sebagai PIHAK PERTAMA, berjanji untuk memberikan; kehidupan dan sejahtera.
Sebab itu, para imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang mengambil bagian dalam pelayanan dihadapan TUHAN, biarlah berpegang teguh terhadap perjanjian TUHAN dengan Lewi.
Bilangan 3:11-13
(3:11) TUHAN berfirman kepada Musa: (3:12) "Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku, (3:13) sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."
TUHAN mengambil suku Lewi dari antara orang Israel menjadi milik kepunyaan TUHAN.
Singkat kata, suku Lewi diangkat menjadi anak sulung. Anak sulung adalah miliki kepunyaan TUHAN.
Tugas anak sulung:
Bilangan 8:18-19
(8:18) Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel, (8:19) dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."
Tugas suku Lewi sebagai anak sulung:
Melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus di kemah pertemuan.
Untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel.
Dengan demikian, suku Lewi sebagai anak sulung sudah seharusnya memiliki kerelaan untuk merendahkan diri dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, bahkan rela menjadi korban.Untuk memperdamaikan dosa manusia dengan Allah, maka; anak sulung harus rela menjadi korban, itu yang disebut korban pendamaian.
Kalau para imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang mengambil bagian dalam pelayanan dihadapan TUHAN; lalu berpegang teguh pada perjanjian TUHAN dengan Lewi, maka janji TUHAN; akan memberikan kehidupan kekal di dalam kerajaan Sorga dan memberikan damai sejahtera di bumi, seperti damai sejahtera di Sorga. Ini janji TUHAN.
Tetapi dari PIHAK KEDUA ada juga…
Maleakhi 2:5
(2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain ketakutan -- dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.
Pada pihak lain, PIHAK KEDUA, itulah suku Lewi; ketakutan.
Jadi, imam-imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, menjadi pendamaian, harus dalam keadaan ketakutan.
Artinya; orang-orang yang melayani TUHAN harus dikuasai roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN, berarti; tidak takut kepada yang lain dan tidak gentar terhadap yang lain.
Takutlah kepada TUHAN karena Dia berkuasa bukan hanya untuk membunuh tubuh, tetapi juga berkuasa untuk membinasakan jiwa (Matius 10:28). Manusia dan setan hanya berkuasa untuk membunuh tubuh, tetapi tidak berhak merampas jiwa, karena jiwa miliki TUHAN.
Kalau kita memiliki roh takut akan TUHAN, maka, di dalam melayani TUHAN bukan hanya untuk dilihat manusia, tetapi juga benar-benar penuh dengan dedikasi dan rasa tanggungjawab dan hormat kepada TUHAN, memiliki roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN.
Kebanyakan orang, takut dan gentar di mata manusia tetapi dibelakang tidak, sehingga nampak terlihat seperti malaikat. Tetapi, orang yang melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, harus benar-benar memiliki roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN, tidak takut dan gentar terhadap nama yang lain; tidak takut tidak punya apa-apa.
Inilah pemberitaan Firman TUHAN di waktu-waktu yang lalu untuk beberapa seri pemberitaan Firman TUHAN.
Kita sudah melihat seorang hamba TUHAN memiliki roh takut akan TUHAN dan gentar hanya kepada nama TUHAN, itulah Daniel, nabi kenamaan. Dia hanya takut kepada TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN, ia tidak takut kepada perintah larangan yang dikeluarkan oleh Darius. Dimana, para pejabat tinggi di pemerintahan raja Darius bermufakat, bersehati untuk mendesak raja Darius di dalam hal mengeluarkan perintah dan larangan, yaitu; semua orang dilarang untuk menyampaikan permohonannya kepada dewa, manusia, kecuali kepada raja Darius. Intinya; dilarang beribadah selama tiga puluh hari atau sebulan penuh.
Tetapi, terhadap larangan itu Daniel tidak menjadi takut dan tidak menjadi gentar, justru ia pulang ke rumahnya, di situ ia beribadah tiga kali sehari; ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya. Dalam kamar atasnya, ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem. Tingkap-tingkap ini berbicara soal kemurahan. Kalau kita diberi kesempatan untuk menghadap TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah atau lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, antara lain; Ibadah Raya Minggu, Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Doa Penyembahan, itu adalah kemurahan TUHAN atau disebut juga dengan tingkap-tingkap yang mengarah kepada Yerusalem.
Tetapi, kalau kita tidak mau menghargai kemurahan TUHAN, maka TUHAN akan membuka tingkap-tingkap tetapi sebagi penghukuman yang membinasakan.
Selagi hari masih siang, itu artinya masih ada kesempatan untuk memanfaatkan kemurahan TUHAN, jangan sia-siakan itu. Darah salib adalah kemurahan TUHAN, jangan sia-siakan itu.
Semua itu sudah diterangkan dan jangan lupakan hal itu. Biarlah kita takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN.
Yang bekerja jangan takut. Tidak salah bekerja, tetapi jangan terikat. Tidak salah kuliah, tetapi jangan terikat.
Bangsa Israel harus menjadi hamba kepada Yesus Kristus. Kalau ia menjadi hamba, maka ia harus menjadi orang yang merdeka; bebas dari segala ikatan. Itulah garis besarnya, jangan dilupakan.
Sekarang kita masuk pada berkat yang baru. Berdoa kepada TUHAN, supaya pada berkat yang baru ini kita menerima segala kemurahan TUHAN, jika TUHAN berkenan.
Maleakhi 2:6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Kelebihan-kelebihan dari suku Lewi di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya dihadapan TUHAN, antara lain;
Pengajaran yang benar ada di dalam mulutnya.
Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
Tetapi, diluar kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Suku Lewi, yang pasti; dalam damai sejahtera dan kejujuran suku Lewi mengikuti TUHAN.
Biarlah kiranya hal semacam ini nyata di tengah-tengah ibadah dan pelayanan seorang imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang mengambil bagian di tengah-tengah pelayanannya dihadapan TUHAN, yaitu; senantiasa membawa damai sejahtera, berlaku jujur dihadapan TUHAN.
Jangan sampai seorang imam melayani TUHAN, tetapi tidak mendatangkan damai sejahtera. Atau seolah-olah mendatangkan damai sejahtera, tetapi sesungguhnya menimbulkan kekacauan. Sebab itu, hati ini harus betul-betul jujur dihadapan TUHAN, supaya semua yang keluar; jujur dihadapan TUHAN, baik perkataan dan perbuatan yang nampak di luar.
Kalau mungkin di tahun-tahun yang lalu ada kekeliruan atau sudah menjadi kebiasaan; nampak baik padahal sebetulnya pengacau, itu dilupakan secepatnya. Minta roh TUHAN untuk memimpin kehidupan seorang pelayan TUHAN supaya di tengah ibadah dan pelayanan itu betul-betul mendatangkan damai sejahtera disertai kejujuran dan ketulusannya. Adakah kerinduan untuk mendatangkan damai sejahtera di tengah ibadah dan pelayanan?
Imamat terkait dengan pelayanan. Pelayanan kita harus mendatangkan damai sejahtera, disertai dengan kejujuran dan ketulusan dihadapan TUHAN. Maka hal itu juga diterangkan dalam kitab Imamat.
Imamat 26:1-2 dengan perikop: “Berkat”
(26:1) "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. (26:2) Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.
“Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku.”
Hari sabat siapa? Itulah sabat TUHAN YESUS KRISTUS, ini adalah Allah yang hidup, Allah yang benar.
TUHAN = Bapa dengan tabiat-Nya kasih.
Untuk mencapai kasih kita harus tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
YESUS, Anak Allah, itulah pribadi Firman Allah.
Untuk mencapai kepada Firman Allah, harus tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Tubuh dan darah Yesus sudah diserahkan, dipecahkan di atas kayu salib.
KRISTUS = Roh Allah.
Untuk mencapai Roh Allah, maka kita harus tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.
Sebab itu, dalam setiap pertemuan Ibadah Raya Minggu diberi kesempatan bersaksi. Bersaksi bagaikan pelita / terang, karena ada minyak yaitu; urapan Roh Kudus.
Ini harus dipahami. Gereja TUHAN harus tau ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Tidak mungkin gereja TUHAN mencapai puncak ibadah itulah doa penyembahan, kalau tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Tetapi, jangan juga kita datang hanya sekedar menjalankan ibadah Taurat, tetapi harus dengan manusia batiniah kita datang kepada TUHAN, supaya tidak ada lagi berhala-berhala di bumi ini. Jangan mendirikan patung, jangan ada penyembahan berhala.
Kemudian…
Imamat 6:3-4
(26:3) Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, (26:4) maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya.
Maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya.
Hujan pengajaran adalah Firman Allah yang benar dan murni, supaya hati kita diberkati oleh TUHAN.
Manakala Firman TUHAN ditaburkan, maka ia akan bertumbuh dan berbuah dihadapan TUHAN.
Imamat 6:5
(26:5) Lamanya musim mengirik bagimu akan sampai kepada musim memetik buah anggur dan lamanya musim memetik buah anggur akan sampai kepada musim menabur. Kamu akan makan makananmu sampai kenyang dan diam di negerimu dengan aman tenteram.
Dari musim menuai sampai musim menabur terus menikmati kemurahan TUHAN, tidak pernah mengalami kekurangan. Itulah janji-janji TUHAN kepada suku Lewi.
Demikian juga dengan para imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang melayani TUHAN, asal saja berpegang pada perjanjian TUHAN dengan Lewi; dipelihara oleh TUHAN, tidak kekurangan.
Imamat 26:6
(26:6) Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu.
Yang pasti, pelayanan dari pada suku Lewi mendatangkan DAMAI SEJAHTERA, karena mereka melayani dengan kejujuran dan ketulusannya dihadapan TUHAN.
Tanda ada damai sejahtera di tengah ibadah dan pelayanan:
TUHAN melenyapkan binatang buas.
Pedang tidak akan melintas di negerimu; tidak ada keributan, peperangan, pertikaian.
Tentang: TUHAN MELENYAPKAN BINATANG BUAS.
Kita akan melihat binatang buas dalam…
Wahyu 13:1-10 dengan perikop; “binatang yang keluar dari dalam laut” 🡪 antikris.
Wahyu 13:11-18 dengan perikop; “bintang yang keluar dari dalam bumi” 🡪 nabi-nabi palsu.
Kita akan melihat apa yang sudah pernah, bahkan berkali-kali TUHAN perlihatkan kepada kita semua, dari Wahyu 13 ini. Tetapi, kita tidak menjadi muak terhadap manna, kita tidak muak terhadap pemberitaan Firman TUHAN, sebab itulah ada kitab Ulangan. Diulang-ulang = memamah biak.
BINTANG BUAS YANG PERTAMA.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Bintang yang keluar dari dalam laut 🡪 antikris.
Wujud dari bintang tersebut:
YANG PERTAMA: Bertanduk sepuluh, kemudian di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota.
Jadi, satu tanduk satu mahkota.
Sebenarnya, mahkota di sini berbicara soal kemenangan. Akan tetapi, mahkota di sini merupakan akal-akalan dari antikris, binatang buas ini. Karena antikris tidak pernah memberi kemenangan kepada gereja TUHAN. Mahkota di atas sepuluh tanduk itu hanyalah akal-akalan dari antikris.
Nanti, pada masa tujuh tahun pemerintahan antikris di bumi, secara khusus pertengahan yang tujuh masa kedua, 3½ tahun yang kedua (puncak antikris menjadi raja), memang, nampaknya seperti ada kemenangan. Kemenangan itu berawal dari Wahyu 13:3, di situ kita melihat; antikris mengadakan mukjizat kesembuhan terhadap orang yang sakit.
Kita melihat di situ; satu dari antara kepala-kepalanya seperti kena luka, dan luka itu sangat membahayakan hidupnya, artinya; keadaannya sudah kritis, hidupnya sudah di tepi maut / ujung tanduk. Tetapi, akhirnya luka parah itu sembuh = mukjizat kesembuhan terjadi. Kemudian, oleh karena mukjizat kesembuhan itu, seluruh dunia heran dan mengikuti binatang itu.
Inilah langkah awal sehingga nanti banyak orang yang menjadi pengikut antikris, mereka beribadah kepada antikris, lupa beribadah kepada TUHAN.
Siapa yang beribadah kepada antikris? Itulah Kristen manusia duniawi.
Ciri Kristen manusia duniawi; heran dengan mukjizat kesembuhan, tetapi tidak heran terhadap salib di Golgota. Padahal, karya terbesar adalah salib di Golgota bukan soal kegerakan rohani.
Kenapa karya terbesar adalah salib di Golgota? Karena, saat Yesus mengalami luka parah di atas kayu salib; luka itu menimbulkan sengsara derita bagi Yesus, dan selanjutnya membawa Yesus masuk dalam kematian. Tetapi ingat, Dia bangkit pada hari ketiga; maut dikalahkan.
Berbeda dengan antikris; mengalami luka, mengalami sengsara derita oleh karena luka, tetapi tidak lanjut sampai pengalaman kematian. Inilah akal-akalan itu. Jadi, apapun yang dikerjakan antikris, semua itu hanya akal-akalan saja.
Yang benar adalah; sengsara derita karena luka di kayu salib, seharusnya langsung dibawa masuk pada kematian, karena pada hari ketiga Dia akan bangkit, hidup, selama-lamanya, sekarang Dia dipermuliakan di dalam Sorga, tidak akal-akalan.
Jangan tertipu dengan akal-akalan dari binatang buas, karena sebenarnya tidak memberi damai sejahtera.
Lihatlah, “gempa bumi” yaitu wabah covid-19 yang terjadi tahun 2020 atas seantero dunia ini. Itu sudah pasti mengarah kepada antikris, sebab seantero dunia, seandainya hanya satu benua itu tidak mengarah kepada antikris.
Saat itu banyak orang menderita sekali, lalu akhirnya, oleh karena rasa takut yang sangat besar, lupa mengarahkan pandangannya kepada salib di Golgota, padahal salib di Golgota memberikan keselamatan, sebab darah-Nya tercurah di atas Kalvari atas kita semua sebagai jaminan. Anak-anak TUHAN lupa, mereka sibuk mencari “jus racikan”, padahal “jus racikan” justru melemahkan imun.
Tetapi hebatnya antikris, dia buat penyakit wabah covid-19, dia buat obatnya, lalu sembuh tetapi muncul lagi penyakit baru, lalu dia buat lagi obatnya. Dan hal itu terus menerus terjadi, dunia heran lalu mengikuti bintang buas. Jelas ini akal-akalan, ini adalah kemenangan yang palsu.
Menurut hemat saja, pemberitaan Firman dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, sangat relevan sekali dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang ini.
TUHAN sudah membuka Kitab Wahyu untuk Firman penggembalaan Ibadah Raya Minggu.
TUHAN sudah membuka Kitab Meleakhi untuk Firman penggembalan Ibadah Pendalaman Alkitab.
TUHAN sudah membuka Kitab Yudas untuk Firman penggembalaan Ibadah Doa penyembahan.
Ikuti terus Firman penggembalaan ini, sebab, sangat relevan dengan peristiwa yang sedang terjadi ini, supaya kita tahu tanda zaman.
Kedatangan TUHAN sudah diambang pintu. Jangan lagi sibuk dengan perkara lahiriah di bumi ini, seperti orang bungkuk; tidak bisa melihat perkara di atas. Kekuatiran di hati membungkukkan setiap orang (Amsal 12:25).
Jadi, sepuluh mahkota di atas sepuluh tanduk itu kemenangan, tetapi akal-akalan dari antikris.
Wujud dari bintang tersebut:
YANG KEDUA: Berkepala tujuh tetapi pada kepala-kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Dalam Matius 12:31; menghujat Allah Bapa masih diampuni oleh TUHAN, menghujat Yesus Anak Allah masih diampuni oleh TUHAN, tetapi menghujat Roh Allah; kemah kediaman Allah, tidak diampuni.
Oleh sebab itu, hargai kegiatan Roh. Kalau tidak menghargai kegiatan Roh = menghujat Roh Allah / kemah kediaman Allah, dan tidak akan diampuni oleh TUHAN.
Kalau kita kaitkan dengan peta zaman;
2000 tahun yang pertama; Adam sampai Abraham, itu zaman Allah Bapa.
2000 tahun yang kedua; Abraham sampai Yesus naik ke Sorga, itu zaman Anak Allah.
2000 tahun yang ketiga; dari Yesus naik sampai hari ini, itu zaman Allah Roh Kudus.
Ini kesempatan bagi kita untuk menghargai kegiatan Roh; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (ibadah dan pelayanan).
Kalau pada zaman ini kita tidak menghargai kegiatan Roh, TUHAN tidak akan ampuni lagi (tidak mendapat kesempatan untuk pengampunan), karena sesudah zaman Allah Roh Kudus; masuk pada hari ketujuh, hari sabat, hari perhentian kekal. Dalam perjanjian lama disebut hari raya Pondok Daun, dalam perjanjian baru disebut hari raya Tabernakel.
Mari kita lihat, soal menghujat…
Wahyu 13:5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Kita sudah melihat wujud yang kedua dari antikris yaitu; berkepala tujuh, tetapi anehnya, pada ketujuh kepala tersebut tertulis nama-nama hujat.
Naga memberi kuasa kepada binatang yang pertama itulah antikris, sehingga di mulutnya penuh kesombongan dan hujat; berani menghujat Allah Bapa, menghujat Yesus Anak Allah dan menghujat kegiatan Roh (tidak menghargai ibadah dan pelayanan).
Matius 12:30
(12:30) Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.
Kita harus selalu bersama dengan TUHAN, karena Kristus Kepala; penyelamat tubuh. Kepala yang membela tubuh, bukan tubuh yang membela kepala. Semua diatur di kepala.
Kemudian, siapa yang tidak bersama dengan TUHAN = mencerai-beraikan.
Layanilah TUHAN dengan jujur dan tulus. Kalau melayani untuk kepentingan sendiri, pasti mencerai-beraikan, merusak persekutuan antara tubuh dengan kepala.
Kalau hal itu pernah terjadi di pelayanan tempat lain atau dalam penggembalaan ini, jadikan itu pengalaman, jangan hal itu terulang. Atau berjanji kepada diri sendiri; ketika mulai muncul ego, hati didorong untuk menjalankan ibadah menurut kepentingan sendiri; langsung berdoa dan minta pimpinan Roh TUHAN memimpin hidup ini. Kadang daging ini tidak terkendali, tidak bisa dikendalikan dengan kekuatan sendiri. Sebab itu, kita harus selalu bersama dengan Roh TUHAN, kalau tidak, pelayanan ini hanya mencerai-beraikan antara anggota tubuh yang satu dengan yang lain.
Matius 12:31
(12:31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
Tidak menghargai ibadah dan pelayanan (kegiatan Roh), kemah kediaman-Nya; tidak diampuni.
Jadi, jangan sampai ada diantara kita bosan dengan kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan).
Para suami, doakan isteri supaya jangan bosan tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Sebaliknya, isteri doakan suami supaya jangan bosan dalam kegiatan Roh; ibadah dan pelayanan di dalam rumah TUHAN.
Kalau kita beribadah hanya Ibadah Raya Minggu, memang, kita tidak berdosa kepada Roh Kudus, lalu bagaimana dengan Bapa dan Anak (kasih dan Firman), itu diabaikan? Tidak mungkin. Allah Trinitas dengan tiga tabiat-Nya harus utuh. Sebab itu, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Itu yang tidak dipahami oleh gereja-gereja.
Sekarang, hal itu sudah kita pahami; jangan ditolak.
Matius 12:32
(12:32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.
Menentang Roh Kudus dan kegiatan-Nya di dalam gereja tidak diampuni, di dunia ini tidak diampuni, di dunia yang akan datang (Sorga) juga tidak diampuni.
Tanda tidak diampuni di bumi: banyak menghadapi persoalan yang tidak masuk akal. Kemudian, persoalan itu tidak bisa diselesaikan dengan kekuatannya.
Semua orang pernah berbuat dosa, namun, begitu insaf dan sadar (bertobat), lalu kembali kepada TUHAN; diampuni.
Akibat dosa; banyak kesulitan dihadapai. Tetapi, kalau TUHAN sudah ampuni, sesulit apapun persoalan di bumi, pasti ada jalan keluarnya. Tetapi orang yang tidak mengalami pengampunan, sampai kiamat tidak pernah bisa menyelesaikan masalahnya. Kalau kita diampuni di bumi, sudah pasti diampuni di Sorga (masuk Sorga).
Inilah bintang buas yang keluar dari dalam laut itulah antikris, dengan wujudnya;
Bertanduk sepuluh dengan sepuluh mahkota; akal-akalan.
Berkepala tujuh, tetapi pada tiap-tiap kepala, tertulis nama-nama hujat.
Memang, naga memberikan kesombongan dan hujat di mulut binatang itu, sehingga ia tidak segan-segan menghujat kemah kediaman Allah. Tetapi bagi dia tidak ada pengampunan.
Antikris satu kali akan menjadi raja atas seantero dunia. Anak TUHAN, gereja TUHAN, pasti menghadapi masa aniaya antikris. Kenapa saya harus katakan hal ini? (Mohon maaf sebelumnya, kiranya TUHAN ampuni saya, jangan sampai TUHAN ambil Roh-Nya dari saya, karena saya tidak bisa melayani, berkhotbah tanpa Roh TUHAN, saya ini orang biasa saja).
Begini, akhir-akhir ini banyak hamba TUHAN membuka kitab Wahyu tetapi dengan logika. Yang disampaikan itu banyak yang tidak masuk akal, banyak yang tidak sesuai dengan Alkitab. Karena penggembalaan kita sudah membuka kitab Wahyu sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.
Salah satu yang disampaikan oleh hamba TUHAN tersebut adalah; bahwa gereja TUHAN tidak akan menghadapi antikris, karena sebelum antikris ada, TUHAN Yesus datang. Ini tidak masuk akal.
Perlu untuk diketahui:
Selama kita mendiami kemah (hidup) ini, kita banyak menanggung sengsara derita. Kemudian, selama kita di bumi ini, begitu banyak pencobaan demi pencobaan kita hadapi silih berganti. Sementara puncak pencobaan adalah saat antikris menjadi raja atas seantero dunia. Pada masa itu, TUHAN belum datang. Kalau TUHAN datang sebelum antikris berkuasa, lalu untuk apa pencobaan terjadi? Untuk apa Yesus mati di atas kayu salib?
Puncak kesusahan itu untuk membuktikan iman kita, apakah kita mampu melewatinya atau teraniaya oleh antikris. Iman itu kepada darah salib, bukan kepada harta. TUHAN kan mau melihat iman kita sampai akhir dunia ini, berarti sampai puncak pencobaan.
Sebetulnya masih banyak lagi kekeliruan yang disampaikan oleh hamba TUHAN tersebut, terkait dengan antikris.
Oleh sebab itu, setialah dalam satu Firman penggembalaan, tergembala dalam satu penggembalaan. Jangan hanya karena organisasi kita tidak mendapat pembukaan rahasia Firman. Kita ini bukan organisasi, tetapi organisme. Akhir dari pelayanan adalah pembangunan tubuh Kristus (organisme).
Organisasi tidak menyelamatkan, jadi jangan sibuk cari organisasi. Jangan sibuk dengan yang lahiriah, nanti tidak sibuk membenahi diri dan menempatkan Kristus sebagai Kepala (Suami), nanti bisa pecah dan binasa.
Jadi, kitalah yang harus selalu mengikuti Kristus Kepala, bukan Kepala yang mengikuti tubuh.
Hati-hati dengan geraknya bintang buas ini. Tidakkah saudara seharusnya berhati-hati dan waspada?
Kalau TUHAN memberi nasihat, itu nasihat karena cinta kasih. Seseorang yang peduli, pasti memberi nasihat. Kalau dia benci, tidak mungkin ada nasihat, tidak mungkin ada kepedulian, tidak mungkin ada didikan salib, dibiarkan begitu saja. Selama ada nasihat, itu tanda perhatian TUHAN, cinta kasih yang mendalam dari TUHAN.
Tidak ada anak yang tidak dididik oleh bapanya. Anak yang tidak dididik oleh bapanya disebut anak gampangan / lahir di luar nikah (Ibrani 12:6-7). Anak gampangan, anak yang lahir di luar nikah tidak diakui oleh TUHAN, biarpun disebut sebagai orang Kristen.
Wahyu 13:7
(13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus, berarti TUHAN belum datang.
Sebab itu saya heran, mengapa bapa pendeta tersebut mengatakan bahwa bahwa gereja TUHAN tidak akan menghadapi antikris, karena sebelum antikris ada, TUHAN Yesus datang. Ia membuka kitab Wahyu dengan pengetahuan. Pengetahuan manusia belum sempurna mencapai kerajaan Sorga. Harusnya ayat menjelaskan ayat.
Kalau saudara menemukan bapa pendeta tersebut di Youtube; jangan diikuti! Hapus saja.
Singkat kata, semua akan menghadapi antikris. Itu sebabnya, kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok sampai ibadah kita memuncak sampai doa penyembahan. Hanya itu caranya menghadapi antikris.
Jangan gunakan bahasa yang dipelintir, supaya orang masuk dan menjadi pengikut gereja itu. Diiming-iming kemenangan tetapi palsu.
Doakan supaya setiap pemberitaan Firman dalam ibadah ini tidak palsu. Tetapi kiranya kita terus didukung di atas kepak sayap burung rajawali sampai doa penyembahan. Hanya dengan doa penyembahan, gereja TUHAN sanggup menghadapi aniaya antikris, puncak pencobaan.
Yesaya 14:13
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Setan hendak mendirikan takhtanya di sebelah Utara.
Ayub 39:29
(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
Oleh pengertianmukah burung elang terbang? Tidaklah.
Pengertian kita tidak cukup membuat kita terbang di udara menghadapi (mengatasi) persoalan di bumi, biarpun kita memiliki gelar doktor.
Kemudian, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan (meninggalkan takhta Setan) dengan pengetahuan kita? tentu tidak.
Ayub 39:30
(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?
Yesus adalah Gunung Batu. Kalau ibadah kita berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, ibadah kita sudah memuncak sampai doa penyembahan, itu kemurahan TUHAN.
Ayub 39:31
(39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Hanya doa penyembahan yang dapat melepaskan kita dari masa aniaya antikris.
Memang, bangsa-bangsa diserahkan kepada antikris, tetapi, kalau kita sadar itu, maka ibadah ini harus sampai kepada doa penyembahan. Itu pentingnya tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Pengetahuan kita belum sempurna untuk mencapai kerajaan Sorga, belum sempurna mengatasi persoalan di bumi.
Tetapi, biarlah kita rendah hati, mau memberi diri dipimpin oleh Roh TUHAN dalam setiap kegiatan Roh, sampai doa penyembahan.
Penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja, bukan kepada kehendak daging lagi. Kalau masih kuat dengan keinginan daging; belum sampai kepada penyembahan.
Inilah soal binatang buas yang pertama; antikris, dan cara menghadapinya.
BINTANG BUAS YANG KEDUA.
Wahyu 13:11 dengan periko: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba.
Nampaknya bertanduk dua, nampaknya mengajarkan salib di Golgota, tetapi anehnya, jika ia berbicara seperti seekor naga, berarti; penuh tipu daya dan tipu muslihat (dusta).
Jadi, singkat kata; binatang yang kedua atau binatang yang keluar dari dalam bumi 🡪 nabi-nabi palsu.
Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
Seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya.
Jadi, hamba-hamba TUHAN yang palsu (guru-guru palsu) dengan antikris (pemerintahan dunia ini), nanti akan berkolaborasi / bekerja sama. Sebab di sini kita melihat; apa yang dikerjakan oleh binatang yang pertama juga dikerjakan oleh binatang yang kedua (nabi-nabi palsu, guru-guru palsu), yaitu; mukjizat kesembuhan.
Matius 7:15 dengan perikop: “ Hal pengajaran sesat”
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu adalah serigala berbulu domba.
Jadi, Wahyu 13:11-12 = Matius 7:15.
Matius 7:16
(7:16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Untuk mengenal satu pohon, lihat dari buahnya, begitu juga melihat seorang hamba TUHAN, lihat dari buahnya.
Jangan lihat; gereja besar, jemaat banyak, tetapi buah dari hidupnya yang dilihat. Jemaat besar bukan berarti buah hidupnya suci, belum tentu.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Buah anggur dan buah ara yang manis tidak dihasilkan oleh orang yang kuatir (semak duri).
Doakan supaya saya jangan kuatir. Karena kuatir, saya jaga-jaga perasaan jemaat; tidak mau mengoreksi dosa jemaat. Doakan supaya saya berani mengasihi, supaya jangan binasa satupun diantara kita.
Tidak mungkin hamba TUHAN yang dikuasai roh kekuatiran tetapi menghasilkan buah anggur (kasih dari Sorga), menghasilkan buah ara supaya orang lain benar, itu tidak mungkin.
Jadi, kalau mau lihat gembala, lihat saja jemaatnya, demikian juga sebaliknya.
Wahyu 7:17-20
(7:17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (7:18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (7:19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Dari buahnyalah kita mengenal nabi-nabi palsu. Kalau dia semak duri pasti kuatir, tidak mungkin menghasilkan buah anggur dan buah ara.
Sekarang, mari kita lihat buah pelayanan serigala berbulu domba / binatang kedua / binatang yang keluar dari dalam bumi / nabi-nabi palsu.
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Banyak hamba TUHAN dalam kegerakan rohani berseru TUHAN, TUHAN, lalu terjadi banyak mukjizat kesembuhan. Tetapi bukan itu ukuran untuk masuk dalam kerajaan Sorga. Untuk masuk dalam kerajaan Sorga harus melakukan kehendak Allah Bapa di Sorga.
Yesus datang ke dunia lalu menderita sengsara, bahkan mati di atas kayu salib itu bukanlah kehendak Yesus, melainkan kehendak Bapa.
Inilah yang harus diajarkan, supaya masuk Sorga, bukan soal kegerakan-kegerakan rohani.
Kemudian…
Matius 7:22
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Nabi-nabi palsu…
Bernubuat demi nama-Mu.
Berarti; menyampaikan Firman TUHAN demi nama TUHAN.
Mengusir setan demi nama-Mu.
Mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu.
Tetapi….
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Kepada nabi-nabi palsu (guru-guru palsu), Yesus berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
TUHAN tidak pernah mengenal binatang buas, binatang yang keluar dari dalam bumi (nabi-nabi palsu), TUHAN tidak pernah mengenal serigala berbulu domba walaupun dia mengadakan tanda-tanda ajaib, tanda heran, mengadakan mukjizat kesembuhan sekalipun.
Kemudian TUHAN juga berkata; Enyahlah dari pada-Ku.” Maksudnya; tadinya sudah ada di Sorga seperti Lucifer, dengan lain kata; ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan; mengadakan mukjizat-mukjizat, tanda-tanda ajaib, kegerakan-kegerakan rohani terjadi, tetapi, pengajaran salib (kehendak Allah) di tolak, sehingga, yang tadinya sudah di Sorga; keluar dari Sorga.
Kalau hanya sibuk dengan kegerakan rohani, tanda-tanda ajaib, mukjizat kesembuhan, tetapi tidak mengerti soal kehendak Allah, salib di Golgota, sebagai jalan ke Sorga (jalan lurus), TUHAN berkata; kamu sekalian pembuat kejahatan!
Dahulu saya tidak mengerti hal ini. Yang saya tahu, hamba TUHAN itu suci. Tetapi ternyata, sibuk dengan kegerakan rohani, tanda-tanda heran, mukjizat kesembuhan, namun tidak mengerti kehendak Allah; itu merupakan kejahatan besar dimata TUHAN. Lebih jahat dari orang jahat di luar sana. Orang di luar TUHAN, melakukan kejahatan karena dia tidak mengerti kebenaran, tidak mau tau tentang TUHAN, tetapi, nabi-nabi palsu sudah tau tentang TUHAN, rencana TUHAN.
Yang TUHAN mau adalah kita hidup menurut kehendak Allah, bukan soal kegerakan rohani.
Sebab itu, seseorang yang sudah tau tentang kebenaran, terlebih mengenai tiga macam ibadah pokok, tetapi tidak peduli, maka darah salib tidak akan berlaku atas dia, sebagaimana dalam Ibrani 10:26.
Inilah mengenai binatang buas yang kedua; binatang yang keluar dari dalam bumi, yakni; nabi-nabi palsu; yang disebut juga; serigala berbulu domba.
Kita lihat sepak terjadi bintang buas yang kedua…
Wahyu 13:13
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
Ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi.
Tetapi, tidak usah heran, sebab bukan itu tolak ukur. Yang terpenting; sejauh mana kita melakukan kehendak Allah, sejauh mana salib itu kita pikul. Itu yang TUHAN mau.
Susah ataupun senang, kalau itu kehendak Allah, pikul saja, jangan bersungut-sungut, jangan ngomel, jangan lari dari kenyataan.
Sebab itu, perhatikan nasihat Firman penggembalaan. Nampaknya susah, tetapi tanggung saja, kalau itu kehendak Allah, kenapa harus lari. Terlebih imam-imam, sungguh-sungguh perhatikan nasihat Firman Allah, itu demi kebaikanmu. Saya yakin kalian sudah melihat kesusahan yang terjadi saat menolak nasihat Firman.
Tetapi sekarang, kita banyak belajar. Kalau ada nasihat walaupun tidak cocok dalam hati, berdiam diri dulu, tunggu waktunya; benar atau tidak, jangan langsung bersungut-sungut.
Beri diri dipimpin oleh Roh TUHAN, mengumpulkan bersama dengan TUHAN, jangan konsultasi dengan manusia daging, semakin banyak dosa nanti.
Wahyu 13:14
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Tanda-tanda heran, perbuatan ajaib, mukjizat kesembuhan, itu dimanfaatkan untuk menyesatkan banyak orang.
Jadi, cara dari binatang yang pertama yang keluar dari dalam laut (antikris), dilanjutkan kembali oleh binatang yang kedua,yang keluar dari dalam bumi itulah nabi palsu.
Nanti banyak hamba-hamba palsu, guru-guru palsu, melayani hanya untuk menyenangkan manusia, dan dia melakukan itu semua di depan mata binatang pertama itulah antikris (pemerinthan dunia).
Tetapi rasul Paulus, berkata; “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus” (Galatia 1:10).
Setiap kali kita beribadah; ingat gembala yang sedang berusaha menyenangkan hati TUHAN, bukan hati manusia. Jadi kita jangan sampai tersinggungan. Tetapi guru-guru palsu, nabi-nabi palsu menyukakan hati manusia, karena dia melakukan mukjizat itu di depan mata binatang yang pertama, yang keluar dari dalam laut itulah antikris.
Jadi, binatang buas tidak akan bisa menyukakan hati TUHAN. Tetapi, hamba TUHAN yang memiliki akal budi dan kebijaksanaan, punya Roh TUHAN, pasti menyenangkan hati TUHAN.
Sampai akhirnya; mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Wahyu 13:16
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
Banyak jiwa yang menerima tanda dari antikris di tangan kanan ataupun di dahi mereka, itulah yang disebut dengan cap meterai dari antikris.
Bilangan binatang itu adalah bilangan manusia. Manusia diciptakan pada hari keenam. Manusia terdiri dari; tubuh, jiwa dan roh. Berarti;
Angka 6 pertama; tubuh dikuasai daging.
Angka 6 kedua; jiwa dikuasai daging.
Angka 6 ketiga; roh dikuasai daging.
Siapa yang menyebabkan semua lapisan masyarakat menerima tanda meterai dari antikris? Nabi-nabi palsu, binatang yang keluar dari dalam bumi, serigala berbulu domba. Inilah binatang buas yang dimaksud oleh TUHAN.
Tetapi lihatlah, suku Lewi dijadikan oleh TUHAN sebagai anak sulung, untuk;
Melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN sesuai dengan karunia dan jabatan.
Menjadi korban, supaya manusia berdamai dengan Allah.
Supaya; ada damai sejahtera.
Pelayanan dari suku Lewi melenyapkan binatang buas, yaitu; binatang pertama yang keluar dari dalam laut (antikris) dan binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi (guru-guru palsu). Kalau kita melayani dengan caranya suku Lewi, kedua binatang buas tersebut lenyap, sehingga ada damai sejahtera.
Memang kelebihan dari suku Lewi; di mulutnya ada pengajaran dan tidak terdapat kecurangan, bibirnya jujur. Tetapi lebih dari pada itu, ibadah dan pelayanan dari suku Lewi mendatangkan damai sejahtera.
Tandanya; binatang buas dilenyapkan dan tidak ada pertikaian, perselisihan, satu dengan yang lain; “pedang tidak akan melintas di negerimu.”
Oleh sebab itu, imam-imam, hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN yang melayani TUHAN, harus berpegang teguh kepada perjanjian TUHAN dengan Lewi, artinya; kita harus benar-benar menjadi anak sulung.
Kalau sibuk dengan kegerakan-kegerakan rohani tanpa kehendak Allah; tidak jujur. Mau cari hamba TUHAN yang jujur apa tidak jujur? Tentu kita mau digembalakan oleh Firman penggembalan yang jujur, walau tidak cocok dengan hati dan daging ini.
Yang palsu memang enak dan cocok dengan daging. Satu ayat, lalu cerita sana, cerita sini, ketawa-ketiwi, lucu-lucu memang enak bagi daging. Sedangkan berita salib tidak cocok bagi daging, sakit. Tetapi, jalan sempit muaranya Sorga, jalan lebar muaranya maut (Matius 7:13).
Inilah Maleakhi 2:6. Sejauh apapun yang kita terima malam ini, syukuri saja. Kiranya itu menjadi berkat besar dan sanggup menolong jiwa kita, menyelamatkan jiwa kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment