IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 09 AGUSTUS 2011
Tema: YA ABBA, YA BAPA
(Seri 16)
Subtema: BERSERU SAAT BERADA DALAM KESESAKAN
Shalom. Salam sejahtera di
dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena kasih Nya
besar, kita boleh
beribadah malam hari ini.
Kita lanjut kembali melihat Roma pasal 8. Kemurahan Tuhan
kalau kita sudah sampai pada seri yang ke-16, tetapi biarlah kemurahan itu sampai pada
Yerusalem yang baru.
Kita sudah banyak menerima Firman Tuhan, maka seharusnya pedang
itu sudah bisa menembusi agar tidak ada akibat-akibat dosa yang fatal
Oleh sebab itu, setiap ada pengakuan itu adalah
akar yang sudah tercabut. Kalau akar belum
tercabut, biar bagaimanapun tidak akan mengalami perubahan. Hal itu harus kita
tanamkan dalam hati sampai Tuhan datang, kalau tidak, tidak akan tertolong
selama kita tidak mengakui dosa, selama akar dosa belum
tercabut.
Biarlah kita mengakui pembukaan rahasia firman Tuhan; kalau tidak diakui, berarti ada
keinginan untuk terus menerus melakukan kesalahan.
Mari kita perhatikan Roma
8.
Roma 8: 14
(8:14) Semua orang, yang
dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. (8:15)
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,
tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh
Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Setiap orang yang dipimpin Roh Allah, itu adalah anak Allah. Kalau tidak dipimpin
Roh Allah, berarti bukanlah anak Allah.
Jika dipimpin Roh Allah, maka kita ada keuntungan yang kita peroleh, yaitu oleh karena
Roh itu kita dimampukan untuk berseru “ya Abba , ya Bapa”
“Ya Abba , ya Bapa” adalah seruan dari anak-anak Tuhan kepada
Allah.
Abba artinya: Bapa yang baik, Bapa yang memelihara
anak-anak Nya. Banyak sekali bapa di muka bumi ini tetapi hanya
satu Bapa yang baik, Dialah Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang
menciptakan langit dan bumi dan segala isinya.
Oleh sebab itu, biarlah kita senantiasa berseru
kepada Allah sebagai bapa yang baik “ya Abba, ya Bapa”, itu
bukti bahwa kita mengagungkan memuliakan Bapa di bumi ini, seperti Dia
diagungkan dimuliakan di dalam surga.
Setiap manusia suatu ketika pasti mengalami
kesesakan; oleh sebab itu, biarlah kita memperhatikan
kesesakan Yunus ini sampai akhirnya doa dan seruannya didengar Tuhan. Mari
kita lihat SERUAN YUNUS DI DALAM KESESAKANNYA.
Yunus 2: 1-9
(2:1) Berdoalah Yunus kepada TUHAN,
Allahnya, dari dalam perut ikan itu, (2:2) katanya:
"Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku,
dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku. (2:3) Telah
Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh
arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku. (2:4) Dan aku
berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi
bait-Mu yang kudus? (2:5) Segala air telah mengepung aku,
mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku (2:6) di dasar
gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku
untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang
kubur, ya TUHAN, Allahku. (2:7) Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku,
teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu
yang kudus. (2:8) Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan,
merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia. (2:9) Tetapi aku,
dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan
akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!"
Ketika Yunus di dalam perut ikan, ketika dia berada di dalam kesesakan, Yunus berdoa berseru
kepada Tuhan.
Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini suatu saat kelak
pasti mengalami kesesakan, kesusahan, namun kesesakan yang dialami setiap
manusia itu tidak sama. Dan ini adalah contoh yang bagus
bagi kehidupan kita pribadi lepas pribadi, yaitu di dalam kesesakan,
Yunus berdoa berseru kepada Tuhan artinya: tetap mengagungkan memuliakan Allah sebagai Bapa yang baik.
Jangan sampai sudah berada dalam kesesakan, tetapi tidak ada
doa dan seruan kepada Tuhan, seperti Kain yang akhirnya meninggalkan Tuhan dan binasa.
Biarlah ketika dalam kesesakan, kita berseru kepada
Tuhan, mengagungkan memuliakan Tuhan lewat doa. Janganlah kita menjauhkan
diri dari TUHAN ketika kita berada dalam kesesakan.
Biarlah kehidupan kita juga
sama seperti Yunus; ketika berada dalam
kesesakan, di dalam perut ikan, Yunus berdoa berseru kepada Tuhan.
Yunus 2: 6
(2:6) di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam
ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya.
Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
Ketika Yunus mengalami kesesakan, sepertinya tidak ada jalan
keluar; itu sebabnya ia
berkata “pintunya terpalang di belakangku” = Seperti tidak lagi
mengalami suasana kebangkitan, seperti berada di dalam suasana liang kubur.
Ketika berada di dalam kesesakan,
mungkin sepertinya tidak ada lagi jalan keluar; oleh sebab itu, biarlah kita memohon kepada Tuhan ketika di belakang sudah terpalang pintu, ketika mengalami
kesesakan.
Pada akhirnya, TUHAN memberikan
kemurahanNya kepada Yunus, Tuhan mendengar doa seruan Yunus karena 2 hal, YANG PERTAMA.
Yunus 2: 4
(2:4) Dan aku berkata: telah terusir aku
dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?
Inilah jalan keluarnya: dalam kesesakan ia berkata “Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang
kudus?”, inilah seruan Yunus yang pertama sehingga ia tertolong
Artinya: keinginan untuk kembali melayani Tuhan di dalam
rumah Tuhan, Bait Suci dengan sungguh-sungguh, disertai dengan kekudusan.
Wahyu 7: 15
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan
takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang
duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
Kalau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh disertai dengan
kekudusan berarti siap sedia melayani TUHAN siang dan malam = melayani dengan setia
Bukan hanya siang hari kita melayani, tetapi dalam malam pun
tetap melayani. Bukan hanya saat terang saja melayani, tetapi saat dalam
gelapnya dosa tetap setia melayani.
Setia, artinya: taat dengar-dengaran = patuh pada ajaran yang benar
Ibrani 3: 1-6
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang
kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada
Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia
kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap
rumah-Nya. (3:3) Sebab Ia
dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti
ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. (3:4) Sebab setiap
rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu
ialah Allah. (3:5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai
pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, (3:6) tetapi Kristus
setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika
kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan
yang kita megahkan.
Biarlah kita tetap setia saja, patuh pada ajaran yang benar, tidak ada
penyimpangan ke kiri dan ke kanan, dengan demikian kita dipandang layak untuk
melayani Tuhan.
Biarlah kita melayani
dengan layak, dengan setia sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, supaya nyatalah kemuliaan Allah
dalam ibadah pelayanan kita semua. Kalau kita layak, maka kemuliaanNya pastilah nyata.
Ciri-ciri melayani siang dan
malam / melayani dengan setia:
Wahyu 7: 14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku,
tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Ciri-ciri melayani dengan setia adalah mencuci jubah di dalam
darah Anak Domba,sehingga mereka keluar dari kesusahan
/ kesesakan itu, seperti Yunus yang keluar dari kesesakan itu.
Jubah à perbuatan-perbuatan
/ kelakuan sehari-hari. Perbuatan / kelakuan
sehari-hari harus dicuci di dalam darah Anak Domba. Setiap hari jubah
harus kita cuci dalam darah Anak Domba, jangan ada noda-noda dosa.
Dalam kalau setia melayani TUHAN, maka ada tudung perlindungan dari Tuhan.
Ibrani 9: 19-22
(9:19) Sebab sesudah Musa memberitahukan
semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu
dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki
kitab itu sendiri dan seluruh umat, (9:20) sambil
berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." (9:21) Dan juga
kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah. (9:22) Dan hampir
segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa
penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Oleh sebab itu, biarlah kita selalu mencuci jubah kita di dalam
darah Anak Domba, sebab tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan.
Biarlah darah itu tertumpah dari atas kayu salib, seperti 2 tangan 2 kaki
terpaku, artinya; berhenti berbuat
dosa, kembalilah kepada
Allah, dan jangan
mengulangi lagi, dan layani Tuhan siang dan malam dengan sungguh-sungguh. Itulah jalan keluar
yang pertama.
Pada akhirnya, TUHAN memberikan
kemurahanNya kepada Yunus, Tuhan mendengar doa seruan Yunus karena 2 hal, YANG KEDUA.
Yunus 2: 9
(2:9) Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan
kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar.
Keselamatan adalah dari TUHAN!"
Jalan keluar yang kedua: Dalam kesesakan, saat
Yunus berdoa dan berseru yang keluar dari mulut Yunus adalah “Tetapi
aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu”, artinya: ada
ucapan syukur yang keluar dari mulut Yunus
Ketika kita dalam kesesakan, tetap harus ada ucapan
syukur, jangan menyalahkan orang lain. Biarlah lewat kesesakan, kita senantiasa mengucap syukur kepada
Tuhan, bukan mengutuki Tuhan, seolah-olah Tuhan tidak berkuasa atas kita.
Sesungguhnya, kalau kita mengalami
kesesakan itu karena dosa dan kesalahan kita. Biarlah kita ada
ucapan syukur setinggi-tingginya supaya tidak keluar kata-kata kutuk.
Ciri-ciri orang yang berucap
syukur: Mempersembahkan
korban kepada Tuhan
Korban yang dipersembahkan kepada Tuhan yaitu membayar
nazar. Nazar adalah janji
suci dan janji yang benar kepada Tuhan untuk segera ditepati.
Seringkali kita bernazar kepada Tuhan, terlebih saat
mendengar firman; tetapi baru saja
selesai beribadah, justru sudah lupa semua.
Biarlah janji nazar ini kita bayar kepada Tuhan.
Kuasanya: roh kita penurut, daging kita juga penurut
Selama ini roh kita penurut, tetapi setelah
selesai ibadah lupa terhadap firman Tuhan; inilah yang disebut daging lemah. Tetapi
jika nazar dibayar, maka roh penurut dan
daging pun penurut, sebab kita tahu bahwa
keselamatan itu datangnya dari Tuhan.
Praktek ketika mempersembahkan
korban kepada Tuhan
Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah
jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina,
ya Allah.
Inikah prakteknya yaitu jiwa hancur, hati yang patah dan
remuk. Bayarlah korban
nazar kepada Tuhan.
Hasilnya
Yunus 2: 10
(2:10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan
itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Allah berfirman kepada ikan itu, lalu ikan itu memuntahkan
Yunus, artinya: Tuhan
menolong Yunus dari segala kesesakan
Biarlah Tuhan menolong kita keluar dari kesesakan, dengan syarat ADA KERINDUAN MELAYANI TUHAN DENGAN
SUNGGUH-SUNGGUH DISERTAI DENGAN KEKUDUSAN dan SELALU ADA UCAPAN SYUKUR KEPADA TUHAN ketika berada di dalam kesesakan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment