“YA ABBA, YA BAPA”
(seri 17)
Shalom
Salam sejahtera, salam dalam kasih Yesus Kristus
Oleh karena kasih Nya besar, kita boleh beribadah kepada Tuhan, lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Kembali kita melihat, masih dengan tema “YA ABBA, YA BAPA”, pada seri yang ke 17
Roma 8: 14-15
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak-anak Allah, berarti kalau tidak dipimpin Roh Allah, bukanlah anak-anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru “ya Abba, ya Bapa”, sebab itu biarlah kehidupan kita ini hidup oleh Roh Kudus, memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus, supaya saya dan saudara tidak hidup menurut keinginan daging, dan tidak diperbudak dosa, tidak menghambakan diri lagi terhadap dosa. Kalau kita menghambakan diri terhadap dosa, itulah yang membuat kita takut.
Kalau hidup menurut Roh Kudus, Roh itu sendiri memampukan kita untuk berseru “ya Abba, ya Bapa” kepada Allah.
“ya Abba, ya Bapa” adalah seruan dari anak-anak Tuhan kepada Allah.
Abba artinya Bapa yang baik, Bapa yang memelihara anak-anak Nya
Banyak bapa di muka bumi ini, tetapi hanya satu Bapa yang baik, Dialah Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang menciptakan langit bumi dan segala isinya.
Kalau kita berseru kepada Tuhan berarti kita senantiasa mengagungkan memuliakan Bapa di sorga
Biarlah kita senantiasa berseru baik di dalam ibadah, maupun di luar ibadah, supaya nama Tuhan dipermuliakan di bumi dan di sorga.
Mari kita melihat Yesaya 55
Yesaya 55: 6
(55:6) Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
Biarlah kita berseru “ya Abba, ya Bapa” kepada Allah, sebagai Bapa yang baik, selama Ia dekat kepada kita.
Kapan Ia dekat kepada kita?
Mazmur 145: 18
(145:18) TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan
Allah dekat kepada kita, itu dilihat dari kesetiaan kita kepada Tuhan
Semakin kita setia kepada Tuhan, kita semakin dekat kepada Allah, dan Allah semakin dekat kepada kita.
Semakin setia, semakin dekat kepada Tuhan tetapi kalau kurang setia, berarti kurang dekat, dan jika bertambah kurang setia, maka bertambah jauh.
Kedekatan kita kepada Tuhan, ditentukan oleh kesetiaan kita kepada Tuhan, jadi sekali lagi saya sampaikan, kesetiaan kita kepada Tuhanlah yang menetukan dekat tidaknya dengan Tuhan.
Saat itulah kita berseru kepada Tuhan.
Mari kita lihat kesetiaan Musa kepada Tuhan
Bilangan 12: 1-7
(12:1) Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.
(12:2) Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.
(12:3) Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
(12:4) Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga.
(12:5) Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya.
(12:6) Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.
(12:7) Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku.
Musa adalah seorang yang setia dalam segenap rumah Tuhan, setia melayani dalam ibadah di rumah Tuhan. Itulah pribadi seorang Musa.
Mari kita lihat tanda kesetiaan Musa
Bilangan 12: 3
(12:3) Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
Inilah tanda kesetiaan Musa dalam melayani di rumah Tuhan, yaitu seorang yang sangat lembut hatinya, bahkan lebih dari setiap manusia di atas muka bumi ini.
Hati yang lembut = tanah yang baik
Berbicara hati -> tanah
Matius 13: 8, 23
(13:8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
(13:23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Tanah yang baik itu mendengar firman Tuhan sampai mengerti dan berbuah
Jadi hati yang lembut, itu mendengar firman sampai mengerti dan berbuah, dan hati yang lembut bisa dilihat saat mendengar firman
Kalau hati tidak lembut, sukar untuk mendengar firman Tuhan sebab sukar untuk diajar, sukar untuk dengar-dengaran seperti tanah yang kering tidak membutuhkan air
Sebab itu, firman yang kita dengar jangan sampai berlalu begitu saja, karena itu adalah kemurahan Tuhan kalau kita memperoleh pengertian yang benar.
Tanah yang baik = hati yang lembut
Hati yang lembut terlepas dari 3 hal
1. Matius 13: 4
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Tanah yang berada di pinggir jalan.
Matius 13: 19
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Tanah yang di pinggir jalan, artinya tidak mengerti firman Tuhan karena tidak dengar-dengaran.
Biarlah kehidupan kita ini terlepas dari tanah / hati yang di pinggir jalan, supaya kehidupan kita semua mengerti firman Tuhan karena memang kita adalah anak-anak Tuhan yang dengar-dengaran, sehingga saya dan saudara memiliki tanah yang baik. Dengan demikian kita terlepas dari tanah yang berada di pinggir jalan.
2. Matius 13: 5
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tanah yang berbatu-batu yang tidak banyak tanahnya.
Matius 13: 20-21
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
Tanah yang berbatu-batu adalah orang yang segera mendengarkan firman Tuhan tetapi firman itu tidak berakar, tumbuh hanya sebentar saja.
Kalau benih tumbuh tetapi tidak berakar, kerugiannya adalah: tidak tahan terhadap pencobaan, yaitu aniaya karena firman.
3. Matius 13: 7
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
Tanah yang ditumbuhi semak duri.
Matius 13: 22
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Semak duri artinya mendengar firman Tuhan lalu kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Sesungguhnya, Roma 4: 17, firman sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada, firman sanggup menghidupkan yang mati menjadi hidup
Kalau sudah dengar firman Tuhan tetapi tetap kuatir oleh karena tipu daya dunia ini, maka seseorang akan tetap keras hati, tetapi biarlah kita menaruh pengharapan kepada Tuhan saja.
Oleh sebab itu, biarlah kita memiliki hati yang lembut supaya terlepas dari 3 hal di atas. Ayo perhatikanlah 3 hal tersebut.
Biarlah lewat firman Tuhan yang kita dengar ini, semuanya menjadi jelas dalam kehidupan kita semua dan biarlah kita makin setia di hadapan Tuhan.
Bilangan 12: 6-8
(12:6) Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.
(12:7) Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku.
(12:8) Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"
Musa adalah benar-benar seorang hamba Tuhan yang lembut, memiliki tanah hati yang baik, sebab dia benar-benar seorang nabi, dan betul-betul Tuhan menyatakan diri lewat firman.
Mendengar firman, mengerti, dan sampai berbuah, itulah pribadi Musa, sehingga terlepas dari 3 hal tersebut.
Syarat untuk setia
Yesaya 55: 6-7
(55:6) Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
(55:7) Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
Saat kita setia, saat itulah kita dekat dengan Tuhan.
Syratnya:
· orang fasik meninggalkan jalannya = meninggalkan segala kefasikan
· orang jahat meninggalkan rancangannya = meninggalkan rancangan-rancangan yang jahat
Mazmur 10: 1-4
(10:1) Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Meninggalkan segala kefasikan berarti meninggalkan segala kesombongan, kecongkakan, sebab itulah yang membuat kita jauh dari Tuhan, yaitu ketinggian hati / kesombongan.
Ciri-ciri orang fasik
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya
Inilah ciri orang fasik / orang sombong
· dalam seluruh pikirannya: Allah tidak akan menuntut, yaitu segala perbuatan-perbuatan yang jahat dari orang fasik itu sendiri
· dalam pikirannya: tidak ada Allah = tidak merasa takut ketika berbuat salah, tidak ada rasa takut kepada Allah, sehingga apa yang dilakukan sembarang saja
Inilah yang harus kita tinggalkan supaya kita setia di hadapan Tuhan, yaitu meniggalkan kesombongan, kecongkakan, tinggi hati di hadapan Tuhan
Hasil saat berseru dalam kesetiaan
Mazmur 145: 19-
(145:19) Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka
(145:20) TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya.
(145:21) Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada TUHAN dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
Hasilnya:
a. Tuhan mendengarkan doa dan teriak saat minta tolong kita kepada Tuhan
b. Tuhan menjaga semua orang yang mengasihi Nya dengan setia
c. Tuhan menyelamatkan mereka
Biarlah kita semakin setia, supaya semakin dekat dengan Allah, pada saat itulah kita berseru kepada Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment